You are on page 1of 3

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita berada dalam kondisi malas untuk

mengerjakan sesuatu. Ada rasa malas dan enggan (baca: menunda) untuk mengerjakan
tugas tersebut. Sikap menunda itu dapat disebut dengan istilah prokrastinasi.
Dalam Wikipedia.com, menyebutkan bahwa prokastinasi berasal dari bahasa latin
procastinare. Pro artinya gerakan maju dan crastinus artinya milik hari esok
p

Prokrastinasi adalah sebuah kecendrungan untuk menunda hal yang seharusnya


dilakukan untuk mencapai ujuan tertentu. Lebih speseifik lagi, prokrastinasi
akademik adalah perilaku menunda-nunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas
akademik (Lay dalam Lee dkk. 2006). Orang yang melakukan prokrastinasi adalah
prokastinator. Biasanya seorang prokastinator biasanya baru mulai mengerjakan
pekerjaannya pada saat-saat terakir pengumpulan.
p

Menurut Chu dan Choi (2005) menemukan bahwa terdapat perilaku prokastinasi aktif,
yaitu sengaja menunda suatu pekerjaan untuk melakukan perkerjaan lain yang lebih
penting dam mendesak, atau menunda pekerjaan untuk terlebih dahulu membuat
perencanaan dan persiapan atau mengumpulkan informasi-informasi penting yang
mungkin berguna. Bahkan seorang prokastinator pun tetap menunda tugasnya untuk
dilakukan meskipun diketahui bahwa penundaan itu tidak menguntungkan.
d

Tidak hanya prokastinasi aktif saja, Chu dan Choi juga menyebutkan prokastinasi
pasif adalah melakukan perilaku prokastinasi yang di dalamnya terdapat unsur
penundaan yang tidak rasional, tidak diperlukan, dan tidak bermanfaat bagi
penyelesaian tugas akademik yang dikerjakan. Selain itu perilaku prokastinasi
erat dengan perasaan negartif yang meyertainya. Menurut Lay dan Schouwenburg
(dalam Wolters, 2003) menyebutkan bahwa perilkau prokastinasi khususnya tampak
ketika penundaan tugas dilakukan hingga pada titik munculnya ketidaknyamanan
emosional. Seperti ketidaknyamanan bersifat internal dan subjektif dan berupa
k
kecemasan.

Penyebab prokrastinasi
P

Menurut Gufron (2000) dalam skripsinya membagi penyebab prokrastinasi ada dua
yaitu :
y

1. rasa enggan atau ragu-ragu untk memulai dan megerjakan tugas yang
diapnggap sulit atau tidak menyenangkan
d

2. rasa khawatir atau takut akan konsekuensi yang mungkin timbul dari
penyelesaian tugas dan dievaluasi terhadap tugas tersebut.
p

Ada dua pandangan ahli tentang prokrastinasi yaitu pendekatan behavioris dan
psiokoanalisis. Pendekatan behavioris mengatakan bahwa prokastinasi merupakan
perilaku yang dipelajari dan kecendrungan manusia terhadap aktivitas menyenangkan
dan penghargaan jangka pendek. Sedangkan pendekatan psikoanalisis mempercayai
bahwa prokastinasi suatu bentuk pemberontakan terhadap orang tua yang terlalu
menuntut atau terlalu membebaskan, atau sebagai sebuah cara untuk menghindari
kecemasan yang tidak disadari terhadap kematian.
k

Menurut Peterson (1996), kecendrungan prokastinasi yang terjadi pada masa remaja
dan dewasa terkait dengan dominannya rasa ragu-ragu atau malu yang timbul dari
sejak masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan kegagalan pola asuh oleh orang tua
mereka. Papalia dkk (2007) telah mengungkapkan bahwa seorang anak yang berumur 24
bulan telah mencoba-coba menjelajahi dunia sekitarnya sambi sesekali berpaling
kembali kepada ibunya untuk mendapatkan rasa aman dan kepastian. Jika ibu tersebut
sensitif terhadap perkembangan anaknya, jarang memiliki kepentingan lain diluar
pengasuhan anaknya, antusias berinteraksi dengan anak, dan mengadaptasi perilaku
mereka sesuai ritme anak maka anaknya akan yakin bahwa ibunya dapat diandalkan
setiap kali dibutuhkan.
s

Dengan keyakinan ini, seorang anak akan lebih berani lagi melangkah lebih jauh
lagi. Hasilnya seorang anak akan menjadi lebih mandiri, berkompeten, memiliki
resiliensi, dan kepercayaan diri pada anak yang efeknya bertahan hingga masa
r
remaja.

Prokastinasi Akademik
P

Sesuai dengan judul, penulis akan menitikberatkan mengenai prokastinasi akademik.


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prokastinasi akademik dapat dikategorikan
menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
m

a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang
mempengaruhi prokastinasi. Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan kondisi
psikologis dari individu, yaitu:
p

1) Kondisi fisik individu. Faktor dari dalam diri individu yang turut mempengaruhi
munculnya prokastinasi akademik adalah berupa keadaan fisik dan kondisi kesehatan
individu misalnya fatigue. Seseorang yang mengalami fatigue akan memiliki
kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan prokastinasi daripada yang tidak
(Bruno, 1998; Millgram, dalam Ferrari, dkk, 1995). Tingkat intelegensi yang
dimiliki seseorang tidak mempengaruhi perilaku prokastinasi, walaupun prokastinasi
sering disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irrasional yang dimiliki
seseorang (Ferrari dalam Wulan, 2000).
s

2) Kondisi psikologis individu. Menurut Millgram, dkk. (dalam Rizvi, 1998). Trait
kepribadian individu yang turut mempengaruhi munculnya perilaku penundaan,
misalnya trait kemampuan sosial yang tercermin dalam self regulation dan tingkat
kecemasan dalam berhubungan sosial (Janssen dan Carton, 1999). Besarnya motivasi
yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi prokastinasi secara negatif, di
mana semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki individu ketika menghadapi
tugas, akan semakin rendah kecenderungannya untuk prokastinasi akademik (Briordy,
dalam Ferrari, dkk, 1995). Berbagai hasil penelitian juga menemukan aspek-aspek
lain pada diri individu yang turut mempengaruhi seseoranguntuk mempunyai suatu
kecenderungan perilaku, antara lain; rendahnya kontrol diri (Green, 1982; Tuckman,
dalam http://all.successcenter-ohio-
state.edu/references/procrastinator_state.edu/references/procrastinator_APA_paper.
htmPage
dalamhttp://www.mwsc.edu/psychology/research/psy302/fall96/stephanie_page.html)b
Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu yang
mempengaruhi prokastinasi. Faktor-faktor itu antara lain berupa pengasuhan orang
tua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang lenient.
t

1) Gaya pengasuhan orangtua. Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete (dalam


http://www.yosh.acil/syllabus/behave/academik.doc), menemukan bahwa tingkat
pengasuhan otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku prokastinasi
yang kronis pada
y

Akibat prokastinasi Prokastinasi pastinya juga memiliki akibat-akibat. Beberapa


diantaranya adalah
d

1. kemungkinan mengalami kecemasan menghadapi tes yang lebih tinggi


dibanding mahasiswa lainnya (Kalechstein, 1989). Tidak hanya itu, mereka yang
prokastinator tersebut juga memiliki kecemasan, kekhawatiran, dan depresi
dibanding mahasiswa yang tidak melakukan prokastinasi. Tidak heran mereka
memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dan persepsi kesehatan yang lebih buruk
Tice & Baumeister, dalam Chu & Choi, 2005)
2. akibat hal diatas, oastinya seorang mahasiswa yang prokastinator
kemudian mendapatkan nilai yang lebih buruk

You might also like