You are on page 1of 34

SAJAK CINTA KERINDUAN, DAN

KESUNYIAN
RIANTY TAYU SYAFNA

17 Desember 2009
Jangan Tanyakan tentang kesendirian
yang menemaniku kini,
sebab jawabku, aku menikmatinya
seperti saat aku menyeruput
Es krim Coffee crunch kesukaanku.
Dan, tolong, jangan beriku penghiburan
dengan menawarkan cintamu
yang tak masuk di logika dan hatiku kini,
sebab itu hanya sia-sia
seperti angin menerbangkan debu
15 Desember 09
Pertanyaanku adalah maukah engkau
menjadi kekasihku sehari ini?
Sebab, aku butuh kekasih
yang mau menemaniku merobek tirai
siang
lalu menerobos ke ruang senja nanti.
Disana, sambil menatap langit jingga
merah,
akan kunyanyikan lagu dengan melodi
dari harpa jiwaku,
sebab, aku tahu jiwaku adalah
tempat lahir cinta dan keindahan yang
kuberikan padamu
Malamku menemuiku
Ingin menengok rahasia hatiku
yang kusimpan di langit ketujuh hatiku
Dan takkan kubiarkan pecinta liar
menyentuhnya
sebab jiwaku kini tengah berduka
terhadap cinta dan rindu yang ingin
mengabaikannya
maka, kelak jika datang penenang bagi
jiwaku,
akan kuijinkan dia [kekasihku] menikahi
hatiku dan jiwaku
tanpa ijab kabul didepan penghulu,
sebab kekasihku telah direstui Tuhanku
13 Desember 2009
1. Aku akan menyihirmu
Dengan gulungan ombak kata ke pantai
hatimu.
Melabuhkan perahu kalimatku
di dermaga hatimu.
Lalu, kau akan ku wacanakan di atas
pasir putih hatimu
2. Lalu, apa yang kau harap dari seorang
wanita sepertiku?
Yang Mengunci hatiku dengan gembok
emas
yang tak mungkin dapat kau buka
segelnya
tanpa mematahkannya dulu
dengan gemuruh rasa yang kau miliki
Menahan pandangku dengan kacamata
lukaku
dari pesona pria penambal cinta
Menutup indra dengarku dengan
headset rinduku
yang tak mungkin dapat kau susuri
3. Kekasihku menuju pekat langit.
Ingin menanyakan tentang bintang
yang tak lagi menyuguhkan ruas senyum
untuknya malam ini.
Padahal bintang sedang bersembunyi
dihatiku,
dia menangiz
sebab angin dan kesunyian
menggoda mata batinku
untuk bercinta dibalik selimut awan
sendu
14 Desember 2009
Akan kujelaskan padamu
tentang tetesan hujan yang jatuh
dari mata langit kehati bumi
adalah airmata kesunyian
yang meruah dibalik dinding kebisingan.
Namun, kau tak akan mendengar
atau melihat tangisan itu
sebab kau berada dihirukpikuk kenistaan
dan adalah wajahku akan kucadari
dengan senyum yang merekah dari bibir
hatiku.
Agar hanya keindahankulah yang
nampak dipandanganmu
dan terdengar merdu diindra dengarmu
Kepuasan seperti apalagi yang kau
inginkan Lelaki?
Wanitamu telah memberikan
keindahannya
Sepasang bola mata indah
yang hanya memandangmu
dengan tatapan tak berkedip
Bibir meranum yang akan
menyuguhkanmu
ribuan ciuman kata suciNya
Wajah bersinar seperti cahaya pagi
yang selalu terbasuh wudhu
Senyuman sehangat mentari
yang akan dicadarinya agar tak
dinikmati pecinta lain
Jemari indah yang membawakanmu
nampan brisi anggur kerinduan yang
abadi
Apa yg kau pikirkan tentang malam
kekasihku?
Sebab, kini langit sedang berduka
tak akan mendengar risalah rahasiamu
yang sering kau ceritakan
Tak lagi membiarkanmu menemui fajar
dengan senyum embunnya menetes
kehatimu
sebab setapak pekat malam
menghadangmu
Dan Rindumu pun memekat kini
seperti pekatnya hamparan angkasa
yang tak dicandai bintang
Tapi kau masih bisa menemui mimpi,
kekashku
akan menuntunmu bersama angin barat
yang diamdiam mendekapmu
12 Desember 09
Rasa hausku adalah ketika langit
tak lagi menyuguhkanku hujan kerinduan
yang kuteguk dari cangkir kesunyian
dipekat malam di musim dingin.
Kekasihku,
Terlelapku sendiri diranjang kematian
hatiku kini.
Entah, kisahku akan samakah dengan
putri salju,
akan terbangun ketika pangerannya
datang
dan menciuminya?
ataukah dirimu makin menidurkanku
di kesunyian rimbamu?
Sebab, katamu,
kau tak akan pernah membiarkan hatiku
diciumi pecinta lain selainmu.
Padahal, aku, dia, dan dunia pun tahu,
kau telah berkekasih.
Kekasihku,
Keagunganku mencintamu
Ketika harus kurelakan dirimu
dengannya.
Pergilah, sebab cintamu tlah memilihmu
Dia adalah keindahan bagi alam
Tempat musafir cinta berkelana.
Disini, akan tetap kusemai rinduku
Diantara jiwa dan ruhku yang menggigil
dikehampaan hatiku.
Lalu, tiap potongan kenangan itu
Akan kusemat dalam puzzle cintaku
Yang terbingkai dilangit senjaku.
11 Desember 09
1. Kutengok lembar demi lembar
Randezvouz cintaku di ujung mimpiku
semalam.
Kisahnya tak pernah usai,
sebab langkahku terhenti dipagi ini,
saat hujan menyadarkanku tentangmu
dan tentang mimpi yang tak dapat
kupeluk lagi.
Namun, yakinku menguat ketika musafir
cinta menemuiku,
mengajakku berserenada dalam
cintanya.
Tapi, tahukah kamu?
Hatiku tak selentur karet gelangmu
2. Aku hanya menengok rinduku kembali
Menafaskanmu lagi di desahanku
Menuturkanmu menjadi wacana tak
berbatas
Lalu memahat senyummu di langit
hatiku
Agar tiap kutengadahkan rupaku ke
atas,
Nampak senyummu menepis rinduku
Namun, jika kelak kutak dapat
menarasikanmu lagi,
Maka akan kuprasastikan saja dicadas
rinduku
Yang tak akan menepi dan mengikis
3. Seperti awan berarak
Di langit merah saga senja ini,
Seperti itulah rinduku yang menyapamu
senja ini.
Diantara desahan angin yang terdengar
lembut
dan membelaiku dengan halus.
Lalu menusuk pikirku yang makin
menikam batinku.
Sungguh, aku benarbenar
menginginkanmu disini
untuk menemaniku menyapa senja
10 Desember ‘09

Aku merindukan nafas angin malam ini


Yang selalu memberiku ruang
Untuk menyaksikan langit bercinta
dengan bintang
Lalu perlahan membelai mata lelahku
kini
untuk terlelap
Dan menemui mimpi lebih awal
Disudut malam nanti
Hingga embun kembali membangunkan
pagi.
9 Desember ‘09
Hujan menjemputku dibatas kota gowa.
Sejenak pikirku tertuju padamu.
Tapi, sekejap pandanganku teralih
pada sebarisan penjual ikan dipinggir
jalan
yang hanya menggunakan jas hujan
menjajakan ikan2nya.
Tuhanku, mereka tidak peduli,
demi mengais nafkah dengan rezki
halalMu.
8 Desember ’09
Sore ini aku masih melihat ragaku
nampak utuh.
Nafasku tetap ada.
Tetapi darahku memekat
seperti rinduku pun memekat kini.
Membeku disatu titik aliran dijiwaku.
Sungguh, rindu ini tertikam di antara
nafas yang kuembus.
Tuhanku, semilir angin sejuk disore ini
yang sungguh ingin kunikmati, namun
tertahan oleh suhu badanku yang belum
juga menurun
Padahal aku hanya ingin menyapa senja,
kekasihku
7 Desember ‘09
1. Tak dapat kuterjemahkan rahasia langit
malam ini.
Padahal aku hanya ingin menyapa
bintang.
Menemaniku bercengkerama dengan
bibir malam
yang kembali menciumi hatiku.
Memelas kasih pada malam
agar langit menjadi selimutku kini.
Sungguh, debar jantungku kini
memuncak menggetarkan seluruh
ragaku.
2. Angin memanjakanku di sore ini.
Membelaiku lewat embusan nafasnya
yang sejuk.
Menelusup lewat kisikisi jendela
kamarku.
Sejenak pikirku menerawang.
Lalu, Sekejap kau pun menyelusup
ke imajiku secara diamdiam.

3. Ada nafas pagi yang menelusup


Ke raga dan batinku kini,
Saat embun membangunkan pagi,
kumulai hariku dengan mengucap
bismillah
dan seruas senyum yang kupapar
untukmu.
Semangat pagiku pun mulai
bersahabat
dengan senin yang kadang
membuatku
tak ingin menyapa mentari.
6 Desember ‘09
Aku akan memberi ruang
pada malam untuk menciumi hatiku
lagi.
Merasakan detak jantungku yang mulai
bergetar.
Dan akan kukunjungi rumah hatiku
kembali.
Memastikan bintang bisa bertamu
dan terduduk manis di kursi hatiku kini.
3 Desember ‘09
Sebenarnya aku lelah menarasikanmu
Tentang luka yang masih menyisa.
Tentang cinta yang tak akan habis
kataku berwacana.
Tentang rindu yang slalu kujaga.
Sungguh, pagi ini aku merasa ada yang
hilang.

2 Desember ‘09
Gemuruh petir bukan hanya
pertanda langit menangis untuk bumi.
Tapi, isyarat luka terhadap cinta yang
terkhianati.
Langit yang terselingkuhi awan sendu
dan mentari hanya tersenyum perih
menatapnya
1 Desember ‘09
1. Jika aku tak menganggap cinta
dan rindu sebagai nafasku kini.
Maka tidaklah pantas
kusimpan dimuseum hatiku,
batinku dan ragaku.
Sebab, hanya cinta-Nya dan Rindu-
Nyalah
aku masih bernafas hingga kini,

2. Pahamilah bahwa kebesaran hatiku


menerima rindu kembali
bukan karna aku ingin mencintaimu lagi.
Tapi, aku hanya ingin mengenal rinduku
lebih dalam untukNya saja.
Sebab, saat hatiku menghampa,
hanya rindu Tuhanku yang menemuiku
dan memintaku menemuiNya lagi.
28 November ‘09
Sebenarnya aku tak ingin mengingatmu.
Menyapamu diantara kenangan
yang berlarian di otakku.
Tapi, sore ini,
Potongan kenangan ketika melepas
kepergianmu.
Menemanimu seharian,
hingga aku pun harus mengecup
tanganmu
sebagai tanda aku sangat
menyayangimu
dan berat melepasmu.
Katamu kelak akan kembali menemuiku
untuk memeluk senja bersama.
Semuanya hanya sekedar janji.
23 November ‘09
1. Aku bukan tak membiarkan
cinta berkunjung ke rumah hatiku kini.
Tapi, hatiku sedang berhibernasi
dimusim dingin ini dulu.
Maka, jangan kau bangunkan begitu
cepat,
sebab aku tak bisa jamin kau tak akan
menuai kecewa.
Dan bukan inginku begitu.

2. Awan hitam mendekap langit pagi ini


meneduhkan hati dan pikirku sejenak
yang masih terselimuti resah.
Lalu, sejenak Ada kerinduan
menelusup ke ruang hatiku.
SAJAK NASEHAT CINTA

25 November ‘09
1. Sungguh lebay dan lemah dirimu lelaki.
Bahkan kau pun tak pantas dijuluki
lelaki,
ketika kau melihat kekasihmu menikah
atau meninggalkanmu,
dan kau memilih bersembunyi dibalik
tirai dunia,
bahkan menyayat-nyayat logikamu dan
perasaanmu.
Tidakkah kau ingat Tuhanmu?
Keluargamu?
Dan sahabatsahabatmu yang masih
mengulurkan tangannya
untuk kau raih dan berjalan bersama?
2. Ketahuilah wahai para wanita
bahwa kemenangan atas pria brengsek
ketika dia menyakitimu dan melihatmu
menangisinya
atau kau terlihat rapuh.
Tetapi. Kekalahan besar baginya,
ketika dia
melukaimu/mempermainkanmu
dan melihatmu masih tersenyum dengan
lebar,
tertawa lepas
dan tak memperlihatkan mata
sembabmu di hadapnya.
3. Jika kelak, banyak wanita bunuh diri
karna terkhianati pria,
maka jangan salahkan cinta.
Jika kelak, banyak wanita punya anak
tanpa bapak,
maka jangan salahkan cinta juga.
Jika kelak banyak wanita ke rumah sakit
jiwa
karna terkhianati juga,
maka tolong jangan salahkan cinta.
Sebab cinta tak bersalah.
Pelaku cintalah yang menyalahgunakan
cinta.
Menjual cinta atas nafsu
yang tak terkalahkan dalam dirinya.
Ketahuilah, cinta yang benar,
Jika kekasihmu tak menginginkan
tubuhmu.
4. Berterima kasihlah pada cinta
yang telah memberimu kebahagiaan
hidup.
Dan, janganlah membenci cinta,
jika dia telah melukaimu,
justru ucapkanlah pula terimakasih
padanya
sebab cinta telah menorehkan luka
yang menyisakan perih menggigit
dihatimu
yang kelak tlah bisa kau pelajari.
Maka, percayalah,
kelak kau akan menuai bahagia
ataznya.
Maka, ujarku "Terima kasih atas
dustamu cinta".
5. Seharusnya Anda tak harus
saling membicarakan keburukan
kawan
atau sahabat anda di belakang
mereka,
sebab begitu Anda termasuk manusia
paling hina.
Bukankah berbaik sangka saja
bisa memberikan kebaikan buat diri
sendiri
dan makin awet pikiran serta awet
muda?
6. Berbahagialah atas cinta yang
mendekatimu,
sebab kelak dia akan mendekapmu
sangat erat
jika kau menjaga ketulusannya.
Tapi, jangan biarkan hatimu menangis
jika kelak cinta menamparmu
atau menikammu dengan kasar,
sebab bisa saja semua itu
adalah awal kau beroleh bahagiamu.
7. Tak seharusnya kau berbicara tentang
cinta.
Berdalih ingin membahagiakan
hidupmu
dengan mempermainkan cinta sebagai
objekmu.
Tidakkah kau sadari bahwa menyakiti
seseorang
yang tulus mencintaimu
adalah satu kutukan untuk
kebahagiaanmu?
8. Sungguh, kerapuhan seseorang,
janganlah Anda lihat dari mata
yang menitikkan hujan
atau dari wajah yang dinaungi awan
hitam
atau dari raga yang tertimpa langit.
Tapi, tengoklah ruang hatinya.
Masihkah terlihat utuh
atau nampak berserakan
menjadi serpihanserpihan tak
berbentuk.
Sungguh, pelangi yang terlihat indah
dimatanya
adalah isyarat kematian hatinya.
9. Sebab hati ingin slalu merengkuhMU
adalah keangkuhan hatiku yg ingn ku
tundukkan.

Makassar, 20 Desember ‘09

You might also like