Professional Documents
Culture Documents
1. PENGERTIAN VAKSIN
Vaksin adalah antigen dapat berupa bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau
dimatikan (bakteri,virus atau riketsia) dan juga dapat berupa toxoid.
Bila vaksin diberikan kepada sasaran manusia, maka akan dapat menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyekait tertentu.
2. PENGGOLONGAN VAKSIN
a. Penggolongan berdasarkan asal antigen ( Immunization Essential)
(1) Live attenuated : berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan
- Virus : OPV,Campak,Yellow Fever
- Bakteri :BCG
(2) Inactivated : berasal dari bibit penyakit yang dimatikan
- Seluruhnya : Virus : IPV ( Injectable Polio Vaccine )
Bakteri : Pertusis
- Sebagian : Berdasarkan Protein : Sub unit : Aseluler pertusis
Toxoid : DT
Berdasarkan Polisakarida : Murni : Meningococal
Gabungan : Hib
- Recombinan ( Rekayasa genetika ) : Hep. B
b. Penggolongan berdasarkan Sesnsitivitas terhadap suhu
(1) Vaksin yang peka terhadap suhu dibawah 0 o C yaitu vaksin FS ( Freeze
sensitive ) seperti ; Hep.B vial
Hep.B ADS (PID = Prefill injection Device)
DPT , TT , DT
DPT – HB
(2) Vaksin yang peka terhadap suhu panas berlebih ( > + 34 o C ) yaitu vaksin HS
(Heat sensitive) seperti : BCG , Polio dan Campak
Kemasan:
1 box vaksin terdiri dari 10 Amp
1 Amp + pelarut 4 ml = 20 dosis
PENGERTIAN
Seluruh peralatan yang digunakan dalam pengelolaan vaksin
sesuai prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu yang telah
ditetapkan.
MANFAAT
a) Untuk menyimpan dan membawa vaksin pada suhu yang telah
ditetapkan.
b) Vaksin dapat mencapai kadaluarsa yang telah ditetapkan oleh
pabrik pembuatnya.
c) Peralatan rantai vaksin yang sesuai dapat menjamin potensi
vaksin
RANTAI DINGIN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI
BIO FARMA
DepKes
COLD BOX
PROPINSI
PKM Kec
N TA
Vaccine Carrier
ID
IN
PKM Kel
G IN
Vaccine Carrier/
Thermos
Fas Kes swasta Posyandu
COLD ROOM
Cold Room umumnya hanya
terdapat pada tingkat Propinsi.
Volume Cold Room mulai dari
5.000 liter s.d 100.000 liter.
Suhu berkisar +2o C s.d +8o C
Kamar dingin berfungsi untuk
penyimpanan vaksin BCG,DPT,
Campak.TT,DT,Hep.B & DPT-HB
2. MANFAAT :
Agar vaksin yang disimpan masih
tetap mempunyai poetensi baik
sampai pada sasaran
3. SISTEM PENDINGINAN
a. Sistem Kompresi dengan bahan pendingin efrigrant type R-12 o
b. Sistem Absorpsi dengan bahan pendingin Amonia ( NH3)
LEMARI ES
PERBEDAAN ANTARA SISTEM KOMPRESI DAN ABSORPSI
SISTEM KOMPRESI SISTEM ABSORPSI
a. Lebih cepat dingin a. Pendinginan lebih lambat
b. Menggunakan Kompresor sebagai mekanik b. Tidak menggunakan mekanik sehingga
yang dapat menimbulkan aus tidak ada bagian yang bergerak sehinnga
tidak ada aus
c. Hanya dengan listrik AC/DC c. Dapat dengan listrik AC/DC atau nyala api
minyak tanah/gas
d. Bila terjadi kebocoran pada sistem mudah d. Bila terjadi kebocoran pada sistem tidak
diperbaiki dapat diperbaiki
4. THERMOSTAT
a. Thermostat adalah Bagian yang sangan penting dari Lemari Es.
b. Thermostat berfungsi untuk mengatur suhu dalam Lemari Es
c. Type Thermostat banyak type dan modelnya , namun hanya 2 sistem cara
kerjanya yaitu ; - Cara kerja dengan sistem mekanik
- Cara kerja dengan sitem electronic
LEMARI ES
5. BENTUK PINTU LEMARI ES
a. Buka dari depan (Front opening) tidak dianjurkan untuk menyimpan vaksin.
b. Buka keatas ( Top opening )
Bentuk ini pada umumnya adalah freezer .
Salah satu Lemari Es Top opening adalah ILR ( Ice Lined Refrigerator ) yaitu
Freezer yang dimodifikasi menjadi Lemari Es dengan suhu +2 o C s.d +8o C dimana
sekeliling bagian dalam dinding ILR diberikan kotak dingin (water pack) sebagai
penahan dingin dan diberi pembatas dari aluminium multiplex atau zrcylic plastic .
1. PERAWATAN HARIAN
a. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari setiap pagi & sore dan
dicatat pada kartu suhu yang berwarna merah.
b. Hindari buka tutup lemari es lebih dari 2 kali sehari
c. Bila suhu lemari es sudah stabil antara +2o C s.d +8o C posisi
Thermostat tidak perlu dirubah-rubah.
2. PERAWATAN MINGGUAN
No PERIKSA TINDAKAN
1. Apakah Steker terpasang pada stop kontak . Bila “TIDAK” : Pasang Steker Lemari Es
Bila “ YA “ pada Stop Kontak
2 Apakah Thermostat pada poisis ON Bila “TIDAK” : Kemungkinan Thermostat
Bila “ YA “ pada posisi OFF , set ke
posisi ON putar ke kanan
3. Pindahkan Steker Lemari Es pada Stop Bila “TIDAK” : Periksa sambungan kabel
Kontak lain. Bila “ YA “ pada steker Lemari Es, bila
perlu ganti dg steker lain
4. Sudahkah tersambung dengan tepat dan Bila “TIDAK” : Periksa pemasangan steker
benar. Bila “ YA “ Lemari es pasang dengan
benar
5. Apakah Thermostat berbunyi “Klik” pada Bila “TIDAK” : Ganti dg Thermostat baru
saat diputar dari posisi OFF ke posisis ON. Stelah Thermostat baru
Bila “ YA “ Lemari Es tetap tidak
berfungsi , maka
PANGGIL TEKNISI
Check List – 2 Suhu Lemari Es diatas + 8o C
No PERIKSA TINDAKAN
1. Apakah Termometer berfungsi dengan benar . Bila “TIDAK” : Bandingkan dengan termometer
lain dan ganti bila rusak
Bila “ YA “
2 Apakah dinding Evaporator terdapat bungan es Bila “TIDAK” : Bila banyak bunga es lakukan
Bila “ YA “ pencairan bungan es
3. Apakah pintu Lemaris tertutup rapat Bila “TIDAK” : Periksa karet pintu, setel kembali
Bila “ YA “ pintu,engsel pintu.
4. Apakah ada sirkulasi udara dibagian luar dan Bila “TIDAK” : Periksa letak Lemari Es upayakan
dalam Lemaris Es. Bila “ YA “ ada sirkulasi. Beri jarak dalam
menyimpan vaksin
5. Apakah Kondensor bersih dari demu & kotoran Bila “TIDAK” : Bersihkan Kondensor. Gunakan
Bila “ YA “ sikat lembut atau penyedot debu
6. Apakah Thermostat berfungsi dengan baik Bila “TIDAK” : Sambung langsung kabel
Bila “ YA “ Thermostat . Kemudia periksa
kompresor dapat hidup ?
7. Putar Thermostat kearah jarum jam, setelah 24 Bila “TIDAK” : Setelah 24 jam atau setelah kabel
Jam apakah suhu dapat turun. Thermostat disambung langsung
tetapi suhu tidak dapat turun ,
maka
PANGGIL TEKNISI
Check List – 3 Suhu Lemari Es DIBAWAH + 2o C
No PERIKSA TINDAKAN
2 Apakah posisi Thermostat telah benar. Bila “TIDAK” : Se Thermostat putar pada
Bila “ YA “ poisis Medium atau angka
3-4
3. Setelah 24 jam apakah suhu berubah Bila “TIDAK” : Ganti Thermostat yang
Bila “ YA “ sesuai, setelah diganti suhu
tidak berubah
PANGGIL TEKNISI
IV
Vaksin dalam Program Imunisasi merupakan unsur yang sangat penting .
Pemantauan dalam pengelolaan vaksin merupakan salah satu bagian dari kegiatan
sistim rantai vaksin . Pemantauan suhu vaksin dapat dilakukan secara visualisasi
dengan alat pemantau suhu panas atau dingin. Alat pemantau suhu dapat
meyakinkan petugas imunisasi dilapangan bahwa vaksin yang diberikan masih
mempunyai potensi yang tinggi sehingga bila diberikan pada sasaran dapat
menimbulkan kekebalan.
Ada beberapa macam peralatan Pemantauan Suhu ;
1. TERMOGRAF
a. Termograf adalah suatu alat pengukur suhu pada kamar dingin , Lemari Es
dan Freezer
b. Fungsi Termograf adalah untuk memantau suhu secara terus menerus
selama 24 jam dan hasilnya secara otomatis tercatat pada kertas grafik
suhu. Setelah 7 hari kertas grafik harus diganti dengan yang baru.
2. DIAL TERMOMETER
a. Dial Termometer adalah suatu alat pengukur suhu yang menggunakan
sensor untuk mengukur suhu Kamar dingin,Lemari Es / Freezer.
b. Fungsi Dial Termometer adalah untuk memantau suhu Kamar
Dingin/Lemari Es/Freezer secara terus menerus selama 24 jam.
c. Cara penggunaan :
Sensor Termometer dimasukan kedalam Kamar dingin/Lemari Es/
Freezer untuk mengukur suhu bagian dalam
Sensor diletakan pada salah satu dinding bagian dalam
Sensor jangan menempel pada dinding beri jarak minimal 2 cm
Bagian luar Termometer (pembaca suhu) menempel pada dinding
kamar dingin atau dinding dekat Lemari Es / Freezer
Termometer ini baru dapat mengukur secara akurat setelah 1 jam
Periksa dan catat suhu pada Dial Termometer 2 kali sehari ( Pagi & Sore )
Suhu Kamar Dingin / Lemari Es / ILR harus selalu antar + 2 o C s.d + 8o C
Bila terjadi penyimpangan suhu pada termometer harus segera dilaporkan pada atasan
untuk segera diambil langkah antisipasi.
Lakukan kalibrasi pada Termometer minimal 3 bulan sekali.
3. TERMOMETER MULLER
a. Termometer Muller adalah suatu alat pengukur suhu tanpa menggunakan
sensor pengukur .
b. Cara penggunaan :
Masukan Termometer ini kedalam Lemari Es untuk mengukur suhu
bagian dalamnya.
Termometer ini dapat digunakan untuk memantau suhu selama
pengiriman vaksin berlangsung.
4. FREEZE WATCH
a. Freeze Watch adalah suatu alat pemantau suhu dingin dibawah 0 o C
b. Berfungsi sebagai alat pemantau suhu dingin, bulb didalam akan
pecah pada suhu dibawah 0 º C (dengan RH 20 % - 60 % ) dan cairan
biru akan menyebar , vaksin yang mudah rusak karena suhu dibawah
0 º C adalah Hepatitis B , DPT , DT , TT
a. Stop Watch adalah alat pemantau suhu yang terdiri dari CCm ( Cold Chain
Monitor ) Monitor Mark dengan 4 jendela ABCD dan Freeze Watch. CCM
berfungsi memantau paparan suhu panas dan Freeze Watch untuk
memantau suhu dingin dibawah 0 o C
b. Stop Watch merupakan kombinasi antara VCCM & Freeze atch.
Manfaat Penggunaan V V M
Memberikan peringatan pada petugas kapan harus menolak atau tidak
menggunakan vaksin.
Memungkinkan vaksin disimpan / dipakai diluar rantai dingin
Memberikan petunjuk vaksin mana harus lebih dahulu disalurkan / dipakai
Memungkinkan pemantauan kualitas rantai dingin pada berbagai tingkat
penyaluran dan penyimpanan.
Cara Penggunaan VVM
a. Stop Watch adalah alat pemantau suhu yang yang bekerja secara
elektronik , alat ini dapat merekam data suhu didalam maupun diluar Kamar
Dingin/Lemari Es/Freezer.
b. Fungsi : untuk memantau suhu secara kontinyu pada kondisi kamar
dingin/Lemari Es / Freezer. Sering digunakan untuk studi, memantau
kondisi rantai vaksin yang dianggap belum baik.
c. Tiny TTM diprogram melalui Software komputer, kemampuan pengukuran
o o
mulai dari – 40 C s.d + 85 C Maksimum penyimpanan data adalah 1.800
pembacaan. Menggunakan baterai 3,6 volt yang dapat bertahan selam 2
tahun.
d. Cara penggunaan ;
Install software program Gemini data logger (GLM program) pada PC atau Note
book computer Window System 98,2000 atau Xp , sebaiknya Pentium 4.
Sambungkan secara manual dengan kabel dari PC/note book computer ke data
logger / Tiny TTM.
Program data logger sesuai kebutuhan untuk mencatat/merekam suhu,misalnta
merekam suhu setiap 1 jam sekali/ 30 menit sekali . Dan lama waktu perekaman
dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Setelah selesai diprogram, lepaskan Tiny TTM dari kabel dan letakan pada tempat
yang akan dipantau suhunya.
Setelah selesai (sesuai batas waktu yang ditentukan) keluarkan data logger ,
hubungkan kembali dat logger dengan PC atau note book , download data logger
melalui computer.
Hasil download dapat ditampilkan dalam bentuk grafik atau data angka yang dapat
diubah menjadi microsoft word.
Data download dapat dikirim melalui E-mail.
35
30
C
25
o
Temperatur
20
15
10
5
0
5/11 07:16 19:16 5/12 07:16 19:16 5/13 07:16
Time (starting 5/11/2004 07:16:01)
KALIBRASI ALAT UKUR
1. Menggunakan Batu es
Pengerjaan ;
Pecahkan batu es menjadi pecahan kecil
Masukan pecahan batu es kedalam Thermos/Vaccine Carrier/Emberplastik
Beri air dan campurkan hingga merata.
Tunggu sekitar 5 menit.
Masukan sensor DIAL Termometer kedalam air dan es
Tunggu beberapa saat antara 5 – 10 menit, maka jarum pada Termometer harus
o
mencapai 0 C
2. Menggunakan Data Logger
Letakan Data logger menempel
sensor Thermostat, tunggu
pengukuran selama 24 jam
Program data logger
30-60 menit
ILR
UJI KOCOK
Sebelum Uji kocok dilakukan terlebih dahulu sudah ada vaksin yang dibekukan(beri
tanda) untuk pembanding dalam uji kocok.
Pusat Biddes/Unit
Propinsi Kabupaten Puskesmas
Bio Farma Pelayanan
JENIS
MASA SIMPAN VAKSIN
VAKSIN
3 bl + 1 bl 2 bl + 1 bl 1 bl + 1 mg 1 bl + 1 mg
6 Bulan
Cadangan Cadangan Cadangan Cadangan
A. Penempatan Lemari Es
1. Jarak minmal antara Lemaris Es dengan dinding belakang ± 10 – 15 cm
atau Pintu Lemari es dapat dibuka.
2. Jarak minimal antara Lemaris dengan Lemari Es lainnya ± 15 cm
3. Lemari Es tidak terkena sinar matahari langsung
4. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup
5. Setiap 1 unit Lemari Es menggunakan hanya 1 Stop Kontak Listrik.
Satu buah Lemari Es dipantau dengan 1 buah Termometer Muller & Kartu Suhu
TATA CARA PENYIMPANAN VAKSIN DI TINGKAT
PUSKESMAS / UNIT PELAYANAN SWASTA
4. PENGELUARAN VAKSIN
a. Memilih vaksin yang akan dikeluarkan
- Vaksin dengan kondisi VVM (B)
- Vaksin dengan Exp terdekat ( EEFO = Early Expire First Out )
- Vaksin yang lebih dulu masuk dikeluarkan lebih awal ( FIFO = First In First
Out )
b. Petugas khusus yang ditunjuk menangani Vaksin
MENCATAT SUHU LEMARI ES, PERIKSA KEADAAN VVM DAN FREEZE WATCH.
MEMERIKSA DAN MENCATAT VAKSIN SAAT DATANG MELIPUTI SUHU
VAKSIN SELAMA PERJALANAN (bila menggunakan VVM atau Freeze watch
periksalah keadaan alat tsb ) JUMLAH, EXPIRE DATE.
MEMERIKSA DAN MENCATAT VAKSIN SAAT DIKELUARKAN MELIPUTI
JUMLAH, EXPIRE DATE, KEADAAN VAKSIN ( periksa VVM dan Freeze watch
bila ada )
PRINSIP “ FIFO (First IN First OUT) “ PADA SAAT MENGELUARKAN VAKSIN.
UTAMAKAN VAKSIN YANG MENDEKATI MASA KADALUARSA UNTUK DIPAKAI
TERLEBIH DULU.
VAKSIN YANG DATANG DARI LAPANGAN NAMUN BELUM DIBUKA (DIPAKAI)
BERI TANDA DAN SIMPAN DALAM LEMARI ES UNTUK DIGUNAKAN HARI
BERIKUTNYA.
PENYUSUNAN VAKSIN DALAM THERMOS
PENUTUP
WATER PACK
RUANG VAKSIN
WATER PACK
Jumlah
Sisa
Diterima Dikeluarkan Kondisi Kondisi
No Tgl/bln Kumulatif Ket
dari ke Pemasukan VVM Pengeluaran VVM Bl/Th
No.Batch
(Vial) A,B,C,D (Vial) A,B,C,D Kadaluarsa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
VI
Perencanaan merupakan salah satu unsur manajemen yang penting dalam
pengelolaan Program Imunisasi. Secara teoritis dalam konsep perencanaan ada
suatu logika yang bersifat “Generik” yang senantiasa dapat diterapkan dalam
semua keadaan dan situasi .
Logika “Generik” tersebut adalah logika dalam “siklus pemecahan masalah” , yang
dengan kata lain adalah prinsip-prinsip pokok manajemen yang dikenal sebagai “
POACE “ ( Planning, Organizing,Controlling and Evaluation). Di Indonesia (Depkes –
RI) disebut juga sebagai siklus “ P1 – P2-P3 “ , yaitu P1 = Perencanaan , P2 =
Pengorganisasian dan Penggerakan, P3 = Pengawasan,Pengendalian dan Penilaian.
Perencanaan Program Imunisasi selama ini dirasakan lebih didominasi oleh proses “
Top Down “.
Berbagai keluhan dikemukakan tentang hal ini. Pertama sering terjadi target-target
yang ditentukan dari pusat, yang biasanya didasarkan pada proyeksi nasional, tidak
sesuai dengan situasi riil di daerah (Kab/Kodya).
Untuk menghindari hal tersebut perencanaan kebutuhan vaksin dan alat suntik
dalam program imunisasi dimulai dari tingkat Puskesmas dengan dasar besaran
jumlah sasaran tiap jenis pelayanan imunisasi, perkiraan target cakupan yang akan
dicapai serta indek pemakaian vaksin (IP)
PERENCANAAN
KEBUTUHAN VAKSIN
MENGHITUNG
1
JUMLAH SASARAN
LANGKAH-LANGKAH
MENGHITUNG MENENTUKAN
KEBUTUHAN 2 TARGET CAKUPAN
VAKSIN
MENGHITUNG
3
JUMLAH VAKSIN
1. MENGHITUNG JUMLAH SASARAN
DT 10 / Vial 8/ Vial
TT 10 / Vial 8/ Vial
3. MENGHITUNG KEBUTUHAN VAKSIN
Target(D1+D2+D3) X ∑ Sasaran
Kebutuhan
Vaksin DPT IP DPT = .......... Vial
Target(P1+P2+P3+P4) X ∑ Sasaran
Kebutuhan
Vaksin Polio IP Polio = .......... Vial
Target(HB1+HB2+HB3) X ∑ Sasaran
Kebutuhan
Vaksin Hep.B IP Hep.B = ........ bh
Target(HB1+HB2+HB3) X ∑ Sasaran
Kebutuhan
Vaksin Hep.B IP Hep.B = ........ bh
(100%+95%+90%) X ∑ sasaran
IP DPT ( 8 )
JUMLAH
NO JENIS VAKSIN JUMLAH IP JUMLAH VAKSIN
SASARAN TARGET
DOSIS Vaksin DIBUTUHKAN
1 2 3 4 5 = ( 3 X 4) 6 7 = (5:6)
ALAT SUNTIK
Alat suntik yang digunakan adalah alat suntik sekali pakai
( Auto Distruck ) meliputi ;
•Ukuran 0,1 ml = untuk imunisasi BCG
•Ukuran 0,5 ml = untuk Imunisasi DPT,Campak & TT
•Ukuran 5 ml = untuk melarutkan (oplos) Vaksin Campak & BCG
Volume
Jumah Isi Ukuran Dus
No JENIS VAKSIN Vial+Pack
ml / vial 1 dus (liter)
(liter)
1 BCG 4 ml 10 amp 8,7 x 3,6 x 11,1 cm = 0,348 0,035
2 DPT 5 ml 10 vial 4,4 x 4,4 x 11,0 cm = 0,213 0,021
3 POLIO 1 ml 10 vial 4,0 x 2,0 x 9,0 cm = 0,072 0,008
4 CAMPAK 5 ml 10 vial 5,0 x 5,0 x 12,3 cm = 0,308 0,031
5 TT 5 ml 10 vial 4,4 x 4,4 x 11,0 cm = 0,213 0,021
6 DT 5 ml 10 vial 4,4 x 4,4 x 11,0 cm = 0,213 0,021
7 Hep.B (Vial) 5 ml 10 vial 4,5 x 4,5 x 11,0 cm = 0,223 0,022
8 Hep.B (Uniject) 0,5 ml 100 bh 17,0 x 15,5 x 12 cm = 3,162 0,317