You are on page 1of 10

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola

budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang
terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman
mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara
dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk,
penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana
alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang
intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang
lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang
tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru;
rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan
ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan
kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang


membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya,
sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama
lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang
hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai
sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata
pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu,
masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural
intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap
masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari
masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan
urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan
masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan
dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti
society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung
makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam
mencapai tujuan bersama.

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang
wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik
hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah
siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya,
integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya

1. Perubahan secara lambat dan Perubahan secara cepat (dilihat dari waktu)
Perubahan secara lambat = evolusi, yaitu prubahan yang memerlukan waktu lama.
Cirinya : memerlukan waktu lama, perubahannya kecil, perubahan tidak disadari oleh
masyarakat, tidak diikuti oleh konflik atau tidak menimbulkan kekerasan. Ex:
perubahan mata pencaharian masyarakat
Perubahan secara cepat = revolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang
sangat cepat. Ciri-cirinya membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar karena
menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari/direncanakan,
seringkali diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik. Ex: revolusi Indonesia
tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi industri Perancis dan Inggris.

2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan pengaruhnya besar.


Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh
langsung bagi kehidupan masyarakat. Ex; perubahan mode pakaian, gaya potongan
rambut, dsb.
Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa
pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi
pada unsure-unsur social budaya masyarakat. Ex: Industrialisasi membawa pengaruh
pada hubungan kerja, lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah, pelapisan
social, hubungan kekerabatan, dll.

3. Perubahan yang dikehendaki/direncanakan dan perubahan yang tidak


dikehendaki/tidak direncanakan
Perubahan yang dikehendaki/direncanakan= pembangunan adalah perubahan yang
sudah diperkirakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu yang ada dalam
masyarakat. Perubahan yang tidak dikehendaki/tidak direncanakan adalah perubahan
yang tidak diperkirakan sebelumnya. Biasanya perubahan tidak dihendaki muncul
sebagai dampak dari perubahan yang direncanakan.

Secara garis besar perubahan social menyangkut perubahan dalam:


a. kelompok social
b. stratifikasi social
c. lembaga-lembaga social
d. interaksi social

Faktor Pendorong Perubahan Sosial


a. Menurut Alvin Betrand: awal dari proses perubahan social adalah komunikasi
yaitu penyampaian ide, gagasan, nilai, kepercayaan, keyakinan dsb, dari satu
pihak ke pihak lainnya sehingga dicapai kata kesepahaman.
b. Menurut David Mc Clelland: dorongan untuk perubahan adalah adanya hasrat
meraih prestasi ( need for achievement) yang melanda masyarakat
c. Prof. Soerjono Soekanto: Perubahan social disebabkan oleh factor intern dalam
masyarakat itu dan factor ekstern.
Faktor Intern antara lain:
1) Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
2) Adanya Penemuan Baru:
- Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum
pernah ada
- Invention : penyempurnaan penemuan baru
- Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang
diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah,
melengkapi atau mengganti yang telah ada.
Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan
unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat
3) Konflik yang terjadii dalam masyarakat
4) Pemberontakan atau revolusi

Faktor ekstern antara lain:


1) perubahan alam
2) peperangan
3) pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi
( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya),
asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama
sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)

Jadi menurut Soerjono Soekanto factor pendorong perubahan social adalah:


1) sikap menghargai hasil karya orang lain
2) keinginan untuk maju
3) system pendidikan yang maju
4) toleransi terhadap perubahan
5) system pelapisan yang terbuka
6) penduduk yang heterogen
7) ketidak puasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu
8) orientasi ke masa depan
9) sikap mudah menerima hal baru.

Ciri perubahan social adalah :


1) setiap masyarakat pasti mengalami perubahan, baik lambat maupun cepat
2) perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan diikuti
dengan perubahan pada lembaga-lembaga social lainnya
3) perubahan social yang cepat biasanya menimbulkan disintegrasi yang bersifat
sementara karena berada dalam proses penyesuaian diri.

Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya


a) kurangnya hubungan terhadap masyarakat lain
ex; suku-suku bangsa yang masih di pedalaman
b) pendidikan yang terbelakang
c) masyarakat yang bersikap tradisional ; mempertahankan tradisi, penguasa yang
konservatif
d) adanya kepentingan yang tertanam dengan kuat sekali pada sekelompok orang
(Vested Interest)
Ex: kelompok yang sudah mapan biasanya tidak menghendaki terjadi perubahan
karena takut posisinya terancam, takut hidup susah
e) ketakutan akan terjadi disintegrasi
f) prasangka buruk terhadap unsure budaya asing
g) hambatan ideologis, Ex : adanya anggapan bahwa suatu perubahan bertentangan
dengan suatu ajaran agama tertentu dll

Macam-macam Proses Perubahan Sosial Budaya:


a) Akulturasi
b) Asimilasi
c) Difusi
d) Discovery
e) Invention
f) Inovasi
g) Modernisasi: adalah proses perubahan tradisi, sikap, dan system nilai dalam
rangka menyesuaikan diri dengan kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa lain,
sehingga suatu bangsa dapat bertahan secara wajar di tengah-tengah tekanan
berbagai masalah hidup di dunia dewasa ini
h) Globalisasi: adalah suatu system atau tatanan yang menyebabkan seseorang atau
Negara tidak mungkin untuk mengisolasikan diri sebagai akibat dari kemajuan
teknologi dan komunikasi dunia. Atau suatu kondisi dimana tidak ada lagi batas-
batas antara satu Negara dengan Negara lain dalam hal teknologi komunikasi.

Dampak perubahan social budaya :


• Dampak Negatif Modernisasi
a. sikap materialistic : orang lebih mengejar kekayaan materi dibanding dengan
kualitas diri
b. sikap individualistic: memperjuangkan kepentingan dirinya sendiri dibanding
menolong orang lain
c. sikap konsumerisme: sikap hidup yang boros / konsumtif
d. kesenjangan social ekonomi : timbulnya pelapisan social yang kuat ant yang
kaya dengan yang miskin
e. pencemaran / kerusakan lingkungan alam
f. kriminalitas
g. kenakalan remaja
• Dampak Negatif Globalisasi
a. Unsur-unsur budaya asing yang masuk Indonesia terutama teknologi
komunikasi berakibat pada munculnya perilaku kekerasan di masyarakat,
semakin berkembangnya gaya hidup free sex, semakin maraknya pornoaksi.
Dampak positif Globalisasi
a. cepat masuknya budaya asing yang memperkaya budaya Indonesia
b. Perubahan pola pikir tradisional menjadi pola piker rasional, sistematis, analitis,
logis
c. Munculnya sikap lebih menghargai waktu, mau bekerja keras
d. Munculnya pola pembagian kerja antara pria dan perempuan berdasarkan
kemampuan, semakin menipis perilaku diskriminasi terhadap perempuan
e. Berkembangnya ilmu pengetahuan
f. Berkembangnya cara berpikir kritis,

Tantangan baru bangsa Indonesia akibat globalisasi yang dapat mengancam eksistensi
jati diri Bangsa Indonesia:
a. Guncangan budaya (cultural shock)
Ketidaksesuaian unsure-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu
pola kehidupan social yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang
bersangkutan. Budaya yang masuk ke suatu masyarakat tidak selalu sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh masyarakat, kondisi seperti inipun juga dapat
menimbulkan keguncangan budaya.
b. Ketertinggalan budaya (cultural lag)
Perumbuhan atau perubahan unsure kebudayaan yang mengalami perubahan tidak
sama cepatnya misalnya perubahan pada budaya material akan lebih cepat
berubah dibanding budaya immaterial. Ketidak seimbangan perubahan antara
budaya material dan immaterial itulah yang disebut dengan ketertinggalan budaya

Antisipasi memudarnya jati diri bangsa karena globalisasi


a) mamperkuat ideology dan nasionalisme melalui berbagai kegiatan
misalnya;upacara bendera,
b) pengimbangan kemajuan ilmu pengetahuan dengan iman
c) mencegah meluasnya narkoba, pornoaksi melalui teknologi, miras dll
d) mencintai produk dalam negeri
e) meningkatkan persatuan dan kesatuan
f) menjaga kelestarian lingkungan hidup
g) orangtua semakin aktif dalam mendidik anak
h) selektif terhadap budaya aasing yang masuk
menjaga kelangsungan nilai dan norma masyarakat

Pengaruh globalisasi terhadap rasa nasionalisme di abad 21

>> Rabu, 30 Juli 2008


oleh : Wongbanyumas

Perkembangan globalisasi

saat ini dunia mulai terintegrasi satu sama lainnya. Setiap negara seolah menjadi tanpa
sekat dan tidak ada batasan ruang dan waktu. Kemajuan teknologi komunikasi dan
transportasi menjadi penyokong utama perubahan dunia. Dunia saat ini tengah memasuki
era globalisasi. Istilah globalisasi sebenarnya sangat banyak dan masing-masing punya
unsur tersendiri. Globalisasi, pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985.
Globalisasi dapat diartikan sebagai westernisasi atau modernisasi, yaitu merebaknya
struktur modernitas barat yang menyangkut kapitalisme, rasionalisme, industrialisme,
birokratisme, dan lain sebagainya yang cenderung merusak budaya lokal yang sudah ada
sebelumnya. Proses globalisasi juga menghendaki adanya penyatuan dunia dalam satu
sistem terpadu yang membentuk perkampungan global (global village).

Ketika dunia berusaha disatukan dalam sebuah tatanan integral muncul pertanyaan
bagaimanakah pengaruh yang ditimbulkan oleh prosess globalisasi terhadap rasa
nasionalisme kita? Karena pada dasarnya ketika muncul gagasan penyatuan dunia
kedalam satu sistem integral yang tidak melihat pada batas teritorial tentu berpengaruh
pada rasa nasionalisme. Nasionalisme sendiri diartikan sebagai faham kebangsaan, yaitu
faham yang melahirkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Bagaimana sikap seorang
warganegara terhadap negaranya mencerminkan rasa nasionalisme seseorang.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan memiliki tingkat heterogenitas yang
tinggi. Banyak perbedaan dalam masyarakat di Indonesia yang diakibatkan oleh topografi
Indonesia yang berupa gugusan kepulauan. Akan tetapi bangsa Indonesia tetap eksis
sampai dengan hari ini. Le desire d’etre ensemble (hasrat untuk bersatu). seperti kata
Renan, merupakan unsur utama perekat persatuan bangsa Indonesia. Terdapat berbagai
faktor yang dapat mendorong terbentuknya hasrat itu, mulai dan kesamaan bahasa, agama
dan budaya, kesamaan sejarah atau pengalaman di masa lampau, sampai kepada
keinginan untuk mencapai cita-cita bensama di masa yang akan datang.

Sebuah bangsa terbentuk akibat adanya kesamaan hasrat untuk bersatu. Paham negara
Integralistik yang dicetuskan oleh Supomo merupakan salah satu upaya untuk
mempersatukan bangsa Indonesia. Rasa nasionalisme harus ditimbuhkan dalam setiap
dada warganegara. Perbedaan yang sangat plural dan kaya di Indonesia dapat diatasi oleh
masyarakat. Semangat itu didasarkan pada rasa pesatuan dan kesatuan, sebagaimana yang
tercetus dalam semboyan negara “bhineka tunggal ika” dan falsafah negara yaitu
pancasila. Maka dapat dikatakan nilai-nilai nasionalisme (faham tentang kebangsaan) itu
bersumber dari sosio-kultural bangsa dan bumi Indonesia.

Bentuk-bentuk nasionalisme

1.Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme


dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak
rakyat"; "perwakilan politik".

2.Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran


politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.

3.Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas)


adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik
secara semula jadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.

4.Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh


kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna
kulit, ras dan sebagainya.

5.Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu


digabungkan dengan nasionalisme etnis.

6.Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi


politik dari persamaan agama.

Nasionalisme Indonesia adalah gabungan antara Nasionalisme etnis dengan Nasionalisme


Budaya. Dimana rasa nasinalisme kita terbentuk dari perbedaan yang bersintesa menjadi
sebuah hasrat persatuan sehingga membentuk bangsa Indonesia.
Tantangan di era globalisasi

Globalisasi diidentikkan dengan proses integrasi negara yang ada di dunia sehingga
menjadi tanpa batas. Setiap peristiwa yang terjadi di suatu wilayah dapat diketahui secara
cepat dan dapat menimbulkan efek dibagian dunia yang lain. Disini kita melihat bahwa
nantinya dengan proses integrasi seperti ini dikhawatirkan rasa nasionalisme akan
memudar. Karena nantinya eksistensi negara-bangsa juga akan mengalami kemunduran.
Karena pada dasarnya negara sudah tidak memiliki kekuatan apa-apa, semuanya
dikembalikan kepada kekuatan dunia internasional. Pihak asing nantinya dapat
mengintervensi setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

Semakin terbukanya arus informasi juga mempengaruhi pola pikir suatu bangsa.
Masuknya budaya dan nilai asing turut merubah cara pandang anak bangsa. Semangat
kebersamaan dan gotong royong telah digantikan dengan semangat individualisme.
Ikatan negara bangsa sebagai hasil dari pergaulan antara kedaulatan negara mulai
merenggang. Akibatnya kita lihat banyak konflik yang terangkat kepermukaan. Konflik
yang muncul tersebut ternyata diakibatkan oleh masalah sepele. Belakangan ini juga
muncul gerakan separatisme yang mengarah pada ancaman disintegrasi. Hal-hal seperti
diakibatkan karena memudarnya semangat persatuan dan rasa nasionalisme. Tantangan
seperti itu hanya bisa diatasi bila bangsa Indonesia di satu pihak tetap mempertahan
identitasnya dalam ikatan persatuan nasional,

Globalisasi juga menimbulkan perubahan sosial yang cenderung untuk menciptakan


guncangan sosial (culture shock). Masuknya pemikiran seperti demokrasi, HAM,
kesetaraan gender sedikit banyak mengguncang sendi masyarakat. Ketidaksiapan
masyarakat ketika menemukan nilai baru malah menimbulkan keguncangan dan friksi
terendiri. Perubahan sosial terus terjadi selama proses globalisasi karena masuknya nilai-
nilai asing. Pada hakekatnya perubahan sosial yang terjadi akibat globalisasi dipandang
sebagai upaya bangsa untuk mengembangkan kepribadiannya sendiri melalui
penyesuaian dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat modern.

Pengaruh globalisasi

Globalisasi menimbulkan berbagai akibat, baik positif maupun negatif. Akibat yang
timbul harus disikapi dengan baik, antara lain:

Pengaruh positif

1.Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.
Pemerintahan yang transparan dan demokratis akan menimbulkan kepercayaan
masyarakat terhadap negara yang berujung pada meningkatnya rasa nasionalisme.

2.Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan


kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Terpenuhinya kebutuhan dasar warga
negara akan mempengaruhi warganegara dalam hal pengabdian kepada negara.
3.Dari globalisasi sosial budaya kita mencontoh pola piker dan tingkah laku yang baik
seperti etos kerja yang tinggi, disiplin, profesionalisme dari bangsa lain yang untuk
diaplikasikan yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa
nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif

1.Globalisasi membawa paham liberalisme yang selalu diidentikkan dengan kemajuan


dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme
bangsa akan hilang.

2.Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri. Kebanggaan terhadap produk asing mengakibatkan
minder yang justru menyurutkan rasa nasionalisme.

3.Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai
bangsa Indonesia. Budaya barat selalu dianggap yang paling baik sehingga melupakan
budaya bangsa.

4.Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,
karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat
menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu
kehidupan nasional bangsa.

5.Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku


sesama warga.
Mencegah efek negatif

Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme antara lain yaitu :

1.Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk


dalam negeri.

2.Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.

3.Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

4.Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti


sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

5.Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial


budaya bangsa

Maka kita harus bijak dalam mensikapi globalisasi.Jangan sampai kita hanya terpengaruh
dengan efek negatifnya saja.

You might also like