Professional Documents
Culture Documents
By Paijo
( Update : Artikel ini berisi analisis bahwa pompa air tenaga gravitasi seperti pada
gambar TIDAK MUNGKIN BERHASIL. Jadi artikel ini tidak membahas tentang
cara membuat pompa air tenaga gravitasi )
Ditengah optimisme dan euforia para pendukung Pompa Air Tenaga Gravitasi
tersebut, ternyata ada segelintir eksperimenter yang skeptis dengan ide brilian
tersebut. Saya adalah salah satu yang paling getol mengajukan argumen bahwa ide
tersebut mustahil untuk diwujudkan karena berlawanan dengan hukum alam. Hukum
alam pertama yang dilawan yaitu bahwa air dalam sistim pipa hanya dapat mengalir
dari yang bertekanan lebih tinggi menuju ke yang bertekanan lebih rendah. Tentang
hal itu telah saya bahas dalam tulisan saya terdahulu. Hukum alam kedua yang
dilawan yaitu hukum kekekalan energi mekanik. Hukum tersebut sederhana dan
sudah clear dan dalam konteks pompa gravitasi tidak mungkin salah.
Untuk memindahkan suatu benda ke tempat yang lebih tinggi, diperlukan usaha yang
besarnya sama dengan perubahan energi potensial mekanik benda tersebut. Jadi untuk
memindahkan air dari sumur ke permukaan tanah yang lebih tinggi diperlukan usaha,
berarti diperlukan energi dari luar sistem. Jadi Pompa Air Tenaga Gravitasi seperti
pada gambar tidak mungkin bisa bekerja karena tidak ada masukan energi dari luar
sistem.
Selain adanya kemustahilan berdasarkan analisa tekanan dan analisa energi mekanik,
juga terdapat kejanggalan dari sisi sosialisasi dan komersialisasi dari pompa jenis
tersebut. Pompa Air Tenaga Gravitasi dipublikasikan pertama kali pada dekade
delapan puluhan atau sekitar 20 tahun yang lalu. Seandainya temuan tersebut
dipatentkan pada waktu itu juga, maka patent tersebut telah atau hampir kadaluwarsa.
Yang janggal, pompa tersebut sampai sekarang belum pernah diproduksi dan
dipasarkan kepada masyarakat umum padahal telah ditemukan sejak lama. Demikian
juga tidak ada satupun lembaga ilmu pengetahuan semacam LIPI, BPPT, maupun
perguruan tinggi dan pabrikan yang menyatakan bahwa Pompa Air Tenaga Gravitasi
seperti pada gambar maupun variannya dapat bekerja sesuai dengan abstraksi
desainnya. Oleh karena itu, saya berkesimpulan bahwa berita penemuan Pompa Air
Tenaga Gravitasi yang sangat spektakuler tersebut merupakan berita bohong belaka
( HOAX, hoak….hoak….saya mau muntah….maaf ). Berkaitan dengah hal itu, saya
membuka kesempatan untuk semua netter yang memiliki informasi yang berkaitan
dengan Pompa Air Tenaga Gravitasi tersebut untuk berbagi informasi di forum ini.
Informasi tersebut bisa berupa URL, nama lembaga, atau nama orang yang
mempunyai bukti fisik atau dokumentasi tentang Pompa Air Tenaga Gravitasi.
Terimakasih dan salam eksperimen.
( Update : Artikel ini berisi analisis bahwa pompa air tenaga gravitasi seperti pada
gambar TIDAK MUNGKIN BERHASIL. Jadi artikel ini tidak membahas tentang
cara membuat pompa air tenaga gravitasi )
Pompa air tenaga gravitasi yang bisa memompa air dari sumur tanpa memerlukan
bahan bakar maupun listrik tentu menjadi impian semua orang. Sudah banyak pula
eksperimenter yunior yang menggambar desain serta membuat prototypenya baik
berupa miniatur maupun dalam skala penuh.
Seandainya eksperimenter tersebut mau mempelajari mekanika fluida, tentu akan bisa
menemukan masalah yang menyebabkan kegagalan pompa tersebut tanpa harus
frustasi segala. Kekeliruan telak yang ia lakukan adalah salah mengidentifikasi
variabel yang mempengaruhi kerja sistem yang didesain yaitu :
• Menurut asumsinya, total gaya berat air yang akan bekerja pada sistem. Prinsipnya
seperti jungkat-jungkit, jika kuasa lebih besar daripada beban maka pasti bisa
mengangkat. Setelah dihitung, kuasa ( m2 x h2 ) lebih besar daripada beban ( m1 x h1
). Kesimpulannya, pompa pasti bisa bekerja.
• Kenyataannya sistim tersebut bekerja bukan berdasarkan prinsip jungkat-jungkit
atau tuas melainkan berdasarkan prinsip mekanika fluida. Jadi hanya tekanan
hidrostatik dan tekanan atmosfer saja yang berpengaruh pada sistem tersebut,
sedangkan total gaya berat air ternyata tidak mempengaruhi kerja sistem tersebut.
Jika dihitung, ternyata tekanan yang mendorong air dari C ke B lebih besar daripada
tekanan yang mendorong air dari A ke B sehingga tidak mungkin air di A mengalir ke
C. Dengan demikian, pompa tidak akan pernah bekerja.
Pada kasus kegagalan eksperimen STIKA ABADI yang lain, juga terjadi kekeliruan
semacam itu dalam mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi kerja sistem.
Namun hal itu akan dibahas dalam artikel yang lain jika ada yang penasaran.
Terimakasih dan salam eksperimen.