You are on page 1of 206

AKANKAH OSS MENUAI HARAPAN ?

Oleh: Efrie Christianto

ABSTRAK

Perjuangan memberantas pembajakan, mungkin terlalu besar


bila hanya dibebankan pada beberapa lembaga, untuk itu peran
aktif masyarakat merupakan kunci keberhasilan memberantas
pembajakan. Pemerintah sendiri telah melaksanakannya dalam
bentuk kampanye nasional yang berlangsung mulai 1 Februari
hingga 30 Juni 2009.
Seperti diketahui bahwa tingkat pembajakan terhadap piranti
lunak komputer di Indonesia bukanlah hal yang aneh. Kondisi
itu terjadi karena daya beli masyarakat yang masih rendah,
sehingga piranti lunak bajakan merupakan solusi sementara
untuk tetap bisa menggunakan TI. Namun perlu diingat keadaan
ini tidak bisa digunakan secara terus-menerus, karena
melanggar hak kekayaan intelektual (HKI) sebagaimana diatur
dalam UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.
Program IGOS yang merupakan semangat untuk meningkatkan
penggunaan dan pengembangan perangkat lunak sumber
terbuka di Indonesia, memiliki sasaran memberikan lebih
banyak alternatif dan pilihan perangkat lunak yang dapat
digunakan masyarakat secara legal dan terjangkau. Sebagai
dampak positif jumlah pengguna komputer dengan perangkat
lunak legal dan kemampuan riset meningkat, demikian pula
halnya dengan pengembangan teknologi informasi nasional
bidang perangkat lunak. Lebih jauh diharapkan dapat
menciptakan kompetisi pengembangan teknologi informasi dan
bersaing dalam percaturan global.

DIAKUI atau tidak, Indonesia sebagai salah satu negara


pengguna teknologi informasi (TI) terbesar di dunia, kerapkali
menjadi sasaran empuk bagi pelaku pembajakan software atau
piranti lunak komputer. Berdasarkan laporan Business Software
Alliance (BSA) dan International Data Corporation (IDC) dalam
"Annual Global Software Piracy Study" (GSPS) 2007, angka
pembajakan software di Indonesia mencapai 84% di dunia atau
berada di posisi 12.
Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2006 yang
mencapai 85%. Akibatnya, terjadi kerugian berupa potensi
pendapatan perusahaan yang hilang sebesar US$ 411 juta.

1
Sedangkan dalam GSPS 2008 menunjukkan, Indonesia menempati
peringkat ke-12 atas pemakaian software tanpa lisensi. Peringkat itu
tidak berubah dibandingkan posisi tahun sebelumnya. Namun angka
kerugian akibat software piracy di Indonesia pada tahun 2008
mencapai US$ 544 juta, atau naik cukup tajam dibandingkan angka
kerugian tahun sebelumnya US$ 411 juta.
Di Indonesia pembajakan terhadap piranti lunak komputer
bukanlah hal yang aneh. Kondisi itu terjadi karena memang daya beli
masyarakat Indonesia yang masih rendah, sehingga piranti lunak
bajakan merupakan solusi sementara untuk tetap bisa menggunakan
TI. Namun perlu diingat kondisi tersebut tidak bisa digunakan secara
terus-menerus. Terlebih lagi, pembajakan melanggar hak kekayaan
intelektual (HKI) sebagaimana diatur dalam UU 19 tahun 2002
tentang Hak Cipta.
Selain pelanggaran terhadap HKI, pembajakan piranti lunak
praktis berdampak ekonomis terhadap Indonesia berupa sanksi
dagang oleh negara lain. Sebagai contoh, sebelum USTR (United
States Trade Representative/Kantor Perwakilan Dagang Amerika
Serikat) mengeluarkan daftar peringkat negara yang termasuk sering
melanggar HKI pada tahun 2006, Indonesia telah masuk dalam
priority watch list. Kondisi itu sedikit lagi menyebabkan Indonesia
masuk ke dalam foreign country dan mendapat sanksi dagang.
Lebih parah lagi, pemakaian software ilegal juga tidak
melindungi konsumen atau perusahaan dari kemungkinan resiko
hukum dan denda yang tinggi, serta dapat merusak reputasi apabila
tertangkap pihak yang berwajib. UU tentang Hak Cipta telah
mengatur, jika ditemukan adanya penggunaan software bajakan
maka perusahaan dan manajemen senior perusahaan tersebut
dapat dihukum maksimal tujuh tahun penjara dan denda sebesar Rp
5 miliar.
Perjuangan memberantas pembajakan, mungkin terlalu besar
untuk dibebankan pada beberapa lembaga yang terlibat. Di sini
peran aktif masyarakatlah yang merupakan kunci dari keberhasilan
upaya memberantas pembajakan. Pemerintah sendiri secara aktif
sudah melaksanakan kampanye nasional yang berlangsung mulai 1
Februari hingga 30 Juni 2009. Kampanye ini dirasa perlu lantaran
praktek pembajakan software berada dalam situasi memprihatinkan.
Hasilnya cukup efektif, setidaknya ada sembilan industri
software yang mendukung kampanye ini. Tiga perusahaan
multinasional yang bergabung adalah Autodesk, Microsoft, dan
Symantec. Sedangkan enam perusahaan lagi adalah perusahaan

2
lokal yaitu Andal Software, Bamboomedia, Collega Inti Pratama,
Intelix, SPSS Indonesia, dan Zahir.
Kampanye Tim Nasional ini secara konkret dilakukan melalui
berbagai program. Misalnya direct mailer program dengan
mengunjungi para CEO sekitar 20 ribu perusahaan lokal dan
multinasional di Indonesia, mengirim surat ke mal-mal atau pusat
pembelanjaan agar tidak memberikan tempat/ruang sewa bagi
pedagang yang menjual produk bajakan, serta penyediaan paket
stimulus dari para produsen software seperti memberikan diskon
untuk pembelian produk software mereka.
Sejatinya jika pembajakan software ilegal bisa ditekan melalui
kampanye nasional, maka posisi Indonesia di mata dunia
internasional tentunya semakin dihargai. Terbukti USTR telah
menurunkan status Indonesia dari daftar priority watch list ke watch
list. Artinya, Amerika Serikat telah mengubah persepsinya terhadap
Indonesia sebagai negara dengan tindakan pembajakan tinggi di
dunia.
**
DALAM suatu kesempatan, Menristek Kusmayanto Kadiman
pernah mengungkapkan, untuk mencegah terjadinya pembajakan di
bidang HKI khususnya tentang pelanggaran penggunaan komputer,
pemerintah memiliki kewajiban memberikan opsi. Itu artinya rakyat
lah yang berhak memilih apakah menggunakan komputer legal
dengan membayar lebih, atau menggunakan komputer berbasis
open source yang lebih murah.
Sejak semangat Indonesia, Go Open Source! (IGOS)
diluncurkan, Kementerian Negara Ristek mendeklarasikan seluruh
komputer yang ada 100% legal sejak September 2006. IGOS
sebagai sebuah semangat gerakan meningkatkan penggunaan dan
pengembangan perangkat lunak sumber terbuka di Indonesia,
dideklarasikan pada 30 Juni 2004 oleh 5 kementerian yaitu
Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Departemen Komunikasi
dan Informatika, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Departemen Pendidikan Nasional.
Gerakan ini melibatkan seluruh stakeholder TI (akademisi,
sektor bisnis, instansi pemerintah dan masyarakat), yang dimulai
dengan program menggunakan perangkat lunak sumber terbuka di
lingkungan instansi pemerintah. Diharapkan langkah ini dapat diikuti
oleh semua lapisan masyarakat dengan menggunakan perangkat
lunak legal.

3
Gerakan ini memiliki sasaran memberikan lebih banyak
alternatif perangkat lunak yang dapat digunakan masyarakat secara
legal dan terjangkau. Dampak positifnya jumlah pengguna komputer
meningkat, kemampuan riset dan pengembangan teknologi
informasi nasional bidang perangkat lunak juga meningkat, serta
mampu menciptakan kompetisi pengembangan teknologi informasi
agar bisa bersaing di percaturan global.
Di sejumlah negara di dunia, penerapan Open Source Software
(OSS) sudah mampu memberikan nilai tambah tersendiri bagi
negara yang bersangkutan. Seperti Jerman yang telah menerapkan
standar dan struktur aplikasi e-goverment berbasis OSS dengan
pertimbangan faktor keamanan. Brasil berhasil mendorong
pemanfaatan OSS untuk pemerintah. Pemerintah Denmark
menggunakan OSS dalam e-goverment untuk membuka pasar
perangkat lunak yang kompetitif. Bahkan negara tetangga kita,
Malaysia secara resmi mendanai studi yang menyarankan
penggunaan OSS.
Sebagai negara yang berpikiran maju, tentu saja Indonesia
tidak mau kalah begitu saja. Saat ini pemanfaatan perangkat lunak
legal dan OSS, sedang gencar-gencarnya diterapkan di instansi
pemerintah. Sebab pengembangan dan pemanfaatan OSS,
merupakan salah satu langkah strategis dalam mempercepat
penguasaan TI di Indonesia. Sebab itu, guna memperoleh manfaat
optimal, perlu dilakukan langkah-langkah menggunakan perangkat
lunak legal di setiap instansi pemerintah, menyebarluaskan
pemanfaatan OSS di Indonesia, menyiapkan panduan (guideline)
dalam pengembangan dan pemanfaatan OSS, mendorong
terbentuknya pusat-pusat pelatihan, competency center dan pusat-
pusat inkubator bisnis berbasis open source di Indonesia, serta
mendorong dan meningkatkan koordinasi, kemampuan, kreativitas,
kemauan dan partisipasi di kalangan pemerintah dan masyarakat
dalam pemanfaatan OSS secara maksimal.
Bila kondisi semacam ini mampu disinergikan, Indonesia
memiliki peluang besar untuk dapat memanfaatkan OSS dalam
kehidupan. Siapa pun bisa bebas-bebas saja mengembangkan open
source. Namun dengan sumber daya yang terbatas, dibutuhkan
suatu panduan penelitian di bidang open source agar bisa sinergi.
Dengan kata lain, suatu upaya secara nasional untuk memperkuat
sistem TI nasional serta untuk memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi global melalui pengembangan dan pemanfaatan
OSS, sudah sangat diperlukan saat ini.

4
Ke depan, open source bukan sekadar produk yang dapat
menggantikan software-software mahal, tetapi lebih pada terbukanya
peluang berinovasi dengan kode-kode yang terbuka untuk
dikembangkan menjadi berbagai aplikasi lainnya. Ini yang
membedakan dengan software pro yang dijual dengan harga
puluhan hingga ribuan dolar AS. Jadi kalau tidak sekarang kapan
lagi masyarakat di tanah air dapat memanfaatkan OSS. Ayo
bersama kita bias.

**

BIODATA

Nama : Efrie Christianto


Tempat Tgl.Lahir : Pangkalpinang, 26 Oktober 1968
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kompleks Permata Biru Jln. Arjuna Raya
Blok AM No. 9 RT 07/RW 24, Cinunuk,
Kab. Bandung
Telepon Rumah : (022) 70794377
Pekerjaan : Wartawan HU Galamedia

5
6
Bertahan Hidup Dengan Open Source

oleh: Ardhi Suryadhi

ABSTRAK
Mengubah kebiasaan seseorang ke sesuatu hal baru merupakan
hal yang tidaklah mudah, untuk itu diperlukan waktu yang tidak
singkat. Begitu pula halnya dalam penggunaan piranti lunak,
sebagai contoh dalam menggunakan piranti lunak proprietary
(commercial) kemudian beralih ke piranti lunak berbasis open
source (open source software).
Kebijakan PT. AMS yang sukses melakukan migrasi dari piranti
proprietary ke piranti lunak open source mementahkan stigma
negatif yang beredar, bahwa menggunakan Open Source itu
sulit. Namun demikian, tak berarti migrasi tersebut berlangsung
tanpa hambatan. Tantangan terbesar datang dari karyawan
perusahaan itu sendiri, sebagian karyawan, mungkin itu adalah
untuk kali pertama mereka bersentuhan dengan piranti lunak
Open Source setelah bertahun-tahun menggunakan komputer
dengan software proprietary. Ketakutan terbesar muncul dari
pengguna komputer ketika ditawarkan untuk hijrah ke Open
Source. Seperti adanya anggapan akan sulit terhubung atau
tidak support (interoperability) dengan perangkat lain.
Jika perusahaan tetap mengambil sikap mengalah dan
membiarkan karyawan tetap menggunakan software ilegal,
maka hal ini sama dengan membiarkan bom waktu yang
sewaktu-waktu dapat meledak mengguncang.
Dengan keberanian PT. AMS beralih/bermigrasi ke piranti lunak
open source ini, dan dengan keyakinan bahwa dengan
kebijakan baru ini tidak mengubah produktivitas perusahaan,
maka instansi ini dianggap pantas menerima Open Source
Award dari Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri
Komunikasi dan Informatika di ajang IGOS Summit II Mei 2008.

Sebuah perusahaan berinisial PT AMS yang berlokasi di


Jakarta Selatan cukup kaget ketika menerima Open Source Award di
ajang 'Indonesia, Go Open Source! (IGOS) Summit ke-2' pada Mei
2008 lalu. Padahal, perusahaan ini mengaku belum lama bermigrasi
ke aplikasi bersistem terbuka itu, kira-kira baru sekitar 2 tahun
belakangan digiatkan.

7
Dengan blak-blakan, salah satu petinggi perusahaan ini pun
mengaku bahwa alasan utama yang mendorong perusahaannya
memilih Open Source adalah karena masalah efisiensi biaya.
Mereka menganggap bahwa dengan menggunakan Open Source
pengeluaran mereka untuk mendanai penggunaan aplikasi dapat
ditekan seminimal mungkin.
Dan keyakinan itu ternyata manjur. Sebab, perusahaan tak
perlu lagi membeli lisensi layaknya software proprietary, namun
tetap saja bukan berarti pula tak ada biaya yang dikeluarkan sama
sekali. Sementara penghargaan Open Source Award yang diberikan
langsung oleh Menristek Kusmayanto Kadiman yang kala itu
didampingi Menkominfo Mohammad Nuh boleh dianggap sebagai
hadiah tambahan atas 'keberanian' mereka
Mengapa disebut 'berani'? Pasalnya, PT AMS sukses
mementahkan stigma negatif yang beredar hingga saat ini yang
menyatakan bahwa menggunakan Open Source itu sulit. Pun
demikian, tak berarti migrasi dari proprietary ke Open Source
semulus yang dibayangkan. Tetap saja ada tantangan yang
menyertai, yang terbesar datang dari karyawan perusahaan itu
sendiri.
Ya, masalah utama yang dimaksud adalah kebiasaan. Bagi
sebagian karyawan, mungkin itu adalah kali pertama mereka
bersentuhan dengan software Open Source setelah bertahun-tahun
menggunakan komputer dengan dicekoki software proprietary. Hal
ini pula yang menjadi ketakutan terbesar pengguna komputer lain
ketika disodori untuk hijrah ke Open Source. Enggan untuk
beradaptasi dari awal dan menganggap Open Source sulit terhubung
atau tidak support (interoperability) dengan perangkat lain.
Namun ketakutan tersebut nyatanya mampu dipatahkan oleh
PT AMS. Hanya saja perusahaan harus berani mengambil
ketegasan alias diperangi dengan kebijakan 'tangan besi'. Jika
kebijakan sudah ditetapkan maka mau tak mau para karyawan
'dipaksa' untuk belajar kembali mengenai seluk beluk software yang
baru dikenalnya tersebut. Jika hal itu tekun dilakukan, niscaya tak
butuh waktu lama mereka sudah mahir dan terbiasa dengan Open
Source.
Selain itu, saat ini Open Source tak lagi kaku seperti beberapa
tahun lalu. Tampilan (interface) yang disajikan sudah user friendly
bak software proprietary. Sementara interoperability atau aplikasi
pendukung dengan perangkat lain pun sudah banyak tersedia,
seperti untuk printer, scanner hingga modem internet 3G. Jadi

8
buanglah jauh-jauh mimpi buruk seputar Open Source karena
memang tak semenyeramkan yang dikira.

*Bom Waktu *

Meski demikian, keinginan untuk hijrah tergantung dari


penggunanya itu sendiri, ada kemauan atau tidak dari dirinya untuk
mencoba Open Source. Nah, jika tidak ada kemauan, tak ada
salahnya juga untuk 'memaksa' para karyawan untuk mencoba.
Sebab, kalau mereka menolak, yang dirugikan juga mereka sendiri
lantaran tak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan semestinya.
Jika perusahaan yang mengalah dan membiarkan karyawan
untuk tetap menggunakan software tidak berlisensi, maka sama saja
perusahaan tersebut membiarkan bom waktu yang sewaktu-waktu
dapat meledak mengguncang mereka.
Tak percaya? Lihat saja aksi produsen software yang
belakangan makin aktif melaporkan sejumlah perusahaan yang
ditengarai menggunakan produknya dengan ilegal. Salah satunya
adalah Autodesk, sudah ada beberapa perusahaan yang menjadi
target empuk sang empunya software Autocad ini.
Para pelaku yang diincar Autodesk antara lain perusahaan yang
bergerak di bidang konstruksi, desain, arsitektur dan perusahaan lain
yang berpotensi menggunakan produknya. Jika sudah terseret ke
ranah hukum, tentu sang perusahaan bakal dijerat Pasal 72 ayat 3
UU Hak Cipta dengan ancaman kurungan 5 tahun dan atau denda
Rp 500 juta.
Namun yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah soal nama baik
dari perusahaan tersebut, karena vendor software yang telah sukses
menangkap mangsa biasanya selalu mengumbar kasus itu ke media
sehingga ter-blow up ke publik. Jika sudah begini, tentunya nama
baik perusahaan akan tercoreng yang ujung-ujungnya dapat menjadi
image buruk di hadapan pelanggan atau partner bisnis mereka.
Itu baru satu vendor. Bagaimana jika sang pelapor adalah
Microsoft, yang notabene produknya lebih familiar di kalangan
pengguna komputer Tanah Air. Hmm... jika itu terjadi, bisa seperti
menembak burung di sarang alias tinggal memejamkan mata pun
sasaran sudah bisa didapat.
Menurut data dari lembaga riset IDC yang diumumkan Business
Software Alliance (BSA) baru-baru ini, tingkat pembajakan software
di Indonesia mencapai 85 persen pada tahun 2008. Dengan kata

9
lain, jika diibaratkan ada 100 komputer maka 85 diantaranya
menggunakan software bajakan.
Nah, sekarang coba sebutkan software apa yang paling sering
digunakan pengguna komputer Tanah Air? Sulit untuk
mengingkarinya, namun harus diakui software besutan Microsoft
seperti sistem operasi Windows serta aplikasi perkantoran Microsoft
Office masih menjadi pilihan utama. Sehingga jika perusahaan milik
Bill Gates tersebut menjalankan tindakan represif maka tak
terbayangkan berapa banyak perusahaan di Indonesia yang kocar-
kacir lantaran menggunakan software ilegal.

*Bertahan Hidup *

Untuk itulah Open Source lahir ke industri software. Yakni untuk


menembus cengkraman bisnis software proprietary yang dianggap
sejumlah kalangan sangat memberatkan dengan harga lisensi
mereka yang mahal.
Menurut praktisi Open Source Rusmanto, kacamata bisnis dari
Software Open Source tak selalu dilihat dengan berjualan lisensi,
tetapi juga berjualan terkait jasa software dalam arti luas, seperti
penyedia support, maintenance, pelatihan, modifikasi software dan
lainnya.
Hal inilah yang membuat perusahaan pengguna Open Source
lebih hemat dalam mengucurkan anggaran TI mereka. Sebab, tak
perlu membeli lisensi dan sistem yang digunakannya pun terbuka
sehingga perusahaan tahu kode-kode pemrograman yang
digunakannya dan bisa dikembangkan lebih lanjut atau dimodifikasi
sesuai kebutuhan perusahaan.
Perusahaan pun bisa hidup dengan tenang, tanpa takut dikejar-
kejar pihak berwajib lantaran menggunakan software bajakan atau
dibuat pusing karena membeli lisensi software proprietary yang
menguras kocek mereka.
Selain itu seperti dikatakan Direktur Sistem Informasi Ditjen
Aptel Depkominfo, Lolly Amalia, pengguna software proprietary
semakin lama akan semakin bergantung kepada vendor software
tersebut.
Jika ada produk baru, perusahaan akan 'dipaksa' untuk
membeli dan akan menjadi bencana ketika suatu saat vendor
tersebut gulung tikar. Sebab, siapa lagi yang akan mensupport
mereka. Hal ini berbeda dengan Open Source yang bersistem
terbuka jadi pengembangannya pun dilepas ke komunitas.

10
Bagi pebisnis atau pengembang software Open Source pun
bukan berarti tak bisa bertahan hidup. Seperti yang telah disebutkan
di atas bahwa kacamata bisnis Open Source tak melulu harus
berjualan lisensi, namun juga bisa mengambil sisi komersialnya dari
memberikan jasa.

*Berkuasa Sejak Dini *

Pemerintah sendiri sudah menyadari 'ancaman' di atas dan


sudah mengambil langkah pencegahan dengan menggalakkan
program Indonesia, Go Open Source! (IGOS) sejak empat tahun
lalu. Bahkan, dalam surat edaran Kementerian Pemberdayaan
Aparatur Negara pada April lalu, seluruh lembaga pemerintah
diberikan tenggat waktu hingga 2011 untuk hijrah ke software legal,
dengan direkomendasikan menggunakan Open Source.
Namun, menurut praktisi TI Onno Purbo, pemerintah juga
jangan terlalu fokus dengan hanya menyasar kalangan atas atau
industri saja. Pikirkan juga kurikulum pelajaran komputer yang
diasup anak-anak di sekolah.
Jika dilihat di sekolah-sekolah secara umum, materi pelajaran
komputer pasti masih lebih banyak 'dimonopoli' menggunakan
komputer dengan software proprietary. Hal inilah yang menjadi
pangkal masalahnya, software proprietary sudah dibiarkan berkuasa
sejak dini.
Sehingga, wajar saja ketika dewasa nanti para tunas bangsa ini
sudah kadung bergantung dengan software proprietary. Toh, ketika
mereka belajar komputer di sekolah tak tahu ada pilihan software
yang bernama Open Source.

**

BIODATA

Nama : Ardhi Suryadhi


Tempat Tgl Lahir :-
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Jl. Cipinang Lontar II RT: 003 RW: 09
NO: 21
Telepon :-
Pekerjaan : Jurnalis Detikcom

11
12
BUKA MATA, BUKA HATI, BUKA PIKIRAN

DENGAN OPEN SOURCE

Oleh: Amin Rois

ABSTRAK

Karya tulis ini diawali dengan penjelasan tentang open source


software (OSS) dan berbagai jenis lisensi software yang
ditampilkan dalam bentuk taksonomi. Kategori kriteria lisensi
diuraikan secara rinci termasuk keuntungan jangka panjang dan
jangka pendek yang dapat diperoleh pemakai bila menggunakan
piranti lunak tersebut, diantaranya: penghematan, kebebasan,
keamanan dan sebagainya. Dalam tulisan ini juga dikutip
beberapa pendapat pengusaha asing tentang manfaat yang
diperoleh perusahaannya setelah menggunakan OSS. Diakhir
karya tulis ini dijelaskan secara rinci tentang perlunya membuka
mata, hati dan pikiran dalam mengejar ketertinggalan dalam
menggunakan OSS.

MORPHEUS

We are trained in this world to accept only what is rational and


logical.

Have you ever wondered why? As children, we do not

separate the possible from the impossible which is why

the younger a mind is the easier it is to free,

while a mind like yours can be very difficult.

NEO

Free from what?

MORPHEUS

From the Microsoft.

(Sepotong dialog dalam trilogi film The Matrix)

13
Apa itu Open Source?
Sebelum berkenalan dengan open source, ada baiknya kita
kenali dahulu berbagai jenis software menurut biaya lisensi dan
ketersediaan source-codenya. Menurut Robert Charpentier dan
Richard Carbone (2004), berbagai jenis lisensi software dapat
disusun dalam taksonomi berikut:

Taksonomi Software

Pada gambar di atas, ada dua lisensi utama, yaitu free (gratis)
dan propietary yang meminta kompensasi biaya atas pembelian atau
penggunaan perangkat lunak. Pengembang pada kedua jenis lisensi
utama tersebut dapat menerapkan skema open source
(menyediakan source code) maupun closed source (tidak
menyediakan source code). Sehingga dapat ditemui adanya
perangkat lunak gratis yang tidak open source, maupun perangkat
lunak berbayar yang open source. Pada skema open source, ada
yang dikembangkan oleh perusahaan (corporate) dan komunitas
(collaborative). Software open source kolaboratif ada yang sudah
matang (mature) dan sedang dalam pengembangan (in
development).
Secara sederhana, ada dua kategori lisensi software yang
banyak dipakai, yaitu:

14
1) FOSS (Free / Open Source Software) adalah dua istilah yang
maksudnya hampir sama, yakni program yang tidak perlu biaya
izin (free = bebas) digunakan dan kode sumbernya tidak
dirahasiakan (open = tersedia), sehingga cara kerjanya dapat
dipelajari, lalu dikembangkan, dan disebarluaskan. Contoh:
Linux, OpenOffice, GIMP, Inkscape.

2) PCSS (Proprietary / Closed Source Software) adalah


program yang hanya dimiliki pembuatnya (terikat). Pengguna
hanya dapat menggunakan jika membeli lisensi (mendapatkan
izin). Pihak lain tidak dapat mempelajari cara kerjanya (tertutup),
tidak pula mengembangkan dan menyebarluaskan. Contoh:
Windows, MS Office, Photoshop, CorelDraw.

Open Source tidak hanya bermakna kebebasan akses ke source


code saja. Open source juga merupakan:
1. Sebuah komunitas kuat yang terdiri dari individu-individu yang
lebih mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan umum
dibandingkan dirinya sendiri;

2. Seperangkat aturan lisensi software; open source bukan berarti


tanpa lisensi, sebab ini berkaitan dengan hukum. Agar open
source dapat menjadi legal di mata hukum, diperlukan aturan
lisensi open source tersendiri;

3. Sebuah model pengembangan software secara kolaboratif;


setiap orang dapat ikut berpartisipasi dalam
mengembangkannya;

4. Sebagai katalis yang membangkitkan bisnis dan model bisnis


yang belum pernah ada sebelumnya; tidak ada bisnis dalam
sistem open source itu sendiri, karena ia hanyalah alat; namun
open source dapat digunakan untuk menjalankan bisnis dengan
lebih efisien atau mengembangkan model bisnis baru di sekitar
pemanfaatan open source;

5. Kekuatan yang mendorong percepatan software menjadi


komoditi.

Sebagai seperangkat lisensi software, ada beberapa kriteria


yang harus dipenuhi sebelum suatu software dapat disebut sebagai

15
open source. Berikut ini definisi open source menurut lembaga
nirlaba Open Source Initiative (OSI):

1. DISTRIBUSI ULANG SECARA BEBAS


Lisensi yang digunakan tidak boleh membatasi siapa pun untuk
menjual atau mendistribusikan ulang. Baik distribusi ulang secara
terpisah maupun digabungkan dengan program lain. Lisensi tidak
boleh mesyaratka royalti atau semacamnya bila program tersebut
akan dijual.
Alasan Logis: Dengan mensyaratkan distribusi ulang secara
bebas, hilangnya manfaat jangka panjang demi hasil penjualan
jangka pendek dapat dieliminasi.

2. KODE PROGRAM (SOURCE CODE)


Distribusi program harus menyertakan source code, dan harus
mengizinkan distribusi source code sebagaimana halnya bentuk
yang sudah dikompilasi (bentuk binari/executable). Jika program
tidak didistribusikan bersama source code, harus ada publikasi
atau penjelasan yang memadai bagaimana caranya
mendapatkan sorce code-nya. Biaya yang diperlukan untuk
mendapatkan source code tidak boleh lebih dari biaya
reproduksinya atau tersedia untuk di-download melalui internet.
Source code harus menjadi bentuk yang lebih disukai jika
programmer ingin memodifikasi programnya. Source code tidak
boleh diubah atau dibuat menjadi tidak jelas dengan sengaja.
1
Bentuk intermediate juga tidak diijinkan, misalnya keluaran dari
2 3
preposesor atau translator .
Alasan Logis: Akses ke source code yang jelas diperlukan untuk
mengembangkan dan memodifikasi program. Agar hal tersebut
dapat dilakukan dengan mudah, maka akses ke source code juga
harus dimudahkan.

1 Bentuk intermediate adalah bentuk setengah jadi. Source code sudah


diproses, namun belum bisa dijalankan atau di-execute.
2 Preposesor adalah pemroses source code menjadi bentuk setengah
jadi. Keluarannya masih harus diproses lagi untuk menjadi executable/binari.
3 ..

16
3. HASIL MODIFIKASI ATAU TURUNAN
Lisensi harus mengijinkan modifikasi atau pembuatan turunan
dari program tersebut, dan harus mengizinkan program yang
diturukan untuk dilisensikan dengan lisensi yang sama dengan
program aslinya.
Alasan Logis: Ketersediaan akses untuk membaca source code
4
saja tidak cukup untuk mendukung peer review secara
independen dan pengembangan evolusioner yang cepat. Agar
hal tersebut dapat terjadi, diperlukan eksperimen pada source
code dan distribusi ulang hasil modifikasinya.

4. INTEGRITAS PROGRAMMER ASLI


Lisensi dapat melarang source code untuk didistribusikan dalam
5
bentuk yang sudah dimodifikasi bila mengijinkan distribusi patch
beserta source code-nya untuk memodifikasi program pada saat
6
build time . Lisensi harus secara eksplisit mengijinkan distribusi
program yang dibangun dari source code yang telah dimodifikasi.
Lisensi dapat mensyaratkan program turunan agar menggunakan
nama atau versi yang berbeda dengan program yang asli.
Alasan Logis: mendorong terjadinya banyak pengembangan dan
perbaikan adalah hal yang sangat baik, namun para pengguna
berhak untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab
terhadap aplikasi yang mereka gunakan. Sebaliknya, sang
pembuat program dan pemeliharanya (maintainer) juga berhak
untuk mengetahui apa harus mereka dukung dan untuk menjaga
reputasi mereka.
Dengan demikian, sebuah lisensi open source harus menjamin
agar source code tersedia, namun dapat mensyaratkan agar
source code didistribusikan dalam bentuk pristine (masih asli dari
sang pembuat, belum ada modifikasi dari pihak lain) ditambah
dengan patch. Dengan cara ini, perubahan yang tidak resmi
dapat dibuat dan disediakan, namun dapat dibedakan dari source
aslinya.

4 Peer review adalah review mendalam pada suatu kode


program yang bisa dilakukan oleh siapa saja.
5 Patch adalah modifikasi atau tambahan dari program aslinya
yang dibuat bukan oleh programmer asli suatu program.
6 Build time adalah waktu ketika source code dikompilasi untuk
menghasilkan binari/executable.

17
5. TIDAK ADA DISKRIMINASI P ADA ORANG ATAU KELOMPOK ORANG
Lisensi tidak boleh membatasai orangatau kelompok orang untuk
menggunakan atau terlibat dalam proses pengembangan
program open source.
Alasan Logis: Untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari
proses pengembangan aplikasi open source, maka tingkat
perbedaan orang atau kelompok orang yang terlibat dalam
prosesnya juga harus maksimal. Setiap orang harus memiliki hak
yang sama untuk berkontribusi pada proyek open source apa
pun. Dengan kata lain, tidak boleh ada larangan bagi siapapun
untuk terlibat dalam proses pengembangan open source.

6. TIDAK ADA DISKRIMINASI DALAM BIDANG PENGGUNAANNYA


Lisensi tidak boleh membatasi seseorang untuk menggunakan
program yang dimaksud dalam bidang tertentu. Misalnya, lisensi
tidak boleh membatasi penggunaan program dalam bidang
penelitian, pendidikan, atau digunakan untuk menjalankan bisnis.
Alasan Logis: Hal ini dimaksudkan agar penggunaan open
source meluas dan tidak terjebak pada batasan untuk digunakan
sebagai alat bantu dalam dunia bisnis komersial. Pengguna
komersial justru diharapkan bergabung dengan komunitas open
source dan tidak merasa dikecualikan dalam menggunakan
program open source.

7. DISTRIBUSI L ISENSI
Hak-hak yang melekat pada program harus dapat diterapkan
pada seluruh pengguna; tanpa memerlukan tambahan lisensi.
Alasan Logis: klausa ini dimaksudkan untuk menghindari
penutupan software secara tidak langsung.

8. LISENSI TIDAK BOLEH SPESIFIK PADA P RODUK TERTENTU


Hak-hak yang melekat pada program tidak boleh mensyaratkan
program tersebut menjadi bagian dari distribusi software tertentu.
Jika program tertentu digunakan atau didistribusikan secara
terpisah dari distribusi software-nya, namun tetap mengikuti
lisensi berlaku pada program tersebut, maka seluruh pihak yang
menerima atau menggunakan program tersebut harus menerima
hak yang sama dengan mereka yang mendapatkannya bersama
distribusi software aslinya.
Alasan Logis: klausa ini mencegah jenis jebakan lisensi yang
lain.

18
9. LISENSI TIDAK BOLEH MEMBATASI SOFTWARE LAIN
Lisensi tidak boleh membatasi software lain yang didistribusikan
bersama program yang dilisensikan. Misalnya, lisensi tidak boleh
memaksa bahwa program lain yang didistribusikan dalam media
yang sama harus merupakan software yang open source.
Alasan Logis: Distributor software open-source memiliki hak
untuk menentukan pilihan mengenai software mereka. Lisensi
GPL (GNU General Public License) juga mengadaptasi hal ini.
Software yang menggunakan pustaka berlisensi GPL hanya
diharuskan berlisensi GPL bila membentuk satu software yang
sama, bukan pada software apa saja yang didistribusikan
bersamanya.

10. LISENSI HARUS NETRAL TERHADAP TEKNOLOGI


Penyediaan lisensi tidak boleh mengharuskan penggunaan
teknologi atau tampilan grafis tertentu.
Alasan Logis: Penyediaan lisensi ini ditujukan secara spesifik
pada lisensi yang mengharuskan adanya tindakan yang secara
ekplisit menunjukkan ekspresi persetujuan dan mengadakan
kontrak antara pengguna software yang dilisensikan dengan
pembuat lisensinya. Penyediaan lisensi yang mengharuskan
7
“click-wrap” dapat menimbulkan konflik dengan beberapa
metode penting dalam distribusi software seperti misalnya:
download melalui FTP (File Transfer Protocol), CD-ROM berisi
8
kumpulan aplikasi, atau mirror web ; beberapa di antaranya
dapat menghalangi atau mencegah penggunaan kembali kode
program. Maka adaptasi penyediaan lisensi harus
memungkinkan (a) distribusi software bisa dilakukan di jalur non-
web yang tidak mendukung click-wrap pada proses download dan
(b) kode program yang tercakup dalam lisensi (atau penggunaan
kembali sebagian dari kode program yang tercakup) harus dapat
dijalankan dalam lingkungan tanpa tampilan grafis yang tidak
dapat mendukung dialog pop-up.

7 Click-wrap maksudnya menyetujui lisensi dengan sebuah klik


sebelum mendownload atau menjalankan suatu aplikasi.
8 Mirror web adalah salinan dari suatu web.

19
KEUNGGULAN GNU\LINUX DAN OPEN SOURCE
KEUNGGULAN UMUM

1. Biaya Investasi
Biaya lisensi untuk perangkat lunak, nol atau sangat rendah (karena
masih ada biaya distribusi perangkat lunak).
Perangkat keras: berbeda dengan penggunaan proprietary software,
yang mensyaratkan spesifikasi perangkat keras tertentu, OSS tidak
terlalu bergantung pada jenis perangkat keras tertentu. Pasalnya
OSS dapat beroperasi pada PC standar dan berbagai platform
perangkat keras.
Pengeluaran biaya tertuju pada perawatan (maintenance) sistem
OSS.

2. Kualitas dan Kinerja


Kualitas program dibuat dengan memperhatikan reliabilitas dan
kinerja yang terkait dengan keseluruhan sistem yang digunakan.
Dengan hasil peer review yang diperoleh dari para programmer,
kualitas dan kinerja OSS dapat selalu ditingkatkan.
Fleksibilitas Sistem: Perubahan requirement (baik perangkat lunak
atau perangkat keras) pada OSS tidak akan terlalu berpengaruh
terhadap sistem yang digunakan. Hal ini sangat berbeda dengan
proprietary software, ketika requirement penyusun sistem berubah
maka perangkat lunak yang digunakan harus diganti atau
diperbaharui (update). Perangkat lunak yang berbasis open source
lebih fleksibel digunakan tanpa terpengaruh oleh perangkat keras
atau perangkat lunak lain pada sistem.

3. Keamanan
Dengan menggunakan OSS, faktor keamanan (security) selalu dapat
ditingkatkan. Pasalnya, akses pada source code yang terbuka akan
memudahkan pendeteksian kerusakan sistem, sehingga bisa
langsung diperbaiki.

4. Lokalisasi
Pengembang dapat memodifikasi program sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan masyarakat sekitar, contohnya translasi Linux ke
dalam suatu bahasa tertentu.
Meningkatkan kapasitas pengembang perangkat lunak lokal.

20
5. Independensi (kebebasan)
Berkurangnya ketergantungan terhadap suatu vendor perangkat
lunak.

TOTAL COST OF OWNERSHIP


Total Cost of Ownership adalah ukuran yang menunjukkan harga
kepemilikan perangkat keras maupun perangkat lunak. TCO tidak
hanya memperhitungkan biaya pembelian awal, namun juga
menghitung biaya perawatan, pelatihan, dan pengembangan lebih
lanjut.
1. Sistem free software lebih murah pada pembelian awal.
Meskipun free merujuk pada freedom (kebebasan) bukan
harga. Setelah membeli suatu sistem propietary, sebenarnya
anda hanya diberi hak pakai. Sedangkan pada lisensi open
source, anda benar-benar memilikinya setelah menyetujui
lisensinya.
2. Biaya perawatan atau upgrade pada jangka panjang juga
jauh lebih murah pada sistem GNU/Linux. Misalnya, upgrade
produk Microsoft biasanya mencapai setengah dari harga
pembelian. Selain itu, pengguna dihadapkan hanya pada
satu pilihan harga. Sehingga pada jangka panjang, harga
tergantung pada kebijakan Microsoft. Sebaliknya, sistem
GNU/Linux dapat didownload secara gratis atau dibeli lagi
(secara umum, kurang dari $100). Harga ini memang belum
termasuk technical support, namun harga technical support
dapat bersaing karena ada berbagai vendor (situasi yang
tidak mungkin terjadi pada produk Microsoft).
3. Sistem GNU/Linux umumnya dapat menggunakan perangkat
keras secara lebih efisien, dan dapat menggunakan
perangkat keras lama. Sehingga menuntut biaya perangkat
keras yang lebih rendah, dan pada beberapa kasus dapat
mengeliminasi kebutuhan perangkat keras baru. Selain itu,
free software juga berjalan lebih cepat pada perangkat keras
baru.
4. Sistem free software cenderung membutuhkan perawatan
administrasi yang lebih rendah. Survei pada pemerintahan
Eropa menunjukkan bahwa administrator sistem free
software dapat mengelola 35% komputer lebih banyak untuk
setiap administrator dibandingkan dengan sistem propietary.
5. Netproject melaporkan bahwa TCO dengan Linux pada
desktop adalah 35% dari TCO Microsoft Windows

21
(penghematan 65%). Netproject’s Cost of Ownership report
menemukan penghematan yang signifikan dan melaporkan
penyebabnya sebagai berikut:
a) Eliminasi harga lisensi baik untuk perangkat lunak
sistem maupun perangkat lunak perkantoran (office).
b) Eliminasi vendor yang memaksa update perangkat
lunak yang tidak perlu.
c) Pengurangan dalam jumlah security updates untuk
perangkat lunak.
d) Tidak memerlukan pembelian perangkat lunak antivirus.
e) Pengurangan jumlah staff yang diperlukan untuk
support.

PENGHEMATAN BIAYA
Dilihat dari sudut pandang biaya, sumber penghematan yang bisa
diperoleh yaitu:
1. Hemat biaya lisensi pengadaan perangkat lunak, lisensi up-
grade, dll.
2. Hemat biaya dukungan teknis.
3. Hemat biaya pembelian perangkat keras dan up-grade
parangkat keras (sebab, Linux sangat fleksibel terhadap
hardware).
4. Sedikit kehilangan laba ketika sistem down. Mengapa?
Karena sistem Linux jarang (bahkan hampir tidak pernah)
down. Desain yang modular juga memungkinkan recovery
yang cepat karena kerusakan pada satu modul tidak akan
menyebar ke seluruh sistem.
5. Hemat biaya yang harus dikeluarkan ketika data hilang
karena kesalahan program di sistem operasi atau perangkat
keras yang dipersyaratkan oleh sistem operasi.
6. Hemat biaya yang harus keluar karena gangguan virus.

Keuntungan Jangka Panjang

Keuntungan jangka panjang yang lebih besar justru berasal dari


konsep dan prinsip open source itu sendiri, yaitu:
1. Dapat menjaga investasinya dalam bidang software, tidak
tergantung pada sebuah vendor.
2. Lebih memahami kerja dari suatu software, sehingga tidak
terlalu tergantung pada dokumentasi yang tersedia.

22
3. Dapat melihat dan mencari kelemahan software, bahkan
dapat memperbaikinya bila mau. Update biasanya jauh lebih
cepat tersedia daripada closed software.
4. Dapat memindahkan software tersebut ke sistem operasi
yang lain atau yang baru atau hardware yang berbeda.
5. Dapat menggunakan source code untuk membuat aplikasi
yang disesuaikan kebutuhannya.
6. Sehingga staf divisi TI (teknologi informasi) memiliki waktu
luang lebih yang biasa dipakai untuk perbaikan. Mereka pun
dapat memanfaatkan waktu luang tersebut untuk
mengembangkan aplikasi bisnis berbasis TI yang lebih baik
untuk kantor atau perusahaannya.

Lalu, Mengapa Open Source masih menjadi side-stream?

My fight is not to be a white man in a black skin, but to inject some


black blood, some black intelligence into the pallid mainstream of
American life, culturally, socially, psychologically, philosophically.
John Oliver Killens, U.S. novelist, film scriptwriter, and educator.

Saat ini, open source sudah mulai mendominasi penggunaan


perangkat lunak di kalangan perusahaan. Forrester Research yang
belum lama mengumumkan hasil dari jajak pendapat terhadap
eksekutif perusahan tentang Open Source di negara-negara USA,
Inggris, Perancis, Jerman dan Kanada. Dari hasil pemantauan
tersebut dikatakan bahwa Open Source Software Goes Mainstream
diadopsi paling tidak di perusahan di Jerman (58 persen) dan
Perancis (49 persen) sementara Inggris menduduki tempat ketiga
dengan 40 persen.
Alasan menggunakan software bebas di perusahan adalah
terutama demi penghematan biaya yang ditemukan paling tidak
sekitar 56 persen dari 2200 perusahan yang dijajaki. Menurut
Forrester, badai krisis yang melanda dunia saat ini juga telah
memberikan kontribusi terhadap langkah perusahan menuju solusi
Open Source. Diindikasikan bahwa penyebaran OSS di perusahan
saat ini lebih cepat dari pada teknologi lainnya seperti ERP atau
Enterprise-Services.
Sebagaimana dijelaskan Jeffrey S. Hammond, Analyst di
Forrester, OSS kini tidak lagi dapat diabaikan. Berkat Open Source
telah terjadi pergesaran expektasi pelanggan terhadap harga dan

23
tendensi pembelian. Yang tadinya membeli paket solusi lengkap dari
satu vendor, kini ngetrend untuk membeli sistem per komponen.
Meski demikian, Linux dan perangkat lunak open source masih
belum menjadi main-stream di kalangan pengguna desktop
rumahan. Menjadi side-stream bukanlah hal yang buruk. Sesuatu hal
menjadi side-stream bukan karena hal itu tidak mampu untuk
menjadi main-stream, tapi karena kekuatannya yang besar belum
dikelola dengan baik. Pengelolaan kekuatan yang besar kadang
hubungannya lebih dekat dengan pengelolaan penjualan (atau
bagaimana cara menjual).
Contoh yang bisa disamakan adalah film Hollywood yang
menjadi main-stream perfilman dunia. Apakah karena film-film
Hollywood mempunyai cerita yang bagus? Tidak juga. Banyak film
9
independen yang punya cerita lebih bagus. Hollywood berjaya
karena kekuatan finansialnya dalam membuat jaring-edar film-film
mereka. Karena mereka punya dana besar untuk beriklan. Karena
mereka sudah terlalu lama menjadi main-stream, penonton
kebanyakan sudah lupa kalau ada film lain yang bagus dan bisa
ditonton selain film Holywood. Dan mungkin itu Bollywood atau
10
Tangkiwood .
Kebanyakan programmer Linux terlalu asyik dengan
pengembangan Linux itu sendiri sebagai program dibandingkan
dengan bagaimana melakukan penetrasi lebih intensif ke pengguna.
Kebanyakan orang masih melihat Linux sebagai sebuah kelompok
komunitas, kantong-kantong programmer handal yang anti-Microsoft,
dan bahkan sebagai orang iseng yang hanya hobi membuat
program.
Belum tumbuh secara maksimal dalam diri para pengguna
Linux untuk meleburkan diri mereka sebagai sesama pengguna
komputer apalagi kesadaran untuk menggunakan kekuatan media
sebagai sarana promosi. Semua memang sudah mulai dilakukan.
Tapi sekali lagi, masih kurang maksimal.
Apa artinya sebuah produk bagus tanpa promosi yang bisa
menginformasikannya kepada masyarakat? Linux harus belajar

9 Independen di sini berarti proses pembuatannya tidak


melibatkan Hollywood sebagai raksasa studio film dunia.
10 Sebutan untuk industri film di Indonesia tahun 60-an. Diambil
dari nama sebuah daerah di Jakarta yang menjadi Pusat pembuatan
film.

24
banyak pada Microsoft bagaimana caranya mempromosikan produk
dengan baik. Microsoft sangat berhasil dalam hal ini sehingga
promosi itu mampu menghilangkan ingatan pengguna komputer
bahwa ada sistem operasi lain yang bisa digunakan selain Microsoft.

(Seharusnya) Merupakan Sebuah Konspirasi: Open Source,


Negara Berkembang, Kemiskinan, dan Semangat untuk
Mengejar Ketertinggalan

People of the same trade seldom meet together but the conversation
ends in a conspiracy against the public, or in some contrivance to
raise prices.
Adam Smith

United Nation Conference on Trade Development pada tahun


2003 merekomendasikan penggunaan free dan open source
software di negara berkembang ntuk mengurangi kesenjangan
teknologi dengan negara maju. Pada 1 Juli 2004, Menteri Negara
Riset dan Teknologi, Menteri Negara Komunikasi dan Informatika,
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Menteri
Kehakiman dan HAM, serta menteri Pendidikan Nasional secara
resmi menyatakan akan menggalakkan penggunaan standar
software terbuka melalui gerakan Indonesia Go Open Source (IGOS)
yang konon dapat menghemat belanja sampai 20 triliun rupiah.
Hasil terpenting dari IGOS Summit 2, yang kelak menentukan
keberhasilan gerakan open source Indonesia di masa depan, adalah
lahirnya komitmen beberapa instansi pemerintahan untuk
mengimplementasikan OSS. Mereka adalah Kementerian Negara
Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Negara Koperasi dan
UMKM, Departemen Sosial, Sekretariat Negara, Kepolisian Negara
RI, BAPPENAS, Departemen Dalam Negeri, Departemen
Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Kehutanan,
Departemen Agama, Departemen Keuangan, dan Departemen
Perhubungan. Hal lain yang tak kalah penting yang dihasilkan dalam
acara ini adalah terbentuknya Aliansi Open Source Indonesia pada
penutupan IGOS Summit 2.
Open source dan open movement terbukti mendorong sebagian
besar inovasi yang ada di dunia software. Dalam open source, kode
program perangkat lunak dibuka untuk siapa saja. Setiap individu
atau kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk
mengembangkannya lebih jauh. Bagi negara berkembang, potensi

25
peran open source sangat besar. Dengan konsep yang terbuka kita
bisa mengejar ketertinggalan dari negara maju. Karena kita tidak
perlu memulai semuanya dari nol. Tinggal dimodifikasi dan
dikembangkan.
Selain itu, kita bisa menghemat biaya lisensi. Biaya yang
dikeluarkan untuk membeli lisensi seharusnya bisa digunakan untuk
biaya pendidikan, serta mengembangkan berbagai inovasi lain yang
akan membuat kita lebih cepat berkembang. Menurut data Badan
11
Pusat Statistik , pendapatan nasional per kapita kita adalah 15,5
juta per tahun pada 2007. Artinya hanya sekitar satu juta per bulan.
Angka tersebut pun baru berupa pendapatan rata-rata.
Pemerataannya masih timpang. Ada yang pendapatannya masih
jauh di bawah angka tersebut. Ada pula segelintir yang
penghasilannya berlipat dari angka tersebut.
Bila pendapatan tersebut digunakan untuk membeli software,
bagaimana bangsa kita memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan
papan? Sedangkan harga sistem operasi Windows XP Professional
SP2 adalah $144 atau Rp 1,742,400. Sebelum dapat bekerja,
pengguna masih harus membeli Office 2007 Basic (Word, Excel,
Outlook) seharga $170 atau Rp 2,057,000. Belum lagi bila pengguna
memerlukan Adobe Photoshop CS4 versi 11 seharga $698 atau Rp
12
8,445,800. Harga perangkat lunak asli , bisa jauh lebih mahal dari
perangkat kerasnya. Sedangkan satu distribusi Linux biasanya
sudah menyertakan berbagai aplikasi yang diperlukan dalam
kegiatan sehari-hari. Termasuk aplikasi office (OpenOffice.org) dan
desain grafis (GIMP) yang memadai.
Standar terbuka adalah hal yang penting. Bayangkan bila data
penting Anda tersimpan dalam format tertentu yang hanya bisa
dibuka oleh aplikasi tertentu. Apa yang akan Anda lakukan bila
beberapa tahun kemudian aplikasi tersebut tidak lagi tersedia, atau
format lama tidak lagi didukung? Nah, standar terbuka
memungkinkan formatnya dapat dibuka oleh aplikasi apa saja.
Sebab, tersedia spesifikasi dan source code implementasi format
tersebut. Bahkan setiap orang dapat membuat aplikasi sendiri
menggunakan format penyimpanan tersebut. Contohnya adalah

11 Dikutip dari Statistik Indonesia 2008, diterbitkan oleh Badan


Pusat Statistik.
12 Harga didapatkan dari iklan SoftwareAsli.Com di majalan
PCMedia Edisi 04/2009 halaman 149.

26
Open Document Format (ODF) yang telah terdaftar sebagai standar
ISO.
Standar terbuka itu sangat penting untuk interoperabilitas. Kalau
ada interoperabilitas, akan menghasilkan pemanfaatan TI yang jauh
lebih besar dan ketidaktergantungan pada salah satu vendor.
Dengan demikian, kompetisi bisa lebih sehat. Jika kompetisi lebih
sehat, yang akan diuntungkan adalah pengguna karena harga lebih
murah, service lebih baik, pilihan lebih banyak.
Pemberlakuan UU HaKI (Undang-undang tentang Hak atas
Kekayaan Intelektual) pun tidak dapat membendung pola konsumtif
ini. Pengguna Windows masih tetap dominan, sebab pembajakan
tetap berlangsung. Mereka belum beralih ke Linux, misalnya karena
dianggap susah digunakan. Padahal mereka juga tidak mampu
membeli lisensi Windows. Barangkali jika pembajakan benar-benar
dihentikan, mereka akan berbondong-bondong migrasi ke Linux.
Sebab, Linux gratis, kode programnya terbuka (open source), dan
bisa dimodifikasi sesuka hati.
Tapi sayangnya, seringkali mereka yang sudah menggunakan
Linux hanya berpikir bahwa ini gratis. Mereka tidak berpikir bahwa ini
dapat dimodifikasi dan dikembangkan sesuai kebutuhan. Padahal
seharusnya ini diarahkan pada kemandirian IT. Sebab, bangsa kita
memiliki potensi besar untuk menjadi pengembang. Misalnya
mengembangkan distro khusus game atau pendidikan dan
menjualnya dengan harga yang relatif masuk akal. Sebagai contoh,
lihatlah Thailand. Perlahan mereka membangun ladang industri TI
yang cukup canggih dengan menawarkan jasa programming dan
animasi yang kuat di Asia Tenggara. Thailand merupakan salah satu
sumber open source yang unik karena berbagai perusahaan dan
sekolahan berupaya untuk membuat dan menggunakan distro Linux
nasional.
Harap diingat bahwa huruf Thai berbeda dengan tulisan latin
yang kita gunakan. Jadi bukan sekedar bahasanya yang harus
diganti, tapi juga semua karakternya yang ada di seluruh sistem.
Belum lagi untuk aplikasi OpenOffice.Org, tapi mereka pantang
mundur. Karena kemampuan mereka berpaling ke Linux dan
perangkat lunak open source, pada tahun 2003 Microsoft Thailand
terpaksa menurunkan harga Windows dan Office dari sekitar 600
dolar AS ke 37 dolar AS. Microsoft Windows XP Starter Edition juga
mulai dibuat untuk mengantisipasi program open source Thailand,
karena takut negara-negara lain akan mengikuti jejak tetangga kita
ini.

27
Urgensi kemandirian dalam teknologi informasi tidak dapat
ditunda lagi. Teknologi Linux warisan UNIX yang sudah matang dan
tersedia secara free tidak bisa hanya dianggap barang gratisan. Ada
potensi besar di baliknya bila bangsa kita mau berusaha
mempelajarinya dan mengembangkannnya. Open source bukan
hanya jalan pintas untuk Cut-Budget, namun lebih dari itu. Ia adalah
sarana untuk kemajuan dan kemandirian dalam teknologi informasi,
baik dalam level sistem operasi maupun aplikasi.
Bangsa besar yang langganan medali emas berbagai olimpiade
sains ini seharusnya bisa menjadi produsen dan pemimpin teknologi
informasi dunia, bukan hanya pengguna. GNU\Linux dan teknologi
open source adalah pintu gerbang menuju ke sana. Semangat
mengejar ketertinggalan adalah langkah kaki menuju pintu gerbang
tersebut.

Yang muda yang bersemangat


Educators who embrace PCs as a new teaching tool and
learning tool will be agents of change.
Bill Gates, CEO and founder of Microsoft

Agent of Change adalah predikat yang sering dilekatkan pada


kaum muda. Umumnya para pemuda memiliki pikiran yang relatif
lebih terbuka dibanding kaum yang sudah mapan. Kampus
seharusnya menjadi wadah lahirnya inovasi-inovasi baru. Tidak
hanya menjadi tempat mencari gelar agar mendapatkan pekerjaan
yang layak.
Terbukti banyak inovasi atau teknologi yang banyak dipakai
saat ini, lahir dari tangan kaum muda. Misalnya Facebook, yang
pada awalnya dikembangkan untuk sarana komunikasi di kampus.
Linux pun mulai dikembangkan ketika Linus Torvalds masih
13
mahasiswa. NCSA-Mosaic sebagai browser pertama juga
dikembangkan oleh para mahasiswa.
Selain sebagai agen pengubah, mereka juga dikenal memiliki
semangat yang tinggi. Semangat ini sangat diperlukan untuk
mendukung gagasan-gagasan baru mereka. Sebab, bila mereka
tidak punya semangat menggebu, gagasan baru mereka akan kalah.
Mereka punya tugas untuk membuktikan bahwa gagasan baru

13 Browser adalah aplikasi penjelajah internet. Beberapa yang


banyak dipakai musalnya Firefox, IE, Chrome, Safari, dan Opera.

28
mereka memang lebih baik. Tanpa keuletan dan kegigihan, mereka
tidak akan mati-matian memperjuangkan gagasan baru tersebut.
NCSA Mosaic yang dikembangkan oleh sekelompok
mahasiswa University of Illinois at Urbana-Champaign adalah
browser pertama dan satu-satunya waktu itu. Setelah lulus, mereka
beramai-ramai mendirikan perusahaan dan bertekad membangun
browser yang lebih modern dibandingkan Mosaic. Meski akhirnya
produk browser tersebut dirilis sebagai Netscape pada tahun 1994,
nama kodenya saat masih dalam tahap pengembangan adalah
Mozilla. Ia merupakan akronim dari Mosaic Godzilla yang secara
slang dapat diartikan sebagai Mosaic Killer.
Nah, ketika Netscape menjadi piranti lunak browser paling
populer, Microsoft pun mengincarnya. Strategi awal Microsoft adalah
membeli Netscape. Sayangnya, anak-anak muda Netscape yang
masih punya idealisme selangit itu terang-terangan menolak tawaran
Microsoft. Akhirnya Microsoft membeli browser dari perusahaan lain,
yaitu Spyglass. Setelah dipoles sana-sini plus penambahan fitur,
lahirlah Internet Explorer. Sialnya, tentu saja Spyglass melisensi
teknologi browsernya dari NCSA Mosaic. Anda bisa
membuktikannya dengan melihat menu Help-About pada Internet
Explorer. Anda akan melihat tulisan, “Based on NCSA Mosaic...”.
Pemasaran Internet Explorer (IE) yang intensif dengan dibundel
pada sistem operasi Windows langsung menyerang pangsa pasar
Netscape. Muncullah anggapan bahwa Microsoft ingin memonopoli
pasar browser dan mengendalikan HTML dan HTTP secara de-facto
untuk mengeluarkan Netscape dari pasar server.
Strategi open source pada browser Netscape yang masih
populer akhirnya berhasil membendung niat Microsoft untuk
memonopoli browser. Pasar server pun sampai sekarang masih
dikuasai Apache. Kolaborasi open source diharapkan mempercepat
pengembangan dan perbaikan browser. Sehingga Microsoft IE akan
tertinggal dan dapat dicegah agar tidak mendefinisikan HTML secara
eksklusif. Strategi ini bekerja dengan baik. Terbukti, Mozilla lebih
14
dulu memperkenalkan teknologi tabbed-browsing . Pengguna IE
baru bisa menikmatinya pada versi 7.
Sayangnya, semangat kaum muda Indonesia masih banyak
digunakan untuk tawuran atau demo. Padahal potensi mereka
sangat besar bila diarahkan untuk melahirkan inovasi.

14 Membuka beberapa situs dalam satu jendela sekaligus, dengan


dipisahkan oleh tab.
29
Semangat yang seperti apa dan bagaimana?

Motivation produces movement...it is the movement which enables


us to distinguish between the "quick" and the "dead".

Nick Thornely (British author)

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang


yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya
dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari
dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar
individu (motivasi ekstrinsik).
Motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator,
diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3)
persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan
dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan
pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang
hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat
kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan
yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Semangat mengejar ketertinggalan berbasis open source dapat
diarahkan pada tiga hal berikut:
1. Semangat untuk Membuka Mata
Semangat membuka mata untuk melihat baik dan buruknya
sebuah kemungkinan dari penggunaan software bajakan dan
asli, propietary atau open source. Penggunaan software
bajakan menjadikan pola konsumtif dalam menggunakan sistem
operasi dan aplikasi yang tidak menyertakan source code telah
memanjakan kita. Banyak pengguna masih terus memakainya
tanpa tahu apa yang ada dibaliknya. Pola konsumtif tersebut
sangat berbahaya dalam jangka panjang.
Akibat yang paling jelas adalah ketergantungan. Karena sudah
terlalu terbiasa menggunakan produk tertentu, ada beberapa
orang yang hanya bisa bekerja dengan produk tersebut. Apalagi
bila teknologi dari produk yang dipakai bersifat tertutup
(propietary). Artinya, kita tidak mengetahui cara kerja sistem
dan apa saja yang dilakukan oleh sistem. Bila ada masalah, kita
hanya bisa menunggu patch atau update.
Kita tidak bisa terlibat dalam pengembangannya. Selain itu,
Anda tidak mempunyai pilihan lain jika suatu saat produsen
menaikkan harga lisensi atau menghentikan dukungannya.
Padahal kita punya potensi untuk menjadi produsen bila mau
30
membuka mata akan adanya potensi besar di balik perangkat
lunak open source.
2. Semangat untuk Membuka Hati
Semangat membuka hati untuk menimbang masalah lisensi dan
royalti. Bila kita ingin hasil karya kita dihargai, maka kita harus
terlebih dahulu menghargai hasil karya orang lain. Bila tidak
mau karya kita dibajak, ya jangan membajak karya orang lain.
Pernahkah kita menanyakan pada hati kita masing-masing,
bagaimana rasanya mempunyai karya yang dibajak beramai-
ramai?
Patut disyukuri, masih banyak pengembang yang berlapang
dada melegalkan “pembajakan” atas karyanya melalui lisensi
open source. Bila tidak mampu membeli perangkat lunak asli
propietary, mari kita gunakan hasil karya yang legal digunakan
secara gratis. Meski gratis dan murah, hasil karya komunitas
open source tidaklah murahan. Bahkan seringkali lebih
berkualitas dan inovatif dibanding yang propietary. Dengan
menggunakan open source, hati kita menjadi lapang. Tidak
terisi oleh rasa bersalah karena membajak karya orang lain.
Lebih lanjut, dada kita akan semakin lapang bila kita berbagi
dan ikut memberikan kontribusi.
3. Semangat untuk Membuka Pikiran
Akhirnya, bila mata dan hati sudah terbuka, kita lanjutkan
dengan semangat membuka pikiran untuk menciptakan inovasi
dan terobosan. Segala sesuatu yang diberikan secara gratis ini
(open source) seharusnya digunakan untuk menciptakan
sesuatu yang lebih kreatif dan bermanfaat lagi. Harus
memberikan manfaat, bukan hanya berakhir di end-user.

Akhirnya, semua ini hanyalah tool


Really, I'm not out to destroy Microsoft. That will just be a completely

unintentional side effect.

Linus Torvalds, 2003

Baik perangkat keras maupun perangkat lunak, mereka


hanyalah perkakas atau tool yang harus dikuasai. Bukan sebuah
ideolagi apalagi sebuah agama yang harus dianut. Seorang
pengguna atau apalagi seorang developer seharusnya independen
terhadap peralatan. Tidak boleh memiliki fanatisme sempit atau
mendewakan teknologi, sistem operasi, aplikasi, atau bahasa

31
pemrograman tertentu. Apalagi sampai bergantung kepada salah
satu vendornya. Seorang pengguna, dan terlebih lagi developer
harus merdeka dari perangkat yang mereka gunakan. Mereka yang
memerintah alat-alat tersebut untuk bekerja menghasilkan karya
yang berguna bagi masyarakat luas.

**

BIODATA
Nama : Amin Rois
Tempat Tgl Lahir :-
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat :-
Telepon :-
Pekerjaan :-

32
PEMBERDAYAAN OPEN SOURCE SOFTWARE

DALAM MASYARAKAT INDONESIA

Oleh: Hafizh As'ad

ABSTRAK
Masyarakat Indonesia umumnya dan atau para pengguna
(user) komputer pada khususnya, telah mengenal penggunaan
dan pemanfaatan perangkat lunak (software) berikut sistem
operasinya (operating system) baik untuk kegiatan yang bersifat
administratif maupun teknis. Software berikut operating system
yang digunakan dan dimanfaatkan oleh para pengguna
komputer sebagian besar masih bersifat ilegal (bajakan), hal ini
juga disebabkan umumnya komputer yang digunakan oleh
umumnya para pengguna merupakan komputer rakitan,
sehingga software berikut operating system di dalamnya ilegal.
Untuk mengurangi dampak penggunaan software bajakan,
saat ini tersedia software berbiaya relatif minim dan mudah
didapat, serta dapat dimanfaatkan dan dikembangkan tanpa
batas oleh para pengguna komputer di seluruh Indonesia.
Software yang dimaksud adalah software yang berkode terbuka
(Open Source Software). Pengalaman dalam hal penggunaan
dan pemanfaatan open source software diharapkan dapat
disebarluaskan ke seluruh masyarakat pengguna komputer
diseluruh Indonesia agar dapat memberdayakan produk
software dalam negeri, khususnya dalam pengembangan open
source software.

33
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena


berkat rahmat, taufik dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan
karya tulis dengan judul “Pemberdayaan Open Source Software Di
Masyarakat Indonesia”.

Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan


lomba Open Source Software (OSS) dengan sub tema “Semangat
Untuk Menggunakan Perangkat Lunak Berbasis Open Source”.
Sehubungan dengan tersusunnya karya tulis ini penulis dapat
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan karya tulis ini. Secara khusus penulis menyampaikan
terima kasih kepada rekan-rekan sejawat di Fakultas MIPA UNLAM
khususnya Program Studi Kimia yang telah banyak membantu
dalam hal dukungan moril sehingga karya tulis ini dapat
terselesaikan. Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima
oleh Allah SWT, dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Amin.

Sesuai dengan kata pepatah tiada gading yang tak retak,


penulis menyadari bahwa dalam karya tulis ini masih terdapat
banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan karena waktu,
pengetahuan, dan keterampilan yang penulis miliki masih terbatas.
Penulis pun sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membantu dari semua pihak agar karya tulis ini menjadi lebih baik.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga


karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, Juni 2009

Penulis

34
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan software (perangkat lunak) semakin meningkat


seiring meningakatnya penggunaan komputer. Hal ini berdampak
pada peningkatan penggunaan Operating System yang terinstal
pada komputer user. Software yang telah terinstalasi pada komputer
umumnya menggunakan sistem operasi (Operating System) dan
aplikasi Windows, dimana memiliki beberapa keunggulan serta
mudah didapat dipasaran baik yang bersifat lisensi (terinstalasi pada
komputer branded) maupun yang bersifat illegal (terinstalasi pada
komputer jenis rakitan).
Pemanfaatan komputer oleh user atau pengguna sebagai alat
bantu dalam melaksanakan tugasnya baik untuk kegiatan
administratif maupun teknis terus berkembang dengan pesat. Dari
waktu ke waktu perubahan yang terjadi pada perangkat keras
komputer semakin cepat disertai teknologi yang semakin tinggi.
Begitupun dari sisi harga yang semakin murah memungkinkan setiap
orang dapat membelinya dengan harga yang semakin terjangkau.
Komputer yang dipasarkan umumnya terbagi dalam dua jenis
yaitu komputer rakitan adalah komputer desktop yang dirakit disuatu
tempat sesuai dengan pesanan dan permintaan pengguna dimana
spesifikasinya ditentukan oleh pengguna. Sedangkan komputer
branded/trade mark adalah komputer yang telah mempunyai merek
terkenal yang telah siap/jadi hanya tinggal pakai. Salah satu
perbedaan antara komputer yang dirakit (rakitan) dengan komputer
branded yaitu ketersediaan perangkat lunak didalamnya baik
sebagai sistem operasi (operating system/OS) maupun aplikasi yang
menyertai OS tersebut. Selain itu dari segi harganya lebih murah
sedangkan komputer yang telah jadi (branded) biasanya komputer
dengan merek yang ternama telah tersedia (include) perangkat lunak
tersebut sehingga harga tentunya lebih mahal.
Komputer yang berada di masyarakat Indonesia sebagian besar
masih menggunakan komputer yang bersifat rakitan walaupun
dengan spesifikasi yang tinggi namun perangkat lunak yang ada
didalamnya baik OS maupun aplikasinya masih bersifat illegal
artinya tidak menggunakan software yang berlisensi karena harga
software yang berlisensi, diantaranya OS dan aplikasi windows
cukup mahal. Untuk menanggulangi pembelian software yang mahal

35
tersebut harus adanya software yang bersifat gratis dan bisa
dimanfaatkan serta dikembangkan bersama tanpa batas. Salah satu
dari software gratis tersebut adalah Software Open Source yang
berbasis Linux.
Sekilas terlihat manfaat dari OSS serta potensinya dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh banyak pengguna.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pengadopsian
OSS tidak berjalan mulus di semua sektor. Permasalahannya adalah
saat ini pemerintah telah mempunyai software open source IGOS
tinggal pakai yang sifatnya legal namun bagaimana software
tersebut dapat diterapkan di Indonesia. Sehingga dengan adanya
penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
dan mengubah paradigma bahwa software Open Source tidak sulit
serta lebih bagus daripada OS yang bersifat komersial.

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan dari adanya penulisan karya tulis ini yaitu :

1. Merubah paradigma atau pemikiran dari sebagian


masyarakat bahwa pengguna open source bukan
merupakan sistem yang susah dan ketinggalan zaman.
2. Memberikan solusi berbasis Open Source, dimana dapat
melakukan penghematan devisa negara secara signifikan.
3. Memberdayakan penggunaan Operating System dalam
masyarakat Indonesia

1.3. Batasan Masalah

Penulis dalam membuat karya tulis ini membatasi masalah yang


akan dibahas, yaitu meliputi :

a) Pengertian Open Source


b) Jenis-jenis Software
c) Beberapa keunggulan Open Source
d) Lisensi Open Source
e) Kelebihan dan Keunggulan Open Source

36
1.4. Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan karya tulis ini


yaitu metode kepustakaan yang diambil beberapa buku dan juga
beberapa situs-situs yang ada di dalam internet

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jenis-jenis Software

a) Close Software

Tidak diperkenankan dengan alasan apapun untuk menggunakan


software dalam kategori ini tanpa adanya kepemilikan dengan
sah dalam arti 100% asli. Anda harus mengeluarkan uang agar
dapat menggunakan software ini dengan aman dan nyaman, jika
melanggar bisa jadi komputer Anda akan di"amankan" oleh
petugas yang berwenang.
Tidak dipungkiri, di beberapa negara termasuk Indonesia lebih
dari 60% masih menggunakan produk "bajakan". Mengapa hal ini
bisa terjadi? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, dan faktor
utamanya disebabkan tingginya harga software tersebut. Tidak
sebanding dengan kemampuan daya beli masyarakat Indonesia
yang masih minim. Software dalam kategori ini dapat
dikelompokkan menjadi beberapa bagian :
1. Operating System (Sistem Operasi), contoh : Microsoft
Windows
2. Languages (Bahasa Pemrograman), contoh : Visual Basic,
ASP, Pascal
3. Web Browser, contoh : Internet Explorer
4. Aplication (Aplikasi), contoh : Adobe Photoshop, CorelDraw
5. Office Suites (Aplikasi perkantoran), contoh : Microsoft Office
6. Server Aplication (Server), contoh : ColdFusion, IIS
7. Antivirus, contoh : Norton Antivirus, McAfee
8. Games, contoh : FIFA 2006, Winning Eleven, Spiderman
(Anonim, 2006)

37
b. Share Software

Ketika browsing di Internet mendapati sebuah software dalam


kategori Freeware. Kita memang bisa mendownload dan
menggunakan software tersebut, namun hanya dalam batas
tertentu misalnya 15 hari penggunaan dan setelah lewat dari itu
akan terproteksi secara otomatis. Kita tidak bisa menggunakan
kembali sebelum memasukkan kode registrasi, jika gagal
memasukkan kodenya Anda tidak bisa memakainya lagi.
Mungkin ada pemikiran, di-uninstall saja kemudian di-install
kembali. Kita tidak mungkin bisa melakukan hal itu karena ketika
menginstall pertama kali akan ter-registrasi pada operating
system. Kecuali kalau bisa "bermain-main" dengan masalah
registrasy tentu bisa "diakali".
Umumnya, software dalam kategori ini diperuntukkan bagi
mereka yang ingin mencoba software tersebut dalam beberapa
hari. Jika tertarik, maka akan di-link (dihubungkan) ke vendor-
nya. (Anonim, 2006)

c. Free Software

Free software dikenal juga sebagai Freed Software, Liberated


Software (software libre) atau FRS (freely redistributably
software). Kata "FREE" disini bukan berarti bebas tanpa aturan
untuk menyalin, memodifikasi, dan mendistribusikan namun
semua itu ada aturan dan syaratnya yang harus dipatuhi oleh
pengembang dan penggunanya. Persyaratan tersebut tertuang
dalam lisensi yang digunakan oleh Free Software. Jadi bukan
berarti Free Software tidak berlisensi. Pada akhirnya timbul
kesalahpahaman bahwa layanan yang diberikan dengan
menggunakan Free Software itu tidak boleh dikomersilkan alias
harus selalu gratis. Ini yang sering menyebabkan pengadopsian
Free Software dalam suatu model bisnis yang dapat diterima
menjadi sulit. Sebagai contoh rekan-rekan yang menjual
CDROM berisi GNU/Linux GPL dianggap juga membajak dan
tidak etis (padahal yang dilakukan adalah menjual layanan
penyalinan dan menjual media CDROM tersebut). Beberapa
contoh software dalam kelompok ini adalah :

1. Operating System (Sistem Operasi): Linux atau GNU/Linux,


FreeBSD, dan GNUBSD

38
2. Languages (bahasa Pemrograman): GNU C/C++, Perl,
Phyton, dan Tcl
3. Windowing System (System Window) : The X Window
System dan Xfree86
4. Web Browser : Mozilla FireFox, Opera, adn Netscape
Navigator
5. Desktop : GNOME, KDE, dan GNUStepXfee
6. Aplication (Aplikasi) : ABIWord dan GNU Image Manipulation
Program (GIMP)
7. Office Suites (Aplikasi Perkantoran) : OpenOffice dan Koffice
8. Server : Samba, Apache, PhP, Zope, MySql, dan
PostgreSQL

(Anonim, 2006)

a. Open Source

Ada kesamaan antara free software dan open source. Keduanya


bisa digunakan secara gratis dan untuk mendapatkannya sangat
mudah. Dibandingkan dengan free software, open source lebih
populer dan dapat diterima oleh masyarakat. Istilah Open Source
sendiri lebih aman dan netral dalam konteks bahasa Indonesia.
Bahkan secara politik lebih tepat, sepertinya terdengar sejajar
dengan istilah era keterbukaan yang sedang ke arah pencapaian
good governance. Dengan kata lain memperkenalkan konsep
perangkat lunak merdeka dengan terminologi Open Source akan
lebih mudah dilirik ketimbang menggunakan istilah Free Software.
Banyak aplikasi yang saat ini berlabel Open Source, sehingga kita
tidak takut lagi untuk menggunakan.(Anonim, 2006)

Beberapa contoh software Open Source

1. Database : Tuxx Racer, KeePass Password Save


2. Desktop: GNU/Win32, KeePass Password Save
3. Development: Dev-C++, ZK - Ajax but no Javascript
4. Enterprise: Compiere ERP + CRM Business Solution,
JasperReports - Java Reporting
5. Games: ZSNES, KoLmafia
6. Multimedia: Weka--Machine Learning Software in Java, ZK - Ajax
but no JavaScript

39
7. Networking: FileZilla
8. Security: Eraser, KeePass Password Safe
9. Hardware: Tcl, Open HPI
10. SysAdmin: TightVNC, phpMyAdmin
11. VoIP: trixbox, freePBX
12. CMS: Atutor, os-Commerce, Joomla, Mambo, Moodle

(Anonim, 2006)

1. Pengertian Open Source

"Open Source Software" (OSS), menurut Esther Dyson (1998),


didefinisikan sebagai perangkat lunak yang dikembangkan secara
gotong-royong tanpa koordinasi resmi, menggunakan kode program
(source code) yang tersedia secara bebas, serta didistribusikan
melalui internet. Menurut Richard Stallman (1998), budaya gotong
royong pengembangan perangkat lunak itu sendiri, telah ada sejak
komputer pertama kali dikembangkan. Namun ketika dinilai memiliki
nilai komersial, pihak industri perangkat lunak mulai memaksakan
konsep mereka perihal kepemilikan perangkan lunak. Dengan
dukungan finansial yang kuat mereka membentuk opini masyarakat
bahwa penggunaan perangkat lunak tanpa izin/ lisensi merupakan
tindakan kriminal.
Tidak semua pihak menerima konsep kepemilikan tersebut di
atas. Richard Stallman (1994, 1996) beranggapan bahwa perangkat
lunak merupakan sesuatu yang seharusnya selalu boleh
dimodifikasi. Menyamakan hak cipta perangkat lunak dengan barang
cetakan merupakan perampasan kemerdekaan berkreasi. Semenjak
pertengahan tahun 1980-an, yang bersangkutan merintis proyek
GNU (GNU is Not Unix) dengan tujuan memberdayakan kembali
para pengguna (users) dengan kebebasan (freedom) menggunakan
dan mengembangkan sebuah perangkat lunak.
Proyek ini memperkenalkan konsep copyleft yang pada
dasarnya mengadopsi prinsip copyright, namun prinsip tersebut
digunakan untuk menjamin kebebasan berkreasi. Jaminan tersebut
berbentuk pelampiran source code, serta pernyataan bahwa
perangkat lunak tersebut boleh dimodifikasi asalkan tetap mengikuti
prinsip copyleft. Konsep dari proyek GNU ini lebih dikenal dengan
istilah "free software".
Prinsip-prinsip free software tersebut memiliki banyak
kesamaan dengan OSS. Namun menurut Richard Stallman (1998),

40
free software lebih menekankan pada hal hakiki yaitu kebebasan
mengembangkan perangkat lunak. Sedangkan menurut Eric S.
Raymond (2000), OSS lebih menekankan aspek komersial seperti
kualitas tinggi, kecanggihan, dan kehandalan.
Dengan demikian, konsep OSS diharapkan lebih menarik
perhatian pelaku bisnis, investor, dan bahkan para raksasa
perangkat lunak. Bahkan Esther Dyson (1998) memperkirakan,
bahwa raksasa seperti Microsoft pun akan memperhitungkan serta
memanfaatkan OSS, seperti halnya mereka memanfaatkan internet.
Konteks pembahasan tulisan ini ialah posisi kelompok negara
yang sedang berkembang dalam memanfaatkan OSS. Negara
seperti ini terkadang diobok-obok oleh lembaga-lembaga dunia
seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB)
dengan penunggangan agenda-agenda lain secara terselubung.
Penunggangan tersebut umpamanya berupa pemaksaan sepihak,
terhadap pengertian konsep Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Dengan demikian, yang secara tidak langsung mereka telah
menuduh masyarakat kita sebagai pembajak, pencuri, tidak
bermoral, tidak menjunjung nilai etika, dan sejenisnya. Perlu
diingatkan bahwa negara kita bukan satu-satunya surga perangkat
lunak tidak berlisensi. Hal ini sudah mendarah daging di seluruh
Asia. Kita hanya kalah melakukan public relation dalam hal pura-
pura aktif melakukan pemberantasan. Bahkan di sebuah negara
Asia Tenggara yang konon sudah "maju" dan "beradab", ditemukan
perangkat lunak tanpa lisensi secara melimpah ruah.

2. Sejarah Open Source Software di Indonesia

Menjelang akhir 1980an and awal 1990an, hadir perangkat PC


yang cukup canggih (i486) yang dilengkapi sistem operasi seperti
SCO Xenix dan SCO Unix. Selain stabil, sistem operasi tersebut
mendukung berbagai jenis perangkat keras dan perangkat aplikasi
bisnis. Namun, kekurangan dari sistem tersebut diantaranya lisensi
yang mahal sehingga kembali menjadi sasaran "pembajakan". Selain
itu, tanpa penyertaan source-code berakibat sistem operasi tersebut
sulit dimodifikasi/ fine tuning.
Pada tahun 1991, Linus Torvalds memperkenalkan kernel Linux
melalui newsgroup "comp.os.minix" yang disambut secara oleh
komunitas programer. Namun tidaklah demikian sambutan dari
kalangan dunia usaha, berhubung kernel tersebut masih kurang
stabil serta tidak didukung oleh perangkat asesoris yang memadai.

41
Setahun kemudian, bung Paulus Suryono Adisoemarta dari Texas,
memperkenalkan distribusi SLS dengan kernel versi 0.9 kepada
masyarakat Indonesia. Sayang sekali, versi tersebut pada saat itu
masih memiliki beberapa kelemahan, terutama dalam mendukung
perangkat keras seperti ethernet board dan serial board. Pada tahun
1994, penulis memperkenalkan distribusi Slackware dengan kernel
versi 1.0.8 kepada masyarakat akademika di Universitas Indonesia.
Distribusi ini sudah mendukung TCP/IP serta X11R4. Slackware
menjadi populer dikalangan para mahasiswa UI, karena pada waktu
itu merupakan satu-satunya distribusi yang ada. Secara bersamaan,
Linux mulai digunakan pada salah satu mesin operasional IPTEKnet,
yaitu MIMO.
Bersamaan dengan pengenalan distribusi ini, Internet komersial
mulai hadir di Indonesia. Sustainable Development Network
Indonesia dapat dikatakan merupakan merupakan proyek pertama
(1994) yang menggunakan Linux di luar komunitas riset/ pendidikan.
Distribusi yang digunakan ialah Slackware (kernel 1.0.9) pada mesin
486 33Mhz, 16 Mbyte RAM, 1 Gbyte disk, serta leased-line ethernet
10 Mbps ke IndoInternet. Setahun kemudian (1995), IndoInternet
berhasil diyakinkan untuk mulai mengadaptasi sistem Linux. Sistem
pertama yang digunakan untuk operasional merupakan router
dengan tiga ethernet board (kakitiga.indo.net.id) yang digunakan
untuk mensegmentasi intranet mereka. Selain itu, sistem
pendaftaran domain ".ID" pun (nomad.extern.ui.ac.id), menggunakan
mesin Linux.
Tanda-tanda aktivitas Linux pun mulai bermunculan serentak di
mana-mana pada tahun 1995 tersebut. Bung Bambang Nurcahyo
Prastowo memperkenalkan distribusi S.u.S.E 4.4.1 (kernel 2.0.29)
pada masyarakat Yogyakarta. Sebuah milis Linux pernah dirintis
pada tahun 1996, namun gagal karena kekurangan inersia. Setahun
berikutnya, dapat dikatakan sebagai tahun kebangkitan Linux
Indonesia. Sebuah milis kembali terbentuk, yang diikuti oleh
berbagai InstallFest, lokakarya, seminar, serta publikasi berturut-
turut di media KompuTek, Mikrodata, dan InfoKomputer. Kelompok
Pengguna Linux Indonesia (KPLI) pun menjamur di berbagai kota di
Indonesia (Samik, 2000).

3. Lisensi Open Source

Meskipun bersifat open source bukan berarti tidak memiliki


lisensi. Beberapa software yang bersifat open source tentu saja

42
memiliki lisensi untuk melegalkan bahwa software tersebut
tercantum pengarang dari source code untuk disebarluaskan. Tanpa
adanya lisensi, bisa saja orang mengaku dirinya sebagai penggagas
dan pengembang software tersebut. Ada beberapa software yang
bersifat open source telah memiliki lisensi :

1. Academic Free License


2. Adaptive Public License
3. Apache Software License
4. Apache License 2.0
5. Apple Public Source License
6. Artistic License
7. Attribution Assurance Licences
8. New BSD license
9. Computer Associates Trusted Open Source License 1.1
10. Common Development and Distribution License
11. Common Public License 1.0
12. P CUA Office Public License Version 1.0
13. EU DataGrid Software License
14. Eclipse Public License
15. Educational Community License
16. Eiffel Forum License
17. Eiffel Forum License V2.0
18. Entessa Forum License
19. Fair License
20. Framework License
21. GNU General Public License (GPL)
22. GNU Library or "Lesser" General Public License (LGPL)
23. IBM Public License
24. Intel Open Source License
25. Jabber Open Source License
26. Lucent Public License Version 1.02
27. MIT license
28. MITRE Collaborative Virtual Workspace License (CVW
License)
29. Motosoto License
30. Mozzila Public License (1.0 (MPL)
31. Mozilla Public License 1.1 (MPL)
32. Naumen Public License
33. Nethac General Public license
34. Nokia Open Source License

43
35. OCLC Research Public License 2.0
36. Open Group Test Suite License
37. Open Software License
38. PHP License
39. Phyton License (CNRI Phyton License)
40. Phyton Software Foundatin License
41. Qt Public License (QPL)
42. RealNetworks Public Source License V1.0
43. Reciprocal Public License
44. Ricoh Source Code Public License
45. Sleepycat License
46. Sun Industry Standards Source License (SISSL)
47. Sun Public License
48. Sybase Open Watcom Public license 1.0
49. University of Illinois/NCSA Open Source License
50. Vovisa Software License V 1.0
51. W3C License
52. wxWindows Library License
53. X.Net License
54. Zope Public License
55. zlib/libpng license

Jika kita lihat daftar lisensi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
sudah banyak software yang bersifat open source untuk
dimanfaatkan dalam pengembangan informasi dan teknologi, kita
tidak perlu lagi melakukan pembajakan. Memang, dibandingkan
dengan software yang bersifat license masih belum sepadan namun
bisa mengobati rasa kecewa terhadap software yang memiliki lisensi
dan harus membayar dengan harga cukup mahal.

1. Kelebihan dan Keunggulan Open Source

Kelebihan dan keunggulan yang dimiliki open source yaitu :

1. Bersifat Open Source (terbuka) dan bebas untuk


dipelajari/dirubah oleh siapapun, sehingga kita dapat merubah
dengan sesuka hati tanpa adanya software tambahan
2. Umumnya dapat diperbanyak serta didistribusikan kembali
tanpa harus membayar fee atau royalti kepada seseorang.
3. Karena bersifat bebas, ini dapat dimungkinkan para vendor
perangkat keras membuat driver untuk device tertentu tanpa
44
harus mendapatkan lisensi source code yang mahal atau
menandatangani Non Disclosure Agreement (NDA).
4. Tidak perlu takut ada yang mengklaim
5. Biaya yang dikeluarkan rendah karena kita tidak perlu
membayar royalti
6. Serta lebih murah dengan kualitas yang sepadan dengan
produk komersial sehingga bisa menghemat dana/anggaran
belanja.

2. Faktor kesuksesan Open Source Software di Indonesia

Kesuksesan OSS di Indonesia sekurangnya memiliki empat faktor


dasar dari pengembangannya, yaitu sebagai berikut :

♦ Pertama, diperlukan provokator yang bertugas


memperkenalkan sistem Linux melalui milis, seminar, dst.
Yang bersangkutan ini tidak harus seorang pakar Linux
atau pun terlibat langsung di lapangan. Provokasi ini akan
berpengaruh positif terhadap opini masyarakat.
♦ Kedua, pendekatan tidak cukup satu arah bottom up atau
pun top down, namun harus ada timbal balik antara
keduanya. Provokasi sehebat apa pun tidak akan
bermanfaat, jika tidak ada dukungan yang cukup.
♦ Ketiga, harus ada motivasi jelas dan kuat, dan bukan
hanya sekedar retorika serta semboyan kosong. Sebagai
contoh : Linux menawarkan solusi murah meriah, yang
mendapatkan sambutan positif dari para kelompok
generasi muda yang pragmatis. Motivasi awal penggunaan
Linux di UI semula hanya sebagai terminal X11 yang
murah meriah, sedangkan di IndoInternet digunakan
sebagai server internet (httpd, ftpd, dan smtpd) alternatif.
♦ Terakhir, suasana dan event yang mendukung. Linux mulai
marak pada tahun 1997 seiring dengan peningkatan
kepopuleran internet di Indonesia. Inersia yang cukup akan
membangkitkan reaksi rantai.

Sayang sekali, gerakan OSS ini baru berhasil di lingkungan


teknis, yang biasanya kurang tertarik untuk menggunakan OSS
untuk keperluan bisnis. Diperlukan usaha ekstra untuk memajukan
sektor office automation ini. Masalah ini tidak dapat hanya diatasi

45
secara bottom-up. Dukungan pimpinan dibutuhkan untuk mendorong
pengurangan secara bertahap penggunaan perangkat lunak yang
dianggap tanpa lisensi sah. Dukungan top-down ini perlu ditunjukkan
dengan mengangkat CIO (Chief Information Officer) yang memiliki
komitmen terhadap OSS. Tidak dapat dipungkiri, bahwa usaha ini
membutuhkan pengalokasian sumber daya manusia dan biaya yang
tidak sedikit. Diperlukan pula unsur kolaborasinya karena banyak hal
yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Dukungan secara grass-root/
bottom-up akan membantu terbentuknya Masyarakat Digital Gotong
Royong (MDGR) yang bersifat tidak formal (Samik, 2000).

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Ada beberapa alasan yang membuat Open Source dapat


menjadi OS dimasa depan, yaitu :
1. Faktor fleksibilitas, negara yang menerapkan open source
akan dapat mengaudit kode program tanpa terhalang aturan
lisensi / paten yang sangat membatasi.
2. Faktor keamanan, negara yang menerapkan open source
dapat meningkatkan keamanan pada kode program.
3. Faktor ekonomi, negara yang menerapkan open source
sangat menghemat anggaran pembelanjaan negara
tersebut, sehingga devisa negara tidak terkuras habis.

2. Saran

Karena banyaknya manfaat dari pemakaian OS berbasis Open


Source, maka penulis mengharapkan adanya penindaklanjutan dari
karya tulis ini yaitu sosialisasi dan penerapan dari OS yang berbasis
Open Source sehingga masyarakat Indonesia dapat beralih dari
penggunaan yang berbasis komersial menjadi ke penggunaan
Sistem yang Berbasis Open Source.

46
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006. Memahami Software Open Source. Pustekkom


http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=194

Coldiron, Quinn P., 1997, Replacing Windows NT Server with Linux,


per November 2001:
http://citv.unl.edu/linux/LinuxPresentation.html.

Dyson, Esther, 1998, The Open Source Revolution, Release 1.0,


November 1998,

Raymond, Eric S., 1997, The Cathedral and Bazaar, per November
2001: http://www.tuxedo.org/~esr/writings/cathedral-bazaar/

Raymond, Eric S., 1998, The Halloween Documents, per November


2001: http://www.opensource.org/hallowen/.

Raymond, Eric S., 2000, Frequently Asked Questions about Open


Source, per November 2001:
http://www.opensource.org/advocacy/faq.html.

Samik-Ibrahim, Rahmat M., 1998, Refleksi Gagasan 30 September


1997/PDDT-ID, Versi 8.3 -- 27 Februari 2001, per November
2001: http://rms46.vlsm.org/1/23.html.

Samik-Ibrahim, Rahmat M., 2000, Perintisan Linux di Indonesia, per


November 2001: http://rms46.vlsm.org/00-14.html.

Samik-Ibrahim, Rahmat M., 2000, Perintisan WWW di Indonesia, per


November 2001: http://rms46.vlsm.org/00-11.html.

Stallman, Richard M., 1994, Mengapa Perangkat Lunak Seharusnya


Tanpa Pemilik, per November 2001:
http://gnux.vlsm.org/philosophy/why-free.id.html.

Stallman, Richard M., 1996, Kategori Perangkat Lunak Bebas dan


Tidak Bebas, per November 2001:
http://gnux.vlsm.org/philosophy/categories.id.html

47
Stallman, Richard M., 1998, Proyek GNU, per November 2001:
http://gnux.vlsm.org/gnu/thegnuproject.id.html.

Wiryana, I Made, 1998, Surat terbuka kepada pada para pendidik,


terutama bidang Teknologi Informasi (TI) di Indonesia, per
November 2001:
http://ngelmu.dhs.org/made/proposal/suratkepengajar/.

BIODATA

Nama : Hafizh As'ad


Tempat / Tgl. Lahir : --
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : --
Telepon : --
Pekerjaan : --

48
Gerakan Indie di Tengah Resesi Dunia

Oleh: Nur Hidayat

ABSTRAK

Bisnis Open source ternyata dapat bertahan dari resesi


keuangan yang menimpa dunia baru-baru ini, seperti halnya
yang terjadi di Amerika Serikat Dua perusahaan yang sukses
menangani Bisnis Open source adalah REDHAT dan SUN
Microsystem. Keduanya berbisnis berdasarkan konsep open
source. Produk peranti Lunak disebarluaskan dalam sistem
terbuka yang kode programnya dapat disebarluaskan secara
bebas dan boleh dikembangkan sendiri. Ibarat membuat kue ,
resep dasarnya dibagi-bagikan secara gratis. tetapi jika ingin
pelayanan ekstra , maka jasa pelayanan ini lah yang harus
dibayar pelanggan. Lembaga survey Gartner memproyeksikan ,
sekitar 90 persen perusahaan dan Industri dunia akan mulai
lebih banyak memakai peranti lunak terbuka itu pada 2012.
Penggunaan peranti lunak terbuka ini merupakan alternatif
jalan keluar dalam kondisi perekonomian yang kurang
menguntungkan. Beberapa perusahaan yang telah suskes
mengimplementasikan open source antara lain : Wikipedia,
Jboss dan Google. Dalam karya tulis ini disebutkan bahwa
Menurut salah satu direktur perusahaan IT di Indonesia, untuk
mengubah pengembangan suatu software berlisensi tertutup
tidak mudah juga. Produk dengan source code terbuka ini
memang akan selalu mengekor pada peranti lunak tertutup yang
banyak digunakan. “Jika suatu peranti itu menjadi umum
digunakan maka akan muncul versi opensource nya. Namun
untuk peranti lunak yang canggih dan rumit, hal ini jarang
terjadi“ katanya.

Di tengah impitan resesi, sejumlah perusahaan peranti lunak


open source justru mengaku untung. Bibit gerakan yang dapat
menyembuhkan krisis?

49
Sebuah perhelatan akbar diadakan Presiden George W. Bush
di Washington, DC, Amerika Serikat, pek an ini. Bush mengundang
para kepala negara yang tergabung dalam Kelompok 20 (G-20)
untuk membahas krisis finansial dunia. Inilah agaknya pertemuan
internasional terakhir yang dipimpin Bush, sebelum kursi
kepresidenannya diambil Barack Obama, yang akan dilantik menjadi
Presiden Amerika Serikat, 20 Januari nanti. ‘’Pertemuan ini akan
mengindentifikasi penyebab krisis. Selanjutnya akan dicari solusi
paling efektif untuk mengatasinya,’’ kata Ed Lazear, ketua penasihat
ekonomi kepresidenan, kepada pers setempat. Tentu saja, dapat
dibayangkan sejumlah kening bakal berkerut untuk menemukan
jawabannya. Toh, tak semua kening berlipat akibat krisis ekonomi.
‘’Tidak seperti perkiraan orang, penerimaan kami justru meningkat
sebesar 13% per tahun,’’ kata Rich Green, Wakil Presiden Eksekutif
Sun Microsystems, kepada sejumlah situs berita. Hal itu disetujui Jim
Whitehurst, seorang CEO dari Red Hat. ‘’Bisnis kami justru dalam
kondisi stabil dalam situasi krisis finansial ini,’’ ujar Green. Baik Red
Hat maupun Sun Microsystems adalah perusahaan peranti lunak
yang berbisnis atas dasar konsep open source. Artinya, produk
peranti lunak open source disebarkan dalam system terbuka yang
kode programnya dapat disebarluaskan atau dikembangkan. Ibarat
membuat kue, resep
dasarnya dibagi-bagikan
secara gratis. Terserah
kepada konsumen, akan
ditambahkan cita rasa
tertentu. Tapi, jika ingin
pelayanan ekstra, jasa
servis inilah yang harus
dibayar. Ini tak seperti

50
berbagai produk yang dikembangkan raksasa komputer Microsoft
selama ini, yang berdasarkan hak kepemilikan atau proprietary
rights. Di bawah tekanan ekonomi pada saat ini, komunitas open
source justru unjuk gigi. Mereka mengklaim, angka produksi dan
pemakaian peranti terbuka melonjak tinggi. Salah satunya adalah
dari jumlah unduhan OpenOffice versi 3.0, sebuah program kantoran
untuk menulis, yang mencapai 10 juta kali. Padahal, OpenOffice
baru diluncurkan empat minggu lalu. ‘’Jumlah itu terus bertambah
350.000 unduhan per hari. Bagi suatu produk yang dipasarkan tanpa
biaya iklan sama sekali, ini adalah tonggak bersejarah,’’ tutur John
McCreesh, Marketing Project Lead OpenOffice, dalam konferensi
tahunan kesembilan komunitas pengguna OpenOffice di Beijing Cina
, Senin lalu. McCreesh mengatakan, target pangsa pasar
OpenOffice sebesar 40% pada 2010 dapat saja tercapai. Benar atau
tidaknya klaim itu, memang harus dibuktikan di lapangan. Namun
lembaga survei Gartner memproyeksikan, sekitar 90% perusahaan
dan industri dunia akan mulai lebih banyak memakai peranti lunak
terbuka itu pada 2012.
Pengamat dan praktisi teknologi informasi (TI), Onno W. Purbo,
melihat hal yang sama. Soalnya, peranti terbuka dilihat sebagai
alternatif jalan keluar dalam kondisi terjepit. ‘’Yang bermain di
perangkat lunak atau integrasi system open source bisa mendulang
keuntungan cukup banyak di masa krisis. Mereka tak terpengaruh
sama sekali, malah untung,’’ kata Onno kepada wartawan Gatra Arif
Sujatmiko. Pengusaha peranti lunak terbuka, Bhra Eka Gunapriya,
yang menjadi Chairman PT EBConnect Indonesia, mengakui gejala
itu. Open source sangat layak menjadi pilihan bukan sekadar karena
gratis, melainkan juga layak diandalkan. ‘’Kualitasnya pun tidak
kalah oleh produk berlisensi. Apalagi, ada dukungan produk-produk
dari orang-orang yang memang ahli di bidang itu,’’ ujar Bhra.
Kelak, menurut Presiden Direktur PT Sun Microsystems
Indonesia, Wibisono Gumulya, open source tak hanya berhenti
sebagai suatu pilihan belaka, juga bisa menjadi penentu masa
depan. ‘’Kami percaya, suatu produk akan lebih berkualitas jika
dikembangkan pada suatu komunitas. Ini juga akan berhasil di
pasar,’’ kata Wibisono kepada wartawan Gatra Anwar Riksono. Bagi
para pendukung konsep terbuka ini, open source akan membantu
masyarakat dunia bergerak dari perekonomian berbasis produk
menjadi perekonomian berbasis layanan-jasa. Perubahan basis ini
dianggap penting untuk menciptakan perekonomian yang
berkesinambungan dan stabil. Agar perekonomian layananjasa ini

51
tercapai secara optimal, diperlukan suatu komunitas yang berperan
sebagai mesin pencetus gagasan, pengembang yang sekaligus
menjadi konsumen. Karena itu, salah satu alat yang dianggap paling
ampuh untuk meningkatkan kemampuan bisnis tak lain justru
dengan membagikan hak cipta kepada komunitas. Inilah yang terjadi
pada situs penyedia jasa eksiklopedia Wikipedia. Kegiatan kantor
Wikipedia
Sehari-hari --dengan staf 15 orang lebih mirip lembaga
pengabdian masyarakat ketimbang industri digital raksasa. Namun
bujet Wikipedia pada tahun ini dilaporkan mencapai US$ 4,6 juta,
meningkat pesat dari tahun lalu yang hanya US$ 2,2 juta. Dari mana
dana sebesar itu? Dari mana lagi kalau bukan dari sumbangan
komunitas setia mereka, yang kini sedikitnya berjumlah 45.000
orang. Contoh sukses lainnya adalah kisah seorang pengusaha,
Marc Fleury, yang mendirikan Jboss (jboss.org), perusahaan aplikasi
server Java terkemuka dunia. Awalnya, Fleury mendapat banyak
cemoohan karena berusaha membangun perusahaannya dengan
konsep open source. Fleury sempat mengalami jatuh-bangun dalam
usahanya. Namun kini, sejumlah perusahaan kapitalis berebut untuk
membiayai Jboss. Antara lain Accel Partners dari California dan
Matrix Partners dari Massachusetts. Dari keduanya, Jboss meraup
dana sampai US$ 10 juta. Secara keseluruhan, menurut
VentureOne, sebuah lembaga survei keuangan, Jboss meraih dana
US$ 149 juta pada 2004.
Memang tak semua perusahaan model terbuka menarik
perhatian pemodal. Karena itu, mereka berusaha menarik dana
dengan mendirikan divisi profit tersendiri. Itulah yang dilakukan
Mozilla, lembaga nirlaba penerbit Firefox, sebuah mesin penjelajah
(browser) dunia maya. Divisi profit Mozilla ini diizinkan menarik
untung dari penjualan, layanan, dan servis produk. Hal yang sama
dilakukan Google. Perusahaan situs pencari di dunia maya ini juga
banyak menarik dana dari sejumlah anak perusahaannya.
Maklumlah, Google butuh dana banyak untuk membiayai proyek
pembangkit energi alternatifnya, seperti eSolar dan Makani Power.
Kisah-kisah sukses itulah yang kemudian membuat para penyokong
open source berani bertindak lebih jauh. Mereka melebarkan paham
‘’bagi-bagi’’ itu ke luar bidang teknologi. Mereka mengembangkan
apa yang disebut ‘’open source politik’’ atau ‘’open source
government’’. Dalam konsep ini, proses politik hendaknya
berlangsung secara terbuka, menganut asas timbal balik dalam
berkomunikasi, dan demokratis. Open source merasa perlu ikut

52
campur dalam urusan ini karena banyak proses politik menggunakan
jasa teknologi. Baik berupa e-mail, blog, situs kampanye, maupun
beragam aplikasi teknologi lainnya. Bahkan muncul apa yang
disebut ‘’agama open source’’, khususnya di kalangan umat Yahudi
sejak tahun 2000-an. Sesuai dengan namanya, paham ini mengajak
umatnya memandang agama sebagai sesuatu yang ‘’holistik’’, bukan
‘’terkotakkotak’’. Karena itu, perlu dialog antar-umat beragama dalam
komunitas ini. Lepas dari kontroversi yang timbul, apakah suatu hari
kelak gerakan ini benarbenar dapat berkembang di luar bidang
teknologi? ‘’Wah, masih jauh. Untuk saat ini, fenomena ini lebih
cocok ibarat musik indie, suatu inovasi baru,’’ kata Presiden Direktur
Computrade Technology International, Harry Surjanto. Dalam kondisi
krisis ekonomi pada saat ini, open source memang menjadi alternatif
yang menjanjikan. Tapi, menurut Harry, untuk berkembang menjadi
pengganti produk berlisensi, sulit juga. Produk gratis terbuka itu
memang akan selalu mengekor peranti lunak berlisensi yang banyak
digunakan. ‘’Jika peranti itu menjadi umum dan standar, biasanya
akan muncul versi open source-nya,’’ kata Harry kepada wartawan
Gatra Arif Koes Hernawan. Namun, untuk perangkat lunak yang
canggih dan rumit, hal itu jarang terjadi. Meski demikian, peluang
untuk mengubah wajah dunia tak pernah padam. Sejarah mencatat,
wajah dunia lebih cepat berubah sejak terjadi revolusi di bidang
teknologi.

**

BIODATA

Nama : Nur Hidayat


Tempat / Tgl. Lahir : --
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : --
Telepon : --
Pekerjaan : --

53
54
KETIKA SEKAT-SEKAT DUNIA TERHAPUS

Oleh: Mubarok

ABSTRAK

Saat ini kualitas industri TI di Indonesia masih jauh tertinggal di


bawah India dan China yang telah berhasil mengembangkan
bisnis teknologi informasinya. Demikian pula halnya dengan
Vietnam dimana sejak tahun 2000 sudah mencanangkan
program pengiriman tenaga kerja domestik di bidang teknologi
informasi (TI) ke luar negeri sebanyak 10 ribu orang per tahun.
Dijelaskan bahwa Open source software merupakan istilah
perangkat lunak yang bebas untuk digunakan, dipelajari dan
dimodifikasi. Pengguna dapat memodifikasi sesuai dengan
kebutuhannya. Tujuan utama penggunaan open source antara
lain menghilangkan ketergantungan terhadap salah satu vendor
atau negara dimasa yang akan datang, sebagai contoh aplikasi
closed source sudah bisa digantikan oleh teknologi open
source yang ada seperti Linux, XFree86, KDE, dan OpenOffice.
Di Indonesia, saat ini sudah tersedia banyak pogram open
source secara gratis. Seperti Distro linux lokal antara lain, IGOS
Nusantara, BlankOn,Kuliax, Xnuxer, dan PC Linux Fiesta. Selain
linux, terdapat open source lain seperti aplikasi-aplikasi
komputer dan CMS untuk website. Geliat perkembangan open
source di Indonesia sudah mulai nampak, namun untuk
merangsang masyarakat menggunakannya, pendekatan yang
dilakukan sebaiknya tidak hanya karena alasan ekonomi dan
legalitas. Potensi Indonesia untuk berkembang seperti halnya
India dan China, dapat dilakukan. Untuk itu masalah
kepercayaan harus terus dibangun baik melalui sosialisasi
maupun contoh nyata dari pemerintah dalam penggunaan
produk OSS.

Fenomena globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi


komunikasi, komputer dan jaringan informasi telah menjadikan dunia
sebagai global village. Pertukaran teknologi yang pesat berdampak
runtuhnya lintas batas antar negara. Teori global village yang
dimunculkan oleh Marshal McLuhan sering digunakan untuk
menganalisa implikasi perkembangan teknologi baru di bidang
informasi terhadap komunitas, kultural maupun negara.
Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan
memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat,

55
tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan
produktivitas. Namun di sisi lain teknologi informasi juga bisa
menimbulkan model ketergantungan baru dari suatu negara
terhadap negara lain atau pemasok teknologi utama. Kondisi ini bisa
dilihat sebagai wujud penjajahan baru yang tidak lagi menggunakan
pendekatan militer melainkan determinasi penguasaan teknologi.
Sebuah negara yang tergantung secara teknologi terhadap negara
lain maka sesungguhnya secara ekonomi, politik dan budaya berada
dalam kendali negara tersebut. Sebaliknya mereka yang menguasai
teknologi informasi memiliki kesempatan untuk menguasai dunia di
berbagai bidang.
Sebagai contoh, penggunakan sofware komputer yang ”closed
source” membuat suatu negara tidak bisa mengembangkan diri dan
maju di bidang teknologi informasi. Pada program yang closed
source, paket program tidak dapat didistribusikan lagi selain oleh
pembuat program tersebut. Jika ada distribusi yang dilakukan oleh
selain vendor program tersebut, maka dianggap sebagai
pembajakan software. Cerita tentang warnet, rental komputer dan
perkantoran yang mengalami razia karena menggunakan produk
bajakan menjadi contoh bagaimana ketergantungan tarhadap
software closed source telah membuat bangsa ini menjadi pembajak
hak cipta. Dari sisi ekonomi bisa dibayangkan berapa milyar yang
harus dikeluarkan bangsa ini untuk membeli lisensi software asli.
Dalam pengembangan teknologi informasi kita bisa mencontoh
apa yang telah dilakukan bangsa lain untuk maju dan mandiri.
Bandingkan dengan India yang akselerasi pengembangan bisnis
teknologi informasinya telah berkembang pesat. Vietnam sejak tahun
2000 sudah mencanangkan program pengiriman tenaga kerja
domestik ke luar negeri sebanyak 10 ribu orang per tahun di bidang
teknologi informasi (TI). Saat ini kualitas industri TI di Indonesia
masih jauh tertinggal di bawah India dan China.
Salah satu kunci keberhasilan kedua negara tersebut adalah
kemampuan mereka untuk mengembangkan kebutuhan TI dalam
negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap produk asing.
Pemerintah Indonesia sebenarnya telah mencanangkan proyek
Indonesia Go Open Source (IGOS) untuk merangsang pertumbuhan
pemakaian open source. Upaya ini bisa digunakan sebagai langkah
awal untuk mengejar ketertinggalan kita di bidang TI.

56
Open Source, sebuah solusi

Open source software merupakan istilah perangkat lunak yang


bebas untuk digunakan, dipelajari dan dimodifikasi. Setiap orang
bebas menggunakan, mempelajari, mengubah, atau menjual sebuah
perangkat lunak tanpa harus meminta ijin. Suatu program dengan
lisensi open source berarti program tersebut membuka kode bagi
siapa saja yang ingin mempelajari. Penyertaan kode program
dimaksudkan agar pengguna dapat memodifikasi sesuai dengan
kebutuhannya. Contoh program open source adalah Linux yang di
setiap distribusinya menyertakan kode program.
Tujuan utama open source adalah menghilangkan
ketergantungan terhadap vendor program atau lebih jauh pada suatu
negara tertentu. Tujuan lainnya adalah menyediakan software yang
mudah dijangkau oleh masyarakat dan menghindari pengerukan
keuntungan yang berlebihan oleh vendor. Saat ini aplikasi closed
source seperti Windows sudah bisa digantikan oleh teknologi open
source yang ada seperti Linux, XFree86, KDE, dan OpenOffice.
Berkembangnya open source software merupakan kesempatan
emas bagi para pelaku bisnis teknologi informasi (TI) dan
pemerintah dalam meningkatkan akselerasi bisnis di bidang TI.
Sudah banyak contoh yang diberikan oleh negara-negara maju dan
berkembang lainnya yang menunjukkan open source software
memberikan rangsangan efektif dalam mendorong berkembangnya
bisnis TI di negara mereka. Jerman, China dan India adalah contoh
sukses penerapan open source software sehingga mampu
memberikan kontribusi secara ekonomi, sosial dan politik baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Di Indonesia sebenarnya
sudah banyak yang menyediakan pogram open source secara
gratis. Contoh Distro linux lokal antara lain, IGOPEN SOURCE
(Indonesia Go Open Source) Nusantara, BlankOn,Kuliax, Xnuxer,
dan PC Linux Fiesta. Selain linux, terdapat open source lain seperti
aplikasi-aplikasi komputer dan CMS untuk website.
Upaya untuk mendorong masyarakat melakukan migrasi ke
open source memang tidak mudah. Masyarakat pengguna di
Indonesia masih belum meyakini bahwa software open source akan
handal digunakan, contohnya soal kompabilitas dengan aplikasi-
aplikasi yang ada. Kepercayaan akan kualitas dan keterandalan
menjadi masalah utama bagi pengembangan software open source.
Komunitas open source juga kurang memberikan respon memadai
untuk membantu para pemula yang mulai tertarik untuk belajar.

57
Mereka terkesan eksklusif dan pelit untuk berbagi ilmu ke
masyarakat pengguna komputer. Namun hal itu juga bisa
disebabkan oleh keengganan masyarakat untuk belajar sehingga
kamunitas open source lebih memilih untuk bersikap pasif.

Save, share and independency

Geliat perkembangan open source di Indonesia sudah mulai


nampak. Namun yang perlu digarisbawahi adalah mengembalikan
filosi pengembangannya. Selama ini muncul anggapan di tengah
masyarakat bahwa open source identik dengan software gratis,
keuntungan ekonomi dan legalitas. Kondisi ini harus diluruskan agar
arah pengembangannya tidak melenceng. Seperti yang sudah
disebutkan bahwa tujuan utama open source adalah menghilangkan
ketergantungan terhadap vendor program atau lebih jauh pada suatu
negara tertentu..
Artinya penggunaan open source di Indonesia semestinya lebih
diarahkan pada aspek kemandirian bangsa daripada sekedar aspek
ekonomi dan legalitas. Ini lebih penting daripada hitung-hitungan
keuntungan ekonomi yang diperoleh dari penghematan lisensi
produk. Kalau sekedar masalah ekonomi atau legalitas semata,
mereka yang kaya akan mengatakan mengapa harus repot memakai
open source, tinggal beli produk yang legal dan urusanpun selesai.
Mereka yang miskin juga tidak mau kalah, kita memang tidak
mampu beli tetapi masih bisa pakai bajakan.
Ini adalah masalah mentalitas sebagai sebuah bangsa dalam
menyikapi sebuah persoalan. Cara berfikir instan seperti itu akan
menjadi fenomena jika hanya bicara open source dari sisi ekonomi
dan legalitas semata. Untuk merangsang masyarakat menggunakan
open source perlu dikembangkan pendekatan lebih baik daripada
sekedar alasan ekonomi dan legalitas. Keduanya penting tapi bukan
esensi utama. Indonesia sudah merdeka selama 64 tahun, namun
dalam banyak hal sesungguhnya kita masih terjajah dan belum
mandiri. Kita boleh sedikit lega ketika beberapa waktu lalu mencapai
swasembada beras, kenapa di bidang lain kita tidak berusaha
mewujudkannya. Ketika kita bisa menjadi bangsa mandiri maka
kesempatan untuk maju terbuka lebar. Kita tidak perlu was-was
ketika tiba-tiba harga minyak dunia naik dan dolar melambung
karena kita bisa berdiri diatas pondasi kemandirian bangsa yang
kuat.

58
Di bidang teknologi informasi, pemakaian open source
memberi peluang untuk menjadi bangsa yang maju dan mandiri
sejajar dengan bangsa lain. Kita tidak perlu khawatir ketika tiba-tiba
vendor utama menaikkan harga lisensi atau bahkan memutus
pasokan sofware karena kita bisa membuatnya sendiri. Tak tidak
perlu pusing ketika muncul wabah milenium seperti Y2K. Open
source menawarkan peluang untuk menjadi bangsa maju dan
mandiri di bidang TI. Kalau kita tetap memakai closed source dan
enggan untuk migrasi maka sesungguhnya kita sedang menuju
model penjajahan gaya baru. Tidak hanya dijajah dari sisi ekonomi,
tapi juga kemampuan sebagai sebuah bangsa untuk maju dan
berkembang.
Seminar, sosialisasi dan event open source semestinya tidak
sekedar dijadikan ajang pemberian informasi sofware gratis atau
mengarahkan orang menjadi user semata. Pengajuan anggaran
implementasi open source tanpa ada nilai tambah sedikitpun perlu
dipertimbangkan kembali. Kalau sekedar membagi software gratis
atau mengajari orang menjadi pemakai terus kapan kita menjadi
bangsa mandiri.
Ini yang harus diperbaiki bahwa arah penggunaan open source
lebih utama adalah pada kemandirian bangsa dalam bidang TI.
Opensource adalah soal save, share dan independency. Tujuan
akhirnya adalah membentuk masyarakat sejahtera karena
mengimplementasikan sistem terkomputerisasi yang efektif.
Prinsip save, mewakili kemampuan open source untuk memberi
peluang bagi keamanan suatu negara di bidang teknologi informasi.
Selain itu juga menghemat devisa negara yang digunakan untuk
membayar lisensi closed source. Sebuah negara juga memiliki
kesempatan untuk mengembangkan dan membagi teknologi
informasi kepada masyarakatnya ketika menggunakan open source.
Inilah prinsip share dalam pengembangan teknologi informasi. Pada
akhirnya perjalanan tersebut akan mengarah pada kemandirian
bangsa di bidang teknologi informasi sehingga menjadi bangsa yang
maju dan bebas dari kendali bangsa lain. Prinsip independency ini
akan bisa terwujud jika kita bersatu padu dan memiliki orientasi yang
sama untuk kemajuan bangsa ini.
Sesuai data APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia) di tahun 2008, jumlah pengguna Internet di Indonesia ada
sekitar 10 juta orang. Ini adalah potensi besar yang harus
dimanfaatkan. Potensi Indonesia untuk berkembang seperti India
dan China sebenarnya sangat besar, permasalahannya terletak

59
pada pandangan negatif masyarakat yang menganggap open source
belum mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga tidak
heran apabila open source masih dipandang sebelah mata dan
hanya dijadikan komoditas percobaan mahasiswa semata. Ini adalah
masalah kepercayaan yang harus terus dibangun melalui sosialisasi,
dan tentu saja teladan nyata dari pemerintah untuk menggunakan
produk ini.
Pada akhirnya, lihatlah ketika sebuah batu dilempar ke tengah
telaga dengan air yang tenang. Sejurus kemudian nampak
gelombang air yang semula kecil kemudian melebar sampai ke
semua tepi telaga. Demikian halnya sebuah perubahan, dari sebuah
langkah kecil kemudian berkembang menjadi sebuah langkah yang
besar. Perjalanan menuju kemandirian bangsa di bidang tenologi
informasi membutuhkan prOpen source es dan waktu namun yang
pasti langkah sekecil apapun yang kita berikan akan menjadi
kontribusi yang bermanfaat. Open source menawarkan kesempatan
tersebut, inilah saatnya bangsa ini maju dan berkembang. Pastikan
bahwa kita menjadi bagian dari perjalanan bangsa untuk menjadi
bangsa yang mandiri.

**
BIODATA

Nama : Mubarok
Tempat Tgl Lahir :-
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Timoho Raya 276 Bulusan, Tembalang
– Semarang
Telepon : 081326004861
Pekerjaan : Penulis

60
Meningkatkan Kepedulian Masyarakat Untuk
Pengguna Open Source Sotfware
Kewiraswastaan Tekno-Patriotis berbasis Open Source

Oleh: Titus Permadi


ABSTRAK

Persaingan ekonomi yang makin tinggi dimasa yang akan


datang menuntut peningkatan dan kemampuan dalam
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, upaya menuju
dan tercapainya kemajuan dan kemakmuran bangsa dapat
dilakukan dengan memanfaatkan peluang yang ada, seperti
tertuang dalan UU 17 Tahun 2007 tentang “Rencana Jangka
Panjang Pembangunan Nasional tahun 2005 – 2025”). Salah
satu kegiatan yang dilakukan adalah menciptakan dan
mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM), termasuk
didalamnya UKM bidang Teknologi Informasi, khususnya
Software berbasis Open source. Pengembangan UKM ini juga
dimaksudkan untuk menciptakan daya saing dan memanfaatkan
peluang yang ada dalam membangun bangsa yang berbasis
open source untuk menghadapi tantangan teknologi informasi
komunikasi nasional yang terletak pada kompetensi, usage
function, user dan strategic serta pembuatan model
kewiraswastaan tekno-patriotis.

A. Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur

Persaingan yang makin tinggi pada masa yang akan datang


menuntut peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan
penerapan iptek dalam rangka menghadapi perkembangan global
menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Dalam rangka
meningkatkan kemampuan iptek nasional, tantangan yang dihadapi
adalah (UU 17 Tahun 2007 tentang “Rencana Jangka Panjang
Pembangunan Nasional tahun 2005-2025”):
1. meningkatkan kontribusi iptek untuk meningkatkan kemampuan
dalam memenuhi hajat hidup bangsa;
2. menciptakan rasa aman;
3. memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, energi, dan pangan;
4. memperkuat sinergi kebijakan iptek dengan kebijakan sektor
lain;
5. mengembangkan budaya iptek di kalangan masyarakat;

61
6. meningkatkan komitmen bangsa terhadap pengembangan iptek;
7. mengatasi degradasi fungsi lingkungan;
8. mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam;
9. serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya
iptek, baik SDM, sarana dan prasarana, maupun pembiayaan
iptek.

Kemampuan bangsa untuk berdaya saing tinggi adalah kunci


bagi tercapainya kemajuan dan kemakmuran bangsa. Daya saing
yang tinggi, akan menjadikan Indonesia siap menghadapi tantangan-
tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan peluang yang ada.
Untuk memperkuat daya saing bangsa, pembangunan nasional
dalam jangka panjang diarahkan untuk
a) mengedepankan pembangunan sumber daya manusia
berkualitas dan berdaya saing;
b) memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di
setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan
pelayanan di dalam negeri;
c) meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan
pengetahuan; dan
d) membangun infrastruktur yang maju; serta
e) melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara.

Pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) diarahkan


agar menjadi pelaku ekonomi yang makin berbasis iptek dan
berdaya saing dengan produk impor, khususnya dalam menyediakan
barang dan jasa kebutuhan masyarakat sehingga mampu
memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan struktural
dan memperkuat perekonomian domestik.
Untuk itu, pengembangan UKM dilakukan melalui peningkatan
kompetensi perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas
yang didukung dengan upaya peningkatan adaptasi terhadap
kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi dan penerapan
teknologi dalam iklim usaha yang sehat.
Pengembangan UKM secara nyata akan berlangsung
terintegrasi dalam modernisasi agribisnis dan agroindustri, termasuk
yang mendukung ketahanan pangan, serta perkuatan basis produksi
dan daya saing industri melalui pengembangan rumpun industri,
percepatan alih teknologi, dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia.

62
B. Membangun bangsa dengan Kewiraswastaan Tekno-Patriotis
berbasis Open Source

1. Tentang Kewiraswastaan Tekno-Patriotis

Kewiraswastaan Tekno-Patriotis adalah suatu bentuk


kewiraswastaan dalam bidang teknologi informasi yang dalam
pelaksanaannya:

1. Selaras dengan Visi – Misi – Arah – Prioritas Pembangunan


Bangsa yang diacu oleh pemerintahm yaitu: Indonesia yang
mandiri, maju, adil, dan makmur (UU no. 17 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025)
2. Berdampak pada peningkatan kompetensi angkatan kerja
Indonesia
3. Berpengaruh positif pada peningkatan kualitas layanan publik
dari instansi pemerintah yang bergerak dalam layanan publik
4. Menghasilkan standarisasi dan sertifikasi kompetensi dan profesi
dalam bidang teknologi sistem informasi yang diwadahi oleh
Badan Sertifikasi Nasional
5. Membuka lapangan kerja baru yang mampu menyerap tenaga
kerja produktif dalam jumlah yang terus meningkat dari tahun ke
tahun
6. Memberikan pengaruh pada penguatan ketahanan Nasional
melalui penguasaan teknologi sistem informasi terapan yang
berdaya guna ekonomis tinggi
7. Mampu menjadi salah satu kontributor utama dalam PDB
Nasional
8. Mendorong terciptanya iklim inovasi dan kreatifitas anak bangsa
dalam bidang teknologi informasi yang berdampak pada
peningkatan kualitas layanan perusahaan dan instansi
pemerintah kepada konsumen dan publik
9. Dilandasi oleh motif untuk memajukan bangsa dan masyarakat
Indonesia
10. Berkoordinasi dengan semua instansi terkait sehingga
terlaksana implementasi sistem informasi secara cepat, hemat
dan fungsional.
11. Memberikan kontribusi ekonomi dengan bergerak melalui
pemberdayaan Koperasi & UKM melalui penggunaan iptek
berbasis open source.

63
Ide dasarnya adalah penciptaan komunitas baru, yaitu komunitas
wiraswastawan dalam bidang teknologi informasi dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi open source
dalam rangka mencapai tujuan ekonomis sekaligus mewujudkan
semangat patriotis untuk memajukan bangsa.

2. Kewiraswastaan Tekno-Patriotis : Mesin Baru Pertumbuhan


Ekonomi
Peta Pelaku Ekonomi di Indonesia dapat dikategorikan sebagai
berikut:
1. UKM
2. Koperasi
3. Perusahaan Swasta
4. Perusahaan Milik Negara

Sesuai dengan definisi dari UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Pengertian UMKM
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Indikatornya
adalah memiliki kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan
bangunan sebesar Rp. 50 juta atau penjualan tahunan Rp. 300
juta.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,


yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini. Indikatornya adalah memiliki kekayaan bersih
tidak termasuk tanah dan bangunan sebesar Rp. 50 - 500 juta atau
penjualan tahunan Rp. 300 juta – 2,5 milyar.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri


sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur

64
dalam Undang-Undang ini. Indikatornya adalah memiliki kekayaan
bersih tidak termasuk tanah dan bangunan sebesar Rp. 500 juta –
10 milyar atau penjualan tahunan Rp. 2,5 – 50 milyar.
Dengan memfokuskan upaya untuk mengembangkan UKM baik
dari segi jumlah UKM maupun dari segi omzet penjualannya, maka
UKM dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang dahsyat bagi
Indonesia. Semisal dengan penerapan teknologi informasi
komunikasi berbasis open source akan mampu meningkatkan
efisiensi operasional UKM maka itu akan dapat meningkatkan omzet
penjualannya. Demikian juga bilamana dengan penggunaan TIK ini
dapat memperoleh jumlah pelanggan dan kualitas layanan dari UKM
terhadap konsumen, maka omzet penjualannya akan meningkat.
Secara akumulatif nilai ini akan memberikan kontribusi yang besar
pada perekonomian nasional .

3. Mengapa Open Source?

Secara garis besar, infrastuktur teknologi informasi dapat dibagi


menjadi dua kategori platform:
1. Software lisensi berbayar, biasanya datang dengan layanan
dukungan (support) untuk memelihara sistem (contohnya BEA,
IBM, Microsoft, Oracle, SAP dan lain-lain)
2. Software berlisensi bebas serta open-source (contohnya Linux,
Apache, MySQL™, PHP yang sering disebut dengan LAMP
Stack )

Biasanya software lisensi berbayar ini digunakan oleh


perusahaan-perusahaan besar untuk menangani skala lalu lintas
informasi yang tinggi. Software ini biasanya terpaku pada industri
yang dilayani sehingga cenderung kaku apabila akan dikembangkan
lebih lanjut. Selain itu sofware kategori ini biasanya berbiaya tinggi.
Pada akhirnya biaya ini akan berakumulasi pada harga akhir ke
konsumen. Pada masa hyper-competitive sekarang ini, selain
kualitas produk yang terjaga, layanan yang memuaskan serta
tanggungjawab dan kepedulian nyata terhadap lingkungan hidup,
efisiensi adalah syarat mutlak kemenangan perusahaan dalam
bisnis.
Di sisi lain, sofware berlisensi bebas dan open-source pada
umumnya digunakan pada skala perusahaan menengah dan kecil.
Penggunaan software ini akan meningkatkan kualitas proses
pengelolaan informasi dalam perusahaan sehingga semakin cepat

65
dan efisien. Ujungnya selain menekan biaya, penggunaan software
opensource ini akan meningkatkan daya saing dalam bentuk daya
tanggap dalam melayani konsumen secara lebih cepat, terarah,
sistematis dan lebih baik serta dapat menaikkan pamor perusahaan.
Dalam dunia
5 Pilar Utama Open Source. Dapat dikatakan bahwa kemajuan pesat
software open source ditunjang oleh lima pilar utama yaitu:

1. Linux sebagai Sistem Operasi (OpenSUSE, Ubuntu,


PCLinuxOS, Fedora, Debian, LinuxMint)
2. Apache sebagai Web Server
3. Web Browser (Mozilla Firefox, Chrome, Opera, Internet Explorer)
4. Database Server (MySQL, Postgre SQL
5. Pilar Utama Open Source.

Script Programming Language (PHP, Java, Perl)

Sistem Server Server Script Web


Operasi Web Database Program Browser

Linux Apache MySQL PHP Mozilla


Firefox

Sebagai informasi, saat ini di Sourceforge.net terdapat 230.000


project open source yang dapat dimanfaatkan.

66
4. Tantangan Teknologi Informasi Komunikasi Nasional
Pada dasarnya tantangan teknologi informasi komunikasi nasional
dalam hal pemanfaat open source terletak pada empat hal dalam
enam dimensi, yaitu:
a Kompetensi. Dalam hal ini tantangannya adalah tingkat
kompetensi penggunaan dan pemanfaat teknologi open source
oleh developer/programmer, educator (pendidik), operator
(pengguna yang mengoperasikan software), implementor (orang
yang membantu pelaksanaan implementasi open source dalam
kegiatan perusahaan atau organisasi), sponsor (yaitu pihak yang
mendorong, mendanai dan memfasilitasi pemanfaatan teknologi
open source) serta entity (yaitu suatu badan hukum atau bentuk
usaha yang menjadi organisasi bagi para pelaku teknologi
informasi dalam memberikan jasa dan layanannya dalam bidang
open source kepada dunia bisnis, birokrasi dan masyarakat
pada umumnya)
b Usage Function. Hal ini mencakup penggunaan teknologi open
source dalam fungsi-fungsi manajemen suatu perusahan atau
organisasi yang terdiri dari fungsi marketing, finance, accounting,
human resources development, enterprise resources planning,
administration, library, communication, news/portal, email, short
message service.
c User yaitu instansi pengguna dari teknologi open source yaitu
koperasi, ukm, perusahaan besar, instansi pemerintah, lembaga
pendidikan dan organisasi lainnya baik bisnis dan non bisnis
yang membutuhkan solusi open source untuk menunjang
efisiensi dan efektifitas operasionalnya
d Strategic implementation phase. Yaitu suatu pentahapan
penerapan teknologi open source sesuai tahapan pertumbuhan
perusahaan atau organisasi, dimana implementasi open source
disesuikan dengan tingkat kompleksitas sistem informasi dari
perusahaan tersebut.

67
Tabel Tantangan Teknologi Informasi Komunikasi Nasional

Community Competence Usage User Strategic Phase


Fuction
Developer Cukup --> Ahli
Marketing, Koperasi,
Educator Cukup --> Ahli
Finance, UKM,
Operator Cukup --> Ahli Accounting, Perusahaan,
HRD, Library, BUMN,
Implementor Cukup --> Ahli
Aministration Universitas
Sponsor Cukup --> Ahli
Entity Koperasi TIK

5. Model Kewiraswastaan Tekno-Patriotis berbasis Open Source

Patriotic Technopreneurship

Sektor
Bisnis: Instansi
Pengguna Pemerintah
Open Layanan Publik:
Source Pengguna Open
Source
Sektor Tenaga Kerja

Sektor Sektor Pendidikan Badan


Penunjang: Open Source: Sertifikasi
Konsultan & Universitas - LPK Profesi
Provider

Rujukan:
1. http://musrenbangnas.bappenas.go.id/?page_id=328
2. http://sourceforge.net

68
BIODATA
Nama : Titus Permadi
Tempat Tgl Lahir :-
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat :-
No Telepon : 0888 685 8882,
Email : tituspermadi@gmail.com
Pekerjaan :-

69
70
Kita Butuh Open Source !
Oleh: Selamet Hariadi

ABSTRAK

Penggunaan perangkat lunak open source yang sedang marak


dibicarakan saat ini. Dalam karya tulis berjudul “ Kita Butuh
Open Source “, diuraikan tentang adanya 2 (dua) jenis
pengguna komputer, yaitu penggunaan komputer dengan
sistem operating sumber (source) tertutup dan terbuka
(berbasis open source). Dalam tulisan ini juga jelaskan, bahwa
dengan menggunakan perangkat lunak tersebut, selain terbebas
dari penggunaan perangkat lunak ilegal juga memperoleh
keuntungan dan manfaat lainnya seperti: tidak dihantui rasa
takut karena perangkat lunak yang digunakan legal. Untuk
memperluas penggunaan perangkat lunak ini, keterlibatan
pemerintah dalam mendukung penggunaan perangkat tersebut
sangat diperlukan, sehingga perkembangan penggunanya tidak
hanya terbatas di lingkungan komunitas tetapi juga menyebar
ke seluruh lapisan masyarakat.

Fenomena penggunaan open source saat ini mulai menggeliat,


tidak hanya di tanah air namun begitu juga di dunia perangkat lunak
dimana saja. Kenyataan ini begitu terasa sekitar mendekati abad 21
dengan banyak sekali pengembang perangkat lunak yang berbasis
open source. Kebanyakan dari mereka adalah cukup bosan dalam
kungkungan pengembangan perangkat lunak yang didominasi bagi
mereka yang berhak mengembangkannya saja. Karena sifatnya
yang terbuka atau open, perkembangan perangkat lunak open
source pun begitu lebih baik karena tidak hanya dikembangan satu
lembaga tertentu saja.
Apa yang terjadi sekarang ini adalah seperti pertarungan seru
perkembangan perangkat lunak yang berbayar sebelum
menggunakannya dengan perangkat lunak yang open source.
Peminat dari pengguna perangkat lunak pun cukup beragam dalam
menaggapinya. Ada yang masih menggunakan sistem perangkat
lunak berbayar namun di sisi lain ada juga yang berusaha
menggunakan sistem perangkat lunak yang open source. Alasan
yang dikemukakan pun beragam.

71
Dari sisi yang tak menggunakan perangkat lunak open source
ada yang beranggapan masih nyaman akan penggunaan perangkat
lunak yang sekarang meski berbayar, namun ada yang beranggapan
pula sulitnya penggunaan perangkat lunak open source sebagai
kendalanya. Bagi pengguna dan peminat perangkat lunak open
source, penggunaan perangkat lunak yang berbasis open source
akan terasa lebih aman karena pengembangannya yang tak dibatasi
oleh suatu pihak tertentu. Entah kita mau berdebat atau tidak,
sebagian besar pengguna perangkat lunak yang non open source
mendapatkan serta menggunakan perangkat lunaknya dengan cara
yang ilegal dan cukup banyak merugikan pihak pembuat dan
pengembangnya selain juga pemerintah sebagai penyedot pajak
darinya.
Sebenarnya kalau kita elaborasi atau gali lebih dalam tentang
keuntungan penggunaan perangkat lunak open source sangat
banyak sekali. Diantaranya adalah ketenangan kita sebagai pemakai
dalam menggunakan perangkat lunak open source sehingga tidak
takut untuk dihantui ketakutan akan adanya razia perangkat lunak
yang hampir sering terjadi di tempat-tempat yang memungkinkan
kita membawa peralatan yang menggunakan perangkat lunak yang
kita miliki. Masyarakat sebagai pengguna seharusnya dapat memiliki
pilihan yang utama pada perangkat lunak open source bila kita tak
ingin dihantui rasa takut ketika kita berada di keramaian
menggunakan perangkat lunak yang berbayar namun kita ilegal
dalam mendapatkannya.
Semangat penggunaan perangkat lunak open source mulai
menjamur, tidak hanya di dunia melainkan juga merambah ke
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari bermunculan serta
berkembangnya komunitas – komunitas pengguna perangkat lunak
open source. Melihat fenomena yang terjadi saat ini, tak dapat
dipungkiri untuk masa yang akan datang penggunaan perangkat
lunak open source di Indonesia akan mengalahkan penggunaan
perangkat lunak non open source. Perkembangan ini dikarenakan
semangat yang cukup baik yang dimiliki sebagian masyarakat dalam
penggunaan perangkat lunak yang aman dan tidak ilegal. Tentu saja
perkembangan komunitas pecinta open source ini haruslah didukung
pemerintah secara berkala agar masyarakat indonesia tak lagi
bermuka muram sebagai pengguna yang cukup besar dalam hal
perangkat lunak berbayar yang ilegal.

72
Penggunaan perangkat lunak open source serta tak kalah
kualitasnya dengan perngkat lunak berbayar haruslah menjadi
pilihan kita bagi yang belum merasakan kenikmatan
menggunakannya. Sebagian masyarakat masih memahami bahwa
perangkat lunak open source masih digambarkan sebagai suatu
yang menakutkan dalam penggunaannya. Padahal perlu kita ketahui
bersama bahwa dengan perangkat lunak open source kita dapat
menggali lebih dalam tentang dunia pernagkat lunak serta kita akan
mengembangkannya lebih baik bila kita dapat melakukannya. Masa
yang akan datang ketika perkembangan perangkat lunak open
source dapat mengalahkan perngkat lunak yang tertutupi hukum
maka dunia akan dengan lugasnya memilih perangkat lunak open
source dalam penggunaan perangkat lunak.
Dengan berkembangnya komunitas-komunitas pecinta serta
pengembang perangkat lunak open source di Indonesia, tak dapat
dipungkiri peran Pemerintah sangat berarti dalam mendorong
inovasi dan kreasi anak bangsa dalam mengembangkan dunia open
source ini di tanah air. Semakin berkembangnya dunia menjadi
globalisasi, maka inovasi serta kreatifitas pengembang perangkat
lunak open source di Indonesia juga tak harus diam di tempat
menunggu negara lain berkembang. Hal ini dapat diwujudkan
dengan baik bila materi mengenai open source harus dikenalkan
sejak dini bagi pelajar di Indonesia.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari sini adalah kebutuhan akan
perangkat lunak open source memang tak dapat dipungkiri.
Perkembangan perangkat lunak open source kapan pun dan
dimanapun akan terus menggeliat dengan banyak yang siap
melakukan pengembangannya. Mengalahkan tembok besar
perangkat lunak berbayar memang tidaklah semudah
menganggukkan kepala saja, namun haruslah dimulai dari diri kita
sendiri untuk sedikit demi sedikit menggunakan perangkat lunak
berbasis open source karena perubahan yang dimulai dari personal
ke personal kemudian masuk pada ranah komunitas dan menyebar
ke khalayak ramai akan lebih baik.

**

73
BIODATA

Nama Lengkap : Selamet Hariadi


Tempat Tgl Lahir : Banjarmasin/ 20 April 1988
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Raya Jatikerto No.107 RT.17 RW.02
Desa.Jatikerto Kec. Kromengan
Kab. Malang, Kode Post: 65165
Telepon :-
Pekerjaan :-

74
MENINGKATKAN KEPEDULIAN MASYARAKAT UNTUK
PENGGUNAAN OPEN SOURCE SOFTWARE (OSS)

Oleh: I Nyoman Kardiana

ABSTRAK

Penggunaan software (perangkat lunak) semakin meningkat


seiring penggunaan komputer yang meningkat pesat. Software
yang telah terinstalasi pada komputer pada umumnya
menggunakan sistem operasi (operating system) dan aplikasi
windows (proprietary) yang mudah didapat dipasaran dan telah
disediakan oleh penjualnya baik yang bersifat lisensi
(terinstalasi pada komputer branded) maupun yang bersifat
illegal (terinstalasi pada komputer jenis rakitan). Seiring
berjalannya waktu, sebagian besar sistem operasi berikut
aplikasi lainnya yang telah terinstal di komputer tersebut adalah
bajakan (ilegal). Inisiasi pemerintah melalui program Indonesia,
Go Open Source! (IGOS) merupakan salah satu cara
mengurangi penggunaan piranti lunak ilegal sekaligus
menumbuh kembangkan minat masyarakat, khususnya kaum
muda dalam mempelajari teknologi informasi. Dengan adanya
dukungan pemerintah diharapkan dapat memberantas
penggunaan piranti lunak ilegal, dan yang lebih jauh pemerintah
diharapkan dapat menjadi motivator, pelopor dan fasilitator
dalam penggunaan aplikasi Open Source.

Pendahuluan

Saat ini open source telah menjadi suatu tren dan berita besar
di berbagai media massa. Berbagai perusahaan perangkat lunak
besar, seperti IBM, Oracle, Sun, pun berbondong-bondong
mengumumkan bahwa produk-produk yang dihasilkannya adalah
produk open source. Namun demikian apakah sebenarnya open
source tersebut.
"Open source Software" (OSS), menurut Esther Dyson (1998),
didefinisikan sebagai perangkat lunak yang dikembangkan secara
gotong-royong tanpa koordinasi resmi, menggunakan kode program
(source code) yang tersedia secara bebas, serta didistribusikan
melalui internet. Menurut Richard Stallman (1998), budaya gotong
royong pengembangan perangkat lunak itu sendiri, telah ada sejak
komputer pertama kali dikembangkan. Namun ketika dinilai memiliki

75
nilai komersial, pihak industri perangkat lunak mulai memaksakan
konsep mereka perihal kepemilikan perangkan lunak. Dengan
dukungan finansial yang kuat -- secara sepihak -- mereka
membentuk opini masyarakat bahwa penggunaan perangkat lunak
tanpa izin/ lisensi merupakan tindakan kriminal.
Tidak semua pihak menerima konsep kepemilikan tersebut di
atas. Richard Stallman (1994, 1996) beranggapan bahwa perangkat
lunak merupakan sesuatu yang seharusnya selalu boleh
dimodifikasi. Menyamakan hak cipta perangkat lunak dengan barang
cetakan merupakan perampasan kemerdekaan berkreasi. Semenjak
pertengahan tahun 1980-an, yang bersangkutan merintis proyek
GNU (GNU is Not Unix) – dengan tujuan memberdayakan kembali
para pengguna (users) dengan kebebasan (freedom) menggunakan
dan mengembangkan sebuah perangkat lunak. Proyek ini
memperkenalkan
konsep copyleft yang pada dasarnya mengadopsi prinsip
copyright, namun prinsip tersebut digunakan untuk menjamin
kebebasan berkreasi. Jaminan tersebut berbentuk pelampiran
source code, serta pernyataan bahwa perangkat lunak tersebut
boleh dimodifikasi asalkan tetap mengikuti prinsip copyleft. Konsep
dari proyek GNU ini lebih dikenal dengan istilah "free software".
Prinsip-prinsip free software tersebut memiliki banyak
kesamaan dengan OSS. Namun menurut Richard Stallman (1998),
free software lebih menekankan pada hal hakiki yaitu kebebasan
mengembangkan perangkat lunak. Sedangkan menurut Eric S.
Raymond (2000), OSS lebih menekankan aspek komersial seperti
kualitas tinggi, kecanggihan, dan kehandalan. Dengan demikian,
konsep OSS diharapkan lebih menarik perhatian pelaku bisnis,
investor, dan bahkan para raksasa perangkat lunak. Bahkan Esther
Dyson (1998) memperkirakan, bahwa raksasa seperti Microsoft pun
akan memperhitungkan serta memanfaatkan OSS, seperti halnya
mereka memanfaatkan internet.
Konteks pembahasan tulisan ini ialah posisi kelompok negara
yang sedang berkembang dalam memanfaatkan OSS. Negara
seperti ini terkadang diobok-obok oleh lembaga-lembaga dunia
seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB)
dengan penunggangan agenda-agenda lain secara terselubung.
Penunggangan tersebut umpamanya berupa pemaksaan sepihak,
terhadap pengertian konsep Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Dengan demikian, yang secara tidak langsung mereka telah
menuduh masyarakat kita sebagai pembajak, pencuri, tidak

76
bermoral, tidak menjunjung nilai etika, dan sejenisnya. Perlu
diingatkan bahwa negara kita bukan satusatunya surga perangkat
lunak tidak berlisensi. Hal ini sudah mendarah daging di seluruh
Asia. Kita hanya kalah melakukan public relation dalam hal pura-
pura aktif melakukanpemberantasan. Bahkan di sebuah negara Asia
Tenggara yang konon sudah "maju" dan "beradab", ditemukan
perangkat lunak tanpa lisensi secara melimpah ruah.

1. Semangat untuk Menggunakan Perangkat Lunak Berbasis


Open Source

Penggunaan software (perangkat lunak) semakin meningkat


seiring penggunaan komputer yang meningkat pesat. Software yang
telah terinstalasi pada komputer pada umumnya menggunakan
sistem operasi (operating system) dan aplikasi windows yang mudah
didapat dipasaran dan telah disediakan oleh penjualnya baik yang
bersifat lisensi (terinstalasi pada komputer branded) maupun yang
bersifat illegal (terinstalasi pada komputer jenis rakitan). Dengan
adanya Surat Edaran dari Menkominfo tentang Pemakaian dan
Pemanfaatan Penggunaan Piranti Lunak Legal di Lingkungan
Instansi Pemerintah tanggal 24 Oktober 2005, maka seluruh
komputer/desktop yang tidak berlisensi harus menggunakan
software yang legal atau migrasi dari software ilegal ke software
yang legal. Saat ini Software legal telah tersedia namun untuk
sementara dikhususkan bagi instansi pemerintah. System dari
software ini adalah dapat dibuka dan dikembangkan oleh siapa saja
(open source system) karena source programnya berbasis Linux.
Saat ini software tersebut telah dikembangkan oleh beberapa
instansi baik pemerintah maupun swasta agar dapat dimanfaatkan
dan dikembangkan oleh pengguna baik untuk kegiatan perkantoran
(office) maupun untuk kegiatan teknis yang lebih spesifik.
Pemanfaatan komputer oleh pengguna sebagai alat bantu
dalam melaksanakan tugasnya baik untuk kegiatan administratif
maupun teknis terus berkembang dengan pesatnya. Dari waktu ke
waktu perubahan yang terjadi pada perangkat keras komputer
semakin cepat disertai teknologi yang semakin tinggi. Begitupun dari
sisi harga yang semakin murah memungkinkan setiap orang dapat
membelinya dengan harga yang semakin terjangkau. Komputer yang
dipasarkan umumnya terbagi dalam dua jenis yaitu komputer rakitan
adalah komputer desktop yang dirakit disuatu tempat sesuai dengan
pesanan dan permintaan pengguna dimana spesifikasinya

77
ditentukan oleh pengguna. Sedangkan komputer branded/trade mark
adalah komputer yang telah mempunyai merk terkenal yang telah
siap/jadi hanya tinggal pakai. Salah satu perbedaan antara komputer
yang dirakit (rakitan) dengan komputer branded yaitu ketersediaan
perangkat lunak didalamnya baik sebagai sistem operasi (operating
system/OS) maupun aplikasi yang menyertai OS tersebut. Selain itu
dari segi harganya lebih murah sedangkan komputer yang telah jadi
(branded) biasanya komputer dengan merek yang ternama telah
tersedia (include) perangkat lunak tersebut sehingga harga tentunya
lebih mahal. Komputer yang berada di LAPAN Pusat sebagian besar
masih menggunakan komputer yang bersifat rakitan walaupun
dengan spesifikasi yang tinggi namun perangkat lunak yang ada
didalamnya baik OS maupun aplikasinya masih bersifat illegal
artinya tidak menggunakan software yang berlisensi karena harga
software yang berlisensi diantaranya OS dan aplikasi windows cukup
mahal. Untuk menanggulangi pembelian software yang mahal
tersebut harus adanya software yang bersifat gratis dan bisa
dimanfaatkan serta dikembangkan bersama tanpa batas. Salah satu
dari software gratis tersebut adalah Software open source yang
berbasis Linux.
Permasalahannya adalah saat ini pemerintah telah mempunyai
software open source IGOS tinggal pakai yang sifatnya legal namun
bagaimana software tersebut dapat diterapkan di masing-masing
pemerintah.
Gerakan Open Source mendefinisikan bahwa open source tidak
hanya sekedar kemudahan akses pada kode sumber, namun suatu
software dapat disebut open source bila distribusinya memenuhi
kriteria-kriteria berikut ini typeset@protect @@footnote
SF@gobble@opt http://www.opensource.org:
• Free redistribution. Lisensi software tersebut tidak boleh
membatasi suatu pihak untuk menjual atau memberikan
software, baik software yang berdiri sendiri maupun software
yang menjadi komponen software lain.
• Kode sumber. Program harus menyertakan kode sumber dan
harus memungkinkan pendistribusian dalam bentuk kode sumber
maupun terkompilasi.
• Derived works. Lisensi harus memungkinkan modifikasi dan
pekerjaan turunan, serta harus memungkinkan mereka
didistribusikan berdasarkan syarat-syarat yang sama dengan
yang ada pada lisensi software awal.

78
• Integritas kode sumber. Lisensi dapat membatasi distribusi kode
sumber dalam bentuk termodifikasi hanya jika lisensi
memungkinkan distribusi patch filestypeset@protect
@@footnote SF@gobble@opt Patch file adalah
perbaikanperbaikan kode sumber yang didistribusikan untuk
memperbaiki software yang telah didistribusikan dahulu. Patch
file ini biasanya tidak berukuran besar. Dengan adanya patch file
maka seseorang tidak perlu mengambil ulang seluruh software
sehingga menghemat waktu download. serta kode sumber demi
pemodifikasian program pada saat kompilasi. Lisensi harus
secara eksplisit mengijinkan distribusi software yang dibangun
dari kode sumber termodifikasi. Derived works harus
mengenakan nomor versi atau nama yang berbeda dari software
aslinya.
• Tidak ada diskriminasi terhadap orang atau kelompok.
• Tidak ada diskriminasi terhadap fields of endeavor. Lisensi tidak
boleh membatasi seseorang menggunakan program dalam
bidang tertentu.
• Distribusi lisensi. Hak-hak yang ada dalam program harus
berlaku pula bagi tiap pihak yang menerima program, tanpa
memerlukan lisensi tambahan.
• Lisensi tidak boleh spesifik terhadap suatu produk.
• Lisensi tidak boleh mempengaruhi software lain. Lisensi tidak
boleh membatasi software-software yang didistribusikan beserta
software terlisensi open source.

Mengapa Open Source ?

Software-software yang didistribusikan secara open source


memiliki keunggulankeunggulan utama sebagai berikut dibandingkan
dengan software-software yang didistribusikan secara closed source:
• Meningkatnya reliabilitas. Oleh karena kode sumber untuk
program-program open source tersedia secara bebas maka
program yang dibuat oleh seseorang ataupun sesuatu organisasi
akan mendapatkan review dari rekan-rekannya ataupun pihak-
pihak lain. Hal ini mengakibatkan program-program open source
mempunyai reliabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
program-program closed source (proprietary). Reliabilitas yang
tinggi ini tentu saja menguntungkan bagi pihak customer karena
ia dapat memperoleh program-program yang dapat diandalkan
dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

79
• Meningkatnya keamanan. Selain itu dengan tersedianya kode
sumber maka segala kesalahan yang terdapat dalam program,
misalnya kesalahan logika ataupun kesalahan pengkodean,
dapat segera diperbaiki tanpa perlu menunggu waktu yang lama,
karena seseorang yang menemukan kesalahan tersebut dapat
saja segera memperbaikinya dan mengirimkan perbaikan
tersebut ke Internet atau bila ia tidak mampu memperbaikinya ia
dapat memberitahu pihak-pihak lain. Sebagai contoh, suatu
kesalahan dalam Linux umumnya segera diperbaiki dalam kurun
waktu kurang dari satu hari, bahkan dalam beberapa jam sejak
dikeluarkan. Namun demikian, software yang didistribusikan
secara open source tidak menjamin bahwa software tersebut
aman.
• Selain itu dengan tersedianya kode sumber maka customer akan
merasa lebih nyaman, lebih yakin karena ia tidak membeli kucing
dalam karung. Bagaimanakah perasaan Anda bila mobil yang
Anda beli tidak dapat dilihat mesinnya ataupun bagian-bagian
dalam lainnya?

Contoh Perangkat Lunak Berbasiskan Open Source

Secara langsung maupun tidak, setiap orang yang


menggunakan Internet sebenarnya telah menggunakan program-
program open source. Hampir seluruh fungsi- fungsi utama Internet
menggunakan program-program open source. Berikut ini adalah
beberapa contoh software open source:
• Sendmail. Sejumlah dua juta salinan sendmail telah diinstalasi di
seluruh dunia yang merupakan lebih dari 75 % seluruh Internet
mail servertypeset@protect @@footnote SF@gobble@opt
http://www.sendmail.com
• DNS dan BIND, tools Domain Name Server, yang
menerjemahkan permintaan request berupa domain name
menjadi alamat IP, menguasai 100% pangsa pasar menurut
Gartner Grouptypeset@protect @@footnote SF@gobble@opt
http://www.zdnet.com/zdnn/stories/news/0,4586,2560523,00.html
.
• Software-software GNU. Sebagian besar program-program open
source berasal dari proyek GNU, contohnya kompiler GCC,
editor Emacs, dan masih banyak lagi.
• Linux. Web server berbasiskan Linux merupakan pemimpin
pasar untuk web server bagi web site publik dengan pangsa

80
pasar 31% menurut studi Netcraft. Apache merupakan program
webserver untuk menangani lalu lintas web pada suatu server.
Sebuah survei Netcraft pada bulan April 2001 memperkirakan
bahwa lebih dari 62% web server merupakan Apache
servertypeset@protect @@footnote SF@gobble@opt
http://www.netcraft.com/survey/.
• Perl dan PHP. Keduanya adalah bahasa pemrograman yang
sangat berguna dalam administrasi sistem, pembuatan program
serta dapat pula digunakan dalam pembuatan web site yang
dinamis.

Pada tanggal 26 April 2008, POSS President University,


Jababeka Research Center dan Kluwek (Kelompok LinUx ceWEK)
menyelenggarakan acara Pengenalan Linux bertempat di Auditorium
President University, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa
Barat. Acara yang semula ditargetkan dihadiri oleh sekitar 200
peserta ternyata menarik perhatian sangat besar dari wilayah di luar
Jababeka. Alhasil peserta membludak sampai kurang lebih 740
orang. Panitia pun kewalahan mengatasi antrian pengunjung yang
panjang sampai ke luar pintu masuk auditorium."
Acara dibuka dengan sambutan dari S.D. Darmono sebagai
pendiri dan Presiden Direktur PT Jababeka. Secara kebetulan, pada
tanggal itu dia berulang tahun ke-59. Jadilah acara pembukaan
sangat meriah. Setelah itu, Dr. Ir. Idham Suhardi sebagai Deputi
Pendayagunaan Open Source Software dari Kementrian Negara
Ristek dan Nurhadi Sukmana dari POSS President University ikut
membuka acara. Nurhadi menjelaskan bahwa ketertarikan
kampusnya menjadi tempat pelaksanaan acara adalah karena
President University ditunjuk oleh pemerintah sebagai satu dari 13
universitas yang diberi kepercayaan untuk memasyarakatkan open
source.
Sebagai pemberi materi pertama, Rusmanto mengingatkan
peserta pada peringatan 100 tahun kebangkitan nasional yang jatuh
pada tanggal 2 Mei. Ia menekankan pada semangat kemandirian
dengan jalan membebaskan diri dari ketergantungan pada satu
sistem operasi karena ketidaktahuan pada sistem operasi lain yang
kualitasnya setara bahkan lebih baik. Ia memperkenalkan peserta
dengan distro BlankOn sebagai contoh dari distro linux yang
dikembangkan oleh komunitas open source anak negeri sendiri.
BlankOn merupakan salah satu sistem operasi yang layPada tanggal
26 April 2008, POSS President University, Jababeka Research

81
Center dan Kluwek (Kelompok LinUx ceWEK) menyelenggarakan
acara Pengenalan Linux bertempat di Auditorium President
University, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Acara
yang semula ditargetkan dihadiri oleh sekitar 200 peserta ternyata
menarik perhatian sangat besar dari wilayah di luar Jababeka.
Alhasil peserta membludak sampai kurang lebih 740 orang. Panitia
pun kewalahan mengatasi antrian pengunjung yang panjang sampai
ke luar pintu masuk auditorium."
Rusmanto juga memberi penjelasan bahwa berbagai distro linux
telah menyediakan
tampilan muka yang lebih mudah dipakai oleh pemakai pemula.
Solusi lebih banyak melakukan demo penggunaan linux di kelompok
pendidikan dan dunia kerja. Ia juga menjelaskan kelebihan dan
kelemahan dari linux. Menurutnya, filosofi linux paling penting adalah
memberi kebebasan dan kemandirian bagi pemakainya untuk
menggunakan, menggandakan, mempelajari cara kerja,
mengembangkan, dan menyebarluaskan.
Penggunaan linux bagi sektor pendidikan formal bertujuan agar
para pendidik dan siswa:
• memahami konsep hak cipta dan HaKI
• menguasai cara kerja komputer dan open source
• menguasai perintah dan menu untuk menjalankan program
(melalui tampilan muka teks dan grafis)
• menguasai aplikasi perkantoran
• memahami aspek keamanan dalam open source

Sementara itu, Onno Purbo mendemokan cara menghadang


website tidak baik seperti website berisi pornografi, judi, dan
kekerasan. Materi lainnya adalah demo meng-install Ubuntu versi
terbaru yaitu 8.04 dan membangun server mail lokal. Onno ikut
mengenalkan Ubuntu Muslim Edition (ME) kepada peserta yang di
dalamnya berisi aplikasi parental control untuk menghadang website
tidak baik. Acara itu dipandu dengan kocak dan sangat interaktif
bahkan sempat membuat kegaduhan.
Acara demo dilakukan untuk membuktikan langsung bahwa
linux bukanlah sistem operasi yang sulit dan tidak menarik. Di akhir
sesi instalasi, Onno meminta kepada enam siswa yang maju untuk
menyalin live-CD Ubuntu yang ia berikan dan supaya mereka
membagikannya kepada teman-teman di sekolah mereka. Cara itu
dilakukan sebagai upaya membiasakan bangsa Indonesia sebagai
bangsa yang mandiri dan terbiasa belajar mengatasi masalah

82
sendiri. Dengan melakukan kegiatan melalui komunitas, baik di
lingkungan pendidikan formal maupun non formal, kebutuhan biaya
dan sumber daya dapat dibagi merata sehingga tidak menjadi beban
yang berat.
Setiap presentasi dan demo disertai dengan sesi diskusi yang
karena keterbatasan waktu belum sepenuhnya menampung
antusiasme rasa ingin tahu peserta. Diskusi yang berjalan
mengungkapkan bahwa hambatan dari penggunaan open source
software adalah minimnya publikasi pada masyarakat luas sehingga
terbatas sekali komunitas yang mengetahui adanya pilihan lain
bernama linux. Belum lagi adanya informasi dan persepsi negatif
terhadap linux yang jika dicermati sebenarnya merendahkan
kemampuan pemakai pemula. Selain itu, lemahnya kondisi
penegakan hukum di Indonesia menjadikan banyak orang merasa
nyaman menggunakan software bajakan.
Setelah dua pemberi materi selesai, Yuyun Kusuma tampil
untuk memperkenalkan Kluwek kepada peserta. Ia menjelaskan
beberapa divisi dan rencana Kluwek ke depan seraya mengundang
peserta perempuan yang hadir untuk mengunjungi website dan
menjadi anggota milis Kluwek.
Sesi lain yang menghebohkan adalah saat pembagian berbagai
bingkisan dan doorprize dari sponsor kepada peserta. Di antaranya
adalah pembagian bingkisan dari XL, Beauty Gold, dan liburan di
penginapan Tanjung Lesung. Kluwek sangat bangga bahwa usaha
mereka melakukan kegiatan edukasi membuahkan banyak
ketertarikan dari pihak bisnis untuk menjadi sponsor. Pihak President
University juga mengapresiasi inisiatif kluwek dan panitia internal
yang berasal dari mahasiswa President University dalam
penyelenggaraan cara ini. Semoga kegiatan ini menjadi awal yang
positif bagi gerakan open source yang dilakukan Kluwek di masa
depan. Viva Kluwek! (NikenLestari)

2. Kemudahan Menggunakan Perangkat Lunak Open Source

Sekilas telah terungkap perihal manfaat dari OSS serta potensi


penyelesaian problema yang dihadapi oleh dunia ketiga. Namun
selain tidak trivial, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
pengadopsian OSS tidak berjalan mulus di semua sektor. Bagian ini
akan mengkaji rangkaian peristiwa yang pernah terjadi milenium
yang lalu di Indonesia pada umumnya, dan Universitas Indonesia
pada khususnya. Banyak kejadian pada saat tersebut yang tidak

83
terdokumensi secara sistematis, sehingga pembahasan ini semata
berdasarkan catatan pribadi (Samik-Ibrahim, 1998a, 2000a, 2000b).
Namun, diharapkan sudah cukup untuk memberikan gambaran
perihal rangkaian kejadian pada saat tersebut.
Hingga 1970an, perangkat keras komputer berbentuk main
frame atau mini yang dikelola oleh sebuah tim yang eksklusif di
dalam sebuah "ruang kaca" yang steril. Populasi komputer secara
keseluruhan sangat sedikit berhubung harganya sangat mahal.
Pemeliharaan instalasi komputer dipercayakan kepada agen
pemasok (supplier), sehingga supervisi kepemilikan perangkat lunak
dapat dilakukan secara relatif ketat. Walau pun demikian,
terkandang para pemasok tersebut meminjamkan perangkat lunak
tanpa seizin pemilik lisensi.
Tahun 1980an ditandai dengan kemunculan komputer Apple II
berbasis 6502 /1 Mhz dengan opsi tambahan prosesor Zilog Z80/ 2
MHz. Komputer ini menggunakan media penyimpanan disket yang
mudah digandakan, sehingga memudahkan pendistribusian
perangkat lunak Public Domain (PD) mau pun Shareware. Namun,
media disket ini pun menyebabkan kehadiran perangkat lunak tanpa
lisensi yang sering diberi istilah perangkat lunak bajakan.
Pola penggunaan perangkat lunak tersebut dilanjutkan pada
saat kehadiran PC berbasis Intel 8088 (16 bit/ 4.77 MHz/ PC/MS-
DOS), serta work station unix berbasis Motorola 68k (32 bit). Jika
sebelumnya bentuk pendistribusian dalam bentuk binner, pada
sistem berbasis unix juga disertakan source code dari program
tersebut. Selain dengan media magnetik, pendistribusian juga mulai
dilakukan melalui jaringan secara online (ARPAnet), atau pun secara
batch (usenet) dengan newsgroup seperti comp.source.unix,
alt.source, dan sejenisnya. Penyertaan source code dan
pendistribusian melalui jaringan ini merupakan cikal bakal tradisi
OSS.
Tema penelitian bidang ilmu komputer pada era 1980an ini
mencakup pemodifikasian dan pem-porting-an perangkat lunak jenis
PD. Motivasi penggunaan PD ini tersebut bukan berdasarkan moral,
melainkan kepraktisan belaka yaitu meneruskan/ mengikuti trend
penelitian di luar negeri. Beberapa perangkat lunax yang digunakan
pada waktu itu seperti GCC Compiler untuk Unix, UUCP, CNEWS
2.11, X.400 ean, Silicon Compiler, Cross Compiler (Modula 2,
Pascal), UIUC Notes, dan lain sebagainya.

84
Proses Pemasyarakatan Linux di tahun 1990an

Menjelang akhir 1980an and awal 1990an, hadir perangkat PC


yang cukup canggih (i486) yang dilengkapi sistem operasi seperti
SCO Xenix dan SCO Unix. Selain stabil, sistem operasi tersebut
mendukung berbagai jenis perangkat keras dan perangkat aplikasi
bisnis. Namun, kekurangan dari sistem tersebut diantaranya lisensi
yang mahal sehingga kembali menjadi sasaran "pembajakan". Selain
itu, tanpa penyertaan source code berakibat sistem operasi tersebut
sulit dimodifikasi/ fine tuning.
Pada tahun 1991, Linus Torvalds memperkenalkan kernel Linux
melalui newsgroup "comp.os.minix" yang disambut secara oleh
komunitas programer. Namun tidaklah demikian sambutan dari
kalangan dunia usaha, berhubung kernel tersebut masih kurang
stabil serta tidak didukung oleh perangkat asesoris yang memadai.
Setahun kemudian, bung Paulus Suryono Adisoemarta dari Texas,
memperkenalkan distribusi SLS dengan kernel versi 0.9 kepada
masyarakat Indonesia. Sayang sekali, versi tersebut pada saat itu
masih memiliki beberapa kelemahan, terutama dalam mendukung
perangkat keras seperti ethernet board dan serial board. Pada tahun
1994, penulis memperkenalkan distribusi Slackware dengan kernel
versi 1.0.8 kepada masyarakat akademika di Universitas Indonesia.
Distribusi ini sudah mendukung TCP/IP serta X11R4. Slackware
menjadi populer dikalangan para mahasiswa UI, karena pada waktu
itu merupakan satu-satunya distribusi yang ada. Secara bersamaan,
Linux mulai digunakan pada salah satu mesin operasional IPTEKnet,
yaitu MIMO.
Bersamaan dengan pengenalan distribusi ini, internet komersial
mulai hadir di Indonesia. Sustainable Development Network
Indonesia dapat dikatakan merupakan merupakan proyek pertama
(1994) yang menggunakan Linux di luar komunitas riset/pendidikan.
Distribusi yang digunakan ialah Slackware (kernel 1.0.9) pada mesin
486 33Mhz, 16 Mbyte RAM, 1 Gbyte disk, serta leased-line ethernet
10 Mbps ke IndoInternet. Setahun kemudian (1995), IndoInternet
berhasil diyakinkan untuk mulai mengadaptasi sistem Linux. Sistem
pertama yang digunakan untuk operasional merupakan router
dengan tiga ethernet board (kakitiga.indo.net.id) yang digunakan
untuk mensegmentasi intranet mereka. Selain itu, sistem
pendaftaran domain ".ID" pun (nomad.extern.ui.ac.id), menggunakan
mesin Linux.

85
Tanda-tanda aktivitas Linux pun mulai bermunculan serentak di
mana-mana pada tahun 1995 tersebut. Bung Bambang Nurcahyo
Prastowo memperkenalkan distribusi S.u.S.E 4.4.1 (kernel 2.0.29)
pada masyarakat Yogyakarta. Sebuah milis Linux pernah dirintis
pada tahun 1996, namun gagal karena kekurangan inersia. Setahun
berikutnya, dapat dikatakan sebagai tahun kebangkitan Linux
Indonesia. Sebuah milis kembali terbentuk, yang diikuti oleh
berbagai InstallFest, lokakarya, seminar, serta publikasi berturut-
turut di media KompuTek, Mikrodata, dan InfoKomputer. Kelompok
Pengguna Linux Indonesia (KPLI) pun menjamur di berbagai kota di
Indonesia. Perlu dicatat dan ditekankan, bahwa kegiatan tersebut
berkembang di luar UI dan IndoInternet. Bahkan dapat dikatakan,
kontribusi UI dalam memasyarakatkan Linux: "nyaris tak terdengar".

Faktor Sukses

Kesuksesan Linux di Indonesia merupakan sinergi dari


sekurangnya empat faktor yang akan diungkapkan berikut ini.
Pertama, diperlukan provokator yang bertugas memperkenalkan
sistem Linux melalui milis, seminar, dst. Yang bersangkutan ini tidak
harus seorang pakar Linux atau pun terlibat langsung di lapangan.
Provokasi ini akan berpengaruh positif terhadap opini masyarakat.
Sebaliknya, sifat kepriyayian – seperti asyik bermain sendiri di
menara gading -- berpotensi sebagai faktor penghambat penyebaran
Linux.
Kedua, pendekatan tidak cukup satu arah bottom up atau pun
top down, namun harus ada timbal balik antara keduanya. Provokasi
sehebat apa pun tidak akan bermanfaat, jika tidak ada "bahan bakar"
(dukungan) yang cukup. Sebagai ilustrasi, masa inkubasi Linux di
FUSILKOM UI mau pun di IndoInternet mendapat dukungan penuh
baik dari pihak management mau pun dari para pengguna, termasuk
partisipasi dari para mahasiswa. Harus juga disadari bahwa tidak
semua gagasan akan sukses, dan tidak semua kejadian dapat
diprediksi secara presisi sejak awal.
Ketiga, harus ada motivasi jelas dan kuat, dan bukan hanya
sekedar retorika serta semboyan kosong. Linux menawarkan solusi
murah meriah, yang mendapatkan sambutan positif dari para
kelompok generasi muda yang pragmatis. Motivasi awal
penggunaan Linux di UI semula hanya sebagai terminal X11 yang
murah meriah, sedangkan di IndoInternet digunakan sebagai server
internet (httpd, ftpd, dan smtpd) alternatif.

86
Terakhir, suasana dan event yang mendukung. Linux mulai
marak pada tahun 1997 seiring dengan peningkatan kepopuleran
internet di Indonesia (pra krismon). Inersia yang cukup akan
membangkitkan reaksi rantai. Semakin banyak yang menggunakan
Linux berarti semakin sedikit yang tidak menggunakan. Populasi
pengguna linux yang banyak akan menarik pengguna yang lebih
banyak lagi. KPLI yang muncuk dibentuk di sebuah kota dapat
mendorong proses pembentukan KPLI di kota berikutnya. Selain itu,
pengembangan Linux ini mendapat dukungan teknis secara gotong
royong melalu milis.
Pada perioda 1991 - 1994, kegiatan penyebaran Linux kurang
mendapatkan sambutan. Dalam kondisi demikian, provokasi
secanggih apa pun tidak akan banyak berpengaruh. Baru mulai
1994, motivasi penggunaan Linux ialah alternatif terminal X11 yang
murah meriah. Setahun kemudian, Linux bahkan mulai digunakan
secara operasional di sebuah penyelenggara Internet komersial.
Selama 1994 - 1997 ini, momentum penggunaan Linux dalam
keadaan sangat kritis yaitu: memiliki peluang sama untuk sukses
atau pun gagal. Dukungan institusional (top down) dari Universitas
Indonesia dan IndoInternet membantu menstabilkan momentum ini,
namun tidak sampai menjadi faktor utama kesuksesan Linux di
Indonesia! Justru, motor dari kesuksesan Linux ialah para
profesional muda yang terjun ke bidang Internet pasca 1997.
Sayang sekali, gerakan OSS ini baru berhasil di lingkungan
teknis, yang biasanya kurang tertarik untuk menggunakan OSS
untuk keperluan bisnis. Diperlukan usaha ekstra untuk memajukan
sektor office automation ini. Masalah ini tidak dapat hanya diatasi
secara bottom-up. Dukungan pimpinan dibutuhkan untuk mendorong
pengurangan secara bertahap penggunaan perangkat lunak yang
dianggap tanpa lisensi sah. Dukungan topdown ini perlu ditunjukkan
dengan mengangkat CIO (Chief Information Officer) yang memiliki
komitmen terhadap OSS. Tidak dapat dipungkiri, bahwa usaha ini
membutuhkan pengalokasian sumber daya manusia dan biaya yang
tidak sedikit. Diperlukan pula unsur kolaborasinya karena banyak hal
yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Dukungan secara grass-root/
bottom-up akan membantu terbentuknya Masyarakat Digital Gotong
Royong (MDGR). yang bersifat tidak formal.
Jika negara-negara yang sedang berkembang ini
memanfaatkan OSS, dengan sendirinya berarti tidak menggunakan
perangkat lunak yang berlisensi. Menurut I Made Wiryana (1998),
inisiatif penggunaan OSS dapat dimulai oleh para pendidik bidang

87
teknologi informasi. Harapan mulia ini berpotensi untuk menjadi
solusi "win-win" untuk semua pihak. Tak lupa penulis mengingatkan -
- terutama kepada diri sendiri -- bahwa para musuh-musuh OSS
pada umumnya tidak akan tinggal diam menyaksikan kesuksesan
gerakan OSS ini. Mereka akan mencoba secara sistematis untuk
mempertahankan pangsa pasar yang telah mereka genggam.
Mereka pun tidak akan henti-hentinya menjelek-jelekkan OSS,
seperti menuduh tidak handal, tidak terjamin, tidak dipelihara, dst.

Kemudahan dalam penggunaan perangkat lunak open source


disini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Mudah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari seperti di toko
software-software atau download di internet sesuai dengan
alamat linknya.
2. Tidak diperlukan lagi aktifasi atau memasukkan produk key ke
dalam software open source ini.
3. Bahasa dalam open source software ini sangat mudah
dimengerti oleh orang awam, karena sudah terdapat paket
bahasa indonesia dan paket bahasa dari daerah lain sesuai
dengan tempat kita menginstal software ini.
4. Maksud atau fungsi software ini sangat mudah dimengerti
karena biasanya sudah disertakan/terdapat petunjuk
penggunaaannya di dalam paket software ini.
5. Cara penginstalannya pun sangat mudah sekali

Keuntungan dan Kerugian Open Source

Produk open source dianggap selalu membawa keuntungan,


khususnya oleh para promotor dari gerakan open source ini. Di sini
lain, para anti-open source menunjukkan kerugian atau kelemahan
dari open source. Mari kita kaji beberap keuntungan dan kekurangan
open source.

Keuntungan

Banyaknya tenaga (SDM) untuk mengerjakan proyek. Sumber


daya manusia merupakan salah satu unsur pokok dalam software
development. Proyek open source biasanya menarik banyak
developer. Sebagai contoh, pengembangan server web Apache1
menarik ribuan orang untuk ikut mengembangan dan memantau.

88
Kesalahan (bugs, error) lebih cepat ditemukan dan diperbaiki.
Karena jumlah developernya sangat banyak dan tidak dibatasi, maka
kemungkinan untuk mendeteksi bugs lebih besar. Visual inspection
(eye-balling) merupakan salah satu metodologi pencarian bugs yang
paling efektif. Selain itu, karena source code tersedia, maka setiap
orang dapat mengusulkan perbaikan tanpa harus menunggu dari
vendor.
"Given enough eyeballs, all bugs are shallow. (Linus Torvalds)”

Kualitas hasil lebih terjamin. Karena banyaknya orang yang


melakukan evaluasi, kualitas produk dapat lebih baik. Sebagai
contoh, Apache merupakan web server open source yang paling
banyak digunakan orang di dunia. Namun hal ini hanya berlaku
untuk produk open source yang ramai dikembangkan orang. Tidak
selamanya produk open source dikembangkan oleh banyak orang.
Ada banyak produk open source yang dikembangkan oleh individual
saja.

Lebih aman (secure). Dikarenakan sifatnya yang terbuka, maka


produk open source dapat dievaluasi oleh siapa pun. Public
scrutinity merupakan salah satu komponen penting dalam bidang
security. Secara umum memang open source memiliki potensi untuk
lebih aman meskipun dia tidak terjadi secara otomatis. Hal ini
tercapai bila security by obscurity bukan menjadi tujuan utamanya.
(Lihat bagian Referensi, artikel Peter Neumann)

Hemat biaya. Sebagian besar developer ini tidak dibayar/digaji.


Biaya dapat dihemat dan digunakan untuk pengeluaran yang tidak
dapat ditunda, seperti misalnya membeli server untuk hosting web.

Tidak mengulangi development. Pengulangan (re-inventing the


wheel) merupakan pemborosan. Adanya source code yang terbuka
membuka jalan bagi seseorang programmer untuk melihat solusi-
solusi yang pernah dikerjakan oleh orang lain. Namun pada
kenyataannya tetap banyak pengulangan. Lihat situs Freshmeat.net
untuk mengetahui banyaknya produk yang memberikan solusi yang
sama.

89
Kekurangan

Kurangnya SDM yang dapat memanfaatkan open source. Salah


satu keuntungan utama dari gerakan open source adalah adanya
ketersediaan source code. Namun ketersediaan ini menjadi sia-sia
apabila SDM yang ada tidak dapat menggunakannya, tidak dapat
mengerti source code tersebut. SDM yang ada ternyata hanya
mampu menggunakan produk saja. Jika demikian, maka tidak ada
bedanya produk open source dan yang proprietary dan tertutup.

Tidak adanya proteksi terhadap HaKI. Kebanyakan orang masih


menganggap bahwa source code merupkan aset yang harus dijaga
kerahasiannya. Hal ini dikaitkan dengan besarnya usaha yang sudah
dikeluarkan untuk membuat produk tersebut. Karena sifatnya yang
terbuka, open source dapat di-abuse oleh orang-orang untuk
mencuri ide dan karya orang lain.

Kesiapan produk open source

Banyak orang menganggap bahwa source code yang dibuka itu


biasanya kurang baik mutunya dan tidak sanggup bersaing dengan
produk komersial. Berikut ini adalah beberapa contoh produk open
source yang dapat digunakan untuk proses bisnis. Daftar lengkap
dapat dilihat dari berbagai situs, seperti dari situs “freshmeat.net2”
dan SourceForge3. Hasil browsing sepintas di freshmeat
menunjukkan adanya 225 proyek yang berhubungan dengan
“Office/Business”. Sementara itu di SourceForge ada 1231 proyek
(data sampai dengan Maret 2002). Jika dihitung secara keseluruhan
(tidak hanya produk untuk office/business), maka ada puluhan ribu
produk open source. Data dari SourceForge (Maret 2002)
menunjukkan lebih dari 35000 proyek open source. Secara umum
dapat saya katakan bahwa produk open source sudah siap untuk
digunakan pada skala komersial.

Office productivity
• StarOffice. Produk ini merupakan versi kompatibel dari
Microsoft Office. Pada mulanya StarOffice merupakan produk
gratis yang dikembangkan oleh StarDivision, sebuah perusahaan
di Jerman. Kemudian perusahaan ini dibeli oleh Sun
Microsystems dan StarOffice menjadi produk dari Sun
Microsystems yang didistribusikan secara gratis. Akan tetapi

90
pada akhirnya perusahaan Sun akan mengkomersialkan produk
ini. Sebagai gantinya ada produk OpenOffice.
• OpenOffice. Merupakan produk office suite yang gratis dan
terbuka sebagai pengganti StarOffice yang menjadi tertutup.
• Abiword4.

Abiword merupakan wordprocessor gratis, open source, dan


multiplatform seperti ditunjukkan pada gambar di atas. Namun
masih banyak features yang harus dikembangkan sebelum
Abiword dapat menjadi word processor sekelas Microsoft Word.

Database

• MySQL5. MySQL merupakan database open source yang paling


banyak digunakan orang. Jika digabung dengan bahasa
pemrograman PHP dan web server Apache, maka kombinasi ini
merupakan salah satu infrastruktur software Internet.

91
• PostgreSQL6. Merupakan database yang juga bersifat open
source.

Lain-lain

Masih banyak produk open source lain yang akan


menghabiskan tempat di makalah ini jika harus dikemukakan satu
persatu. Ada aplikasi finansial, Point of Sale (POS), sampai ke tools
untuk membangun e-commerce website. Secara umum
penggunaannya antara lain:
• Mail server: sendmail, qmail, postfix
• Web server: apache
• Portal creation: phpnuke, postnuke

Banyak sudah perusahaan besar yang mendukung penggunaan


produk open source, antara lain IBM, dan Compaq.

3. Mendorong Inovasi dan Kreatifitas Anak Bangsa

Teknologi informasi merupakan teknologi masa kini yang dapat


menyatukan atau menggabungkan berbagai informasi, data dan
sumber untuk dimanfaatkan sebagai ilmu bagi kegunaan seluruh
umat manusia melalui penggunaan berbagai media dan peralatan
telekomunikasi modern. Dengan menggunakan berbagai media,
peralatan telekomunikasi dan computer canggih, Teknologi Informasi
akan terus berkembang dan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan dan peradaban umat manusia di seluruh
dunia. Kemajuan peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi pada abad informasi ini telah memudahkan manusia
berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Keunggulan atau
dampak positif dari kemajuan teknologi informasi sangat besar
manfaatnya. Tetapi, tidak dapat dielakkan juga bahwa dampak
negatif yang dihasilkan oleh teknologi informasi ini juga muncul.
Era Informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi
berkembang dengan cepat, juga arus informasi berjalan dan
menyebar dengan kecepatan tinggi seolah-olah tanpa batas. Setiap
informasi penting dari negara manapun akan dapat tersebar dan
diketahui oleh penduduk di seluruh dunia yang sudah dapat
mengakses informasi. Segala macam informasi akan berlalu lalang
dihadapan manusia. Menghadapi hal semacam ini setiap orang

92
harus dapat menentukan sikap dan mengambil keputusan agar
dapat memilih informasi yang tepat bagi dirinya.
Pada dasarnya informasi yang ada baik atau buruk, benar atau
salah pada hakekatnya bersifat netral. Artinya akibat dan efek
informasi bagi seseorang atau masyarakat tergantung pada
kepandaian dan kepiawaian seseorang atau masyarakat untuk
menggunakan informasi tersebut. Pada saat ini sumber informasi
sangat banyak, beragam dan tersebar dimana-mana. Sangat sulit
untuk membatasi atau membentengi suatu informasi untuk tidak
samapai kepada suatu masyarakat tertentu. Langkah yang terbaik
bukannya menghalangi kehadiran informasi karena hal itu tidak
mungkin, yang tepat adalah menyiapkan masyarakat untuk bisa
menangani, menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi
yang tersedia. Penyiapan kondisi psikologis bagi masyarakat untuk
menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi bagi diri
mereka sendiri akan lebih efektif dan mendewasakan masyarakat
untuk bisa mengelola informasi dengan baik. Dengan kemajuan
teknologi informasi seseorang atau masyarakat akan mendapat
kemudahan akses untuk menggunakan dan memperoleh informasi.
Misalnya saja Internet, Internet dapat merubah perilaku
konsumen. Dari yang semula pasif (mendengar, membaca dan
melihat) menjadi aktif (interaksi dan menulis/posting). Dari indvidual
ke grup/social networking. Dari reader menjadi Publisher (writing,
reviewing, recomending). Konsumen bukan lagi seorang manusia
yang pasif dan serta merta menyerap iklan atau pun bombardir
pesan marketing lainnya, mereka telah berubah menjadi media dan
media adalah kekuasaan. Banyak para ‘newbies’ dan para konsultan
web maupun mereka yg menyebutnya pakar mengatakan secara
tersirat bahwa teknologi informasi dan komunikasi mengubah
perilaku konsumen dalam hal membeli.
Padahal yang benar adalah teknologi tidak dapat mengubah ciri
dan sifat dasar manusia yaitu keinginan atau emosi yang merupakan
faktor utama dalam hal membeli, namun Internet membuat kita,
sebagai pemasar dan pelaku bisnis untuk memodifikasi caranya
menjangkau dan memasarkan bisnis kita kepada calon pembeli
Karakter dan sifat suatu pelanggan di era pra-internet maupun
di era internet sama yaitu asalkan kita dapat menanamkan
kepercayaan kepada mereka, mereka dapat menjadi pelanggan kita.

93
Oleh sebab itu, kepercayaan adalah pelumas yang paling
esensial untuk bisnis digital. Tanpa membangun kepercayaan di
sekitar calon pelanggan, bisnis digital akan kandas.
Kepercayaan juga dibangun lewat komunikasi secara berkala
atau follow-up, tanpa adanya follow-up, sulit sekali kita dapat
menjual produk lewat internet sama halnya seperti dalam dunia
penjualan konvensional, transaksi umumnya dapat terjadi karena
hasil follow-up. Karena internet tidak mengubah sifat bawaan alami
ini, maka kita pun perlu membuat suatu sistem yang dapat
melakukan follow-up.
Beberapa tahun belakangan ini seiring dengan meningkatnya
teknologi di dunia ini diikuti dengan berubahnya ilmu dan strategi
marketing secara cepat dan dinamis. Bagi orang yang berkecimpung
di dalam dunia marketing, maka harus disadadari bahwa strategi
pemasaran yang dijalankan saat ini mungkin hanya bertahan paling
lama satu hingga dua tahun ke depan. Apakah yang menyebabkan
perubahan itu terjadi dengan begitu cepatnya? Jawabannya adalah
perubahan perilaku konsumen yang terjadi juga sangat cepat. Perlu
diketahui bahwa perilaku konsumen saat ini pasti tidak sama dengan
perilaku konsumen pada 10 tahun, 5 tahun, dan mungkin saja 1
tahun yang lalu.
Dasar dari perubahan perilaku konsumen itu adalah semakin
sedikitnya waktu yang dihabiskan dengan perusahaan yang dimiliki
seorang pengusaha, mengingat banyaknya kompetitornya yang
bermain di laut yang sama (red ocean) sehingga konsumen akan
menjadi bingung dalam membuat keputusan pembelian dan loyal
terhadap suatu produk. Faktor lain yang mengakibatkan cepatnya
perubahan perilaku konsumen adalah semakin berkembangnya
teknologi di dunia ini, sehingga konsumen sudah dimanjakan dengan
berbagai kemudahan dan kepraktisan. Salah satu contohnya produk
perbankan, dimana dua puluh tahun yang lalu ketika kita ingin
melakukan trasnsfer uang ke sebuah rekening, maka anda harus
datang ke bank tersebut, mengisi slip, dan menyerahkan slip
tersebut serta menyetorkan uang tersebut. Apabila kita bandingkan
dengan keadaan saat ini, konsumen hanya cukup melakukanya
lewat Automatic Teller Machine (ATM), atau lewat internet (online
banking), dan dalam beberapa tahun terakhir ini sudah bisa
menggunakan teknologi mobile banking dimana cukup
menggunakan ponsel saja.

94
Selain persaingan dengan kompetitor yang semakin ketat dan
perubahan perilaku konsumen, Para pemasar masih harus bersaing
dengan tingginya biaya pemasaran, distribusi, dan lainya. Untuk
mengatasi berbagai permasalahan itu, teknologi dapat menjadi
solusinya. Contohnya, untuk mempertahankan konsumen agar tetap
royal maka digunakanlah berbagai macam software CRM, Software
Accounting, Pajak, dan sebagainya.
Di sisi lainya, teknologi juga telah mengubah selamanya dimana
jarak bukanlah menjadi halangan bagi konsumen untuk menjangkau
produk yang diinginkanya. Dunia menjadi semakin kecil, dan
mobilitas menjadi semakin tinggi. Alasan mengapa saya memilih
perkembangan tersebut adalah seperti yang dikemukakan di atas
bahwa perkembangan teknologi informasi dapat menawarkan segala
kemudahan dan kepraktisan.
Di dalam perkembangan tekhnologi saat ini yang sudah
semakin tinggi masih terdapat masalah-masalah pada penggunaan
software di dalam masyarakat. Dua alasan klasik yang sering
dikemukakan mengapa masyarakat kita tetap memilih menggunakan
software bajakan adalah soal mahalnya harga software asli dan
masalah sudah terbiasa menggunakan software-software tersebut.
Lalu bagaimana jika kita memaksakan diri untuk menggunakan
software-software proprietary secara legal, akan berimplikasi pada
semakin berkurangnya kemampuan masyarakat kita terhadap
perkembangan teknologi informasi. Yang pada gilirannya akan
mengakibatkan timbulnya kesenjangan digital di Indonesia yang
semakin parah.
Mengenai kondisi masyarakat kita yang sudah terlalu terbiasa
dengan software-software berbasis OS Windows, memang ini
bukanlah perkara yang mudah, mengingat sistem operasi Microsoft
Windows sudah sangat mendarah daging di masyarakat kita.
Solusi yang digunakan untuk menyelesaikan semua
permasalahan itu adalah dengan open source. Sebenarnya pilihan
software open source sudah sangat banyak. Software-software itu
juga telah berkembang baik dari segi interface yang semakin user
friendly juga kemampuan yang tak kalah dengan software berbayar.
Seperti yang kita ketahui hampir setiap software berbayar ada
padanan open source-nya sebagai solusi alternatif yang bisa
digunakan gratis tanpa harus mencuri. Microsoft Windows sendiri
contohnya, bukanlah ‘The Operating System’ yang terbaik jika
dibandingkan dengan Linux yang berbasis open source. Memang
soal kenyamanan dan kemudahan, Microsoft Windows telah berhasil

95
membuai para penggunanya. Namun demikian, banyak juga distro-
distro Linuk yang menawarkan kemudahan sekelas Windows seperti
Distro Mandrake misalnya.
Tapi untuk itu semua memang butuh pengorbanan, baik dari
segi waktu maupun tenaga. Masuk akal juga, jika banyak
perusahaan atau instansi yang masih keberatan berpindah ke open
source. Ya, karena untuk langsung beralih ke operating system non
Windows bukanlah perkara yang mudah. Perlu pembelajaran
kembali yang mau-tidak mau akan sangat berpengaruh terhadap
kelancaran usaha. Padahal, untuk jangka panjang ada beberapa
keuntungan yang bisa diperoleh jika perusahaan mulai
menggunakan program-program open source, yaitu rendahnya biaya
instalasi program, reliabilitas yang tinggi, keamanan yang tinggi,
sehingga total cost of ownership-nya menjadi rendah. Selain itu
dengan menggunakan program-program open source maka
perusahaan tidak perlu terikat pada satu vendor, baik vendor
hardware maupun software. Jika perusahaan menemui
permasalahan, ia dapat menghubungi pembuat program ataupun
mencari perusahaan-perusahaan jasa untuk menangani masalah
tersebut.
Jadi sebenarnya hanya perlu niat untuk mau berusaha
memeras otak untuk sedikit beradaptasi dan belajar dengan
software-software baru berbasis open source tersebut.
Kita tidak perlu kawatir menggunakan aplikasi-aplikasi berbasis
open source. Tidak selamanya yang mahal itu jauh lebih baik.
Karena justru aplikasi-aplikasi open source memiliki tingkat
reliabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan program-program
closed source (proprietary) mengingat kode sumber untuk program-
program open source tersedia secara bebas, hingga program yang
dibuat oleh seseorang ataupun sesuatu organisasi akan
mendapatkan review dari rekan-rekannya ataupun pihak-pihak lain.
Selain itu dengan tersedianya kode sumber maka segala
kesalahan, baik kesalahan logika ataupun kesalahan pengkodean
dalam program, dapat segera diperbaiki dan perbaikan tersebut
dikirimkan ke Internet oleh siapapun yang kebetulan menemukan
kesalahan tersebut. Selain itu biasanya open source memiliki
dukungan komunitas yang cukup baik dan solid. bagi yang kurang
tahu soal pemprograman, mereka bisa memperoleh pertolongan
melalui keberadaan komunitas tersebut. Namun demikian, software
yang didistribusikan secara open source tidak menjamin bahwa
software tersebut aman. Justru dengan disajikannya kode sumber

96
tanpa encripsi, maka pengguna akan lebih yakin tidak membeli
kucing dalam karung, bebas dari kode-kode susupan yang tidak
perlu, atau bisa saja merugikan.
Keterbatasan yang lain adalah mengenai hardware compatible
yang masih sedikit ribet pada operating system berbasis open
source, dikarenakan kebanyakan vendor yang tidak memberikan
dukungan driver untuk peralatan yang mereka produksi. Mau tidak
mau kita harus mencari dan men-download driver-driver tersebut
dari internet. Mungkin pemerintah bisa membantu dengan
mengeluarkan regulasi agar para vendor menyediakan driver untuk
operating system open source bagi peralatan produksinya.
Lalu bagaimana sebenarnya perkembangan open source di
Indonesia dewasa ini?
Sebenarnya sudah banyak proyek open source yang dikerjakan
komunitas pengembang lokal di Indonesia seperti:
Proyek Penerjemahan distribusi Linux SUSE, Proyek
Penerjemahan manual programprogram UNIX, Proyek Dokumentasi
menerjemahkan dokumentasi-dokumentasi Linux yang biasa dikenal
sebagai Linux-HOWTO ataupun Linux-Mini-HOWTO ke dalam
bahasa Indonesia. Proyek ini telah berjalan cukup baik dan
dokumen-dokumen hasil proyek ini telah diintegrasikan ke dalam
distribusi Linux RedHat, Proyek Penerjemahan perintah-perintah
atau menu-menu yang ada dalam program-program KDE ke dalam
bahasa Indonesia, Pembuatan Perangkat Lunak Billing Warnet,
Perpustakaan Online, dll. Beberapa produk open source buatan
anak Indonesia atau yang dibuat di Indonesia bisa ditemukan di
alamat ini : http://www.oss.lipi.go.id/
Keterlibatan pemerintah dalam mendukung gerakan open
source di Indonesia juga cukup besar. Setelah tanggal 30 Juni 2004
dideklarasikan penggunaan dan pengembangan open source
software (OSS) yang ditandatangani oleh : Menteri Riset dan
Teknologi, Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Kehakiman
dan HAM, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri
Pendidikan Nasional, pemerintah melaui IGOS (Indonesia, Go Open
Source!), telah meluncurkan operasi Linux gratis IGOS Nusantara
2006.
Melihat perkembangan yang ada, saya yakin jika berbagai
kemajuan tersebut terus menjadi fokus utama dari pemerintah, maka
usaha pemberantasan software ilegal akan mengalami kemajuan
yang berarti. Memang sudah seharusnya, pemerintah tidak hanya
melulu melakukan razia terhadap penggunaan software bajakan.

97
Sebab yang jauh lebih penting adalah menjadi motivator, pelopor
dan fasilitator dalam penggunaan aplikasi open source sebagai
salah satu alternatif solusi pengembangan dan pemakaian software
legal di Indonesia. Jika perlu penggunaan aplikasi komputer berbasis
open source ini diajarkan di sekolah-sekolah. Kalau dulu kita
mendapatkan materi aplikom dengan windows dan MS Office
sebagai bahan materinya, mungkin saat ini bisa mulai ditambah
Linux dan open office, sebagai alternatif. Dengan demikian
masyarakat bisa memiliki alternatif jalan keluar saat menghadapi
sweeping software bajakan. Saya yakin jika ini dilakukan maka
penolakan terhadap sweeping software bajakan akan semakin
berkurang.
Selalu ada harapan untuk meraih sesuatu yang baik. jadi mari
kita terus berharap agar prestasi memerangi pembajakan di
Indonesia akan terus membaik. Dari 97% ditahun 1996, turun
menjadi 88% di tahun 2001 (berdasarkan data Asosiasi Piranti
Lunak Indonesia). Semoga tingkat pembajakan akan semakin turun,
hingga kita bisa kembali bangga menjadi bangsa yang bermartabat
dan berbudaya.

MANFAAT OPEN SOURCE BAGI INDONESIA

Open source tidak hanya bermanfaat bagi negara-negara maju


namun justru ia dapat memberikan manfaat yang jauh lebih besar
bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, karena
umumnya program-program open source tersedia dengan biaya
yang relatif jauh lebih murah dibandingkan program-program closed
source dan lebih handal, sehingga akan mampu menghemat devisa
yang ke luar.
Secara khusus, open source pun memberikan manfaat bagi
dunia pendidikan, bisnis dan pemerintahan.

Bagi Dunia Pendidikan

Dengan adanya open source maka pelajar, mahasiswa ataupun


pendidik tidak lagi mempelajari sesuatu secara teoritis namun
mereka pun dapat mempraktikkannya. Sebagai contoh dalam bidang
ilmu komputer, pada saat mempelajari mata kuliah Sistem Operasi,
maka mahasiswa dan dosen dapat secara bersama-sama
mempelajarinya dengan cara mengupas secara tuntas Sistem

98
Operasi GNU/Linux ataupun sistem operasi open source lainnya,
sehingga mahasiswa dan dosen tidak hanya tahu teori, namun juga
tahu penerapannya dalam dunia nyata. Kemudian dengan
menginstalasi sistem operasi open source, misalnya GNU/Linux,
seseorang umumnya telah memperoleh aplikasi-aplikasi yang cukup
lengkap, sehingga ia tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk
membelinya.

Bagi Dunia Bisnis

Dengan memanfaatkan program-program open source, dunia


bisnis akan memperoleh manfaat yaitu rendahnya biaya instalasi
program, reliabilitas yang tinggi, keamanan yang tinggi, sehingga
total cost of ownership-nya menjadi rendah. Dunia bisnis sangat
memerlukan program yang bereliabilitas tinggi, karena kegiatan-
kegiatan dunia bisnis telah amat tergantung pada komputer dan
kesalahan kecil akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
Bagaimana jadinya jika server yang digunakan untuk menangani
web page harus di-reboot satu minggu sekali ?
Selain itu dengan menggunakan program-program open source
maka perusahaan tidak perlu terikat pada satu vendor, baik vendor
hardware maupun software. Jika perusahaan menemui
permasalahan, ia dapat menghubungi pembuat program ataupun
mencari perusahaan-perusahaan jasa untuk menangani masalah
tersebut.

Bagi Pemerintah

Seiring dengan makin berkibarnya tuntutan akan otonomi


daerah, maka penggunaan program-program open source patut
menjadi pertimbangan dalam perencanaan sistem informasi
pemerintahan. Dengan menggunakan program-program open
source, anggaran yang dibutuhkan relatif lebih rendah dibandingkan
dengan program-program closed source dengan tingkat reliabilitas
dan keamanan yang lebih tinggi. Selain itu dengan memanfaatkan
program-program open source pemerintah dapat mendukung
perkembangan teknologi informasi di daerahnya dan juga dapat
memberikan kesempatan kerja pada masyarakat. Dengan
tersedianya kode sumber maka pemerintah dapat memastikan
bahwa program yang digunakannya tidak memiliki suatu backdoor

99
ataupun trojan horse yang dapat membahayakan pemanfaatannya
dalam bidang yang sensitif, seperti bidang pertahanan keamanan.

PENGEMBANGAN SOFTWARE BERBASIS OPEN SOURCE DI


INDONESIA

Gerakan open source ini perlu dicermati oleh masyarakat


Indonesia, utamanya masyarakat Teknologi Informasi (TI). Bahkan
bila perlu, masyarakat TI Indonesia ikut serta dalam gerakan open
source ini, karena gerakan ini akan semakin berkembang di masa
mendatang. Dengan ikut serta dalam gerakan open source ini, akan
diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut :
· Menghemat devisa negara yang dikeluarkan untuk membeli
software. Dengan adanya software yang berbasiskan open source,
maka organisasi yang memerlukan software tertentu dapat
memperoleh software tersebut secara murah, dan bila belum
tersedia maka dapat meminta para programer baik yang ada di
dalam negeri maupun luar negeri untuk mengembangkannya
dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli
software proprietary.
· Menciptakan lapangan kerja. Dengan memanfaatkan software-
software berbasiskan open source, oleh karena biaya untuk
memperolehnya relatif murah, maka akan berkembang para
penyedia jasa pelayanan customer support untuk software-software
tertentu ataupun jasa pelayanan pengintegrasian software open
source ke dalam organisasi, dan masih banyak lagi kemungkinan
pekerjaan yang akan tercipta. Terciptanya peluang-peluang ini akan
sangat membantu dalam mengatasi masalah pengangguran di
Indonesia saat ini dan masa mendatang.

Cara Untuk Mendorong Inovasi dan Kreatifitas anak Bangsa


dalam Pengembangan Open
Source Software yaitu sebagai berikut :
1. Mengadakan lomba-lomba setingkat SMA/SMK dalam
Pengembangan Open Source Software dengan hadiah yang
menarik
2. Mengadakan lomba Pengembangan atau menciptakan Open
Source Software di kampus-kampus yang bermata kuliah
Teknologi Informasi baik itu lewat internet ataupun lewat
majalah-majalah komputer di seluruh tanah air.

100
3. Mengadakan workshop-workshop ataupun seminar-seminar
tentang open source Software ini.

Proyek-proyek Open Source Di Indonesia

Berikut ini adalah beberapa buah proyek open source yang ada
di Indonesia. Proyek-proyek tersebut ada yang sudah berjalan lama
dan terbilang sukses dan ada pula yang baru berjalan.

Proyek Penerjemahan Linux-SuSEtypeset@protect @@footnote


SF@gobble@opt
http://nakula.rvs.uni-bielefeld.de/made/tranlin.html

Proyek ini bertujuan untuk menerjemahkan distribusi Linux


SUSE, mulai dari layar bantuan instalasi hingga buku manualnya.
Proyek ini dikoordinir oleh I Made Wiryana, dan sudah selesai.

Proyek Penerjemahan man/info pagetypeset@protect


@@footnote SF@gobble@opt
http://nakula.rvs.uni-bielefeld.de/made/ManPage/

Proyek ini bertujuan untuk menerjemahkan manual program-


program UNIX. Berdasarkan informasi dari homepage-nya, 90%
terjemahan telah diserahkan dan sedang dalam proses pengeditan.
Proyek ini dikoordinir oleh I Made Wiryana.

Proyek Dokumentasi Linuxtypeset@protect @@footnote


SF@gobble@opt http://ldp.linux.or.id

Proyek ini bertujuan untuk menerjemahkan dokumentasi-


dokumentasi Linux yang biasa dikenal sebagai Linux-HOWTO
ataupun Linux-Mini-HOWTO ke dalam bahasa Indonesia sehingga
memudahkan pengguna Linux di Indonesia yang kesulitan dalam
memahami bahasa Inggris. Proyek ini telah berjalan cukup baik dan
dokumen-dokumen hasil proyek ini telah diintegrasikan ke dalam
distribusi Linux RedHat. Proyek ini dikoordinir oleh Mohammad
DAMT.

Proyek Penerjemahan KDEtypeset@protect @@footnote


SF@gobble@opt
http://nakula.rvs.uni-bielefeld.de/made/KDE/kdeindo.html

101
Proyek ini bertujuan untuk menerjemahkan perintah-perintah
atau menu-menu yang ada dalam program-program KDE ke dalam
bahasa Indonesia. Proyek ini dimulai pada April 1999, dan saat ini
belum selesai karena kurangnya tenaga sukarelawan/ti yang turut
serta.

Pembuatan Perangkat Lunak Billing Warnettypeset@protect


@@footnote SF@gobble@opt
http://pandu.dhs.org

Proyek ini ditujukan untuk para pengelola Warnet yang


membutuhkan pengelolaan billing-nya. Saat ini proyek ini dipegang
oleh Owo Sugiana. Sistem operasi yang menjadi dasar
pembuatannya adalah GNU/Linux dengan memanfaatkan bahasa
Python, PHP, dan PostgreSQL.

Perpustakaan Onlinetypeset@protect @@footnote


SF@gobble@opt
http://pandu.dhs.org

Proyek ini dikoordinir oleh Owo Sugiana. Software-software


yang digunakan adalah GNU/Linux, Apache, PHP, dan PostgreSQL.
Saat ini telah berhasil dibuat fasilitas pencarian buku-buku
berdasarkan lima macam kriteria, yaitu judul, pengarang, subyek,
penerbit, nomor katalog. Dan dengan fasilitas tersebut dapat pula
diketahui status buku apakah sedang dipinjam atau tidak.

Trustix Merdekatypeset@protect @@footnote SF@gobble@opt


http://merdeka.trustix.co.id

Proyek ini bertujuan untuk membuat distribusi Linux berbahasa


Indonesia. Proyek ini dikomandani oleh Ahmad Sofyan.

HAL-HAL YANG DAPAT MENJADI PENGHAMBAT

Hukum dan Keamanan

Saat ini situasi keamanan di Indonesia sangat tidak dapat


diduga. Hal ini tentu saja akan mengganggu tidak saja
pengembangan proyek-proyek open source, namun
kegiatankegiatan lainnya. Keadaan ini semakin diperparah dengan

102
aturan-aturan hukum yang tidak berjalan serta tidak dihargainya para
aparat penegak hukum, misalnya belum ditegakkannya hukum bagi
Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Kesemuanya ini akan
menghambat perkembangan open source, karena dengan mudah
dan murahnya orang memperoleh software-software proprietary
maka software-software open source tidak akan diterima oleh
masyarakat umum.

Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Mengenai Open Source

Software-software open source umumnya hanya dikenal oleh


kalangan tertentu saja, hal ini disebabkan belum gencarnya media
Indonesia memberitakan mengenai gerakan open source ini.
Akibatnya masyarakat secara umum belum mengetahui gerakan ini.
Ketidaktahuan ini menyebabkan masyarakat lebih memilih
software-software proprietary yang umumnya lebih dikenal, mudah
didapat, dan murah harganya karena merupakan produk bajakan.

Kemudahan Bagi Masyarakat Awam

Umumnya software-software open source tidak dilengkapi


dengan dokumentasi yang sesuai untuk dibaca oleh masyarakat
awam karena bersifat teknis dan umumnya ditulis dalam bahasa
Inggris, sehingga tentu saja akan menyulitkan mereka. Oleh karena
software-software open source lebih bersifat developer oriented,
seringkali aspek user kurang diperhatikan, akibatnya pemakai
kesulitan dalam menggunakan software-software tersebut. Selain itu
informasi-informasi untuk software-software tertentu tersebar di
banyak tempat, sehingga seorang pemakai bila ingin mengetahui
informasi-informasi tersebut, ia harus mencari di Internet dan
pencarian ini relatif menyulitkan bagi masyarakat awam.

Sulitnya Memperoleh Software-Software Open Source

Distribusi software-software open source umumnya dilakukan


melalui Internet. Akan tetapi karena koneksi Internet yang ada di
Indonesia masih sangat memprihatinkan, maka tidak semua orang
memiliki akses terhadap Internet dan bila pun memiliki akses,
reliabilitas-nya sangat rendah, sehingga akan sangat sulit untuk
mengambil (download), software-software yang berukuran besar,
misalnya aplikasi StarOffice 5.1 berukuran kurang lebih 50MB. Bila

103
software-software tersebut tersedia di para pedagang, umumnya
merupakan software-software distribusi Sistem Operasi yang
terkenal, misalnya RedHat Linux, SuSe Linux, sehingga untuk
mereka yang memiliki kebutuhan yang berbeda akan timbul
masalah.

Belum Adanya Dukungan dari Dunia Pendidikan

Berkat kemudahan memperoleh software-software proprietary


bajakan, para mahasiswa dan dosen tidak merasa perlu
menggunakan software-software open source, karena tidak ada
paksaan. Akibatnya mereka tidak menghargai software-software
open source, meskipun software-software tersebut sangat baik.
Selain itu, di dalam diri mereka tidak ada niat untuk memberikan
sesuatu kepada masyarakat, yang mereka utamakan adalah
bagaimana cara memperoleh uang. Bila hal ini terus terjadi, maka di
masa mendatang, dunia pendidikan Indonesia akan sangat tertinggal
dari negara-negara yang menghargai HaKI dan menggunakan
software-software open source. Karena dengan menggunakan
software-software open source dunia pendidikan akan memperoleh
manfaat.

Belum adanya dukungan dari pihak pemerintah.

Saat ini dukungan pemerintah secara nyata belumlah terlihat.


Untuk mendapatkan dukungan pemerintah sebagaimana yang ada
di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa Barat seperti Jerman
dan Perancis, hampir tidak mungkin, karena adanya keterbatasan
dana dan permasalahan lain yang harus dihadapi pemerintah.

SARAN-SARAN

Meningkatkan mutu SDM

Agar mampu ikut serta dalam gerakan open source ini, maka
sumber daya manusia (SDM) yang ada perlu ditingkatkan mutunya.
Hal ini dapat dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal
sebagaimana yang ada di sekolah-sekolah ataupun perguruan
tinggi, ataupun melalui jalur pendidikan informal, seperti kursus-
kursus, seminar-seminar, pelatihan-pelatihan. Yang dapat

104
diharapkan berperan besar dalam proses peningkatan mutu SDM ini
adalah dunia pendidikan, dunia bisnis.
Dunia pendidikan dapat memulai dengan mengenalkan peserta
didik pada software-software open source, mengajarkan pemakaian
beberapa software yang dirasakan bermanfaat, serta akhirnya
mengajarkan pemrograman dengan menggunakan software-
software bahasa pemrograman open source, seperti C/C++, Perl,
Python, PHP.
Dunia bisnis dapat membantu dunia pendidikan dengan
memberikan hardware mereka yang sudah tidak dipakai lagi namun
masih berfungsi, agar dapat digunakan dalam proses
mengajarkan software-software open source pada peserta didik.
Hal ini akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, bagi
dunia bisnis, akan menghemat biaya penyimpanan maupun
pemeliharaan, sementara dunia pendidikan mendapatkan hardware
yang dibutuhkannya. Kemudian dunia bisnis dapat pula
menyelenggarakan pelatihanpelatihan, seminar-seminar yang
berkaitan dengan open source, bekerja sama dengan dunia
pendidikan untuk membuat software-software open source, misalnya
suatu perusahaan software dapat bekerja sama dengan dunia
pendidikan untuk membuat suatu software yang memanfaatkan riset
yang ada di dunia pendidikan.

Memperbaiki infrastruktur

Proyek-proyek open source umumnya dikerjakan oleh beberapa


orang yang belum tentu berada pada lokasi dan waktu yang sama.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu mekanisme yang memungkinkan
mereka agar dapat bekerja sama, mekanisme tersebut antara lain
adalah Internet.

Keadaan koneksi Internet di Indonesia sangat buruk, bandwidth


jaringan yang ada sempit dengan tingkat reliabilitas yang buruk serta
biaya yang tinggi. Hal ini tentu saja akan menyulitkan
pengembangan proyek-proyek open source. Biaya yang terdiri dari
biaya pulsa telpon serta tarif pelayanan ISP yang tinggi merupakan
alasan utama mengapa jumlah pemakai Internet di Indonesia masih
rendah. Untuk dapat memperbaiki keadaan ini, maka peran
pemerintah sangat dibutuhkan, utamanya untuk menurunkan biaya
yang tinggi tersebut, misalnya dengan menetapkan bahwa tarif
telpon lokal bersifat permanen (flat rate) tanpa peduli dengan

105
seberapa lama telpon dipakai, atau pemerintah dapat menghapus
monopoli telekomunikasi yang selama ini dimiliki oleh suatu
perusahaan sehingga akan bermunculan para pesaing yang dapat
menurunkan biaya. Dengan rendahnya tarif telpon maka akan
semakin banyak masyarakat yang terkoneksi dengan Internet,
Internet Service Provider (ISP) semakin banyak, akibatnya ISP
berlomba-lomba untuk memperbaiki pelayanan mereka, misalnya
dengan memperbaiki jaringan mereka agar dapat memberikan
koneksi yang cepat, reliable dan murah, karena bila tidak customer
dapat berpindah ke ISP lain yang lebih baik.

Mendukung gerakan open source

Dukungan terhadap gerakan open source dapat diwujudkan


dengan cara membeli hardware ataupun software yang mendukung
open source. Pembeli sebaiknya berusaha tidak membeli produk-
produk yang tidak mendukung open source, misalnya jika driver2
suatu modem hanya dapat berjalan di sistem operasi proprietary,
sebaiknya customer beralih membeli modem lain yang mendukung
open source.
Pengembangan software berbasiskan open source merupakan
suatu hal yang mungkin dilakukan oleh Indonesia. Dengan
mengembangkan software secara open source akan memberikan
banyak manfaat bagi Indonesia, antara lain adalah penghematan
devisa yang digunakan untuk membeli produk closed-source
software, selain itu akan menciptakan pula lapangan kerja.
Akan tetapi agar berhasil mewujudkan hal ini ada beberapa hal
yang perlu terlebih dulu diatasi yaitu masalah hukum, keamanan,
infrastruktur, ketersediaan sumber daya manusia, lingkungan yang
mendukung. Bila masalah-masalah tersebut telah teratasi, bukan
tidak mungkin suatu hari nanti Indonesia menjadi negara pendukung
utama gerakan open source dengan banyak menghasilkan software-
software open source.

RANGKUMAN DAN KESIMPULAN

Linux adalah sistem operasi yang bersifat open source. Ada


banyak lisensi yang bersifat open source. Lisensi-lisensi yang
bersifat open source didefinisikan dalam Open Source Definition dan
disertifikasi oleh Open Source Organization.

106
Pada umumnya, program-program yang membentuk Linux
berlisensi GNU Public License. Setiap orang tidak hanya berhak
memperoleh software bersifat open source secara gratis, tetapi juga
berhak memodifikasi source code software tersebut.
Meracik software yang bersifat open source menjadi satu
software yang mudah diinstalasi dan digunakan, kemudian
menjualnya dengan menyertakan pelayanan dan support kepada
pembeli adalah bentuk dasar dari bisnis model open source.
Kelebihan dari bisnis model ini adalah, biaya untuk membangun
sebuah software dapat ditekan serendah mungkin tanpa mengurangi
kualitas dari software tersebut.
Walaupun bisnis model ini tidak lebih sederhana dari bisnis
model software yang konvensional, penulis yakin bahwa bisnis
model ini bisa menjadi satu pemecahan untuk mengatasi
pembajakan software yang merupakan masalah besar di dunia
software komputer. Di Indonesia sendiri kurang lebih 90% dari
software yang ada di masyarakat adalah software bajakan. Kondisi
ini pula merupakan salah satu kendala yang menghambat
perkembangan dunia software di Indonesia.
Pada masa mendatang, dimulai dari Linux, diperkirakan akan
muncul banyak perusahaan software yang akan membuat
produknya secara open source. Bila budaya open source ini dapat
juga berkembang di Indonesia hembusan angin segar akan dapat
dirasakan oleh pengembang software di tanah air. Semoga.

**

BIODATA

Nama : I Nyoman Kardiana


Tempat Tgl.Lahir : Kapal, 18 Mei 1985
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Raya Kapal No. 72/Br. Peken Delodan
Kapal – Depansar – Bali
Telepon :-
Pekerjaan :-

107
108
MEMBANGKITKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP
PERANGKAT LUNAK OPEN SOURCE LINUX

Oleh: Drs. Haryono, S.ST

ABSTRAK

Perangkat Lunak merupakan software yang berfungsi untuk


menjalankan sistem komputer. Perangkat Lunak open source
yang memperbolehkan didistribusikan secara bebas,
diharapkan akan memperkecil tingkat pembajakan software di
Indonesia, Perangkat lunak open source yang sumbernya bebas
didistribusikan dan mengizinkan siapa saja untuk berkreasi
dengan cara menambahkan atau mengurangi fungsi sesuai
kebutuhan pengguna. Hal ini akan berdampak pada
memberdayakan masyarakat Informatika Indonesia agar
menjadi lebih bebas berkompetisi dalam mengoperasikan
perangkat lunak dan mengembangkan software. Karya tulis
dengan judul: Membangkitkan minat belajar siswa terhadap
perangkat lunak Open source Linux. Berharap siswa dapat
melakukan migrasi dari software ilegal ke software legal,
menambah pemahaman tentang Open source yang legal, dan
membedakan software yang legal dan ilegal, serta siswa dapat
membantu mensosialisikan open source ke seluruh lapisan
masyarakat.

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Negara Indonesia dikenal oleh dunia internasional dengan
sebutan negara pembajak Software komputer terbesar bersama
beberapa negara Asia lainnya, dikarenakan penggunaan perangkat
lunak Microsoft oleh masyarakat Indonesia yang ilegal (tidak
membeli lisensi).
Dengan adanya perangkat lunak yang bersifat open source,
maka penggunaan software ilegal diharapkan dapat ditekan
seminimal mungkin. Open source dapat juga memberdayakan
masyarakat Informatika Indonesia lebih bebas untuk berkompetisi
dalam pengoperasian perangkat lunak dan pengembangan software.

109
Perangkat lunak merupakan software yang berfungsi untuk
menjalankan sistem komputer, tanpa perangkat lunak sebuah
komputer dengan prosessor yang berkecepatan tinggi dan dengan
RAM yang berkapasitas besar komputer tidak dapat berfungsi.

Tujuan
Penelitian dengan judul “Membangkitkan minat belajar siswa
terhadap perangkat lunak Open Source Linux” mempunyai tujuan :
a. Siswa diharapkan dapat migrasi dari penggunaan software
ilegal ke software yang legal
b. Siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan /
skillnya terhadap perangkat lunak Open Source yang legal
c. Siswa diharapkan dapat membedakan software ilegal dan
software yang legal
d. Siswa diharapkan dapat mensosialisasikan tentang software
Open Source kepada masyarakat umum

Batasan Masalah
Dunia Teknologi Informasi di Indonesia dewasa ini mendapat
predikat yang kurang baik dimata dunia internasional, yaitu sebagai
negara pembajak software terbesar.
Untuk mengantisipasi proses pembajakan yang lebih besar lagi,
pemerintah sudah berusaha untuk mengalihkan penggunaan
perangkat lunak yang ilegal dan mengajak masyarakat
umum/masyarakat pengguna Teknologi Informasi untuk migrasi ke
Open Source.
Salah satu perangkat lunak yang bersifat Open Source yaitu
Linux. Penggunaan Linux di Indonesia pada umumnya dan di SMK
Negeri 2 Bogor pada khususnya masih terdapat kendala. Sejak
dibukanya program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di SMK
Negeri 2 Bogor, Linux sudah diperkenalkan kepada para siswa.
Kendala yang umum sifatnya yaitu setiap siswa sejak duduk di
bangku sekolah dasar dan menengah pertama lebih mengenal
perangkat lunak Microsoft, walaupun mereka tidak mengetahui kalau
penggunaannya ilegal.

Batasan masalah dapat diambil dari Penelitian ini antara lain :


(a) Mengajak siswa untuk migrasi ke perangkat lunak Open Source
yang lebih legal
(b) Menggali kemampuan/skill siswa terhadap software yang baru
dikenalnya

110
(c) Menumbuhkembangkan penggunaan perangkat lunak Linux di
lingkungan SMK Negeri 2 Bogor pada umumnya dan jurusan
Teknik Komputer dan Jaringan pada khususnya.

Rumusan Masalah
Penelitian dengan judul “Membangkitkan minat belajar siswa
terhadap perangkat lunak Open Source Linux” dapat dirumuskan
sebagai berikut : “Bagaimana Membangkitkan minat belajar siswa
terhadap perangkat lunak Open Source Linux ?”

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Minat
Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja
yang lahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan
lingkungan (Sujanto Agus: 1981). Untuk membangkitkan minat
diperlukan proses pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk
kegiatan, misalnya bekerja dan pengalaman yang didapat dari
lingkungan secara berkelompok. Dalam menjalani pembelajaran
setiap orang memerlukan pemusatan perhatian agar yang dipelajari
dapat dipahami, sehingga terjadilah perubahan perilaku.

Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik Pemar: 2001).
Berdasarkan pengertian di atas, makna belajar yaitu suatu proses
kegiatan, tetapi bukan pencapaian target suatu tujuan. Target hasil
dari belajar yaitu perubahan perilaku menjadi lebih dewasa dan
memahami permasalahan yang ada.

Perangkat lunak Open Souce Linux


Perangkat lunak dalam komputer merupakan suatu bahasa
pemrograman yang dibuat sehingga dapat berfungsi untuk
menjalankan perangkat keras (hardware) komputer agar dapat
berinteraksi dengan pengguna komputer. Open source merupakan
kode dari perangkat lunak yang bersifat terbuka, dengan kata lain
kode dari perangkat lunak tersebut boleh dibuka dan dimodifikasi
oleh orang lain tanpa dikenai biaya lisensi. Salah satu software yang
bersifat open source yaitu Linux. Linux merupakan software varian

111
dari Minix atau Unix yang dikembangkan pertama kali oleh seorang
programer komputer dari Finlandia yaitu Linus Trovald pada tahun
1990.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Seting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X Teknik Informatika Program
Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 2 Bogor,
yang berlokasi di Jl. Pangeran Sogiri No. 404 Tanah Baru Ciluar
Kota Bogor, telepon 0251 – 8652085. Jumlah siswa sebagai
sampel 31 orang dengan latar belakang sosial ekonomi
haterogen.

B. Persiapan Penelitian
Untuk memperlancar pelaksanaan Penelitian ini, telah
dipersiapkan instrumen dan cara penilaian untuk pengolahan
data.

C. Siklus Penelitian
Penelitian menggunakan 2 siklus yaitu :
1. Pendahuluan
Mempersiapkan materi yang akan dijadikan bahan
pembelajaran,
yaitu :
1.1 Mata Pelajaran : Perangkat lunak Dasar
1.2 Standar Kompetensi : Menginstal perangkat
lunak berbasis text
1.3 Kompetensi Dasar :
1.3.1 Mempersiapkan instalasi perangkat
lunak berbasis text
1.3.2 Melaksanakan instalasi sesuai
Installation Manual
1.3.3 Mengecek hasil instalasi dengan
menjalankan sistem
operasi dan melakakukan
troubleshooting sederhana
1.4 Indikator :

112
1.4.1 Menggunakan paket instalasi yang
legal
1.4.2 Proses sesuai Installation Manual
1.4.3 Hardware mendukung perangkat
lunak
2. Langkah Utama
Proses kegiatan belajar mengajar pada awal
semester pertama, telah disurvei dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan bahwa perangkat lunak
komputer tidak hanya Microsoft (Windows)
seperti yang dikenal oleh siswa.
2. Guru meminta siswa menuliskan data lengkap
dengan menambahkan keterampilan komputer
yang pernah diterima pada waktu duduk di
bangku SMP.
3. Guru menyimpulkan sementara, pada dasarnya
semua siswa telah mengenal komputer dengan
baik.

3. Langkah Penutup
Setiap selesai memberikan materi pelajaran dalam
kegiatan belajar, Guru selalu menyimpulkan tentang
materi perangkat lunak open source yang
disampaikan, beserta tujuan dari proses
pembelajarannya.

D. Pembentukan Instrumen
Untuk mendapatkan data yang akurat dan valid dari
seluruh siswa sebagai sampel, Guru mempersiapkan
intrumen berupa lembar angket/kuisioner dengan beberapa
pertanyaan (14 pertanyaan berisikan tentang perangkat
lunak open source secara umum dan satu pertanyaan
khusus tentang perangkat lunak open source yang telah
dikuasai oleh siswa). Lembar kuisioner/angket terlampir.

E. Analisa Data Refleksi


Proses pengambilan data dilakukan pada semester
kedua, karena data yang diharapkan dapat dievaluasi
sampai sejauh mana siswa menguasai tentang perangkat

113
lunak open source Linux. Kuisioner dibagikan kepada siswa
pada tanggal 25 Pebruari 2008. Pemaparan data hasil
analisis dapat dibahas pada Bab selanjutnya.

BAB IV
PEMAPARAN DAN ANALISA DATA

A. Analisa Data
Proses pengolahan data kuisioner Penelitian dengan
judul “Membangkitkan minat belajar siswa terhadap perangkat
lunak Open Source Linux” dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Analisis
S R Jumlah
No Pertanyaan kuisioner S TS Prosentase
S R angket
tertinggi
Sebagai Siswa, negara
Indonesia mendapat
1 10 11 7 3 31 35%
predikat sebagai pembajak
software
Dengan perangkat lunak
open source, Indonesia
2 7 22 1 1 31 71%
dapat terbebas dari predikat
pembajak software ilegal
Linux wajib dikuasai siswa
3 Teknik Informatika SMK 11 15 0 5 31 48%
Negeri 2 Bogor
Perangkat lunak Linux di
jurusan TI SMK Negeri 2
4 4 13 1 13 31 42%
Bogor sudah bagus
penyampaiannya
Siswa SMK Negeri 2 Bogor
5 akan membentuk forum 11 11 1 7 31 35%
komunitas Linux
Teknik Informatika SMK
6 Negeri 2 Bogor mempunyai 10 18 0 3 31 58%
misi Go Open Source
Kata orang Linux sangat
7 1 11 3 16 31 52%
susah dipelajari
Lebih senang menggunakan
8 software illegal kerena 4 16 7 4 31 52%
mudah

114
Saya akan berusaha
9 mempelajari Linux dengan 10 16 0 5 31 52%
serius
Linux dapat menjadi
kompetensi utama setiap
10 siswa jurusan Teknik 5 7 0 19 31 61%
Informatika SMK Negeri 2
Bogor
Komputer saya
menggunakan system
11 operasi ilegal, supaya tidak 1 15 0 15 31 48%
membajak, akan saya install
open source Linux
Linux sangat mudah dan
menyenangkan, karena
12 7 14 2 8 31 45%
dapat membangkitkan rasa
penasaran
Kalau Linux menyulitkan,
13 saya mencari tahu di forum 6 20 0 5 31 65%
Linux
Kalau Linux menyulitkan
14 0 1 18 12 31 58%
akan saya tinggalkan
30 40 70 80 Jumlah Prosentase
No Pertanyaan kuisioner
% % % % angket tertinggi
Perangkat lunak Linux yang
15 24 6 1 0 31 77%
saya kuasai saat ini
Keterangan :
( Kuisioner nomor 15 jawaban Perhitungan Prosentase Tertinggi (PPT) .
khusus ) PPT = (skor jawaban terbanyak) / (jumlah total
SS = Sangat Setuju angket) X 100%
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
RR = Ragu – ragu

Kesimpulan dari Penelitian ini diambil dari data tabel hasil


pemaparan Perhitungan Prosentase Tertinggi (PPT). Untuk
kuisioner nomor 1 sampai dengan 14, jawaban Sangat Setuju dan
Setuju digabungkan, dengan alasan jawaban tersebut masih
mempunyai persamaan. Sedangkan kuisioner nomor 15, untuk
mendeteksi kemampuan siswa terhadap materi pelajaran tentang
perangkat lunak open source Linux yang sudah diajarkan selama
kurun waktu satu semester, sejak akhir bulan Juli 2007 sampai
dengan proses pengambilan data kuisioner pada tanggal 25
Pebruari 2008.

115
Piramid Tabel Hasil Pengolahan Data

Keterangan :
a. Siswa setuju, Linux sudah bagus cara penyajiannya = 42%
b Siswa setuju, SMK Negeri 2 Bogor membentuk forum Linux =
35%
c Siswa setuju. Indonesia sebagai Negara pembajak software =
35%

116
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil pemaparan analisis data angket kuisioner Penelitian ini,
dapat disimpulkan :
1. Masyarakat Indonesia pada umumnya dan siswa SMK
Negeri 2 Bogor kelas X jurusan Teknik Komputer dan
Jaringan pada khususnya, masih mempunyai keinginan
menjadi pembajak software, dan mempunyai karakter ingin
dimudahkan karena malas untuk memulai sesuatu hal yang
baru apabila merasa dipersulit.
2. Sebagian besar siswa Teknik Komputer dan Jaringan SMK
Negeri 2 Bogor menginginkan menggunakan software yang
legal, karena ada tantangan untuk mempelajari sesuatu yang
baru.
3. Untuk dapat menguasai perangkat lunak Linux lebih
mendalam, siswa Teknik Komputer dan Jaringan SMK
Negeri 2 Bogor pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya memerlukan bimbingan.

B. Saran
Untuk menindaklanjuti hasil Penelitian ini, beberapa saran yang
membangun dapat dituliskan, yaitu :
1. Pengenalan software yang legal sebaiknya dilakukan sejak
dini oleh pihak pemerintah, dan memberikan solusi
kemudahan dalam mengoperasikan sehingga generasi
muda dapat secepatnya menggunakan produk software legal
di berbagai bidang.
2. Diharapkan pihak pemerintah dapat memfasilitasi
penggunaan software komputer yang legal untuk sekolah
dari tingkat dasar sampai tingkat menengah.
3. Karena adanya minat siswa Teknik Komputer dan Jaringan
SMK Negeri 2 Bogor untuk menguasai Linux, fasilitas
praktek sebaiknya menggunakan software open source, dan
siswa dipermudah dalam menggunakan komputer berbasis
open source untuk latihan.

117
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiriatmaja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas


2. Depdiknas. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pendekatan Konstektual. 2002
3. Supeno, Bambang. Statistik Terapan Dalam Penelitian Ilmu
Sosial dan Pendidikan.
4. KTSP, Teknik Komputer dan Jaringan, Jakarta. Depdiknas.

118
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 2 BOGOR
BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
BIDANG STUDI KEAHLIAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Jl. Pangeran Sogiri No. 404 Tanah Baru Ciluar Bogor Utara Telepon
(0251) 8652085

SURAT KETERANGAN
Nomor : / - SMKN.2 / 2009

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Menengah


Kejuruan (SMK) Negeri 2 Bogor, dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : Drs. Haryono, S.ST.


Tempat/ Tgl. Lahir : Yogyakarta, 03 Nopember 1967
NIP : 19671103 199402 1 002
Pangkat/ Golongan : Pembina / IVa
Jabatan : Guru SMK Negeri 2 Bogor
Judul Penelitian : MEMBANGKITKAN MINAT BELAJAR
SISWA TERHADAP PERANGKAT
LUNAK OPEN SOURCE LINUX
Alamat kantor : Jl. Pangeran Sogiri No. 404 Tanah Baru
Ciluar Bogor 16154,
Telepon 0251 - 8652085
Alamat rumah : Gg. Aut Komplek STM PGRI No. 10
Rt 1 / 5 Bogor 16123
Telepon (0251) 8374420 / 08159908225

Nama tersebut di atas adalah benar guru sekolah kami, dan yang
bersangkutan telah melaksanakan penelitian dengan judul:
"MEMBANGKITKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP
PERANGKAT LUNAK OPEN SOURCE LINUX" pada Juli 2007 s/d
25 Pebruari 2008
Penelitian dengan judul tersebut di atas akan diikutsertakan dalam
lomba penulisan tentang open source (www.lomba-oss.com).

119
Demikianlah surat keterangan ini dibuat agar dapat digunakan
sebagaimana mestinya

Bogor, 9 Juni 2009


Kepala Sekolah

Drs. Uus Sukmara.


NIP. 19620424 199103 1 007

120
KUISIONER / ANGKET PENELITIAN
PERANGKAT LUNAK DASAR

1. Sebagai siswa, negara Indonesia mendapat predikat


pembajak Software
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

2. Dengan perangkat lunak open source, Indonesia dapat


terbebas dari predikat pembajak Software illegal
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

3. Linux wajib dikuasai siswa Teknik Informatika SMK Negeri 2


Bogor
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

4. Perangkat lunak Linux di jurusan TI SMK Negeri 2 Bogor


sudah bagus penyampaiannya
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

5. Siswa SMK Negeri 2 Bogor akan membentuk forum


komunitas Linux
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

6. Teknik Informatika SMK Negeri 2 Bogor mempunyai misi Go


Open Source
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

7. Kata orang Linux sangat susah dipelajari


a. Sangat setuju b. Setuju
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

8. Lebih senang menggunakan software illegal karena mudah

9. Saya akan berusaha mempelajari Linux dengan serius


a. Sangat setuju b. Setuju

121
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

10. Linux dapat menjadi kompetensi utama setiap siswa jurusan


Teknik Informatika SMK Negeri 2 Bogor
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

11. Komputer saya menggunakan perangkat lunak illegal,


supaya tidak membajak, akan segera saya install open
source Linux
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

12. Linux sangat mudah dan menyenangkan, karena dapat


membangkitkan rasa penasaran
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

13. Kalau Linux menyulitkan, saya mencari tahu di forum Linux


a. Sangat setuju b. Setuju
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

14. Kalau Linux menyulitkan akan saya tinggalkan


a. Sangat setuju b. Setuju
c. Tidak setuju d. ragu-ragu

15. Perangkat lunak Linux yang saya kuasai saat ini


a.30% b.40%
c.70% d.80

**

BIODATA

Nama : Drs. Haryono, S.ST


Tempat Tgl Lahir : Yogyakarta, 03 Nopember 1967
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Gg. Aut Komplek STM PGRI No.10 RT.1/5
Bogor 16123
Telepon :-
Pekerjaan : Guru SMK Negeri 2 Bogor - Pembina / IVa

122
Membangun OSS Berbasis Organisasi Sosial

Oleh: Yuniawan Heru Santoso

ABSTRAK

Tulisan ini menjelaskan tentang pendekatan yang perlu


dilakukan untuk memasyarakatkan penggunaan piranti lunak
berbasis Open Source (OS). Disebutkan bahwa model
sosialisasi OS dengan penetrasi sangat diperlukan. Karena
manusia merupakan mahluk berkeTuhanan, maka pendekatan
ataupun sosialisasi yang dilakukan hendaknya memanfaatkan
keberadaan organisasi sosial kemasyarakatan, Hal ini menjadi
penting karena institusi tersebut dipandang cukup memiliki
basis kepemimpinan, pengaruh, pengetahuan, ketrampilan,
kedudukan dan kewibawaan dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Dalam tulisan ini juga dikemukakan tentang strategi
fungsional dan kompetitif agar penggunaan OS dapat
mengantar Bangsa Indonesia menjadi Bangsa yang mandiri.

1. Pengantar

Dewasa ini, keberadaan Open Source Software (OSS) tak lagi


terapung sebagai barang baru bagi telinga rakyat Indonesia. Donasi
OSS di Indonesia, terasa cukup mewarnai dengan diakuinya open
source pada aksi pemecahan empat rekor MURI beberapa waktu
lalu. Penetrasi OSS pun, mampu untuk mengundang Bill Gates
untuk sowan ke Indonesia. Dalam hal ini, Indonesia dipandang
tengah memiliki peran penting bagi masa depan pasar komputer
dunia. Selain memiliki jumlah penduduk yang terus meroket,
Indonesia juga dikenal sebagai salah satu di antara empat negara
pembajak terbesar di dunia. Menurut data yang diterbitkan oleh
Business Software Alliance, pada tahun 2003 tingkat pembajakan
software di Indonesia mencapai 88 % dengan kerugian potensial
sekitar US $157 juta.
Namun demikian, masa depan OSS terdengar masih diragukan
oleh beberapa pengguna operating system di Indonesia. Beberapa
user non praktisi (orang awam), diketahui masih enggan untuk
mencoba keandalan milik OSS. Di sisi lain, beberapa input dan kritik
membangun juga terus disumbangkan bagi percepatan OSS di

123
Indonesia. Pada kesempatan ini, saya ingin mencoba memberikan
masukan dari batu pijakan yang lain.
Menurut Bales dan Homans (1999), pada hakekatnya manusia
memiliki sifat sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk
berkeTuhanan. Dalam hal ini, saya mencoba menghubungkan model
sosialisasi atau penetrasi terhadap keberhasilan OSS di Indonesia.
Menurut saya, model pendekatan yang tepat akan mampu
menyampaikan pesan yang sesuai dengan keterandalan yang
dimiliki oleh OSS bagi rakyat Indonesia.
Selama ini, masyarakat seakan terkena mouth of marketing
atas keberadaan OSS di sekitarnya. Stigma yang terlanjur tumbuh,
mengesankan OSS sebagai software yang kurang familiar bagi para
user. Padahal, OSS beberapa kali telah terbukti mampu untuk
membuat inovasi tiada henti, hingga didukung oleh beberapa
korporasi besar di tingkat internasional.

2. Pembahasan

2.1. Pendekatan Solutif bagi OSS

Gejala kejiwaaan yang muncul dalam masyarakat timbul antar


anggota-anggota kelompok pengguna teknologi komputer. Hal
tersebut membawa relasi kesadaran untuk saling aksi, saling
mengakui, saling mengamati, dan memberikan reaksi terhadap
kedatangan sebuah perangkat teknologi.
Pada hakekatnya, teknologi informasi digunakan oleh manusia
dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karenanya,
diperlukan asumsi-asumsi sekitar manusia sehubungan dengan
kapasitasnya. Sebagian dari asumsi yang diperoleh, sering
dianggap tidak penting, namun terkadang hal ini justru mampu
menyampaikan pemikiran-pemikiran dari manusia. Guna bertahan
hidup, manusia bersandar pada kapasitas intelektual mereka.
Manusia memiliki kapasitas untuk mengembangkan dan
menggunakan tools guna merubah lingkungannya, sesuai dengan
keperluan dan harapan manusia. Teknologi bertindak untuk
melanjutkan dan memperluas jangkauan manusia hingga mampu
mewakili aktivitas-aktivitasnya.
Pemahaman sosial tersebut membawa kita kepada kondisi
dasar kehidupan manusia yang menggunakan interaksi sosial.
Menurut Foster dan Franz (dalam Vlosky, 2002), para user memiliki
persepsi-persepsi yang berbeda. Oleh karena itu, peran serta dan

124
kemauan agen OSS dalam menggandeng user, diharapkan dapat
merangkum pandangan mereka kepada hal positif yang berdampak
pada kepuasan user terhadap suatu produk OSS.
Sementara dalam analisa interaksi sosial, kita mengenal
pemberian dan permintaan informasi. Kondisi demikian juga akan
membentuk sistem komunikasi sosial yang sanggup menciptakan
perubahan kebudayaan. Perubahan yang dimaksud, diharapkan
akan berbentuk apresiasi positif atas nilai-nilai yang dimiliki
masyarakat, terhadap keberadaan OSS di Indonesia.
Pendekatan solutif yang dimaksud, disodorkan melalui perilaku
formil organisasi sosial kemasyarakatan. Organisasi tersebut
ditengarai telah mampu mewarnai keseharian masyarakat Indonesia.
Melalui organisasi sosial kemasyarakat, gerakan OSS diharapkan
mampu hinggap pada interaksi sosial yang mampu mempengaruhi
individu secara efektif. Hal ini sejalan dengan filosofi pengembangan
OSS dengan mengedepankan individu yang cerdas dan memiliki visi
terbuka. Sebuah relasi yang diperkuat melalui konstruksi efektif atas
sukarelawan yang memiliki ketertarikan yang sama.
Berpijak pada pendapat Gabriel Terde (1999) tentang the law of
descent pada interaksi sosial, menyebutkan bahwa suatu golongan
yang atas akan menjadi obyek peniruan dari golongan yang ada di
bawahnya. Sehubungan dengan itu, saya berpendapat bahwa
organisasi sosial keagamaan merupakan pintu yang paling efektif
bagi usaha pengembangan OSS di Indonesia.
Dalam hal ini organisasi sosial keagamaan dipandang cukup
memiliki basis kepemimpinan, pengaruh, pengetahuan,
keterampilan, kedudukan, dan kewibawaan di tengah masyarakat
Indonesia. Sistem komunikasi OSS yang disalurkan melalui
organisasi sosial keagamaan diharapkan mampu memberikan
orientasi ketaatan (ideologi), kognitif dan simbolik yang bersumber
kepada pengetahuan, teknologi, politik, sosial, budaya, ekonomi,
atau pun beberapa hal berbau kontemporer yang lain. Menurut saya,
organisasi sosial keagamaan dapat digunakan oleh gerakan OSS di
Indonesia untuk memberikan dominasi, kontrol dan layanan
terhadap pengguna komputer. Organisasi sosial keagamaan akan
mampu berperan menjadi institusi mediasi antara produk OSS
dengan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang teknologi
informasi.
Beberapa contoh keberhasilan organisasi sosial keagamaan
dalam perubahan sosial, dapat dengan mudah untuk kita tilik dalam
sejarah. Kita mengetahui, betapa ideologi Kristen telah berhasil

125
digunakan oleh Kerajaan Roma untuk menundukkan suku-suku kecil
di sekitarnya. Belum lagi relasi antara revolusi industri di Eropa
dengan etika Protestan. Sementara di Indonesia, komunikasi yang
disampaikan oleh seorang Kyai misalnya, akan terkesan lebih efektif,
ketimbang paparan OSS yang disampaikan tengah oleh seorang
pakar teletematika di hadapan para santri.

2.2. Organisasi Sosial Keagamaan sebagai agen OSS


Menurut Harold Adams (2003), teknologi komunikasi
merupakan inti dari teknologi. Dalam hal ini, komunikasi merupakan
sarana bagi interaksi sosial. Komunikasi yang dilakukan oleh sebuah
organisasi sosial keagamaan, ditengarai mampu untuk memberikan
pemahaman dan sosialisasi tentang OSS kepada masyarakat luas.
Organisasi sosial keagamaan sebagai institusi dan sebagai
bagian dari sistem komunikasi pengembangan OSS di Indonesia,
akan memiliki kekuatan yang sangat besar. Organisasi sosial
keagamaan yang dimaksud, diharapkan dapat menyebarkan
beberapa pesan efektif kepada user yang tersebar di pelbagai
pelosok Indonesia.
Sehubungan dengan tampilnya organisasi sosial keagamaan
sebagai agen OSS di Indonesia, saya mengusulkan beberapa
strategi seperti berikut.

2.2.1 Strategi Fungsional


Merupakan usaha untuk memperkuat sumber-sumber yang
berada dalam organisasi sosial keagamaan sebagai agen OSS di
Indonesia. Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain :
1. Menggalang koordinasi antara pemerintah dengan organisasi
sosial keagamaan, dengan mengundang perwakilan mereka
pada pelbagai kegiatan sosialisasi atau seminar tentang gerakan
anti pembajakan ataupun pengetahuan tentang kelebihan dan
keterandalan OSS.
2. Memberikan pelatihan komputer berbasis OSS terhadap para
guru atau instruktur yang ditunjuk oleh pimpinan organisasi
sosial keagamaan.
3. Bekerjasama dengan Perguran Tinggi terdekat, mendirikan help
desk OSS bagi organisasi sosial keagamaan, berikut lembaga
atau yayasan yang berada di bawahnya.
4. Memperbanyak membangun program sinergi, memadukan
antara visi OSS dengan gerakan moral keagamaan,
kepemudaan, pendidikan dan nasionalisme.

126
5. Meningkatkan program beasiswa keterampilan khusus OSS,
bagi siswa yayasan/lembaga yang berada di bawah naungan
organisasi sosial keagamaan

2.2.2. Strategi Kompetitif


Aktivitas untuk mengkombinasikan kompetensi internal
organisasi sosial keagamaan guna memberdayakan keberadaan
OSS di Indonesia. Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain :
1. Mempermudah akses perolehan dan pemanfaatan OSS bagi
para anggota/partisan organisasi sosial keagamaan. Jika
diperlukan, diberi pendampingan oleh Perguruan Tinggi terdekat.
2. Membangun produk OSS yang mampu menyelesaikan beberapa
masalah internal organisasi sosial keagamaan secara langsung
dan aplikatif. Diharapkan, hal ini seakan turut memperkuat opini
bahwa OSS lebih memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan
masalah, ketimbang closed source.
3. Memberi peluang bagi anggota/partisan organisasi sosial
keagamaan untuk turut bergabung pada suatu proyek
pengembangan OSS tertentu.
4. Memberi bagi hasil keuntungan pada setiap penjualan OSS
tertentu, dan atau kegiatan/kerjasama lain yang dapat
menghasilkan profit.
5. Mengoptimalkan keberadaan koperasi pada organisasi sosial
keagamaan, berikut yayasan/lembaga yang berada di bawahnya

2.2.3. Strategi Keberlangsungan


Merupakan usaha untuk mengontrol, menjaga kepastian, serta
hubungan baik yang mendukung keberlangsungan OSS. Beberapa
hal yang dapat dilakukan, antara lain :

1. Melakukan beberapa komunikasi persuasif secara regular


terhadap para tokoh agama, dan meminta bantuannya untuk
mendukung keberlangsungan gerakan OSS di Indonesia.
Setidaknya turut menjelaskan bahwa kehadiran OOS bisa
membawa kemaslahatan bersama, menjaga keberlangsungan
bangsa, meningkatkan daya saing, sekaligus menawarkan
cheap communications and technologies.
2. Mengundang para tokoh agama dan menyisipkan materi khusus
yang sesuai, terkait dengan setiap kegiatan seminar/ workhsop/
sosialsasi tentang OSS

127
3. Simpulan dan Penutup

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi


sosial keagamaan akan dapat berperan sebagai agen OSS yang
efektif. Seperti diketahui, organisasi sosial keagamaan diyakini telah
memiliki potensi keunggulan yang mampu mendekatkan relasi
antara user dengan OSS.
Melalui strategi yang disampaikan, organisasi sosial
keagamaan dapat menjalankan perannya sebagai pintu pembuka
bagi kemajuan OSS di Indonesia. Organisasi social keagamaan
akan berperan sebagai korporasi besar yang mampu mendampingi
gerakan OSS di Indonesia, untuk bersama-sama menghantarkan
rakyat Indonesia dalam kemandiriannya.

4. Referensi

Morris, “Antropologi Agama : Kritik Teori-Teori Agama Kontemporer”,


AK Group, Yogyakarta, 2003.
Nurhasanah, Wisnu, "Teori Organisasi : Struktur dan Desain", UMM
Press, Malang, 2005
Peterson, Rivers, “Media Massa dan Masyarakat Modern”, Prenada
Media, Jakarta, 2003
Santosa, “Dinamika Kelompok”, Bumi Aksara, Jakarta, 1999
Santoso YH, “Membangun Corporate Culture yang Adaptif bagi
Pengembangan TI : Suatu Pendekatan Antropologi ,
Universitas Airlangga, Surabaya, 2008.

**
BIODATA
Nama : Yuniawan Heru Santoso
Tempat Tgl Lahir :-
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat :-
Telepon : yuniawan@unair.ac.id
Pekerjaan :-

128
MENGAKSELERASI DAYA SAING BANGSA DAN
MEMASYARAKATKAN OPEN SOURCE SOFTWARE MELALUI
KOMPETISI

Oleh: Ririn Handayani

ABSTRAK
Keluarnya Indonesia dari priority watch list country (daftar
negara yang prioritas diamati) ke kelompok watch list country
(daftar negara yang diamati) untuk pembajakan karya cipta
intelektual merupakan sebuah prestasi yang luar biasa dan
patut disyukuri. Pencapaian prestasi di atas tidak terlepas dari
keberadaan Program IGOS atau (Indonesia, Go Open Source!).
Dimana Salah satu tujuan Utama Program tersebut adalah
Mengurangi penggunaan perangkat lunak bajakan/ilegal, yang
merupakan bagian dalam proses penegakan hukum di bidang
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).Meski cukup
menggembirakan, prestasi ini masih jauh tertinggal dibanding
dengan negara lain di dunia. Karya tulis ini menjelaskan bahwa
program IGOS perlu diakselerasi di berbagai kegiatan
mengingat besarnya manfaat yang akan diperoleh. Meski masih
terdapat sejumlah Kendala yang menghambat optimalisasi
penggunaan OSS diseluruh lapisan masyarakat seperti:
kurangnya pemahaman masyarakat tentang open source,
kemudahan dalam memperoleh perangkat lunak bajakan,
sulitnya memperoleh perangkat lunak open source, masih
minimnya penggunaan OSS di dunia pendidikan dan lembaga
litbang, serta kurangnya dukungan pemerintah. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk memasyarakatkan OSS
adalah melalui berbagai ajang kompetisi.dan pemberian
apresiasi atas penggunaan dan pemanfaatan OSS.

Keluarnya Indonesia dari `priority watch list country` (daftar


negara yang prioritas dipantau) ke kelompok `watch list country`
(daftar negara yang dipantau) untuk pembajakan karya cipta
intelektual merupakan sebuah prestasi yang luar biasa dan patut
disyukuri. Sebelumnya, sebagaimana pernah dilaporkan Business
Software Alliance (BSA) dan dituangkan dalam global software
piracy 2002, Indonesia merupakan negara dengan pembajakan
peranti lunak terbesar ketiga yakni 89% setelah Vietnam (95%) dan
China (92%). Hanya mengalami sedikit perbaikan pada tahun 2004
dengan menempati peringkat ke-5, yaitu sebesar 87%. Tingginya

129
tingkat pembajakan ini menjadikan Indonesia diusulkan oleh
International Intellectual Property Alliance (IIPA) kepada United State
Trade of Representative (USTR) masuk dalam prioritas untuk
diawasi (priority watch list). Usulan tersebut jelas akan memberi
pengaruh negatif terhadap ekonomi bangsa karena negara yang
termasuk dalam daftar tersebut akan kehilangan fasilitas
Generalized System of Preference (GSP) yakni fasilitas khusus
untuk negara berkembang berupa pembebasan tarif dalam
pelaksanaan ekspor.
Pencapaian prestasi di atas tidak terlepas dari Program IGOS
atau Indonesian, Go Open Source! yang telah dimulai dan semakin
semarak digalakkan di Indonesia sejak lima tahun terakhir. IGOS
merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk mengedukasi,
mensosialisasikan serta mempromosikan penggunaan open source
software (OSS). Salah satu tujuan utamanya adalah mengurangi
pembajakan perangkat lunak komputer sebagai bagian dalam
proses penegakan hukum di bidang HaKI (Hak atas Kekayaan
Intelektual) yang hasilnya sudah kita rasakan dalam bentuk
penurunan dari `priority watch list country` ke kelompok `watch list
country`. Meski cukup menggembirakan, prestasi ini masih jauh
tertinggal dibandingkan banyak negara yang telah merasakan
banyak manfaat dari OSS di berbagai bidang kehidupan. Karenanya,
IGOS ke depan perlu semakin diakselerasi mengingat besarnya
manfaat yang akan kita dapat.
Beberapa manfaat besar pemanfaatan OSS lainnya antara lain :
pertama, memperkecil kesenjangan teknologi informasi antara
Indonesia dengan negara maju melalui pengembangan software;
melalui bidang ini kita memiliki peluang untuk mengejar
ketertinggalan dan mensejajarkan diri dengan negara-negara high-
tech. Kedua, mempercepat, mengembangkan, menciptakan,
menarik program-program pemerintah bidang teknologi informasi
skala nasional yang mempunyai dampak politis (percepatan program
e-government), ekonomi (penghematan devisa negara dalam
pengadaan lisensi, stimulasi pengembangan UKMK bidang TI),
sosial (peningkatan pengguna komputer, pelatihan, dan peningkatan
akses informasi), pendidikan (iptek, e-learning; e-library), dan
hankamnas (pertukaran informasi/trafficking lebih terlindungi). Selain
itu, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang berbasis
open source secara optimal juga akan memberi peluang untuk
meningkatkan daya saing sekaligus mewujudkan kemandirian
bangsa khususnya di bidang software.

130
Kompetisi sebagai Akselerasi
Terdapat sejumlah kendala dan masalah di lapangan yang
menghambat optimalisasi penggunaan OSS secara luas di
masyarakat. Di antaranya : kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang open source, kemudahan masyarakat dalam memperoleh
perangkat lunak bajakan, sulitnya memperoleh perangkat lunak open
source, masih minimnya penggunaan OSS oleh dunia pendidikan
dan lembaga litbang, dan kurangnya dukungan pemerintah. Salah
satu cara yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk
mendorong daya saing bangsa dan lebih memasyarakatkan OSS
adalah melalui ajang kompetisi.
Ada beberapa pemikiran, realita dan manfaat dari kompetisi
sebagai sarana untuk mengakselerasi IGOS. Pertama, kita memiliki
potensi dan SDM handal dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sudah teruji dan terbukti di berbagai event
internasional seperti olimpiade. Pembinaan yang tepat dan sarana
yang kondusif tentu akan lebih banyak memunculkan SDM yang tak
kalah mumpuni termasuk di bidang Open Source Software (OSS).
Potensi yang masih terpendam tersebut perlu didukung, dimotivasi
dan difasilitasi agar lebih teraktualisasi dan memberi kontribusi nyata
bagi kemajuan dan kemandirian bangsa di kemudian hari.
Tentunya diperlukan imbal prestasi yang layak sebagai bentuk
apresiasi. Sebagai contoh, Microsoft menyediakan hadiah senilai Rp
1 milyar dalam lomba software mereka. Pemerintah kita mungkin
belum mampu menyediakan hadiah sebesar itu namun pemerintah
khususnya dalam hal ini Menristek sebagai tangan kanan
pemerintah dalam bidang OSS, harus berusaha maksimal.
Keterbatasan anggaran dapat disiasati dengan menggandeng
banyak partner sebagai sponsor. Hadiahnya dapat berupa beasiswa
bagi pelajar dan mahasiswa. Dalam hal ini Menristek dapat bekerja
sama dengan perusahaan/pihak swasta atau langsung dengan
perguruan tinggi yang bersangkutan. ITB atau ITS misalnya, untuk
memberikan beasiswa pendidikan bagi para pemenang. Atau bisa
pula dalam bentuk pekerjaan baik tetap atau sementara (magang), di
lembaga pemerintah atau swasta terkait. Kalau perlu diangkat
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Negara tentu tidak akan rugi
mempekerjakan SDM-SDM yang terbukti kompeten dan berdedikasi
tinggi di bidangnya masing-masing. Semakin besar apresiasi yang
diberikan, tentu akan semakin memotivasi masyarakat yang
kompeten di bidang software untuk mempersembahkan karya
terbaik mereka. Sebaliknya, jika pemerintah tidak mengakomodir

131
potensi, kreativitas dan inovasi di bidang software anak negeri
dengan baik, bisa saja para programmer handal di negeri ini lebih
suka “menjualnya” ke pihak atau negara lain yang lebih menghargai
karya mereka.
Kedua, semangat berkompetisi di era global yang sangat
kompetitif seperti sekarang, mutlak diperlukan untuk membangun
daya saing bangsa. Sumber daya alam kita yang berlimpah tidak
akan terolah optimal dan memberi banyak manfaat jika SDM kita
tidak punya semangat berkompetisi dengan negara lain untuk
menjadi lebih baik dan mandiri. Lihat saja Jepang, Korea dan India.
Mereka berlomba-lomba menghasilkan berbagai produk inovatif dan
kompetitif untuk menjadi yang terbaik. Semangat berkompetisi telah
mengantarkan mereka sebagai ”pemenang” di banyak bidang dan
”raja” di pasar internasional. Karenanya, semangat berkompetisi
perlu dibudayakan dan terus dikembangkan terutama di kalangan
generasi muda Indonesia, karena mereka punya potensi.
Semangat ini, jika terus dipupuk dan dikembangkan secara
benar dengan dukungan yang optimal, dapat mengikis secara
perlahan mentalitas bajakan yang sudah mendarah daging dalam
kultur masyarakat kita. Bukan tidak mungkin, kitapun akan menjadi
negara produsen utama yang mungkin salah satunya di bidang open
source. Bukan lagi negara penjiplak terbesar di dunia.
Masyarakat juga perlu dimotivasi untuk mau menggunakan
OSS. Apalah artinya teknologi berbasis open source canggih dan
berkualitas jika masyarakat sebagai pengguna utama merasa
enggan, tidak mengenal dan atau merasa sulit untuk
menggunakannya. Sekian lama dimanjakan oleh software bajakan
yang mudah didapat, tentu akan membuat proses transisi dari
software bajakan ke OSS memerlukan waktu yang lama dan usaha
ekstra. Dalam hal ini, kompetisi dapat pula menjadi salah satu
sarana untuk mengakselerasi.
Kompetisi bagi masyarakat dapat berupa reward atau award
(penghargaan) bagi mereka yang paling concern menggunakan
OSS. Ajang ini dapat menjadi sarana untuk menggugah semangat,
kepedulian dan partisipasi masyarakat untuk menghargai dan
bangga menggunakan produk OSS negeri sendiri. Program ini dapat
dimulai dari instansi pemerintah di semua departemen dari pusat
hingga daerah sebagai pilot project. Dan atau dunia pendidikan yang
kemudian berlanjut ke lembaga swasta dan dunia usaha hingga ke
kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM). Perlu kerja sama dan
dukungan semua pihak agar cita-cita lebih memasyarakatkan OSS

132
ke semua segmen dan komponen masyarakat dan negara dalam
rangka membangun daya saing dan kemandirian bangsa dapat
terlaksana dengan baik. Saatnya membuktikan Indonesia juga bisa!

**
BIODATA

Nama : Ririn Handayani


Tempat Tgl.Lahir : Jember, 20 Juni 1979
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Perum Taman Gading Blok AD 3 Jember
Telepon :-
Pekerjaan : Akta Mengajar Universitas Muhammadiyah
Jember

133
134
MENINGKATKAN KEPEDULIAN MASYARAKAT UNTUK
PENGGUNAAN OPEN SOURCE
Oleh: Imdul Fatah Umasugi
ABSTRAK
Penyusunan karya tulis ini, dilakukan dengan mengadakan
observasi penggunaan Open source (OSS) selama 3 hari di
warnet dikota Ambon. Dari hasil pengamatan menunjukkan
bahwa OSS sangat bermanfaat, Piranti Lunak dengan kode
terbuka ini, dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan pengguna.
Kehadiran OSS memberikan peluang baru dalam berinovasi
didunia IT, Tulisan ini memberikan jawaban mengapa OSS
belum banyak digunakan meskipun banyak keuntungan yang
diperoleh.Selain itu penulis mengajak masyarakat untuk mulai
menggunakan OSS, dengan demikian anak bangsa dapat
berperan aktif dan sekaligus menimbulkan sikap mandiri, dan
tumbuhnya rasa percaya diri serta bangga akan produk dalam
negeri. Kurangnya informasi atau sosialisasi tentang OSS
merupakan salah satu penyebab terhambatnya penggunaan
OSS di masyarakat. Sosialisasi ke sekolah-sekolah merupakan
kegiatan yang perlu dilaksanakan agar siswa yang memiliki
keingintahuan terhadap OSS dapat terakomodir dan selajutnya
dapat berinovasi dengan peranti tersebut. Dan selanjutnya
menarik minat siswa untuk mengembangkan dan menjadi
programer profesional yang handal, khususnya Bidang OSS
dimasa yang akan datang.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Open source ( kode sumber terbuka) Apa itu (OSS)? istilah


OSS mengacu kepada perangkat lunak (software) komputer yang
kode sumber (source) pembuat perangkat lunak tersebut tersedia
bebas di Internet dan diserta dengan lisensi GPL\ gratis. Contoh
software tergolong OSS ini adalah FreeBSD, Unix, dan Linux. Linux
adalah salah satu OSS yang cukup dikenal banyak saat ini sampai
ke seluruh dunia melalui berbagai distro, seperti distro UBUNTU,
Fedora, dan lain-lain semua itu open source pemanfaatan (OSS)
yang berarti kode sumber terbuka ini semakin hari semakin banyak
dibuat dan semakin banyak digunakan karena kertejangkauannya di
135
berbagai software dan sangat mudah di dapat maka memberikan
kontribusi baru dalam dunia IT.
Linux sebagai self organization memberikan dampak yang besar
bagi perkembangan software yang open source sekarang ini untuk
mengajarkan kita menggunakan software yang open source. Open
Source sendiri bertujuan menyediakan software yang mudah
dijangkau oleh masyarakat luas, dan menghindari pengerukan
keuntungan yang berlebihan oleh vendor.
Open source yang berarti kode sumber terbuka dan bagi
kalangan IT khususnya di Indonesia, dengan adanya software yang
Open Source dapat mendukung dan mendorong semangat untuk
mengembangkan program bagi tenaga – tenaga TI di Indonesia.
Sebab dengan mempelajari kode program, dapat dianalisa dimana
kelemahan program yang kita gunakan, apa sesungguhnya proses
yang berlangsung dalam kerja program tersebut, dan sekaligus
mencari solusi terhadap kelemahan program yang ditemui.
Atau yang lebih bagus adalah memodifikasi program sedemikian
rupa agar lebih ergonomis / pas digunakan sesuai dengan keperluan,
dengan demikian kita diajak mandiri dan tidak tergantung pada
vendor karena software yang open source didapat dengan mudah
dan juga diberikan secara gratis dan software yang open source
dapat di sesuaikan sesuai keperluan kita dengan mengandalkan
logika kita sendiri.Seharusnya semangat open source harus tumbuh
sejak sekarang karena dapat membuat kita berpikir mandiri dalam
menyesuaikan software yang sesuai dengan keadaan yang kita mau,
open source layak digunakan disekolah karena Kemudahan
menggunakan perangkat lunak open source lebih cepat memberikan
murid-muri pengetahuan IT bagaimana mereka bisa mengerti cara
kerja dari sebuah program dan belajar untuk memodifikasinya sesuai
kebutuhan murid di sekolah.
Dalam perkembangan open source linux sangat berperan
penting dalam perkembangan linux banyak memberikan software
yang open source secara free \ gratis software yang open source
dengan kemudahan dan dapat di ubah sesuai kebutuhan membuat
orang banyak beralih memakai software buatan orang orang linux itu
sendiri. Hanya yang peulis berpikir yang menjadi kendala di sini
adalah kurangnya informasi tentang open source itu sendiri ke
masayarakat luas memang sudah ada tapi hanya di tempat tertentu
tidak mecakup semua dengan demikian open source akan semakin
banyak yang mempergunakannya bila sosialisasi atau perkenalan
open source itu sendiri di tingkatkan ke berbagai sekolah-sekolah

136
dan memang di sekolah – sekolah adalah adalah tempat yang
bagus untuk diperkenalkan software yang open source karena open
source lebih bagus dari software yang close source dan juga
menumbuhkan semangat open source semangat menggunakan
open source sebagai software yang melengkapi kehidupan dan
keperluan kita dalam bidang IT tentunya dan mengikuti
perkembangan open source kedepan.
Dan pertanyaan yang muncul mengapa software yang open
source seperti software dari linux tidak banyak digunakan padahal
disini kita ketahui bahwa software yang open source di dapat dengan
mudah, gratis, dan terjangkau, dan dapat ubah sesuai keperluan
penggunya penulis dapat menjawab bahwa kurangnya suatu
informasi tentang software yang open source itu sendiri masyarakat
masih bingung apa itu linux dan bagaimana penggunaanya kata ini
didapat dari orang orang yang penulis pantau dengan demikian
kurang adanya suatu informasi memag sudah ada tapi hanya untuk
orag tertentu seperti perusahaan dan tenaga-tenaga IT saja dan
sekolah adalah tepat yang bagus untuk melestarian software yang
open source karena memang siswa memerlukan software yang
seperti ini yang mudah di jangkau oleh siswa.
Dan perkembangan software open source memberikan dampak
berarti untuk kita karena selain bersifat open source yang kode
sumbernya terbuka juga bisa di dapat sebagian gratis dan mudah
dijangkau dan mudah di mengerti oleh masyarakat luas maka
marilah kita beralih ke karena banyak manfaatnya dan kita terlepas
dari hal-hal yang tidak menguntungkan pengguna.
B. Perumusan Masalah dan Hipotesis

A. Masalah
1. Apakah mudah menggunakan open source khusus di
masyarakat?
2. Apakah ada dampak negatif dari penggunaan software
yang open source?
3. Apakah Software yang open source bermanfaat bagi
masyarakat luas?
4. Bagaimana mendorong inovasi dan kreatifitas anak bangsa
melalui open source tersebut ?
5. Mengapa software yang open source tidak banyak
digunakan ?
6. Siapa sajakah yang dapat Menggunakan Open source
tersebut?

137
7. Dimanakah kita bisa mendapatkan software yang open
source ini ?

B. Hipotesis
1. H=1
2. H=0
3. H=1
4. H=1
5. H=1

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah Software yang open source
bermanfaat bagi masyaraka khususya di bidang pendidikan
2. Untuk mengetahui pemanfaatan open source dalam
membantu kita untuk meyelesaikan masalah software yang
mungkin belum cocok untuk kita
3. Untuk mengetahui dampak open source itu sendiri
4. Untuk mengetahui kemudahan meggunakan perangkat
lunak open source
5. Untuk Mendorong inovasi dan kreatifitas anak bangsa
khususnya di Indonesia
6. Untuk meningkatkan semangat open source
7. Untuk menjadikan software yang open source sebagai
sarana pebelajaran

C. Manfaat Hasil Penilitian

1. Data pemanfaatan open source dalam masalah perangkat


lunak
2. Data kemudahan meggunakan perangkat lunak open source
3. Data untuk mendorong inovasi dan kreatifitas anak bangsa
khususnya di Indonesia melalui perangkat lunak open
source
4. Data perkembangan semangat menggunakan software yang
open source
5. Data sarana open source sebagai media pebelajaran

138
BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. karakteristik dan Perkembangan open source

Linux sebagai self organization yang sangat berperan penting


dalam perkembangan (OSS) memberikan dapak yang positif bagi
mayarakat mengapa tidak software yang open source lebih bagus
dari yang tidak open source atau yang close source karena dengan
open source tersebut suatu software dapat kita ubah atau modifikasi
sesuai kebutuhan pengguna dan lebih penting lagi kita tidak
tergantung oleh penguasaan vendor pembuat dan penyedia software
tersebut dengan demikian seseorang dapat memodif software yang
ia pakai sesuai kebutuhannya tidak perlu mecari software yang lain
lagi tetapi mengadalkan logikanya dia bisa membuat software
tersebut sesuai kebutuhannya sendiri. Open source sendiri dengan
melihat dari arti bahasa adalah kode sumber terbuka dengan
demikian kita dapat melihat memodif atau sebagainya dari software
itu sendiri dan sekarang banyak yang beralih ke software yang open
source dengan buatan orang-orang linux sangat membantu setiap
orang yang memakai software yang mereka buat perkembangan
open source begitu cepat dengan di buatnya pengenalan ke berbagai
perusahaan untuk meggunakan software yang open source karena
sangat membantu pekerjaan meraka dan juga karena didapat
dengan gratis menjadi suatu nilai tambah untuk software yang open
source untuk di pakai bebas. Linux juga memberikan banyak
softwarenya secara gratis bebas untuk di copy/di salin secara bebas
dan sebagainya dimodif sesuai kebutuhan penggunanya sendiri dan
kita sebagai pengguna hanya megandalkan logika untuk
membuatnya sesuai kebutuan kita sendiri. Open source sangat
mudah digunakan,di dapat dengan gratis dan di sesuaikan dengan
kebutuhan. open source juga penulis perkirakan sangat bagus
digunakan oleh kalangan pendidikan karena dengan open source
tersebut mengajak siswa untuk mandiri, terampil dan sekarang ini
dengan banyak warnet-warnet yang sudah beralih dengan
menggunakan software dari linux tentunya software open source
menjadi nilai tambah dan memperkenalkan open source dari linux ini
dan hal ini juga efektif dengan banyak yang beralih ke linux open
source sejalan dengan berkembang pesat di Indonesia banyak yang
menggunakan open source ini sebagai bahan pembelajaran dan
seharusnya di sekolah-sekolah di perkenalkan open source untuk

139
siswa karena banyak siswa yang tidak mengetahui apa itu open
source apakah sulit menggunakannya, dengan demikian pengenalan
open source di dunia pendidikan juga harus di mulai dari sekarang
dengan begitu dunia pendidikan Indonesia semakin maju dan
pemerintah jangan hanya mengatakan jangan beli bajakan ayo
perangi bajakan tapi tidak mengetahui bagaimana langkahnya dan
jalan keluarnya maka dari itu open source memberikan kebebasan
untuk menyalin tanpa terikat hak cipta maka itu mari kita beralih ke
.
B. Open source sebagai sarana pembelajaran

Dengan semakin banyak penggunaan open source di


masyarakat sekarang ini maka secara langsung kita mengurangin
pemakaian software yang bajakan software yang berlisensi dan juga
secara tidak langsung menyadari pemakaian dari software yang tidak
berlisensi dan masyarakat semakin dapat berpikir kreatif dan maju
untuk mengembagkan software yang ia gunakan, dengan begitu
masyaraat akan mempelajari segalanya dari software yang ia
gunakan dia dapat berpikir bagaimana software tersebut di buat dia
belajar bagaimana memodifikasinya dikatakan sebagai saranan
pembeajaran karena open source memberikan kita pembelajran
yang baru dan bermutu dengan kode sumber software yang terbuka
seseorang dapat beajar keseluruhan dari software tersebut tanpa
terkecuali siswa di sekolah itu bisa menjadi bahan pembelajaran
yang baik dan bermutu untuk siswa-siswi khususnya di indonesia
karena adalah software yang dapat dimodifikasi dan sebagainya
sesuai kebutuhan hal ini membuat siswa dapat bealajar bagaimana
memodifikasi sesuai kebutuhan dan seharusnnya sekolah-sekolah
menggunakan software yang open source karena memang kita
mengajarkan siswa agar tidak membajak dan bagaimana mungkin
kita melarang untuk jangan membajak sedangkan di sekolah saja
siswa di ajarkan dengan menggunakan software yang mungkin
semua yang ada di dalam komputer tersebut tidak berlisensi sama
saja kita mengajarkan siswa dengan software yang bajakan nanti
pada akhirnya siswa akan mencari software yang tidak berlisensi
maka di sekolah harus di perkenalkan dengan OSS dan dengan OSS
ini siswa dapat belajar bagaimana software tersebut bekerja karena
kode sumbernya terbuka dengan adanya kode somber yang terbuka
membuat siswa dapat belajar menulis coding dan belajar
keseluruhan dari tersebut ini sangat bagus dan berdampak baik
untuk siswa mereka dapat megeksplorasikan bakat mereka dan

140
banyak siswa yang ingin menjadi programer yang handal ini adalah
usia dimana siswa ingin sekali menjelajahi semua yang ada
padaperangkat lunak dari komputer dan open source juga
memberikan dampak dari siswa menuju masyarakat luas dan
indonesia semakin maju dan tidak kalah saing dengan negara-
negara lainnya. Open source sangat bagus bila di jadikan sarana
pembelajaran OSS mencakup samua dari bagian perangkat lunak itu
sendiri banyak pembelajaran yang di dapat secara langsung maupun
tidak langsung itulah open source manfaatnya selain dari kebebasan
yang sudah di tawarkan secara langsung dan tidak langsung sudah
terdapat pembelajaran sendiri dari open source untuk kita semua
open begitu bermanfaat banyak yang bisa kita buat dengan open
source dan sangat bersahabat dengan masyarakat dan di sekolah
masyarakat semuanya membutuhkan open source.

BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

A. Kemudahan Menggunakan Software Open source di


Masyarakat

Software yang open source khususnya dari linux tidak sulit di


gunakan sebagaimana pradigma yang ada di masyarakat bahwa
linux sangat sulit digunakan bahkan seorang tenaga IT pun tidak
mengerti tentang linux/ open source itu sesungguhnya pradigma itu
tidak benar software linux yang open source ini sangat mudah
digunakan bahkan seorang yang baru belajar di dunia IT pun bisa
menyesuaikan dirinya dengan linux ini karena tujuan linux sendiri
tidak untuk mempersulit pengguna jadi pradigma itu tidak benar
karena sekarang ini sudah banyak yang beralih ke software dari linux
ini berarti bahwa open source sangat mudah di operasikan karena
memang linux itu dibuat untuk tidak mempersulit dan banyak warnet
yang menggunakan sebagai softwarenya di warnet dan open source
tidak sesulit yang orang bayangkan dan sangat membantu kita dalam
masalah software yang tidak cocok dengan kita dengan demikian
Kemudahan menggunakan perangkat lunak open source ini begitu
bagus sekarang ini kita lihat banyak orang yang beralih dari software
yang close source karena mahal dan juga sulit didapat dan juga
penggunaannya tidak jauh berbeda dengan software yang open
source. Dengan menggunakan open source kita tidak harus berpikir

141
lagi software yang bajakan karena bersifat free untuk di salin dan kita
tidak berpikir lagi biaya yang mahal untuk mendapatkannya karena di
dapat juga dengan free karana OSS bersifat gratis diataranya juga di
dapat

a Kebebasan menjalankan program dan kebebasan belajar


bagaimana program bekerja dengan demikan kita dapat
menjalankannya kapan saja dan kita dapa belajar dan
mengetahui bagaimana program tersebut bekerja.
b Kebebasan menyalin atau membagi-bagikan salinan dari program
kita tidak perlu khawatir dengan rajia besar-besaran yang di
adakan karena OSS memberikan kebebasan menyalin sesuka
hati.
c Kebebasan meningkatkan program kebebasan ini anda dapat
meningkatkan dari suatu program yang belum bagus dan tidak
sesuai kebutuhan anda maka anda dapa memodifikasinya sesuai
kebetuhan anda dengan mengandalkan logika anda sendiri dan
mencakup luas anda dapat mempelajari dan mengadaptasinya
sesuai kebutuhan anda dan tidak perlu anda yang harus
beradaptasi dengan aplikasi, jadi open source sangat mudah di
operasikan oleh seorang yang awam sekalipun karena memang
fungsinya untuk memudahkan pengguna kepada sebuah
software dan kita pengguna sangat di untungkan dan pradigma
bahwa open source tidak sulit seperti orang perkirakan selama ini
da ope source layak untuk di gunakan di masyarakat umum .

B. Manfaat open source dan dampak bagi masyarakat

Sangat bermafaat bagi masyarakat karena OSS di buat untuk


membantu masyarakat luas dimana dengan adanya kode sumber
yang terbukan kita dapat memodif software sesuai kebutuhan dan
juga didapat dengan mudah dan gratis dengan demikan biarpun
dalam keadaan krisis sekalipun kita dapat terlepas dari krisis dan
dapat memodifikasi software sesuai kebutuhan kita dari pada
software yang close source selain mahal juga tidak dapat di
modifikasi sesuai kebutuan bayangkan jika keadan krisis tentu
merugikan kita dan manfaat yang diberikan dalam masyarakat
sangat banyak diantaranya :
- Memberikan alternative perangkat lunak yang murah mudah
didapat
- Memberikan kebebasan dalam hal hak cipta

142
- Meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat tentang IT
- Meningkatkan kreatifitas anak bangsa dalam mengeksplorasikan
bakat IT kreatifitas tidak di batai oleh software yang ada
- Melepasakan masyarakat dari pengaruh vendor yang mempunyai
perangkat lunak yang mahal.

sangat bermanfaat di masyarakat namun open source ini tidak


banyak digunakan karena banyak yang megatakan software seperti
sis item operasi linux sangat sulit digunakan padahal hal itu sungguh
keliru mengapa karena open source seperti linux di buat oleh berjuta
juta ilmuan di dunia karena bersifat open source dan bahkan lebih
mudah dari system operasi yang lain dan marilah kita sekarang
menggunakan software yang open source dengan software open
source dapat meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat
tentang IT dan di internet sekarang banyak software open source
bisa di unduh dengan gratis dan juga dengan pernyataan di atas
memberikan atenatif perangkat yang murah karena tinggal di unduh
saja bahkan gratis.
Open source bila di pakai sangat bermanfaat bagi masyarakat
seperti memberikan kebebasan dalam hal hak cipta membuat
masyarakat tau tentang dunia IT dan sekarang ini banyak yang di
tangkap karena hak cipta tapi dengan open source hak cipta tidak
ada bebas dalam menyalin dan sebagainya mengapa harus
memakai yang tidak berlisensi dari software yang close source
padahal open source memberikan segalanya. software yang tidak
belisensi akan berdampak buruk bagi masyarakat selain di adakan
rajia juga seperti di sekolah saja ada guru yang mengajarkan siswa
dengan software yang tidak berlisensi padahal hal tersebut secara
tidak langsung mengajarkan siswa untuk memakai yang tidak
berlisensi kebiasaan ini akan menimbulkan dampak yang tidak baik
dan masalah dalam perilaku siswa dalam hal penggunaan perangkat
lunak yang mereka pakai karena dengan kebiasaan memakai yang
tidak berlisensi maka dalam benak mereka pun akan mencari
perangkat lunak yang tidak berlisensi atau berlisensi tapi dengan
cara murah atau gratis karena harganya sangat mahal dan juga
sudah tertanam sejak dini dalam diri mereka hal tersebut dan begitu
penting mencakup masyarakat umum sampai dunia pendidikan untuk
apa mencari yang tidak berlisensi sedangkan ada yang di dapat
dengan gratis dan bagus kwalitasnya.

143
C. Untuk Mendorong inovasi dan kreatifitas anak bangsa melalui
open source

Dengan melihat keunggulan dan manfaat dari open source


berarti bahwa open source sangat berperan penting dalam
kehidupan kita bila menyakut IT dan tidak bisa dipungkiri secara tidak
langsung open source dapat mendorong kretifitas anak bangsa
karena seseorang bila menggunakan maka dalam dirinya sudah
tertanam software yang berlisensi berbeda dengan software yang
free lisensinya dan tidak membajak dan juga melalui open source
seseorang dapat mengembagkan ide-ide jeniusnya dari pikirannya
sendiri kemudian di tuangkan ke dalam open source tersebut untuk
memodifikasi software sedemikian sehingga sangat cocok untuk
dirinya dan sangat membantunya dalam melaksanakan tugasnya
dan dengan begitu bakat yang terpedam dalam diri mereka, mereka
explorasikan untuk membuat software yag lebih bersahabat,praktis
dan ekonomis dengan mengandalkan logika maka mereka dapat
menciptakan software yang sangat bagus dan hemat biaya dan
memang bila bakat yang bagus tidak boleh di simpan apalagi
menyangkut IT bakat tersebut bisa dituangkan ke dalam open source
tersebut dan dengan demikian secara tidak langsung open source
mendorong inovasi kreatifitas anak bangsa.
Apabila kita menggunakan open source kita membuatnya sesuai
keinginan dan kebutuhan kita maka kita sendiri yang
membuatnya,menulisnya dan memikirkan apa yang aru dikerjakan
untuk memodifikasi software tersebut maka dengan demikian penulis
dapat mengambil beberapa kesimpulan terjadi beberapa aspek
pendidikan disini dimana bila kita mempergunakan software yang
open source diantaranya penulis pikirkan sendiri.
1. Mandiri :
Menulis dan memikirkan bagaimana caraya mungkin juga
dengan bantuan orang lain tapi hanya dalam hal sedikit ketidak
mengertian tapi kita sendiri yang melakukannya menulis dan
memikirkan jalan dari software tersebut.

2. Pembelajaran :
Software tersebut bekerja maka itu adalah suatu pembelajaran
yang sangat bagus kita bisa mengetahui cara kerja software
tersebut dan pembelajaran yang baru.

144
3. Hemat :
Sangat murah dan terjangkau bahkan oleh masyarakat yang
kurang mampu karena sangat terjangkau harganya bahkan
gratis dan di salin tanpa rasa khawatir .

D. Mengapa Software Open Source Tidak Banyak di Gunakan

Memberikan kita banyak keuntungan dan kebebasan diantaranya


kebebasan menyalin sesuka hati, di dapat dengan udah dan gratis,
dapat di modifikasi dan dibuat sesuai kebutuhan atau selera tapi
yang menjadi pertanyaan sekarang mengapa tidak banyak
digunakan padahal software yang open source ini banyak
manfaatnya dengan masalah ini penulis mangambil keputusan
untuk melakukan penilitian selama 3 hari dan penulis membuat
sebuah pengamatan khusus untuk masalah ini

A. Lokasi Pengamatan
Mengingat waktu penulis memilih lokasi di 2 buah warnet di
sekitar rumah penulis satu memakai OS linux dan yang
satunya bukan dari kalangan open source dan penulis
meniliti mengenai open source LINUX karena disini
terjangkau

B. Waktu Pengamatan
Observasi open source (linux) selama 3 hari (tgl 30 juni 2009
s/d 2 juli 2009)

C. Pengamatan Penggunaan Open Source


Penilitian penggunaan tidak banyak digunakan di kalangan
masyarakat mengapa hal ini bisa terjadi sedangan
manfaatnya sangat banyak dari pada software yang close
mengapa demikian.

D. Kesimpulan
Dengan telah melakukan penilitian penulis dapat simpulkan
bahwa penggunaan tidak jauh berbeda dengan Close
Source Software bahkan open source memberikan banyak
keuntungan di bandingkan close source dan jawaban dari
pertanyaan mengapa dalam hal linux tidak banyak
digunakan di masyarakat dan jawabannya karena kurangnya
informasi dan sosialisasi tentang open source dalam hal linux

145
itu sendiri karena dari pengamatan dan tanya jawab kepada
teman-teman dari penulis mereka katakan bahwa open
source contihnya linux sangat sulit di gunakan padahal hal
tersebut salah dan dengan kurangnya informasi dan
sosialisasi ke masyarakat tentang open source maka dalam
benak mereka dan menjadi pradigma sekarang bahwa
software yang open source ini sangat sulit digunakan dalam
hal dari linux sangat sulit di gunakan dan tidak bersahabat
dengan masyarakat padahal pradigma itu sangat salah justru
sangat mudah di gunakan di bandingkan sengan close
source software bahkan orang yang baru menggunakannya
sekalipun dan ini menunjukan bahwa software yang open
source tidak banyak di gunakan karena masih kurang
informasi ke masyarakat luas hanya kepada instansi tertentu.

E. Siapa Sajakah Yang Dapat Menggunakan Open Source


Tersebut

Dengan melihat karakteristik dari open source adalah software


yang di unduh dengan free/ gratis maka ini dapat di pakai oleh
semua orang bukan hanya orang tertentu atau orang yang mau
memodifikasi sesuai kebutuhan tapi semua orang dari kalangan
manapun karena open source juga memberikan kebebasan dalam
segala aspek yang selama ini menjadi kendala kita dalam
mengeksplorasikan bakat kita dan open source milik semua karena
open source juga dibuat oleh sekian ribu orang di dunia dalam hal
memodifikasi, membuatnya sedemikian bagus sehingga open
source dapat di pakai oleh semua orang mulai dari murid-murid
yang ada di sekolah sampai masyarakat umum. Open source
adalah software yang free tidak memungut biaya dalam arti dia
dapat di salin sesuka hati tanpa ada rasa takut sengan HAKI dan
dengan adanya banyak kebebasan itu semua orang dapat saja
mempergunakannya mengunduhya,memodifikasinya dan
sebagainya sesuai kebutuhan kita maupun semua orang, open
source sangat mudah di jaankan dan cepat dimengerti karena
kemudahan dari penggunaannya siapa saja dapat
menggunakannya sesuai kebutuhan siapapun bisa menyalinnya
tanpa khwatir dengan rajia software bajakan di sekolah-sekolah
juga dapat menggunakan mengapa karena mafaat dan
kebebasannya dapat di manfaatkan oleh siswa dan dunia
pendidikan memerlukan ini tidak perlu lagi guru mengajar siswa

146
dengan software yang tidak berlisensi ini hal yang buruk dalam
dunia pendidikan kita mendidik siswa indonesia dengan barang
yang tidak berlisensi atau bajakan maka mulai dari sekarang mari
kita bangkitkan semangat open source di kalangan generasi muda
sampai kalangan tua indonesia tidak perlu mencari software yang
tidak berlisensi,bahkan dalam diri kita takut akan rajia software
bajakan maka hal ini dapat di kurangkan dengan adanya software
yang open source dan maanfaat dan fungsi open source tidak di
ragukan lagi sangat bermanfaat bagi kita semua dan dengan open
source ini indonesia akan semakin maju dan memberikan dampak
ke generasi muda maupun yang tua sehingga IT indonesia
berkembang dan menyamai negara-negara besar lainnya dan
untuk apa pemerintah melarang jangan membajak sedangkan
masih saja di gunakan software yang mahal, close source bahkan
masih kalah dengan software open source maka pemerintah harus
mengambil sebuah tindakan yaitu indonesia beralih ke (OOS) hal
ini akan memberikan sedikit yang menyalahi aturan seperti
mennyalin atau membajak karena untuk apa membajak open
source sedangkan kode sumber softwarenya terbuka dan
kebebasan menyalin dan sebagainya hal ini sangat bagus untuk
kita beralih ke IT yang lebih bagus dan open source untuk
indonesia yang lebih baik Insya ALLAH dengan open source IT
indonesia semakin maju dan berkualitas open source adalah
saranan pembelajaran yang bagus sehingga seperti menulis
coding kita sendiri yang menulis, memikirkan dan membuatnya
semua itu kita sendiri yang melakukannya

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dari lokasi pengamatan warnet


maupun pemikiran penulis sendiri maka dapat disumpulkan
bahwa sangat mudah di gunakan. Mudah di mengerti dan
dari pradigma bahwa open source sangat sulit di gunakan
penulis sangat membantah ucapan dan pradigma ini karena
open source sangat mudah di jalankan mengapa pradigma
itu salah mungkin karena kurangnya informasi dan sosialisasi
mengenai open source itu sendiri maka masyarakat luas

147
menganggap bahwa open source sangat sulit bahkan
mereka tidak mengerti apa itu open source dengan demikian
perlu di tingkatkan lagi sosialisasi dan pemerintah harus
segera memberitahukan kepada masyarakat luas untuk
mempergunakan open source dan hal ini dapat membuat
masyarakat mengetahui akan open source itu sendiri dan
open source pengguna hanya mengeluarkan uang untuk
membeli buku referensi yang membutuhkan uang yang
sedikit jumlahnya

B. SARAN

Untuk mendukung Indonesia Go Open Source maka


masyarakat perlu di berikan sosialisasi dan pemahaman
pengenai open source, keuntungan, dan penggunaan open
source itu kepda masyarakat memang sudah di lakukan
sosialisasi tapi masih kedapa instansi tertentu maka dari itu
harus lebih ditingkatkan agara kesadaran masyarakat akan
(OSS) semakin bertambah dan dan menumbuhkan kecintaan
mereka terhadap open source dan di berbagai tempat
pendidikan hendaknya di perkenalkan open source ini dan
indonesia harus melakukan hal ini dan membuat masyarakat
harus menggunakan open source dengan begitu kita akan
semakin maju dan kreatif ..Untuk indonesia
INDONESIA GO OPEN SOURCE

Wasalam

**

BIODATA

Nama : Imdul Fatah Umasugi


Tempat Tgl Lahir : Ambon, 29 September 1991
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Air Kuning Lorong Sumatra
RT.006/018 – Ambon
Telepon :-
Pekerjaan :-

148
MENINGKATKAN KEPEDULIAN MASYARAKAT UNTUK
PENGGUNAAN OPEN SOURCE (OSS)

Oleh: Yanuar Dwi Saputra

ABSTRAK

Tulisan ini merupakan pengalaman pribadi penulis dalam


menggunakan open source software (oss) yang menurut
pendapatnya memberikan banyak keuntungan, terutama dalam
pembuatan tugas-tugas belajarnya. Dalam tulisan singkat ini
penulis mengajak masyarakat khususnya kalangan pelajar
untuk menggunakan dan memanfaatkan piranti lunak open
source, sehingga akan memunculkan inovasi-inovasi baru
khususnya dibidang perangkat lunak sehingga kebutuhan
masyarakat Indonesia akan piranti lunak baik dalam negeri
bahkan luar negeri dapat terpenuhi.

Assalammualaikum wr.wb

Sebelum saya membahas lebih dalam mengenai Open Source


Software ada baiknya kita tahu dulu pengertian dari Open Source
Software itu sendiri, Pengertian Open Source Software adalah
istilah yang digunakan untuk program dengan source kode yang
dapat digunakan atau dimodifikasi secara bebas agar sesuai dengan
kebutuhan user atau developer tertentu. Software Open Sorce
bersifat gratis dan biasanya dibuat atas kerja sama / kolaborasi dari
setiap user yang ingin mengembangkannya. Lawan dari Open
Source adalah closed source atau proprietary.
Sedangkan untuk Source kode adalah program sebelum
dikompilasi, berupa pernyataan yang ditulis dalam bahasa
pemrograman yang terbaca oleh manusia, atau juga instuksi-
instruksi awal yang membangun sebuah program yang memberitahu
compiler seperti apa program nantinya setelah dikompilasi kedalam
bentuk binary (angka-angka). Contoh dari open source seperti :
Google, search-engine,dll.
Ditengah maraknya perbincangan mengenai buruknya dampak
internet di kalangan masyarakat luas, menurut pendapat saya
pribadi semua itu kembali dari penggunanya atau user itu sendiri.
Saya sendiri yang sedang kuliah semester enam di Sekolah Tinggi
Ilmu Komputer (STIKOM) di Cirebon, malah berbanding sebaliknya
saya terbantu dengan adanya open source ini.
149
Di akhir kuliah saya semester enam ini, dengan adanya tugas
dosen, PI ( Penulian Ilmiah) yang membuat saya kalang kabut.
Alhamdulilah saya bisa terbantu dengan adanya open souce
tersebut. Dengan adanya kemudahan-kemudahan atau fasilitas yang
disediakan dari open source ini, Saya bisa mencari artikel-artikel
atau referensi-referensi dari tugas dosen maupun PI saya.
Tidak hanya artikel, referensi, gambar yang terdapat di open
source tersebut, melainkan penggunaan open source di kalangan
pelajar, mahasiswa ataupun umum yang mempunyai pemikiran
selangkah kedepan untuk menciptakan hal-hal baru atau terobosan-
terobosan yang supermutakhir. Contohnya bisa membuat pesawat
luar angkasa yang bisa menembus ke planet lain tanpa adanya
campur tangan dari orang asing, atau di saat global warning
sekarang ini kita bisa membuat metode, bagaimana cara untuk
mengurangi dampak dari panas bumi ini, serta mendaur ulang
limbah-limbah yang sudah tidak berguna lagi.
Bisa juga menciptakan suatu perangkat lunak demi kebutuhan
masyarakat luas dan dunia industri, serta dapat memvisualisasikan
penerapan perangkat lunak yang lebih nyata untuk dapat dinikmati
dan dimaanfaatkan oleh semua kalangan masyarakat dan dunia
industri. Sehingga anak bangsa tidak hanya sekedar jalan-jalan,
makan, nonton dan melakukan kegiatan yang kurang bermutu,
melainkan semua ide-ide dan kreatifitasnya harus dapat membuat
bumi pertiwi ini bangkit dari ketepurukannya dan tersenyum kembali.

Wassalammualaikum wr.wb.

**

BIODATA

Nama : Yanuar Dwi Saputra


Tempat/Tgl. Lahir : Cirebon, 21 Januari 1988
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Wiratama Gg.Nusa Indah No. 18
Tuparev Cirebon 45153
Telepon :-
Pekerjaan :-

150
OPEN SOURCE, BEKAL MENGEJAR KETERTINGGALAN
Oleh: Wahyu Kuncoro SN
ABSTRAK

Karya tulis ini menjelaskan secara rinci tentang lemahnya


penegakkan hukum di Indonesia, sehingga Indonesia dianggap
sebagai ‘surganya’ para pembajak disamping menjadi pusatnya
para pembajak, baik untuk software maupun hardware; Meski
sejak 2004 bangsa ini telah mendeklarasikan Indonesia, Go
Open Source! (IGOS) oleh lima menteri, dengan keluarnya
Inpres No 6/2001 tentang E-Gov serta UU No 3/2003 tentang
Open Source Software (OSS). Kondisi ini kemudian memacu
pemerintah untuk semakin menggiatkan perlawanan terhadap
pembajakan.
Dalam pembahasannya penulis juga mengupas beberapa
definisi tentang OSS, kegiatan yang dilakukan dalam rangka
memasyarakatkan penggunaan dan pemanfaatan aplikasi
tersebut. Selain itu juga dikemukakan masalah hambatan,
keberhasilan dan strategi yang dilakukan dalam
mengimplementasikan, nilai strategis open source, untuk itu
kita harus mendorong implementasinya dalam berbagai bentuk,
antara lain: 1). mengadakan kegiatan yang biasanya melibatkan
banyak orang. (Memobilisasi banyak orang dengan biaya
rendah dan bahkan gratis merupakan salah satu kelebihan open
source). 2). peer review meningkatkan kualitas, reliabilitas,
menurunkan biaya, dan meningkatnya pilihan (choice). 3) open
source menjamin masa depan (future) keberadaan software.

Begitu longgar dan lemahnya penegakkan hukum di Indonesia,


menjadi tidak berlebihan bila Indonesia dianggap sebagai ‘surganya’
para pembajak. Hampir tiada satu pun produk yang beredar di
Indonesia yang lolos dari ulah pembajak. Mulai barang murah seperti
kaset, Compac Disc (CD) hingga barang mewah seperti perangkat
elektronik, pakaian dan assesoris produk impor (tas, sepatu dll).
Kondisi semakin memprihatinkan karena masyarakat sendiri ternyata
nyaman dan terbiasa menikmati barang bajakan tersebut.
Di luar itu, Indonesia juga menjadi negara yang menjadi
pusatnya para pembajak untuk perangkat komputer berikut software
dan hardwarenya. Ironisnya, pembajakan masih saja terus terjadi

151
meskipun sejak 2004 bangsa ini telah mendeklarasikan Indonesia
Go Open Source (iGos) oleh lima menteri, dengan keluarnya Inpres
No 6/2001 tentang E-Gov serta UU No 3/2003 tentang Open Source
Software (OSS). Padahal semangat pemberlakukan iGos adalah
untuk menekan angka pembajakan. Kenyataan ini tentu menjadi
pekerjaan rumah yang berat bagi pemerintah karena berimbas bagi
kampanye Indonesia Go Open Source (iGos) yang terasa sia-sia.
Kerja keras dalam menanggulangi pembajakan yang telah dilakukan
pemerintah terasa tiada harganya. Namun demikian, kita tentu
berharap justru kondisi tersebut harus memacu pemerintah untuk
semakin menggiatkan perlawan terhadap pembajakan.
Terlepas bahwa kita semua bersepakat pembajakan harus
diperangi, kita tak bisa memungkiri bahwa sebagai negara masih
’berstatus’ negara berkembang posisi Indonesia dan negara-negara
berkembang lainnya memang acap diobok-obok oleh lembaga-
lembaga dunia termasuk World Bank (WB) dengan penunggangan
agenda-agenda lain secara terselubung. Penunggangan tersebut
umpamanya berupa pemaksaan sepihak, terhadap pengertian
konsep Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Dengan demikian,
yang secara tidak langsung mereka telah menuduh masyarakat kita
sebagai pembajak, pencuri, tidak bermoral, tidak menjunjung nilai
etika, dan sejenisnya.
Perlu diingatkan bahwa negara kita bukan satu-satunya surga
perangkat lunak tidak berlisensi. Hal ini sudah mendarah daging di
seluruh Asia. Kita hanya kalah melakukan public relation dalam hal
pura-pura aktif melakukan pemberantasan. Bahkan di sebuah
negara Asia Tenggara yang konon sudah maju dan beradab,
ditemukan perangkat lunak tanpa lisensi secara melimpah ruah.
Namun di atas itu semua, tentu kondisi tersebut tidak lantas menjadi
alasan pembenar bagi masyarakat untuk melakukan pembajakan
dan atau menikmati barang bajakan.

Mengenal Open Source


Istilah Open Source Software (OSS), menurut Esther Dyson
(1998), didefinisikan sebagai perangkat lunak yang dikembangkan
secara gotong-royong tanpa koordinasi resmi, menggunakan kode
program (source code) yang tersedia secara bebas, serta
didistribusikan melalui internet. Menurut Richard Stallman (1998),
budaya gotong royong pengembangan perangkat lunak itu sendiri,
telah ada sejak komputer pertama kali dikembangkan. Namun ketika
dinilai memiliki nilai komersial, pihak industri perangkat lunak mulai

152
memaksakan konsep mereka perihal kepemilikan perangkat lunak.
Dengan dukungan finansial yang kuat -- secara sepihak -- mereka
membentuk opini masyarakat bahwa penggunaan perangkat lunak
tanpa izin/ lisensi merupakan tindakan kriminal. Tidak semua pihak
menerima konsep kepemilikan tersebut di atas. Richard Stallman
(1994, 1996) beranggapan bahwa perangkat lunak merupakan
sesuatu yang seharusnya selalu boleh dimodifikasi. Menyamakan
hak cipta perangkat lunak dengan barang cetakan merupakan
perampasan kemerdekaan berkreasi.
Semenjak pertengahan tahun 1980-an, yang bersangkutan
merintis proyek GNU (GNU is Not Unix) -- dengan tujuan
memberdayakan kembali para pengguna (users) dengan kebebasan
(freedom) menggunakan dan mengembangkan sebuah perangkat
lunak. Proyek ini memperkenalkan konsep copyleft yang pada
dasarnya mengadopsi prinsip copyright, namun prinsip tersebut
digunakan untuk menjamin kebebasan berkreasi. Jaminan tersebut
berbentuk pelampiran source code, serta pernyataan bahwa
perangkat lunak tersebut boleh dimodifikasi asalkan tetap mengikuti
prinsip copyleft.
Konsep dari proyek GNU ini lebih dikenal dengan istilah "free
software". Prinsip-prinsip free software tersebut memiliki banyak
kesamaan dengan OSS. Namun menurut Richard Stallman (1998),
free software lebih menekankan pada hal hakiki yaitu kebebasan
mengembangkan perangkat lunak. Sedangkan menurut Eric S.
Raymond (2000), OSS lebih menekankan aspek komersial seperti
kualitas tinggi, kecanggihan, dan kehandalan. Dengan demikian,
konsep OSS diharapkan lebih menarik perhatian pelaku bisnis,
investor, dan bahkan para raksasa perangkat lunak. Bahkan Esther
Dyson (1998) memperkirakan, bahwa raksasa seperti Microsoft pun
akan memperhitungkan serta memanfaatkan OSS, seperti halnya
mereka memanfaatkan internet. Harus diakui, penggunaan
perangkat lunak (software) komputer sistem gratis pada Indonesia
Go Open Source (IGOS) telah digencarkan sejak 2004.
Namun, penetrasi penggunaan open source di lingkungan
lembaga pemerintah, departemen, dan instansi lainnya masih sangat
rendah. Persentasinya tak sampai angka lima persen. Artinya proses
migrasi ke sistem open source berjalan sangat lamban. Faktor
utama penyebabnya adalah kesadaran bahwa mencuri hak cipta
merupakan tindakan kriminal dan penegakan hukum yang lemah.
Bisa jadi lembaga-lembaga penegak hukum, seperti kejaksaan,
kepolisian, hingga ke polsek-polsek sampai Dirjen HAKI

153
Dephukham, sudah seluruhnya bebas dari pembajakan. IGOS
memang sudah mulai diterapkan di departemendepartemen, di
antaranya Depkominfo, Depdiknas khususnya di sekolah-sekolah
kejuruan, dan beberapa departemen lainnya. Di samping itu, pemda
juga banyak yang berkeinginan untuk menerapkan open source,
namun masih terbatas.
Oleh karenanya, yang perlu dibangun adalah pengembang atau
promotor dari sistem open source tersebut. Selanjutnya, mereka
akan dijadikan agen-agen, misalnya pusat untuk Aceh ada di
Syahkuala. Mengingat Aceh merupakan provinsi yang paling
semangat menerapkan open source, bahkan mereka telah
mendeklarasikannya.

Mengapa Open Source?


Hasil penelitian Badan Litbang SDM Departemen Komunikasi
dan Informatika (Depkominfo), belum lama ini menunjukkan tingkat
implementasi IGOS ternyata belum terlihat keberhasilannya,
terutama di berbagai lembaga pemerintah. Faktor penghambat bagi
pengguna teknologi informasi (TI) pada teknologi OSS adalah terjadi
kompatibilitas dengan closed source software dan pada kurangnya
keinginan beralih ke OSS. Lalu, muncullah persepsi, seperti tidak
adanya kemudahan penggunaan dibandingkan dengan proprietary
software, tidak adanya kemudahan mempelajari pengoperasian OSS
bagi pengguna baru, dan kesulitan dalam mengoperasikan OSS.
Sementara itu, tingkat implementasi OSS di berbagai daerah juga
masih sangat rendah. Hanya Jakarta yang cukup tinggi tingkat
implementasinya. Sedangkan, dari lima departemen deklarator
IGOS, hanya Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang sangat
maju kemudian disusul Departemen Kominfo. Keberhasilan
implementasi OSS di lembaga pemerintah, sangat dipengaruhi oleh
visi pimpinan lembaga serta aspek sumber daya manusia (SDM)
yang perlu memperoleh prioritas untuk menghilangkan hambatan
implementasi OSS.
Lambannya implementasi OSS menunjukkan proses sosialisasi
yang belum tuntas akan nilai strategis penerapan OSS. Hemat
penulis, setidaknya ada 3 (tiga) nilai strategis open source sehingga
harus secara totalitas kita mendorong implementasinya;
Pertama, kegiatan open source biasanya melibatkan banyak orang.
Memobilisasi banyak orang dengan biaya rendah (dan bahkan
gratis) merupakan salah satu kelebihan open source. Bayangkan jika
mereka harus digaji sebagaimana layaknya programmer yang

154
bekerja di perusahaan yang khusus mengembangkan software untuk
dijual. Kumpulan skill ini memiliki nilai yang berlipat-lipat tidak
sekadar ditambahkan saja.
Kedua, adanya peer review meningkatkan kualitas, reliabilitas,
menurunkan biaya, dan meningkatnya pilihan (choice). Adanya
banyak pilihan dari beberapa programmer membuat pilihan jatuh
kepada implementasi yang lebih baik. Contoh nyata dari hal ini
adalah web server Apache yang mendominasi pasar server web.
Ketiga, konsep open source menjamin masa depan (future) dari
software. Dalam konsep closed-source, software sangat bergantung
kepada programmer. Bagaimana jika programmer tersebut berhenti
bekerja atau pindah ke perusahaan lain? Hal ini tentunya akan
merepotkan perusahaan pembuat software tersebut. Di sisi pembeli
juga ada masalah. Bagaimana bila perusahaan pembuat software
tersebut sudah gulung tikar? Nilai closed-source software akan
cenderung menjadi nol jika pembuat perusahaan tersebut sudah
bangkrut. Dengan kata lain, the price a consumer will pay dibatasi
oleh expected future value of vendor service. Open source tidak
memiliki masalah di atas.

Bekal Mengejar ketinggalan


Open source penting karena sangat strategis dan terbuka.
Untuk negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, ini
merupakan kesempatan untuk mengejar ketinggalan dengan
menggunakannya. Kita harus maju memanfaatkan apa yang sudah
ditemukan, kemudian menambahkan, dan melakukan inovasi yang
lebih jauh. Open source, selain bersifat freedom, juga banyak free
sehingga menghemat pembiayaan lisensi. Kemudian, biaya lisensi
bisa digunakan untuk pendidikan atau mengembangkan inovasi
yang manfaatnya jauh lebih besar untuk kemajuan Indonesia.
Persoalan pengembangan open source sangat strategis bagi
Indonesia karena pemakaian sistem itu bisa mengurangi anggaran
untuk membeli perangkat lunak, yang nilainya untuk seluruh
lembaga pemerintah bisa mencapai puluhan juta dolar AS. Bahwa
pemanfaatan open source yang menggunakan kode-kode terbuka
dan bisa dimodifikasi sendiri juga memberi kesempatan untuk
mengejar ketertinggalan negara berkembang dari negara-negara
maju. Pemakaian sistem terbuka itu juga menghindarkan negara
berkembang dari monopoli vendor dan software negara maju.
Sayang sekali, gerakan OSS ini baru berhasil di lingkungan
teknis, yang biasanya kurang tertarik untuk menggunakan OSS

155
untuk keperluan bisnis. Diperlukan usaha ekstra untuk memajukan
sektor office automation ini. Masalah ini tidak dapat hanya diatasi
secara bottom-up. Dukungan pimpinan dibutuhkan untuk mendorong
pengurangan secara bertahap penggunaan perangkat lunak yang
dianggap tanpa lisensi sah. Tidak dapat dipungkiri, bahwa usaha ini
membutuhkan pengalokasian sumber daya manusia dan biaya yang
tidak sedikit. Diperlukan pula unsur kolaborasinya karena banyak hal
yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Dukungan secara grass-root/
bottom-up akan membantu terbentuknya Masyarakat Digital Gotong
Royong (MDGR) yang bersifat tidak formal. Jika negara-negara
yang sedang berkembang ini memanfaatkan OSS, dengan
sendirinya berarti tidak menggunakan perangkat lunak yang
berlisensi.

**
BIODATA
Nama : Wahyu Kuncoro SN
Tempat/Tgl Lahir : Klaten, 25 Pebruari 1972
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat rumah : Perum BINA MARGA
Jalan Raya Menganti 300-D, Wiyung –
Surabaya
Telepon : Telp. 031-7523782
HP. 081 2320 8565 / Flexy : 031-71914276
wahyuksn@gmail.com atau
wahyuksn@yahoo.com
Pekerjaan : Jurnalis/Wartawan

156
Open Source, Bisnis Masa Depan & Inovasi Tanpa Henti
Oleh: Andhika Hendra
ABSTRAK

Karya tulis ini menjelaskan definisi piranti lunak berbasis open


source lengkap dengan situsnya (www.gnu.org), termasuk
keuntungan dan manfaat yang dapat diperoleh atas penggunaan
piranti lunak tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Harry
Sufehmi dari situsnya (www.harry.sufehmi.com). Open source,
yang dikenal secara luas adalah software atau piranti lunak
yang dapat digunakan secara luas tanpa perlu membayar
lisensi.
Dengan keuntungan open source ini, tentunya akan
memberikan jaminan perkembangan software itu sendiri dimasa
yang akan datang. Hal mana tidak akan dijumpai pada software
yang memiliki konsep closed-source, dimana software tersebut
hanya bergantung pada satu vendor. Jika perusahaan vendor
tersebut tutup, akan sangat merepotkan pengguna software
tersebut. Dengan demikian merupakan suatu langkah berani
yang diambil oleh pemerintah, ketika tanggal 30 Juni 2004
pemerintah melalui Kementerian Negara Riset dan Teknologi,
Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Kehakiman dan
HAM, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri
Pendidikan Nasional mendeklarasikan program Indonesia, Go
Open Source! (IGOS), yang dimaksudkan untuk lebih
memberdayakan dan memperkuat sistem teknologi informasi
dan komunikasi nasional khususnya dalam hal memanfaatkan
open source.

Pada tahun 1998, tepatnya ketika saya menginjak kelas 1 SMP.


Saya sangat terkejut ketika mendapatkan pelajaran tentang
komputer. Wajar, keterkejutan tersebut, saya hanya mengenal mesin
ketik dan hanya pernah mendengar komputer beberapa kali saja.
Setiap pelajaran komputer, hati saya selalu berdebar-debar karena
takut tidak bisa mengoperasikannya dan salah ketika menekan
keyboard. Entar, kalau error, gimana? Jangan-jangan minta ganti
rugi, hal-hal itu yang selalu bergelayut dalam benak dan pikiran
saya.
Saya masih sedikit ingat, bagaimana saya diajarin mengenai
MS-DOS. Menghafalkan berbagai rumus untuk menjalankan
program tertentu. Masih hangat dalam ingatan, pelajaran komputer,

157
namun teorinya lebih dominan dibandingkan praktek memegang
komputer. Mau tak mau, demi nilai, saya pun hanya menghafal
rumus-rumus MS-DOS. Pelajaran itu hanya didapatkan pada kelas
1, ketika kelas 2 hingga 3, saya pun tidak memegang komputer
sama sekali. Sayang, saya lupa nilai pelajaran komputer itu.
Kok gaptek banget sih? Ya, saya memang tinggal di desa.
Sebuah desa bernama Penggarit, dan SMP di Banjardawa, ibu kota
kecamatan Taman di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Namun,
saya senang bisa mengenal komputer di kelas 1 SMP, masih banyak
temanku yang tidak bersekolah di SMP favorit tidak mendapatkan
pelajaran komputer. Saya termasuk beruntung karena pernah
memegang komputer pada usia 12 tahun.
Seiring umur makin berjalan, saya memasuki SMA, tepatnya di
SMA 1 Pemalang. Saya pun mendapatkan pelajaran tambahan yaitu
komputer, yang diselenggarakan setelah jam sekolah selesai. Ketika
itu tahun 2001, saya menerima buku panduan mengenai
MICROSOFT WORD. Pada pelajaran pertama, saya masih ingat,
saya sangat terkagum-kagum ketika komputer juga bisa
mengeluarkan suara. Benar, itu tidak bohong. “Wah, benda ini bisa
menjadi penentu masa depan manusia,” demikian apa yang ada di
benakku. Seminggu tiga kali, saya mendapatkan pelajaran
tambahan. Saya belajar mengetik menggunakan program windows.
Saya tidak tahu persis apa itu windows, ketika itu. Saya juga tidak
mengetahui kalau windows itu dibuat oleh Bill Gates dan
memakainya harus membayar lisensi. Yang penting, saya bisa
mengetik dengan komputer, dan mendapatkan nilai baik. Dan
tentunya tidak gagap teknologi lagi.
Ketika kelas 3 SMA, kota Pemalang dimasuki oleh internet. Ada
orang yang mendirikan warung internet, dengan tarif Rp6.000 per
jam. Tarif itu tergolong mahal bagi saya, anak SMA. Namun, saya
bersama teman-teman sering iseng bermain internet. Ketika itu,
internet sangat bermanfaat untuk mencari tempat kuliah. Ketika itu,
saya tidak bisa menggunakan fasilitas email, chatting, dan lainnya.
Yang penting ketika itu, saya dan teman-teman bisa membuka
internet explorer dan mengetik google untuk mencari informasi yang
diinginkan.
Belajar dari pengalaman hidup saya, memang Windows dan
Microsoft memang telah merasuki pemikiran dan ideologi
masyarakat Indonesia secara umum yang mengerti komputer.
Maklum, masih banyak masyarakat Indonesia yang buta huruf dan
pastinya tidak mengenal komputer. Jika berbicara mengenai

158
komputer, maka Windows dan Microsoft pun selalu dikaitkan.
Termasuk saya sebagai orang awam dalam dunia komputer, juga
pernah mengalami fase tersebut..
Open source, saya kenal melalui teman satu kos yang kuliah di
jurusan teknik elektro Universitas Brawijaya. Untung, saya tinggal
banyak mahasiswa teknik sehingga saya tidak ketinggalan informasi
mengenai teknologi. Wajar, saya mahasiswa sastra yang berkutat
dengan novel dan puisi. Saya mengenal salah satu bentuk open
source adalah Linux. Terus terang, saya tidak meng-instal Linux
dalam program komputer saya, karena terlalu rumit dan ribet di
pelajari. Maklum saya orang awam dalam dunia teknologi.
Namun, teman saya itu yang bernama Sugeng, selalu
mendesak saya untuk menginstal Linux di PC (Personal Computer)
yang saya miliki. Berbeda dengan Windows yang mudah untuk
menginstalnya, menginstal Linux lama sekali. Sedikit demi sedikit
pun saya belajar mengoperasikan Linux. “Entar beberapa tahun ke
depan, Linux akan semakin mudah dioperasikan. Masalahnya,
semuaReporter at International Desk on Seputar Indonesia Daily in
Jakarta, orang bisa membantu mengembangkan Linux,” demikian
kata temanku, Sugeng. Ternyata, apa yang diungkapkan Sugeng itu
benar adanya. Kini, Linux semakin mudah digunakan.
Sayang, adanya asosiasi antara komputer dengan windows
menjadi candu bagi masyarakat. Apalagi, sebagian besar
masyarakat belum mengenal open source. Tak bisa dihindari jika
perkembangan open source di masyarakat kita sangatlah lambat.
Masyarakat lebih memiliki memakai windows, walaupun bajakan,
karena alasan murah dan mudah digunakan. Mereka ada yang
menyadari bahwa bajakan itu dilarang, namun dengan alasan
keterpaksaan, semuanya bisa dihalalkan.

1001 Keuntungan Open source

Open source, yang dikenal secara luas adalah software atau


piranti lunak yang dapat digunakan secara luas tanpa memerlukan
lisensi. Dalam situs, www.gnu.org, dijelaskan bahwa open source
adalah piranti lunak komputer yang menyertakan source code/kode
programnya, dan mengizinkan siapa saja untuk mengeksplorasi apa
saja dengan open source. Gampangnya, semua orang bisa bisa
menggunakan open source tanpa adanya batasan. Jadinya, azas
manfaat bagi semua penggunanya pun bisa dirasakan dengan open
source.

159
Yang jelas, open source akan menjadi piranti lunak di masa
depan. Kenapa bisa begitu? Alasan utamanya adalah gratis.
Sehingga semua orang pun cenderung melirik dan menggunakan
open source. Apalagi, open source memiliki beberapa keuntungan
dan kelebihan dibandingkan jenis piranti lunak yang harus merogeh
kocek.
Adapun keuntungan open source, seperti dikutip dari
www.harry.sufehmi.com, sebuah situs yang dikelola oleh Harry
Sufehmi, seorang konsultan teknologi informasi ternama, antara lain
legal. Open source, dengan berbagai kelebihannya, juga legal.
Penggunaan software Open source di seluruhIndonesia akan
menyebabkan tingkat pembajakan software di Indonesia menjadi
turun drastis, dari 88% menjadi 0%.
Harapannya jika seluruh masyarakat Indonesia menggunakan
open source, maka kedudukan Indonesia sebagai pembajak
terbesar pun sirna. Indonesia berada pada posisi nomor 4 negara
pembajak terbesar di dunia. Hal itu berdampak buruk terhadap posisi
tawar-menawar Indonesia melemah di dunia perdagangan, dan
menjadikan Indonesia menuai kecaman dari negara-negara lainnya.
Menurut pandangan saya, open source dapat menjadi ‘dewa
penyelamat’ bagi Indonesia di pergaulan internasional, baik bagi
pemerintah dan masyarakat. Pemerintah pun tidak perlu malu lagi
ketika berdiplomasi baik di hubungan bilateral, regional, maupun
internasional. Bagi masyarakat Indonesia, kita tidak lagi disebut lagi
pembajak. Saya yakin, jika open source telah memasyarakat, kita
semua akan semakin percaya diri dalam pergaulan internasional.
Lebih lanjut, diungkapkan Harry Sufehmi, keamanan negara
dan perusahaan software yang banyak dipakai untuk mengetik
harganya adalah US$ 600. Untuk perbandingan, harga laptop adalah
sekitar US$ 435. Dan pendapatan per kapita/bulan adalah hanya
sekitar US$ 134 dengan menggunakan solusi berbasis open source,
maka dapat dilakukan penghematan devisa negara secara
signifikan. Dana tersebut dapat dialokasikan ke usaha-usaha untuk
kesejahteraan rakyat.
Kalau keamanan negara adalah keuntungan open source,
menurut Harry Sufehmi, pada tahun 1982, terjadi ledakan dahsyat di
jalur pipa gas Uni Sovyet di Siberia. Kekuatan ledakan tersebut
sekitar 3 kiloton, atau 25% dari kekuatan bom nuklir Hiroshima. 16
tahun kemudian baru diketahui oleh publik bahwa ledakan tersebut
disebabkan oleh software komputer proprietary/tertutup yang telah

160
diubah oleh CIA. Software Open source bebas dari bahaya ini,
karena bisa dilakukan audit terhadap kode programnya.
Paling penting bagi manusia awal, keuntungan open source
adalah keamanan sistem yaitu bebas dari virus, spyware, trojan, dan
berbagai masalah keamanan lainnya. Menurut Harry Sufehmi, pada
topik keamanan sistem, satu buah lubang keamanan saja sudah
cukup untuk menjadi jalan masuk penjahat.
Bagi orang awam, dengan menggunakan open source maka
tidak perlu meng-up date dan membeli anti virus. Jadi, bisa
menghemat ratusan ribu dan data-data yang disimpan di PC atau
pun laptop pun terjamin keamanannya. Tidak ketinggalan,
kenyamanan menggunakan open source pun semakin terjamin.
Paling penting keuntungan open source menurut Harry
Sufehmi, karena software open source bersifat terbuka, maka siapa
saja bisa menyediakan jasa layanannya – bukan hanya vendor
pembuatnya saja. Lapangan kerja menjadi terbuka banyak dan
dapat menghidupi banyak keluarga. Peminat bidang teknologi
informasi (TI) juga mendapat akses ke kode program dari berbagai
software canggih. Pada gilirannya ini akan sangat membantu untuk
menghasilkan pakar-pakar TI Indonesia dengan kualitas dunia.
Industri dalam negeri non-TI turut menikmati, karena jadi mendapat
akses ke software yang ekonomis dan berkualitas, sehingga
kemudian bisa menjadi lebih kompetitif dengan saingan-saingannya
dari luar negeri.
Sementara pendapat lainnya Budi Rahardjo dari Pusat
Penelitian Antar Universitas Bidang Mikroelektronika Institut
Teknologi Bandung, dalam sebuah artikelnya, mengungkapkan
beberapa keuntungan open source antara lain kegiatan open source
biasanya melibatkan banyak orang. Memobilisasi banyak orang
dengan biaya rendah (dan bahkan gratis). Dengan demikian, adanya
peningkatkan kualitasreliabilitas, menurunkan biaya, dan
meningkatnya pilihan.
Ujung-ujungnya, keuntungan open source menjamin masa
depan software . Dalam konsep closed-source, software sangat
bergantung kepada programmer. Bagaimana jika programmer
tersebut berhenti bekerja atau pindah ke perusahaan lain? Hal ini
tentunya akan merepotkan perusahaan pembuat software tersebut.
Di sisi pembeli juga ada masalah.
Reporter at International Desk on Seputar Indonesia Daily in
Jakarta,

161
Bagaimana bila perusahaan pembuat software tersebut sudah
gulung tikar? Menurut Budi Rahardjo, nilai closed-source software
akan cenderung menjadi nol jika pembuat perusahaan tersebut
sudah bangkrut. Dengan kata lain, “the price a consumer will pay”
dibatasi oleh “expected future value of vendor service”. Open source
tidak memiliki masalah tersebut.
Dalam Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia,
Prof.. T. Basarudin, mengungkapkan keuntungan dari sisi ekonomi
pembelian aplikasi software . Seperti aplikasi Windows Vista
Ultimate yang dibanderol seharga Rp 3 juta, Office Professional Rp
4,3 juta, Adobe Photoshop CS3 Rp 5.993.000. Ada pula piranti
ACDSee senilai Rp 500 ribu, CorelDRAW X3 Rp 3,7 juta, Photoshop
Rp 7,2 juta, Adobe Premiere Rp 8,1 juta (Republika Online 19 Juli
2009). Jika semua aplikasi tersebut didownload total pengeluaran
mencapai Rp 32 Juta.
Biaya tersebut, menurut Basarudin, lebih besar dari rata-rata
pendapatan per kapita Penduduk RI pada tahun 2008 yaitu Rp 21,7
Juta. Open source kemudian hadir sebagai teknologi alternatif
dengan keunggulan yang dimiliki seperti lebih cepat menemukan
dan memperbaiki kesalahan (bugs, error); kualitas hasil lebih
terjamin; relatif lebih aman; penghematan biaya serta metode
pengembangannya lebih mudah karena tinggal melanjutkan atau
mengoreksi kreasi yang sudah dilakukan sebelumnya oleh orang
lain. Basarudin juga mengungkapkan, berdasarkan penelitian,
presentasi terbesar dari pengguna open source berasal dari rentang
umur 10 - 25 tahun yaitu sebesar 70 %. Pengguna open source
terbesar ialah para praktisi IT, disusul pelajar pada peringkat
kedua sebanyak 15 %.
Menurut saya pribadi, keuntungan open source mencapai 1001
sebagai kiasan atau tidak terhitung jumlahnya. Kenapa bisa dibilang
begitu, open source akan selalu berkembang dan terus berkembang
tiada henti. Tidak mengherankan keuntungannya pun tidak terhitung
jumlahnya. Apalagi, jika semua bagian dalam pengembangan
teknologi secara umum mengembangkan open source. Maka, open
source akan menjadi raja dan semakin dipuja-puja.

Open source dan Niat Baik Pemerintah

Sebelum saya lulus kuliah, pemerintah Indonesia


mengkumandangkan penggunaan open source. Awalnya, saya
berpikir pemerintah terlalu berani untuk menyatakan genderang

162
perang dengan melawan musuh utama open source dan
menyatakan dukungan kepada open source. Ketika itu, saya
mengacungkan dua jempol ibu jari bagi pemerintah. Saya yakin jika
pemerintah memiliki niat baik, maka open source akan semakin
berkembang pesat. Tanpa dukungan pemerintah, sangat mustahil
mempopulerkan open source.
Hingga pada 30 Juni 2004, Indonesia, Go Open source! (IGOS)
dideklarasikan penggunaan dan pengembangan Open source
Software yang ditandatangani oleh Menteri Riset dan Teknologi,
Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Kehakiman dan HAM,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Pendidikan
Nasional.
Adapun naskah Deklarasi IGOS DEKLARASI BERSAMA
Indonesia, Go Open source ! (IGOS) berisi dalam rangka
mendukung keberhasilan upaya tersebut, pengembangan, dan
pemanfaatan open source software merupakan salah satu langkah
strategis dalam mempercepat penguasaan teknologi informasi di
Indonesia. Untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari
upaya tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah aksi sebagai
berikut: Menyebarluaskan pemanfaatan open source software di
Indonesia, Menyiapkan panduan (guideline) dalam pengembangan
dan pemanfaatan open source software di Indonesia, Mendorong
terbentuknya pusat-pusat pelatihan, competency center dan pusat-
pusat inkubator bisnis berbasis open source di Indonesia dan
mendorong dan meningkatkan koordinasi, kemampuan, kreatifitas,
kemauan dan partisipasi dikalangan pemerintah dan masyarakat
dalam pemanfaatan open source software secara maksimal.
Hingga kemudian, untuk menindaklanjuti Deklarasi Bersama ini
akan diupayakan Surat Keputusan Bersama antar Menteri agar
pengembangan dan pemanfaatannya dapat dimulai dari lingkungan
instansi pemerintah. Menurut Wendy Aritenang, dalam penerapan
open source softwar ini, pemerintah dalam kegiatan sehari-harinya
diharapkan dapat berperan sebagai suri tauladan untuk tidak
menggunakan software bajakan, dan pelaksanaannya dimulai dari
tingkatan unit terkecil, kemudian pada unit yang lebih besar dan
selanjutnya diharapkan dapat diikuti oleh seluruh instansi lain yang
berada dibawah koordinasinya. Strategi ini diharapkan dapat
mendorong masyarakat agar tidak ragu-ragu dalam
mengembangkan dan memanfaatkan OSS. Oleh karena itu, untuk
tahap awal, program IGOS ini akan akan diimplementasikan dengan
program pemerintah yang sudah lebih dulu berkembang, seperti

163
Warung Informasi Teknologi (WARINTEK), One School One
Computer Lab (OSOL) dan lain-lain.
Kalau boleh dibandingkan, Indonesia sangat tertinggal
dibandingkan dengan negara lain yang telah mengembangkan open
source software . Beberapa negara lain, seperti Jerman, Prancis,
Finlandia, Peru, Brasil, Jepang, Korsel dan India, telah
memanfaatkan open source untuk pelaksanaan pemerintahan
mereka. Namun, saya tetap mengapresiasi bahwa pemerintah
memiliki political will dalam mengembangkan open source.
Padahal, kalau dilihat sumber daya manusia kita sebenarnya
tidak kalah. Hanya saja diperlukan pelatihan serius dan dukungan
dana yang solid dan berkelanjutan. Tanpa itu, saya melihat akan
sulit untuk bisa menyamai negara-negara maju.
Maaf, kalau saya menilai bahwa komitmen Pemerintah
Indonesia dengan open source ternodai dengan kunjungan pendiri
Microsoft yang disambut hangat pada Mei tahun lalu. Bahkan,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu lagi dengan
Bill Gates. Bos Microsoft ini bahkan memberikan presidential lecturer
secara khusus.
Dalam pandangan saya, kunjungi Gates tersebut memiliki ‘misi
khusus’ yaitu membendung gerakan open source yang telah
booming. Sepertinya, Bill Gates tidak ingin melepaskan pangsa
pasar raksasa Indonesia. Dia menggelar Goverment Leadership
Forum 2008 di hotel Shangri-La, Jakarta. Janjinya, Microsoft akan
membantu e-Governance dan pengembangan teknologi informasi
kepada pengusaha kecil dan menengah. Publik pun menilai bahwa
pemerintah tidak konsisten dalam pengembangan open source.
Kenapa pemerintah justru masih mendekati Bill Gates?
Pertanyaan ini belum terjawab.
Tahun lalu, saya masih ingat ketika membaca detikinet, di mana
pakar teknologi informasi, Onno W. Purbo mempertanyakan
komitmen pemerintah dalam mengembangkan open source.
Menurut Onno, pemerintah bisa memiliki peran sentral dalam
penyebaran dan pengembangan open source.
“Pemerintah jangan cuma niat, tapi juga perlu gebrakan dan
keberanian,” ujar Onno seperti dikutip detikINET (27 Mei 2008).
Onno mengatakan sebenarnya pemerintah bisa melakukan itu cukup
dengan memberdayakan pengembang piranti lunak lokal.
“Masalahnya, pemerintah punya nyali nggak untuk ngomong hanya
akan pakai Open source? Untuk sampai di situ butuh pemimpin yang
berani melawan Microsoft!” tukas Onno.

164
Onno mengungkapkan, ada 140 juta pekerja yang
menggunakan komputer, kalau terikat dengan proprietary harus
mengeluarkan minimal USD500 per orang untuk menggunakan
windows. “Kalau dihitung berapa besarnya devisa kita yang lari ke
AS? Lebih baik bikin software sendiri kan?” jelasnya.
100% sepakat dengan pendapat Onno. Hanya saja, memang
lobi-lobi dari Microsoft dengan pemerintah sangat kuat dan telah
lama terjadi. Hanya saja, lobi dari kalangan open source terhadap
pemerintah masih maju mundur, sehingga dukungan pemerintah pun
hanya setengah-setengah saja.
Lepas dari politisasi open source, menurut hemat saya,
alangkah baiknya jika pengenalan open source lebih di titik beratkan
kepada sekolah. Di mana, open source di masukkan dalam dari
kurikulum pendidikan di sekolah. Jadi, sedini mungkin, anak-anak
Indonesia lebih mengenal open source dibandingkan lainnya.
Dengan demikian, anak-anak pun akan semakin bersahabat dengan
open source ikut andil dalam mengembangkannya di masa
mendatang. Mereka pun siap menghadapi persaingan global.
Selain itu, pengembangan open source difokuskan kepada
perguruan tinggi. Memang banyak universitas dan institut yang ikut
mengembangkannya. Namun, penemuan dan kreativitas hasil
pengembangan open source dari kampus jarang dipublikasi ke
masyarakat sehingga tidak ada apreasiasi yang memuncak. Publik
pun memandang, open source hanya berkutat bagi orang-orang
komputer dan teknik.
Bahkan, Pemred InfoLinux yang sekaligus Ketua Yayasan
Penggerak Linux Indonesia Rusmanto telah berpikir jauh ke depan.
Dia mengungkapkan perlunya proses sertifikasi atau pengakuan
terhadap kompetensi dalam open source. Pasalnya, pangsa
penggunanya mulai banyak. (Republika Online 19 Juli 2009).
Menurut dia, dengan adanya sertifikasi ini seorang yang
bergelut dalam bidang telematika dipastikan memiliki kemampuan
dan pengetahuan tentang tentang standar profesi/kompetensi,
standar pendidikan profesi, standar pelayanan, kode etik profesi,
akuntabilitas profesi serta aspek hukum yang menyertai profesi ini.
Diperkirakan, programer open source pun akan disederajatkan
dengan profesi yang telah diakui masyarakat seperti guru, dokter,
dan pengacara. Nantinya, para programer open source pun
mendapatkan pengakuan dan hasil kerjanya bisa
dipertanggungjawabkan.

165
Open source di Indonesia Melejit

Dalam buku Digital Review of Asia Pacific 2007-2008 yang


diterbitkan oleh International Development Research Center (IDRC)
Orbicom dalam bahasan mengenai Indonesia yang ditulis, Donny
B.U dan Mudiardjo, menjelaskanbeberapa aplikasi open source yang
dikembangkan oleh Indonesia adalah Windows Bahasa Indonesia,
BlankOn Linux distro, IGOS Desktop, dan Aplikasi Sistem dan
Waroeng IGOS untuk Internet Kiosk Clients-Server Application.
Kemudian, seperti dikutip dari tedi.heriyanto.net, publik telah
mengetahui open source seperti Sendmail. Sejumlah dua juta
salinan sendmail telah diinstalasi di seluruh dunia yang merupakan
lebih dari 75 % seluruh Internet mail dengan akses
http://www.sendmail.com. Ada juga, DNS dan BIND, tools Domain
Name Server, yang menerjemahkan permintaan request berupa
domain name menjadi alamat IP.Kemudian, prinati lunak GNU
dimana sebagian besar program-program open source berasal dari
proyek GNU, seperti kompiler GCC, editor Emacs, dan sebagainya.
Yang paling terkenal adalah Linux. Web server berbasiskan
Linux merupakan pemimpin pasar untuk web server bagi web site
publik dengan pangsa pasar 31% menurut studi Netcraft.
Selanjutnya adalah Perl dan PHP, di mana keduanya adalah bahasa
pemrograman yang sangat berguna dalam administrasi sistem,
pembuatan program serta dapat pula digunakan dalam pembuatan
web site yang dinamis.
Kabar terbaru adalah open source software turut andil
menyukseskan pemilu presiden pada 8 Juli lalu. Seperti dilaporkan
berbagai media, sistem perhitungan pemilu presiden 2009 melalui
SMS bisa dibilang sukses. Hal ini tidak lepas dari peran serta Open
source yang 100 persen digunakan dalam sistem ini seperti dikutip
dari Okezone (9/7/2009).
Sistem SMS Pemilu Pilpres 2009 yang diberi nama SERIS
menjamin tabulasi pemilu yang cepat, akurat, transparan, aman,
mudah digunakan dan dikembangkan. Menurut Harry Sufehmi,
arsitek yang mendesain SERIS, proses perhitungan otomatis di
engine SERIS sangat akurat, karena proses parsing yang minim
resiko kekeliruan deteksi, dan didukung oleh berbagai algoritma
verifikasi serta validasi internal.
VivaNews (10 Juli 2009) menulis bila pada pemilu legislatif
anggaran yang dikeluarkan negara untuk sistem TI bisa habis
bermiliar-miliar. Ternyata, untuk sistem SMS ini, pemerintah nyaris

166
tidak mengeluarkan uang sama sekali. Sistem SMS kali ini pun
merupakan hasil hibah dari organisasi nirlaba asal Amerika,
International Foundation for Electoral System (IFES), yang berbasis
di Washington DC.
Hebatnya lagi SERIS ini cuma dikembangkan dalam waktu dua
pekan saja. Tim SERIS sendiri cuma diawaki oleh 7 orang saja,
termasuk Harry. Anggota tim SERIS lainnya adalah Abdullah Andi
Koro (network administrator), Digit Oktavianto (system
administrator), Johan Rukmana (Flash developer), Riyogarta Pratikto
(lead developer), Rizki (system administrator), Wibisono
Sastrodiwiryo (senior developer), dan Yanmarshus (quality
assurance).
Pertanyaannya apakah SERIS mampu menyeimbangan quick
count? Okezone (9 Juli 2009) melaporkan SERIS mampu
mengimbangi kecepatan quick count. Mengutip pendapat Lead
Developer, yang juga penggagas SERIS, Riyogarta Pratikto. Ketika
ditanya mengenai kemungkinan SERIS digunakan kembali untuk
proses pemilu yang akan datang? “Saat ini, teknologi seperti itu
cuma ada di SERIS. Entah 5 tahun ke depan,” tandasnya.
Bukan hanya SERIS, Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan
Teknologi Penginderaan Jauh– Lapan juga telah memanfaatkan
open source dalam pemanfaatan dan pengembangan penginderaan
jauh di indonesia. Seperti dikutip dari www.lapanrs.com, Lapan telah
mengembangkan software open source untuk Penerimaan,
Perekaman & Penampil Cepat (QL) Data MODIS TERRA-AQUA;
Integrasi software open source untuk Rekonstruksi & Pengolahan
Data (Sistemik & Ekstraksi Informasi) MODIS, AIRS/AMSU/HSB dan
AMSRE; Pemaketan Data Telemetri Satelit Berdasar Struktur
CCSDS; Msphinx (Software alternatif Image Processing terutama
untuk MODIS); HDFLook; DORIS (Software InSar ); PolSarPro
(Software pengolahan Data Full Polarimetrik RADAR); MapServer
(Software untuk WebMapping/Web GIS); dan GRASS.

Inovasi = 5 I
Pengembangan open source tidak lepas dari inovasi. Tanpa
inovasi dunia akan sepi dari penemuan dan pengembangan. Untuk
bisa memahami apa dasar dan defenisi inovasi, ada sebuah buku
yang sangat bagus ditulis oleh Menteri Riset dan Teknologi
Kusmayanto Kadiman berjudul, “Simfoni Inovasi, Cita Dan Realita’.
Buku tersebut memang cukup luas mendeskripsikan permasalahan
inovasi dan teknologi.

167
Menurut Kusmayanto, para akademisi (ilmuwan dan periset)
tentu saja menjadi ’ujung tombak’ dalam pengembangan iptek. Tapi
sering mereka tidak terlibat langsung dalam pemanfaatan iptek. Para
pelaku usaha berperan banyak dalam pemanfaatan iptek, dan
penyebarannya. Dalam kasus-kasus tertentu, para pelaku usaha
juga melakukan riset dan menghasilkan variasi iptek.
Dalam epilog buku “Simfoni Inovasi, cita dan realita”,
Kusmayanto menyimpulkan keterkaitan antara iptek, inovasi dan
jalainan hubungan A-B-G (A (akademis/academicians), B (pelaku
bisnis/business people) dan G (pelaku penyelenggara
pemerintahan/government agencies). Pertama, daya saing
perusahaan-perusahaan, efektivitas program-program layanan
publik (yang melibatkan iptek) dan produktivitas lembaga-lembaga
riset (termasuk perguruan-perguruan tinggi) mencerminkan
kapabilitas inovasi nasional sebuah mayarakat.
Lebih lanjut, kedua adalah kapabilitas inovasi yang tinggi
dihasilkan melalui interaksi, dan pembelajaran dengan menggali
sumber-sumber interaksi tersebut. Melalui interaksi dan
pembelajaran ini, kegiatan produksi iptek, penyebaran dan
pemanfaatannya berlangsung dalam suatu kesatuan arah dan
tujuan.
Ketiga, perkembangan iptek di sebuah bangsa terpaut erat
dengan kemajuan bangsa, seperti yang dipercayai penganut
pandangan instrumentalis. Tapi ini bukan berarti iptek menimbulkan
perubahan dan kemajuan. Perkembangan iptek menimbulkan
kemajuan kalau itu disertai dengan berbagai langkah untuk
membangun kapabilitas inovasi.
Keempat, pelaku-pelaku yang terlibat dalam sebuah sistem
inovasi pada dasarkan berbeda dari satu yang lain. Heterogenitas
pelaku-pelaku ini justru menyediakan sumber-sumber pembelajaran
yang penting untuk membangun kapabilitas inovasi. Proses
membangun kapabilitas inovasi melibatkan transformasi nilai-niali
dan ini merupakan proses kultural.
Kelima, mengenai kapabilitas inovasi bangsa Indonesia,
interaksi antara pelaku-pelaku inovasi masih terbatas intensitasnya,
dan ini membawa implikasi pada kapabilitas inovasi nasional yang
tercermin pada daya saingin industri nasional, dan produktivitas
lembaga-lembaga riset. Satu faktor yang menghambat tumbuhnya
kapabiltas inovasi Indonesia adalah berbaai bentuk pengaruh asing.
Efeknya adalah para pelaku A, B, G nasional terikat pada pelaku-
pelaku asing, dan terisolasi satu dari yang lain.

168
Yang menarik, Kusmayanto memberikan solusi bagaimana jika
kita melengkah ke depan, bilan kita ingin membangun sistem inovasi
yang kuat dan sustainable maka prinsip-prinsip berikuta harus
diperhatikan, yaitu 5I. Apa saja 5I tersebut?
Pertama menurut Kusmayanto adalah Indigenous. Proses
inovasi yang kita laksanakan harus mendorong pengembangan iptek
secara indegenous di segala sektor. Yang menjadi persoalan
bukanlah apakah bergantung pada bantuan asing itu baik atau tidak
baik, pakaha kita perlu independen atau dependen.
Permasalahannya yang mendasar adalah pakaha kita memiliki
kemampuan atau tidak.
Inklusif adalah yang kedua. Kita tampaknya memerlukan sistem
inovasi yang inklusif, di mana berbagai unsur masyarakat, dalam
keanekaragaman kultural dan kenaekaragaman sumber daya
alam/hayati, mendapatkan pelaung untuk terlibat. Menurut
Kusmayanto, kita membutuhkan iklim yang inklusif yang
menstimulasi inetarkasi ilmuwan-entrepreneur-birokrat, baik pusat –
daerah, maupun antardaerah.
Ketiga yakni Institusional. Instusionalisasi iptek mencakup aspk
struktur dan kultur/budaya. Dalam aspek budaya, kita perlu
mendorong berbagai upaya untuk saling bertukar pengetahuan dan
pengalaman dalam kreativitas pengembangan iptek dan inisiasi
berinovasi.
Keempat adalah Interaksional. Kita perlu mengembangkan
regulasi yang memungkinkan para pelaku inovasi dalam organisasi-
organisasi yang berbeda untuk bisa berinteraksi secara erat,
mendalam, bertukar pengetahuan, dan berkesinambungan. Artinya,
regulasi tersebut perlu memberikan keleluasaan bagi interaksi
melintasi batas-batas organisasional.
Dan kelima yaitu Interdependen. Interaksi dan kemitraan
dengan berbagai pelaku inovasi dari mancanegara, merupakan
sumber pembelajaran yang sangat penting. Fortifikasi lokal dan
nasional dapat kita tempuh dengan cara terlibat dalam pergaulan
global. Namun, dalam menjalin dan menjalankan interaksi dan
kemitraan tersebut.
Dari pendapat Kusmayanto yang akrab di kalangan para
blogger dipanggil KK, inovasi bukan hanya permasalahan personal.
Inovasi adalah permasalahan publik dan milik bersama. Bahkan,
jelas sekali bahwa inovasi juga menjadi tanggungjawab pemerintah.
Bahkan, bisa saya simpulkan dari pendapat Kusmayanto bahwa

169
inovasi adalah ruh-nya iptek. Tanpa inovasi, iptek tidak ada artinya.
Tanpa inovasi, open source pun hanya menjadi sampah semata.

Belajar dari Matt Mullenweg dan Linus Torvalds

Berbicara mengenai inovasi yang lekat dengan dunia open


source, saya teringat pernah menulis profil mengenai pendiri
wordpress Matt Mullenweg dan pendidi Linux Linus Torvalds. Kedua
tokoh tersebut, menurut saya menjadi sumber inspirasi bagi semua
orang untuk terus berinovasi tiada henti.
Ujung-ujungnya, inovasi pun menjadi “buah” yang bisa
dinikmati. Inovasi juga memerlukan proses panjang, tidak bisa hanya
dalam satu malam. Seperti rumus tradisional, inovasi juga butuh
kerja keras, kerja cerdas, dan kerja taktis. Belajar dari kedua idola
saya tersebut, saya bisa mengambil hikmah bahwa inovasi tidak
harus identik dengan uang.
Dalam artikel yang pernah saya tulis di harian Seputar
Indonesia (20 Desember 2008) berjudul “Jangan Fokus Uang,
Kerjakan yang Disukai”, profil mengenai Matthew Charles Mullenweg
atau dikenal dengan Matt Mullenweg pada rubrik MIRROR. Saya
kira, Matt Mullenweg pantas untuk dijadikan teladan dalam
pengembangan open source bagi generasi muda Indonesia.
Mullegweg, seorang jenius yang mampu menjadi jutawan pada usia
muda berkat open source.
Dia adalah pendiri Wordpress, situs bagi para blogger. Dengan
mengandalkan Wordpress, Mullenweg sudah meraih pundi-pundi
kekayaan senilai USD40 juta. Matt mengembangkan Wordpress
sebagai aplikasi blog yang terbuka (open source), sehingga peranti
lunak dan kodenya terbuka bagi publik. Kenapa Wordpress harus
open source?
“Jika melakukan sesuatu demi uang, kamu akan menemui
banyak kesulitan untuk menjual. Namun lakukan apa yang kamu
sukai, maka uang akan mengikuti kamu,” ujarnya. Pada April 2004,
Matt Mullenweg drop out kuliah dan pindah dari Houston ke San
Fransisco untuk bekerja pada CNET selama setahun. Di sana,
Mullenweg berhasil meluncurkan Automatic dan Askimet, sebuah
peranti lunak untuk mengeblok spam.
Mullenweg mengaku, ada beragam alasan di balik
pengembangan Wordpress. Pertama, dia ingin membuat situs blog
yang memudahkan para pengguna membuat situs online. Dia ingin
semua orang dapat membuat blog. Kemudahan itu yang pada

170
akhirnya membuat Wordpress cenderung populer dibandingkan
lainnya.
Kedua, dia ingin memenuhi keinginan pengguna, termasuk
pemenuhan open source yang terus berkembang. Mullenweg
mengaku sangat menyukai semua pekerjaan yang menyangkut
Wordpress. "Apalagi, pekerjaan saya seperti memberikan hadiah
pada dunia ini, gratis untuk semua orang, semua orang dapat
menggunakan hasil kerja saya," ujarnya pada bloginterviewer.
Selain Matt Mullenweg, tokoh yang harus menjadi idola para
pengembang OSS Indonesia adalah Linus Torvalds. Dalam artikel
yang pernah saya tulis mengenai Linus Torvalds, pendiri Linux di
harian Seputar Indonesia (16 Juli 2009) pada rubrik MIRROR. Bagi
Linus, inovasi lepas dari dunia teknologi informasi. Siapa yang
berhenti berinovasi dan berkreasi,otomatis akan mati.
Nama besar Torvalds memang melekat pada pemerhati dan
pengguna open source. Dia pun dijuluki sebagai Bapak Open source
Dunia. Semuanya bermula pada 1988, ketika itu Torvalds kuliah di
University of Helsinki dengan Jurusan Ilmu Komputer.Di masa
perkuliahan, mahasiswa umumnya menggunakan Minix. Minix
merupakan sebuah sistem operasi berbasis Unix yang dibuat
Andrew Tannenbaum.
Tannenbaum adalah salah satu dosen Linus yang
menggunakan Minix sebagai alat belajar-mengajar. Jiwa
pemberontaknya mulai muncul.Torvalds tidak menyukai sistem
komputer tersebut.Tak hanya kecewa,dia pun memutar otak untuk
mencari solusi untuk menghasilkan sistem operasional komputer
yang lebih bagus dibandingkan Minix.
Hingga 1991,saat masih di bangku kuliah, Linus membeli IBM
compatible PC berprosesor Intel 386. Sayangnya, Torvalds tidak
puas dengan sistem operasi MS-DOS dalam PC tersebut. Ketika itu,
dia berpikir bahwa sistem operasi tidak mengikuti perkembangan
yang pesawat seperti perangkat kerasnya. MS-DOS itu juga dirasa
tidak dapat memanfaatkan seluruh kemampuan chip 386.
Dia lalu berniat untuk mengganti sistem operasi PC tersebut.
Dia pun berkonsentrasi pada proyek pembuatan sistem operasi ini.
Hingga pada Agustus 1991,Torvalds mengumumkan sistem operasi
buatannya ke forum pengguna Minix. Tujuannya adalah untuk diuji
coba oleh rekan-rekannya sesama pengguna Minix.
Sebulan kemudian, ia berhasil menyelesaikan versi awal dan
versi resmi pertama sistem operasi Torvalds. Awalnya dia ingin
menamakan sistem operasinya dengan nama Freax, kombinasi dari

171
free, freak, dan Minix. Namun, akhirnya dia memilih Linux yang
merupakan singkatan dari Linus Minix.
Torvalds memutuskan untuk menyebarkan Linux dalam lisensi
GNU General Public Licence (GPL). Dengan GPL, orang bebas
mempelajari, menggunakan, memodifikasi, memperluas, dan
mendistribusikan peranti lunak yang bersangkutan. Syaratnya,
source code alias kode pemrograman asli dari peranti lunak tersebut
harus boleh digunakan secara cumacuma.
Torvalds tahu risikonya menggunakan sistem GPL. Dia tidak
akan mendapatkan uang banyak. Namun,dia berpikir bahwa dengan
begitu akan banyak programmer dari seluruh dunia tertarik dan
antusias untuk membantu Linux membangun embrio sistem operasi
tersebut. Bisa ditebak, popularitas sistem operasi Linux berkembang
pesat! Tahun demi tahun, korporasi besar menyadari akan
pentingnya Linux.
Betapa tidak, jika Bill Gates membuat sistem operasi untuk
dijual dan menjadi kaya raya, dengan kata lain sangat berorientasi
bisnis, maka Torvalds adalah kebalikannya.Torvalds tetap hidup
dalam kesederhanaan karena sistem operasi buatannya digunakan
secara cuma-cuma oleh siapa pun yang membutuhkan.Menurut
Torvalds, apa yang dilakukannya hanyalah untuk berbagi.
Prinsip berbagi kepada sesama sangat diterapkannya. Namun,
seperti kata pepatah, rezeki memang tidak akan lari ke mana-mana.
Torvalds mendapatkan saham dari RedHat dan VA Linux
(perusahaan pembuat Linux untuk kalangan perusahaan). Ketika
RedHat dan VA Linux (kini berubah nama menjadi VA Software) go
public,nilai saham Linus di kedua perusahaan tersebut
membengkak.
Mendadak, Linus Torvalds pun menjadi orang yang kaya raya.
Ketika Torvalds membagibagikan kode sumber (source code) kernel
Linux seukuran cakram via internet pada 1991, dia tidak menduga
bahwa apa yang dimulainya melahirkan sebuah bisnis bernilai
miliaran dolar di kemudian hari. Kini,Linux mampu dikembangkan ke
dalam server, komputer desktop, tablet PC, PDA, handphone, GPS,
robot,mobil,hingga pesawat ulangalik buatan NASA.
Hingga kini lebih dari 20% pangsa pasar desktop di seluruh
dunia menggunakan Linux jauh di atas Machintosh dan terus
mengejar desktop Windows. Kemudian lebih dari 12,7% server di
seluruh dunia menggunakan Linux,jauh di atas UNIX,BSD, Solaris,
dan terus meningkat menggerus pangsa pasar server Microsoft.

172
Saat ini Linus meninggalkan posisi menjanjikan di perusahaan
semikonduktor Transmeta dan tinggal bersama istri dan tiga
anaknya di sebuah bukit di desa di Portland, Oregon, USA,
berdekatan dengan markas Open source Development Labs.
Menanggapi kesuksesannya? Torvalds menganggap bahwa dia
menghindari rencana jangka panjang. “Saya selalu berpikir easy
going dengan segala sesuatu yang baru. Saya tidak pernah berpikir
sebelum saya menghadapi permasalahan itu,” paparnya.
Satu hal yang ada di pikirannya adalah membuat Linux selalu
lebih baik dan lebih baik lagi. Torvalds pun selalu bangga bisa
menciptakan jutawan baru dari Linux. Mulai dari RedHat, Suse,
Debian,Mandriva,Ubuntu,dan banyak lagi pengembang peranti lunak
open source yang meraih keuntungan besar dari Linux.
Alangkah dahsyatnya, jika generasi muda dan para
pengembang sofware open source mengidolakan dan menjadikan
Matt Mullenweg dan Linus Torvalds sebagai panutan dalam
kehidupan mereka. Misi sosial dan pengembangan teknologi untuk
kepentingan bangsa dan negara ke depannya.
Apa yang patut diteladani dari sosok Matt Mullenweg dan Linus
Torvalds? Menurut saya, misi sosial merupakan hal utama yang
melekat bagi kedua orang tersebut. Mereka berdua berkarya tidak
memandang uang sebagai hal utama. Memang di dunia ini, uang
merupakan faktor penting. Namun, jika manusia mampu
menempatkan uang pada skala prioritas nomer sekian, bukan nomer
pertama, maka dia pasti akan menjadi pahlawan.
Kedua adalah inovasi. Inovasi sangatlah penting, bukan hanya
sebagai programer atau orang yang berkecimpung dalam dunia
teknologi. Namun, semua orang harus terus berinovasi dan
berkreativitas dalam bidang apapun. Tanpa inovasi, kejenuhan dan
stagnansi pun bakal menjadi hantu yang akan terus mengganggu.
Tanpa inovasi, manusia hanya menjadi robot yang bekerja tanpa
henti.
Motivasi yang lain adalah orang yang berkecimpung di bidang
teknologi informasi, di suatu hari nanti, akan menjadi orang kaya.
Muda, kaya, dan pensiun dini merupakan hal yang melekat pada
orang yang berkecimpung di bidang teknologi. Perkembangan
teknologi yang tidak kenal mati, dan selalu menghasilkan uang
adalah suatu hal pasti. Memang terdengar pragmatis berbicara
mengenai uang, tetapi sebagai manusia alangkah bijaksananya jika
kita menempatkan sosial sebagai hal utama, dan kedua adalah

173
uang. Rejeki tidak akan lari ke mana-mana, jika memang telah
menjadi hak manusia itu sendiri.
Pantang menyerah! Setiap pahlawan dan orang sukses selalu
pantang menyerah. Tidak ada kata menyerah pada sosok Matt
Mullenweg dan Linus Torvalds. Saya bisa menjaminnya. Terus
berkarya dan berkarya dengan ditambah berpikir positif akan
menjadi pemacu semangat. Melihat pasar, lingkungan, dan menatap
masa depan untuk berkarya lebih baik. Hari kemarin adalah hari
kemarin, hari ini adalah hari ini, dan hari esok adalah hari yan lebih
baik.

Bisnis Open source, Kenapa Tidak?

“Kalau ingin kaya, jangan jadi pegawai kantoran dan pegawai


negeri sipil!” demikian motivasi yang sering saya dengar ketika
mengikuti seminar kewirausahaan. Walaupun hingga kini, saya
belum memiliki usaha yang sukses dan mapan. Namun, saya
percaya bahwa bisnis adalah pekerjaan yang akan menjamin
kesejahteraan manusia ke depannya.
Nah, open source juga bisa dijadikan bisnis atau minimal
instrumen untuk menjalankan bisnis. Jika kita melihat tokoh-tokoh
pebisnis yang sukses mengembangkan open source, diantaranya
kita bisa meneladani Romi Satria Wahono.
Seperti dikutip dari situs pribadinya, www.romisatriawahono.net,
Romi mengaku dirinya sebagai dosen, peneliti dan technopreneur.
Founder komunitas IlmuKomputer.Com dan CEO Brainmatics.
“Kegiatan sehari-hari membimbing para pedjoeang dan keluyuran
ilmiah ke berbagai kampus. Mengurangi tidur adalah madzabku,
social networking & blogging adalah strategiku, entrepreneurship &
teaching adalah karakterku, motivating & inspiring people adalah
jalan perdjoeanganku,” tuturnya.
Jika di dunia internasional, bisa dilihat Redhat, Canonical,
Novel, dan Mandriva. Mereka termasuk sukses mengembangkan
open source sebagai model bisnis mereka. Redhat meraih
keuntungan besar dengan OS Redhatnya dan platform Jboss.
Sedangkan Canonical menggondol keuntungan berlibat dari Ubuntu.
Tidak ketinggala, Novel meraih jutaan dolar dari SUSE. Ini
membuktikan bahwa bisnis open source sangat menjanjikan.
Bagaimana dengan teori bisnis open source? Budi Rahardjo
dari Pusat Penelitian Antar Universitas Bidang Mikroelektronika
Institut Teknologi Bandung mengungkapkan, sebenarnya produk

174
software memiliki dua nilai (value): use value dan sale value. Use
value merupakan nilai ekonomis yang diperoleh dari penggunaan
produk tersebut sebagai tool. Sementara sale value merupakan nilai
dari program tersebut sebagai komoditi.
Menurut Eric Raymond dalam bukunya “The Cathedral & The
Bazaar: musing on linux and open source by accidental
revolutionary,” dijelasnya ada tujuh bentuk bisnis open source.
Pertama adalah cost sharing, dengan contoh Apache web
server dimana perusahaan besar (seperti IBM) mendukung Apache
dengan mengalokasikan SDM untuk ikut kontribusi.
Kedua adalah risk spreading, dengan contoh Cisco Print
Spooler dimana pembuat software tersebut merasa bahwa kalau
mereka meninggalkan Cisco maka Cisco akan memiliki resiko
hilangnya orang yang mengerti tentang software itu. Kemudian
ketiga yaitu loss-leader/ market postioner, dengan contoh Netscape
yang membuka source codenya (menjadi Mozilla) sehingga
Microsoft Internet Explorer tidak mendominasi pasar.
Keempat ialah widget frosting, dengan contoh perusahaan
hardware (misalnya printer) yang membuka software driver untuk
hardwarenya itu. Kelima yakni give away the recipe, open a
restaurant dengan contoh Cygnus (yang memberikan support untuk
tools dari GNU yang gratis) atau RedHat (yang mendistribusikan dan
memberikan support untuk Linux).
Keenam, accessorizing, dengan contoh penerbit O’Reilly &
Associates yang menjual buku, seminar, T-shirt, dan barang-barang
yang berhubungan dengan software (terutama software GNU). Dan
terakhir, adalah Free the future, sell the present dengan contoh
perusahaan Aladdin Enterprise yang membuat PostScript viewer.
Sedangkan menurut Romi Satria Wahono artikelnya yang di-
publish di blog pribadinya, dia menyebutkan ada lima Langkah
Menjadi Programmer Entrepreneur. Pertama adalah Fight For
Codeline Freedom! Programming adalah kemampuan dasar yang
wajib dimiliki oleh seorang programmer. Kedua adalah Browsing For
Learning And Researching, tancapkan ke dalam benak kita yang
paling dalam, bahwa kegiatan web browsing bukan hanya ajang klik
URL asal-asalan, kegiatan selingan, iseng atau aktifitas di kala
senggang. Mengakses Internet adalah sebuah investasi.
Lebih lanjut menurut Romi adalah create a “kreatifitas maya”!
Gunakan berbagai data dan hasil analisa yang kita dapatkan pada
saat browsing untuk mulai sedikit demi sedikit membangun
kreatifitas maya. Keempat adalah blogging for personal branding.

175
Kreatifitas maya yang dahsyat dan menggunakan teknologi canggih,
tidak ada artinya apabila tidak diperkenalkan ke publik. Terakhir
adalah be an entrepreneur! Mulai pikirkan untuk masuk jalur
entrepreneur formal lewat bisnis dalam bentuk yang lebih nyata.
Dirikan PT atau CV, sewa kantor, ajak anak-anak muda yang cerdas
nan militan untuk bergabung dengan kita.
Dukungan untuk berwirausaha dalam bidang internet dan media
digital juga diserukan Menteri Negara Riset dan Teknologi
Kusmayanto Kadiman seperti dikutip dari Tempo Interaktif (15 April
2009). Kusmayanto mengatakan, internet dan media digital mulai
dilirik sebagai media alternatif melakukan kegiatan pemasaran dan
komunikasi. “Ini membuka kesempatan dan lapangan pekerjaan bagi
para pelaku industri terkait,” kata Menteri Negara Riset dan
Teknologi Kusmayanto Kadiman hari ini.
Kusmayanto menyambut baik perkembangan industri digital di
Indonesia. Apalagi, katanya, yang paling mengikuti perkembangan
industri ini kebanyakan anak-anak muda. Dia berharap generasi
muda jadi wirausaha dalam bidang yang tergolong industri kreatif ini.
Namun, untuk mampu terjun membuka bisni open source,
alangkah bijaknya jika belajar baik dari buku maupun aktif langsung
dengan orang yang telah terjun terlebih dahulu ke dunia tersebut.
Belajar dari pengalaman akan menguat semangat, motivasi serta
mematangkan strategi sebelum membuka bisnis open source.
Tidak boleh ketinggalan dalam bisnis, selalu berbeda dan unik
dari produk yang telah ada. Bolehkan kita mengembangkan atau
mencari sisi negatif dari produk yang telah ada, kemudian kita
diciptakan sisi positif pada produk baru. Namun, belajar mengenai
manajemen marketing dan ceruk pasar adalah suatu keharusan.
Ingat, bisnis teknologi informasi seperti open source tidak akan mati,
layaknya bisnis makanan sehari-hari dan hiburan. ---
*Penulis merupakan jurnalis yang berkarya di Harian Seputar
Indonesia desk Internasional, dan menjadi dosen lepas di Akademi
Sekertaris dan Manajemen Adminsitrasi Bina Sarana Informatika
dan Akademi Bahasa Asing Bina Sarana Informatika. Penulis juga
aktif pada beberapa lembaga nirlaba yang bergerak di bidang
kewirausahaan dan sumber daya manusia.

176
Referensi
Internet
www.gnu.org
www.harry.sufehmi.com
www.romisatriawahono.net
http://techno.okezone.com/read/2009/07/09/54/237256/sistem-sms-
pemilu-mampu-secepat-quick-count
http://teknologi.vivanews.com/news/read/72764-
teknologi_open_source_topang_tabulasi_kpu
http://teknologi.vivanews.com/news/read/72764-
teknologi_open_source_topang_tabulasi_kpu
http://techno.okezone.com/read/2009/07/09/54/237256/sistem-sms-
pemilu-mampu-secepat-quick-count
http://techno.okezone.com/read/2009/07/09/54/237166/open-source-
selamatkan-sistem-sms-pilpres-2009
http://www.detikinet.com/read/2008/05/27/110152/945700/398/onno-
pertanyakan-nyali-open-source-pemerintah
http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2009/04/15/brk,20090415-
170573,id.html
http://www.lapanrs.com/IGORS/IM_OS/index.php
http://www.republika.co.id/berita/63421/i_Open_Source_i_Cegah_Pe
mbajakan_Piranti_Lunak

Buku
Eric Raymond, “The Cathedral & The Bazaar: musing on linux and
open source by accidental revolutionary,” O’Reilly, 1999.
Digital Review of Asia Pacific 2007/2008: International Development
Research Centre (IDRC), Orbicom: Books.
Kusmayanto Kadiman, “Simfoni Inovasi, cita & Realita”, Foresight;
2008
Koran
Harian Seputar Indonesia edisi 16 Juli 2009 pada rubrik MIRROR
dengan judul “Linus Torvalds, pendiri Linux; Belajar dari
Kekecewaan, Menggapai Kesuksesan”.
Harian Seputar Indonesia edisi 20 Desember 2008 pada rubrik
MIRROR, berjudul “Matt Mullenweg, Pendiri Wordpress; Jangan
Fokus Uang, Kerjakan yang Disukai”.

**

177
BIODATA

Nama : Andhika Hendra


Tempat Tgl.Lahir : Pemalang, 12 April 1983
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : JL. Mardadiono 48, Penggarit,
Taman, Pemalang
Telepon :-
Pekerjaan : Reporter at International Desk on Seputar
Indonesia Daily in Jakarta,

178
Perangkat Lunak Open Source merupakan
Jiwa Bangsa Indonesia

Oleh: Toby Fittivaldy

ABSTRAK

Perangkat lunak opensource terus berkembang dan didukung


oleh pengguna dari berbagai kalangan. Open source lahir
akibat dari keterikatan pengguna terhadap lisensi, dimana
lisensi suatu produk perangkat lunak cenderung mengikat dan
membatasi penggunanya dalam berbagai hal. Dalam karya tulis
ini disebutkan bahwa Gerakan Open source ini diawali oleh
seorang programmer bernama Linus torwalds dengan cara
mengadakan kegiatan membagi-bagikan source code (kode
sumber) kernel linux nya. Bagi Indonesia yang kurang
memahami istilah paten, gerakan open source merupakan
dorongan yang diartikan bagi pembuat suatu produk tanpa
harus menarik pembayaran atas penggunaan produk tersebut.
Jika gerakan open source diartikan boleh di sebarkluaskan,
dirubah tanpa harus membayar royalti atau biaya lainnya, maka
di Indonesia hal ini sudah berkembang lama.
Perkembangan perangkat open source saat ini tidak hanya
terbatas pada lingkungan perkantoran dan masyarakat umum
tapi telah merambah ke berbagai industri. Banyak produk
budaya kita berupa tarian, dan hasil karya lainnya, dihasilkan
dari memanfaatkan perangkat lunak tersebut. Pemerintah
Indonesia melalui program IGOS (Indonesia, Go Open Source!)
sangat mendukung penggunaan perangkat lunak open source
ini. Namun dalam perkembangannya dapat dikatakan
mengalami keterlambatan, salah satu alasannya adalah
lambatnya akses internet di Indonesia. Sebenarnya hal ini dapat
diatasi dengan adanya akses internet murah (Rt/RW-Net). Untuk
itu semangat dan kemauan menggunakan open source harus
ditumbuhkan.

Kata apa yang pertama kali terlintas di benak anda ketika


mendengar kata open source?
Mungkin beragam kata yang akan muncul, seperti gratis, lisensi,
linux, kebebasan atau yang lainnya. Kata apapun yang muncul di
benak anda, perangkat lunak komputer berbasis open source
semakin hari semakin banyak digunakan dan berbagai macam
ragamnya. Perangkat lunak ini terus

179
berkembang dan didukung oleh berbagai kalangan, baik industri
maupun perorangan. Perangkat lunak komputer open source lahir
dari sebuah keterkekangan pengguna terhadap lisensi, dimana
lisensi suatu produk perangkat lunak cenderung mengikat dan
membatasi penggunanya dalam berbagai hal. Padahal seorang
pengguna sudah mengeluarkan uang untuk membayar lisensi
tersebut. Salah satu contoh adalah lisensi yang berbasis OEM
(Original Equipment Manufacturer). Lisensi perangkat lunak yang
satu ini dikeluarkan pada saat kita membeli suatu perangkat keras,
atau dengan kata lain lisensi perangkat lunak bawaan atau pabrikan,
contoh lisensi ini terdapat pada software Nero saat pengguna
membeli sebuah CD/DVD RW drive, Sistem Operasi Windows XP
atau Vista saat membeli Notebook, dan lain sebagainya. Dimana
pengguna sudah membayar lisensi tersebut secara terpaksa atau
tidak pada saat membeli perangkat kerasnya, namun lisensi OEM
tersebut tidak berlaku atau akan hilang saat perangkat keras yang
dibeli tadi sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Jadi lisensi
OEM tidak dapat di pakai untuk perangkat keras penggantinya atau
perangkat keras baru yang funsinya sama, dan penggunaan lisensi
ini terhadap perangkat keras penggantinya yang baru disebut
sebagai pembajakan.
Diawali oleh seorang programer bernama Linus Torvalds yang
pertama kali pada tahun 1991 membagi-bagikan source code (kode
sumber) kernel linux-nya perangkat lunak berbasis open source
terus meluas. Apa yang dilakukan Linus Torvalds menjadi cikal bakal
perangkat lunak open source yang berkembang sampai detik ini,
banyak programer dan developer perangkat lunak diseluruh dunia
tertarik mengikuti jejaknya. Semua perangkat lunak yang berbasis
open source harus menyertakan kode sumber aslinya dan bebas
digunakan, digandakan, diubah, diperbaiki, dan didistribusikan
kembali secara umum baik gratis maupun tidak. Salah satu contoh
perangkat lunak open source adalah Linux untuk sistem operasi,
Linux sebagai sistem operasi open source sudah berkembang
dengan ratusan distro dengan berbagai macam aplikasi gratis
didalamnya yang disupport oleh seluruh programer di dunia.
Perangkat lunak open source memberikan kesempatan kepada
siapa saja untuk berkreasi, menambah, mengurangi, atau
mengabungkan isi dari suatu produk open source sehingga menjadi
satu distro tersendiri. Kebebasan untuk melakukan apa saja
terhadap perangkat lunak berbasis open source membuat banyak
pengguna tertarik, selain itu penggunaan perangkat lunak open

180
source kian hari bertambah mudah, baik dari sisi GUI (Graphical
User Interface) maupun yang lain. Sehingga banyak yang pada
awalnya hanya coba-coba, lama kelamaan merasa nyaman
menggunakan perangkat lunak open source tersebut.
Sebenarnya sudah berapa lama bangsa Indonesia mengenal
open source? Untuk di bidang komputer mungkin baru, tapi kalau di
bidang yang lainnya tentu sudah menjadi budaya dan jiwa bangsa
Indonesia. Contoh Batik, siapapun orangnya boleh membuat Batik
Pereng tanpa harus membayar royalti atau lisensi, karena batik
tersebut merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang
diajarkan secara turun temurun tanpa lisensi dengan bahasa
sekarang open source, siapa sebenarnya dahulu yang mendesain
batik pereng entahlah, tapi bagaimana pun hal itu sudah menjadi
budaya bangsa Indonesia. Selain Batik, ada Tari Jaipong, Tari
Kecak, Lagu Gundul Pacul, Ampar-Ampar Pisang dan lainnya
merupakan produk open source Indonesia jaman dulu yang
penggunaanya gratis tanpa harus membayar royalti ataupun lisensi.
Jiwa bangsa Indonesia adalah jiwa open source yang rela membagi-
bagikan keahliannya tanpa biaya atau lisensi yang mengikat. Sudah
selayaknya bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar
menggunakan perangkat lunak open source, karena perangkat lunak
open source merupakan jiwa bangsa Indonesia.
Pemerintah Indonesia melalui program IGOS (Indonesia, Go to
Open Source!) sangat mendukung penggunaan perangkat lunak
open source ini. Namun dalam perkembangannya penggunaan
perangkat lunak ini boleh dibilang sangat lambat di Indonesia,
kenapa demikian? Mungkin faktor utama alasan pengguna adalah
mahalnya mengakses internet di Indonesia menjadikan penghambat
berkembangnya penggunaan perangkat lunak berbasis open source
ini, dengan mahalnya akses tersebut pengguna menjadi susah untuk
mempelajarinya dikarenakan hampir seluruh perangkat lunak open
source memerlukan update ke server supportnya yaitu melalui
jaringan Internet. Hal ini seharusnya bukan masalah besar bagi
bangsa Indonesia karena jaringan RT/RW.NET sudah terbentuk dan
dapat menjadi solusi, selain itu juga komunitas pengguna perangkat
lunak open source sudah banyak sehingga update dapat dilakukan
secara manual lewat DVD atau CD repository, jadi tidak relevan
kalau hal itu dijadikan alasan. Suatu hal yang sangat penting dari sisi
pengguna adalah kemauan untuk berubah dan berbangga dari
pengguna perangkat lunak bajakan menjadi pengguna perangkat

181
lunak open source yang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia
sebagai salah satu warisan nenek moyang kita.

Tulisan Artikel:
Menyederhanakan Query Bertumpuk dengan Kode Biner,
INFOKOMPUTER, Desember 1997,
Peluang Bisnis Hiburan Berbasis Jaringan Nirkabel,
INFOKOMPUTER, Desember 2004.

**

BIODATA

Nama : Toby Fittivaldy


Tempat Tgl.Lahir : Sumedang, 30 Mei 1975
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Jl. Mandor ijo No. 31 RT 004/001
Bojong Rawa Lumbu, Kota Bekasi 17116
Telepon : 021-33174064, 087877435929
Pekerjaan :-

182
Pendekatan Multidisiplin Dalam Rangka Meningkatkan
Kepedulian dan Semangat Masyarakat untuk Menggunakan OSS
Oleh: Arli Aditya Parikesit
ABSTRAK

Penggunaan OSS merupakan solusi terbaik dalam hal Rasio


Harga di bandingkan dengan (Proprietary Software). Dalam
karya tulis ini dijelaskan bahwa ada beberapa kalangan yang
kurang berminat menggunakan dan memanfaatkan OSS,
diantaranya : Bisnis Non IT, Seniman / Desainer, End User dan
Pendidikan. Keadaan ini disebabkan belum optimalnya
sosialisasi dan strategi pemasaran. Untuk menjembatani hal ini,
apa yang telah vendor proprietary lakukan dapat di tiru oleh
vendor OSS misalnya dalam hal penanaman branding (brand
image) sesuai dengan kebutuhan pasar.
Pendekatan Multidisiplin untuk mendongkrak penggunaan OSS,
pada dasarnya bukan hanya bergantung pada dana besar
ataupun Teknologi Tinggi. Tetapi pendekatan multidisiplin,
sebaiknya untuk menguasai pasar tidak hanya melibatkan orang
IT, tapi juga ekonom, psikolog, ahli hukum bahkan seniman /
desainer yang masing-masing berorientasi pada Bisnis dan
Teknis Manajerial, seperti yang telah diterapkan di dunia barat
(penerapan Ilmu Liberal Arts) yang mana untuk saat ini di
Indonesia masih dalam tahap perintisan.

OSS (Open Source Software) jelas merupakan solusi terbaik


dalam hal rasio harga/kecepatan. Sudah banyak ulasan di berbagai
jurnal dan majalah informatika, yang menyatakan bahwa OSS
merupakan solusi yang lebih baik daripada proprietary software.
OSS telah menjadi platform favorit bagi praktisi IT. Namun, ada
beberapa kalangan di Indonesia, yang sampai detik ini, tidak
menunjukkan minat secara penuh pada OSS. Mereka adalah
kalangan bisnis non IT, kalangan seniman/desain, end user dan
pendidikan. Mengapa mereka sangat lamban dalam mengadopsi
OSS? Apakah yang terjadi? Apakah yang harus dilakukan supaya
akhirnya mereka mulai mengadopsi OSS? Mari kita bahas.

Alasan Mengapa Sebagian Kalangan belum mengadopsi OSS


Sampai sekarang, kalangan bisnis non IT masih bertahan
menggunakan proprietary software. Alasan yang selalu mereka
tekankan terhadap keputusan mereka ini adalah, karena mahalnya

183
proses migrasi, memakan waktu, dan software yang mereka
gunakan hanya tersedia di platform proprietary. Pertanyaan utama
dari para korporasi non IT bukanlah untuk melakukan migrasi ke
OSS, namun kapan mengupgrade perangkat lunak proprietary
mereka. Sebagian dari mereka sudah melakukan migrasi ke OSS,
namun sebagian tetap bertahan di platform proprietary, dengan
alasan seperti yang sudah disebutkan.
Seniman/designer merupakan kalangan yang sangat banyak
menggunakan platform berbasis GUI. Penggunaan GUI yang
sempurna merupakan syarat mutlak dalam melakukan pekerjaan
sehari-hari mereka. Sayangnya, kalangan ini juga relatif lamban
dalam mengadopsi OSS. Alasan yang mereka kemukakan, adalah
GUI dari OSS tidak sesempurna platform proprietary, tidak
tersedianya software gambar/video/audio editor sebaik di platform
proprietary, dan OSS tidak mampu mereproduksi
gambar/video/audio seperti di platform proprietary. Di Indonesia,
sampai sekarang belum pernah terdengar kalangan
seniman/designer yang secara serius bermigrasi ke OSS.
Pendidikan sudah ada sedikit kemajuan. Sudah ada sebagian
sekolah menengah yang mengajarkan OSS kepada siswanya.
Sementara di Perguruan Tinggi, OSS juga sudah mulai populer.
Namun sebagian kalangan pendidikan masih belum bergerak juga
menggunakan OSS. Bahkan ada sebagian perguruan tinggi yang
melakukan kerja sama dengan vendor proprietary.
Kalangan end user adalah pihak yang paling lamban dalam
mengadopsi OSS. Sebenarnya, masalah tidaklah murni berada di
tangan end user, namun juga di sebagian vendor IT. Sebagian
vendor IT, membundel sistim operasi proprietary secara langsung
dengan PC yang mereka jual. Jika ingin diganti dengan OSS, maka
opsinya hanya dua. Pertama, sistim operasi proprietary itu harus
diuninstall sendiri, untuk kemudian diinstall dengan sistim operasi
OSS. Kedua, yaitu meminta vendor mengunistall, namun dengan
biaya tambahan. Kejadian ini terjadi, karena vendor IT tersebut
memiliki kontrak bisnis dengan vendor software proprietary. Hal ini
menjadikan end user tidak tertarik mengadopsi sistim operasi OSS,
ataupun aplikasinya.

Problematika Sosialisasi OSS


Kesemua masalah yang dijabarkan diatas, sebenarnya
bermuara pada satu problem besar, yaitu problem sosialisasi. Di satu
sisi, vendor proprietary memiliki strategi pemasaran, yang sebetulnya

184
bisa ditiru oleh vendor OSS. Sebagai contoh, vendor proprietary
memiliki anggaran yang sangat besar untuk iklan. Mereka tanpa
tanggung-tanggung menyewa jasa artis terkenal, untuk
mensosialisasikan produknya. Mereka juga sudah terlebih dahulu
hadir di Indonesia, jauh sebelum OSS. Sehingga, tidak heran kalau
mereka sudah memiliki teknik pemasaran dan advertising yang
sangat mapan. Vendor proprietary sudah sangat sadar, bahwa IT
tidaklah sekedar masalah teknis belaka, yang biasanya diasumsikan
sebagai pencarian teknologi yang paling canggih, namun IT juga
merupakan seni bagaimana memasarkan dan mengiklankan produk
mereka kepada publik. Dari sejak mahasiswa tingkat awal, vendor
proprietary telah mendekati mahasiswa tersebut, untuk
menggunakan software mereka secara gratis dan memberikan
sertifikasi kompetensi dengan murah. Namun, jika mahasiswa
tersebut sudah menjadi manajer, maka vendor proprietary akan
menjual software mereka dengan harga mahal, sesuai dengan
standar korporasi. Vendor proprietary juga sadar, bahwa branding
merupakan kunci untuk menjual produk teknologi. Oleh karena itu,
sebagian vendor proprietary berhasil mengiklankan dirinya sebagai
vendor yang 'gaul', dan 'trendy'. Pendekatan psikologi massa
tersebut sangat sukses, sehingga banyak generasi muda yang
membeli produk vendor tersebut, karena sudah diasosiasikan
dengan produk yang 'trendy', dan 'gaul'. Keberhasilan branding ini,
adalah karena vendor tersebut memang dipimpin oleh seorang
seniman. Sehingga tidak heran, kalau mereka bisa membaca salera
generasi muda, yang memang haus untuk mengekspresikan jiwa
seni mereka.

Pendekatan multidisiplin untuk mendongkrak pemasaran OSS


Kunci sukses dari keberhasilan vendor proprietary untuk
menguasai pasar sebenarnya hanya satu. Bukan karena mereka
memiliki dana besar, bukan karena mereka menyewa artis terkenal,
dan bukan karena mereka memiliki teknologi tinggi. Namun karena
mereka melakukan pendekatan multidisiplin dalam menguasai
pasar. Di semua vendor proprietary, yang bekerja di sana bukan
hanya orang IT. Namun juga ekonom, psikolog, ahli hukum, dan
dalam kasus tertentu seniman/desainer. Dalam manajerial vendor
proprietary, pendapat orang IT tidaklah selalu dijadikan rujukan
utama, karena semua orang apapun latar belakangnya akan
dianggap sama. Maksudnya, ada pemisahan antara fungsi bisnis
dan teknis dalam manajerial mereka. Hal ini sudah dilakukan oleh
185
beberapa vendor OSS, seperti Google. Perusahaan yang dipimpin
oleh Eric Schmidt, Sergei Brin, dan Larry Page ini telah berhasil
melakukan pemisahan fungsi bisnis dan teknis pada manajemen
puncak mereka. Eric Schmidt diberi tugas untuk mengurus bisnis
dan pemasaran, sementara Sergei Brin dan Larry Page berfokus
untuk menciptakan teknologi terbaru yang siap dipasarkan. Hal ini
yang belum kelihatan jelas di Indonesia. Dominasi orang IT, dalam
menentukan segala hal dalam OSS, masih terlalu dominan.
Masukan dari disiplin ilmu lain, misalnya ekonomi, hukum, psikolog,
atau seniman, masih sangat minim. Hal ini memang tidak terjadi di
negara maju, Amerika Serikat atau Uni Eropa misalnya, karena dari
sejak awal, dalam mensosialisasikan OSS, mereka sudah
menggunakan pendekatan multi disiplin.
Kesuksesan Google, Nokia, Facebook, dan Wordpress
merupakan hasil kerja keras dari kolaborasi berbagai disiplin ilmu
yang berbeda. Pencipta Wordpress, yaitu Matt Mullenweg, pernah
kuliah di ilmu politik. Sehingga, sangat mudah bagi dia untuk
menggalang dukungan di dunia maya, dengan memanfaatkan ilmu
politik yang memang dia kuasai. Teknik lobi, yang ia pelajari di ilmu
politik, sangat membantu sepak terjang wordpress dalam
memperluas dukungan. Walaupun korporasi OSS di negara maju
rata-rata dikuasai orang IT, mereka sangat memahami bahwa
berkolaborasi dengan bidang ilmu lain adalah sangat penting. Itu
karena pada semester awal kuliah, semua mahasiswa IT di barat
mempelajari liberal arts, yang menekankan pentingnya pendekatan
multidispliner. Semua mahasiswa di barat, dari semua disiplin ilmu,
mulai dari kedokteran sampai sosiologi, wajib mempelajari liberal
arts. Hal ini yang belum terlalu tampak di Indonesia. Sudah ada
beberapa perguruan tinggi yang mencoba menerapkan liberal arts,
namun hasilnya belum nampak, karena masih pada tahap awal.
Satu-satunya solusi untuk mengatasi masalah kebuntuan
sosialisasi ini memang hanyalah pendekatan multidisiplin. Dalam
jangka pendek, Vendor OSS Indonesia sebaiknya juga
memperkerjakan disiplin ilmu yang berbeda dengan IT dalam
perusahaan mereka. Sebagai contoh, seorang ekonom akan
berguna untuk membantu pemasaran produk OSS. Seorang
psikolog akan bermanfaat, untuk membaca sentimen massa dari
calon konsumen mereka. Sehingga, akan mudah membaca salera
pasar. Seorang ahli hukum justru akan bisa membantu perusahaan
OSS, sehingga jika ada sengketa hukum dengan vendor proprietary,
maka sengketa di pengadilan akan memiliki kans untuk

186
dimenangkan pihak OSS. Sementara, seorang seniman akan
bermanfaat untuk membaca apa aspirasi seniman, sehingga dapat
membantu mendesain aplikasi yang dapat dimanfaatkan secara
intensif oleh mereka.
Adapun, solusi jangka panjang memerlukan perombakan
kurikulum pendidikan IT di perguruan tinggi. Pendidikan IT di
Indonesia sudah mengajarkan beberapa bidang non IT, yang masih
relevan dengannya, misalnya mengajarkan manajemen informatika,
dan lain lain. Adapun, menurut hemat kami, hal ini tidak cukup. Jika
menggunakan terma psikologi, pendidikan IT di perguruan tinggi
masih terlalu terpusat pada pendekatan otak kiri, dimana analisa
kuantitatif dan matematis secara teknis dianggap sebagai superior.
Padahal, IT tidaklah hanya bergantung pada otak kiri, namun juga
otak kanan. Keberhasilan sebuah vendor proprietary menguasai
kalangan seniman dan desain, karena memang mereka melakukan
pendekatan terhadap para seniman, dengan bahasa dan pemikiran
yang 'sejiwa' dengan mereka, bukan dengan bahasa teknis. Hal ini
membuktikan, bahwa IT memang memerlukan sentuhan otak kanan,
dimana seni dan budaya berada. Bisnis bukanlah sekedar hitung-
hitungan matematis, namun juga bagaimana seni meyakinkan orang
lain, dan meyakinkan orang lain hanya bisa dilakukan jika kita
mengetahui latar belakang budaya dan minat mereka. Sejauh ini,
perguruan tinggi sudah memberikan solusi dalam hal ini, misalnya
dengan mengajarkan mata kuliah ilmu sosial dasar pada mahasiswa
IT. Namun, hal ini tidak terlalu mengubah keadaan. Mengajarkan
sekedar ilmu tidaklah terlalu memberikan pengaruh pada soft skills
mahasiswa IT. Mereka harus juga diajarkan bagaimana
mengapresiasi seni, budaya, dan sastra. Semua ilmuwan barat
terkenal, dari Isaac Newton sampai Albert Einstein, membaca buku
filsafat dan sastra, dan mereka menyukai musik klasik. Hal ini terjadi,
karena pengajaran liberal arts di barat. Apresiasi terhadap seni,
budaya, dan sastra menjadikan ilmuwan-ilmuwan tersebut bahkan
juga dihargai oleh kalangan yang berbeda disiplin ilmu dengan
mereka. Penerimaan dari kalangan yang berbeda latar belakang,
tentu merupakan apresiasi dari kerja keras mereka. Jika liberal arts
diajarkan di Indonesia, tentu akan ada sejumlah penyesuaian, sesuai
dengan konteks budaya kita. Namun, yang paling penting adalah,
mahasiswa IT perlu untuk mengapresiasi bidang ilmu yang berbeda
pada mereka, bahkan berkolaborasi dengan bidang ilmu lain, untuk
mensukseskan sosialisasi OSS. Penerimaan dari semua kalangan

187
terhadap OSS hanya dapat berhasil, jika kita memahami latar
belakang mereka, dan mengapresiasi hasil karya mereka.

Optimisme untuk masa depan OSS


Jelas, bahwa OSS merupakan solusi yang terbaik terhadap IT
di Indonesia. Namun OSS memiliki problematika sosialisasi. Adapun,
solusi yang tersedia ada dua, yaitu lebih banyak mempekerjakan
dan mendengarkan pihak non IT, dan pengajaran liberal arts pada
mahasiswa IT. Pendekatan multi disiplin bisa dilaksanakan segera,
namun pengajaran liberal arts memerlukan waktu yang lebih
panjang. Baru beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang
mengajarkan liberal arts pada mahasiswa IT. Sehingga untuk solusi
kedua ini memerlukan waktu lebih panjang untuk menunggu
hasilnya.
Namun, kedua solusi tersebut telah memberikan petunjuk,
bahwa kita harus selalu optimis pada masa depan OSS di Indonesia.
Jika semua kalangan, dari dokter, insinyur, sosiolog, psikolog,
pengacara, sampai seniman, bekerja sama untuk mensosialisasikan
OSS, maka dunia IT Indonesia akan mencapai masa keemasannya.

**

BIODATA

Nama : Arli Aditya Parikesit


Tempat Tgl Lahir :-
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Professur für Bioinformatik Institut für
Informatik, Universität Leipzig Härtelstr.
16-18, D-04107 Leipzig,
No.tlp: +49 3419716693
Jl. WR Supratman Graha Hijau 2 E-20,
Ciputat Banten 15412 Indonesia,
No.tlp: 08551157001
Universitas Leipzig, netsains.com.
Email: arli@daad-alumni.de
Pekerjaan :-

188
SEBUAH INOVASI PEMBELAJARAN JAVA PROGRAMMING
FOR KIDS
Oleh: Teguh Wiyono
ABSTRAK

Tulisan ini merupakan panduan pembelajaran program aplikasi JAVA


Programming dan Eclipse yang merupakan tools berbasis open
source. Tujuan penyusunan panduan ini meningkatkan semangat anak-
anak dalam menggunakan Open Source Software (OSS) dengan
memperkenalkan Program JAVA dan Moving To Eclipse pada
penerapan Pendidikan Java Programming For Kids. Dalam tulisan ini
juga diuraikan tentang perangkat lunak Java Virtual Machine (JVM) dan
To Eclipse.

(Sebuah Inovasi Pembelajaran Java Programming For Kids)

JAVA PROGRAMMING FOR KIDS

189
MENINGKATKAN SEMANGAT ANAK-ANAK MENGUNAKAN
OPEN SOURCE SOFTWARE (OSS) DENGAN
MEMPERKENALKAN PROGRAM JAVA DAN TO ECLIPSE PADA
PENERAPAN PENDIDIKAN JAVA PROGRAMMING FOR KIDS
(Sebuah Inovasi Pembelajaran Java Programming For Kids)

Disusun Untuk Mengikuti Lomba Menulis Open Source Software


(OSS) Yang Diadakan Oleh RISTEK Tahun 2009

Dengan Tema: Meningkatkan Kepedulian Masyarakat Untuk


Pengunaan Open Source Software (OSS)

Oleh: Teguh Wiyono

Kategori: Wartawan dan Penulis

CENDEKIA INSANI INDONESIA COMMUNITY


2009

190
1. Program Pertama Java Anda
Orang berbicara dengan satu sama lain memakai bahasa
berbeda. Demikian pula, mereka menulis program komputer seperti
permainan, kalkulator, redaktur teks yang memakai bahasa
menyusun yang berbeda. Tanpa program, komputer anda akan
tanpa penggunaan, dan layarnya akan selalu hitam. Bagian-bagian
komputer dianggap perangkat keras, dan program dikenal sebagai
perangkat halus. Bahasa komputer yang paling populer adalah
Visual Basic, C++, dan Java. Buatan yang mana bahasa Java yang
berbeda dengan banyak yang lain?
Terlebih dulu semua, program sama Java bisa jalan (bekerja) di
atas komputer berbeda suka Police Constable, Apel dan lain-lainnya
tanpa ganti. Sebagai soal fakta, program Java tidak menjadi rata
tahu di mana mereka berlari, karena mereka berlari di dalam sebiji
kerang perangkat halus istimewa memanggil Java Virtual Machine
(JVM). Jika, misalnya, program Java anda perlu mencetak beberapa
pesan, meminta JVM melakukan ini, dan JVM tahu bagaimana
caranya untuk berurusan dengan pencetak anda.
Orang berbicara dengan satu sama lain memakai bahasa
berbeda. Demikian pula, mereka menulis program komputer seperti
permainan, kalkulator, redaktur teks yang memakai bahasa
menyusun yang berbeda. Tanpa program, komputer anda akan
tanpa penggunaan, dan layarnya akan selalu hitam. Bagian-bagian
komputer dianggap perangkat keras, dan program dikenal sebagai
perangkat halus. Bahasa komputer yang paling populer adalah
Visual Basic, C++, dan Java. Buatan yang mana bahasa Java yang
berbeda dengan banyak yang lain?
Java lebih sangat kuat daripada banyak bahasa lain. Java
bebas! Anda bisa menemukan segalanya karena membuat program
Java anda di Internet dengan tidak membayar sesen! Bagaimana
caranya untuk memasang Java di atas Komputer Anda Untuk mulai
memprogram di Java anda perlu untuk download perangkat halus
istimewa dari Situs Web perusahaan yang dianggap Mikro- Sistem
matahari, yang menimbulkan bahasa ini. Nama lengkap perangkat
halus ini adalah Java 2 Perkembangan Perangkat Halus Kotak
(J2SDK). Pada saat tulisan ini versi terakhirnya 1,5,0 bisa
didownload dari Situs Web ini:
http://java.sun.com/j2se
Memilih melepaskan J2SE 1,5,0 atau yang lebih baru, dan di
atas Halaman Web berikutnya di bawah Download hak berbunyi klik
atas hubungan ke pengeluaran ini. Lalu berbunyi klik atas Download

191
kata di bawah hak SDK. Accept mengizinkan persesuaian dan
memilih Windows Offline Installation (kecuali kalau anda mempunyai
Mac, Linux atau Solaris komputer). Tekankan Penyelamatan tombol
di atas layar berikutnya dan pilih berkas di atas hard disk anda di
mana you’d suka untuk menghemat berkas instalasi Jawa.
Download berkas akan mulai.
Sesudah download berakhir, memulai instalasi proses – hanya
mengklik berkas dua kali bahwa kamu mendownload, dan ini akan
memasang J2SDK di atas cakra anda. Misalnya, di Jendela
komputer akan membuat berkas seperti yang satu ini: c:\Program
Files\java\j2sdk1.5.0, di mana C: adalah nama hard disk anda.

Jika anda tidak mempunyai cukup tempat di anda C: naik mobil,


memilih yang berbeda, lain, hanya terus menekan Memasang dan
kata tombol Berikutnya, mengakhiri jendela yang akan muncul di
atas layar anda. Pada beberapa menit instalasi Java di atas
komputer anda akan benar-benar. Di langkah berikutnya instalasi,
anda perlu menegaskan dua variabel sistem. Misalnya, di Jendela
berbunyi klik atas Permulaan kancing, dan sampai ke Papan
Pengontrol (mungkin disembunyikan di belakang Tempat menu), dan
berbunyi klik atas Sistem ikon. Memilih di sana rekening maju, dan
berbunyi klik di atas Variabel Lingkungan kancing. Di atas halaman
berikutnya anda bisa melihat bagaimana layar ini kelihatan seperti di
Jendela XP note book.
Program yang sudah ada di sistem anda. E berikutnya jendela
akan nampak sama sekali sistem varia
Ress lebih rendah kancing Baru dan menyatakan variabel
kemauan itu ada, hanya menambahkan petunjuk baru Java dan
Variabel kotak Nilai: P Path menolong Jendela (atau Unix)

192
menemukan J2SDK di atas mesin anda. Ganda memeriksa nama
berkas di mana anda memasang Java. Jika Garis Edar variabel
already titik-koma ke sangat mulai

Juga, menyatakan variab titik-koma sebagai nilainya. T program


anda. Pe program anda dari alat pemisah saja: Le CLASSPATH
dengan memasuki titik dan variabel sistemnya akan menolong Java
menemukan riod berarti bahwa Java paksa mulai melihat untuk
sekarang cakra berkas, dan titik-koma ialah

Sekarang instalasi J2SDK lengkap!

193
Menyusun program untuk menterjemahkannya dari bahasa
Java ke dalam M mengerti. E Program hree Main Steps dalam
memprogram T Untuk membuat program bekerja Java anda perlu
memeriksa anak tangga pohon berikut: Menulis program di Java dan
kecuali itu di atas cakra. Sebyte istimewa kode JV itu Mengalirkan
program. Langkah 1 – Type th Anda bisa mempergunakan redaktur
teks yang mana pun untuk menulis program Java, misalnya Bloknot.

Terlebih dulu, anda perlu mengetik program dan penyelamatan


itu di berkas teks dengan nama berakhir di .java. Misalnya, jika anda
mau menulis program memanggil HelloWorld, memasuki teksnya
(kami memanggilnya sumber kode) di M itu tercetak di atas layar
Salam kata orld: Bloknot dan menghematnya di berkas menamai
HelloWorld.java. Mohon jangan pakai formulir di nama berkas Java.
Ere progra H W

194
Menerangkan bagaimana th R, tetapi di titik ini kepercayaan
saja saya – program ini akan mencetak Dunia Salam kata di langkah
3. Adalah karya program nanti di ini chapte
Compile Program aduh
anda menyusun rogram. Y
menggunakan javac piler,
yang 2SDK. mengatakan
anda program kami N perlu
kepada ini ou’ll ialah p com
sebagian J Let’s
menyelamatkan y di petunjuk
memanggil c:\berlatih. Pilih
menu mulai, berlangsung, dan
mencatat kata cmd untuk
membuka jendela perintah
hitam.
Saja untuk
meyakinkan bahwa anda
menetapkan jalan variabel
sistem dan classpath dengan
benar, memasuki set kata dan pengambilan pandangan lain di nilai.
ke c:\berlatih dan menyusun berganti arus fold rogram: CD\berlatih
Javac HelloWorld.java Anda tidak mesti menyebutkan berkas
berlatih memberinya nama yang mana pun anda suka.

Program javac ialah Java penyusun. Anda won’t melihat any


penegasan bahwa anda program HelloWorld sudah compiled
dengan berhasil. Ini adalah kasus kalau tak ada berita adalah berita
baik. Macam menguasai diri dan untuk memperlihatkan kepada anda
sekalian berkas yang ada di berkas anda.
Anda sebaiknya memahami di sana berkas baru menamai
HelloWorld.class. Ini membuktikan bahwa program anda dengan
berhasil sudah tersusun. Anda asli menyimpan HelloWorld.java juga
di sana, dan anda can mengubah berkas ini nanti untuk mencetak
Hello Mom atau sesuatu yang lain.
Apabila program mempunyai kesalahan sintaksis, akan
mengatakan anda lupa mengetik penyangga keriting terakhir, Java
195
penyusun akan mencetak pesan kesalahan. Sekarang anda perlu
membereskan kesalahan, dan menyusun kembali program lagi. Jika
anda mempunyai beberapa kesalahan, anda mungkin perlu
mengulangi tindakan ini lebih dari satu kali sampai berkas
HelloWorld.class diciptakan. Run Program Sekarang menuju
mengalirkan program.
Di windous perintah sama memasuki pengikut-pengikut: Java
HelloWorld Sebabkan anda dilihat bahwa kali ini you’ve memakai
program Jawa lebih baik daripada javac? Program ini dipanggil Java
dikelola-waktu nvironment (JRE), atau anda mungkin
menganggapnya JVM suka dilakukan saya terlebih dahulu. E

Modal traktiran dan kecil let menamai program Keep di pikiran


bahwa dilakukan Java yang sama, yang bermaksud itu jika dengan
ibu kota dan capital helloworld atau helloWorld Sekarang akan
mempunyai beberapa ot t S the u elloWorld, tidak mencoba mulai
program JV akan mengadu. Kesenangan mencoba menebak
bagaimana caranya untuk berganti program ini. Menerangkan
bagaimana disisipkan oleh program ini berikutnya chapter,
sungguhnya begitu, mencoba menebak bagaimana caranya untuk
bergantinya untuk mengatakan halo kepada anda, teman atau
mencetak alamat anda.
Periksa ketiga anak tangga untuk melihat jika the masih
memprogram karya sesudah anda ganti. Di berikutnya bab
sandiwara I’ll anda bagaimana caranya untuk mengetik, menyusun
dan berlangsung your program di tempat yang lebih istimewa
daripada seorang redaktur teks dan jendela perintah hitam.

II. TO ECLIPSE
Pembuat program biasanya bekerja di disebut menggabungkan
lingkungan pengembangan (ide. kamu dapat menulis, susun dan lari
program di sana. ide juga punya membantu menjelaskan semua
unsur bahasa, dan membuat ini lebih mudah menemukan dan

196
perbaiki kesalahan program kamu. sementara ide program mahal, di
sana gratis baik sekali ide memanggil .
situs jaringan www. . org.
Di bab ini saya akan membantu kamu download dan install
ide di komputer kamu, ciptakan di sana proyek memanggil halo
dunia, dan setelah ini kami akan membuat semua program kami di
sana. buat sendiri enak di ini adalah alat baik sekali itu banyak
pembuat program jawa profesional menggunakan.
Memasang membuka halaman web www. . org dan klik di
download menu pada sisi kiri (http. klik di link utama download situs
dan pilih versi kamu mau download. mereka biasanya punya satu
terakhir mengeluarkan dan beberapa kandang membangun. terakhir
mengeluarkan secara resmi melepaskan produk. suingguhpun
kandang membangun mungkin mempunyai lebih keistimewaan,
mereka masih mungkin punya masalah kecil. pada ketika dari ini
menulis kandang terakhir membangun 3.0m8. pilih membangun ini
dan you'll lihat berikut following window:

Klik di link (http hampir windows sabda, mac, atau linux


memuati file dengan ini nama panjang itu akhir dengan. kode pos ke
beberapa folder di disket kamu. sekarang kamu hanya harus
membuka ritsliting file ini ke kamu c: kendarai. jika kamu telah punya
program winzip memasang di komputer kamu, right-click di file ini
dan pilih winzip di menu dan pilihan mengekstrak ke. jika kamu

197
punya ruangan di kamu c: kendarai, tekan kancing mengekstrak, jika
tidak pilih disket lainnya yang punya banyak angkasa tersedia.
tergantung pada komputer kamu, dan kebawah

Instalasi menyelesaikan! untuk kemudahan kamu, ciptakan


shortcut untuk gerhana. right-click di desktop dari komputer kamu,
kemudian tekan baru, shortcut, jelajah, dan pilih gerhana file. exe di
folder c: \eclipse. mulai program, double-klik di gerhana icon biru,
dan you'll lihat pertama selamat datang layar (layar ini sedang
merubah sligtly dengan each membangun):

Jika layar kamu melihat berbeda, mulai disebut meja kerja, dan
kearah program dapat juga menemukan tutorial baik bawah
pengguna pengembangan everal file. tekan kancing berikut di baru

198
roject windous. sekarang you'll perlu masuk nama saya baru kamu
pertama proyek: yang daerah kerja untuk proyek java kamu.
memperoleh memulai dengan di seksi ini saya akan pertunjukan
kamu bagaimana kamu dapat dengan cepat membuat . menu
membantu, bantu muatan, dan javauide.
Mulai bekerja di program perlu membuat proyek baru. proyek
sederhana suka kami helloworld akan punya hanya satu file -
helloworld. java. cantik segera kami akan membuat banyak lanjutan
roject itu akan terdiri dari membuat proyek gres di hanya klik di file
menu, baru, proyek, dan kemudian pproject, sebagai contoh

Melihat grayed keluar direktori kotak. ini menceritakan kamu


dimana file proyek ini akan [jadi] lokasi di disket. gerhana punya
folder khusus workspace, dimana ini menyimpan semua file untuk
proyek kamu. di kemudian, you'll membuat memisahkan proyek
untuk kalkulator program, ti -tac-oe permainan, dan program lain.
akan ada beberapa proyek di kbench telah beberapa lebih kecil
wilayah memanggil visi yang berbeda melihat dari proyek kamu.

199
Kamu klik di tanda tambah kecil dengan saya pertama proyek,
it'll mengekspansi nvironment (jre ystem perpustakaan yang bagian
dari proyek jika untuk beberapa alasan kamu preferenc kancing
nstalled java, sebagai contoh c: \j2sdk1.5.0. creatin mari kita recr
program java kelas yang mewakili obyek dari hidup nyata. Untuk
mempelajari lebih banyak tentang kelas di berikut bab. membuat
masuk dia metode jika menunjukkan kamu jawa hal run-time wahai
tidak lihat di sana, klik di windows menu, jawa, editor, memasang ,
tambahkan, dan, menggunakan rowse menemukan folder dimana
kamu apakah saya program di gerhana eate helloworld program
dari bab 1 di Eclipse.

200
Kelas di pilih file menu, baru, kelas dan lloworld di nama ladang.
juga, di seksi yang puntung kamu bermaksud membuat, menyebut
kotak escribe kelas kami. setelah komentar anda menemukan kode
kelas helloworld dengan metode kosong main(. metode sabda
berarti aksi. menjalankan kelas jawa sebagai program, kelas ini
harus punya metode memanggil main(. menyelesaikan program
kami, tempat kursor setelah keriting memperkuat di baris dengan
utama, tekan tombol masuk dan ketik berikut di garis baru: tekan
kancing menyelesaikan, dan anda lihat itu menciptakan untuk kamu
kelas helloworld. ini menempatkan komentar program ( teks diantara
/ dan /) di atas sekali - kamu harus merubah mereka ke
System.out.println("Hello World");

Menyimpan program di disket dan susun ini, hanya tekan pada


waktu yang sama dua kancing di kibor kamu: ctrl-. jika kamu tidak
membuatny kesalahan sintaksis, kamu lihat beberapa pesan-pesan

201
- program ickly menemukan moda dengan double-clicking di tive.
mari kita meletakkan keriting memperkuat program one-clas proyek.
tetapi segera kamu roject akan telah beberapa kelas java. itu adalah
mengapa sebelum mencari memilih menu cari, kemudian
run…(make aplikasi jawa itu yakin memilih di puncak meninggalkan
pojok), dan masuk nama proyek dan kelas utama: terkompile. tetapi
mari kita bersalah dengan sengaja lihat apa akan terjadi. hapus
keriting lalu memperkuat dan mengenai ctrl- lagi. gerhana akan
tampilan tiada bandingnya memperkuat kesalahan di visi tugas, dan
juga ini akan tempat tanda merah di garis yang punya masalah.
sebagai proyek kamu menjadi lebih besar, telah beberapa file dan
ompiler mungkin mengadakan lebih dari satu kesalahan. kamu dapat
(tidak menetapkan walaupun) meragukan liror pesan di tugas
perspec kembali dan mengenai ctrl- lagi - voila, pemberitahu
kesalahan pergi! mencari helloworld di sederhana kami proyek
untuk pertama kali, kamu perlu memberitahu yang kelas di proyek
ini utama satu.

Sekarang tekan bu int kata halo sebelah barat nsole melihat


cara yang sama seperti ini merusak. aduh kamu dapat mencari
proyek dia dengan memilih menu cari, cari lalu aunched atau dengan
menekan kancing ctrl-f11 di kibor. bagaimana helloworld bekerja?
mari kita mulai belajar apa sebenarnya terjadi di program helloworld.
kelas helloworld punya hanya satu metode main(, yang poin entri
aplikasi jawa program). kamu dapat memberitahu utama itu metode,
karena ini punya tanda kurung setelah kata utama. metode dapat
memanggil (menggunakan) metode lain, sebagai contoh metode
kami main( memanggil metode println( ke tampilan teks halo dunia di

202
layar. setiap metode mulai dengan garis formulir memanggil tanda
tangan metode: static void main(String[] args)
Siapa dapat akses metode - umum. kata kunci umum essed
dengan beberapa wahai? ? instruksi di bagaimana cara
menggunakan ini - statis. kata kunci statis berarti bahwa kamu tidak
mempunyai membuat hal (salin) dari helloworld benda di ingatan
menggunakan metode ini. kami akan memperbicangkan tentang hal
kelas banyak di berikut bab. ? ? metode kembali beberapa data?
kosong kata kunci berarti bahwa metode main(tidak kembali
beberapa data kepada memanggil program, yang dalam masalah
ini. tetapi jika sebagai contoh, metode mempunyai melakukan
perhitungan, ini dapat telah kembali menghasilkan nomor ke
pemanggil nya. ? ? nama metode utama. ? ? daftar argumen - data
yang dapat memberi kepada metode - string[ arg. di metode
main(string[ arg berarti bahwa metode dapat menerima
mempersiapkan rangkaian yang mewakili data teks. nilai itu sedang
melewati ke metode disebut argumen. saya mengatakan sebelum,
kamu dapat punya itu program terdiri dari beberapa asse, tetapi
salah satu dari mereka punya metode main. kelas jawa biasanya
telah beberapa metode. sebagai contoh, permainan kelas dapat
punya metode startgame, stopgame, readscore, dan di. tubuh
metode kami main hanya satu garis: tanda tangan metode ini
menceritakan kita fol ean bahwa metode main dapat accther kelas
jawa atau jvm sendiri.
System.out.println("Hello World");

Setiap perintah atau metode memanggil harus akhir dengan titik


koma; . metode println know bagaimana cara cetak data di sistem
menghibur (perintah jendela). java' nama metode selalu mengikuti
oleh tanda kurung. jika kamu lihat metode dengan tanda kurung
kosong, ini berarti bahwa metode tidak mempunyai beberapa
argumen. sistem. keluar berarti bahwa variabel keluar didefinisikan
di dalam itu sistem penggolongan datang dengan java. apa kabar
diharapkan mengetahui bahwa ada sesuatu memanggil keluar di
sistem penggolongan? gerhana akan membantu kamu dengan ini.
setelah kamu mengetik sistem sabda dan noktah, gerhana akan
pertunjukan kamu semua hal yang tersedia di sini. pada setiap waktu
kamu dapat juga meletakkan kursor setelah noktah dan tekan ctrl-
space membesarkan membantu kotak mirip pada ini satu:

203
Keluar. println menceritakan kita itu ada benda mewakili oleh
mething memanggil keluar" punya metode etween kelas dan nama
metode ean bahwa ini metode ada di dalam kelas ini. katakan kamu
punya gadis pingponggame itu punya metode savescore. ini adalah
bagaimana memanggil metode ini untuk dave siapa memenangkan
tiga permainan: variabel keluar dan ini" socalled println. noktah cyou
dapat lagi, data diantara tanda kurung disebut argumen atau bilai
ameter. parameter ini diberikan ke metode untuk macam
memproses, sebagai contoh menyelamatkan data di disket. metode
savescore punya dua argumen -a tali teks" dave" , dan nomor 3.
Eclipse akan menambahkan menyenangkan program java tulisan.

204
REFERENSI

BIODATA
Nama : Teguh Wiyono
Tempat Tgl Lahir : Cempedak Lampung Barat/
12 Oktober 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Arimbo Gg. Arimbi No 07 Pringgodani
Mrican Catur Tunggal Depok
Sleman Yogyakarta 55281
Telepon :-
Pekerjaan : Penulis dan Wartawan kabar kampus
Yogyakarta

205
206

You might also like