You are on page 1of 44

Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk.

dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industrialisasi adalah proses perubahan sosial dan ekonomi dimana

masyarakat dirubah dari pra industri (dengan cara akumulasi modal yang

dikumpulkan kecil) menuju kondisi industri. Perubahan sosial dan ekonomi ini

terkait dengan inovasi teknologi, terutama pada pengembangan produksi

energi dalam skala besar dan logam.

Industri rokok adalah salah satu industri yang menyokong pendapatan

bagi negara yang sangat potensial, karena masyarakat kita banyak yang

mengkonsumsi produk-produk rokok tersebut, hal ini dapat kita lihat dengan

adanya pabrik rokok baik berskala kecil hingga skala besar.

Kotamadya Kediri adalah salah satu kota yang mempunyai berbagai

macam budaya dan potensi mulai dari industri tahu kuning dan juga

persepakbolaan yaitu Persik Kediri namun Kediri mempunyai reputasi industri

rokok terbesar di Jawa Timur dan terkenal didunia internasional. Kekuatan

industri ini adalah PT. Gudang Garam Tbk. yang berada tepat di jantung kota

Kediri. Sangat menarik untuk membahas mengenai hubungan ekstern antara

pabrik PT. Gudang Garam dan masyarakat sekitar sekaligus hubungan intern

pihak pabrik dengan karyawannya. Hubungan intern yang kami maksud

adalah perhatian pihak pabrik terhadap jaminan keselamatan para pekerja

1
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

didalamnya juga imbal balik yang diberi oleh para pekerja dalam bentuk

produktivitas yang tinggi dan semangat memiliki perusahaan bersama karena

dari pabrik tersebut pekerja memperoleh penghasilan.

Masing-masing pihak tentunya saling membutuhkan, pihak pabrik

membutuhkan karyawan untuk memproduksi barang karena pada prinsipnya

karyawan adalah mitra usaha utama (Wonowidjojo : 1958). Menurut

perjanjian kerja bersama antara PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam

Tbk. dengan Serikat Buruh / Serikat Pekerja PT. Perusahaan Rokok Tjap

Gudang Garam Tbk. Bahwa sesungguhnya hubungan industrial yang

berdasarkan Pancasila merupakan sarana untuk mencapai suatu hubungan

kerja yang harmonis dan dinamis antara pengusaha dan karyawan. Dengan

Hubungan Industrial yang berdasarkan Pancasilaakan tercapailah iklim

ketenamgan, keserasian dan keselarasan hubungan kerja yang dalam

bidangnya masing-masing dengan rassa aman dan bertanggung jawab.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan kami diatas, terdapat beberapa pertanyaan

penelitian:

1. Bagaimanakah bentuk hubungan antara pihak pabrik dengan

karyawan

2
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan bagaimana bentuk jaminan kesejahteraan yang

diberikan pabrik kepada para pekerjanya

1.4 Kerangka Teori

Teori Simbiosis Mutualisme

Industri dan masyarakat sekitar adalah salah satu hubungan timbal

balik yang kuat, karena keduanya saling mempengaruhi satu dengan yang

lain. Hal ini bisa kita lihat dari cara pengambilan karyawan yang biasanya

mengambil dari lingkungan sekitar. Hubungan semacam ini saling

menguntungkan, pihak industri mendapatkan tenaga kerja dan masyarakat

mendapatkan lahan pekerjaan baru. Ada juga implikasi ekonomi lainnya,

misalnya pertumbuhan sektor informal masyrakat sekitar, misalnya adanya

kos untuk para karyawan atau buruh industri, adanya pasar kecil disekitar

industri tersebut yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi

masyarakat.

Simbiosisme ini bisa berlangsung searah maupun dua arah, tetapi

adanya akibat-akibat yang terjadi.

Dalam hubungan antara industri dan pekerja, maka akan timbul

kompensasi-kopensasi yang disediakan oleh pihak industri kepada para

karyawan atau pegawai yang berupa gaji, tunjungan, fasilitas kesehatan dan

lain-lain. Pt. Gudang Garam memberikan sebuah fasilitas kesehatan

3
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

Pada sekitar jalan Semampir, tempat pabrik Gudang Garam 1, dapat

kita lihat adaya simbiosa antara buruh linting dengan masyarakat sekitar

melalui adanya pasar tradisional yang menjual berbagai macam kebutuhan

pokok.

Kaum pemilik modal yang diwakili oleh pemilik pabrik berusaha

berkomitmen memenuhi tuntutan dan memperhatiakn kesejahteraan dari

pihak karyawan sesuai dengan kemampuan perusahaan sehingga

mempersempit kesenjangan yang ada diantara kedua pihak. Bila

kesenjangan tlah dipersempit maka kemungkinan terjadi konflik semakin

kecil.

Pada masyarakat konflik ini bisa terjadi, dalam hal ini contoh dari PT.

Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam Tbk. adalah adanya polusi, misalnya

polusi udara. Polusi ini timbul karena bau cengkeh dan tembakau yang amat

menyengat dari truk-truk yang pi parkir di area pabrik. Pada awalnya mungkin

tidak terjadi polusi, namun seiring dengan majunya PT. Gudang Garam,

maka polusi udara juga bertambah.

Paradigma Pengambilan Keputusan (Decision-Making Approach)

Dalam paradigma ini tujuan utama peneliti adalah menganalisis proses

yang memaksa dan mengekang pelaku dalam mengambil keputusan tertentu

berkenaan dengan mobilisasi sumber-sumber daya hingga ke masalah-

masalah penanaman modal dan strategi pemasaran (Long, 1977:106).

4
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

Dari analisis ini diharapkan akan dapat diketahui bagaimana

pembatasan-pembatasan (restriction) dan imbalan (incentives) yang bersifat

instrumental maupun moral mempengaruhi perilaku dan kinerja ekonomi.

Disini peneliti berupaya memahami bagaimana individu-individu

berusaha memaksimalkan nilai-nilai tertentu yang disukai dengan membuat

keputusan-keputusan tertentu berkenaan dengan aturan-aturan, sumber-

sumber daya, dan hubungan-hubungan dalam lingkungan mereka

Paradigma Pertukaran / Transaksionalisme

Adalah pertukaran-pertukaran yang terjadi baik antar pelaku yang

terlihat dalam proses produksi, maupun antara pengusaha dengan pihak-

pihak lain (Fredrik Barth).Paradigma ini lebih menekankan pada pengamatan

yang intensif atas berbagai perilaku individu yang menghasilkan proses dan

bentuk sosial .Jadi pendekatan ini memandang relasi-relasi sosial sebagai

hasil dari interaksi tatap muka antar individu-individu. Oleh karena itu,

pendekatan ini sering disebut dengn pendekatan interaksional.

Struktural

Strukturalisme dalam wujud pertukaran sosial yang bersifat kolektif

pada dasarnya berawal dari pemikiran Marcell Mauss tentang pemberian

(1954).

Pemikiran ini kemudian berhasil dikembangkan oleh Levi-Strauss

5
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

menjadi sebuah paradigma yang mampu membuat peneliti memahami begitu

banyak fenomena kebudayaan secara komprehensif, karena digunakannya

model-model di situ.

I.5 Metode Penelitian

Metode penelitian ini dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaian

antara obyek yang diteliti serta studi ilmu yang bersangkutan. Untuk

mendeskripsikan secara mendalam fenomena budaya antropologi industri

khususnya mengenai sismbiosis mutualisme karyawan dengan pihak pabrik,

maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan metode ini

diharapkan temuan-temuan empiris dapat dideskripsikan secara lebih rinci,

lebih jelas dan lebih akurat, terutama berbagai hal yang berkaitan dengan

antropologi industri khususnya mengenai sismbiosis mutualisme karyawan

dengan pihak pabrik.

Salah satu pendekatan dari metode kualitatif yang tepat digunakan

pada penelitian ini adalah etnometodologi yang menghasilkan karya

etnografi. Pendekatan ini pada awalnya diperkenalkan oleh Harorld Garfinkel

(Pendit, 2003:281). Seperti yang disarankan oleh Bogdan dan Biklen

(1982:37 dalam Dyson, 2001:117), bahwa etnometodologi tidaklah mengacu

kepada suatu model atau teknik pengumpulan data ketika seseorang sedang

melakukan suatu penelitian, tetapi lebih memberikan arah mengenai masalah

6
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

apa yang akan diteliti. Moleong (1988) mendefinisikan sebagai berikut:

“Studi tentang bagaimana individu menciptakan dan memahami kehidupannya

sehari–hari. Subyek etnometodologi adalah orang–orang dalam pelbagai macam

situasi dalam masyarakat kita. Etnometodologi berusaha memahami berbagai

orang–orang mulai melihat, menerangkan dan menguraikan keteraturan dunia

tempat mereka hidup” (Moleong, 1988:15).

Dengan menggunakan pendekatan ini, lebih banyak dipelajari suatu

fenomena dengan pendukung kebudayaan tersebut, sehingga peneliti dapat

memahami dan mendeskripsikannya. Salah satu antropolog kenamaan

Clifford Geertz yang mendorong para ilmuwan sosial (khususnya para

antropolog) agar mementingkan sisi pandang yang diteliti. Itu sebabnya

antropologi memerlukan pendekatan yang mampu menghasilkan thick

description, yaitu gambaran yang sangat kental atau padat dan terinci. Dalam

hal ini maka dalam sebuah laporan penelitian etnografi dapat dikatakan

sebuah “fiksi antropologis” (meminjam istilah Pendit, 2003) yang berupaya

keras mengungkapkan sebuah obyek penelitian dari sisi pandang peneliti.

Dalam hal ini dapat dikategorikan pula sebagai penelitian eksplorasi yang

bersifat emik. Jadi bukan menurut konsep dan tafsir kami.

Salah satu kritik terhadap etnometodologi (yang ditulis kembali oleh

Pendit 2003:284-285) adalah pada keengganan kami menggunakan banyak

analisis teori dengan alasan ingin mengungkapkan sisi pandang obyek

penelitian sebagaimana adanya. Dengan kata lain etnometodologi lebih

7
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

mengutamakan bukti-bukti empiris daripada teori. Perdebatan tentang hal ini

sampai menimbulkan tuduhan bahwa karya etnografi adalah empirisme gaya

baru saja dan memicu perdebatan baru tentang hubungan atau pertentangan

antara pengetahuan berdasarkan teori dan pengalaman.

Terlepas dari kritik-kritik di atas, etnometodologi telah berkembang

dan diterima sebagai salah satu upaya untuk mengurangi “pengaruh ilmu

eksak” terhadap ilmu sosial. Sebagai sebuah pendekatan dalam metode

penelitian ilmiah, etnometodologi dianggap sudah dapat membantu para

ilmuwan sosial-budaya dalam memahami fenomena di masyarakat,

khususnya dalam hal ini fenomena antropologi industri khususnya mengenai

sismbiosis mutualisme karyawan dengan pihak pabrik

I.5.1 Lokasi penelitian

Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive atau sengaja. Karena

secara langsung penelitian ini berlokasi di suatu tempat yaitu di lokasi pabrik

PT. Gudang Garam di Kotamadya Kediri, Jawa Timur.

I.5.2 Teknik penentuan informan

Untuk memperolah kedalaman materi yang disajikan serta validitas

data yang diperoleh, maka pemilihan informan menjadi sesuatu yang sangat

8
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

penting mengingat dari merekalah awal mula data diperoleh dan

dikembangkan dalam proses selanjutnya. Informan adalah orang-orang yang

pengetahuannya luas dan mendalam mengenai masalah antropologi industri

khususnya mengenai sismbiosis mutualisme karyawan dengan pihak pabrik,

sehingga ikut memberikan informasi yang bermanfaat (Bungin, 2001:208).

Informan dipilih berdasarkan beberapa kriteria tertentu, dan pemilihan ini juga

dilakukan secara purposive (sengaja) berdasarkan informasi awal yang kami

peroleh. Sedangkan kriteria pemilihan informan sebagaimana dikemukakan

oleh Spreadley (1995:61-70) adalah sebagai berikut:

1. Enkulturasi penuh

Enkulturasi merupakan proses yang ada dan pasti dalam setiap studi

tentang suatu budaya tertentu. Informan yang baik adalah bagaimana ia

mengetahui dengan jelas baik secara perilaku maupun kognisi budaya

mereka tanpa harus memikirkannya. Kriteria ini merujuk pada para informan

yang (pernah) melihat langsung atau ikut bekerja di lahan persawahan.

Sehingga informan tersebut bersedia memberikan informasi segala sesuatu

yang berhubungan dengan peran dan eksistensi fenomena yang sedang

diselidiki.

2. Keterlibatan langsung

Keterlibatan langsung serta aktif seseorang informan dalam setiap

9
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

perkembangan budaya juga merupakan hal yang cukup penting. Untuk hal ini

kami merujuk pada petani-petani yang terlibat dalam penggarapan sawah.

3. Suasana budaya yang tidak dikenal

Dalam kondisi ini jika seorang peneliti mempelajari suatu budaya

tertentu, dimana budaya tersebut tidak dikenalnya, maka seorang peneliti

diharuskan menciptakan sebuah hubungan yang sinergis dan produktif

dengan informan. Sementra itu seorang peneliti juga diharuskan mempunyai

sensitifitas yang tinggi terhadap kemampuan membaca fenomena sosial

yang sedang ia amati.

4. Cukup waktu

Dalam pemilihan seorang informan, maka hal – hal yang harus

mendapat perhatian khusus adalah informan – informan yang mempunyai

cukup waktu luang dan bersedia meluangkan waktunya untuk penelitian ini.

Kemudian dalam melakukan wawancara dengan informan, idealnya waktu-

waktu yang dipilih adalah siang dan sore hari atau waktu-waktu lain yang

telah disepakati antara peneliti dengan informan.

5. Non analitik

Informan yang bagus adalah ketika ia dapat memberikan sebuah

respon yang cukup positif terhadap setiap pertanyaan–pertanyaan yang

10
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

diajukan oleh peneliti, tanpa ia harus memberikan sebuah analisa yang rumit

terhadap pertanyaan tersebut. Sehingga informasi yang didapat bersifat

polos apa adanya. Dan akhirnya informan – informan yang dipilih adalah

informan yang memenuhi kriteria – kriteria di atas.

I.5.3 Strategi pengumpulan data

Agar memperoleh informasi yang akurat mengenai pola penggarapan

sawah, penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan

wawancara yang disertai dengan catatan lapangan. Dimana dengan teknik

tersebut dapat menghasilkan data ilmiah yang autentik dan validitasnya dapat

dipertanggung jawabkan.

I.5.3.1 Data Primer

 Pengamatan langsung (observasi)

Dalam penelitian ini digunakan pengamatan langsung (observasi) dan

terlibat terhadap fenomena yang terjadi pada wilayah observasi, baik berupa

budaya fisik, situasi, kondisi maupun perilaku. Sehingga dapat diatikan

bahwa pengamatan langsung dan terlibat adalah suatu pengamatan yang

dibarengi interaksi antara peneliti dengan informan.

Sudikan (2001:59) menyarankan dalam pengamatan langsung

diperlukan pendekatan antropologi visual, yaitu berupa penggunaan alat

11
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

bantu seperti alat pemotret (kamera) untuk mengambil foto atau gambar

hidup (sebagai dokumentasi) pada obyek-obyek yang relevan dengan tema

yang hendak diteliti, serta berhubungan dengan latar belakang etnografisnya.

 Wawancara mendalam

Dalam penelitian kualitatif, untuk mendapatkan sebuah gambaran

yang jelas mengenai pola budaya dalam suatu komunitas tertentu, Sevilla

(1992:71) menuliskan bahwa salah satu ciri penting dalam penelitian adalah

komunikasi langsung antara peneliti dengan informan yang telah ditentukan.

Bentuk komunikasi langsung tersebut berupa wawancara terbuka

(open interview) dan mendalam (in depth interview). Maksud dari wawancara

ini adalah untuk mengumpulkan seluruh keterangan tentang antropologi

industri khususnya mengenai sismbiosis mutualisme karyawan dengan pihak

pabrik. Pelaksanaan wawancara tidak hanya sekali atau dua kali, melainkan

berulang-ulang dengan intensitas yang tinggi. Sudikan (2001:64)

menambahkan, untuk memfokuskan wawancara, diperlukan catatan daftar

pokok-pokok pertanyaan yang disebut pedoman wawancara (interview

guide).

Dengan pedoman wawancara yang digunakan sebagai penuntun,

kondisi ini memungkinkan proses wawancara berlangsung dangan santai dan

tekesan akrab. Sehingga ketika proses wawancara telah menciptakan kondisi

12
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

yang intens, maka informasi yang dihasilkan akan lebih detail.

I.5.3.2 Data-data sekunder

Pemanfaatan data–data sekunder adalah untuk mendapatkan

informasi yang bersifat tetap, biasanya yang berhubungan dengan keadaan

fisik lokasi penelitian. Dan juga akan pemanfaatan buku – buku referensi

yang terdapat di tempat tertentu (ruang rujukan, perpustakaan) atau atas

saran informan dimana dapat memperoleh buku tersebut; makalah–makalah

yang menunjang dan relevan, serta majalah dan tabloid yang memuat tema

besar penelitian kali ini. Teknik pengumpulan data ini dapat juga dilakukan

dengan cara mengutip, mencatat arsip–arsip, dokumen resmi, hasil penelitian

terdahulu, maupun data yang belaku sekarang dan yang berkaitan dan

diperlukan dalam penelitian ini.

I.6. Analisis data

Penelitian tentang antropologi industri khususnya mengenai

sismbiosis mutualisme karyawan dengan pihak pabrik ini menggunakan

strategi analisis kualitatif. Strategi ini dimaksudkan bahwa analisis bertolak

dari data dan bermuara pada simpulan-simpulan umum. Di dalam penelitian

ini, kesimpulan umum itu bisa berupa kategorisasi maupun proposisi. Untuk

membangun proposisi atau teori dapat dilakukan dengan analisis induktif.

“Berdasarkan strategi analisis data yang digunakan, dalam rangka

13
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

membentuk kategorisasi, maupun proposisi-proposisi, maka di dalam

penelitian (kualitatif), analisis data dilakukan secara induktif” (Bungin,

2001:209).

Maka dalam penelitian ini, akan digunakan analisis induktif melalui

beberapa tahap. Setidaknya Taylor dan Bogdan (1984:127 dalam Bungin,

2001:209) adalah sebagai berikut: (a) membuat definisi umum atau

kategorisasi yang bersifat sementara tentang antropologi industri khususnya

mengenai sismbiosis mutualisme karyawan dengan pihak pabrik (b)

merumuskan suatu hipotesis untuk menguji kategorisasi tersebut secara

triangulasi, hal mana didasarkan pada hasil wawancara mendalam,

pengamatan terlibat dan dokumentasi dari berbagai sumber (informan, waktu

dan tempat) yang berbeda, (c) mempelajari satu kasus untuk melihat

kecocokan antara kategorisasi dan hipotesis, (d) bila ditemui kasus negatif,

diformulasikan kembali hipotesis atau didefinisikan kategorisasi, (e)

dilanjutkan sampai hipotesis benar-benar dapat dijelaskan dengan cara

menguji kategorisasi yang bervariasi.

Dari rumusan tersebut di atas, dapatlah kita menarik garis, bahwa

analisis data pada penelitian kualitatif berfungsi untuk mengorganisasikan

data. Data yang tekumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan,

foto dokumentasi, biografi, artikel dan sebagainya. Strategi analisis data

dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, dan

mengkategorikannya.

14
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

Dalam analisis, data tersebut dikaitkan dengan acuan teoritik yang

relevan dan sesuai dengan masalah yang dibahas dan sesuai dengan

perkembangan di lapangan. Yaitu dengan menggambarkan, menjelaskan

dan menguraikan secara detail atau mendalam dan sistematis tentang

keadaan yang sebenarnya, yang kemudian akan ditarik suatu kesimpulan

sehingga diperoleh suatu penyelesaian masalah penelitian yang memuaskan.

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan analisis data, maka peneliti

menggunakan tahap-tahap analisis induktif tersebut di atas dengan cara

silang (Bungin, 2001:210). Maksudnya data yang diperoleh dari responden,

disilang dengan teori-teori tentang masyarakat pedesaan dan pertanian.

Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam

suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak

pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sesudah

meninggalkan lokasi penelitian.

Dari data primer yang diperoleh kemudian dideskripsikan sebagai

penjelasan secara terperinci tentang budaya pola antropologi industri

khususnya mengenai sismbiosis mutualisme karyawan dengan pihak pabrik.

Sedangkan data sekunder yang diperoleh sebagai pendukung penjelasan

dari data primer.

15
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

BAB II

KEDIRI DAN PT. GUDANG GARAM

Kota Kediri terletak di lembah antara dua gunung yaitu Gunung Kelud

di sebelah timur dan Gunung Wilis di sebelah barat, dan dibelah oleh sungai

terpanjang di Jawa Timur yang dikenal dengan sungai Brantas. Kota Kediri

16
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

merupakan kota bekas kerajaan Kediri yang terkenal dengan Raja Jayabaya,

raja yang bisa melihat dan meramal apa yang terjadi di masa depan.

Kotamadya Kediri adalah ibukota kotamadya Kediri dan pusat perdagangan

di eks karesidenan Kediri. Kota Kediri dikenal dengan makanan yang

dihasilkan yakni tahu Kediri dan identik dengan kota rokok kretek yang

diproduksi oleh perusahaan rokok Gudang Garam.

Perusahaan rokok Gudang Garam merupakan perusahaan rokok

terbesar di Asia Tenggara dan produk rokoknya mendominasi di Indonesia.

Pemilik utama / pemegang saham terbesar dan sekaligus presiden direktur

PT. Gudang Garam Tbk, generasi kedua dari pendiri yakni Rachman Halim

merupakan salah satu orang terkaya di Asia. Gudang Garam tampak

mendominasi kota Kediri tampak ketika memasuki kota Kediri terdapat pabrik

rokok Gudang Garam dan papan / billboard iklan di Kota Kediri. Gudang

Garam adalah bagian dari Kota Kediri yang tak terpisahkan, pabrik rokok itu

mempekerjakan sekitar 40.000 karyawan dan buruh. Jumlah itu sangat

mengesankan, karena menurut data sensus penduduk tahun 2000, jumlah

penduduk Kota Kediri 242.660 orang. Ini artinya, kehidupan dari hampir 17

persen penduduk kota itu tergantung pada penghasilan kerja di PT Gudang

Garam.Implikasi dari fakta ini sangat besar.

Perusahaan rokok Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 di desa

Semampir tepatnya di jalan Semampir II/1, Kota Kediri oleh warga keturunan

Tionghoa Tjoa Ing Hwie yang mempunyai nama Indonesia Surya

17
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

Wonowidjojo. Tjoa Ing Hwie atau Surya Wonowidjojo dan oleh warga desa

Semampir dikenal dengan Pak Wie. Surya Wonowidjojo memulai usaha

membuat rokok kretek dengan merek dagang "Gudang Garam" dengan

bercirikan industri rumah tangga yang hanya menggunakan alat tradisional

sederhana. Pada saat itu jumlah tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan

menempati lahan sewaan seluas 1000 m2. Surya Wonowidjojo awalnya

bekerja pada pabrik rokok milik pamannya, hingga diangkat menjadi direktur

perusahaan. Pabrik Rokok Kretek Cap 93 milik paman Surya Wonowidjojo

salah satu merk rokok yang paling digemari di Jawa Timur. Dengan berbekal

pengalaman Wonowidjojo akhirnya mendirikan sendiri pabrik rokok. Nama

Gudang Garam diambil dari bangunan pabrik rokok milik paman Wonowidjojo

yang dahulu merupakan bangunan gudang penyimpanan garam pada masa

penjajahan Belanda.

Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret kretek

Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil produksi hanya

sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya pemasaran hasil

produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri (Karesidenan Kediri). Setelah

menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam menjadi semakin

terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk memperluas usaha.

Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah Firma guna

mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang Garam juga mendapat

dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang

18
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah.

Kemudian pada tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi Perseroan

Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan status Perseroan

Terbatas, PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam semakin berkembang,

baik dari segi kualitas produksi, managemen maupun teknologi, sehingga

pada tahun 1979 mulai memproduksi Sigaret Kretek Mesin (SKM). Produksi

sigaret kretek mesin ini tidak merubah sifat PT. Gudang Garam sebagai

perusahaan yang menganut sistem padat karya, bahkan semakin

memperluas kesempatan kerja.

Pada tahun 1985, Surya Wonowidjojo wafat, saat itu justru persaingan

di industri rokok semakin ketat, dengan kondisi demikian, perusahaan harus

berjuang demi kelestarian perusahaan dan kesejahteraan karyawan yang

merupakan cita-cita beliau. Untuk memperkuat struktur permodalan dan

posisi keuangan perusahaan, maka pada tahun 1990 PT. Gudang Garam

melakukan penawaran umum untuk menjual sebagian saham perusahaan

kepada masyarakat melalui bursa efek. Dengan ketekunan dan keuletan

sang pendiri perusahaan rokok Gudang Garam dari sebuah perusahaan

dengan bangunan berdinding bambu dan karyawan puluhan orang menjadi

perusahaan rokok besar. Di Kediri perusahaan rokok Gudang Garam

mempunyai lahan yang berisi pabrik, kantor, koperasi, fasilitas pengolahan

limbah, helipad dan hangar, fasilitas olah raga, dan fasilitas lain sekitar 400

hektare dan karyawan berjumlah sekitar 40.000 orang. Selain di Kediri

19
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

Gudang Garam juga mempunyai pabrik dan kantor di daerah lain seperti di

Surabaya, Jakarta, dan Pandaan. Walaupun sudah menjadi perusahaan

besar dan mempunyai cabang dimana-mana kantor pusat PT. Gudang

Garam tetap berkedudukan di unit I Desa Semampir, Kota Kediri tempat awal

berdirinya Gudang Garam.

Dalam garis besarnya, proses produksi rokok dibagi dalam 3 (tiga )

tahap kegiatan utama, yaitu :

Pra-produksi

Setelah melalui proses seleksi yang ketat pada saat pembelian, Bahan baku

utama yang telah diproses kemudian dicampur dengan saus hingga siap

dibuat menjadi rokok.

Produksi

Rokok yang dihasilkan ada tiga jenis utama, yaitu klobot dan Sigaret Kretek

Tangan (SKT) sebagai hasil kreasi tangan-tangan wanita yang trampil

dengan menggunakan alat giling dari kayu serta Sigaret Kretek Mesin (SKM)

yang diproses dengan mesin-mesin otomatis berkecepatan tinggi.

Pengepakan

Batangan-batangan rokok yang telah jadi, membutuhkan beberapa lapis

kemasan dengan berbagai ukuran sesuai jenis produk, isi serta keperluan

distribusinya. Fungsi pengemasan di sini selain berguna untuk

mempertahankan mutu rokok, juga untuk memberikan citra terhadap produk

Gudang Garam.Proses pengepakan rokok menjalani beberapa tahap

20
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

pengemasan secara berlapis. Kemasan lapisan pertama adalah kertas kaca

untuk jenis rokok SKT dan kertas yang berlapis alluminium foil untuk jenis

rokok SKM. Lapisan kedua adalah pembungkus (etiket) yang telah

mengalami proses cetak terlebih dahulu. Pengemasan ketiga dalam bentuk

press atau slof, kemasan keempat dalam bentuk bal (corrugated).

Produk dari PT. Gudang Garam adalah Rokok kretek yang

sebenarnya merupakan ramuan dan perpaduan dari berbagai jenis

tembakau, cengkeh, saus dan bahan-bahan pembantu pilihan lainnya.

Tembakau

Proses pembelian tembakau menuntut ketelitian yang tinggi dan

penghayatan yang mendalam dari para ahli tembakau (grader). Baik tentang

aroma, rasa maupun ciri-ciri fisiknya, daun tembakau kering sebelum siap

untuk dijadikan bahan baku rokok, memerlukan proses pengolahan yang

panjang dan rumit, yaitu dimulai dari pemisahan gagang-gagang,

pembersihan benda-benda asing, perajangan, untuk menjaga aspek

hygienisnya hingga akhirnya dikemas dalam kemasan khusus untuk disimpan

dalam gudang dengan suhu dan kelembaban tertentu.

Cengkeh

Cengkeh yang mempunyai nama latin "Eugenia Caryophyllus" (Eugenia

aromatica O.K.) sebagai bahan utama bagi rokok kretek seperti halnya

tembakau, juga memerlukan teknik pemilihan, pemrosesan dan penyimpanan

yang rumit. Sejak tahap pembelian masalah pengendalian mutu sudah

21
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

merupakan bagian yang penting. Cengkeh dengan kualitas tinggi yang dibeli

akan mengalami proses pembersihan, perajangan dan pengeringan terlebih

dahulu sebelum disimpan dalam silo-silo stainless demi menjaga aspek

hygienisnya.

Saus dan bahan-bahan pembantu lainnya.

Ibarat masakan yang lezat memerlukan bumbu, garam dan penyedap

masakan, maka campuran tembakau dan cengkeh dengan kualitas setinggi

apapun masih belum dapat menghasilkan rokok yang baik (baca: harum,

gurih, nikmat) apabila tidak disertai dengan saus yang pas. Ketiga komponen

pokok (tembakau, cengkeh dan saus) ini hanya dapat menghasilkan rokok

enak dan berkualitas tinggi bila ditangani oleh "juru masak" yang benar,

benar ahli dan menghayati pekerjaannya. Bahan pembantu yang juga

mempunyai andil terhadap rasa rokok adalah filter dan kertas sigaret (ambri).

Oleh sebab itulah bahan filter untuk sementara masih harus diimpor. Demi

penghematan devisa dan untuk menunjang kebutuhan kertas sigaret, PT

Gudang Garam telah melakukan investasi dengan bantuan teknologi dari

Perancis untuk mendirikan Pabrik Kertas Rokok di Kediri dengan nama PT

Surya Zig Zag.

Produk-produk rokok yang dihasilkan oleh perusahaan rokok PT.

Gudang baik Sigaret Kretek Mesin dan Sigaret Kretek Tangan antara lain :

- Sigaret Kretek Klobot Manis

Rokok yang pertama diproduksi oleh Gudang Garam. Kekhasan racikan

22
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

tembakau dan cengkeh yang asli dengan balutan kulit jagung tetap

dipertahankan sebagai symbol sejarah kretek asli Indonesia. Saat ini, Rokok

Klobot ditawarkan dalam 2 pilihan rasa yaitu Manis dan Tawar. Tersedia

dalam kemasan 6 batang.

- Sigaret Kretek Klobot Tawar, Klobot Tawar tersedia dalam kemasan isi 6

dan isi 12.

- GG Merah King Size (Soft Pack)

Rokok kretek buatan tangan dengan volume penjualan terbesar dan

dipasarkan ke seluruh pelosok Indonesia. Racikan cengkeh dan tembakau

pilihannya menciptakan rasa dan aroma yang khas untuk rokok di kelasnya.

Dikenal dengan nama Gudang Garam Merah, merek rokok ini tersedia dalam

pilihan kemasan 12 dan 16 batang. Bungkusnya yang terbuat dari kertas

tebal atau tipis juga disesuaikan dengan kebutuhan pasar masing-masing.

Rokok ini memang sengaja diciptakan bagi perokok yang dapat menghargai

kenikmatan merokok dengan cita rasa kretek asli Indonesia. GG Merah

King Size (Hard Pack) Isi 12 batang GG Merah King Size (Hard Pack) Isi 16

batang.

- GG Djaja

Rokok kretek buatan tangan ini dibuat khusus bagi perokok yang tinggal di

iklim tropis seperti Indonesia. Dikenal juga dengan sebutan Djaja Hijau,

sesuai dengan warna bungkusnya. Merek rokok ini tersedia dalam kemasan

isi 12 batang.

23
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

- Taman Sriwedari Lurik

Rokok kretek buatan tangan yang satu ini adalah produksi khas Gudang

Garam yang memiliki bentuk batang rokok dan kemasan yang unik.

Walaupun tidak menyandang nama Gudang Garam pada mereknya, tetapi

rasa dan aroma khas Gudang Garam tetap terasa pada setiap hisapannya.

Taman Sriwedari ditawarkan dalam 2 pilihan rasa yaitu Taman Sriwedari

Lurik dan Taman Sriwedari Biru Lurik. Keduanya tersedia dalam kemasan isi

12 batang.

- GG Filter International Merah

Rokok kretek filter hasil SKM ini adalah rokok dengan penjualan tertinggi

dibandingkan rokok kretek manapun di dunia.

Pada bagian Sigaret Kretek Tangan PT. Gudang Garam hanya

mempekerjakan buruh perempuan mulai pelintingan dan penggilingan hingga

pengemasan rokok kretek. Pemilihan perempuan sebagai buruh SKT

dilakukan karena perempuan lebih tekun dan telaten dibandingkan laki-laki.

Karyawan yang dipekerjakan di PT. Gudang Garam dibagi menjadi tiga

yakni : karyawan borongan, karyawan harian dan karyawan tetap. Walaupun

terbagi menjadi 3 bagian semua karyawan di PT. Gudang Garam adalah

pegawai tetap hingga purna tugas / pensiun di usia 55 tahun.

Karyawan borongan adalah buruh perempuan yang bekerja pada unit

produksi Sigaret Kretek Tangan yang terbagi menjadi 3 bagian / unit

24
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

produksi. Karyawan borongan yang pertama adalah pelinting / penggiling

rokok yang upahnya berdasarkan hasil giling / linting yang bisa dilakukan

dalam satu hari kerja. Tiap meja buruh oleh perusahaan disediakan bahan

baku rokok dan kertas rokok yang siap untuk dilinting / digiling dalam satu

hari kerja mulai pukul 7 pagi hingga 3 siang. Dalam satu hari kerja buruh bisa

menghabiskan bahan rokok dan kertas rokok rata-rata bisa menjadi 1000

batang rokok, bahkan sebelum jam kerja selesai sekitar pukul 11-12 siang

bahan rokok dan kertas rokok telah habis menjadi batang rokok, setelah itu

buruh bisa pulang.

Bahan baku rokok berupa racikan tembakau, cengkih dan saus dan

kertas rokok yang disediakan perusahaan pada tiap meja buruh linting / giling

rokok dapat dihasilkan menjadi sekitar 1000 batang rokok, kadangkala

perolehan bisa kurang atau lebih. Setiap penyelesaian 1000 batang rokok,

mendapatkan upah yang besarnya berkisar Rp 35.000 per 1000 batang dan

jika tidak sampai jumlah tersebut maka upah yang diperoleh kurang dari

jumlah tersebut dan apabila lebih dari 1000 batang maka upah akan

ditambah. Untuk melakukan pelintingan / penggilingan rokok bukanlah

pekerjaan mudah, setiap buruh yang baru masuk membutuhkan waktu yang

lama hingga bisa mahir sekitar 1 bulan hingga ada yang 1 tahun baru bisa

mahir. Dalam setiap meja pelintingan / penggilingan rokok terdapat dua

buruh, satu melinting / menggiling rokok dan yang satu lagi menggunting

rokok yang terlalu panjang dari ukuran yang ditentukan dan mengumpulkan

25
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

rokok kemudian diikat tiap 12 batang rokok. Karyawan borongan yang kedua

adalah buruh yang bertugas membungkus rokok yang telah selesai dioven

(setelah dilinting / digiling rokok dimasukkan ke dalam ruang oven).

Karyawan borongan yang ketiga adalah buruh yang mempunyai tugas

finishing product yaitu mengemas rokok yang telah dibungkus plastik dari unit

pembungkusan plastik. Rokok dikemas kedalam bungkus kertas berlogo

Gudang Garam lengkap dengan cukai dan dibungkus lagi dengan plastik,

kemudian dimasukkan kedalam kardus. Pemberian upah terhadap buruh

borongan diberikan tiap hari Rabu dan Sabtu. Tingkat pendidikan Karyawan

borongan adalah mulai Sekolah Dasar (baik yang sudah lulus atau belum)

hingga Sekolah Menengah Atas.

Karyawan harian pada PT. Gudang Garam merupakan buruh yang

banyak bekerja pada unit produksi Sigaret Kretek Mesin dan sebagian pada

unit Sigaret Kretek Tangan. Karyawan harian berbeda dengan karyawan

borongan yang sebagian besar perempuan, karyawan harian terdiri dari laki-

laki dan perempuan. Karyawan harian terdiri dari buruh yang bekerja pada

proses produksi SKM, buruh pada unit bengkel, buruh pada unit sortir produk,

buruh yang bertugas membawa rokok hasil linting / giling ke mesin oven, kuli

angkut produk dan buruh yang lain yang merupakan “tenaga kasar”. Sistem

pengupahan terhadap karyawan harian adalah dihitung setiap hari kerja

Senin hingga Sabtu yang dibayarkan tiap hari Jumat.

Karyawan tetap pada PT. Gudang garam adalah pegawai yang

26
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

bekerja pada kantor, tenaga ahli dan pengawas pabrik. Pegawai yang

merupakan karyawan tetap merupakan pegawai yang mendapatkan gaji

setiap bulan. Karyawan tetap yang dipekerjakan merupakan pegawai yang

memiliki tingkat pendidikan tinggi SMA hingga perguruan tinggi / sarjana.

Karyawan tetap PT Gudang Garam terdiri dari laki-laki dan perempuan yang

bekerja mulai hari Senin hingga Sabtu.

PT. Gudang Garam terhadap seluruh karyawan dari karyawan

borongan hingga karyawan tetap sangat memperhatikan kesejahteraannya.

Upah yang dibayarkan terhadap karyawan diatas ketentuan Upah Minimum

Kabupaten / Kota yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan upah / gaji yang

diberikan perusahaan diatas ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah

maka karyawan dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum mereka. Semua

karyawan adalah pegawai tetap hingga purna tugas dan tidak ada sistem

pegawai kontrak. Semua pegawai mendapatkan berbagai fasilitas dan

jaminan kesejahteraan dari perusahaan seperti fasilitas olah raga dan

jaminan kesehatan termasuk pengobatan dibiayai seluruhnya oleh

perusahaan terhadap pegawai beserta keluarganya anak dan suami atau

istri. Jaminan kesehatan terhadap karyawan diwujudkan dengan adanya

klinik dan rumah sakit milik perusahaan yang bisa digunakan oleh karyawan

secara gratis. Pembiayaan kesehatan diberikan sesuai kelas menurut jabatan

karyawan dan pembiayaan terhadap perawatan dan obat-obatan. Apabila

klinik dan rumah sakit milik perusahaan tidak bisa mengatasi pengobatan

27
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

karyawan atau keluarganya (anak dan suami / istri) maka akan dirujuk ke

rumah sakit yang bisa mengatasi yang dibiayai penuh oleh perusahaan

hingga sembuh.

Setiap karyawan PT. Gudang Garam akan mendapatkan jatah rokok

dari perusahaan. Jatah rokok diberikan sesuai dengan tingkatan karyawan

mulai dari buruh borongan yang mendapat 3 batang rokok hingga level

karyawan tetap yang bisa mendapatkan jatah 1 pak rokok. Rokok yang

dibagikan perusahaan pada karyawan bertulis tidak untuk dijual dan

pembagian karyawan. Rokok yang diberikan tersebut bisa dikonsumsi

karyawan sendiri atau bisa dijual jika tidak merokok.

Karyawan yang mendekati usia pensiun 55 tahun akan diberikan

pendidikan dan keterampilan oleh perusahaan agar setelah pensiun bisa

hidup mandiri dan berwiraswasta. Perusahaan juga memberikan kredit pada

karyawan yang purna tugas melalui koperasi bagi yang ingin mengajukan

untuk modal usaha. Fasilitas tersebut juga diberikan pada karyawan yang

masih aktif. Walaupun sudah menginjak usia pensiun karyawan jika masih

dibutuhkan maka karyawan tersebut masih dipekerjakan atau dipanggil

kembali jika dibutuhkan. Seluruh karyawan yang menginjak masa pensiun

mendapatkan uang pensiun setiap bulan dan masih mendapatkan jaminan

kesehatan. Karyawan yang sudah pensiun bisa memasukkan anaknya untuk

menggantikan dirinya ke PT. Gudang Garam dan apabila memenuhi syarat

maka bisa bekerja di PT. Gudang Garam, sebagian besar bisa diterima kerja.

28
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

Dengan kesejahteraan yang diberikan perusahaan, jarang sekali ada

demonstrasi yang dilakukan karyawan terhadap perusahaan. Demonstrasi

yang pernah dilakukan karyawan adalah mengenai peraturan perusahaan,

tingkat upah yang disamakan untuk semua usia kerja karyawan di

perusahaan dan tentang Tunjangan Hari Raya. Demonstrasi digerakkan oleh

Serikat Pekerja namun sebagian besar karyawan tidak tahu terhadap Serikat

Pekerja, hanya ikut-ikutan dan terpengaruh ajakan. Perusahaan bertindak

tegas apabila demonstrasi mengganggu waktu kerja karyawan dan hasil

produksi perusahaan serta anarkhis dengan saksi pemberhentian. Tindakan

tegas diberikan terutama jika telah tercapai kesepakatan masih melakukan

demonstrasi dan tidak bekerja kembali.

Dalam situasi yang sulit terutama mengenai perekonomian yang

mengalami krisis PT. Gudang garam tidak pernah melakukan Pemutusan

Hubungan Kerja / PHK secara besar-besaran. Situasi perekonomian yang

mengalami krisis sejak 1998 hingga masa pemerintahan Yudhoyono yang tak

kunjung membaik namun semakin parah dan naiknya harga barang

kebutuhan pokok akibat kenaikan harga BBM membuat daya beli masyarakat

merosot. Daya beli masyarakat yang merosot berdampak pada berkurangnya

konsumsi rokok perokok, yang mengutamakan kebutuhan pokok.

Biaya produksi dan pengeluaran perusahaan juga semakin

membengkak. Situasi tersebut menyebabkan pengurangan produksi dan

efisiensi pada PT. Gudang Garam. Walaupun demikian jalan pemutusan

29
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

hubungan kerja tidak dilakukan perusahaan, perusahaan hanya mengurangi

jam kerja dan pengurangan produksi. Hal lain yang dilakukan perusahaan

untuk melakukan efisiensi adalah tidak membuka lowongan dan menerima

pegawai baru.

Peraturan perusahaan cukup ketat terhadap karyawan dan

perusahaan mengutamakan kedisiplinan dan kejujuran. Bagi karyawan yang

kedapatan mencuri walaupun hanya satu batang rokok saja akan

diberhentikan / di PHK oleh perusahaan. Kebijakan tersebut juga dilakukan

apabila karyawan melanggar peraturan perusahaan berkali-kali, bolos kerja

tanpa alasan, penggelapan atau pelanggaran berat lain. Pelanggaran yang

yang dilakukan jika berunsur kriminal selain sanksi pemberhentian dari

perusahaan akan diproses secara hukum.

Latar belakang etnis dan suku bangsa tidak diutamakan oleh

perusahaan meskipun pemilik perusahaan adalah etnis Cina. Perusahaan

hanya akan melihat karyawan melalui kualitas kerjanya baik dan memiliki

kemampuan. Walaupun tidak memandang latar belakang etnis dan suku

bangsa karyawan level atas hingga direktur sebagian besar dipegang etnis

Cina, dan hanya ada satu direktur saja yang berhasil yang bukan etnis

keturunan Cina yakni H. Rinto Harno yang menjabat sebagai satu-satunya

orang Jawa yang menjabat direktur PT. Gudang Garam, direktur bidang

Sumber Daya Manusia. Beliau telah menjaabat posisi tersebut sejak tahun

1992 hingga sekarang karena memiliki kemampuan mengatur SDM

30
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

perusahaan dan piawai dalam bernegosiasi mengatasi demonstrasi, serta

menurut karyawan selalu membela kepentingan karyawan.

Posisi yang paling tinggi dijabat oleh orang non etnis Cina adalah

Kepala Divisi, Kepala Bagian, dan Kepala Unit, sedangkan mayoritas adalah

sebagai pegawai kantor. Tetapi peningkatan level karyawan tidak terjadi pada

buruh borongan terutama pelinting / penggiling mereka selama kerja hingga

purna tugas / pensiun tetap menjadi penggiling / pelinting rokok tanpa ada

peningkatan level profesi. Hal tersebut terjadi karena tingkat pendidikan yang

rendah dan oleh perusahaan tidak diberikan pelatihan / pendidikan agar

mereka tidak selamanya menjadi buruh borongan.

Salah satu keunikan yang dimiliki PT Gudang Garam Tbk dalam hal

sumber daya manusia adalah kemampuan untuk menerapkan prinsip padat

karya sekaligus prinsip padat modal secara bersama-sama. Di satu sisi untuk

memproduksi rokok yang berkualitas tinggi, PT Gudang Garam Tbk dituntut

untuk menggunakan mesin-mesin dan peralatan canggih yang membutuhkan

banyak modal untuk pengadaannya. Namun di sisi lain perusahaan juga

memiliki komitmen besar terhadap pemberdayaan sumber daya manusia. Hal

ini terbukti dengan jumlah karyawan PT Gudang Garam Tbk yang mencapai

lebih dari 41.000 karyawan yang tersebar di berbagai sektor pekerjaan.

Sebenarnya lebih menguntungkan menggunakan mesin dibandingkan

manusia tetapi penggantian mesin terhadap manusia tidak dilakukan PT

Gudang Garam. PT Gudang Garam tidak semata-mata hanya untuk efisiensi

31
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya namun juga

berdasarkan ekonomi moral dengan dimilikinya Catur Dharma Perusahaan.

Kiat-kiat managemen yang menjadikan PT. Gudang Garam, Tbk.

menjadi seperti sekarang ini, bercermin pada pandangan hidup Almarhum

Surya Wonowidjojo yang juga menjadi falsafah perusahaan, yaitu Catur

Dharma Perusahaan.

Yaitu :

- Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas

merupakan suatu kebahagiaan.

- Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.

- Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan orang

lain.

- Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

Terhadap lingkungan di sekitar perusahaan, PT Gudang Garam

sangat menaruh perhatian. Untuk lingkungan hidup perusahaan

menggantung ikatan padi di sepanjang dinding pabrik yang lokasinya

sebelum dibangun pabrik merupakan sawah. Di sawah tersebut banyak

terdapat burung yang mencari makan di sawah namun setelah dibangun

pabrik sawah hilang, agar burung bisa mencari makan maka digantungkanlah

seikat padi di sepanjang dinding pabrik yang diganti secara rutin oleh

petugas. Pada masyarakat di sekitar perusahaan, Gudang Garam banyak

membantu masyarakat seperti memberikan sumbangan terhadap desa,

32
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

kegiatan desa, pembagian zakat, dan apabila ada warga yang meninggal

dunia akan diberikan santunan terhadap keluarganya.

Lokasi perusahaan juga memberikan manfaat bagi orang lain dan

masyarakat setempat dalam hal perdagangan dan usaha transportasi seperti

adanya pasar di depan lokasi pabrik, adanya penjual kaki lima di depan

pabrik dan perusahaan menyediakan terminal angkutan di kompleks pabrik.

Jumlah karyawan yang berjumlah puluhan ribu ini yang membuat usaha

perdagangan dan usaha sektor transportasi mendapatkan konsumennya.

BAB III

SISMBIOSIS MUTUALISME ANTARA PEKERJA DAN PIHAK

PABRIK

Simbiosis mutualisme yang terjadi antara PT Gudang Garam dan para

pekerjanya merupakan suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme dimana

suatu pihak menguntungkan pihak lain dan begitu pula sebaliknya. Hubungan

ini tercipta akibat kebutuhan masing-masing pihak akan potensi yang dimiliki

33
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

oleh pihak lain, dalam hal ini pihak pabrik membutuhkankan produktivitas

serta kinerja yang baik dari para buruh dan juga para buruh membutuhkan

pendapatan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.seperti tulisan

dari:

Menurut Suparlan (1980) :

“Manusia harus memenuhi tiga pokok dalam mempertahankan


hidupnya :
1.Manusia memenuhi kebutuhan jasmaniah, berupa makanan,
pakaian dan tempat tidur.
2.Dasar kejiwaan manusia membutuhkan perasaan tenang,
tentram, jauh dari perasaan takut dan gelisah.
3.Syarat sosial yang berupa identitas dan peranan”
Dalam hal ini tingkat kemapanan ekonomi yang didasarkan oleh tingkat

kepemilikan uang meyokong pemenuhan ketiga kebutuhan tersebut.

Kondisi di atas merupakan syarat untuk mencapai produktivitas yang

tinggi, kesejahteraan karyawan dan keluarganya, serta kelestarian

perusahaan yang semuanya merupakan wujud keikut sertaan pengusaha

dan karyawan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional sejalan

dengan program pemerintah, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur

berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dengan mengutamakan padat karya.

Berdasarkan rasa saling membutuhkan tersebut maka PT Gudang

Garam beritikad baik membuat perjanjian kerja bersama untuk meletakan

dasar-dasar dalam menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban antara PT

perusahaan rokok Tjap Gudang Garam Tbk dengan serikat buruh atau

serikat pekerja. Kami rasa dalam hal ini, pihak pabrik Gudang Garam sudah

34
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

mau jemput bola dan mengurangi jarak diantara pihak pemilik dan para

pekerjanya. Dengan mengurangi jarak antara keduanya, maka bisa menekan

jumlah konflik diantara keduanya.

Pada perjanjian kerja bersama pasal 18 sampai dengan pasal 25,

pasal 32 mengatur tentang kesejahteraan pekerja dengan pabrik tjap rokok

gudang garam yang sudah disepakati dalam perjanjian kerja bersama yang

diperbaharui setiap 2 tahun sekali.

Pasal 18 mengenai kompensasi mengatur bahwa komponen upah

pekerja terdiri:

1. Gaji Pokok

2. Tunjangan tetap

3. Tunjangan tidak tetap

Dan untuk jaminan sosial tenaga kerja dalam pasal 24 diatur:

1. Perusahaan wajib mengikutsertakan karyawan dalam program

jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

2. Perusahaan dan karyawan wajib membayar premi Jamsostek sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Mengenai keselamatan dan kesehatan kerja diatur dalam pasal 32:

1. Perusahaan dan karayawan bertanggung jawab atas keselamatan dan

kesehatan kerja di perusahaan.

2. Perusahaan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja

35
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

untuk bidang-bidang tugas yang ditetapkan oleh perusahaan dengan

tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan.

3. Karyawan mentaati peraturan, petunjuk dan menjaga serta memlihara

alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja yang menjadi tanggung

jawabnya.

4. Perusahaan menyediakan / memberikan informasi atau peruingatan

berupa slogan dan / atau gambar-gambar tentang keselamatan dan

kesehatan kerja.

Menurut pengamatan kelompok kami penyediaan alat-alat keselamatan

dan kesehatan kerja pda unti SKM dan SKT yang kami kunjungi sudah dirasa

cukup memadai. Contohnya adanya tabung pemadam api yang disediakan

oleh perusahaan, dan ada mobil pemadam kebakaran yang tersedia pada

unit SKM (sigaret kretek mesin) maupun SKT.(sigaret kretek tangan) Alat

semacam ini merupakan kebutuhan vital yang dibutuhkan bila sewaktu-waktu

terjadi hal-hal yang krusial.

Pasal 9 sampai pasal 17 menjlaskan tentang kedisiplinan dan tata keerja

karyawan yang harus dipatuhi agar tercipta suatu kondisi yang harmonis,

seperti pasal 9 mengenai hari kerja dan jam kerja:

1. Hari kerja ditentukan 6 hari dalam satu minggu

2. Jam kerja adlah 7 jam dalam satu hari dan 40 jam dalam satu minggu

tidak termasuk jam istirahat.

3. Jadwal hari kerja dan jam kerja karyawan diatur oleh perusahaan

36
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan

Hal ini menunjukkan bahwa karyawan harus juga memenuhi

kewajibannya selain mendapatkan sejumlah jaminan yang diberikan oleh

pabrik.

Salah satu contoh kongkrit yang diutarakan oleh informan adalah

jaminan kesehatan yang disediakan oleh pihak pabrik kepada pekerjanya

secara cuma-cuma. Yang dimaksud secara cuma-cuma adalah pihak pabrik

menyediakan fasilitas klinik yang bisa digunakan oleh seluruh karyawannya.

Seperti yang diceritakan oleh informan yaitu bapak Parman dan bapak Parno

yang sudah bekerja selama kurang lebih 20 tahun di bagian mesin unit 7

menjelaskan bahwa fasilitas kesehatan tersebut benar adanya dan

kekurangan dari fasilitas itu adalah terlalu lama menunggu antrian untuk

diperiksa oleh dokter, tetapi cukup puas dengan keadaan yang ada.

Fasilitas klinik tersebut hanya digunakan untuk orang sakit yang

sekiranya masih bisa ditangani, bila tidak mampu oleh klinik maka akan

dirujuk ke rumah sakit tanpa biaya sepeser pun dengan syarat menunjukan

surat keterangan dari PT Gudang Garam Tbk.

Paradigma pertukaran yang dikemukakan oleh Fredrik Barth

menyebutkan bahwa pertukaran-pertukaran yang terjadi baik antar pelaku

yang terlihat dalam proses produksi, maupun antara pengusaha dengan

pihak-pihak lain. Paradigma ini lebih menekankan pada pengamatan yang

intensif atas berbagai perilaku individu yang menghasilkan proses dan bentuk

37
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

sosial. Bentuk sosial yang kami maksud adalah bentuk hubungan

resiprositas antara pihak pabrik dan karyawan yang terjadi. Bentuk sosial ini

akan dipertahankan senyampang kedua belah pihak tidak mempunyai

potensi dari salah satu pihak, misalnya pabrik tidak mempunyai potensi

energi, kuantitas dan kinerja yang dimiliki oleh buruh dan sebaliknya buruh

tidak mempunyai kecukupan secara materi yang bisa diberikan oleh pabrik.

Dengan menggunakan paradigma pengambilan keputusan kelompok

kami menganalisis proses yang memaksa dan mengekang pelaku dalam

mengambil keputusan tertentu berkenaan dengan mobilisasi sumber-sumber

daya hingga ke masalah-masalah penanaman modal dan strategi pemasaran

yang berujung pada pembatasan-pembatasan (restriction) dan imbalan

(incentives) yang bersifat instrumental maupun moral sehingga

mempengaruhi perilaku dan kinerja ekonomi.

Dalam hal ini PT. Gudang Garam berusaha memaksimalkan nilai-nilai

tertentu yang disukai dengan membuat keputusan-keputusan tertentu

berkenaan dengan aturan-aturan, sumber-sumber daya, dan hubungan-

hubungan dalam lingkungan mereka. PT. Gudang Garam berusaha

menciptakan hubungan yang kondusif dengan para karyawannya sehingga

tidak mengganggu kegiatan usaha.

Secara langsung maupun tidak langsung jaminan sosial tersebut

memberikan efek tenang pada para karyawannya sehingga mampu membuat

kondisi bekerja yang kondusif dan akan menghasilkan produktivitas yang baik

38
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

pula.

Jadi secara keseluruhan jaminan kesejahteraan yang diberikan pabrik

pada karyawan adalah sebagai berikut :

1. jaminan kesehatan

2. jaminan kesejahteraan berupa bonus atau penghasilan

berdasarkan satuan hasil kerja sesuai dengan pekerjaan

yang telah dilakukan oleh karyawan.

3. upah lembur

4. tunjangan hari raya keagamaan

5. upah selama tidak masuk kerja

6. jaminan sosial tenaga kerja

7. sumbangan duka

8. program keluarga berencana

9. koperasi karyawan

10. dan istirahat tahunan

kewajiban yang harus ditaaati oleh karyawan terhadap pabrik adalah

sebagai berikut :

1. hari kerja dan jam kerja.

2. Kerja lembur

3. Kehadiran

4. Izin meninggalkan pekerjaan atau tempat pekerjaan atau tidak masuk

39
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

bekerja.

5. Seragam

6. Menjaga kerahasiaan perusahaan dan segala larangan

BAB IV

DISKUSI TEORITIK

Pada perkembangannya pihak pabrik berusaha membuat simbiois

mutualisme dengan para karyawannya, hal ini dilakukan untuk

mempersempit kesenjangan antara dua belah pihak sehingga memperkecil

kemungkinan terjadinya konflik. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja

merupakan salah satu modal utama dalam sebuah industri karena bila tidak

40
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

ada tenaga kerja maka industri tidak akan berjalan dengan baik. Karl Marx

mengungkapkan tentang konflik bisa terjadi bila terjadi kesenjangan antara

kaum borjuis (pemilik pabrik) dan proletar (pekerja).

Pihak Gudang Garam berupaya untuk membuat berbagai aturan yangf

berkenaan dengan karyawan dan mengaturnya sebaik mungkin dengan

memperhatikan juga kesejahteraan karyawan guna memaksimalkan segala

potensi sumber daya tersebut. Hal ini tertuang dalam perjanjian kerja

bersama yang disepakati oleh kedua belah pihak. Paradigma tersebut biasa

kita sebut dengan paradigma pembuatan keputusan

Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana bisa mengatur beberapa

puluh ribu karyawan yang mempunyai berbagai latar belakang sosial yang

berbeda satu dengan yang lain. Halitu bisa dijawab dengan pemberian gaji

yang sesuai dengan perundang-undangan dan jaminan kesejahteraan,

karena menurut Parsudi Suparlan (2003:131) ekonomi merupakan suatu

landasan penting dalam menentukan tingkat pemenuhan kebutuhan.dan

penyokong bagi kelangsungan hidup. Maka dari itu selama para pekerja

masih membuthkan uang untuk memenuhi kebutuhan maka mereka akan

berusaha mentaati peraturan yang diberlakuakan oleh pabrik agar tidak

mengalami pemutusan hubungan kerja.

41
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Hubungan simbiosis mutualisme yang dijalankan dengan baik

antara pabrik dan pekerja kan memperkecil kemungkinan adanya konflik

antar kedua pihak tersebut. seperti misal demonstrasi penuntutan hak yang

hanya terjadi dua kali sanpai saat ini. Jadi kesimpulan kelompok kami adalah

42
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

apa yang telah dilaksanakan oleh perusahaan PT. Perusahaan Rokok Tjap

Gudang garam Tbk. terhadap para karyawannya sama-sama dalam posisi

yang diuntungkan. Dari semua itu sangatlah sejalan dengan simbiosis

mutualisme.

Bentuk-bentuk hubungan timbal balik yang ada di perusahaan berupa :

1. jaminan kesehatan

2. jaminan kesejahteraan berupa bonus atau penghasilan

berdasarkan satuan hasil kerja sesuai dengan pekerjaan

yang telah dilakukan oleh karyawan.

3. upah lembur

4. tunjangan hari raya keagamaan

5. upah selama tidak masuk kerja

6. jaminan sosial tenaga kerja

7. sumbangan duka

8. program keluarga berencana

9. koperasi karyawan

10. dan istirahat tahunan

Dari kesepuluh kebijakan yang dibuat oleh perusahaan, maka

hubungan yang terjalin dengan karyawan semakin erat. Dan dari sini dapat

dilihat bagaimana hubungan yang penuh makna dan motivasi dalam

melakukan tugasnya masing-masing.

Dan juga sebagai imbal baliknya karyawan berusaha memenuhi

43
Simbiosis Mutualisme Antara PT. Gudang Garam tbk. dan Karyawannya
(Studi Deskriptif Mengenai Jaminan Kesejahteraan Yang Diberikan PT. Gudang Garam
dan Kewajiban Karyawan di Dalamnya)
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos. and Friends

kewajibannya sebagai pekerja seperti misal :

1. hari kerja dan jam kerja.

2. Kerja lembur

3. Kehadiran

4. Izin meninggalkan pekerjaan atau tempat pekerjaan atau tidak

masuk bekerja.

5. Seragam

6. Menjaga kerahasiaan perusahaan dan segala larangan

Jadi dalam hal ini selain pabrik memberikan jaminan kesejahteraan

karyawan juga memberikan

SARAN

Perusahaan sebesar PT. Gudang Garam program community

development kepada masyarakat sekitar hendaknya diberikan langsung

berupa pembangunan sarana-sarana umum, jalan, pelatihan-pelatihan dan

modal kerja. Agar lebih banyak membangun sarana pertolongan-pertolongan

bagi para pekerja pada saat keadaan bahaya mengingat jumlah karyawan

yang begitu besar.

44

You might also like