You are on page 1of 4

Hukum Cincin Suasa Bagi Lelaki

Posted By Dr Nizam on March 19, 2009

 
 
 Soalan :  Apakah hadis/dalil naqli yg merujuk kpd hukum memakai cincin suasa bagi
orang lelaki? Boleh sebutkan? Terima kasih..
 Jawapan :  Memakai cincin menurut sunnah yang diperbuat daripada perak adalah
harus bagi lelaki. Manakala bagi perempuan harus memakai cincin yang diperbuat
daripada emas. Rasulullah SAW pernah memakai cincin diperbuat daripada perak
sehingga baginda wafat. Baginda melarang memakai cincin emas sebagaimana sabda
Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh al-Tirmizi bermaksud; “Rasulullah SAW
melarang daripada memakai cincin emas”.
Cincin suasa adalah campuran daripada dua unsur logam iaitu emas dan perak. Oleh
kerana cincin suasa campuran emas lebih daripada perak maka ia dihukumkan emas
dan haram dipakai oleh kaum lelaki.
Menurut laporan Mesyuarat Panel Kajian Syariah JAKIM kali ke 31 pada 2-4 Oktober
2000 mengenai hukum memakai suasa bagi lelaki adalah haram..
 Status :  Selesai – Paparan Web.
. Nombor Rujukan :  PANEL 030407
 Tarikh Selesai :  03/04/2007 12:21 PM

Sumber:
http://baheis.islam.gov.my/web/musykil_new.nsf/5bf3fb7251836f9a482567f20004d1
04/46573c57f718868d002572b1007b6310?OpenDocument
Nota:
1. Jawapan kepada soalan disediakan oleh Panel Kemusykilan Agama, JAKIM
2. Setiap borang yang dihantar hendaklah mengandungi hanya satu soalan sahaja.
3. Jawapan yang diberi adalah berdasarkan Mazhab Shafie kecuali dinyatakan
sebaliknya.

Adapaun memakai cincin perak buat orang laki-laki jelas telah dihalalkan oleh
Rasulullah s.a.w. Sebagaimana tersebut dalam hadis riwayat Bukhari bahwa
Rasulullah sendiri memakai cincin perak yg kemudian cincin itu pindah ke
Abubakar kemudian pindah ke tangan Umar dan terkahir pindah ke tangan
Usman sihingga akhirnya jatuh ke sumur Aris . Tentang logam-logam lain seperti
besi dan sebagainya tidak ada satupun nas yg mengharamkannya bahkan yg ada
adl sebaliknya yaitu Rasulullah pernah menyuruh kepada seorang laki-laki yg
hendak kawin dgn sabdanya “Berilah maskawin walaupun denagn satu cincin
dari besi.” Dari Hadis inilah maka Imam Bukhari beristidlal halalnya memakai
cincin besi. Memakai pakaian sutera dapat diberikan keringanan apabila ada
suatu keperluan yg berhubungan dgn masalah kesehatan yaitu sebagaimana
pernah Rasulullah mengizinkan Abdur-rahman bin ‘Auf dan az-Zubair bin
Awwam utk memakai sutera krn ada luka dibagian badannya.

Hikmah diharamkannya Emas dan Sutera Terhadap Laki-laki Di haramkannya


dua perkara tersebut terhadap laki-laki Islam bermaksud kepada suatu tujuan
pendidikan moral yg tinggi; sebab Islam sebagai agama perjuangan dan
kekuatan harus selalu melindungi sifat keperwiraan laki-laki dari segala macam
bentuk kelemahan kejatuhan dan kemerosotan. Seorang laki-laki yg oleh Allah
telah diberi keistiwaan susunan anggotanya yg tidak seperti susunan
keanggotaan wanita tidak layak kalau dia meniru wanita-wanita ayu yg
melabuhkan pakainnya sampai ketanah dan suka bermegah-megah dgn
perhiasan dan pakaian. Dibalik itu ada tujuan sosial. Yakni bahwa
diharamkannya emas dan sutera bagi laki-laki adl salah satu bagian dari pada
program Islam dalam rangka memberantas hidup bermewah-mewahan. Hidup
bermewah-mewahan dalam pandangan Al-qur’an adl sama dgn suatu
kemerosotan yg akan menghancurkan sesuatu umat. Hidup bermewah-mewahan
adl merupakan manifestasi kejahatan sosial dimana segolongan kecil
bermewah-mewahan dgn cincin emas atas biaya golongan banyak yg hidup
miskin lagi papa. Sesudah itu dilanjutkan dgn suatu sikap permusuhan terhadap
tiap ajakan yg baik dan memperbaiki. Dalam hal ini Al-qur’an telah menyatakan
“Dan apabila kami hendak menghancurkan suatu desa maka kami perbanyak
orang-orang yg bergelimang dalam kemewahan kemudian mereka itu berbuat
fasik didesa tersebut maka akan terbuktilah atas desa tersebut suatu
ketetapan kemudian kami hancurkan desa tersebut dgn sehancur-hancurnya.”
Dan firman Allah pula “Kami tidak mengutus di suatu desa seorang pun utusan
melainkan akan berkatalah orang-orang yg bergelimang dalam kemewahan itu
Sesungguhnya kami tidak percaya dgn kerasulanmu itu.” Untuk menerapkan
jiwa Alqur’an ini Maka Nabi Muhammad s.a.w. telah mengharamkan seluruh
bentuk kemewahan dgn segala macam manifestasinya dalam kehidupan seorang
Muslim. Seabagaimana diharamkannya emas dan sutera terhadap laki-laki maka
begitu juga diharamkan utk semua laki-laki dan perempuan menggunakan
bejana emas dan perak. Sebagaimana akan tersebut nanti. Dan di balik itu
semua dapat pula ditinjau dari segi ekonomi bahwa emas adl standart yg
international. Oleh krn itu tidak patut kalau bejana atau perhiasan buat orang
laki-laki.

Hikmah dibolehkannya utk Wanita Dikecualikannya kaum wanita dari hukum ini
adl utk memenuhi perasaan sesuai dgn tuntutan sifat kewanitaannya dan
kecenderungan fitrahnya kepada suka berhias; tetapi dgn syarat tidak boleh
berhias yg dapat menarik kaum pria dan membangkitkan syahwat. Untuk itu
maka dalam hadis Nabi di terangkan “Siapa saja perempuan yg memakai wangi-
wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya
maka perempuan tersebut dianggap berzina; dan tiap-tiap mata ada zinanya.”
Dan firman Allah yg mengatakan “Dan janganlah perempuan-perempuan itu
memukul-mukulkan kakinya ditanah supaya diketahui apa yg mereka
sembunyikan dari perhiasannya.”

Pakaian Wanita Islam Islam mengharamkan perempuan memakai pakaian yg


membentuk dan tipis sehingga nampak kulitnya. Termasuk diantaranya ialah
pakaian yg dapat mempertajam bagian-bagian tubuh khususya tempat-tempat
yg membawa fitnah seperti tetek paha dan sebagainya. Dalam hadisnya yg
diriwayatkan oleh Abu Hurairah Rasulullah s.a.w. bersabda “Ada dua golongna
dari ahli neraka yg belum pernah saya lihat keduanya itu Kaum yg membawa
cambuk seperti ekor sapi yg mereka pakai buat memukul orang ; Perempuan-
perempuan yg berpakaian tetapi telanjang yg cenderung kepada perbuatan
maksiat rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan bisa masuk
shorga dan tidak akan mencium bau shorga padahal bau shorga itu terciun
sejauh perjalanan demikian dan demikian.” Mereka dikatakan berpakaian krn
memang mereka itu melilitnya pakaian pada tubuhnya tetapi pada hakikatnya
pakaiannya itu tidak berfungsi menutup aurat karena itu mereka dikatakan
telanjang krn pakainnya terlalu tipis sehingga dapat memperlihatkan kuli tubuh
seperti kebanyakan pakaian perempuan sekarang ini. Bukhtun adl salah satu
macam daripada unta yg mempunyai kelasa besar; rambut orang-orang
perempuan seperti punuk unta tersebut krn rambutnya ditrik keatas. Dibalik
keghaiban ini Rasulullah seolah-olah melihat apa yg terjadi di zaman sekarang
ini yg kini di wujudkan dalam bentuk penataan rambut dgn berbagai macam
mode dalam salon-salon khusus yg biasa disebut salon kecantikan dimana
banyak sekali laki-laki yg bekerja pada pekerjaan tersebut dgn upah yg sangat
tinggi. Tidak cukup sampai disitu saja banyak pula permpuan yg merasa kurang
puas dgn rambut asli pemberian Allah s.w.t. Untuk itu mereka belinya rambut
palsu yg disambung dgn rambutnya yg asli supaya tampak lbh menyenangkan
dan lbh cantik sehingga dgn demiakian dia akan menjadi permepuan yg menarik
dan memikat hati. Satu hal yg sangat mengherankan justeru persoalan ini sering
di kaitkan penjajahan politik dan kejatuha moral dan ini dapat di buktikan oleh
suatu kenyataan yg terjadi dimana para penjajah politik itu dalam usahanya utk
menguasai rakyat sering menggunakan sesuatu yg dapat membangkitkan
syahwat dan utk dapat mengalihkan pandangan manusia dgn di berinya
kesenangan yg kiranya dgn kesenangannya itu manusia tidak mau lagi
memperhatikan persoalannya yg lbh umum.

You might also like