You are on page 1of 23

MAKALAH IKATAN KIMIA

SEMIKONDUKTOR
A. PENGANTAR.
Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti
dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah
konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni. Bahan- bahan logam
seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki
susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas. Berikut
sejarah dari tahun-ketahun penemua penting di dalam bidang semi konduktor.
1. 1821, Thomas Seebeck menemukan sifat-sifat semikonduktor PbS
2. 1833, Michael F araday menemukan kebergantungan konduktivitas terhadap
temperatur untuk sebuah kelas material baru Semikonduktor
3. 1873, W. Smith menemukan sensitivitas Se terhadap cahaya
4. 1875, Werner von Siemens menemukan fotometer Selenium
5. 1878, Alexander G raham Bell menggunakan devais ini untuk wireless
telecomunication system
6. 1947, Bardeen, Brattain, Schockley (Nobel Prize in Physcis) menemukan
Bipolar Junction Transistor
7. 1954, Ch apin, Fueller, Pearson mengembangkan solar sel
8. 1958, John Kilby menemukan i ntegrated circuit (IC)
9. 1958, Leo Esaki (Nobel Prize in Physics) menemukan dioda terowongan ( tunnel
diode)
10. 1960, Kahn dan At tal a mendemontrasikan MOS- FET pertama
11. 1962, 3 gr up yang masi ng dikepal ai o l eh Hall, Nathan, and Quist
mendemontrasikan laser semikonduktor
12. 1963, Gunn menemukan osilasi gelombang mikro pada GaAs dan InP (Ridley-
Watkins-Hilsum-Gunn Effect)
13. 1963, Wanlass and Sah memperkenalkan teknologi CMOS.
14. 1963 -Skala MOSFET

Sumber: Peter Singer , Trends in Ion Implantation, Semicondutor Internat ional, 50,
p.59, Augustus ( 1996)
15. Gate poly-Si 0 ,06 mikron d itemukan → sebuah gate dengan kontrol d imensi
kritikal yang sangat baik. ( lih. Semiconductor International , p.18, 1 997).
16. Beyond PENTHIUM: INTEL MERCED CHIP → 21 Maret 1998: Intel
memunculkan mikroporsessor 0,18 mikron 64 Bit baru y ang disebutnya MERCED.
Mikrposessor ini diharapkan mampu memilik kecepatan melebihi 6 00 MHz.
Sebelumnya pada tahun 1997, Intel mengumumkan teknologi 0,25 mikron. Rencana
Intel memperkenalkan teknologi 0 ,13 mikron pada tahun 2000.

B. PENGERTIAN SEMIKONDUKTOR.
Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti
dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah
konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni. Bahan- bahan logam
seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki
susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak
bebas. Sebenarnya atom tembaga dengan lambang kimia Cu memiliki inti 29 ion (+)
dikelilingi oleh 29 elektron (-). Sebanyak 28 elektron menempati orbit-orbit bagian
dalam membentuk inti yang disebut nucleus. Dibutuhkan energi yang sangat besar untuk
dapat melepaskan ikatan elektron-elektron ini. Satu buah elektron lagi yaitu elektron yang
ke-29, berada pada orbit paling luar. Orbit terluar ini disebut pita valensi dan elektron
yang berada pada pita ini dinamakan elektron valensi. Karena hanya ada satu elektron
dan jaraknya 'jauh' dari nucleus, ikatannya tidaklah terlalu kuat. Hanya dengan energi
yang sedikit saja elektron terluar ini mudah terlepas dari ikatannya.

Struktur padatan Cu

Ikatan atom tembaga pada suhu kamar, elektron tersebut dapat bebas bergerak
atau berpindah- pindah dari satu nucleus ke nucleus lainnya. Jika diberi tegangan
potensial listrik, elektron-elektron tersebut dengan mudah berpindah ke arah potensial
yang sama. Phenomena ini yang dinamakan sebagai arus listrik. Isolator adalah atom
yang memiliki elektron valensi sebanyak 8 buah, dan dibutuhkan energi yang besar untuk
dapat melepaskan elektron-elektron ini. Dapat ditebak, semikonduktor adalah unsur yang
susunan atomnya memiliki elektron valensi lebih dari 1 dan kurang dari 8. Tentu saja
yang paling "semikonduktor" adalah unsur yang atomnya memiliki 4 elektron
valensi. Susunan Atom Semikonduktor. Bahan semikonduktor yang banyak dikenal
contohnya adalah Silicon (Si), Germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs).
Germanium dahulu adalah bahan satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen
semikonduktor. Namun belakangan, silikon menjadi popular setelah ditemukan cara
mengekstrak bahan ini dari alam. Silikon merupakan bahan terbanyak ke dua yang ada
dibumi setelah oksigen (O2). Pasir, kaca dan batu-batuan lain adalah bahan alam yang
banyak mengandung unsur silikon. Dapatkah anda menghitung jumlah pasir
dipantai.Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing memiliki 4
elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi oleh 8 elektron,
sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk ikatan kovalen dengan ion-ion
atom tetangganya. Pada suhu yang sangat rendah (0oK), struktur atom silikon
divisualisasikan seperti pada gambar berikut.
Struktur Kristal Si
a. Struktur diamond Si
b. Ikatan Tertrahedron
c. Ikakatan tetrahedron 2 dimensi.
Struktur dua dimensi kristal Silikon Ikatan kovalen menyebabkan elektron
tidak dapat berpindah dari satu inti atom ke inti atom yang lain. Pada kondisi demikian,
bahan semikonduktor bersifat isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah
untuk menghantarkan listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan kovalen yang lepas
karena energi panas, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari ikatannya. Namun
hanya beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk
menjadi konduktor yang baik.
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu
mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan
permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik. Kenyataanya demikian,
mereka memang iseng sekali dan jenius.Tipe-NMisalnya pada bahan silikon diberi
doping phosphorus atau arsenic yang pentavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom
memiliki 5 elektron valensi. Dengan doping, Silikon yang tidak lagi murni ini (impurity
semiconductor) akan memiliki kelebihan elektron. Untuk pemahaman yang lebih akan di
bahas sebagai berikut.
C. PEMBAGIAN DAN JENIS-JENIS SEMIKONDUKTOR.
Secara umum semikonduktor dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan kemurniannya
yaitu intrinsic (murni) dan eksterinsik (tidak murni). Untuk semikonduktor yang tidak
murni atau sering disebut semikonduktor ekstrinsik dibagi lagi menjadi dua yaiti tipe-n
dan tipe-p. berikut penjelasannya.
a. Semikonduktor Murni (Interiksik).
Silikon dan germanium merupakan dua jenis semikonduktor yang sangat penting
dalam elektronika. Keduanya terletak pada kolom empat dalam tabel periodik dan
mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal silikon dan germanium berbentuk
tetrahedral dengan setiap atom memakai bersama sebuah elektron valensi dengan atom-
atom tetangganya. Gambar 6.1 memperlihatkan bentuk ikatan kovalen dalam dua
dimensi. Pada temperatur mendekati harga nol mutlak, elektron pada kulit terluar terikat
dengan erat sehingga tidak terdapat elektron bebas atau silikon bersifat sebagai insulator.

Energi yang diperlukan mtuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah sebesar 1,1 eV untuk
silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur ruang (300K), sejumlah elektron
mempunyai energi yang cukup besar untuk melepaskan diri dari ikatan dan tereksitasi dari
pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas (gambar 6.2). Besarya energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita valensi ke pita konduksi ini disebut energi
terlarang (energy gap). Jika sebuah ikatan kovalen terputus, maka akan terjadi
kekosongan atau lubang (hole). Pada daerah dimana terjadi kekosongan akan terdapat
kelebihan muatan positif, dan daerah yang ditempati elektron bebas mempunyai kelebihan
muatan negatif. Kedua muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya aliran listrik
pada semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari ikatan kovalen yang lain mengisi
lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru di tempat yang lain dan seolah-olah sebuah
muatan positif bergerak dari lubang yang lama ke lubang baru.
Keterangan : a) Struktur kristal silikon memperlihatkan adanya sebuah ikatan kovalen
yang terputus dan b) Diagram pita energi menunjukkan tereksitasinya elektron ke pita
konduksi dan meninggalkan lubang di pita valensi.
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat
dituliskan sebagai berikut : “ Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah akibat
adanya dua partikel masing-masing bermuatan positif dan negatif yang bergerak dengan
arah yang berlawanan akibat adanya pengaruh medan listrik”
Berikut merupakan perbandingan bahan semikonduktor silicon dengan
germaniu
No Properti Silikon Germanium
1. Energi terlarang/gap (eV) 1,1 0,67
2. Mobilitas electron 0,135 0,39
3. Mobilitas lubang 0,048 0,19
4. Kosentrasi Intrinsik 1,5x1016 2,4x1019
5. Resitivitas Intrinsik 2300 0,46

b. Semikonduktor Ekstrinsik.
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu
mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan
permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik. Kenyataanya demikian,
mereka memang iseng sekali dan jenius.
Kita dapat memasukkan pengotor berupa atom-atom dari kolom tiga atau lima
dalam tabel periodik (memberi doping) ke dalam silikon atau germanium murni (lihat
gambar 6.3). Elemen semikonduktor beserta atom pengotor yang biasa digunakan
diperlihatkan pada table berikut :
Untuk semikonduktor ekstrinsik ini di bagi lagi menjadi 2 jenis berdasarkan sifat
kelistrikkannya. Apakah cenderung bermutan positif (tipe-p) atau negative (tipe-n).
Berikut penjelasan lebih rincinya :

1. Semikonduktor tipe-n.
Tipe-n pada bahan silikon diberi doping phosphorus atau arsenic yang
pentavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi. Dengan
doping, Silikon yang tidak lagi murni ini (impurity semiconductor) akan memiliki
kelebihan elektron. Kelebihan elektron membentuk semikonduktor tipe-n.
Semikonduktor tipe-n disebut juga donor yang siap melepaskan electron.
Saat sebuah atom pentavalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal,
hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen lengkap, dan tersisa
sebuah elektron yang tidak berpasangan (lihat gambar 6.3). Dengan adanya energi
thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan menjadi elektron bebas dan siap menjadi
pembawa muatan dalam proses hantaran listrik. Material yang dihasilkan dari proses
pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-n karena menghasilkan pembawa muatan
negatif dari kristal yang netral. Karena atom pengotormemberikan elektron, maka atom
pengotor ini disebut sebagai atom donor. Secara skematik semikonduktor tipe-n
digambarkan seperti terlihat pada gambar berikut.
Keterangan gambar :
a) Struktur Kristal silicon dengan sebuah atom pengotor valensi lima menggantikan
posisi salah satu atom silicon dan b) Struktur pita energi semikonduktor tipe-n,
perhatikan tingkat energi atom donor.

2. Semikonduktor Tipe-p.
Tipe-PKalau silikon diberi doping Boron, Gallium atau Indium, maka akan
didapat semikonduktor tipe-p. Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan dopingnya
adalah bahan trivalen yaitu Atom-atom pengotor (dopan) mempunyai tiga elektron
valensi sehingga secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah
atom trivalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga ikatan
kovalen lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak
berpasangan (lihat gambar 6.4) yang disebut lubang (hole). Material yang dihasilkan dari
proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-p karena menghasilkan pembawa
muatan negatif pada kristal yang netral. Karena atom pengotor menerima elektron, maka
atom pengotor ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor). Secara skematik
semikonduktor tipe-p digambarkan seperti terlihat pada gambar berikut :
Keterangan :
a) Struktur Kristal silicon dengan
sebuah atom pengotor valensi tiga
menggantikan posisi salah satu atom
silicon dan b) Struktur pita energi
semikonduktor tipe-p, perhatikan
tingkat energi atom donor.
D. APLIKASI PENERAPAN SEMIKONDUKTOR.
1. Resistor.
Pada dasarnya semikonduktor sendri memilki sifat menghambat seperti halnya
dengan resistor karbon. Hal ini karena bahan yang di gunakan pada resistor itu sama yaitu
merupakan unsure yang terletak pada golongan 4, resistor yang digunakan biansanya
adalah karbon, sedangkan semi konduktor ini memakai bahan dari Silikon. Tapi
perbedaanya yaitu pada pengaplikasinnya, resistor carbon dapat di gunakan dalam bentuk
yang besar sedangkan semi konduktor Si hanya berpengaruk kecil, karena ukuran dari
semikonduktor itu sendiri.
2. Dioda dan transistor.
Dioda atau transisitor merupakan gabungan dari dua atau lebih jenis
semikonduktor ekstrinsik yaitu tipe-p dan tipe-n. Kedua jenis semikonduktor ini
digabung dengan menggunakan bahn khusus yang dapat melekatkan dan dapat dialiri
oleh electron. Ada dua bahan elektronik yang biasa dipakai yaitu dioda dan transisitor.
Transisitor bipolar ini dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu P-N-P dan N-P-N. intuk
penjelasannya akan di bahas lebih lanjut di bawah ini :
a) Dioda jenis P-N atau N-P

Dioda ini di buat dengan menyambungkan dua semi konduktor yang berbeda jenis. Jika
dioda ini diberi tegangan maju (forward bias) maka pada kutup positif akan memiliki
teganagn yang lebih besar dari pada kutub negatifnya, sehingga elektron pada kutub
negatif yang berasal dari kelebihan elektron pendonor akan berjalan mengisi hole pada
kutup negatif. Sehingga arus listrik dapat berjalan.
Jika teganan yang diberikan berupa tegangan balik (reversebias) maka dapat dipahami
tidak ada elektron yang dapat mengalir dari sisi N mengisi hole di sisi P, karena tegangan
potensial di sisi N lebih tinggi. Dioda akan hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja,
sehingga dipakai untuk aplikasi rangkaian penyearah (rectifier). Dioda, Zener, LED,
Varactor dan Varistor adalah beberapa komponen semikonduktor sambungan PN yang
dibahas pada kolom khusus.
c. Transistor bipolar.
Pada transistor ini menggunakan 3 semikonduktor yang ditata selang-seling
sehingga penamaanya sesuai penataan bahan semikonduktor. Pada dasarnya Transistor
merupakan dioda dengan dua sambungan (junction). Sambungan itu membentuk
transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung terminalnya berturut-turut disebut emitor,
base dan kolektor. Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan kolektor.
Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya
tergantung dari perpindahan elektron di kutup negatif mengisi kekurangan elektron (hole)
di kutup positif. bi = 2 dan polar = kutup. Adalah William Schockley pada tahun 1951
yang pertama kali menemukan transistor bipolar.
Transistor NPN dan PNP

Akan dijelaskan kemudian, transistor adalah komponen yang bekerja sebagai


sakelar (switch on/off) dan juga sebagai penguat (amplifier). Transistor bipolar adalah
inovasi yang menggantikan transistor tabung (vacuum tube). Selain dimensi transistor
bipolar yang relatif lebih kecil, disipasi dayanya juga lebih kecil sehingga dapat bekerja
pada suhu yang lebih dingin. Dalam beberapa aplikasi, transistor tabung masih digunakan
terutama pada aplikasi audio, untuk mendapatkan kualitas suara yang baik, namun
konsumsi dayanya sangat besar. Sebab untuk dapat melepaskan elektron, teknik yang
digunakan adalah pemanasan filamen seperti pada lampu pijar.

Prinsip Kerja Transistor.

Transistor ini bekerja mirip dengan dioda. Transistor akan bekerja jika pada
kutup positif memilki tegangan yang lebig besar dari pada kutub negative tetapi karena
kolektor ini lebih positif, aliran elektron bergerak menuju kutup ini. Misalnya tidak ada
kolektor, aliran elektron seluruhnya akan menuju base seperti pada dioda. Tetapi karena
lebar base yang sangat tipis, hanya sebagian elektron yang dapat bergabung dengan hole
yang ada pada base. Sebagian besar akan menembus lapisan base menuju kolektor. Inilah
alasannya mengapa jika dua dioda digabungkan tidak dapat menjadi sebuah transistor,
karena persyaratannya adalah lebar base harus sangat tipis sehingga dapat diterjang oleh
elektron. Untuk memahami lihat skema prinsip kerja transisitor berikut :

a)

b)
Keterangan : a) Arus yang terjadi pada Transistor jenis NPN, dan b) Arus yang terjadi
pada transistor jenis PNP.

Jika misalnya tegangan base-emitor dibalik (reverse bias), maka tidak akan
terjadi aliran elektron dari emitor menuju kolektor. Jika pelan-pelan ‘keran’ base diberi
bias maju (forward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya sebanding
dengan besar arus bias base yang diberikan. Dengan kata lain, arus base mengatur
banyaknya elektron yang mengalir dari emitter menuju kolektor. Ini yang dinamakan efek
penguatan transistor, karena arus base yang kecil menghasilkan arus emitter-collector
yang lebih besar. Istilah amplifier (penguatan) menjadi salah kaprah, karena dengan
penjelasan di atas sebenarnya yang terjadi bukan penguatan, melainkan arus yang lebih
kecil mengontrol aliran arus yang lebih besar. Juga dapat dijelaskan bahwa base
mengatur membuka dan menutup aliran arus emitter-collector (switch on/off).

3. Sel Surya (solar cell).

Sel surya, solar cell, photovoltaic, atau fotovoltaik sejak tahun 1970-an telah
telah mengubah cara pandang kita tentang energi dan memberi jalan baru bagi manusia
untuk memperoleh energi listrik tanpa perlu membakar bahan baker fosil sebagaimana
pada minyak bumi, gas alam atau batu bara, tidak pula dengan menempuh jalan reaksi fisi
nuklir. Sel surya mampu beroperasi dengan baik di hampir seluruh belahan bumi yang
tersinari matahari, sejak dari Maroko hingga Merauke, dari Moskow hingga Johanesburg,
dan dari pegunungan hingga permukaan laut.
Sel surya dapat digunakan tanpa polusi, baik polusi udara maupun suara, dan
di segala cuaca. Sel surya juga telah lama dipakai untuk memberi tenaga bagi semua
satelit yang mengorbit bumi nyaris selama 30 tahun. Sel surya tidak memiliki bagian
yang bergerak, namun mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan.

Semua keunggulan sel surya di atas disebabkan oleh karakteristik khas sel
surya yang mengubah cahaya matahari menjadi listrik secara langsung. Artikel ini
sengaja ditulis guna menanggapi banyaknya pertanyaan mengenai bagaimana mekanisme
atau prinsip kerja sel surya. Sengaja di sini hanya melibatkan penjelasan kualitatif.

Proses konversi Proses konversi

Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini


dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor.
Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p.

Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan


elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor
jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p = positif) karena
kelebihan muatan positif. Caranya, dengan menambahkan unsur lain ke dalam
semkonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis semikonduktor tersebut, sebagaimana
diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk


meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas
semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor
intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau
hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikoduktor.

Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan akan membentuk


sambungan p-n atau dioda p-n (istilah lain menyebutnya dengan sambungan metalurgi /
metallurgical junction) yang dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung.

2. Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan


elektron-elektron dari semikonduktor n menuju semikonduktor p, dan
perpindahan hole dari semikonduktor p menuju semikonduktor n. Perpindahan
elektron maupun hole ini hanya sampai pada jarak tertentu dari batas sambungan
awal.

3. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada semikonduktor p yang


mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan berkurang. Daerah ini
akhirnya berubah menjadi lebih bermuatan positif..
Pada saat yang sama. hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada
pada semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini
berkurang. Daerah ini akhirnya lebih bermuatan positif.
4. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region)
ditandai dengan huruf W.
5. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan
pembawa muatan minoritas (minority charge carriers) karena keberadaannya di
jenis semikonduktor yang berbeda.
6. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi, maka
timbul dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke sisi negatif,
yang mencoba menarik kembali hole ke semikonduktor p dan elektron ke
semikonduktor n. Medan listrik ini cenderung berlawanan dengan perpindahan
hole maupun elektron pada awal terjadinya daerah deplesi (nomor 1 di atas).

7. Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik setimbang,


yakni saat di mana jumlah hole yang berpindah dari semikonduktor p ke n
dikompensasi dengan jumlah hole yang tertarik kembali kearah semikonduktor p
akibat medan listrik E. Begitu pula dengan jumlah elektron yang berpindah dari
smikonduktor n ke p, dikompensasi dengan mengalirnya kembali elektron ke
semikonduktor n akibat tarikan medan listrik E. Dengan kata lain, medan listrik E
mencegah seluruh elektron dan hole berpindah dari semikonduktor yang satu ke
semiikonduktor yang lain.

Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik terjadi.

Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas


sambungan p yang menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh lebih
tipis dari semikonduktor p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya
dapat terus terserap dan masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p.
Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari, maka elektron
mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor n,
daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole pada
daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi elektron-hole
(electron-hole photogeneration) yakni, terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat
cahaya matahari.
Cahaya matahari dengan panjang gelombang (dilambangkan dengan simbol
“lambda” sbgn di gambar atas ) yang berbeda, membuat fotogenerasi pada sambungan pn
berada pada bagian sambungan pn yang berbeda pula.

Spektrum merah dari cahaya matahari yang memiliki panjang gelombang


lebih panjang, mampu menembus daerah deplesi hingga terserap di semikonduktor p
yang akhirnya menghasilkan proses fotogenerasi di sana. Spektrum biru dengan panjang
gelombang yang jauh lebih pendek hanya terserap di daerah semikonduktor n.

Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan listrik E,


elektron hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n, begitu pula dengan hole
yang tertarik ke arah semikonduktor p.

Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor, maka


elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke kabel,
lampu tersebut menyala dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini timbul
akibat pergerakan elektron.

Pada umumnya, untuk memperkenalkan cara kerja sel surya secara umum,
ilustrasi di bawah ini menjelaskan segalanya tentang proses konversi cahaya matahari
menjadi energi listrik.
4. IC (Intergrated Circuit).

Jack Kilby, seorang insinyur di Texas Instrument,


mengembangkan sirkuit terintegrasi (IC : integrated circuit) di
tahun 1958. IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik
dalam sebuah piringan silikon kecil yang terbuat dari pasir
kuarsa. Para ilmuwan kemudian berhasil memasukkan lebih
banyak komponen-komponen ke dalam suatu chip tunggal
yang disebut semikonduktor.

Integrated Circuit (IC) merupakan komponen semikonduktor yang di


dalamnya dapat memuat puluhan, ratusan atau ribuan atau bahkan lebih komponen dasar
elektronik yang terdiri dari sejumlah komponen resistor, transistor, dioda dan komponen
semikonduktor yang lain. Komponen-komponen yang ada di dalam IC membentuk suatu
subsistem terintegrasi (rangkaian terpadu) yang bekerja untuk suatu keperluan tertentu,
namun tidak tertutup kemungkinan dipergunakan untuk tujuan yang lain.

Setiap jenis IC didesain untuk keperluan khusus sehingga setiap IC akan


memiliki rangkaian internal yang beragam. Untuk mengetahui rangkaian internal,
lingkungan kerja dan tegangan voltase operasi IC maka perlu dibaca datasheet yang
diterbitkan oleh masing-masing produsennya (Philips, ST, Motorola, Sharp, Beckman,
Cirrus Logic, Texas Instrument, dll) baik dalam bentuk media cetak seperti buku ataupun
elektronik (E-Book PDF). Datasheet sangat diperlukan apabila kita akan mendesain
sebuah rangkaian elektronik.

Integrated Circuit diproduksi dengan berbagai kemasan dengan jumlah pin


(kaki) yang bervariasi sesuai dengan fungsinya. Beberapa contoh kemasan IC yaitu DIP,
CERDIP, DIL (dual in line) yang umum digunakan adalah DIP/DIl. Kemasan IC terbuat
dari bahan epoxy atau silikon dan dari bentuk ini muncul pin-pin atau kaki-kaki dengan
jarak kaki yang satu dengan yang lainnya teatur rapi. Sebuah IC mempunyai urutan kaki
nomor 1 sampai dengan sejumlah kaki yang ada. Urutan kaki IC tidak dicantumkan pada
badan IC akan tetapi yang pasti bahwa kaki nomor 1 berdekatan dengan kaki nomor 2,
kaki nomor 2 berdekatan dengan kaki nomor 3 dan seterusnya.

IC dibedakan jenisnya menurut bentuk fisik dan fungsinya.

A. IC Power Amplifier
B. Mempunyai bentuk pipih dan fisiknya lebih besar dari yang lain. Digunakan pada
rangkaian penguat suara (audio amplifier). Daya output IC ini cukup besar, berkisar
antara 15 watt sampai 100 Watt atau bahkan lebih. Contoh tipe IC-nya adalah
STK015, STK 070, STK 105, LA 4440 dan sebagainya.
C. IC Power Adaptor (Regulator)
D. Digunakan sebagai komponen utama pada rangkaian power adaptor pada sub
rangkaian regulator yang berfungsi sebagai penstabil tegangan atau voltase. Contoh
tipe IC-nya adalah LM 317H, 78xx (xx = 05, 06, 07, 08, 09, 12), L200, S 042 P,
LM 723 dan sebagainya.
E. IC Op Amp
F. Digunakan pada rangkaian digital yang berfungsi sebagai op amp atau untuk
keperluan lain. Misalnya op amp audio amplifier, op amp mic, op amp head tape
recorder, termometer digital dan lain-lain. Contoh tipe IC-nya adalah LM 709, LM
741, LM 386, TL 074, TL 083, TL 084 dan sebagainya.
G. IC Silinder
H. IC ini mempunyai bentuk silinder dan banyak digunakan pada rangkaian penguat
pesawat CB(Citizen Band) atau HT (Held Transceived). IC jenis ini mempunyai
tingkat ketahanan dan keawetan lebih lama dari jenis IC penguat yang lain. Contoh
tipe IC-nya adalah µL 914, µA703, µA714 dan sebagainya.
I. IC Flip-Flap (FF) atau Timer (CLK,Clock)
J. IC ini banyak digunakan pada rangkaian pembangkit (multivibrator) untuk memberi
umpan atau sumber detak (oscilator) pada IC digital atau untuk keperluan lain.
Misalnya NE 555 (IC terpopuler dikalangan pelajar) untuk alarm multiguna, signal
injektor, penguji hubungan, saklar sentuh, timer lampu FF, frekuensi meter,
pengacau frekuensi, otak rangkaian power amplifier, regulator pada power adaptor
(dapat berfungsi seperti IC Power Amplifier dan Power Adaptor), pengusir
serangga, organ elektronik dan lain-lain. Contoh tipe IC-nya NE 555, NE 556 (dua
NE 555), M7555 dan sebagainya.
K. IC Digital
L. Dalam IC digital, suatu titik elektronis yang berupa seutas kabel atau kaki IC, akan
mewujudkan salah satu dari dua keadaan logika, yaitu logika '0' (nol, rendah) atau
logika '1' (satu, tinggi). Suatu titik elektronis mewakili satu 'binary digit' atau biasa
disingkat dengan sebutan 'bit'. Binary berarti sistem bilangan 'dua-an', yakni
bilangan yang hanya mengenal dua angka, 0 dan 1.

5. Microprosesor.

Microprocessor adalah alat pemroses data yang merupakan


pengembangan dari teknologi pembuatan Integrated Circuit (IC),
Ada beberapa peristilahan yang dipakai untuk menunjukan
tingkat kepadatan (density) dari suatu chip IC, yaitu Small Scale
Integration (SSI-mengemas beberapa puluh transistor), Medium Scale Integration (MSI-
mengemas sampai beberapa ratus transistor), dan sekarang yang sedang berkembang
adalah Very Large Scale Integration (VLSI-mengemas puluhan ribu sampai jutaan
transistor).

Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi


jutaan. Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping
yang berukurang setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran
komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan
komputer. Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971 membawa kemajuan pada IC
dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit,
memori, dan kendali input/output) dalam sebuah chip yang sangat kecil. Sebelumnya, IC
dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik. Sekarang, sebuah
mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh
kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap perangkat rumah tangga
seperti microwave oven, televisi, dn mobil dengan electronic fuel injection dilengkapi
dengan mikroprosesor. Contoh tentang teknologi ULSI, misalnya microprocessor jenis
8086 mengandung 40.000 buah transistor, 80286 terdiri dari 150.000 transistor, 80386
memuat 250.000 transistor, 80486 mempunyai 1,2 juta transistor, 80586 (Pentium) 3 juta
buah transistor lebih sedangkan Intel Core 2 Duo mempunyai 271 juta transistor dan Intel
Quad Core 2 Extreme yang terdiri dari empat inti prosesor. Pengembangan lebih lanjut
microprocessor 80 inti. Silahkan hitung sendiri kandungan transistornya dan itu akan
berkembang secara terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA

A.S. Gr ove, Physics and Technol ogy of Semi conductor Devices, ( Wil ey, Singapore
1967)
Aksin, M. 2003. Merakit Sendiri Sirine Infra Merah Alarm Anti Maling. Semarang:
Effhar,
E-Dukasi.Net
Hakim, Rusman. 1994. Menjelajah Sistem Komputer dengan Debug. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo,
Hufron.2006. Elektronika untuk SLTP jilid 1, Surakarta: CV. Harapan Baru.
K, Andi Pratomo. 2004. Rangkaian Elektronik Praktis -Kendaraan –Rumah. Jakarta:
Puspa Swara.
Peter Singer , Tr ends in Ion I mplanta- tion, Semicondutor Internat ional, 50, p .59,
Augus- tus ( 1996)
S.M. Sze, Semiconductor De vices, Physic s a nd Te chnology, ( Wiley, Singapore 1985)
S.R. Rio dan M. Iida, Fisika dan Teknologi Sem ikonduktor, ( Pradnya Paramita, Jakarta
1980)
Sudirman, Ivan, dan Wahono, Romi Satria, “Sejarah Komputer”, http: // www.
ilmukomputer. Com
Zuhal, dan Zhanggischan. 2004. Prinsip Dasar Elektronika. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

You might also like