Professional Documents
Culture Documents
Pertumbuhan dunia usaha di berbagai belahan dunia saat ini telah mendorong berbagai
perusahaan untuk meningkatkan upaya promosi produk/jasanya dalam rangka
memenangkan persaingan yang semakin ketat. Diantara empat elemen bauran promosi
yang dikenal selama ini, periklanan merupakan elemen yang paling menonjol, karena
penampilannya yang atraktif, jangkauannya yang luas dan sifatnya yang non personal.
Periklanan sebuah subsidiary dari ilmu pemasaran yang menggabungkan teori pemasaran
yang berisi segala bentuk perhitungan ekonomis dan ilmu komunikasi yang ditujukan
untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat,
pemikiran dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek serta
berkolaborasi dengan ilmu seni untuk tetap menghasilkan suatu proses komunikasi yang
memiliki nilai esetika (keindahan).
Secara umum, iklan bertujuan untuk menginformasikan,membujuk dan mengingatkan
konsumen terhadap keberadaan suatu produk, yang ada akhirnya diarahkan untuk
meningkatkan penjualan. Namun dalam penerapannya, perusahaan yang berupaya
mempromosikan produk/layanan jasanya, menghadapi persoalan yang tidak mudah
karena ketatnya persaingan dalam beriklan yang dilakukan oleh perusahaan yang
memproduksi barang sejenis, mahalnya biaya iklan dan sulitnya untuk mengevaluasi
efektivitas iklan. Karena itu upaya beriklan harus dilakukan dengan pertimbangan yang
matang dan dengan memperhatikan karakteristik dan perilaku konsumen sebagai target
pasar produk yang diiklankan.
Pada dunia pemasaran, strategi modern yang dikenal oleh praktisi bisnis dan manajer
perusahaan adalah pemasaran STP yaitu segmenting, targeting dan positioning, yang
pada intinya bertujuan untuk memilah-milah pasar dalam berbagai segmen yang
homogen, menjadikan salah satu segmen sebagai targetnya dan memposisikan produknya
sesuai dengan target pasar yang dituju. Konsep ini juga dapat dikembangkan sebagai
suatu pendekatan dalam upaya beriklan suatu perusahaan.
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari
suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen
(Swasta, 1996).
Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen.
Falsafah ini menunjukan usaha untuk meningkatkan ketepatan penetapan sasaran dari
suatu perusahaan. Segmen pasar ini dapat dibentuk dengan banyak cara dalam penentuan
segmentasi yang ada saat ini hanya semacam penggunaan variabel-variabel. Ada empat
metode untuk melakukan segmentasi yang lazim digunakan.
● Segmentasi geografis. Contoh: berdasarkan daerah/region, pedesaan/perkotaan.
● Segmentasi demografis. Contoh: berdasarkan umur, pekerjaan, kewarganegaraan,
agama.
● Segmentasi psikografis. Contoh: kelas sosial dan tipe personalitas.
● Segmentasi tingkah laku. Contoh: intensitas penggunaan produk, loyalitas terhadap
merek.
Dari variabel segmentasi tersebut yang sering dijadikan acuan adalah variabel demografis
yang biasanya berisi atas :
1. Komposisi Umur
2. Tingkat Pendidikan
3. Jenis Pekerjaan
4. Tingkat Pendapatan (dalam beberapa literatur ada yang menggabungkan point Tingkat
pendapatan digabungkan dengan point Jenis Pekerjaan).
Namun sebenarnya variabel tersebut bisa lebih dikhususkan lagi, apabila dirasa perlu
dalam membidik target yang benar-benar spesial. Di sinilah tugas bagian analisis pasar
yang perlu mengkotak-kotakan masyarakat dari berbagai sisi. misal seperti yang
dikemukakan oleh Sudarmadi dalam artikelnya Agar Bidikan mengenai Sasaran di situs
swa.co.id. Sudarmadi membagi segmentasi ini berdasarkan variabel psikografi yakni
membagi masyarakat atas :
1. Confident Establish
2. Optimistic Domestic Goddess
3. Change-Expectant Lad
4. Cheerful Humanist
5. Introvert Wallflower
6. The Savvy Conqueror
7. Networking Pleasure Seeker
8. Spontaneous Fun-Loving
Segmentasi berdasarkan variabel psikografi ini kini tengah populer dalam ilmu
pemasaran maupun periklanan sehingga banyak digunakan sebagai tolak ukur standar
dalam menentukan calon kosnumen. Segmentasi ini berangkat dari pemikiran bahwa
calon konsumen tidak lagi menitikberatkan kepada faktor ekonomis yang berarti
berhitung nilai, melainkan dipengaruhi oleh suatu sifat yang membuahkan sikap dalam
bertindak.
Maka secara garis besar segmentasi meliputi objek (sasaran) konsumen/calon konsumen
yang dituju, yang membagi suatu masyarakat yang heterogen menjadi suatu masyarakat
dengan satuan-satuan yang lebih kecil dengan kekhususan masing-masing yang lebih
bersifat homogen. Di sini diperlukan suatu kejelian analis pasar dan pengiklan untuk
mampu melihat satuan-satuan masyarakat tersebut untuk kemudian dibidik sebagai
(calon) konsumen, cara riset lapangan masih dianggap cara yang paling efektif dalam
menentukan segmentasi ini.
1. Memperhitungkan segala sumber daya yang dimiliki dan yang diperlukan oleh
produsen yang hendak beriklan sebelum masuk ke dalam pasar
2. Menganalisa ‘kekuatan’ pesaing/kompetitor yang ada di pasar, termasuk
menganalisa segala sumberdaya yang mereka miliki
3. Membandingkan ‘kekuatan’ produsen yang akan beriklan dengan ‘kekuatan’
kompetitornya
Berdasarkan dari ketiga analisa di atas kemudian mengambil keputusan langkah targeting
yang paling tepat.
Targeting di dalam dunia periklanan sangat beragam. Hal ini disebabkan semakin kreatif
dan jelinya para pengiklan dalam mengambil berbagai celah spesifik yang terjadi di
pasar. Namun Tonton Taufik dalam wirausaha.com menarik empat benang merah
targeting yang sebenarnya selama ini dilakukan oleh produsen melalui pengiklan :
1. Brand Awareness
Tindakan memberitahu masyarakat terhadap suatu merek produk tidak terpaku
dengan hanya dengan memperkenalkan suatu produk baru, melainkan juga bisa
dilakukan dengan tindakan meng-counter merek pesaing, mind share,
menunjukkan eksistensi merek, memelihara kesetiaan konsumen fanatik
(khususnya bagi produsen merek yang telah lebih dulu/lama terjun ke pasar), dan
sebagainya. Targeting ini masih dianggap paling efektif dari sisi psikografi
(calon) konsumen, sebab bisa dikatakan merek merupakan ujung tombak sebuah
produk di benak ingatan konsumen. Targeting melalui brand awareness bisa
bermanfaat untuk pembuka jalan menuju langkah targeting selanjutnya
2. Mengkomunikasikan Informasi
Seperti halnya dalam definisi dasar komunikasi, keberadaan iklan sebenarnya
tidak lepas dari suatu proses penyampaian. Targeting jenis ini biasanya lebih
banyak pada iklan-iklan non komersil seperti iklan layanan masyarakat, yang
lebih bersifat berita, informasi dan sebagainya tanpa ada motif ekonomi, namun
secara tersirat iklan-iklan komersil pun sebenarnya juga memiliki targeting ini.
3. Membuat Perilaku dan Membangun Persepsi
Sebenarnya targeting ini dapat menjadi point umum dari point pertama yaitu
brand awareness, tapi, keluasan cakupan yang tidak sekedar bermotif ‘mencuci
otak’ calon konsumen dengan brand, tapi lebih kepada harapan, tujuan konsumen
untuk berperilaku dan bertindak sesuai dengan maksud iklan. Misalkan iklan
penyuluhan tentang demam berdarah yang mengajak masyarakat agar bertindak
melakukan gerakan 3M.
4. Merebut Market Share
Ibarat sebuah kue pie, para analisis pasar membagi kondisi riil di lapangan adalah
kue pie yang telah terpotong-potong dengan masing-masing potongan memiliki
ukuran berbeda-beda. Sebagai sebuah bentuk bisnis, produsen tentunya memiliki
motivasi ekonomi dalam setiap tindakannya termasuk dalam beriklan. Diharapkan
dengan beriklan terjadi peningkatan konsumsi produknya oleh masyarakat yang
berdampak keuntungan bagi produsen. Motif inilah yang sebenarnya mendorong
produsen untuk beriklan, sehingga dibutuhkan suatu ‘kejeniusan’ di dalam
berpromo atau beriklan untuk memenuhi target ini. Pembahasan lebih lanjut
tentang market share ini sebenarnya ada pada induk ilmu yaitu ilmu pemasaran.
Secara eksekusi proses kreatif periklanan di lapangan targeting sebuah iklan sebenarnya
hanya berkutat pada tiga point pokok atau biasa disebut sebagai pesan utama (tema). Hal
ini disebabkan usaha untuk menspesifikkan tujuan ide pada proses eksekusi sehingga
didapatkan sebuah iklan yang benar-benar fokus. Tiga point pokok tersebut adalah :
1. Memfokuskan konsep iklan yang akan dibuat (dieksekusi), hal ini berkenaan
dengan proses kreatif, produksi iklan, serta pemilihan media beriklan
2. Memperjelas metode promosi yang akan dilaksanakan.
3. Mengefektifkan kinerja promosi yang dilakukan
Klik gambar
Daftar Referensi
Kasali, Rhenald ; Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti,
Jakarta, 1992
Subagyo, Ignatius dalam Bahan Kuliah Manajemen Pemasaran, Teknik Grafika dan Penerbitan Politeknik
Negeri Jakarta, 2002
http://www.geocities.com/agus_lecturer/skripsi/bab_2.htm
http://www.stie-mce.ac.id/jabm/?page=national&detail=yes&id=08-01-02
http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=2375&pageNum=14
http://jackvisual.blogspot.com/2006/01/dasar-periklanan.html
http://hendrowicaksono.multiply.com/journal/item/18
http://72.14.235.104/search?q=cache:rT5tnpUAUYYJ:digilib.ti.itb.ac.id/go.php%3Fid
%3Djbptitbtigdls21996yoyokpriyo2062+targeting+periklanan&hl=id&ct=clnk&cd=7&gl=id
http://en.wikipedia.org/wiki/Segmenting_and_positioning#Targeting