You are on page 1of 5

Teknik Isolasi Mikroorganisme

Noorkomala Sari
loocev@gmail.com

Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Biologi FMIPA ITS Surabaya


23 Desember 2009

1. Pendahuluan
Mikroorganisme ada dimana-mana. Mereka dapat ditemukan di tanah, udara, air,
makanan, limbah, bahkan di permukaan tubuh. Singkatnya, setiap area dari lingkungan kita
penuh dengan mikroba. Ilmu mikrobiologi memisahkan populasi yang beraneka ragam
tersebut menjadi spesies induvidu yang dapat dipelajari (Cappucino, 1983).
Pertumbuhan mikroorganisme di alam dapat diketahui dengan pengambilan
mikroorganisme tersebut di alam yang kemudian ditumbuhkan di dalam suatu medium buatan
yang disebut dengan isolasi. Dalam mengisolasi mikroorganisme baik mikroorganisme tanah,
air, dan udara harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses isolasi
tersebut.
Tujuan dari makalah ini adalah bagaimana cara untuk mengisolasi dan mempelajari
t
berbagai bentuk koloni mikroorganisme yang ada di tanah, air dan udara.

2. Isolasi
Berbagai macam mikroorganisme dapat ditemukan di alam dalam populasi yang
heterogen. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media
padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo,
1996).
Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah,
maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang
terpisah, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya (Sutedjo, 1996).
Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena
terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel itu dipisahkan
dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan
membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung
reaksi atau cawan petri-cawan petri yang terpisah (Sutedjo, 1996).
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi mikroorganisme adalah :
1. Sifat dan jenis mikroorganisme
2. Habitat mikroorganisme
3. Medium pertumbuhan
4. Cara menginokulasi dan inkubasi
5. Cara mengidentifikasi
6. Cara pemeliharaannya (Dwidjoseputro, 1998).

3. Metode Isolasi
Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan. Macam-macam metode
isolasi tersebut antara lain:
1. isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang
mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan
mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop.
2. isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan
ujung jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas
permukaan agar secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atas
tabung.
3. isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yang
mengandung mikroorganisme pada permukaan atas tabung.
4. isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel
campuran bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan
didalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.
( Dwidjoseputro, 2003 )

Oleh Nuniek, 2001 isolasi mikroba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara
penggoresan dan cara penaburan.
a. Isolasi mikroba dengan cara penggoresan
Tujuan utama dari penggoresan ini adalah untuk menghasilkan koloni-koloni bakteri yang
terpisah dengan baik dari suspensi sel yang pekat. Cara ini lebih menguntungkan bila
ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tapi memerlukan ketrampilan yang diperoleh
dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Ada beberapa teknik goresan, antara lain :
1. Goresan T
2. Goresan kuadran
3. Goresan radian
4. Goresan sinambung (Nuniek, 2001).
b. Isolasi mikroba dengan cara penaburan
Cara penaburan pour( plate) merupakan cara yang kedua di samping penggoresan untuk
memperoleh biakan murni dari biakan campuran mikroba. Cara ini berbeda dari cara
penggoresan dimana media agar diinokulasi dalam keadaan tetap cair yaitu pada suhu
45o C, dan demikian pula koloni-koloni akan berkembang di seluruh media, tidak hanya
pada permukaan. Untuk beberapa tujuan hal ini menguntungkan, contohnya dalam
mempelajari pertumbuhan koloni streptococcal pada sel-sel darah merah. Distribusi
koloni-koloni yang lebih baik juga diperoleh dalam cawan penaburan yang dibuat dengan
baik, dan isolasi akan lebih mudah dibuat. Supaya koloni yang tumbuh dalam cawan tidak
terlalu banyak ataupun sedikit maka contoh diencerkan hingga beberapa kali pengenceran
dan ditaburkan pada beberapa cawan (Nuniek, 2001).
Khusus ntuk isolasi khamir dan jamur dikenal beberapa teknik inokulasi yaitu :
1. Teknik pengenceran
2. Teknik Hansen
3. Teknik Lindner
4. Mikromanipulator
5. Isolasi spora dari sporangium (Winarni, 1997).

4. Karakteristik Koloni Bakteri


Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu bagian dalam
identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni bakteri pada media agar datar
yaitu (Sutedjo, 1996) :
1. Ukuran
• Titik
• Kecil
• Sedang
• Besar
2. Warna koloni
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, di mana sel-sel
bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan tanpa pewarnaan menjadi
lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti.
3. Bentuk koloni
• Bundar
• Tidak beraturan
• Rhizoid (tersebar seperti akar)

4. Bentuk bagian tepi koloni ( margin )


• Rata ( entire)
• Tidak rata, bergelombang secara beraturan ( lobate)
• Bergelombang ( undulate )
• Bergerigi (serrate )
• Seperti filamen ( filamentous )
5. Bentuk koloni dilihat dari samping atau tingginya ( elevation )
• Datar ( flat )
• Agak menonjol ke atas ( raised )
• Menonjol ke atas ( convek )
• Menonjol dengan bagian pusat yang lebih tinggi ( umbonate )

Pada isolasi mikroorganisme air digunakan metode pengenceran bertingkat. Tujuan


dari metode ini adalah untuk mendapatkan satu kultur murni atau dengan kata lain satu koloni
mikroorganisme saja. Koloni adalah kumpulan organisme yang berasal dari satu sel.
Pengenceran dilakukan sebanyak 3 kali. Pertama-tama air susu dipipet satu ml kemudian
diteteskan pada 9 ml aquades steril. Setelah itu di homogenkan larutan secara merata dengaan
alat bernama vortex mixer. Setelah itu diambil lagi 1 ml dari pengenceran-1 10 dengan
menggunakan pipet ukur khusus. Diteteskan pada 9 ml aqudes steril lagi, dan begitu
seterusnya hingga didapatkan pengenceran 10 -3.

a. Tandai semua tabung reaksi yang berisi aquades 9 ml (A, B, C, dst) dan tandai pula
masing-masing cawan petri dengan nilai pengencerannya.
b. Kocok (divoteks) suspensi kuman (tanah) yang sebelumnya diencerkan dengan aquades
9 ml dan dipindahkan 1 ml suspensi tersebut ke botol A.
c. Kocok tabung reaksi A (divorteks) sehingga suspensinya tercampur secara homogen dan
juga menyebabkan bakteri tersebar dan terlepas dari kelompok atau rantainya.
d. Pindahkan 1 ml dari tabung reaksi A ke B
e. Pindahkan 1 ml dari tabung reaksi B ke C. Dari tabung reaksi C dipindahkan 1 ml ke
cawan petri yang telah ditandai berdasarkan nilai pengencerannya, kemudian putar-putar
cawan tersebut sehingga suspensi tercampur dengan baik. Hal ini dilakukan serupa pada
tabung reaksi D.
f. Setelah perlakuan pengenceran dilakukan, maka beberapa cawan petri yang berisi
suspensi tersebut dimasukkan ke dalam inkubator (37°C) dengan membalik cawan petri
(Lay, 1994).

Daftar pustaka

Cappuccino, J.G and N.Sherman. 1983. Microbiology: a Laboratory Manual . Adison-Wesley


Publishing company: California

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi . Djambatan : Malang.

Lay, B. M. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium . PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Nuniek, T. 2001. Diktat Kuliah Mikrobiologi Industri . Teknik Kimia FTI-ITS : Surabaya

Sutedjo, M. 1996. Mikrobiologi Tanah . Rineka Cipta : Jakarta.

Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. 1990. Mikrobiologi Dasar . Erlangga : Jakarta

Widiyanti, Ni Luh Putu Manik, et al. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air
Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April
2004 : 64 - 73

Winarni, D. 1997.Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS :


Surabaya

You might also like