You are on page 1of 15

LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT

DEWAN PIMPINAN DAERAH


KABUPATEN BANYUMAS
SEKRETARIAT : JL.RASAMALA RAYA NO.65 RT.05/RW.06 PERUM TELUK,PURWOKERTO SELAATAN, TELP.
0281-6847460,BANYUMAS

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA


PANJI INDONESIA MULIA – SANG SAKA MERAH PUTIH
PEMBUKAAN
Sekapur Sirih
Dari Sang Saka Merah Putih kami dapat bernafas lega tanpa ikut berjuang melawan
penjajah yang tidak mempunyai peri kemanusiaan apalagi terukur dari Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari
Sang Saka Merah Putih kami mendapatkan Pancasila sebagai dasar Negara dan Idiil dalam kehidupan
sehari-hari yang tepat dan dinamis.
Dari Sang Saka Merah Putih kami mendapatkan UUD 1945 yang amat jelas dan sangat
manusiawi untuk dilaksanakan, dilakukan secara benar, menyeluruh sebagai landasan konstitusionil
masyarakat dan rakyat Indonesia seutuhnya.
Dari Sang Saka Merah Putih kami mendapatkan Proklamasi Kemerdekaan di setiap individu
seluruh rakyat Indonesia yang dengan seksama diakui secara mutlak penuh dengan keramat, ridho
dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, menjadikan kami sadar benar segenap derap langkah hari demi
hari dan akhirnya kami menumpuk hutang budi jasa-jasamu wahai Pahlawan, kami tinggal
manauladani, berterima kasih, mencintai, mengisi, membela, mempertahankan atas perjuanganmu
sekalian kusuma bangsa.
Dari sini kami membentuk wadah organisasi independent, non politik untuk masyarakat
segenap rakyat Indonesia agar kami paling tidak bisa membalas budi, menggugah dan mengingatkan
kembali bahwa kemerdekaan adalah engkau wariskan kepada anak cucu negeri yang tercinta ini,
kubawa jasamu kusuma bangsa dalam nafas kehidupan kami sampai akhir hayat kami, kuserahkan
segala pengabdian kami kepada sesama demi mewarisi anak cucu di negeri ini selama-lamanya
mengabdi kepada sesama Bangsa dan Negara agar kami bisa mengabdi kepada-Mu.
Akhirnya kami bersyukur kepada-Mu, Tuhan Yang Maha Esa, hanya dengan ridho-Mu yang
menyertai kami keluarga “PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH”.
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa atas segala ridho-Nya telah terwujud lambang dari
wadah kami yang kami sempurnakan secara seksama bernama “PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA
MERAH PUTIH” dengan penguat tanda pengenal berbunyi “PANJI PUTRA IBU PERTIWI NUSANTARA”.
Dengan mengharap ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga “PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH”

“IKRAR TRI DHARMA BAKTI SETIA”


1. Kami keluarga “PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH” Mentaati, mengakui,
menyadari, sepenuh hati : Bertanah air satu tanah air Indonesia.
2. Kami keluarga “PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH” Mentaati, mengakui,
menyadari, sepenuh hati : Berbangsa satu bangsa Indonesia.
3. Kami keluarga “PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH” Mentaati, mengakui,
menyadari, sepenuh hati : Menjunjung tinggi bahasa persatuan Bahasa Indonesia.

Serta :
1. Menjadikan Sang Saka Merah Putih menjadi pusaka Keluarga “PANJI INDONESIA MULIA SANG
SAKA MERAH PUTIH” sekaligus Pusaka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Menjadikan Pancasila sebagai dasar hidup dalam kehidupan keluarga yang sekaligus menjadi
dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Menjadikan UUD 1945 sebagai panduan pelaksanaan organisasi “PANJI INDONESIA MULIA SANG
SAKA MERAH PUTIH” seutuhnya.
ANGGARAN DASAR
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
PANJI INDONESIA MULIA – SANG SAKA MERAH PUTIH

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
1. Organisasi ini bernama “PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH”, disingkat PIM SSMP.
2. “PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH” didirikan di Kabupaten Kulon Progo pada
tanggal 10 Januari 2008 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
3. “PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH” berkedudukan di Kabupaten Kulon Progo
sebagai kantor pusat dan bila dianggap perlu di daerah-daerah lain dapat dibentuk cabang-cabang
dan/atau perwakilan-perwakilannya

BAB II
ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2
PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH berazaskan Pancasila sebagai landasan idiil dan
Undang-undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional

Pasal 3
Tujuan PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH adalah mewujudkan masyarakat adil dan
makmur yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BAB III
LAMBANG

Pasal 4
1. Lambang PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH adalah lingkaran 17 bendera
merah putih dalam bola dunia diapit muka belakang oleh bintang keemasan dan lingkaran langit
biru, diapit kanan kiri oleh padi dan kapas dengan ikatan rantai, diapit atas bawah oleh tulisan PIM
SSMP dan PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH, seluruhnya berada dalam kotak
persegi delapan dengan warna latar belakang coklat.
2. Arti dan makna dari masing-masing bagian dalam lambang tersebut dijelaskan lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB IV
USAHA

Pasal 5
1. Untuk mencapai tujuan, PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH melakukan usaha
(ikhtiar) sebagai berikut. :
a. Menegakkan, membangun dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Menegakkan, mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945
sebagai landasan idiil dan konstitusionil Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang
bertumpu pada potensi sumberdaya lokal dengan tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan
lingkungan hidup.
d. Membangun dan mengembangkan ekonomi kerakyatan
e. Berperan aktif dalam upaya-upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis,
bersih dan berwibawa
f. Memelihara dan melestarikan seni budaya dan adat istiadat untuk memperkokoh jati diri
Bangsa Indonesia ditengah peradaban dan pergaulan bangsa-bangsa di dunia
g. Meningkatkan kualitas Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing serta menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan antar umat
beragama
h. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pemenuhan sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai, pengembangan riset dan teknologi sebagai usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa.
i. Meningkatkan kualitas dan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui pemenuhan
sarana dan prasarana yang memadai.
j. Menyiapkan generasi muda yang berkualitas, handal dan tangguh sebagai penerima estafet
kepemimpinan dan pembangunan menuju kejayaan bangsa tanpa meninggalkan jati diri bangsa
Indonesia.
2. Dalam mencapai tujuan organisasi dapat pula dilakukan usaha-usaha lainnya yang tidak
bertentangan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Usaha yang dilakukan dapat dilakukan secara mandiri dan atau bekerja sama dengan pihak lain
berdasarkan prinsip hubungan kerja kemitraan dan kesetaraan.

BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 6
1. Setiap Warga Negara Indonesia yang sudah memenuhi syarat serta menyetujui Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan program kerja PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH
PUTIH dapat diterima menjadi anggota.
2. Keanggotaan dapat berasal dari perorangan dan atau utusan kelembagaan.
3. Syarat-syarat menjadi anggota, hak dan kewajiban serta sanksi anggota diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga

BAB VI
KEPENGURUSAN

Pasal 7
1. Kepengurusan dalam organisasi PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH terdiri dari
Dewan Pembina dan Dewan Pengurus.
2. Untuk menjalankan roda organisasi dan usaha, Dewan Pengurus atas persetujuan Dewan
Pembina dapat mengangkat Dewan Pakar dan Dewan Pengurus Daerah
3. Dewan Pengurus Daerah adalah Dewan Pengurus tingkat Propinsi dan Kabupaten atau yang
dipersamakan.
4. Dewan Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas :
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Koordinator dan staff departemen/bidang/unit
5. Jumlah departemen/bidang/unit yang dibentuk disesuaikan dengan kebutuhan.

BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 8
1. Jenis permusyawaratan PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH :
a. Musyawarah Nasional
b. Musyawarah Daerah
c. Musyawarah Luar Biasa
d. Musyawarah Kerja Nasional
e. Musyawarah Kerja Daerah
2. Selain jenis-jenis permusyawaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, Dewan Pengurus
menurut tingkatannya dapat mengadakan Rapat Pengurus sesuai kebutuhan, yaitu :
a. Rapat Pengurus Pusat
b. Rapat Pengurus Daerah

Pasal 9
MUSYAWARAH NASIONAL
1. Musyawarah Nasional merupakan pemegang kekuasan tertinggi, diadakan 5 (lima) tahun sekali.
2. Musyawarah Nasional berwenang :
a. Menetapkan dan/atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
b. Menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat
c. Menetapkan program kerja
d. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Pusat, Dewan Pembina dan Dewan Pakar
e. Menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu
3. Musyawarah Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat
4. Acara dan tata tertib dalam Musyawarah Nasional ditetapkan oleh Musyawarah Nasional

Pasal 10
MUSYAWARAH DAERAH
1. Musyawarah Daerah adalah musyawarah ditingkat daerah, diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
2. Musyawarah Daerah berwenang :
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Daerah
b. Menetapkan program kerja
c. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Daerah, Dewan Pembina dan Dewan Pakar
d. Menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu
3. Musyawarah Daerah diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah.
4. Acara dan tata tertib dalam Musyawarah Daerah ditetapkan oleh Musyawarah Daerah

Pasal 11
MUSYAWARAH LUAR BIASA
1. Musyawarah Luar Biasa dapat diadakan apabila dianggap perlu atas permintaan secara tertulis dari
lebih dari 2/3 (dua pertiga) Jumlah Dewan Pengurus Daerah
2. Ketentuan-ketentuan dalam Musyawarah Nasional berlaku pula bagi Musyawarah Luar Biasa.

Pasal 12
MUSYAWARAH KERJA NASIONAL
1. Musyawarah Kerja Nasional diadakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah
Nasional dan masalah lainnya yang dianggap mendesak, diadakan sekurang-kurangnya sekali
antara dua Musyawarah Nasional.
2. Musyawarah Kerja Nasional diadakan oleh Dewan Pengurus Pusat.
3. Acara dan Peraturan Tata Tertib dalam Musyawarah Kerja Nasional ditetapkan oleh Dewan
Pengurus Pusat.

Pasal 13
MUSYAWARAH KERJA DAERAH
1. Musyawarah Kerja Daerah diadakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah
Daerah dan masalah lainnya yang dianggap mendesak, diadakan sekurang-kurangnya sekali antara
dua Musyawarah Daerah.
2. Musyawarah Kerja Daerah diadakan oleh Dewan Pengurus Daerah.
3. Acara dan Peraturan Tata Tertib dalam Musyawarah Kerja Daerah ditetapkan oleh Dewan Pengurus
Daerah.

Pasal 14
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila setelah diusahakan secara sungguh-sungguh, musyawarah untuk mencapai mufakat tidak
berhasil, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

BAB VIII
KEPEMIMPINAN

Pasal 15
1. Susunan pimpinan PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH terdiri dari Dewan Pimpinan
Pusat dan Dewan Pimpinan Daerah.
2. Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari Dewan Pembina, Dewan Pakar dan Dewan Pengurus Pusat.
3. Dewan Pimpinan Daerah terdiri dari Dewan Pembina, Dewan Pakar dan Dewan Pengurus Daerah.
4. Untuk dapat dipilih menjadi Pimpinan disemua tingkatan harus memenuhi syarat:
a. Beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa
b. Telah menjadi anggota
c. Berbudi pekerti mulia, memiliki prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap
organisasi PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH
d. Mengikuti Ikrar Tri Dharma Bakti

Pasal 16
DEWAN PEMBINA
1. Jumlah personalia Dewan Pembina disesuaikan dengan kebutuhan
2. Dewan Pembina bertugas untuk memberi arahan, saran dan masukan kepada Dewan Pengurus
tentang program kerja organisasi.
3. Kinerja Dewan Pembina diatur oleh keputusan musyawarah sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 17
DEWAN PAKAR
1. Jumlah personalia Dewan Pakar disesuaikan dengan kebutuhan
2. Dewan Pakar bertugas untuk memberi arahan, saran dan masukan kepada Dewan Pengurus atas
masalah-masalah tertentu sesuai bidang keahliannya.
3. Dewan Pakar terdiri dari orang-orang yang mempunyai kekhususan keahlian tertentu
(cendekiawan, budayawan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat)
4. Personalia Dewan Pakar diajukan oleh Dewan Pengurus dan disetujui oleh Dewan Pembina dan
forum musyawarah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 18
KEWENANGAN DEWAN PIMPINAN PUSAT
Kewenangan Dewan Pimpinan Pusat
1. Menentukan kebijakan secara umum sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
Keputusan Musyawarah Nasional, Keputusan Musyawarah Kerja Nasional, dan ketentuan-ketentuan
lainnya.
2. Menetapkan personalia anggota Dewan Pakar.
3. Membentuk dan mengkoordinir departemen/bidang/unit.
4. Mengambil keputusan tentang pencalonan atau penggantian anggota-anggota yang ditugaskan
diluar organisasi
5. Mengesahkan susunan pengurus dewan pimpinan daerah sesuai hasil keputusan musyawarah.
6. Membatalkan/meluruskan atau memperbaiki suatu keputusan yang diambil oleh forum
rapat/musyawarah yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
7. Mengambil keputusan tentang pemberhentian terhadap anggota
8. Melaksanakan musyawarah luar biasa jika terjadi kemacetan di tingkat daerah
9. Melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
dan Musyawarah Nasional

Pasal 19
KEWENANGAN DEWAN PIMPINAN DAERAH
Kewenangan Dewan Pimpinan Daerah
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Pusat.
2. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Daerah sesuai Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Daerah, Keputusan Musyawarah Kerja Daerah,
dan ketentuan-ketentuan lainnya.
3. Menetapkan personalia anggota Dewan Pakar tingkat daerah.
4. Membentuk dan mengkoordinir departemen/bidang/unit.
5. Membatalkan/meluruskan atau memperbaiki suatu keputusan yang diambil oleh forum
rapat/musyawarah yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
6. Melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Dewan Pimpinan Pusat dan Musyawarah Daerah.

BAB IX
KEUANGAN

Pasal 20
Keuangan PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH dapat diperoleh dari:
1. Sumbangan dari anggota
2. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat
3. Bantuan dari Negara/pemerintah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Hasil usaha organisasi
5. Bantuan dari pihak lain yang tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

BAB X
SEKRETARIAT

Pasal 21
1. Untuk melaksanakan/menyelenggarakan administrasi PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA
MERAH PUTIH dibentuk sekretariat baik untuk tingkat pusat maupun tingkat daerah.
2. Struktur organisasi badan-badan kelengkapan dan tata kerja sekretariat ditetapkan oleh Dewan
Pembina dan Dewan Pengurus

BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 22
1. Keputusan tentang perubahan Anggaran Dasar dapat diambil dengan sah oleh Musyawarah
Nasional yang khusus diadakan, dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
anggota dan keputusan itu sah jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) bagian
dari jumlah suara yang dikeluarkan.
2. Jika dalam rapat itu jumlah anggota yang hadir tidak mencukupi jumlah quorum yang
ditetapkan dalam ayat (1) pasal ini maka dapat diadakan rapat untuk kedua kalinya selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah rapat yang pertama, dengan ketentuan bahwa rapat yang kedua
ini tanpa memandang jumlah anggota yang hadir dapat mengambil keputusan-keputusan tentang
apa yang diajukan dalam rapat itu diadakan pemungutan suara, maka keputusannya sah jika
keputusan itu diambil dengan jumlah terbanyak dari suara yang dikeluarkan.
BAB XI
PEMBUBARAN

Pasal 23
1. PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah
Nasional yang khusus diadakan untuk keperluan itu
2. Musyawarah Nasional yang dimaksud dalam pasal 16 ayat 1 dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang- kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota dan keputusannya harus disetujui oleh
sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah.
3. Apabila terjadi pembubaran maka hak milik PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH
dipindahkan kepada organisasi sosial kemasyarakatan yang memiliki ikatan searah dengan PANJI
INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIIH

BAB XII
ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 24
1. Anggaran Rumah Tangga ditetapkan dan diubah oleh Musyawarah Nasional.
2. Anggaran Rumah Tangga memuat ketentuan-ketentuan yang menurut Anggaran Dasar harus
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan mengenai hal-hal lain yang
dianggap perlu oleh Musyawarah Nasional.
3. Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-peraturan lain dari Badan Pengurus tidak boleh memuat
ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

BAB XII
PENUTUP

Pasal 25
Hal-hal yang baik dalam Anggaran Dasar ini, dalam Anggaran Rumah Tangga maupun oleh
Musyawarah Anggota tidak cukup atau belum diatur, diputuskan/ditetapkan oleh Dewan Pengurus dan
Dewan Pembina.

Ditetapkan di : Kulon Progo


Pada tanggal : 10 Januari 2008
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH

BAB I
LAMBANG

Pasal 1
1. Sang Saka Merah Putih terlipat bulat 17 lipatan, melambangkan nilai patriotisme yang sejati
warisan para pahlawan kita semua, merujuk pada tanggal 17.
2. Segi Delapan beraturan warna coklat tanah melambangkan 8 penjuru mata angin, warna kekal,
merujuk pada bulan Agustus bulan ke 8.
3. Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan, berjumlah 19 biji, masing masing merujuk pada
angka 1900.
4. Rantai bulat jumlah 4 melambangkan tali kemanusiaan yang manusiawi secara pasang-pasangan,
merujuk pada angka 40
5. Bintang warna kuning emas memantul diluar globe adalah melambangkan Ketuhanan Yang Maha
Segalanya. Bintang segi lima merujuk pada angka 5.
6. Globe, bumi warna kuning melambangkan kejayaan dan kesuksesan, merujuk pada titik kejayaan.

Lambang Atribut:
1. Segitiga sama sisi warna kuning atau biru melambangkan siang dan malam
yang penuh rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Tulisan Panji Putra Ibu Pertiwi Nusantara melambangkan
dan menunjuk pada cita rasa, asal usul tanah kelahiran tumpah darah segenap insan di persada
Nusantara, menjadi satu dari suku-suku yang sangat kaya budaya, adi luhur menjadi penguat
sekaligus ciri keluarga Panji Indonesia Mulia Sang Saka Merah Putih khususnya dan umumnya
segenap masyarakat rakyat Indonesia seutuhnya.
2. Lambang melati kuncup menyilang tiga sudut, melambangkan kelahiran suatu kesejahteraan yang
merata bagi seluruh bangsa melalui proses yang panjang dengan pengorbanan para kusuma
bangsa kita. Mekar ditengah ketulusan para pahlawan yang melahirkan jiwa patriot bagi tanah air
kita.
3. Bingkai merah segitiga sama sisi melambangkan keseimbangan kekuatan hukum agama, hukum
adat dan hukum negara

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 2
Syarat anggota
1. Telah berumur 17 tahun/ dewasa
2. Sanggup aktif mengikuti kegiatan PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH
3. Menerima dan melaksanakan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga serta program kerja PANJI
INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH
4. Menyampaikan permohonan tertulis kepada Dewan Pengurus

Pasal 3
Hak Anggota
Setiap anggota memiliki hak :
1. Menghadiri pertemuan, mengeluarkan pendapat, mengajukan usul dan saran
2. Memilih dan dipilih menjadi pengurus pusat maupun daerah
3. Memperoleh pendidikan, penataran dan bimbingan
4. Memperoleh perlindungan dan pembelaan apabila yang bersangkutan mendapat musibah dalam
melaksanakan tugas organisasi PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH.

Pasal 4
Kewajiban Anggota
1. Mentaati Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga serta keputusan musyawarah anggota yang
sah dan telah disepakati bersama
2. Aktif dalam kegiatan dan bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diamanahkan organisasi
PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH
3. Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik organisasi PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA
MERAH PUTIH
4. Memenuhi administrasi persyaratan sebagai anggota

Pasal 5
Pemberhentian Anggota
1. Keanggotaan berakhir karena :
a. Meninggal Dunia
b. Atas permintaan sendiri
c. Diberhentikan atas persetujuan rapat anggota.
2. Anggota dapat diberhentikan karena melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan dengan sengaja tidak melaksanakan kewajiban sebagai
anggota
3. Keputusan pemberhentian ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat setelah mendapat 3 (tiga) kali
teguran dari pimpinan daerah

BAB III
PERMUSYAWARATAN

Pasal 6
Musyawarah Nasional
1. Peserta Musyawarah Nasional adalah :
a. Dewan Pembina Pusat
b. Dewan Pengurus Pusat
c. Dewan Pakar Pusat
d. Perwakilan Pimpinan Daerah (Ketua dan Sekretaris Dewan Pengurus Daerah, Ketua Dewan
Pembina, Ketua Dewan Pakar)
2. Setiap peserta Musyawarah mempunyai hak bicara
3. Musyawarah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta
dan keputusan itu sah jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan.
4. Jika dalam rapat itu jumlah anggota yang hadir tidak mencukupi jumlah quorum yang ditetapkan
dalam ayat (1) pasal ini maka dapat diadakan rapat untuk kedua kalinya selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setelah rapat yang pertama, dengan ketentuan bahwa rapat yang kedua ini tanpa
memandang jumlah anggota yang hadir dapat mengambil keputusan-keputusan tentang apa yang
diajukan dalam rapat itu diadakan pemungutan suara, maka keputusannya sah jika keputusan itu
diambil dengan jumlah terbanyak dari suara yang dikeluarkan.

Pasal 7
Musyawarah Daerah
1. Peserta Musyawarah Daerah adalah :
a. Utusan Dewan Pimpinan Pusat
b. Dewan Pengurus Daerah
c. Dewan Pembina Daerah
d. Dewan Pakar Daerah
e. Perwakilan Anggota
2. Setiap peserta Musyawarah mempunyai hak bicara
3. Musyawarah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta
dan keputusan itu sah jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan.
4. Jika dalam rapat itu jumlah anggota yang hadir tidak mencukupi jumlah quorum yang ditetapkan
dalam ayat (1) pasal ini maka dapat diadakan rapat untuk kedua kalinya selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setelah rapat yang pertama, dengan ketentuan bahwa rapat yang kedua ini tanpa
memandang jumlah anggota yang hadir dapat mengambil keputusan-keputusan tentang apa yang
diajukan dalam rapat itu diadakan pemungutan suara, maka keputusannya sah jika keputusan itu
diambil dengan jumlah terbanyak dari suara yang dikeluarkan.

Pasal 8
Rapat-rapat
1. Rapat Dewan Pimpinan disemua tingkatan diadakan, sekurang- kurangnya 6 bulan sekali, .
2. Rapat koordinasi adalah rapat yang diadakan oleh Dewan Pimpinan Pusat dengan Dewan Pimpinan
Daerah sewaktu- waktu bila dipandang perlu
3. Rapat koordinasi sah bila dihadiri seperdua dari jumlah pimpinan pusat dan daerah yang hadir

BAB IV
KEUANGAN

Pasal 9
1. Besarnya iuran anggota ditentukan oleh Musyawarah Nasional
2. Hal- hal yang` menyangkut keuangan PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH
dipertanggungjawabkan dengan laporan oleh Dewan Pengurus dalam Musyawarah sesuai
tingkatannya.
BAB VII
PENUTUP

Pasal 10
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur lebih lanjut oleh Rapat
Dewan Pengurus.
2. Anggaran Rumah Tangga hanya dapat diubah oleh rapat anggota.

Ditetapkan di : Kulon Progo


Pada tanggal : 10 Januari 2008

VISI DAN MISI


Lembaga Swadaya Masyarakat
PANJI INDONESIA MULIA SANG SAKA MERAH PUTIH
(PIM SSMP)

VISI
Mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

MISI
1.Menegakkan, membangun dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.Menegakkan, mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Pancasila dan UUD
1945 sebagai landasan idiil dan konstitusionil Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang
bertumpu pada potensi sumberdaya lokal dengan tetap menjaga kelestarian dan
keseimbangan lingkungan hidup.
4.Membangun dan mengembangkan ekonomi kerakyatan
5.Berperan aktif dalam upaya-upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis,
bersih dan berwibawa
6.Memelihara dan melestarikan seni budaya dan adat istiadat untuk memperkokoh jati diri
Bangsa Indonesia ditengah peradaban dan pergaulan bangsa-bangsa di dunia
7.Meningkatkan kualitas Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama
dan kepercayaan masing-masing serta menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan antar
umat beragama
8.Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pemenuhan sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai, pengembangan riset dan teknologi sebagai usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa.
9.Meningkatkan kualitas dan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui pemenuhan
sarana dan prasarana yang memadai.
10.Menyiapkan generasi muda yang berkualitas, handal dan tangguh sebagai penerima
estafet kepemimpinan dan pembangunan menuju kejayaan bangsa tanpa meninggalkan
jati diri bangsa Indonesia.

You might also like