You are on page 1of 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beton adalah campuran dari agregat (kasar dan halus), semen, air, dan bahan
admixture (jika diperlukan). Setelah mengeras, beton mempunyai sifat menahan gaya
tekan sampai batas yang ditentukan dan tidak mampu menahan gaya tarik. Sehingga
diperlukan tulangan di dalam beton agar beton mampu menahan gaya tekan sekaligus
gaya tarik.
Beton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil, dapat
dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil struktur beton digunakan untuk
bangunan pondasi, kolom, balok, pelat ataupun pelat cangkang.
Dalam teknik sipil hidro, beton digunakan untuk bangunan air seperti bendung,
bendungan, saluran, dan drainase perkotaan. Beton juga digunakan dalam teknik sipil
transportasi untuk pekerjaan rigid pavement (lapis keras permukaan kaku), saluran
samping, gorong-gorong, dan lainnya.
Dalam pembuatan beton bertulang ini kita harus mempunyai perencanaan agar
hasilnya nanti sesuai dengan apa yang kita harapkan dan terlebih dahulu mengetahui
sifat-sifat dari beton tersebut sebelum kita membuatnya dengan cara menguji beton
tersebut di laboratorium maupun dilapangan, agar dalam pemakaiannya mempunyai
daya tahan yang kuat dan bias bertahan lama sesuai dengan fungsinya.
Pada praktek beton kali ini para mahasiswa diajarkan bagaimana merencanakan,
membuat, dan mengaplikasikan beton maupun tulangannya dalam kerja lapangan
sehingga diharapkan para mahasiswa akan menjadi tenaga profesional dalam bidang
sipil untuk pengerjaan–pengerjaan bangunan dalam jenis apa pun.

1.2. Maksud dan Tujuan

1
Pelaksanaan praktek kerja beton ini mempunyai peranan yang cukup besar bagi
mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang yaitu agar mahasiswa dapat
memahami dan menerapkan :
• Dasar teori tentang konsruksi beton dan aplikasinya di lapangan yang meliputi
penulangan dan pengecoran.
• Perencanaan dan analisa perhitungan dalam praktek kerja.
• Keselamatan kerja, efisiensi waktu, kebutuhan bahan, dan peralatan serta kedisiplinan
dalam bekerja.
• Cara-cara pengamanan dan pengawetan beton precast.
• Cara-cara pengecoran yang tepat.
• Pemecahan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan praktek.

1.1. Ruang Lingkup Pekerjaan


Pelaksanaan praktek kerja beton ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu pembuatan
tulangan dan pengecoran ( Pembetonan ). Untuk pembuatan tulangan meliputi :
• Latihan dasar ( pembengkokan dan pembuatan beugel )
• Penulangn balok
• Penulangan kolom
• Penulangan pondasi telapak
• Penulangan plat lantai
• Penulangan penutup drainase
• Pengecoran (pembetonan)
• Finishing

BAB II
DASAR TEORI

2
2.1 Pengertian
Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi
tarik, kuat tariknya bervariasi dari 8 sampai 14 persen dari kuat tekannnya. Karena rendahnya
kapasitas tarik tersebut, maka retak lentur terjadi pada taraf pembebanan yang masih rendah.
Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak tersebut, maka dipasang tulangan.
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen
hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture
atau additive).

2.2 Karakteristik beton yang baik


• Kepadatan
Sepadat mungkin terisi oleh agregat dan pasta semen.
• Kekuatan
Beton harus mempunyai kekuatan dan daya tahan internal terhadap berbagai jenis
kegagalan.
• Faktor Air Semen
Faktor air harus terkontrol sehingga memenuhi persyaratan kekuatan beton yang
direncanakan.
• Tekstur
Permukaan beton ekspos harus mempunyai krapatan dan kekerasan tekstur yang tahan
segala cuaca.

2.3 Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas beton


1. kualitas semen
2. proporsi semen terhadap air dalam campurannya
3. kekuatan dan kebersihan agregat
4. interaksi atau adesi antara pasta semen dan agrerat
5. pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton
6. penempatan yang benar, penyelesaian dan kompaksi beton segar
7. perawatan pada temperature yang tidak lebih rendah dari 50° F pada saat beton
hendak mencapi kekuataannya
2.4 Bahan Pembentuk Beton
1. Semen, merupakan bagian terpenting dalam pembuatan beton. Semen
mempersatukan pasir, koral, air menjadi satu kesatuan. Yang kita kenal dengan
nama semen sebenarnya adalah Porland Cemen (PC).

1
2. Pasir (agregat halus), ukuran butir maksimum 4,75 mm. Kualitas pasir
mempengaruhi kuat tekan beton. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari
5% dan tidak boleh mengandung bahan organis. Dalam pengerjaan ini tidak
diperkenankan menggunakan pasir laut.
3. Koral (agregat kasar), tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dan tidak
boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Agregat kasar tidak boleh
berpori dan terdiri atas batuan yang kasar.
4. Air, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organis
atau bahan yang lainnya.
5. Bahan-bahan kimia lainnya (admixture), bahan-bahan kimia ini hanya di tambahkan
pada beton dalam keperluan-keperluan tertentu.

2.5 Kinerja Beton


Sampai saat ini beton masih menjadi pilihan utama dalam pembuatan struktur. Selain
karena kemudahan dalam mendapatkan material penyusunnya, hal itu juga disebabkan oleh
penggunaan tenaga yang cukup besar sehingga dapat mengurangi masalah penyediaan
lapangan kerja. Selain dua kinerja utama yang telah disebutkan diatas, yaitu kuat tekan yang
tinggi dan kemudahan pengerjaannya, kelangsungan proses pengerjaan beton pada proses
produksinya juga menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan.
Sifat-sifat dan karekteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja dari
beton yang dibuat. Kinerja beton ini harus disesuaikan dengan kategori bangunan yang
dibuat. ASTM membagi bangunan menjadi tiga kategori, yaitu: rumah tinggal, perumahan,
dan struktur yang menggunakan beton mutu tinggi.
Menurut SNI T.15-1990-03 beton yang digunakan pada rumah tinggal atau untuk
penggunaan beton dengan kekuatan tekan tidak melebihi 10 Mpa boleh menggunakan
campuran 1 semen: 2 pasir: 3 batu pecah dengan slump untuk mengukur kemudahan
pengerjaannya tidak lebih dari 100 mm. Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga 20
Mpa boleh menggunakan penakaran volume, tetapi pengerjaan beton dengan kekuatan tekan
lebih besar dari 20 Mpa harus menggunakan campuran berat.
Tiga kinerja yang dibutuhkan dalam pembuatan beton adalah (STP 169C, Concrete and
concrete- making materials): 1). memenuhi kriteria konstruksi yaitu dapat dengan mudah
dikerjakan dan dibentuk serta mempunyai nilai ekonomis. 2). Kekuatan tekan dan 3).
Durabilitas atau keawetan.

2.6 Kuat Tekan Beton

2
Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah
kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton
mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur
yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan. Walaupun dalam beton
terdapat tegangan tarik yang kecil, diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh
beton tersebut. Penentuan kekuatan tekan dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji tekan
dan benda uki berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C-30 atau kubus dengan
prosedur BS-1881 pada umur 28 hari.

2.7 Kemudahan Pengerjaan


Telah dijelaskan diatas bahwa pengerjaan beton merupakan salah satu kinerja utama
yang dibutuhkan. Walaupun suatu struktur beton dirancang agar mempunyai kuat tekan yang
tinggi, tetapi jika rancangan tersebut tidak tidak dapat diimplementasikan di lapangan karena
sulit untuk dikerjakan maka rancangan tersebut menjadi percuma. Kemajuan teknologi
membawa dampak yang nyata untuk mengatasi hal ini, yaitu dengan penggunaan bahan
tambah untuk memperbaiki kenerja.

2.8 Perancangan Campuran Beton


Campuran beton merupakan perpaduan dari komposit material penyusunnya.
Karekteristik dan sifat bahan akan mempegaruhi hasil rancangan. Perancangann campuran
beton dimaksudkan untuk menetahui komposisi atau proporsi bahan-bahan penyusun beton.
Proporsi campuran dari bahan-bahan penyusun beton ini ditentukan melalui sebuah
perancangan beton (mix design).Hal ini dilakukan agar proporsi campuran dapat memenuhi
syarat teknis serta ekonomis.
Kriteria dasar perancangan beton, antara lain:
 Kekuatan tekan dan hubungannya dengan faktor air semen yang digunakan
 Kemudahan pengerjaan
 Pemilihan agregat yang akan digunakan
2.8.1 Langkah Perancangan
1. Hitung kuat tekan rata-rata beton
2. Tetapkan nilai slump, dan butir maksimum agregat
3. Tetapkan jumlah air yang dibutuhkan berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai
slump
4. Tetapkan nilai Faktor Air Semen
5. Hitung semen yang diperlukan

3
6. Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan agregat maksimum dan Modulus Halus Butir
7. Estimasi berat beton segar
8. Hitung proporsi bahan, semen, air agregat kasar dan agregat halus, kemudian koreksi
berdasarkan nilai daya serap air pada agregat
9. Koreksi proporsi campurannya

2.8.2 Pengerjaan Beton


Pencampuran bahan-bahan penyusun betondilakukan agar diperoleh suatu komposisi
yang solid dari bahan-bahan penyusun berdasarkan rancangan campuran beton. Agar tetap
terjaga konsistensi rancangannya, tahapan lebih lanjut dalam pengelolaan beton perlu
diperhatikan. Komposisi yang baik akan menghasilkan kuat tekan yang tinggi, tetapi jika
pelaksanaannya tidak dikontrol dengan baik, kemungkinan dihasilkannya beton yang tidak
sesuai dengan rencana akan semakin besar. Cara pengelolaan ini akan menentukan kualitas
dari beton yang akan dibuat. Adapun tahapan dalam pelaksanaan di lapangan meliputi:
a. Persiapan
b. Penakaran
c. Pengadukan (Mixing)
d. Penuangan atau Pengecoran (Placing)
e. Pemadatan (Vibrating)
f. Penyelesaian akhir (Finishing)
g. Perawatan (Curing)

2.8.3 Metode Pengadukan


I. Pengadukan Manual
Berikut ini tata cara pengadukan manual
a. Pasir dengansemen dicampur 9dalam keadaan kering) dengan komposisi tertentu,
diatas tempat yang datar dan kedap air.
b. Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang homogen.
c. Tambahkan kerikil, kemudian lakukan pencampuran lagi.
d. Alat bantu yang digunakan dapat berupa sekop, cangkul, ataupun alat gali lainnya.
e. Buat lubang di tengah adukan, tambahkan kira-kira 75 % dari kebutuhan air.
f. Aduk hingga rata dan tambahkan sedikit demi sedikit air yang tersisa.
II.Pengadukan dengan Mesin
Jika ditinjau dari sisi ekonomi, penggunaan mesin aduk untuk pengerjaan beton yang
besar justru akan menurunkan biaya (cost). Campuran beton yang dihasilkan pun

1
biasanya akan bersifat lebih homogen dan plastis. Pengadukan dengan mesin ini
dilakukan sesuai dengan manual alat aduknya. Selama proses pengadukan, kekentalan
campuran beton harus diawasi terus dengan cara memeriksa nilai slump yang
disesuaikan dengan jarak pengangkutan.

2.8.4 Perawatan
Kondisi perawatan yang baik dapat dicapai dgn menggunakan salah satu metode
antara lain beton dibasahi terus menerus dgn air, Beton direndamdi dalam air, Beton
dilindungi dengan karung basah , film plastic, atau kertas perawatan tahan air.

2.9 Jenis Beton


1. Beton Ringan
Beton yang dibuat dari agregat ringan.
2. Beton Berat
Beton yang dihasilkan dari agregat yang mempunyai berat isi lebih besar dari beton
normal atau lebih dari 2400 kg/m3.
3. Beton massa
Beton ini digunakan untuk pekerjaan beton yang besar dan pasif misalnya untuk
bendungan, kanal, pondasi, jembatan dan lain-lain.
4. Beton Serat
Campuran beton ditambah serat.
5. Beton siklop
Digunakan untuk pengerjaan beton massa.
6. Beton Hampa
Beton yang air sisa dari proses hidrasinya (sekitar 50%), disedot keluar setelah beton
mengeras.
2.10 Kelebihan dan Kekurangan Beton
 Kelebihan
a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi
b. Mampu memikul beban yang berat
c. Tahan terhadap temperatur yang tinggi
d. Biaya pemeliharaan yang kecil
 Kekurangan
a. Bentuk yang telah dibuat sulit diubah
b. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi

2
c. Berat
d. Daya Pantul suara yang besar

BAB III  
PEMBAHASAN

3.1 Keselamatan Kerja


1. Tempatkan bahan dan peralatan dekat dengan lokasi pekerjaan sehingga mudah dalam
pemakaian dan tidak menghambat berlangsungnya pekerjaan
2. Peralatan yang tidak sedang digunakan hendaknya dimasukkan dalam toolbox/kotak
peralatan
3. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsi atau kegunaannya.
4. Pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan rencana, hati-hati dan penuh konsentrasi

1
5. Gunakan pelindung tangan (sarung tangan) dan peralatan keselamatan lainnya
sebelum memulai pekerjaan
6. Bersihkan peralatan dan lokasi pekerjaan setelah pekerjaan tersebut selesai.

3.1 Pelatihan Dasar (membuat kait dan sengkang)


3.1.1 Gambar Kerja

3.1.2 Alat dan Bahan


1. Peralatan
a) Pemotong besi
b) Bending Ø 6, Ø 8, Ø 10
c) Palu
d) Balok kayu
e) Bor
f) Ragum
2. Bahan
Besi Ø 6, Ø 8, Ø 10

1
3.1.1 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Pelatihan Dasar

Kode Diamet Panjang Panjan Jumla Bera


Berat
N / er per Jumla g h t
Bentuk ket
o simb batang h per
(mm) total Lonjor total
ol (m) m'

0,22
1 A 6 0,130 1 0,130 0,011 0,029
kait miring 6 2

0,39
2 B 8 0,140 1 0,140 0,012 0,055
kait miring 8 5

0,61
3 C 6 0,150 1 0,150 0,013 0,093
kait sejajar 6 7
1
lonjor
=
0,22
4 D 8 0,124 1 0,124 0,011 0,028 11.4 m
kait sejajar 8 2

0,39
5 E 6 0,132 1 0,132 0,012 0,052
kait lurus 6 5

0,61
6 F 8 0,140 1 0,140 0,012 0,086
kait lurus 8 7

begel 9 x 9 0,22
7 G 6 0,400 4 1,600 0,140 0,355
(tegak) 2

begel 16 x 11 0,22
8 H 8 0,580 4 2,320 0,204 0,515
(miring) 2

0,415 1,213

3.1.2 Langkah Kerja


1. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :
- Ø10 sepanjang 7cm sebanyak 3 buah (untuk mal)
- Ø6, Ø8, Ø10 sebanyak @4 buah (kait tegak&kait miring) ukuran sesuai tabel
- Ø6 sepanjang 40 cm sebanyak 4 buah (sengkang ukuran 9 x 9)
- Ø6 sepanjang 58 cm sebanyak 4 buah (sengkang ukuran 16 x 11)
2. Memasang besi Ø 10 pada balok kayu sebagai mal dalam pembuatan kait dan
sengkang.
3. Buat mal sebanyak 3 jenis. Yaitu untuk membengkokkan besi Ø 6, Ø 8, Ø 10
4. Membengkokkan besi yang sudah dipotong sesuai ukuran dan ketentuan
dengan menggunakan bending pada balok kayu (mal).
5. Ketentuan : kait tegak, kait miring, sengkang harus dibuat sesuai gambar tabel

\
3.1 Pembuatan Tulangan Pondasi Telapak

1
3.1.1 Gambar Kerja

1
2
3.1.2 Alat dan Bahan
1. Peralatan
a) Pemotong besi.
b) Bending Ø 6 dan Ø 10.
c) Gunting bendrat.
d) Tang/kakaktua.
e) Usuk
2. Bahan
a) Besi Ø 6.
b) Besi Ø 10.
c) Kawat bendrat.
3.1.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Pondasi

Diamet Panjang Panjan Jumla Bera


Kode/ Berat
N er per Jumla g h t
Bentuk ket
o simb batang h per
(mm) total Lonjor total
ol (m) m'

SENGKANG 11 X 0,22
1 A 6 0,480 10 4,800 0,421 1,066
11 2

1
0,61
2 B TUL. UTAMA 10 1,500 4 6,000 0,526 3,702 lonjor
7
BENTUK L =
11.4 m
0,61
3 C 10 0,900 14 12,600 1,105 7,774
TUL. BAGI 7

1
TUL. BENTUK 0,61
4 D 10 1,000 4 4,000 0,351 2,468
KUPU 7

15,01
2,404
0

3.1.4 Langkah Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :
- Ø 6 sepanjang 48 cm sebanyak 10 buah.
- Ø 10 sepanjang 90 cm sebanyak 14 buah.
- Ø 10 sepanjang 150 cm sebanyak 4 buah.
- Ø 10 sepanjang 70 cm sebanyak 4 buah.

3. Membuat sengkang dengan ukuran 11x11 cm dan membengkokkan besi sesuai


dengan ukuran masing-masing (Lihat gambar potongan tulangan).
4. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.
5. Merangkai bagian2 yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan mengikatnya
dengan menggunakan kawat bendrat (Lihat gambar). Untuk memudahkan
pengerjaan gunakan usuk yang diletakkan di bawah rangkaian.
6. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan tang.

3.2 Pembuatan Tulangan Kolom


3.2.1 Gambar Kerja

1
2
1
3.2.2 Alat dan Bahan
1. Peralatan
a) Pemotong besi.
b) Bending Ø 6 dan Ø 10.
c) Gunting bendrat.
d) Tang/kakaktua.
e) Penyangga tulangan
2. Bahan
a) Besi Ø 6.

2
b) Besi Ø 10.
c) Kawat bendrat.

3.2.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Kolom

Kode Diamet Panjang Panjan Jumla Bera


Berat
N / er per Jumla g h t
Bentuk ket
o simb batang h per
(mm) total Lonjor total
ol (m) m'

0,61
1 A 10 3,600 4 14,400 1,263 8,885
TUL UTAMA 7
1
lonjor
=
SENGKANG 11 X 0,22
2 B 6 0,480 24 11,520 1,011 2,557 11.4 m
11 2

0,22
3 C 6 0,400 4 1,600 0,140 0,355
SENGKANG 9 X 9 2

11,79
2,414
7

3.2.4 Langkah Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :
- Ø 6 sepanjang 48 cm sebanyak 24 buah.
- Ø 6 sepanjang 40 cm sebanyak 4 buah.
- Ø 10 sepanjang 360 cm sebanyak 4 buah.
3. Membuat sengkang 11x11 cm dan membengkokkan besi sesuai dengan ukuran
masing-masing (Lihat gambar potongan tulangan)
4. Membuat sengkang 9 x 9 cm dan membengkokkan besi sesuai dengan ukuran
masing-masing (Lihat gambar potongan tulangan)
5. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.
6. Merangkaikan besi-besi yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan
mengikatnya dengan menggunakan kawat bendrat (Lihat daftar gambar). Untuk
memudahkan pengerjaan gunakan penyangga tulangan yang diletakkan pada
rangkaian.
7. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan tang.

2
3.3 Pembuatan Tulangan Balok
3.3.1 Gambar Kerja

1
1
3.3.2 Alat dan Bahan
1. Peralatan
a) Pemotong besi
b) Bending Ø 6 dan Ø 10
c) Gunting bendrat
d) Tang/kakaktua
e) Penyangga tulangan
2. Bahan
a) Besi Ø 6.
b) Besi Ø 10.
c) Kawat bendrat.

3.3.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Balok

Diamet Panjang Panjan Jumla Bera


Kode/ Berat
N er per Jumla g h t
Bentuk ket
o simb batang h per
(mm) total Lonjor total
ol (m) m'

0,61
1 A 10 3,100 4 12,400 1,088 7,651
TUL UTAMA 7

1
1
0,000 lonjor
=
0,61
2 B 10 3,200 1 3,200 0,281 1,974 11.4 m
TUL GESER 7
0,000
SENGKANG 11 X 0,22
3 C 6 0,580 28 16,240 1,425 3,605
16 2

13,23
2,793
0

3.3.4 Langkah Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :
- Ø 6 sepanjang 58 cm sebanyak 28 buah.
- Ø 10 sepanjang 310 cm sebanyak 4 buah.
- Ø 10 sepanjang 320 cm sebanyak 1 buah.
3. Membuat sengkang 11x16 cm dan membengkokkan besi sesuai dengan ukuran
masing-masing (Lihat gambar potongan tulangan).

4. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.


5. Merangkaikan besi-besi yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan
mengikatnya dengan menggunakan kawat bendrat (Lihat daftar gambar). Untuk
memudahkan pengerjaan gunakan penyangga tulangan yang diletakkan pada
rangkaian.
6. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan tang.

3.1 Pembuatan Tulangan Plat lantai


3.1.1 Gambar Kerja

1
2
1
3.1.2 Alat dan Bahan
1. Peralatan
a) Pemotong besi.
b) Bending Ø 8 dan Ø 8
c) Gunting bendrat.
d) Tang/kakaktua.
e) Usuk.
2. Bahan
a) Besi Ø 8.
b) Besi Ø 10.
c) Kawat bendrat.

3.1.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Pelat Lantai

Kode Diamet Panjang Panjan Jumla Bera


Berat
N / er per Jumla g h t
Bentuk ket
o simb batang h per
(mm) total Lonjor total
ol (m) m'

0,91
1 A 8 3,000 24 72,000 6,316 66,024
TUL UTAMA 3M 7

TUL UTAMA 0,91


2 B 8 3,150 9 28,350 2,487 25,997
3,15M 7
1

1
lonjor
=
0,39
3 C 8 3,000 24 72,000 6,316 28,440 11.4 m
TUL BAGI 3 M 5

0,39
4 D 8 3,150 9 28,350 2,487 11,198
TUL BAGI 3,15 M 5

TUL GESER 90 0,91


5 E 8 0,975 10 9,750 0,855 8,941
cm 7

TUL GESER 75 0,91


6 F 8 0,850 10 8,500 0,746 7,795
cm 7

19,20 148,39
6 4

3.1.4 Langkah Kerja


1. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :
- Ø 8 sepanjang 315 cm sebanyak 18 buah.
- Ø 8 sepanjang 300 cm sebanyak 48 buah.
- Ø 8 sepanjang 85 cm sebanyak 20 buah.
2. Membengkokkan besi sesuai dengan ukuran masing-masing (Lihat gambar
potongan tulangan).
3. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.
4. Merangkaikan besi-besi yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan
mengikatnya dengan menggunakan kawat bendrat (Lihat daftar gambar). Untuk
memudahkan pengerjaan digunakan usuk yang diletakkan di bawah rangkaian.
5. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan tang.

3.2 Pekerjaan Beton Untuk Penutup Drainase


3.2.1 Gambar Kerja

Tampak atas

2
Tampak samping

3.2.2 Langkah Kerja untuk Pengecoran


3.7.2.1 Peralatan dan Bahan
Peralatan
a.Bak penampung air
b.Mesin pengaduk ( molen )
c.Cangkul
d.Sekop
e.Sendok spoesi ( cetok ) dll.
Bahan
a. Tulangan Ø 8
b. Pasir dan kerikil (agregat)
c.Semen Type I
d.Air
3.7.2.2Langkah Kerja
a. Siapkan seluruh bahan dan peralatan yang diperlukan. Isi bak penampung
dengan air agar distribusi air lancar.
b. Setelah itu hidupkan molen sementara siapkan campuran semen, koral, dan
pasir dengan perbandingan 2:3:5 untuk pengecoran penutup drainase.
c. Masukkan sedikit air untuk membasahi permukaan molen, kemudian
masukkan koral dan pasir. Setelah tercampur, masukkan semen dan yang
terakhir tambahkan air secukupnya.
d. Setelah adukan tercampur merata, tuangkan adukan kedalam bak yang sudah
disiapkan di lokasi pengecoran. Setelah adukan dituangkan ke tempat kerja,
ratakan adukan dengan sendok spesi ( cetok ) sambil ditusuk-tusukkan agar
setiap bahan bias mengisi cetakan dengan padat atau untuk mengurangi rongga
udara. Pekerjaan tersebut dilakukan secara berkelanjutan sampai selesai.
e. Lakukan finishing pada beton yang masih segar dengan menghaluskan
permukaan beton dengan menggunakan cetok.

2
f. Setelah semua pekerjaan rampung, bersihkan semua peralatan dan
kembalikan ketempatnya masing-masing.

BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Pekerjaan beton bertulang merupakan pekerjaan konstruksi untuk menahan beban
yang sangat besar. Oleh karena itu beton yang dihasilkan mempengaruhi kekuatan
menahan beban yang sudah disyaratkan. Adapun kesimpulan yang dapat kami uraikan
sebagai berikut:
1. Perhitungan dalam perencanaan pembuatan beton memerlukan ketelitian,
kesabaran, dan kedisiplinan yang tinggi. Sehingga akan dicapai efektifitas dan
efisiensi bahan, waktu, dan tenaga.
2. Perawatan beton yang baik akan sangat mempengaruhi sifat beton.
3. Keselamatan kerja, kebutuhan bahan, dan alat harus diperhatikan dalam
pelaksanaan praktek beton.
4. Pada waktu pengecoran beton harus dilakukan dengan hati-hati agar hasilnya
sesuai dengan apa yang kita harapkan.
5. Pada waktu pembuatan beugel harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai
dengan ukuran yang ditentukan pada gambar kerja.
.

4.2 Saran

1
➢ Dalam pembuatan beton dibutuhkan ketelitian, kecermatan, dan kesabaran.
Selain itu rangkaian beton yang dibuat harus sesuai dengan standart dan
komposisi karena apabila terjadi banyak kesalahan akan mengakibatkan tidak
efektif dan tidak efisiennya bahan, waktu, tenaga dan biaya.
➢ Dalam pelaksanaan praktek sebaiknya selalu diperhatikan kekompakan baik
dalam satu kelompok maupun dengan kelompok lainnya, jika ada
permasalahan hendaknya dibahas secara bersama-sama. Karena bagaimanapun
kerjasama antar tim akan mempermudah dan meringankan pekerjaan yang
akan dikerjakan.
➢ Keselamatan kerja hendaknya selalu diperhatikan, terutama pada saat
penulangan. Serta keamanan peralatan praktek juga sangat penting.

DAFTAR PUSTAKA

• Teknologi Beton, Penerbit Andi


• Buku Konstruksi Beton, Pak Darmanto

1
DAFTAR GAMBAR
Alat-alat

BOR TANGAN BENDING

2
PEMOTONG BESI

2
Gambar Penulangan

2
1
2
2
Gambar Pelaksanaan Praktek

You might also like