Professional Documents
Culture Documents
Menjadi pusat penggerak dan pemberdaya Sekolah Islam Terpadu di Indonesia menuju sekolah
efektif dan bermutu.
Tujuan
1. Menciptakan jaringan kerjasama dalam penyelenggaraan dan pengelolaan Sekolah
Islam Terpadu di Indonesia
2. Meningkatkan kompetensi dan profesionalitas tenaga kependidikan Sekolah Islam
Terpadu di Indonesia
Sasaran
Untuk mencapai tujuannya, JSIT INDONESIA memiliki sasaran sebagai berikut:
1. Terwujudnya media komunikasi yang efektif antar anggota JSIT INDONESIA
2. Terselenggaranya pemberdayaan manajemen sekolah, pengembangan kurikulum dan
pembinaan tenaga kependidikan
3. Terjalinnya kerjasama yang sinergis dengan pihak-pihak yang terkait dengan riset
pendidikan, penentu kebijakan pendidikan, sumber dana pendidikan, dan imtak/iptek
Jatidiri
Sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) yang bergerak di bidang pendidikan, JSIT
INDONESIA bersifat non-partisan, nirlaba dan terbuka dalam arti siap bekerjasama dengan
pihak manapun selama mendatangkan maslahat dan manfaat bagi anggota serta berkesesuaian
dengan visi, misi, tujuan dan sasaran JSIT INDONESIA.
Fungsi
Dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan dan sasarannya, JSIT INDONESIA menjalankan 6
(enam) fungsi operasional, yaitu fungsi penggerak, koordinasi, supervisi, advokasi, fasilitasi, dan
riset pengembangan.
1. Penggerak: mempelopori pemberdayaan Sekolah Islam Terpadu di Indonesia menuju
sekolah efektif dan bermutu
2. Koordinasi: mengkoordinasikan program kerjasama antar Sekolah-Sekolah Islam
Terpadu yang menjadi anggotanya.
Menimbang:
Mengingat:
Memperhatikan:
Rapat Dewan Pendiri JSIT Indonesia pada hari Sabtu-Aad tanggal 15-16
Maret 2003
M E M U T U S K A N
Menetapkan:
Pertama : Mengangkat orang-orang yang nama-namanya tercantum pada
lajur 2 untuk menduduki jabatan sebagaimana tercantum pada
lajur 3 dari lampiran Surat Keputusan ini selama satu tahun
sejak 31 Juli 2003.
Kedua : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan,
dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan di kemudian hari
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ketiga : ASLI Surat Keputusan ini diberikan kepada yang bersangkutan
untuk digunakan sebagaimana mestinya
Drs. Musholli
ARAH KEBIJAKAN
Aspek Organisasi
1. Menyempurnakan struktur organisasi kepengurusan pusat, regional, wilayah dan
daerah sesuai dengan tuntutan situasi kondisi.
2. (Menyusun struktur sesuai dengan jenjang Sekolah: TK, SD, SMP, SMA).
3. Mendorong efektifitas dan aktivitas JSIT pusat, regional, wilayah dan daerah
4. Mengupayakan gedung sekretariat pusat permanent
5. Mewujudkan tertib administrasi dan registrasi keanggotaan, mempertegas hak dan
kewajiban anggota.
6. Mempertegas status hukum (legal aspect) JSIT
Aspek Pemberdayaan
1. Merumuskan standar mutu SIT
2. Mewujudkan lembaga penjamin mutu SIT
3. Mengukur Mutu Output (lulusan) SIT agar terlihat komparasi dan kompetisi SIT
tingkat Nasional.
4. Meningkatkan frekwensi dan efektifitas pemberdayaan leadership kepala sekolah.
5. Meningkatkan kompetensi guru ke arah pencapaian sertifikasi.
6. Meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan.
7. Memfasilitasi mutasi dan rotasi guru antar Sekolah Islam Terpadu
8. Memfasilitasi pemberdayaan Yayasan pengelola SIT
Aspek Komunikasi
1. Mengintensifkan komunikasi antar SIT melalui pembentukan forum kepala sekolah di
tingkat nasional, regional, wilayah dan daerah.
2. Mengefektifkan dan mengoptimalkan peran website dan milis
3. Mewujudkan buletin JSIT Indonesia.
Kepengurusan
Kepengurusan JSIT INDONESIA terdiri dari Pengurus Pusat, Wilayah dan Daerah yang
masing-masing adalah kesatuan organisasi dan kepemimpinan di tingkat nasional, provinsi
dan kota/kabupaten. Dewan Pembina secara khusus juga dibentuk sebagai unsur pembantu
Pimpinan Pusat yang aktif menyampaikan masukan, pertimbangan, nasehat, konsep dan
rumusan yang terkait dengan pembinaan JSIT INDONESIA dalam mencapai tujuan-
tujuannya.
Dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasarannya, JSIT INDONESIA melengkapi
setiap kepengurusan dengan adanya Divisi Sekolah Dasar (SD), Divisi SLTP dan Divisi
SLTA.
Keanggotan
Unit Sekolah Islam Terpadu dan sekolah Islam lainnya yang menjadikan Islam sebagai
landasan konsepsional, manajerial dan operasional serta menyetujui AD-ART dan aktif
berpartisipasi dalam kegiatan untuk pencapaian tujuan JSIT INDONESIA, dapat diterima
sebagai anggota JSIT INDONESIA.
Status keanggotaan diperoleh dari Pengurus Pusat JSIT INDONESIA setelah sebelumnya
mengajukan permohonan secara tertulis melalui Pengurus Daerah/Wilayah JSIT INDONESIA
terdekat dimana calon anggota tersebut berdomisili. Keanggotaan secara formal diwakili oleh
kepala sekolah atau penyelenggara pendidikan dari unit sekolahnya.
(JSIT INDONESIA)
MUQADDIMAH
Tugas penting sekolah yang harus dimainkan pada kondisi bangsa yang dilanda krisis multi
dimensi ini adalah membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas demi terwujudnya
kepemimpinan masa depan yang kuat. Pencapaian target ini sangat ditentukan oleh efektifitas
penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah itu sendiri. Sebagaimana pesan Allah SWT: “..Dan tolong-
menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa…..” (Al-Qur'an: Al-Maaidah ayat 2).
Oleh karena itu meningkatkan kualitas sekolah merupakan salah satu komitmen penting para
aktivis pendidikan dalam kaitannya dengan kepedulian peningkatan kualitas sumberdaya manusia
masa depan. Segala faktor yang mendukung untuk terciptanya efektifitas tersebut menjadi tuntutan
yang mesti diadakan, dan itu semua menuntut perhatian dan keterlibatan seluruh pihak dari setiap
elemen masyarakat ini.
Disisi lain, kerjasama efektif antara Sekolah-Sekolah Islam Terpadu ini diharapkan juga dapat
menjalankan peran untuk mempengaruhi kebijakan pendidikan nasional demi kemaslahatan
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Forum atau organisasi yang akan memungkinkan
terjadinya kerjasama antar sekolah – sekolah tersebut menjadi tuntutan yang tak terelakkan, dan
dengan ini Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia (JSIT INDONESIA) diharapkan dapat
merealisasikan tujuan dan cita – cita tersebut.
Dengan harapan sebagaimana tersebut di atas itulah, maka dengan Rahmat Allah SWT
sekolah-Sekolah Islam Terpadu di seluruh wilayah Indonesia berhimpun dalam wadah
organisasi Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia (JSIT INDONESIA) dengan
berpedoman pada Anggaran Dasar sebagai berikut:
BAB I
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama “Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia” dan disingkat “JSIT
INDONESIA”
Pasal 2
Kedudukan
Pasal 3
Waktu
JSIT INDONESIA didirikan pada tanggal 31 Juli 2003 di Yogyakarta untuk jangka waktu
yang tidak ditentukan
BAB II
Pasal 4
Asas
Pasal 5
Sifat
JSIT INDONESIA bersifat nirlaba, independen, terbuka, dan siap bekerjasama dengan
pihak manapun selama mendatangkan maslahat dan manfaat bagi anggota dan berkesesuaian
dengan visi dan misi JSIT INDONESIA
Pasal 6
Pasal 7
Fungsi
BAB III
TUJUAN
Pasal 8
1. Terciptanya jaringan kerjasama dalam penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah yang menjadi
anggota JSIT INDONESIA
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 9
1. Anggota JSIT INDONESIA adalah unit sekolah yang menjadikan Islam sebagai ciri khas
sekolahnya yang memenuhi persyaratan organisasi, menyetujui dan mendukung Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga JSIT INDONESIA
2. Persyaratan dan prosedur keanggotaan JSIT INDONESIA diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga
3. Keanggotaan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 pasal ini diwakili oleh kepala
sekolah atau penyelenggara pendidikan
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 10
Struktur wilayah kerja
1. JSIT INDONESIA dibentuk dalam kepengurusan pusat, wilayah dan daerah
2. Pengurus Pusat ialah kesatuan organisasi dan kepemimpinan yang berada di tingkat nasional
3. Pengurus Wilayah ialah kesatuan organisasi dan kepemimpinan yang berada di tingkat
provinsi
4. Pengurus Daerah ialah kesatuan organisasi dan kepemimpinan yang berada di tingkat
kota/kabupaten
5. Untuk wilayah yang belum memiliki daya dukung, kepengurusan berada dalam struktur
wilayah yang terdekat atau yang paling mudah dalam koordinasi dan komunikasi
6. Setiap kepengurusan dilengkapi dengan divisi Sekolah Dasar, divisi SLTP dan divisi SLTA
7. Ketentuan tentang hubungan struktural dan fungsional antara Pengurus Pusat, Pengurus
Wilayah dan Pengurus Daerah ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 11
Struktur Kewenangan
provinsi
kabupaten/kota
Pasal 12
Pasal 13
Hak suara dan hak bicara dalam musyawarah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 14
Bentuk dan jenis-jenis rapat yang bersifat teknis operasional diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 15
Pimpinan Organisasi
Pasal 16
1. Dewan Pembina adalah unsur pembantu pimpinan pusat yang berfungsi:
a. Membina JSIT INDONESIA dalam mencapai tujuan-tujuannya
b. Memberi nasehat kepada pengurus JSIT INDONESIA
c. Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi organisasi baik internal
maupun eksternal.
2. Tata cara pembentukan dan mekanisme kerja Dewan Pembina diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB VI
KEUANGAN
Pasal 17
Sumber Keuangan
3. Usaha yang sah dan tidak bertentangan dengan sifat dan tujuan organisasi serta tidak melanggar
ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia
Pasal 18
Pengelolaan Keuangan
1. Pengelolaan keuangan dilakukan secara profesional, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan
2. Ketentuan pengelolaan keuangan diatur dalam Peraturan yang akan ditetapkan tersendiri
Pasal 19
BAB VII
Pasal 20
JSIT INDONESIA mempunyai atribut-atribut, simbol, lambang dan kelengkapan organisasi lainnya,
diatur dalam Peraturan yang akan ditetapkan tersendiri
BAB VIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 21
1. Sebelum Musyawarah Nasional pertama dilaksanakan, Pengurus Pusat ditetapkan oleh
Musyawarah Dewan Pendiri
2. Peraturan-peraturan yang ada tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar ini
3. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional
BAB IX
PENUTUP
Pasal 22
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain
2. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga
(JSIT INDONESIA)
BAB I
Pasal 1
Arti nama
2. Sekolah Islam Terpadu adalah lembaga penyelenggara pendidikan formal tingkat dasar dan
menengah yang menjadikan Islam sebagai landasan filosofis, konsepsional, operasional; dan
menumbuhkan seluruh potensi fitrah peserta didik yang didukung oleh penyelenggara
pendidikan, orangtua, masyarakat, pemerintah, dan lingkungan.
Pasal 2
3. Arti lambang secara keseluruhan berarti JSIT INDONESIA berperan sebagai penggerak
munculnya kekuatan pendidikan Islam Indonesia untuk membangun kejayaan umat
BAB II
Pasal 3
Sasaran
3. Terjalinnya kerjasama yang sinergis dengan pihak-pihak yang terkait dengan riset
pendidikan, penentu kebijakan pendidikan, sumber dana, dan imtak/iptek
Pasal 4
Sarana
Dalam mewujudkan tujuan dan sasarannya JSIT INDONESIA menggunakan cara dan sarana
yang tidak bertentangan dengan norma-norma hukum dan kemaslahatan umum, antara lain:
forum komunikasi, seminar, forum silaturahim, sarasehan, pendidikan dan pelatihan, riset dan
pengembangan, website, milis, ekshibisi, aksi dan advokasi.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 5
Persyaratan Anggota
1. Sekolah Islam Terpadu dan sekolah lainnya yang menjadikan Islam sebagai landasan
filosofis, konsepsional dan operasional
2. Menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta berpartisipasi dalam
mencapai tujuan dan kegiatan JSIT INDONESIA.
Pasal 6
1. Permohonan untuk menjadi anggota harus diajukan secara tertulis melalui Pengurus
Daerah/Wilayah terdekat di mana calon anggota yang bersangkutan berdomisili
2. Pengurus Daerah/Wilayah setelah meneliti persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon
anggota tersebut, harus memberitahukan keputusannya secara tertulis selambat-lambatnya 1
(satu) bulan sejak surat permohonan tersebut diterima secara lengkap
3. Kepada anggota yang diterima diberikan Kartu Tanda Anggota yang diterbitkan oleh
Pengurus Pusat
2. Berhak mendapatkan pembelaan sesuai dengan aturan hukum dan undang-undang yang
berlaku
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 8
Pengurus Pusat
1. Pengurus Harian yang terdiri dari: satu orang ketua umum, wakil ketua umum, dan dua
orang ketua-ketua, satu orang sekretaris umum dan satu orang wakil sekretaris, satu orang
bendahara umum dan dibantu 2 orang Bendahara
3. Bidang terdiri dari beberapa departemen dan setiap departemen dipimpin oleh Ketua
departemen dengan beberapa anggota
Pasal 9
Pengurus Wilayah
1. Pengurus Harian yang terdiri dari: satu orang Ketua, satu orang sekretaris dan satu orang
Bendahara
2. Untuk Pelaksanaan tugas Ketua dapat membentuk unit-unit kerja sesuai dengan yang
dibutuhkan
Pasal 10
Pengurus Daerah
2. Untuk Pelaksanaan tugas Ketua dapat membentuk bidang-bidang yang terdiri dari beberapa
departemen dan dipimpin oleh Ketua departemen dengan beberapa anggota
Pasal 11
Dewan Pembina
1. Pengertian
Dewan Pembina adalah lembaga/unsur pembantu Pimpinan Pusat JSIT INDONESIA yang di
dalamnya berhimpun para pakar di bidang pendidikan, agama dan ilmu pengetahuan dan
memiliki perhatian terhadap perkembangan sekolah Islam di Indonesia.
3. Struktur Kepengurusan
Struktur kepengurusan Dewan Pembina sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris dan
anggota
Pasal 12
Syarat Kepengurusan
2. Sehat jasmani-rohani
3. Praktisi/pakar/pemerhati pendidikan.
BAB V
Pasal 13
Musyawarah Nasional
2. Peserta Munas terdiri dari: Pengurus Harian Pusat, Pengurus Harian Wilayah, Pengurus
Harian Daerah
3. Peninjau Munas terdiri dari: utusan yang ditunjuk oleh Pengurus Daerah atau Wilayah,
Seluruh Dewan Pembina, dan anggota Pengurus Pusat
4. Undangan Munas adalah peserta yang diundang oleh Pengurus Pusat untuk menghadiri
acara pembukaan dan/atau penutupan Munas
a. Hak Suara dan Hak Bicara hanya dimiliki oleh peserta Munas
Pasal 14
Musyawarah Wilayah
2. Peserta Muswil terdiri dari: Seluruh Pengurus Wilayah, seluruh Pengurus Harian Daerah di
wilayah tersebut
3. Peninjau Muswil terdiri dari: tokoh-tokoh masyarakat yang dipandang tepat oleh Pengurus
Wilayah dan dua orang utusan dari Pengurus Pusat
4. Undangan Muswil adalah peserta yang diundang oleh Pengurus Wilayah untuk menghadiri
acara pembukaan dan/atau penutup Muswil
Pasal 15
Musyawarah Daerah
a. Peserta Musda
c. Undangan Musda
4. Undangan Musda adalah peserta yang diundang oleh Pengurus Daerah untuk menghadiri
acara pembukaan dan/atau penutup Musda
Pasal 16
1. Forum pengambilan kebijakan luar biasa adalah forum pengambilan keputusan yang
dilaksanakan untuk membicarakan masalah-masalah yang luar biasa, yang waktu dan sifatnya
tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsungnya forum pengambilan kebijakan seperti
tercantum dalam Bab ini
2. Forum pengambilan kebijakan luar biasa terdiri dari Munas luar biasa, Muswil luar biasa
dan Musda luar biasa
4. Peserta forum pengambilan kebijakan luar biasa sama dengan peserta forum pengambilan
kebijakan biasa yang tersebut dalam Bab ini
6. Seluruh ketentuan dalam forum pengambilan kebijakan seperti di Bab ini berlaku untuk
forum pengambilan kebijakan luar biasa
Pasal 17
Rapat-rapat
1. Jenis-jenis rapat
Pengambilan Keputusan dalam Munas, Muswil, dan Musda dinyatakan sah apabila dihadiri
oleh setengah tambah satu dari jumlah peserta terdaftar
Pasal 19
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam munas, Muswil, dan musda diutamakan dengan musyawarah
mufakat, namun jika musyawarah mufakat tidak tercapai dilakukan pemungutan suara(voting)
BAB VI
KEUANGAN
Pasal 20
Sumber Pembiayaan
1. Iuran Anggota yang besarnya ditetapkan oleh Pengurus Pusat dengan memperhatikan
kondisi wilayah/daerah
3. Infaq dari hasil usaha yang didapat ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dan tidak
mengikat
4. Pendapatan dari usaha yang dihasilkan dari berbagai proyek komersil JSIT INDONESIA
Pasal 21
Pengelolaan Keuangan
1. Pembiayaan organisasi ditetapkan dalam anggaran tahunan yang disahkan oleh rapat kerja
Pengurus
BAB VII
SANKSI ORGANISASI
Pasal 22
Sanksi Organisasi
2. Melakukan tindakan yang tidak terpuji yang dapat merusak nama baik JSIT INDONESIA
3. Tidak membayar iuran dalam jangka waktu tertentu
Pasal 23
Bentuk-Bentuk Sanksi
1. Teguran tertulis diberikan oleh Pengurus JSIT INDONESIA kepada yang melanggar
2. Pemberhentian Sementara/Skorsing
b. Pemberhentian sementara anggota Pengurus JSIT INDONESIA ditetapkan oleh Ketua JSIT
INDONESIA jenjang di atas kepengurusan yang bersangkutan
3. Pemberhentian Tetap
a. Pemberhentian tetap anggota JSIT INDONESIA ditetapkan oleh rapat pleno Pengurus
Daerah dan disetujui oleh Pengurus Pusat
b. Pemberhentian tetap anggota Pengurus JSIT INDONESIA ditetapkan oleh ketua JSIT
INDONESIA jenjang di atasnya
Pasal 24
a. Pembelaan diri secara tertulis dilakukan oleh anggota JSIT INDONESIA atau anggota
pengurus JSIT INDONESIA yang ditujukan kepada ketua pengurus jenjang yang
bersangkutan
b. Keputusan diambil oleh Pengurus JSIT INDONESIA yang bersangkutan dalam rapat yang
khusus diadakan untuk itu
a. Anggota JSIT INDONESIA atau Anggota Pengurus JSIT INDONESIA yang diberhentikan
sementara diminta hadir dalam sidang pembelaan diri dalam rapat Pengurus Daerah
a. Anggota JSIT INDONESIA atau Anggota Pengurus JSIT INDONESIA Daerah yang
diberhentikan sementara atau diberhentikan tetap dapat melakukan pembelaan diri dalam
Sidang Pengurus Wilayah
a. Anggota JSIT INDONESIA atau Anggota Pengurus Daerah JSIT INDONESIA yang
diberhentikan sementara atau diberhentikan tetap dalam Sidang Pengurus Wilayah dan tidak
puas terhadap keputusan tersebut dapat melakukan pembelaan diri dalam sidang Pengurus
Pusat
b. Anggota JSIT INDONESIA atau Anggota Pengurus JSIT INDONESIA Wilayah yang
diberhentikan sementara atau diberhentikan tetap dalam Sidang Pengurus Wilayah dan tidak
puas terhadap keputusan tersebut dapat melakukan pembelaan diri dalam Sidang Pengurus
Pusat
Pasal 25
BAB VIII
Pasal 26
1. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga JSIT INDONESIA hanya dapat
dilakukan oleh Musyawarah Nasional
2. Rencana Perubahan pada ayat 1 pasal ini dapat diajukan oleh Pengurus Pusat atau Pengurus
Wilayah atau Pengurus Daerah
4. Pengurus Pusat JSIT INDONESIA menyampaikan salinan rencana perubahan pada ayat 3
pasal ini kepada Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah
5. Rencana perubahan pada ayat 3 pasal ini hanya dapat diagendakan dalam Musyawarah
Nasional apabila disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) peserta
Pasal 27
PEMBUBARAN
1. Pembubaran JSIT INDONESIA hanya dapat dilakukan dalam suatu Musyawarah Nasional
yang diadakan khusus untuk maksud tersebut
2. Harta kekayaan dan segala hak milik JSIT INDONESIA akan diserahkan kepada badan-
badan sosial atau perkumpulan-perkumpulan lainnya yang ditetapkan oleh Musyawarah
Nasional
BAB IX
Pasal 28
Aturan Tambahan
1. Jika struktur Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah belum memungkinkan terbentuk,
maka kepengurusan berada dalam koordinasi daerah/wilayah terdekat
2. Setiap anggota JSIT INDONESIA dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga JSIT INDONESIA
3. Setiap anggota dan Pengurus harus mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
JSIT INDONESIA
Pasal 29
Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga akan
diatur dalam ketetapan tersendiri
Ditetapkan di : Yogyakarta