Professional Documents
Culture Documents
DALAM PERKEMBANGAN
AGAMA ISLAM DI INDONESIA
Disusun Oleh:
Lina Puspita Sari
Lilis Riyanti
3. Sunan Drajad
Syarifuddin atau Masih Maunat yang lebih dikenal dengan sebutanSunan
Drajad adalah putra Sunan Ampel (Raden Rahmat). Sunan Drajad menyebarkan
agama Islam di daerah Jawa Timur. Beliau adalah seorang Waliullah yang berjiwa
sosial dan dermawan. Beliau mengembangkan agama Islam dengan tidak segan-
segan memberikan pertolongan kepada yang sengsara, seperti membantu anak-
anak yatim piatu, orang sakit, dan fakir miskin. Sebagian ahli sejarah menyatakan
bahwa Sunan Drajad adalah pencipta Gending Pangkur.
4. Sunan Bonang
Raden Maulana Makhdum Ibrahim yang terkenal dengan nama Sunan
Bonang adalah putra Sunan Ampel. Maulana Makhdum Ibrahim semasa hidupnya
giat sekali menyebarkan agama Islam di daerah Tuban dan menjadikannya sebagai
pusat kegiatannya di Pulau Jawa. Sunan Bonang menciptakan Gending Dhurma
serta mengganti nama-nama hari menurut kepercayaan Hindu dengan nama-nama
malaikat serta nabi-nabi. Hal itu dimaksudkan untuk lebih mendekatkan hati
rakyat guna diajak masuk Islam.
5. Sunan Giri
Sunan Giri disebut juga Raden Paku, Prabu Satmaka atau Sultan Fakih.
Beliau putra Maulana Ishak yang pernah ditugaskan oleh Raden Rahmat untuk
menyebarkan agama Islam ke daerah Blambangan yang pada waktu itu masih
memeluk agama Hindu.
Sunan Giri diakui oleh Raja Majapahit sebagai pemimpin masyarakat
Ampel dan Gresik setelah Raden Rahmat wafat. Beliau di Giri kemudian
mendirikan sebuah masjid dan pesantren yang menampung banyak murid dari
berbagai wilayah. Sunan Giri pernah mengirimkan utusan ke luar Jawa, seperti ke
Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean, serta ke Ternate dan Haruku (Kepulauan
Maluku) untuk meyebarkan agama Islam. Para utusan itu terdiri atas para pelajar,
saudagar, dan nelayan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Sunan Giri-lah yang
menciptakan Gending Asmarandana dan Gending Pucung. Sunan Giri juga
terhitung seorang ahli pendidik yang berjiwa demokratis. Beliau banyak
menciptakan permainan anak-anak yang berjiwa Islam, seperti Ilir-ilir, Jamuran,
dan Cublak-cublak suweng.
6. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga yang mempunyai nama kecil Raden Mas Syahid adalah
putra Tumenggung Sahur Wilantikta, Bupati Tuban. Sunan Kalijaga menikah
denga Dewi Sarah binti Maulana Ishak. Dari perkawinan itu beliau berputra tiga
orang, yaitu: Raden Umar Said (Sunan Muria), Dewi Ruhayah, dan Dewi Safiah.
Sunan Kalijaga selain seorang wali, juga dikenal sebagai mubalig, pejuang,
pujangga, dan filsuf yang berjiwa besar. Beliau termasuk mubalig keliling
sehingga daerah penyebarannya tidak terbatas. Sunan Kalijaga sebagai pujangga
pandai mengarang cerita yang disesuaikan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu,
cara beliau menyiarkan agama Islam adalah melalui cerita-cerita wayang yang
sudah banyak dimasuki ajaran-ajaran agama Islam. Sunan Kalijaga wafat di
Kadilangu dekat Bintoro, Demak.
7. Sunan Kudus
Sunan Kudus yang mempunyai nama kecil Ja’far Shodiq adalah putra
Raden Mas Usman Haji atau Sunan Ngundung di Jipang Panolan (sebelah utara
Blora). Beliau seorang wali yang pandai dala ilmu agama, seperti ilmu tauhid, usul
fikih, sastra, mantik, dan fiqh. Oleh karena itu beliau mendapat gelar sebagai
Walliyyulilmi. Daerah penyebaran ajaran Islam-nya meliputi daerah pesisir sebelah
utara Jawa Tengah. Dalam mengajarkan agama Islam, Sunan Kudus berusaha
mengikis habis pengaruh Hindu. Jadi, berbeda dengan cara yang digunakan oleh
Sunan Kalijaga. Tempat beliau mengajarkan agama diberi nama Kudus yang
berasal dari bahasa Arab, quds yang berarti suci.
Menurut riwayat, Sunan Kudusadalah seorang pujangga yang pandai
mengarang cerita-cerita pendek yang berisi filsafat agama Islam. Di antara karya
ciptaannya ialah Gending Maskumambang dan Gending Mijil. Sunan Kudus juga
pernah diangkat menjadi Senapati Kerajaan Demak.
8. Sunan Muria
Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga. Nama kecil Sunan Muria adalah
Raden Prawata. Beliau kawin dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngundung,
saudara sekandung Sunan Kudus dan memperoleh seorang anak laki-laki bernama
Pangeran Santri (Sunan Ngadilangu). Beliau menciptakan Gending Sinom dan
Gending Kinanti untuk kepentingan dakwah. Daerah penyebaran dakwah Islam-
nya berada di sekitar lereng Gunung Muria. Cara dakwah yang dilakukan adalah
memberi kursus kepada rakyat jelata. Beliau lebih suka bergaul dengan rakyat
jelata. Sunan Muria wafat dan dimakamkan di puncak Gunung Muria.