You are on page 1of 14

Proses Reproduksi Pada Tumbuhan Bunga dan Reproduksi

Bunga adalah bagian tumbuhan yang mengandung organ reproduksi, yaitu putik, benangsari,
kelopak bunga, dan mahkota bunga.

Sama seperti halnya mahluk hidup lain, tumbuhan juga bereproduksi untuk mempertahankan
kelangsungan spesiesnya. Tumbuhan berbunga melakukan reproduksi dengan cara membentuk
biji. Biji terbentuk dengan jalan reproduksi seksual yaitu bergabungnya sel kelamin jantan dari
serbuk sari dengan sel kelamin betina dari bakal buah.

Serbuk sari harus masuk ke bagian dalam bunga betina (putik) agar terjadi pembuahan. Ada
bunga yang melakukan penyerbukan sendiri, yaitu benang
sari berasal dari bunga yang sama. Ada penyerbukan dari
bunga lain yang sejenis. Ada berbagai cara agar serbuk sari
masuk ke dalam kepala putik. Pada gambar di atas serbuk
sari menempel di seluruh bulu lebah dan kakinya, ketika
hinggap di bunga lain serbuk sari akan jatuh ke dalam
kepala putik dan membuahinya.

Bunga memiliki bagian jantan dan bagian betina. Bagian


jantan adalah benang sari yang terdiri atas:

• tangkai sari
• kepala sari
• serbuk sari

Bagian betina adalah putik yang terdiri atas:

• bakal buah ( di dalam bakal bijinya terdapat sel kelamin betina)


• tangkai putik
• kepala putik

Kepala putik berujung lengket untuk menangkap butir-butir sel-sel jantan.


Bagian jantan dan betina pada bunga tumbuhan. Benang sari
atau bagian jantan terdiri dari kepala sari dan tangkai sari.
Putik atau bagian betina meliputi kepala putik, tangkai putik,
dan bakal buah.

Baik benangsari maupun putik dilindungi oleh kelopak bunga


dan daun mahkota. Keduanya membentuk mahkota bunga.

Polinasi atau penyerbukan terjadi ketika butir sel jantan dari


benangsari masuk ke kepala putik bunga lalu turun ke tangkai
putik untuk bergabung dengan bakal biji.

Ada juga tumbuhan yang bisa dikembangkan tanpa pembuahan (aseksual) yaitu dengan:

• mencangkok
• stek
• okulasi
Thursday, January 15, 2009
SISTEM REPRODUKSI
A. REPRODUKSI PADA TUMBUHAN
1. Reproduksi Vegetatif
Reproduksi vegetative merupakan perkembangan yang tidak melalui proses pembuahan hingga
reproduksi ini tidak memerlukan sel kelamin. Akibatnya, sifat-sifat tumbuhan baru hasil reproduksi ini
sama dengan tumbuhan induknya. Samanya sifat tumbuhan baru dengan induknya tersebut unggul.
Reproduksi vegetative dapat dibedakan menjadi reproduksi vegetative alami dan reproduksi vegetative
buatan.
a. Reproduksi Vegetatif Alami
Reproduksi jenis ini tidak melibatkan campuran tangan manusia. Reproduksi vegetative alami meliputi
pembentukan tunas, umbi batang, umbi lapis, umbi akar, akar tinggal, dan geragih.
1. Pembentukan Tunas
Tunas terjadi pada batang yang memiliki batang tunas. Batangnya ini biasanya terbenam didalam tanah.
Melalui batuan suhu, pH, kelembapan, dan cadangan makanan yang cukup, bakal tunas ttersebut akan
tumbuh, contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adalah pisang (musa sp)
2. Umbi Akar
Umbi akar merupakan akar yang termodifikasi menjadi umbi. Dari akar ini akan tumbuh tunas yagn
akan menjadi individu baru. Perklembangkan jenis ini terdapat pada talas, dahlia, samara, dan sukun.
3. Akar Tinggal
Akar tinggal atau rizoma atau rimpang merupakan batang yang tumbuh horizontal menyerupai akar
didalam tanah. Dari bagian ini, tumbuh tunas yang menjadi individu baru, misalnya pada bungga
tasbih, lengkuas, dan jahe.
4. Umbi Lapis
Umbi lapis sebenrnya merupakan batang yang berlapis-lapis hasil modifikasi daun yang berada
didalam tanah. Tunas akan tumbuh kesamping tumbuh induk dan akan tumbuh menjadi tanaman baru.
Tunas yang tumbuh ini biasanya biasanya disebut suing. Contoh tumbuhan yang berkembang biak
dengan umbi lapis adalah bawang merah dan bawang daun.
5. Umbi Batang
Umbi batang atau tuber merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam batang dan terletak
didalam tanah. Jika umbi ini ditanam, dapat tumbuh tunas menjadi tanaman baru. Contoh tumbuhan
yang berkembang biak dengan tuber adalah kentang dan rumput teki. Pada rumput teki, pembesaran
batangnya tidak begitu tampak sehingga tidak lazim disebut umbi.
6. Geragih
Geragih atau stolon merupakan batang yang menjalar diatas permukaan tanah. Jika batang tersebut
akan tertimbun tanah, akan tumbuh tunas pada bagian buku atau ruas. Geragih tedapat pada stroberi
(Fragaria sp)
7. Reproduksi dengan Daun
Tepi-tepi daun pasti tumbuh, misalnya cocor bebek atau Kalanchoe sp,. Bersifat meristematis.
Akibatnya, dari tepi-tepi daun tersebut dapat tumbuh tunas dan akar yang akan terpisah dari induyknya
untuk membentuk tumbuhan baru. Peproduksi seperti ini dinamakan juga reproduksi melalui tunas
advintif.
b. Reproduksi Vegetatif Buatan
Raproduksi jenis ini sengaja dilakukan manusia untuk memperoleh tanaman baru yang bersifatnya
sama dengan induknya. Tumbuhan baru tersebut diambil dari tanaman induk yang telah tumbuh besar,
sehingga tumbuhan baru itu akan cepat mengahasilkan dengan sifat yang sama dengan induknya.
Berikut ini akan dijelaskan contoh-contoh perkembangan vegetative buatan.
1. Mencangkok
Mencangkok dilakukan pada tanaman dikotil dengan cara membuang sebagian kulit dan kabium secara
melingkar pada cabang. Kemudian daerah lukanya dibalut oleh tanah atau media lain dan diikat serta
dibiarkan sampai tumbuh akar.
2. Merunduk
Cara ini dilakukan dengan merundukan cabang tanaman kebawah sehingga menyentuh permukaan
tanah. Batang tersebut ditimbun dengan tanah terutama pada bagian yang memiliki ruas. Pada ruas
tersebut akan tumbuh akara dan tunas.
3. Menempel dan menyambung
Menpel (Okulasi) dan menyambung bertujuan mengambungkan sifat dua tanaman sejenis atau
semarga. Prinsip opulasi adalah emnumbuhkan bagian tanaman pada tanaman lain. Biasanya, bagian
yang ditemnpelkan adalah mata tunas.
Prinsip dalam menyambung adalah memindahkan ujung ranting atau pun ujung cabang suatu tanaman
pada bagian ujung ranting tanaman lain. Kemudian, sambungan tersebut diuikat.
4. Menyetek
Merupakan cara paling umum dilalakukan karena mudah di kerjakan.Kita hanya memotong cabang
sekitar 20 cm dan membenamkanya dalam tanah sedalam 5-10 cm.Arah mata tunas sebaiknya
menghadap ke atas.
5. Kultur jaringan
Kemajuan ilmu hormon tumbuhan mendorong para ahli pertanian mengembangkan pola produksi
vegetative melalui teknik kultur jaringan. Jaringan tersebut diambil dari daun, batang , akar, ataupun
bagian tumbuhan lainya. Melalui teknik ini dapat menghasilkan tumbuhan yang sangat banyak dalam
waktu singkat.
2. Reproduksi Generatif
a. Reproduksi generative Pada Gymonspermae
Gymonspermae adalah tananman biji terbuka. Disebut demikian karena tidak terbungkus daging buah
sehingga tampak dari luar. Contoh tumbuhan yang termasuk Gymonspermae adalah melijo, pinus, dan
pakis haji.
Gymonspermae belum mempunyai bunga sebagai organ perkembangan biakannya. Alat kelamin jantan
dan kelamin betinanya dihasilkan oleh sporofil yang berbentuk badan yang disebut Strobilus atau
runjung atau konus. Gymonspermae berkelamin satu, alat kelamin jantan dan kelamin betinanya
terletak pada Strobilus yang berbeda, baik pohon yang sama atau berbeda. Akibatnya, terdapat strobilus
jantan dan betina.
Strobilus jantan susun atas mikrosporofil. Setiap mikrosporofil mengandung dua mikrospora yang
masing-masing akan mengahasilkan 4 mikrospora haploid (n). mikrospora ini akan menjadi setelah
menjantan atau serbuk sari atau polen.
Strobilus betina tersusun atas daun buah (makrosporofil). Setiap makrosporofil tersebut berbentuk sisik
dan mengandung dua ovolum. Makrosporofil tersebut dilindungi oleh makrosporangium yang
didalamnya mengandung sel induk makrospora. Sel induk membela secara miosis mengahasilkan
empat maskropora. Tiga makrospora akakn tereduksi. Akibatnya, hanya satu makrospora yang akan
berkembang menjadi sel telur.
b. Reproduksi Generatif Pada Angiospermae
Angiospermae merupakan tumbuhan yang berbiji karena bijinya terbungkus oleh daun buah.
Akibatnya, biji tersebut tidak dapat dilihat secara langgsung. Jenis tumbuhan anggesperma sangat
banyak dengan cirri utama berupa bunga. Sebutkan contohnya! Oragan reproduksi Angiospermae
adalah bunga. Bunga lengkap terdiri atas dasar bunga (Reseptakulum), kelopak (Xaliks, sepal) mahkota
(korola), benang sari (Stamen), dan putik (pistilum).
Alat kelamin jantan tumbuhan Angiospermae adalah benang sari, sedangkan alat kelamin betina adalah
putik. Benang sari terdiri atas kepala sari (Antera) dan tangkai sari (Filamen). Adapun putik terdiri atas
kepala putik (Stigma), tangkai putik (Stilus), dan bakal buah (Ovarium). Benang sari akan
mengahasilkan sel kelamin jantan ataupun serbuksari, sedangkan putik akan menghasilkan sel kelamin
betina atau sel telur.
Pada saat yang sama dengan membentukan serbuk sari didalam ovarium tterjadi pembelahan sel induk
kandung lembaga (2n) dua kali secara meiosis sehingga terbentuk empat sel megsapora(n). tiga sel
megaspore akan lenyap dan satu berkembang menjadi inti kandung lembaga primer (n). ini inti
kandung lembaga primer ini akan belah. Masing-masing belahan bergerak menuju kutub yang
berlawanan, yaitu menuju kalaza dan menuju mikropil. Sesampainya dikutub, setiap belahan akan
membelah buah dua kali sehingga jumlah semua nya adalah 8 inti. Satu iniyi dari setiap kutub akan
bergerak ketengah dan melembur menjadi inti kandung lembaga sekunder (2n). tiga inti kalaza akan
menempel kediding dan disebut anti poda. Adapun dua inti dimikropil berubah menjadi sinergit yang
mengapit inti lainnya yang berbubah menjadi sel telur (ovum) yang siap diubahi.
B. PEMENCARAN PADA MAKHLUK HIDUP
Organism seperti ini sisebut kosmopolit, mesalnya lumut, paku-pakuan, dan kecoak. Adapu norganisme
yang memilki daerah distribusi yang sempit. Organisme juga disebut Endemik misalnya bunga raplesia
arnoldi yang hanya trdapat dibengkulu, dan penguin yang hanya terdapat diantartikal. Daerah distribusi
suatu makhluk hidup dapat berubah-ubah. Perubahan ini trejadi karena pengaruh alamia atau karena
adanya campur tangan manusia.
1. Pemencaran Pada Tumbuhan
Tumbuhan memperluas daerah distribusinya dengan cara memencarkan alat perkembang biakan
vegetative dan generative. Pemencaran ini dapat trejadi secara aktif yaitu tanpa bantuan factor luar,
maupun secara pasif, yaitu dengan bantuan daerah luar.
a. Pemencaran Tumbuhan tanpa bantuan factor luar
Cara pemencaran ini dinamakan pula pemencaran mekanik. Pemencaran ini disebabkan oleh proses
yang terjadi pada organism itu sehingga jarak pemencarannya tidak begitu jauh dari induknya.
Pemencaran tanpa bantuan factor luar dapat dilakukan melalui pertumbuhan bagian vegetative,
mekanisme letupan, dan gerak hikprosofis
b. Pemencaran tumbuhan dengan factor luar
Pemencaran tumbuhan dapat pula dibantu oleh factor luar. Alat pembiakan tumbuhan yang
pemencarannya dibantu oleh factor luar tersebut biasanya memilki bebrapa modifikasi yang
mendukung proses pemencaran tersebut berdasarkan factor yang menjadi perantara dalam
penyebarannya, pemencaran jenis ini dibedakan menjadi 4 kelompok berdasarkan bantuan air, bantuan
hewan, dan bantuan manusia
2. Pemencaran dengan Bantuan Air
Pemencaran dengan bantuan air disebut juga hidrokori. Alat perkembang biakan yang sesuai dengan
pemencaran ini adalah yang mempunyai berat jenis biji lebih kecil dari pada air dan memilki pelindung
bagi embrionya sehingga selama dalam air tidak mengalami kerusakan.
Contohnya tumbuhan yang diperncarkan dengan bantuan air, adalah kelapa (cocosnucipera) tanaman
bakau (baring tonia sp), nyamplung (Kalaupilum sp), vabisnereia spiralis, dan teratai (laotus sp) alat
perkembang biakan yang hanyutkan air tidak hanya berupa buah, tetapi juga dapat berubah tunas
(anak) yang tepisah dari induknya dan kemudian terapung, misalnya eceng gondok (Echornia
kerastisesklub).
3. Pemencaran Dengan Bantuan Hewan
Pemencaran dengan perantara hewan disebut juga zokori. Alat kembang niak mungkin menempel pada
bagian luar tubuh hewan (epizopori) atau dinamakan kemudian dikeluarkan bersama-sama dari feces
(Hedrozokori).
Alaty perkembang biakan yang dipencarkan dengan cara epizopori mempunyai titik khusus seperti
memilki pengait, duri-duri dan rambut yang keras dan runcing. Contoh tumbuhan yang dipencarkan
secara epizopori (Adropogon Aciculatus) dan pulutan (Polanisia fiscosal). Alat perkembang biakan
yang dipencarkan secara zopori dapat dikelompokan berdasarkan kelompok binatang yang
memencarkannya.

C. REPRODUKSI PADA MAMALIA


Mamalia merupakan heewan yang mempunyai kelenjar susu (mamae) sehingga anak-anak nya
menyusui pada induknya. Reproduksi pada mamalia trejadi didalam tubuh. Telur yang ditelah buahi
akan berkembang menjadi embro dalam rahim (uterus).
Beikut akan dijelaskan reproduksi pada manusia yang menjadi proses pembentukan gamet
(gametogenesis), alat-alat reproduksi, hormone yang berperan dalam reproduksi, seperti relisasi, dan
prinsip-prinsip kontrasepsi.
1. Gametogenesis merupakan proses pembentukan sel-sel kelamin (gamet). Sel kelamin jantan disebut
sperma sehingga proses pembentukan dinamakan sperma togenesis. Adapun sel kelamin betina disebut
ovum dan proses pembentukannya dinamakan oogenesis.
a. Sperma togenesis
Sperma togenesis terjadi didalam testis (tunggal: tes-tes). Testis merupakan kelenjar reproduksi
mamalia jantan sebagai tempat sperma dan hormone androgen. Dalam bahasa sehari-hari testis disebut
buah zakar atau pler. Testis diselubungi oleh selaput yang membentuknya kantung yang disebut
stroktum. Pada saat udara dingin rectum akan mengkerut sedangkan pada udara hangat struktum akan
mengendur.
b. Oogenesis
Oogenesis trejadi didalam ovarium. Didalam ovarium terdapat banyak oogenonium atau sel induk telur
(ovum) yang bersifat diploi. Oogonium akan tumbuh menjadi oosif primer atau oosif satu melalui
pembelahan mitosis. Oosit primer akan membelah secara miosis menghasilkan satu kelenjar sekunder
atau oosit dua dan satu badan ketub 1 atau badan kutub primer. Oosis sekunder akan mengalami
pembelahan akan menghasilkan sebuah ootik yang akan berkembang menjadi sel telur dan sebuah
badan kutub 2 yang akan bergenerasi. Badan kutub 1 akan membelah menghasilkan dua kutub yang
tidak akan mengalami degenerasi.
2. Alat-alat Reproduksi
Pada hewan petebrata termasuk mamalia, reproduksi terjadi secara seksual untuk reproduksi ini
melibatkan alat-alat reproduksi pria dan alat reproduksi wanita.
a. Aalt-alat reproduksi pria
Alat-alat reproduksi pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran, kelenjar aksesoris, dan penis.
b. Alat-alat reproduksi wanita
Alat reproduksi wanita dikelompokan alat reproduksi luar dan dalam. Alat reproduksi luar terdiri atas
monspubis, labia mayora, labia minora, kliktoris, slaput darah (Himen), dan kelenjar polini.
3. Hormone Pengaturan Daur Nestruasi, Kehamilan Dan Persalinan
Salahn satu prilaku reproduksi pada wanita adalh menstruasi yang membentuk suatu daur. Daur
tersebut dianamakan daur menstruasi atau esktrus. Menstruais mulai terjadi awal puber sekitar usia 11
sampai 15.
a. Menstruasi
Daur menstruasi dipengaruhi oleh hormone FSH, LH, estrogen, dan rogesteron. Berikut proses-prosees
dan perubahan tanda hormone selama daur menstruasi. Daur menstruasi terdiri atas 4 fase yaitu fase
menstruasi Prasovulasi, ovulasi, dan paska ovulasi.
b. Kehamilan
Kehamilan akan dimulai jika sel telur akan dinamakan pembuahan (pertilisasi). Pembuahan ini baru
akan mengahsilkan zigot (2n). hanya jika terjadi peleburan antara inti sperma dan inti sel telur.
Peleburan antara kedua inti sel kelamin tersebut dinamakan sigami.
c. Kelahiran
Pada tahap ini hormone yang berpengaruh adalah relaksin, opsitosin, estrogen, dan lostakladim. Dua
hormone pertama berfungsi untuk kontraksi uterus. Opsitosis juga berfungsi merangsang dilepaskannya
hormone prolaktin yang berpengaruh terhadap kelenjar air susu. Adapun dua hormone teakhir berfungsi
pengaruh hormone progesterone yang dapat menghambat kontrasi uterus
5. Prinsip-prisip kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang bearti mengalam dan konsepsi yang berarti pembuahan. Jadi,
kontrasepsi berarti mencega bertemunya sperma tozoa sehingga tidak terjadi pembuahan yang
mengakibatkan kehamilan. Prinsip reproduksi dalam kontrasepsi pada dasarnya mencegah terjadinya
pencegahan. Hal ini dapat dilakukan melalui penghentian populasi, menggunakan kondom bagi laki-
laki dan diofrakma bagi wanita, pemakaian serpama sida, fasek toni dan tubek toni serta penggunaan
sistem kelender. Pada bab sebelas telah dibahas pula mengenai teknik keluarga bencana. Pada bab ini
akan dibahas kembali lebih dalam. Secara umu, kontrasepsi dilakukan m,elalui cara makanik, kimia
(hormone), dan stelisasi.
a. Mekanik
Cara mekanik pengaturan kelahiran dengan cara mekanik digunakan mencegah bertemunya sperma
dengan sel telur. Contohnya kotrasepsi cara mekanik adalah penggunaan kondom pada pria, IUD (intra
Uterin devis) pada wanita berbentuk firal atau koperT. Selain itu, dapat pula digunakan jeli tablet busa
atau font yang mengandung pembunuh sperma. Sperma sida yang dimasukan kedalam vagina.
Cara lain yaitu dengan menggunakan diaflagma (cervical cap) yang digunakan untuk menutupi ulterus
sehingga mencegah sperma memasuki piterus.

b. Cara Kimia Hormon


Cara ini digunakan untuk mencegah populasi dengan pemakaian pel KB, susuk, atau suntikan. Pel KB
yang mengandung hormone hestogen dan porgesteron dimakan berdasarkan aturan tertentu yang akan
mencegah opulasi. Begitu pula susuk yang dilekatkan pada kulit mengeluarkan hormone untuk
mencegah opulasi.
c. Cara serisasi
Cara srelisasi atau disebut juga permanen, yaitu memotong saluran kelamin, baik sal;uran kelamin
wanita ataupun kelamin pria. Akibatnya, sel telur yang dihasilkan ovarium dan sperma yang dihasilkan
oleh testis tidak dapat dikeluarkan metode operasi poada wanita dikenal dengan nama tubektumi.
Adapun metode oparasi sterisasi pada pria dikenal dengan nama vasektomi.
Posted by edy mahyudin at 8:17 AM
Labels: Biologi
BIOL4117
Struktur Tumbuhan

Rangkuman Mata Kuliah

MODUL 1
STRUKTUR DASAR DAN TERMINOLOGI TUMBUHAN BERBIJI
Kegiatan Belajar 1
Struktur serta Bentuk Daun, Batang, Akar, dan Bunga
Kegiatan Belajar 2
Buah
Kegiatan Belajar 3
Biji dan Kecambah

MODUL 2
SEL, STRUKTUR, DAN FUNGSI
Kegiatan Belajar 1
Sel Tumbuhan secara Umum
1. Sel adalah unit dasar penyusun organisme.
2. Berdasarkan organisasi internalnya, dibedakan 2 tipe, yaitu sel prokaryotik dan sel eukaryotik.
3. Sel eukaryotik penyusun organ tumbuhan terdiri dari komponen-komponen:
a. dinding sel;
b. sitoplasma (meliputi matrik, organela, dan substansi ergastik);
c. inti sel.
Kegiatan Belajar 2
Dinding Sel dan Sitoplasma
1. Bagian pokok dinding sel adalah terdiri dari lamela tengah, dinding primer, dan dinding sekunder.
2. Lamela tengah (substansi interseluler) melekatkan dinding primer sel yang satu dengan yang lain.
3. Dinding primer bersifat reversibel.
4. Dinding sekunder langsung berbatasan dengan lumen sel.
5. Pertumbuhan dinding sel dapat secara aposisi dan intususepsi.
6. Tempat-tempat pertumbuhan pada dinding sel yang tidak mengalami penebalan disebut noktah.
7. Benang-benang plasma yang menghubungkan plasma sel yang satu dengan yang lain melalui noktah
disebut plasmodesma (jamak: plasmodesmata)
8. Sitoplasma merupakan medium dari organel dan substansi ergastik.
9. Adanya sitoplasma menandai bahwa sel dalam keadaan hidup (sel yang pertama kali ditemukan
Robert Hook adalah sel gabus yang kosong/sel mati).
Kegiatan Belajar 3
Struktur dan Ultra Struktur Organela
1. Komponen protoplasmik meliputi: ribosom, retikulum endoplasma (RE), aparatus golgi (AG),
mitokondria, plastida, mikrobadan, mikrotubula, sferosoma, dan inti sel.
2. Masing-masing organel mempunyai fungsi dan peranan yang penting di dalam proses metabolisme
sel.
3. Fungsi komponen protoplasmik adalah untuk melaksanakan proses-proses metabolisme di dalam sel.
Kegiatan Belajar 4
Substansi Ergastik
1. Komponen nonprotoplasmik, meliputi vakuola beserta zat yang terdapat di dalamnya yang berupa
substansi ergastik.
2. Substansi ergastik dikelompokkan menjadi substansi yang bersifat cair, yaitu asam-asam organik,
hidrat arang, alkaloid, zat penjamak, pigmen, lemak, minyak arthesis dan hars; yang bersifat padat,
yaitu kristal calcium oxalat, calcium carbonat, kristal bersik, butir aleuron dan butir pati.
3. Kristal calcium oxalat bentuknya bermacam-macam, yaitu bentuk pasir, prisma, roset (cluster),
bentuk jarum, dan bentuk batang.
4. Butir pati dapat dibagi berdasarkan letak hilus, dapat konsentris dan eksentris dan berdasarkan
banyaknya butir, yaitu butir pati tunggal, setengah majemuk dan butir pati majemuk

MODUL 3
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN
Kegiatan Belajar 1
Jaringan Muda
1. Jaringan muda adalah jaringan yang sel-selnya selalu membelah diri, dan bersifat embrional.
2. Berdasarkan letaknya
a. Jaringan muda ujung (apical meristem).
b. Jaringan muda samping (lateral meristem).
c. Jaringan muda interkalar (intercalary meristem).
3. Berdasarkan perkembangannya
a. Jaringan muda primer.
b. Jaringan muda sekunder.
Kegiatan Belajar 2
Jaringan Dewasa
1. Jaringan tumbuhan terdiri dari jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan muda (meristem),
meliputi jaringan muda primer dan jaringan muda sekunder.
2. Jaringan dewasa, meliputi jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat, jaringan pengangkut,
serta sel dan jaringan sekresi, rekresi, ekskresi, dan kelenjar.
3. Macam-macam jaringan dasar (parenkim) sesuai fungsinya, yaitu jaringan yang berkaitan dengan
fungsi asimilasi, penyimpan dan pengangkut serta jaringan pengisi di mana jaringan-jaringan lain
berada, misalnya berkas pengangkut.
4. Jaringan pelindung, meliputi epidermis beserta derivat-derivatnya dan jaringan pelindung yang sel-
selnya bergabus (eksodermis, endodermis, dan jaringan gabus). Derivat-derivat epidermis adalah:
stoma, trikhoma, sel bulifor (sel kipas, sel motor), sel silika, dan sel gabus pada epidermis.
5. Jaringan penguat terdiri dari kolenkim dan sklerenkim yang secara keseluruhan disebut stereom.
Jaringan ini fungsi utamanya memberikan kekuatan kepada tubuh tumbuhan agar mampu melakukan
perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhannya.
6. Jaringan pengangkut terdiri atas unsur-unsur xilem (buluh kayu), unsur phloem (buluh tapis). Xilem
bertugas mengangkut air dan hara dari dalam tanah melalui akar ke seluruh tubuh tumbuhan, phloem
mengangkut zat-zat hasil asimilasi dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
7. Berdasarkan hubungan letak xilem dan phloem dibedakan beberapa tipe berkas pengangkut, yaitu
konsentris, kolateral, bikolateral, dan radial.
8. Di samping keempat macam jaringan dewasa, pada tubuh tumbuhan dilengkapi pula dengan sel-sel,
jaringan kelenjar yang berfungsi dalam hal sekresi, rekresi, dan ekskresi.

MODUL 4
ANATOMI ORGAN TUMBUHAN
Kegiatan Belajar 1
Struktur Anatomi Daun, Batang, dan Akar
1. Struktur anatomi daun terdiri dari:
a. Epidermis (atas dan bawah).
b. Jaringan mesofil (jaringan palisade dan jaringan spons).
c. Sistem jaringan pembuluh.
Berdasarkan letak jaringan palisade, daun dibedakan menjadi dua macam, yaitu daun dorsiventral
(bifasial) dan daun isobilateral (unifasial).
2. Struktur anatomi batang, meliputi:
a. Epidermis.
b. Korteks (hipodermis dan endodermis).
c. Stele.
Pada stele terdapat berkas pembuluh, dengan berbagai tipe konsentris (amfikribal dan amfivasal),
kolateral (kolateral terbuka dan kolateral tertutup), dan bikolateral. Berdasarkan pada penyebaran
jaringan pembuluh dan jaringan bukan pembuluh pada sumbu maka tipe stele terdiri atas:
a. Protostele, mempunyai tiga tipe, yaitu haplostele, aktinostele dan plektostele.
b. Sifonostele, ada dua tipe, yaitu sifonostele amfifloik (solenostele) dan sifonostele ektoflois (ada dua
macam : eustele dan ataktostele).
3. Struktur anatomi akar terdiri atas:
a. Epidermis.
b. Korteks (eksodermis dan endodermis).
c. Silinder pusat (stele).
Berkas pengangkut pada akar adalah radial.
Kegiatan Belajar 2
Struktur Anatomi Bunga, Buah, dan Biji
1. Struktur anatomi daun kelopak (sepala) dan daun mahkota (petala), yaitu epidermis (atas dan
bawah), mesofil, dan berkas pengangkut yang sederhana.
2. Perikarp (dinding buah) yang sudah masak dapat dibedakan dalam tiga lapisan, yaitu eksokarp,
mesokarp, dan endokarp.
3. Macam-macam buah merekah, yaitu sebagai berikut.
a. Berkembang dari daun buah tunggal. 1) Buah bumbung atau folikel. 2) Buah polongan atau legum.
b. Berkembang dari bakal buah dengan dua karpela atau lebih 1) Buah polong semu atau sikua. 2) Buah
kapsul.
4. Macam-macam buah tak merekah
a. Sipsela: buah berbiji satu, yang berkembang dari bakal buah terbenam.
b. Kariopsis: buah berbiji satu, dengan dinding biji pada perikarp.
5. Struktur anatomi biji yang dewasa, yaitu kulit biji (testa atau spermodermis), endosperm, dan
embrio.

MODUL 5
ALAT REPRODUKSI ANGIOSPERMAE DAN EMBRIOGENESIS
Kegiatan Belajar 1
Mikrosporangium dan Mikrosporogenesis
Pada Kegiatan Belajar 1 ini Anda telah mempelajari struktur dan perkembangan alat reproduksi jantan.
Mikrosporangium merupakan tempat berlangsungnya proses perkembangan gametofit jantan. Pada
tumbuhan Angiospermae umumnya mempunyai empat mikrosporangia (tetrasporangiat). Pada waktu
kepala sari masih muda tersusun oleh jaringan parenkimatis yang homogen. Pada keempat sisi akan
terbetuk jaringan arkesporium, yang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dengan sel-sel di
sekitarnya. Jaringan arkesporium membelah menghasilkan sel sporogen di bagian dalam, yang nantinya
akan menjadi sel induk mikrospora. Di bagian luar menghasilkan sel parietal yang nantinya membentuk
2 5 lapisan, merupakan dinding kepala sari. Dinding kepala sari dari arah luar ke dalam tersusun atas
epidermis, endotesium, lapisan tengah, dan tapetum. Mikrospora (serbuk sari) yang merupakan hasil
pembelahan meiosis dari sel induk mikrospora, akan mengalami perkembangan lebih lanjut. Inti
mikrospora, menghasilkan dua inti yang berbeda ukuran, yaitu inti vegetatif dan inti generatif. Inti
generatif akan membelah lagi dan menghasilkan dua sel sperma. Pembelahan inti generatif dapat terjadi
di dalam serbuk sari atau di dalam buluh serbuk sari.
Kegiatan Belajar 2
Megasporangium dan Megasporogenesis
Pada Kegiatan Belajar 2 ini, Anda telah mempelajari proses perkembangan gametofit betina yang
terjadi di dalam ovulum (bakal biji). Pada Angiospermae di dalam ovarium terdapat 1, 2 atau lebih
ovulum. Tiap ovulum terdiri dari nuselus, integumen, kalaza, dan funikulus. Nuselus dilindungi oleh
satu atau dua integumen. Pada waktu biji dewasa, integumen menyusun kulit biji. Pada awal
perkembangannya pada plasenta terdapat inisial yang disebut jaringan arkesporium. Sel ini akan
membelah ke arah luar menghasilkan sel parietal, yang nantinya menjadi integumen dan ke arah dalam
menghasilkan sel sporogen yang akan membentuk sel induk megaspora. Sel induk megaspora melalui
pembelahan meiosis menghasilkan tetrad linier megaspora, di bagian atas mengalami degenerasi dan
hanya satu inti megaspora yang berfungsi. Pada tipe normal, inti sel megaspora yang berfungsi di
dalam kantong embrio membelah secara mitosis tiga kali berturut-turut menghasilkan delapan inti,
yang akan terdiferensiasi menjadi sel sentral yang besar dengan dua inti kutub, di bagian mikropil dua
sel sinergid dan satu sel telur serta di bagian kalaza tiga sel antipoda. Berdasarkan jumlah inti
megaspora yang berfungsi, gametofit betina dapat bertipe monosporik, bisporik atau tetrasporik.
Kegiatan Belajar 3
Polinasi, Pembuahan, dan Embriogenesis
Pembuahan adalah persatuan antara sel gamet jantan dengan inti sel telur, menghasilkan zigot. Sebelum
terjadi proses pembuahan, serbuk sari yang berasal dari antera yang masak harus jatuh di atas kepala
putik melalui proses penyerbukan. Pembuahan pada tumbuhan Angiospermae dapat terjadi secara
porogami, khalazogami atau mesogami. Sel gamet jantan yang masuk ke dalam kantong embrio, satu
sel gamet akan membuahi sel telur dan menghasilkan zigot. Sedang sel gamet yang lain akan
membuahi inti kutub yang nantinya menghasilkan endosperm.Endosperm berfungsi memberi makan
embrio yang sedang berkembang. Ada tiga tipe endosperm berdasarkan cara per-kembangannya, yaitu
endosperm seluler, endosperm nuklear, dan endosperm helobium.

MODUL 6
ALAT REPRODUKSI, PEMBUAHAN, DAN EMBRIOGENESIS PADA GYMNOSPERMAE
Kegiatan Belajar 1
Strobili, Struktur, dan Perkembangan Alat Reproduksi Gymnospermae
Tumbuhan Gymnospermae bersifat heterospora, menghasilkan mikrospora dan megaspora. Kedua
macam mikrospora dan megaspora dihasilkan di dalam struktur yang disebut strobili. Mikrospora dan
megaspora bersifat haploid dan berkembang dari hasil pembelahan meiosis sel induk spora.
Perkembangan gametofit jantan, berasal dari mikrospora yang membelah dua kali dan menghasilkan
dua sel protalium, sel generatif, dan sel buluh. Sel generatif membelah menghasilkan sel tangkai dan
sel tubuh. Sel tubuh atau sel spermatogen akan membentuk dua sel sperma. Gametofit bersifat
endosporik. Pembelahan meiosis sel induk megaspora di dalam megasporangium menghasilkan tetrad
linier megaspora, dimana satu inti megaspora yang paling bawah berfungsi, dan tiga inti lainnya
mengalami degenerasi. Perkembangan gametofit betina bersifat karakteristik, yaitu adanya periode inti
bebas.
Kegiatan Belajar 2
Polinasi, Pembuahan, dan Embriogenesis
Polinasi pada Gymnospermae dilakukan oleh angin yang akan mengantarkan gametofit endosporik ke
mikropil. Kemudian serbuk sari didorong ke dalam ovulum oleh tetes polinasi, dan dilepaskan di dalam
arkegonia. Pada Gymnospermae buluh serbuk sari berfungsi sebagai pembawa sperma. Fase awal
perkembangan embrio ditandai dengan adanya periode inti bebas, kecuali pada Gnetum, Welwitschia
dan Sequoia. Setelah periode inti bebas, terjadi selularisasi pada embrio. Embrio bersifat endoskopik.
Poliembrioni merupakan keadaan yang umum terjadi pada Gymnospermae dan pada Conifera terjadi
poliembrioni belahan.

You might also like