Professional Documents
Culture Documents
Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 desember 2004 telah meluluhlantakkan Aceh. Kawasan
pesisir Aceh menjadi kawasan terparah yang mengalami dampak dari tsunami tersebut. Salah
satu kawasan pesisir yang mengalami dampak tersebut adalah kawasan sekitar Komplek Makam
Syiah Kuala, yang berada di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.
Isu Lingkungan hidup dan penataan ruang, terutama wilayah pesisir, merupakan satu dari
beberapa beberapa masalah penting di Aceh pasca gempa bumi dan tsunami akhir tahun 2004,
disadari atau tidak program pengelolaan lingkungan di aceh masih sangat jauh dari memuaskan.
Sudah hampir lima (5) tahun sejak terjadinya tsunami, akan tetapi kondisi di kawasan tersebut
masih saja terlihat gersang dan kering-kerontang. Disana-sini terlihat mulai ditumbuhi pepohonan
namun persentasenya tidak signifikan sebagaimana yang diharapkan. Di samping itu, kualitas
lingkungan pemukiman penduduk pun masih bermasalah. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian
pemerintah dalam mengembalikan kondisi lingkungan di sekitar Makam Syiah Kuala masih kurang
dibandingkan dengan kawasan-kawasan pesisir lainnya yang berada dalam lingkup kota Banda
Aceh.
Kegiatan revitalisasi lingkungan pesisir sebagai program lingkungan yang berbasis kepada
masyarakat sebagai bagian penting dalam pelaksanaannya akan memberikan hasil yang lebih
maksimal karena masyarakat akan dilibatkan tidak sebatas pada pelaksaan dilapangan namun
masyarakat akan dilibatkan secara lebih dini dalam pembibitan, penyusunan agenda, sampai
kepada perawatan dan kegiatan monitoring dan evaluasi.
Berdasarkan kondisi dan kesadaran tersebut maka perlu dilakukan revitalisasi lingkungan seperti
sediakala di kawasan komplek Makam Syiah Kuala dan sekitarnya melalui kegiatan perencanaan
dan realisasi penghijauan dan pengelolaan sampah partisipatif yang melibatkan peran aktif
masyarakat setempat secara nyata.
Pemulihan fungsi situs sejarah sebagai ruang publik yang asri dan nyaman dimana masyarakat
dari berbagai daerah di Aceh sering berkunjung ke makam tersebut yang akan mewujudkan kesan
hijau terhadap kawasan pantai yang bersih, rindang, nyaman; yang juga sering menjadi salah satu
tujuan lokasi rekreasi religius bagi warga kota Banda Aceh.
2. Deskripsi Lokasi Proyek
Lokasi dari kegiatan ini berada di Gampong (desa) Deah Raya. Berikut gambar lokasi dari tempat
kegiatan:
Gambar 1
Peta Lokasi Makam Syiah Kuala dan Sekitarnya
Lokasi Kegiatan
Sumber : Buku Data Penyelenggaraan Pemerintah Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh
2009
Gampong Deah Raya terdiri atas 4 dusun, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 388 KK dan
jumlah penduduk sebanyak 795 orang. Dari 133,15 Ha luas gampong Deah Raya, 33,62 Ha
merupakan daratan, 75,40 Ha merupakan tambak, 8,78 Ha merupakan Bakau, dan 15,35 Ha
merupakan sungai/saluran.
Seluruh pemukim di Gampong Deah Raya saat ini, menempati rumah bantuan yang di bangun
oleh lembaga donor. Dengan sebagian diantaranya masih kosong tidak ditempati oleh pemiliknya
akibat kualitas bangunan yang rendah.
Berikut gambar situasi dan kondisi eksisting dari lokasi dilaksanakannya proyek:
Gambar 2
Kondisi Eksisting Lokasi
3. Rumusan Masalah
a. Kondisi kawasan pesisir Gampong Deah Raya yang masih gersang dan kering kerontang
dan masih tingginya ancaman terhadap bencana tsunami dimasa mendatang.
b. Penghijauan yang dilakukan selama ini kurang terintegrasi dengan partisipasi masyarakat
dalam pelaksanaannnya. Sehingga dampak program penghijauan yang pernah dilakukan
sebelumnya tidak maksimal.
a. Umum
- Menciptakan keindahan tersendiri. Oleh karena itu bila disusun secara berkelompok
dengan jenis yang sama pada masing-masing kelompok akan menciptakan keindahan
atau suasana yang nyaman. Struktur bangunan tanpa diimbangi dengan pohon-pohon
akan terasa gersang, sebaliknya bila sekitarnya ditanam pohon serta ditata dengan baik
akan nampak hijau dan asri.
- Mencegah erosi atau pengikisan tanah.
- Tanaman-tanaman pada dasarnya akan menyerap air hujan. Dengan demikian
banyaknya kelompok pohon-pohon akan menjadikan daerah sebagai daerah persediaan
air tanah
- Banyaknya pohon akan menurunkan suhu setempat, sehingga udara di sekitarnya
menjadi sejuk dan nyaman.
- Di lingkungan yang penuh dengan pohon-pohon, secara alami satwa dapat hidup dengan
tenang karena lingkungan demikian memang sangat mendukung.
- Kelompok pohon atau tanaman, air, dan binatang adalah bagian dari alam yang dapat
memberikan keseimbangan lingkungan.
- Memberikan perlindungan, misalnya terhadap tsunami, teriknya sinar matahari, angin
kencang, penahan debu, serta peredam suara. Disamping juga melindungi mata dari
cahaya silau.
- Menghasilkan O2 (Oksigen) yang sangat diperlukan manusia, dan sebaliknya dapat
menyerap CO2 (Karbondioksida) yaitu udara kotor hasil gas buangan sisa pembakaran.
- Tempat belajar mengenal tanaman dari berbagai aspeknya.
b. Khusus
- Masyarakat dapat mengambil manfaat (konsumsi) dari yang dihasilkan oleh tanaman
produktif.
- Terciptanya masyarakat yang sadar dan mampu dalam memperbaiki dan mengelola
lingkungan sekitarnya.
- Meningkatkan kualitas lingkungan pesisir pantai, sebagai bagian bentuk dari mitigasi bencana
tsunami.
- Meningkatkan kualitas lingkungan hidup pemukiman di sekitar wilayah pesisir terutama.
- Kondisi lingkungan pesisir dan pemukiman pesisir yang lebih baik.
- Terciptanya ruang-ruang publik baru di sekitar pantai makam Tgk. Syiah Kuala layak yang
dijadikan sebagai tempat tujuan dan rekreasi religius.
Pelaksanaan proyek ini akan dilaksanakan dalam 3 tahapan pokok (Adapun ToR setiap tahapan
terlampir).
a. Persiapan
- Survey awal
- Pertemuan masyarakat
- Merancang agenda teknis secara partisipatif
- Pembibitan/pengadaan bibit dan tong-sampah
- Evaluasi tahapan persiapan
(Lihat lampiran 2)
b. Pelaksanaan lapangan
- Pembersihan Lahan
- Pengelolaan Sampah
- Penanaman
- Perawatan Awal (berkala)
- Evaluasi
(Lihat lampiran 3)
7. Waktu Pelaksanaan
Keseluruhan proyek ini direncanakan akan berjalan selama sembilan (9) bulan. Adapun jadual
pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada lampiran 5.
8. Pelaksana Proyek
Proyek ini akan dilaksanakan oleh tim pelaksana kegiatan dari Lembaga Swadaya Masyarakat
Aceh Solidarity Forum (ASF) sebagai penanggung jawab program dan akan bekerja sama secara
menyeluruh dengan masyarakat. (Lihat lampiran 6).
9. Anggaran
Pelaksanaan proyek ini membutuhkan anggaran sebesar Rp. 162.715.000,- (sebesar seratus
enam puluh dua juta tujuh ratus lima belas ribu rupiah rupiah). Adapun detail anggaran terlampir.
(Lihat lampiran 7).
10. Penutup
Demikianlah proposal ini disusun dan diajukan untuk mendapatkan perhatian dan masukan dari
Kelompok Kerja Prakarsa Masyarakat untuk Kota Lestari serta dukungan dari Direktorat Jenderal
Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum.
11. Lampiran
a. Lampiran 1 – Profil lembaga pengusul
b. Lampiran 2 - ToR Tahapan Persiapan
c. Lampiran 3 - ToR Tahapan Pelaksanaan Lapangan
d. Lampiran 4 - ToR Tahapan Monitoring & Evaluasi dan Pelaporan
e. Lampiran 5 – Jadual Waktu Pelaksanaan
f. Lampiran 6 – Organisasi Pelaksana Proyek
g. Lampiran 7 - Detail Rancangan Anggaran
Lampiran 1 – Profil lembaga pengusul
Profil Lembaga
Struktur Organisasi :
1. Badan Pendiri
2. Badan Pengurus
3. Badan Penasehat
4. Badan Eksekutif, yang terdiri dari;
a. Divisi-divisi program
b. Bidang-bidang kajian
c. Biro-biro kesekretariatan
Lampiran 2 - ToR Tahapan Persiapan
ToR
Tahap Persiapan Program
Di Makam Syiah Kuala Banda Aceh
A. Latar Belakang
Lingkungan merupakan satu dari beberapa beberapa masalah penting di Aceh pasca gempa bumi
dan stunami akhir tahun 2004, disadari atau tidak program pengelolaan lingkungan di aceh masih
sangat jauh dari memuaskan. Menjamur lembaga-lembaga yang dibentuk dan berfokus kepada isu
lingkungan namun belum mampu memberikan hasil maksimal untuk lingkungan.
Program Revitalisasi Lingkungan Pesisir sebagai program lingkungan yang berbasis kepada
masyarakat sebagai bagian penting dalam pelaksanaannya akan memberikan hasil yang lebih
maksimal karena masyarakat akan dilibatkan tidak sebatas pada pelaksaan dilapangan namun
masyarakat akan dilibatkan secara lebih dini dalam pembibitan, penyusunan agenda, sampai
kepada perawatan.
Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya Program ini akan dilaksanakan dalam 3 tahapan pokok
yaitu Persiapan, Pelaksaan dan Pelaporan. Pada tahap persiapan akan dilakukan beberapa aktifitas
dimana masyarakat akan dilibatkan secara menyeluruh setelah diberikan beberapa informasi
penting yang berkaitan dengan isu lingkungan pesisir.
Mengingat kesuksesan diawali pada tahap maka dalam ToR ini akan menjelaskan perincian
persiapan yang akan dilakukan sehingga dapat menjadi acuan dalam pelaksaannya kemudian.
E. Pelaksana
Sebagai penangung jawab Program ASF (Aceh Solidarity Forum) akan bekerja sama dengan
masyarakat dan akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait di masyarakat.
F. Penutup
Sebagai penutup tidak salah kita mendoakan semoga program ini mampu direalisasikan dengan
hasil maksimal. Amin.
Lampiran 3 - ToR Tahapan Pelaksanaan Lapangan
ToR
Tahap Pelaksanaan
Pembersihan lahan
Pembersihan lahan adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan lahan untuk
digunakan pada saat penanaman. Pembersihan lahan dilakukan secara manual dan diikuti oleh
masyarakat setempat. Lokasi lahan yang telah dipilih oleh masyarakat untuk dihijaukan oleh masyarakat
setempat, dibersihkan dengan cara menebas rumput dan lain-lain sehingga lahan tersebut siap untuk
digunakan dalam fase penanaman
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau
pembuangan sisa dari material sampah. Pengelolaan sampah mengacu pada material sampah yg
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber
daya alam. Pengelolaan sampah itu sendiri dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Dalam tahap pengelolaan sampah, pada dasarnya adalah dengan melakukan penyuluhan
terhadap masyarakat setempat tentang bagaimana mengelola sampah secara baik. Penyuluhan
tersebut (secara umum), terdiri atas :
1. Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan.
2. Pengelola kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan
sampah.
3. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas:
a. Pengurangan sampah
i. Pembatasan timbulan sampah;
ii. Pendauran ulang sampah; dan/atau
iii. Pemanfaatan kembali sampah. (Reduce, Reuce, Recycle)
b. Penanganan sampah
i. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah
ii. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau pengolahan sampah
terpadu
iii. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari
tempat pengolaha sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah; dan/atau
iv. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
4. Setiap orang dilarang:
a. Membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan
b. Melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat pemrosesan
akhir
c. Membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah
Kemudian, dalam penyuluhan juga diberikan materi mengenai bagaimana mengelola sampah
dengan baik. Secara umum, isi materi tersebut :
1. Setiap rumah memiliki 2 tempat sampah (organik dan anorganik) di depan rumah untuk
memilah sampah. Jika sudah membuat kompos sendiri, maka 2 tempat sampah tersebut berisi
sampah anorganik dan sampah B3. Jenis sampah anorganik masih bisa dipilah lagi menjadi:
kertas, plastik, logam + kaca.
2. Gerobak pengangkut sampah diberi sekat agar sampah yang sudah dipilah tidak dicampur lagi.
Sekat ini untuk memisahkan sampah organik dan anorganik.
3. Mendaur ulang sampah organik dengan cara yang higienis di Unit Pengolahan Sampah skala
RT, RW atau Kelurahan.oleh tim yang sudah dilatih.
4. Residu yang tidak dapat didaur ulang diangkut oleh Dinas Kebersihan setempat.
Penanaman
Tahap penanaman merupakan kelanjutan dari tahap pembersihan lahan. Dalam tahap ini, ada 2
jenis penanaman yang dilakukan.
1. Penanaman pada permukiman (pada tiap-tiap rumah dan lingkungan sekitar permukiman)
2. Penamanan di luar pemukiman, yang terdiri atas kawasan makam Syiah Kuala dan kawasan
rekreasi pantai Syiah Kuala
Sedangkan untuk penanaman Penamanan di luar pemukiman yang terdiri atas kawasan makam
Syiah Kuala dan kawasan rekreasi pantai Syiah Kuala, jenis tanamannya antara lain :
− Pohon Cemara Laut (Casuarina equisetifolia)
− Pohon Ketapang (Terminalia cetappa)
− Kelapa
Pohon ini dipilih karena habitat alaminya adalah daerah pantai. Pohon ini memiliki fungsi untuk
mengurangi kecepatan angin yang sampai ke pemukiman masyarakat, mengurangi abrasi, dan
penyejuk pantai.
Penghijauan tanaman di wilayah makam Syiah Kuala dan kawasan rekreasi pantai Syiah Kuala
menggunakan sistem sesuai dengan kondisi lapangan dan kesepakatan masyarakat setempat. Namun,
kami dari pihak ASF menawarkan sistem mata lima dan berlapis lapis dengan beberapa jenis tanaman
untuk digunakan dalam proses penanaman. Dengan rincian sebagai berikut:
1. Pada lapisan I akan ditanami dengan Pohon Cemara sebanyak dua baris dengan jarak antar
pohon dalam satu baris 5m. Jarak antara Baris satu dan dua juga 5 m. Posisi pohon dalam tiap
baris sejajar, namun letak pohon pada baris kedua berada di antara pohon pada baris pertama
(segitiga sama sisi).
2. Lapisan II: Tanaman Ketapang dan Waru, dengan jarak tanam 5m x 5m, berbaris 1 Dengan
metode saling silang atau selang seling.
3. Pada lapisan III akan ditanami dengan Pohon Kelapa dengan jarak tanam yaitu 10 x 10m.
Namun karena wilayah penanaman tersebut bisa jadi sudah masuk kedalam lahan milik
masyarakat, maka mekanisme penanamannya harus disepakati dan dimusyawarahkan terlebih
dahulu dengan masyarakat terkait status lahan, sistem bagi hasil, kepemilikan dan lain-lainnya.
b. Mekanisme Penanaman
1. Penyapihan
Pada tahap awal perlu dibuat lokasi penyapihan bibit sementara sebelum ditanami, yang
selanjutnya juga berfungsi sebagai tempat pembibitan berbagai jenis komoditi tanaman konservasi,
perkebunan dan hortikultura. Adapun rangkaian kegiatan yang dikerjakan adalah sebagai berikut:
− Pihak ASF menyediakan dana untuk konsumsi dan transportasi lokal bagi masyarakat
selama proses pengerjaan sarana penyapihan bibit atau tempat pembibitan.
− Perawatan dan pemeliharaan bibit selama masa penyapihan dilakukan oleh masyarakat
sampai kondisi bibit segar kembali dan siap ditanami.
2. Pembuatan Pagar Kotak
Pagar disini dimaknai sebagai pagar berbentuk kotak yang akan digunakan untuk memagari
pohon yang ditanam secara individu untuk melindunginya dari gangguan ternak. Hal-hal yang terkait
dengan pembuatan pagar ini adalah sebagai berikut:
− Setiap tanaman yang ditanam di pantai harus dilindungi dengan pagar kotak.
− Pagar kotak ini harus selesai dibuat secara keseluruhan sebelum dilakukannya penanaman.
Masyarakat perlu memasang tanda pada lubang tanam sekaligus untuk tanda tempat yang
harus dipasang pagar kotak.
− Jumlah pagar kotak yang harus dibuat sebanyak jumlah lubang tanam menurut pola tanam
masing-masing yaitu sebanyak 1096 buah.
− Bentuk pagar segi empat dengan ukuran (p x l x t) adalah: 1 x 1 x 1,5m.
− Bahan pagar terdiri dari kayu tiang, kawat ayam, dan paku. Tiang dibuat dari kayu bulat
dengan diameter 10 - 20cm. Tinggi tiang kayu adalah 1,5m, dengan rincian 50cm masuk ke
dalam tanah dan sisanya di atas tanah setinggi 100cm.
− Pada setiap pagar kotak dibuatkan kayu penyangga bagian atas dan bawah (12 batang
kayu/kotak). Selanjutnya 3 sisinya dilapisi/dikelilingi oleh kawat ayam (spek. bulat) dan
dipaku, sedang kawat ayam pada 1 sisi lainnya baru dipaku ketika berada di lokasi
penanaman.
− Bahan tiang kayu untuk pagar dibeli dari masyarakat atau dari tempat lain
− Bahan Kawat ayam dan paku disediakan oleh ASF.
− Peralatan (seperti: palu, gergaji, parang, cangkul, tembilang, sekop) disediakan oleh
masyarakat secara swadaya. Demikian juga dengan ongkos kerja pembuatan pagar kotak
merupakan swadaya masyarakat.
− ASF menanggung dana untuk konsumsi dan transportasi.
3. Penanaman
Adapun rangkaian kegiatan dalam penanaman adalah sebagai berikut:
− Masyarakat yang mau melaksanakan penanaman dibagi dalam beberapa kelompok
dibawah koordinasi Kelompok Sabee Jaya.
− Pembuatan lubang tanam.
− Distribusi bibit di setiap lubang tanam dilakukan oleh masing-masing kelompok.
− Mengingat luasnya wilayah pantai serta jarak lokasi tanam yang berbeda-beda, maka untuk
distribusi bibit ASF menyediakan sarana transportasi mobil (rental).
− Penanaman dilakukan secara baik dan benar; bagian bawah polybag dipotong/dibuka, dan
disiram sebelum ditanam (agar media yang ada dalam polybag tidak mudah rusak).
− Penanaman dilakukan secara gotong royong (swadaya masyarakat).
− Pada setiap lubang yang sudah diisi dengan tanaman selanjutnya dipasang pagar kotak.
Setelah terpasang dengan baik, maka dilakukan pemakuan pada satu sisi terakhir.
Pemasangan kotak ini harus dalam kondisi dan posisi yang baik/sempurna (tegak dengan
baik, tidak miring, dll).
− ASF tidak membayar upah penanaman, tetapi menanggung dana konsumsi dan
transportasi lokal masyarakat selama kegiatan berlangsung.
Pemeliharaan Awal
Pemeliharaan dan penyisipan tanaman yang mati menjadi tanggung jawab masyarakat
setempat dibawah koordinasi lembaga internal dan Geuchik Desa Setempat. Kegiatan pemeliharaan
dan penyisipan dilakukan secara swadaya masyarakat.
Sedangkan ASF akan berperan dalam mengontrol dan mengawasi saja. Untuk mendorong semangat
masyarakat dalam memelihara tanaman, maka ASF akan memberikan biaya perawatan sebesar Rp.
3.000,- per pohon apabila persentase tanaman yang tumbuh setelah 3 bulan mencapai 80%.
Lampiran 4 - ToR Tahapan Monitoring & Evaluasi dan Pelaporan
ToR
Monev dan Pelaporan
Kegiatan monitoring dan evaluasi akan dilakukan dalam masa 3 bulan terakhir pelaksanaan proyek
untuk memantau perkembangan hasil implementasi kegiatan penanaman dan pengelolaan sampah.
Kegiatan monitoring ini akan melibatkan peran serta masyarakat sehingga didapatkan sebuah hasil dan
rekomendasi dari kegiatan monev yang objektif.
Selanjutnya dalam masa 1 bulan terakhir pelaksanaan proyek, proses pelaporan akhir/final akan
dilakukan. Adapun pelaporan sebelumnya adalah terdiri dari laporan pendahuluan (setelah kegiatan
persiapan diselesaikan dalam 3 bulan pertama) dan laporan interim (setelah kegiatan lapangan dalam 3
bulan kedua).
Lampiran 5 – Jadual Waktu Pelaksanaan
Bulan
No. Aktiitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. Persiapan
Survey awal
Pertemuan
masyarakat
Merancang agenda
teknis secara
partisipatif
Pembibitan/pengadaan
bibit dan tong-sampah
Evaluasi tahapan
persiapan
Pelaksanaan
II.
Lapangan
Pembersihan Lahan
Pengelolaan Sampah
Penanaman
Perawatan Awal
(berkala)
d.
Evaluasi tahap
- pelaksanaan lapangan
Monitoring &
-
III. Evaluasi dan
- Pelaporan
Penyisipan
Memastikan sampah
terkelola
Survey akhir
Pelaporan
pendahuluan
Pelaporan interim
Pelaporan akhir/final
Lampiran 6 – Organisasi Pelaksana Proyek
Adm/Keuangan
Keterangan:
- - - - - - : garis koordinasi / partisipatif
______ : garis instruksi partisipatif
: garis aspirasi dan partisipatif
Lampiran 7 - Detail Rancangan Anggaran
ANGGARAN PROPOSAL
Jlh. Waktu/
No. Deskripsi Biaya Total (Rp) %
Unit Frek.
SDM Manajemen
1 Koordinator proyek 1 org 800,000 rp 9 bln 7,200,000 4.42%
2 Staff Adm./Keuangan 1 org 700,000 rp 9 bln 6,300,000 3.87%
3 Staff Logistik 1 org 600,000 rp 9 bln 5,400,000 3.32%
Sub total 1 18,900,000 11.62%
Dukungan Implementasi
ATK
4 ATK 1 ls 300,000 rp 3 kali 900,000 0.55%
5 Komunikasi 1 ls 300,000 rp 9 bln 2,700,000 1.66%
6 Sekretariat lapangan 1 ls 300,000 rp 9 bln 2,700,000 1.66%
Transportasi
7 Sewa sepeda motor 3 unt 200,000 rp 9 bln 5,400,000 3.32%
(termasuk bahan bakar
minyak)
Sub total 2 11,700,000 7.19%
Biaya Implementasi
Persiapan
8 Fasilitator/Evaluator 4 org 500,000 rp 9 bln 18,000,000 11.06%
9 Pertemuan masyarakat 6 kali 400,000 rp 1 proj. 2,400,000 1.47%
10 Fotokopi dan printer 1 ls 150,000 rp 1 proj. 150,000 0.09%
Pelaksanaan Lapangan
11 Pembersihan lahan 1 kali 750,000 rp 1 proj. 750,000 0.46%
12 Kegiatan penanaman 6 hr 750,000 rp 1 proj. 4,500,000
13 Pengelolaan sampah 3 hr 250,000 rp 1 proj. 750,000 0.46%
14 Fotokopi dan printer 1 ls 150,000 rp 1 proj. 150,000 0.09%
Monev & Pelaporan
15 Penyisipan 2 hr 750,000 rp 1 proj. 1,500,000 0.92%
16 Survey Akhir 8 hr 250,000 rp 1 proj. 2,000,000 1.23%
17 Fotokopi dan printer 1 ls 150,000 rp 1 proj. 150,000 0.09%
18 Pelaporan 3 kali 500,000 rp 1 proj. 1,500,000 0.92%
19 Dokumentasi (Foto-Video) 1 ls 1,000,000 rp 1 proj. 1,000,000 0.61%
Logistik
Pengadaan bibit
20 Kelapa 120 btg 33,000 rp 1 proj. 3,960,000 2.43%
21 cemara 120 btg 46,200 rp 1 proj. 5,544,000 3.41%
22 ketapang 120 btg 45,000 rp 1 proj. 5,400,000 3.32%
23 Waru 120 btg 39,000 rp 1 proj. 4,680,000 2.88%
24 Tong Sampah 300 rmh 306,900 rp 1 proj. 92,070,000 56.58%
Material
Kampanye/Komunikasi
25 Spanduk 5 unt 200,000 rp 1 proj. 1,000,000 0.61%
26 Poster 100 exp. 30,000 rp 1 proj. 3,000,000 1.84%
Subtotal 3 130,504,000 80.20%
Biaya tidak langsung 1% 161,104,000 1,611,040 1,611,040 0.99%
Subtotal 4 1,611,040 0.99%