Professional Documents
Culture Documents
budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang
terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman
mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara
dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk,
penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana
alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang
intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang
lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang
tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru;
rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan
ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan
kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang
wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik
hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah
siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya,
integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
1. Perubahan secara lambat dan Perubahan secara cepat (dilihat dari waktu)
Perubahan secara lambat = evolusi, yaitu prubahan yang memerlukan waktu lama.
Cirinya : memerlukan waktu lama, perubahannya kecil, perubahan tidak disadari oleh
masyarakat, tidak diikuti oleh konflik atau tidak menimbulkan kekerasan. Ex:
perubahan mata pencaharian masyarakat
Perubahan secara cepat = revolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang
sangat cepat. Ciri-cirinya membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar karena
menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari/direncanakan,
seringkali diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik. Ex: revolusi Indonesia
tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi industri Perancis dan Inggris.
Tantangan baru bangsa Indonesia akibat globalisasi yang dapat mengancam eksistensi
jati diri Bangsa Indonesia:
a. Guncangan budaya (cultural shock)
Ketidaksesuaian unsure-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu
pola kehidupan social yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang
bersangkutan. Budaya yang masuk ke suatu masyarakat tidak selalu sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh masyarakat, kondisi seperti inipun juga dapat
menimbulkan keguncangan budaya.
b. Ketertinggalan budaya (cultural lag)
Perumbuhan atau perubahan unsure kebudayaan yang mengalami perubahan tidak
sama cepatnya misalnya perubahan pada budaya material akan lebih cepat
berubah dibanding budaya immaterial. Ketidak seimbangan perubahan antara
budaya material dan immaterial itulah yang disebut dengan ketertinggalan budaya
Perkembangan globalisasi
saat ini dunia mulai terintegrasi satu sama lainnya. Setiap negara seolah menjadi tanpa
sekat dan tidak ada batasan ruang dan waktu. Kemajuan teknologi komunikasi dan
transportasi menjadi penyokong utama perubahan dunia. Dunia saat ini tengah memasuki
era globalisasi. Istilah globalisasi sebenarnya sangat banyak dan masing-masing punya
unsur tersendiri. Globalisasi, pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985.
Globalisasi dapat diartikan sebagai westernisasi atau modernisasi, yaitu merebaknya
struktur modernitas barat yang menyangkut kapitalisme, rasionalisme, industrialisme,
birokratisme, dan lain sebagainya yang cenderung merusak budaya lokal yang sudah ada
sebelumnya. Proses globalisasi juga menghendaki adanya penyatuan dunia dalam satu
sistem terpadu yang membentuk perkampungan global (global village).
Ketika dunia berusaha disatukan dalam sebuah tatanan integral muncul pertanyaan
bagaimanakah pengaruh yang ditimbulkan oleh prosess globalisasi terhadap rasa
nasionalisme kita? Karena pada dasarnya ketika muncul gagasan penyatuan dunia
kedalam satu sistem integral yang tidak melihat pada batas teritorial tentu berpengaruh
pada rasa nasionalisme. Nasionalisme sendiri diartikan sebagai faham kebangsaan, yaitu
faham yang melahirkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Bagaimana sikap seorang
warganegara terhadap negaranya mencerminkan rasa nasionalisme seseorang.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan memiliki tingkat heterogenitas yang
tinggi. Banyak perbedaan dalam masyarakat di Indonesia yang diakibatkan oleh topografi
Indonesia yang berupa gugusan kepulauan. Akan tetapi bangsa Indonesia tetap eksis
sampai dengan hari ini. Le desire d’etre ensemble (hasrat untuk bersatu). seperti kata
Renan, merupakan unsur utama perekat persatuan bangsa Indonesia. Terdapat berbagai
faktor yang dapat mendorong terbentuknya hasrat itu, mulai dan kesamaan bahasa, agama
dan budaya, kesamaan sejarah atau pengalaman di masa lampau, sampai kepada
keinginan untuk mencapai cita-cita bensama di masa yang akan datang.
Sebuah bangsa terbentuk akibat adanya kesamaan hasrat untuk bersatu. Paham negara
Integralistik yang dicetuskan oleh Supomo merupakan salah satu upaya untuk
mempersatukan bangsa Indonesia. Rasa nasionalisme harus ditimbuhkan dalam setiap
dada warganegara. Perbedaan yang sangat plural dan kaya di Indonesia dapat diatasi oleh
masyarakat. Semangat itu didasarkan pada rasa pesatuan dan kesatuan, sebagaimana yang
tercetus dalam semboyan negara “bhineka tunggal ika” dan falsafah negara yaitu
pancasila. Maka dapat dikatakan nilai-nilai nasionalisme (faham tentang kebangsaan) itu
bersumber dari sosio-kultural bangsa dan bumi Indonesia.
Bentuk-bentuk nasionalisme
Globalisasi diidentikkan dengan proses integrasi negara yang ada di dunia sehingga
menjadi tanpa batas. Setiap peristiwa yang terjadi di suatu wilayah dapat diketahui secara
cepat dan dapat menimbulkan efek dibagian dunia yang lain. Disini kita melihat bahwa
nantinya dengan proses integrasi seperti ini dikhawatirkan rasa nasionalisme akan
memudar. Karena nantinya eksistensi negara-bangsa juga akan mengalami kemunduran.
Karena pada dasarnya negara sudah tidak memiliki kekuatan apa-apa, semuanya
dikembalikan kepada kekuatan dunia internasional. Pihak asing nantinya dapat
mengintervensi setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
Semakin terbukanya arus informasi juga mempengaruhi pola pikir suatu bangsa.
Masuknya budaya dan nilai asing turut merubah cara pandang anak bangsa. Semangat
kebersamaan dan gotong royong telah digantikan dengan semangat individualisme.
Ikatan negara bangsa sebagai hasil dari pergaulan antara kedaulatan negara mulai
merenggang. Akibatnya kita lihat banyak konflik yang terangkat kepermukaan. Konflik
yang muncul tersebut ternyata diakibatkan oleh masalah sepele. Belakangan ini juga
muncul gerakan separatisme yang mengarah pada ancaman disintegrasi. Hal-hal seperti
diakibatkan karena memudarnya semangat persatuan dan rasa nasionalisme. Tantangan
seperti itu hanya bisa diatasi bila bangsa Indonesia di satu pihak tetap mempertahan
identitasnya dalam ikatan persatuan nasional,
Pengaruh globalisasi
Globalisasi menimbulkan berbagai akibat, baik positif maupun negatif. Akibat yang
timbul harus disikapi dengan baik, antara lain:
Pengaruh positif
1.Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.
Pemerintahan yang transparan dan demokratis akan menimbulkan kepercayaan
masyarakat terhadap negara yang berujung pada meningkatnya rasa nasionalisme.
Pengaruh negatif
2.Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri. Kebanggaan terhadap produk asing mengakibatkan
minder yang justru menyurutkan rasa nasionalisme.
3.Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai
bangsa Indonesia. Budaya barat selalu dianggap yang paling baik sehingga melupakan
budaya bangsa.
4.Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,
karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat
menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu
kehidupan nasional bangsa.
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme antara lain yaitu :
Maka kita harus bijak dalam mensikapi globalisasi.Jangan sampai kita hanya terpengaruh
dengan efek negatifnya saja.