Professional Documents
Culture Documents
“HADHANAH”
Oleh:
M. Nailuddin
Hermanto
Riyan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Dia senantiasa memberiksn
nikmat-Nya, sehingga penyusunan karya tulis ini dapat selesai dengan baik.
Dengan membaca karya tulis ini penulis berharap dapat membantu pembaca
sekalian mengetahui tentang cara pembuatan susu maupun yang lainnya. Untuk para
pembaca umumnya, karya tulis ini kiranya dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang telah ada.
Walaupun penulis telah berusaha sesuai kemampuan, namun penulis yakin bahwa
manusia itu tak ada yang sempurna ibaratnya tak ada gading yang tak retak. Seandainya
dalam penyususnan karya tulis ini ada yang kurang, maka itulah bagian dari kelemahan
penulis. Mudah-mudahan dari kelemahan itulah yang akan membawa kesadaran kita akan
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca
yang telah meluangkan waktunya untuk membaca karya tulis ini.
Untuk itu penulis selalu menantikan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi perbaikan penyusunan karya tulis ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………
Bab II ……………………………………………………………...
Pembahasan………………………………………………………..
A. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
B. YANG BERHAK MELAKUKAN PEMELIHARAAN ANAK
C. SYARAT-SYARAT HADHINAH DAN HADHIN
D. MASA HADHANAH
E. UPAH HADHANAH
Bab III………………………………………………………………………..
Kesimpulan…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
BAB II
PEMBAHASAN
PEMELIHARAAN ANAK “HADHANAH”
1 . Pengertianya
Pemeliharaan anak dalam bahasa Arab disebut Hadhanah, namun hadhanah
menurut bahasa berarti “meletakan sesuatu didekat tulang rusuk atau di pangkuan”,
karma ibu menyusukan anaknya dipangkuanya, seakan-akan ibu melindungi dan
memelihara anaknya, sehingga hadhanah di jadikan istilah yang dimaksud.
Akan tetapi para ulama fiqih mendefinisikan Hadhanah yaitu melakukan
pemeliharaan anak-anak yang masih kecil, baik laki-laki maupun perempuan ataupun
sudah besar namun belum mumayyiz, menjaganya dari sesuatu yang menyakiti dan
merusaknya sehingga mampu berdiri sendirib menghadapi hidup dan memikul tanggung
jawab.1
Di dalam buku lain (H. Sulaiman Rasyd) juga di kemukakan bahwa Hadhanah
diartikan “mendidik”, mendidik disini dapat di artikan bahwa menjaga , mendidik,
memimpin serta mengatur dalam kehidupanya sehingga anak tersebut dapat mengatur
dirinya sendiri sesuai pengertian Hadhanah tersebut.2
2. Dasar Hukumnya.
Dasar hukum pemeliharaan anak, tercantum dalam surat at-Tahrim:6 yang
berbunyi :
1
Abdurahman Ghodzali, Fiqih Munhakat, hal 176
2
H.Sulaiman Rasyd, Fiqih Munhakat, hal 426
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.
Pada ayat ini orang tua di tuntut untuk memelihara keluarganya agar terpelihara
dari api neraka, agar seluruh anggota keluarganya ,elaksanakan perintah dan
meninggalkan laranganya, termasuk anggota keluarga disini yakninya anak.3
Betapa banyaknya ayat-ayat al-Qur’an yang memerintahkan kita (ibu-bapak)
untuk memelihara serta menjaga dan bertanggung jawab dalam memelihara keluarganya.
Artinya : Rosulullah s,a,w bersabda : barang siapa yang memisahkan antara seorang ibu
dengan anaknya niscaya Allah akan memisahkan anatara orang itu dengan
kekasihnya di hari kiamat.7
Oleh karena itu hakim, mantan suami, wali, ataupun orang lain dalam
memisahkan anak dengan ibunya sebagaimana ancaman Rosull dalam hadistnya tadi.
Jika ibunya telah meninggal ataupuntidak ada maka yang menjadi hadhanah ibu
dari ibunya anak itu teerus keatas, begitupun sebaliknya ibu dari bapaknya hingga keatas.
Jika ada yang melakukan hadhanah yaitu pemerintahnya.
Dasar urutan orang-orang yang berhak melakukan dalam hadhanah yaitu :
1. Kerabat pihak ibu didahulukan atas kerabat pihak bapak jika tinggkatannya dalam
kerabat adalah sama.
2. kerabat sekandung didahulukan dari kerabat yang bukan sekandung dan kerabat
seibu lebih didahulukan atas kerabat bapaknya, dll.
Namun dalam hal ini untuk menjadi seorang hadhanah harus mempunyai syarat-
syarat yakni :
6
H.Sulaiman Rasyd, Fiqih Islam, hal 472
7
Abdurahman Ghodzali Fiqih munhakat, hal 179
Berakal
Merdeka
Menjalankan Agama
Dapat menjaga Kehormatan dirinya
Orang yang dipercay
Orang yang menetap didalam negri anak yang di didiknya
Keadaan perempuan tidak bersuami, kecuali bersuami denga keluarga dari
anak yang memang berhak pula yang untuk mendidik anak itu, maka
haknya tetap.8
8
H.Sulaiman Rasyd, Fiqih Islam, hal 427
9
Abdurahman Ghodzali Fiqih munhakat, hal 182
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
neraka yang bahan bakaranya adalah manusia dan batu.10
Oleh karena itu hadhin terutama orang tuanya, berhak atas pendidikan dan
pemeliharaan anak, karena ia memerlukan ketaqwaan anak itu, sebagaimana hadist
Rosulullah :
D. MASA HADHANAH
Didalam Al-qur’an serta hadist secara tegas tidaklah terdapat tentang masa
hadhanah, hanya saja terdapat isyarat-isyarat yang menerangkan ayat tersebut. Oleh
karena itu hanya saja para ulama berijtihad sendiri-sendiri, seperti halnya mazhab Hanafi
berpendapat bahwa hadhanah anak laki-laki habis pada waktu dia tidak memerlukan
penjagaan serta dapat mengurus kepentingan pribadinya, sedangkan wanita habis pada
saat haid pertamanya. Sedangkan pendapat para mazhab Imam Syafi’i, hadhanah itu
berkhir ketika sianak telah mumayyiz atau berumur lima ataupun enam tahun, dengan
dasar :
10
Abdurahman Ghodzali Fiqih munhakat, hal 184
Artinya : Rosulullah bersabda, anak ditetapkan pada bapak dan ibunya
sebagaimana belum mumayyiz, perempuan ditetapkan pada bapak dan
ibunya.11
E. UPAH HADHANAH
Ibu tidak berhak atas upah hadhanah seperti menyusui, selama ia masih menjadi
istri dari anak itu, atau masih dalam masa iddahnya. Karena dalam keadaan tersebut ia
masih dalam keadaan dinafkahi, firman Allah S.W.T. :
Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anak selam dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya, dan kewajiban ayah
memberikan nafkah lahir bathin kepada ibu dengan cara yang makruf.
Adapun habis masa iddahnya maka berhak atas upah hadhanah tersebut, Allah
S.W.T. berfirman :
11
Abdurahman Ghodzali Fiqih munhakat, hal 186
Pasal 105
Pemeliharaan anak ytang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun maka
hak ibunya.
Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anaknya untuk
memilih diantara bapaknya.
Biaya pemeliharaan ditanggung bapaknya.12
Pasal 106
Orang tuanya berkewajiban merawat dan mengembangkan harta anaknya yang
belum dewasa atau dibawah pengampuan dan tidak diperbolahkan memindahkan
kecuali karena keperluan mendesak.\
Orang tua bertanggung jawab atas kerugian atasyang ditimbulkan karena
kesalahan dan kelalaian dari dari kewajiban tersebut pada ayat (1)
12
Abdurahman Ghodzali Fiqih munhakat, hal 189
BAB III
KESIMPULAN
Pemeliharan anak dalam bahasa arab disebut hadhanah, namun hadhanah menurut
bahasa berarti “ meletakan sesuatu ditulang rusuk atau dipangkuan” karena ibu
menyusukan anaknya dipangkuannya, seakan-akan ibu melindungi dan memelihara
anaknya, sehingga hadhanah dijadikan istilah yang dimaksud.
Seorang anak dari permulaan hidupnya sampai pada umur tertentu memerlukan
orang lain untuk membantunya dalam kehidupannya, baik seprti makan, minum dll. Oleh
karena oitu orang yang menjaganya perlu rasa kasih saying, kesabaran, serta mempunyai
keinginan agar anak itu baik dikemudian hari. Dan yang memilki syarat-syarat tersebut
wanita.
Oleh karena itu hadhin terutama orang tuanya, berhak atas pendidikan dan
pemeliharaan anak, karena ia perlu ketqwaan anak itu.
Para ulama berbeda pendapat tentang hadhanah ini, pakah yang berhak itu hadhin
atau madhun (anak). Sebagian pengikut mazaf hanafi berpendapat bahwa hadhanah itu
hak anak, sedangkan menurut Imam Syafi’i, Ahmad, serta sebagian pangikut mazhab
Iamam Maliki berpendapat bahwa hadhanh itu haknya hadhin. Anak termasuk salah satu
anggota keluarga jadi terpeliharanya dari api neraka hak anak yang wajib dilaksanakan
orang tuanya.
Pasal 105
Pemeliharaan anak ytang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun maka
hak ibunya.
Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anaknya untuk
memilih diantara bapaknya.
Biaya pemeliharaan ditanggung bapaknya.
DAFTAR PUSTAKA