You are on page 1of 10

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mempertahankan kesuburan tanah pada tingkat memuaskan dan

pada waktu yang sama juga menghasilkan tanaman yang

mengguntungkan merupakan masalah yang tidak mudah. Ia berhubungan

dan bergantung dari berbagai factor yang berubah-ubah dan bukan sifat

kesuburan. Faktor ini secara nyata menentukan tingkat dari berbagai

masalah kesuburan dan sebaiknya dipengaruhi cara kita

mempertahankan kesuburan.

Kesuburan tanah sebenarnya mempunyai dua pergertian yaitu

kesuburan tanah dan produktifitas tanah , kesuburan tanah merupakan

daya kesanggupan tanah secara alami untuk memberikan hasil atau

untuk meyediakan hara dalam jumlah cukup dan seimbang. Produktifitas

tanah adalah daya kesanggupan tanah untuk memberikan hasil

maksimum dengfan menggunakan teknik penglolaan /manajemen tanah

sebaik-baiknya.

Kesuburan tanah selanjutnya ditentikan oleh keadaan fisika, kimia

dan biologi tanah, keadaan fisika tanah antara lain kedalaman efektif

tanah yaitu dalamnya lapisan tanah dimana perakaran tanaman dapat

berkembang secara bebas, tekstur, struktur, kelembaban dan tata udara.

Keadaan kimia tanah antara lain reaksi tanah, banyaknya unsure hara dan

cadangan unsure hara bagi pertumbuhan tanaman dan PH tanah.

Keadaan biologi tanah yaitu bahan organik, humifiksasi, mineralisasi dan


peningkatan nitrogen udara.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tanah yang subur adalah

tanah yang mempunyai kedalaman efektif yang cukup dalam (lebih dari

150), berekstur lempung, remah, PH tanah6,5, mempunyai kegiatan jasad

renik atau jasad hidup tanah yang tinggi, kandungan unsur4 haranya

cukup bagi pertumbuhan tiap jenis tanaman.

Dalam pertanian dan perternakan penggunaan sisa tanaman,

pupuk kandang, kacang-kacangan dan suoer fosfst merupakan gabungan

sederhana yang dapat dipakai penyusun berbagai faktor kesuburan.

Usaha penanaman jagung biasanya dilakukan secara insentif dan

menggunakan pupuk buatan.

Tanah yang cocok untuk digunakan oleh tanaman jagung adalah

tanah yang gembur dan subur karna tanaman jagung memberikan aerase

dan draenase yang baik dengan kedalaman zone perakaran yang cukup

yaitu 1-1,7m, jagung dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis

tanah. Tanah lempung berdebu adalah tanah yang baik untuk

pertumbuhanya.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan praktikum

kesuburan tanah untuk mengamati partum buhan tanaman dengan

berbagai parameter.

1.2. Tujuan dan Kegunan

Tujuan dilakukan praktikum ini untuk mengetahui respon tanaman


terhadap perbedaan suplai hara(TSP) dalam interaksi dengan tanah

alfisol dan proses pertumbuhandan perkembangan tanaman jagumg (Zea

mays).

Kegunaan dari peraktikum ini yaitu sebagai bahan informasi dalam

pengelolahan tanah sebagai media tumbuh tanaman melalui tingkat

suplay pupuk yang berbeda.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alfisol

Tanah alfisol merupakan tanah yang lembab, tidak mempunyai

epipedomn mollik atau horizon spodik atau oksik. Dicirikan oleh tanah

yang dulunya dinmakan podsolik kelabu coklat menurut klasifikasi lama.

Alfisol mempunyai horizon permukaan berwarna kelabu hingga coklat,

kadar basa medium sampai tinggi dan horizon iluvial dimana terjadi

penimbunan liat silikat. Horison liat umunnya mempunyai kejenuhan basa

lebih dari 30%. Horizon ini dinamakan argilik bila hanya dijumpai liat

silikat dan natrik bila disanping liat, dijenuhi dari 15% Na dan bertekstur

prismatic kolumnar (Soepardi. G. 1983).

Alfisol yang memiliki kondisi akuatik (berbeda dengan kondisi

antarkuik ) selama sebagian waktu dalam satu tahun, tahun normal (atau

telah di drainase). Pada satu horizon atau lebih di diantara kedalaman

50cm dan permukaan tanah mineral serta mempunyai satu kedalaman


sifat berikut :

1. Gejala redisimorfik pada semua lapisan diantara batas bawah

lapisan horizon Ap atau kedalaman 25cm di bawah permukaan

tanah mineral, mana saja yang lebih dalam dan kedalaman 40cm,

dan pada 12,5cm bagian atas horizon argilik, natrik glosik atau

kandik dan memiliki salasatu sifat berikut :

a. Sebesar 50% atau lebih deplesi redoks berkoma dua atau

kurang pada permukaan ped atau terdapat konsentrasi redoks

di dalam ped; atau.

b. Konsentrasi redoks dan 50% atau lebih deplesi redoks berkoma

dua atau kurang di dalam matrik, atau

c. Sabesar 50% atau lebih deplesi redoks berkoma satu atau

kurang pada permukaan ped atau didalam matrik, atau

keduanya.

2. Pada horizon-horizon yang mempunyai kondisi akuik, mengandung

cukup besi fero aktif untuk dapat memberikan reaksi positif

terhadap alpha-alpha dypindil ketika tanah tidak sedang diirigasi

(Tim ahli bahasa kunci taksonomi, 1999).

Alfisol kelihatanya mengalami kehancuran yang lebih kuat dari

pada inceptisol tetapi kurang dari spodosol. Tanah ini pada

umumnya, alfisol merupakan tanah yang cukup produktif. Status

basa dan letaknya (tercuci untuk beberap xeralf) di daerah basah

dan hamper basa menunjang hasil tanaman yang baik (Soepardi. G,


1983).

2.2. TSP (Superfosat Tunggal/Ts).

Pupuk ini dikenal pula dengan sebutan Enkel-superfosfst disingkat

dengan ES. Bntuknya berupa bubuk berwarna abu-abu dan mengandung

zat fosfat (P) 14-20%. Pupuk dibuat dari fosfst alam dan asam belerang.

Pupuk ini mudah larut dalam air dan agak sedikit hogroskopis. Pupuk ini

cocok dicampur dengan ZA, karena amoniaknya akan terikat, Cuma kalau

dicampur sering mengaras sehingga perlu dihaluskan terlebih dahulu

sebelum digunakan, sewaktu memberikan pupuk ini harus dibenamkan

agar dapat mencapai perakaran tanaman (Lingga P, 19970).

2.3. Botani Jagung (Zea mays)

2.3.1 Klasifikasi Tanaman jagung

Tanaman jagung (Zea mays ) dilelasifikasikan sebagai berikut :

Divi : Spermatophyta

Sub Divi : Agiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Rhoedelas

Family : Cruciferae

Species :Zea mays

2.3.2. Morfilogi Tanaman Jagung (zea mays)

a. Akar.

Sistem perakaran jagung terdiri dari akar-akar yang seminal

tumbuh ke bawah saat biji berkecambah, akar koronal yang tumbuh ke


atas jaringan batang setelah plamula muncul dari akar udara (brace) yang

tumbuh dari buku-buku di atas permukaan tanah (Muhadjir,1998).

b. Batang.

Batang jagung beruas-ruas yang jumlahnya bervariasi antara 8-12

ruas. Panjang berkisar antara 60-300cm tergantung dari tipe jagung.

Ruas-ruas bagian atas berbentuk agak silinder, sedangkan bagian

bawahnya agak bulat pipih. Ruas batang yang telah berkembang

menghasikkan tajuk bunga betina atau tongkol (Muhadjir,1998).

Batang jagung tidak berulang tetapi padatdan terisi oleh bekas-

bekas pembuluh sehingga memperkuat tegaknya tanaman. Batang

jagung beruas-ruas yang jumlahnya bervariasi antara 10-14 ruas,

umumnya tak berkecambah, panjang batang berkisar antara 60-300cm

tergantung dari jenis jagung (Effendi,1990).

c. Daun.

Daun jagung muncul dari buku-buku batang, sedangkan pelepah

daun metelubugi ruas batang untuk memperkuat batang. Panjang daun

bervariasi antara 30-150cm dan lebar 4-15cm dengan ibu tulang daun

yang sangat keras . Terdapat lidah daun (ligula) yang transparan yang

mempunyaio telinga daun (auriculae) jumlah daun jagung tanaman

bervariasi antara 12-18 helai (Muhadjir.1998).

Daun jagung terdiri dari pelepah dan helai daun, memanjang ujung

merancang. Pelepah dan helai dibatasi oleh lignia yang bagian

menghalagi masuknya air dan emun


d. Buah

Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji

jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang

bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada umumnya jagung memiliki

barisan biji yang melibit secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah

antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit

biji, endosperm dan embrio (Rukmana, 2004).

2.3.3 Syarat Tumbuh

Tanah

Tanaman jagung tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang banyak

karena tanaman ini dapat tumbuh diberbagai jenis tanah. Tanah berpasir

dapat ditumbuhi tanaman jagung dengan baik asal cukup air dan hara

untuk pertumbuhannya. Tanah berat seperti gramosol dapat ditanami

jagung dengan pertumbuhan normal asal aerasi dan draenase dapat

diperbaiki (Effendi, 1991).

iklim

Jagung mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dibandingkan

dengan tanaman lainnya yang berasal dari jenis yang sama. Jagung

berasal dari daerah-daerah tropis namun telah banyak dikembangkan

pada daerah sub tropis. Dari berbagai sifat yang dimilikinya, jagung

menghendaki hawa yang cukup panas untuk pertumbuhannya sebab

pada temperature minimum akan mengganggu perkecambahan dan pada


temperature suhu yang maksimum embrio biji jagung dapat rusak.

Variasi temperaturnya adalah 90C – 100C untuk temperature minimum,

230C – 270C untuk temperature optimum 400C – 440C untuk temperature

maksimumnya (anonym, 1993).

Cahaya Matahari

Jagung selama pertumbuhannya harus mendapat sinar matahari yang

cukup, sebab tanaman jagung yang ternaungi akan menghambat

perkembangan dan pertumbuhannya sehingga dapat memberikan hasil

yang kurang maksimal (Effendi, 1991).

pH dan Topografi

Jagung dapat tumbuh pada pH tanah antara 5,5 – 7,0 dan tanaman ini

dapat tumbuh pada ketinggian 0-1300 Mdpl. Tanah yang kemiringannya

tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan

melintang searah kemiringan tanah dengan maksud mencegah erosi pada

waktu terjadi hujan (Suprapto, 1990).

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu


Praktikum Kesuburan Tanah dilaksanakan di Green House Fakultas

Pertanian, Jurusan Ilmu Tanah, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Berlangsung pada bulan Oktober-November 2007.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah

alfisols, polybag, pupuk Tsp benih jagung (Zea mays L), air dan label.

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, mistar,

sekop, karung dan alat tulis menulis.

3.2. Metode Pelaksanaan

3.2.1. Penyiapan Media

- Mengambil lapisan top soil tanah alfisol dengan menggunakan

sekop

- mengayak tanah alfisol yang telah diambil

- mengisi polybag dengan tanah yang telah diayak sebanyak 5

kg/polybag.

- memberikan pupuk SP-36 ke dalam tanah.

3.3.2. Penanaman

Menanam bibit jagung. Dimana setiap polybag diisi sebanyak 3 biji

bibit jagung.
3.2.3. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan setiap hari selama masa pertumbuhan

dengan cara melakukan penyiraman dan pencabutan gulma.

3.2.4. Parameter pengamatan

Setelah beberapa hari, bibit yang ditanam sudah mulai

berkecambah. Pengamatan dilakukan dengan mencatat tinggi tanaman

dan jumlah daun pada setiap pekannya.

Parameter yang diamati yaitu:

- Pengisian polibeg

- Penanaman

You might also like