Professional Documents
Culture Documents
DEPARTEMEN KEHUTANAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN SOLO
Waduk Mrica memiliki peranan yang cukup penting dan strategis
sebagai penyangga kesinambungan fungsi dan sumber
penghasilan masyarakat di sekitarnya serta kehidupan ekosistem.
DTW Mrica yang terletak pada koordinat geografi Latitude dan Longitude :
Top Left (Kiri Atas) 7o10’11,04” LS, 109o35’57,06” BT,
Top Right (Kanan Atas) 7o10’11,04” LS, 110o04’36,05” BT,
Bottom Left (Kiri Bawah) 7o28’26,04” LS, 109o35’57,06” BT, dan
Bottom Right (Kanan Bawah) 7o28’26,04” LS, 110o04’36,05” BT.
Peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) pada wilayah : Paninggaran (1408-
431), Kalibening (1408-432), Batur (1408-441), Kejajar (1408-442),
Ngadireja (1408-531), Rebug (1408-413), Karangkobar (1408-414),
Watumalang (1408-423), Wonosobo (1408-424), Parakan (1408-513),
Purwanegara (1408-411), Banjarnegara (1408-412), Kaliworo (1408-
422), Kertek (1408-422), Kaliangkrik (1408-511),
B. Analisis Erosi dan Sedimentasi di DTW Mrica
380000
370000
390000
360000
9198000
9188000
9178000
B.3. Analisis Erosi
B.3. Analisis Erosi
SASP= AspecTDslc.AspecTDslc.SASP
SDRN= DEMGRSLC.DEMGRSLC.SDRN
DEMGRSLC=MapSlicing(DEM01500das,dem
200)
SLU= GRLU.GRlu.SLU
SSLG= SLPPslic.SLPPslic.SSLG
STXT= DEMGRSLC.DEMGRSLC.STXT
SES= (SASP+SDRN+SLU+SSLG+STXT)/5
SESslc= MapSlicing(SES,SESslc)
B.3. Analisis Erosi
B.3. Analisis Erosi
20
40
60
80
10
12
14
00
00
00
00
0
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
0
0
Erosi hasil analisis satelit (m3)
B.3. Analisis Erosi
MMF : MORGAN, MORGAN & FINNEY
TANAMAN
C : faktor penutupan tanaman
A : intersepsi & aliran batang
ETE0 : evaporasi dan transpirasi
RD : kedalaman akar
TANAH
MS : kelembaban tanah pada 1/3 bar
BD : bobot jenis tanah
K : index erodibilitas tanah
IKLIM
R : curah hujan (mm)
I : intensitas hujan (mm/hr)
F : dampak pukulan air hujan (kg/m2)
G : kapasitas angkut aliran permukaan
TANAMAN
TANAH
IKLIM
B.4. Analisis Sedimen
B.4. Analisis Sedimen
4.500.000.000
y = 0,7869x - 6E+08 y = 1E-13x2,337
Sedimen hasil pengukuran di lapangan (m3)
4.000.000.000
R2 = 0,9302 R2 = 0,9999
3.500.000.000
y = 1E+09Ln(x) - 3E+10 y = 2E+07e1E-09x
3.000.000.000 R2 = 0,8267 R2 = 0,9771
2.500.000.000 y = 3E-10x2 - 0,3728x + 2E+08
2.000.000.000 R2 = 1
Lapangan
1.500.000.000 Linear (Lapangan)
Log. (Lapangan)
1.000.000.000
Poly. (Lapangan)
500.000.000 Power (Lapangan)
0 Expon. (Lapangan)
50
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
0
00
50
00
00
00
50
50
50
0.
00
0.
0.
0.
0.
0.
0.
0.
0.
00
00
00
00
00
00
00
00
0.
00
0.
0.
0.
0.
0.
0.
0.
0.
00
00
00
00
00
00
00
00
0
0
0
0
Sedimen hasil analisis satelit (m3)
B. Analisis Sosial Ekonomi dan Budaya di DTW Mrica
B.1. KAB. BANJARNEGARA
Tahun 2006 terjadi longsor lahan kawasan hutan yang
memakan korban lebih dari 70 jiwa, membuat
masyarakat si Jeruk beralih tanaman yg tahan longsor
dan ingin direlokasi yang lebih aman (Kalikidang)
Mata pencaharian masyarakat adalah petani dan hampir tidak ada yang
mempunyai pekerjaan sampingan, masyarakat sangat mengandalkan
lahannya sedangkan lahan yang mereka miliki sangatlah sempit dan
kondisi seperti itu yang memicu kondisi lahan semakin memburuk
Aturan untuk pengelolaan lahan yang belum ada dan sangsi-sangsi bagi
masyarakat yang tidak melakukan pengelolaan lahan yang tidak benar
tidak dibuat, maka perlu dibuat aturan yang mengatur tentang
pelanggaran pengelolaan lahan.
B.2 KAB. WONOSOBO
Pemanfaatan lahan secara berlebihan dengan pengelolahan lahan yang
kurang sesuai dengan kaidah konservasi tanah akan menurunkan
produktivitas lahan, meningkatkan erosi dan mengakibatkan lahan
menjadi tidak produktif
Timbulnya erosi yang terjadi di lahan mereka lambat laun membuat petani
kentang semakin resah yang dulu bisa panen kentang tiga kali dalam satu
tahun dan hasil yang didapat sebelum tahun 1990 an mencapai 30 Ton /
Ha, namun semenjak 4-5 tahunan ini produksi kentang turun drastis
panen kentang tahun lalu petani hanya mengenyam laba tidak lebih dari
Rp. 5.000.000,- dengan luasan lahan sekitar 0,5 Ha