Professional Documents
Culture Documents
oleh:
Metania Ulfah
NIM 052307066
Yang bertanda tangan di bawah ini, dosen pembimbing penulisan Laporan Tugas Akhir,
dan Kepala Program Studi menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dari:
Metania Ulfah
NIM 05207066
dengan judul
telah diperiksa dan dinyatakan selesai, serta dapat diajukan dalam sidang pertanggung
jawaban Laporan Tugas akhir.
Medan, 23 Agustus 2008
Disetujui oleh:
Supaino, S.E.
NIP 132 055 653
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini tim penguji, ketua sidang, dan Ketua Jurusan
Akuntansi Politeknik Negeri Medan menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dari:
Metania Ulfah
NIM 052307066
dengan judul
telah selesai diujikan dalam sidang pada 23 Agustus 2008 oleh penguji:
Tim Penguji:
TANDA
NO NAMA NIP JABATAN
TANGAN
Disahkan oleh:
ABSTRAK
Suku bunga adalah harga yang harus dibayar peminjam (debitur) kepada pihak yang
meminjamkan (kreditur) untuk pemakaian sumber dana selama jangka waktu tertentu.
Tingkat suku bunga kredit yang diberikan oleh sebuah bank akan berpengaruh besar
terhadap besarnya jumlah nasabah yang akan menabung pada bank tersebut. Jika tingkat
suku bunga kredit yang diberikan oleh bank rendah maka jumlah nasabah akan meningkat.
Begitu pula sebaliknya bila tingkat suku bunga kredit yang diberikan oleh bank tinggi
maka jumlah nasabah akan menurun. Hal yang lain mempengaruhi tingkat suku bunga
misalnya: tingkat pelayanan, agunan yang diminta sebagai jaminan kredit, dan lain-lain.
Dalam penulisan tugas akhir ini difokuskan kepada tingkat suku bunga kredit Multi Guna
Pada PT Bank SUMUT Pusat yang mengalami perubahan dari setiap periode yaitu dari
bulan Agustus 2006 sampai dengan Mei 2007. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh dan berapa besar pengaruh yang ditimbulkan. Ternyata ada pengaruh
yang ditimbulkan oleh tingkat suku bunga yaitu penurunan tingkat suku bunga kredit
menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan kredit Multi Guna.
Dari penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini menunjukkan bahwa hubungan antara
tingkat bunga dengan jumlah realisasi dana bersifat negatif yang artinya semakin rendah
tingkat bunga maka semakin tinggi jumlah realisasi dana yang dikeluarkan oleh PT Bank
SUMUT Pusat untuk kredit dan sebaliknya semakin tinggi tingkat bunga maka semakin
rendah dana yang dikeluarkan oleh PT Bank SUMUT Pusat untuk kredit.
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Lembar Persembahan
Abstrak
Kata Pengantar………………………………………………………….……………. i
Daftar Isi……………………………………………………………………...………. iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemilihan Judul…………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah…………………………………………………..…… 2
C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………….. 2
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………… 3
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data………………………….…… 3
F. Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan………………………………….. 4
BAB V. PEMBAHASAN
Pembahasan………………………………………………………………. 26
DAFTAR PUSATAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Melihat kondisi ini pihak perusahaan menggunakan metode baru. Metode ini
memberikan fasilitas dalam bentuk kredit untuk mempermudah masyarakat memenuhi
keperluan konsumtif seperti biaya sekolah, berobat di rumah sakit, berlibur ke luar negeri,
biaya resepsi pernikahan, renovasi rumah, membeli perlengkapan rumah dan lain-lain.
Dengan adanya metode ini masyarakat dapat terbantu untuk memenuhi kebutuhan
konsumtif yang mendesak dengan cara kredit, dimana pembayarannya dapat dilakukan
dengan angsuran. Oleh karena itu pihak perusahaan PT Bank SUMUT menawarkan solusi
dalam bentuk pemberian Kredit Multi Guna.
Kredit multi guna yang ditawarkan bank akan dikenakan tingkat bunga dimana
besarnya tingkat bunga kredit ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, oleh karena itu bank
perlu mengambil kebijaksanaan tepat dalam menentukan tingkat bunga kredit agar tidak
menimbulkan efek negatif terhadap bank. Dengan adanya kebijakan tingkat bunga yang
tepat kemungkinan nasabah kredit multi guna akan bertambah dan tujuan bank untuk
memperoleh keuntungan dapat tercapai. Atau kemungkinan tingkat bunga tidak begitu
berpengaruh tehadap jumlah permintaan kredit multi guna, karena jumlah pemintaan kredit
multi guna hanya dipengaruhi faktor lain seperti kebutuhan masyarakat akan kebutuhan
yang mendesak atau keinginan untuk liburan saja dengan adanya kemudahan melalui
fasilitas kredit yang ditawarkan pihak bank. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik
memilih judul “Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Permintaan Kredit Multi Guna
pada PT Bank SUMUT Pusat”.
B. Perumusan Masalah
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah
mengenai tingkat suku bunga terhadap permintaan kredit multi guna pada PT Bank
SUMUT Pusat.
Adapun masalah yang diangkat adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Perkembangan jumlah kredit dari perubahan tingkat suku bunga.
2. Berapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari perubahan tingkat suku bunga terhadap
jumlah kredit pada PT Bank SUMUT Pusat.
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan tingkat suku bunga terhadap jumlah
permintaan kredit pada PT Bank SUMUT Pusat.
2. Untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh perubahan tingkat suku bunga
terhadap jumlah kredit pada PT Bank SUMUT Pusat.
3. Untuk mengetahui tingkat perkembangan kredit.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai pengetahuan dan wawasan dalam melakukan penilaian terhadap tingkat suku
bunga dan pengaruh yang ditimbulkan dari perubahan tingkat suku bunga terhadap
kredit.
2. Sebagai masukan atau sebagai perbandingan kepada mahasiswa Politeknik Negeri
Medan yang ingin mengkaji masalah yang sama.
Dalam pengolahan data untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap
permintaan kredit multi guna, maka penulis menggunakan:
1. Analisis Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi merupakan alat untuk mengetahui apakah variabel X dan variabel Y
mempunyai suatu hubungan atau tidak.
Persamaan Koefisien Korelasi:
n∑xy − ∑x ∑ y
r=
n (∑x ) − ( ∑x )
2 2
n (∑y ) − (∑y )
2 2
a. Jika r = Mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel ada tetapi sangat lemah
dan jika 0 tidak terdapat hubungan sama sekali.
b. Jika r = Mendekati 1, maka hubungan antara kedua variabel dikatakan positif dan
jika +1 maka hubungan antara kedua variabel sangat kuat sekali.
c. Jika r = -1 atau mendekati -1 maka hubungan antara variabel “X” dan variabel “Y”
ada tetapi bersifat negatif.
2. Koefisien Determinasi
Dengan rumus :
D = r 2 x 100%
(Teguh, Muhammad, 1999,207)
Pada tanggal 16 April 1999 bentuk Badan Hukum diubah kembali menjadi Perseroan
Terbatas sesuai dengan akte pendirian Perseroan Terbatas Nomor 38 Tahun 1999 Notaris
Alina Nasution, S.H. yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia Nomor C-8224 HT.01.01 Tahun 1999, dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 54 tanggal 6 Juli 1999, dengan Modal Dasar Rp
400.000.000.000,-. Dasar perubahan bentuk hukum dan modal dasar sebelumnya telah
dituangkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 2 tahun 1999.
Sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan selanjutnya dengan Akte Nomor 31 Tanggal
15 Desember 1999 modal dasar ditingkatkan menjadi Rp 500.000.000.000,-.
9. Maksimum Kredit
a. Kredit Multi Guna-Konsumtif
1) Pegawai Negeri Sipil dan pegawai BUMN/BUMD maksimum sebesar 40%
(empat puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dikali
dengan jangka waktu Kredit Multi Guna.
2) Non Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai BUMN/BUMD maksimum 40% (empat
puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dikali
dengan jangka waktu Kredit Multi Guna atau maksimum kredit sebesar Rp.
75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah)
b. Kredit Multi Guna-Modal Kerja dan Investasi
1) Pegawai Negeri Sipil dan pegawai BUMN/BUMD maksimum sebesar 50%
(empat puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dikali
dengan jangka waktu Kredit Multi Guna.
2) Non Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai BUMN/BUMD maksimum 50% (empat
puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dengan
jangka waktu Kredit Multi Guna atau maksimum kredit sebesar Rp
100.000.000,- (seratus juta rupiah).
10. Denda
a. Sanksi denda berlaku apabila debitur melakukan pembayaran angsuran paling lama
3 (tiga) hari kerja setelah pembayaran gaji diterima.
b. Besarnya denda atas tunggakan pokok dan bunga ditetapkan 3% perbulan dihitung
secara proporsional setiap bulannya, dihitung sejak tanggal jatuh tempo
pembayaran angsuran.
c. Cara perhitungan hari dan jumlah denda dapat dilihat pada contoh di bawah ini :
Jatuh tempo pembayaran angsuran pada tanggal 5 setiap bulan
Pada tanggal 5 Agustus 200X debitur terlambat membayar angsurannya dan
dibayar pada tanggal 15 Agustus 200X, maka perhitungan denda adalah sebagai
berikut:
Hari denda = 15-5 =10 hari
Denda = 10/31 x Tunggakan pokok dan bunga x 3%
Bentuk Logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf ”U” yang saling berkait
ber-sinergy membentuk huruf ”S” yang merupakan kata awal ”SUMUT” . Sebuah
penggambaran bentuk kerjasama yang sangat erat antara Bank SUMUT ”Menjadi bank
andalan bagi membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan
daerah disegala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat”.
Warna orange sebagai simbol suatu hasrat untuk terus maju yang dilakukan dengan energik
yang dipadu dengan warna biru yang sportif dan profesional sebagaimana misi Bank
SUMUT ”Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profesional yang didasarkan
pada prinsif-prinsif ”Compliance”.
Warna putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani sebagaimana statemen Bank
SUMUT ”Memberikan Pelayanan Terbaik”. Jenis huruf ”Platino Bold” sederhana dan
mudah dibaca. Penulisan Bank dengan huruf kecil dan SUMUT dengan huruf kapital guna
lebih mengedepankan Sumatera Utara, sebagai gambaran keinginan dan dukungan untuk
membangun dan membesarkan Sumatera Utara.
2. Visi dan Misi PT Bank SUMUT
PT Bank SUMUT mempunyai visi dan misi yang telah menjadi pedoman untuk setiap
gerak langkah organisasi, dimana visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:
VISI
Menjadi Bank andalan bagi membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan
pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
MISI
Mengelolah dana pemerintah dan masyarakat secara profesional yang didasarkan pada
prinsif-prinsif Compliance.
A. Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “Credere” yang berarti “kepercayaan” atau dalam
bahasa Latin “Creditum” yang berarti “kepercayaan akan kebenaran” (Thomas, 1987: 9).
Menurut UU No. 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga.
Sedangkan Bank menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, ialah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Dari uraian di atas, terkandung pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya
meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah debitur karena debitur dipercaya mampu
untuk membayar lunas pinjamannya setelah jangka waktu yang telah ditetapkan.
Maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan pada hakikatnya bersifat timbal balik, tidak
saja pemberi kredit (kreditur) yang menaruh kepercayaan terhadap penerima kredit
(debitur) bahwa penerima kredit akan melunasi hutangnya sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditetapkan, tetapi pihak penerima juga harus mampu untuk meyakinkan pihak
pemberi kredit bahwa pada jangka waktu yang telah ditetapkan akan melunasi hutangnya.
F. Bunga Pinjaman
Dalam kegiatan sehari-hari, ada 2 (dua) macam bunga yang diberikan kepada nasabah,
Bunga tersebut dapat berupa bunga simpanan dan bunga pinjaman.
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan / balas jasa dari nasabah
yang menyimpan uangnya di bank. Contohnya jasa giro, bunga tabungan, dan bunga
deposito.
Sedangkan bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga
yang harus dibiayai oleh nasabah peminjam kepada bank seperti bunga kredit dan harga ini
bagi bank merupakan harga jual (Kasmir, 2003 : 37).
Ada beberapa alasan mengapa bank membebankan sejumlah bunga sebagai harga yang
harus dibayar oleh nasabah, antara lain :
1. Dana yang akan dipinjamkan tersebut mengandung biaya yaitu biaya untuk menutupi
dana yang terhimpun pada bank baik dalam bentuk tabungan, deposito, maupun giro.
2. Faktor nasabah itu sendiri karena nasabah debitur mempunyai hak untuk memilih harga
jasa yang diterimanya (bunga kredit) sesuai dengan tingkat yang paling baik bagi
nasabah tersebut.
3. Bank pesaing karena setiap bank pasti berusaha untuk menarik nasabah sebanyak
banyaknya yaitu dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah dari bank lainnya.
4. Target laba yang diinginkan oleh bank. Jika bank ingin mendapat laba yang besar maka
bank tersebut akan menaikkan bunga pinjaman dan demikian sebaliknya, untuk
menghadapi pesaingan maka bank akan menurunkan bunga pinjaman seminimal
mungkin.
5. Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas maksimal dan batas minimal dari suatu
pinjaman yang bertujuan agar setiap bank dapat bersaing dengan sehat.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
DATA PERKEMBANGAN DEBITUR KREDIT MULTI GUNA (KMG) BANK SUMUT
Tahun Bulan Suku Bunga Jmlh Debitur (Permintaan) Jmlh Kredit (Rp.000)
Agustus 13,8% 84.563 1.852.061.485
September 13,8% 84.982 1.903.280.790
2006
6. Maksimum Kredit
a. Kredit Multi Guna-Konsumtif
1) Pegawai Negeri Sipil dan pegawai BUMN/BUMD maksimum sebesar 40%
(empat puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dikali
dengan jangka waktu Kredit Multi Guna.
2) Non Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai BUMN/BUMD maksimum 40% (empat
puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dikali
dengan jangka waktu Kredit Multi Guna atau maksimum kredit sebesar Rp.
75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah)
b. Kredit Multi Guna-Modal Kerja dan Investasi
1) Pegawai Negeri Sipil dan pegawai BUMN/BUMD maksimum sebesar 50%
(empat puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dikali
dengan jangka waktu Kredit Multi Guna.
2) Non Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai BUMN/BUMD maksimum 50% (empat
puluh persen) dari jumlah penghasilan sebulan menurut daftar gaji dengan
jangka waktu Kredit Multi Guna atau maksimum kredit sebesar Rp
100.000.000,- (seratus juta rupiah).
7. Denda
a. Sanksi denda berlaku apabila debitur melakukan pembayaran angsuran paling lama
3 (tiga) hari kerja setelah pembayaran gaji diterima.
b. Besarnya denda atas tunggakan pokok dan bunga ditetapkan 3% perbulan dihitung
secara proporsional setiap bulannya, dihitung sejak tanggal jatuh tempo
pembayaran angsuran.
c. Cara perhitungan hari dan jumlah denda dapat dilihat pada contoh di bawah ini :
Jatuh tempo pembayaran angsuran pada tanggal 5 setiap bulan
Pada tanggal 5 Agustus 200X debitur terlambat membayar angsurannya dan
dibayar pada tanggal 15 Agustus 200X, maka perhitungan denda adalah sebagai
berikut:
Hari denda = 15-5 =10 hari
Denda = 10/31 x Tunggakan pokok dan bunga x 3%
8. Jaminan Kredit
a. Gaji beserta hak lainnya yang dinyatakan dalam Surat Pernyataan/ Kuasa yang
ditandatangani debitur beserta suami/ istri dan diketahui Kepala Dinas/ Instansi/
Koperasi pegawai/ Lembaga/ Perusahaan terlampir.
b. Asli Kartu Pegawai (Karpeg) atau Kartu Register Induk Pegawai atau Surat
Keputusan Kenaikan Golongan/ Ruang Pegawai terakhir dan atau yang
dipersamakan dengan itu (bagi pegawai yang pembayaran gajinya tidak melalui PT
bank SUMUT).
c. Penyimpanan dokumen asli Jaminan Kredit.
a. Jika r = Mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel ada tetapi sangat
lemah dan jika 0 tidak terdapat hubungan sama sekali.
b. Jika r = Mendekati 1, maka hubungan antara kedua variabel dikatakan positif dan
jika +1 maka hubungan antara kedua variabel sangat kuat sekali
c. Jika r = -1 atau mendekati -1 maka hubunga antara variabel “X” dan variabel “Y”
ada tetapi bersifat negatif.
TABEL 1
PERKEMBANGAN PERMINTAAN KREDIT
BULAN AGUSTUS (2006) – MEI (2007)
Agustus Rp.1.852.061.485 - -
September Rp.1.903.280.790 51.219.305 2,77
2006 Oktober Rp.1.934.183.918 30.903.128 1,62
November Rp1.961.463.449 27.279.531 1,41
Desember Rp.1.987.708.959 26.245.510 1,34
Januari Rp.1.989.522.881 1.813.922 0,09
Februari Rp.2.048.967.852 59.444.971 2,99
2007 Maret Rp.2.163.570.085 114.602.233 5,59
April Rp.2.295.369.439 131.799.354 6,09
Mei Rp.2.411.421.986 116.052.547 5,05
Sumber: PT Bank SUMUT Pusat
Pada bulan Agustus 2006, jumlah realisasi adalah Rp.1.852.061.485. Pada bulan
September 2006 jumlah realisasi meningkat sebesar Rp.51.219.305 atau mengalami
peningkatan 2,77% dari bulan Agustus 2006. Pada bulan Oktober 2006, jumlah realisasi
meningkat sebesar Rp.30.903.128 atau mengalami peningkatan 1,62% dari bulan
September. Pada bulan November 2006, jumlah realisasi meningkat sebesar Rp.27.279.531
atau mengalami peningkatan 1,41% dari bulan Oktober. Pada bulan Desember 2006,
jumlah realisasi meningkat sebesar Rp.26.245.510 atau mengalami peningkatan 1,34% dari
bulan November. Pada bulan Januari 2007, jumlah realisasi meningkat sebesar
Rp.1.813.922 atau mengalami peningkatan 0,09% dari bulan Desember. Pada bulan
Februari 2007, jumlah realisasi meningkat sebesar Rp.59.444.971 atau mengalami
peningkatan 2.99% dari bulan Januari . Pada bulan Maret 2007, jumlah realisasi meningkat
sebesar Rp.114.602.233 atau mengalami peningkatan 5,59% dari bulan Februari. Pada
bulan April 2007, jumlah realisasi meningkat sebesar Rp.131.799.354 atau mengalami
peningkatan 6,09% dari bulan Maret. Pada bulan Mei 2007, jumlah realisasi meningkat
sebesar Rp.116.052.547 atau mengalami peningkatan 5,05% dari bulan April.
2. Perkembangan Jumlah Nasabah Debitur Kredit Multi Guna Pada PT Bank
SUMUT
TABEL 2
PERKEMBANGAN JUMLAH NASABAH DEBITUR
BULAN AGUSTUS (2006) – MEI (2007)
Bulan Agustus 2006 nasabah debitur berjumlah 84.563 orang. Persentase kenaikan jumlah
nasabah debitur setiap bulan mulai dari bulan Agustus 2006 sampai dengan Mei 2007
adalah sebagai berikut:
September 2006
= Nasabah debitur September 2006 – Nasabah debitur Agustus 2006 x 100%
Nasabah debitur Agustus 2006
Oktober 2006
= Nasabah debitur Oktober 2006 – Nasabah debitur September 2006 x 100%
Nasabah debitur September 2006
= 85.474 – 84.982 x 100%
84.982
= 0,58%
November 2006
= Nasabah debitur November 2006 – Nasabah debitur Oktober 2006 x 100%
Nasabah debitur Oktober 2006
= 85.918 – 85.474 x 100%
85.474
= 0,52%
Desember 2006
= Nasabah debitur Desember 2006 – Nasabah debitur November 2006 x 100%
Nasabah debitur November 2006
= 86.422 – 85.918 x 100%
85.918
= 0,58%
Januari 2007
= Nasabah debitur Januari 2007 – Nasabah debitur Desember 2006 x 100%
Nasabah debitur Desember 2006
= 86.525 – 86.422 x 100%
86.422
= 0,12%
Februari 2007
= Nasabah debitur Februari 2007 – Nasabah debitur Januari 2007 x 100%
Nasabah debitur Januari 2007
= 87.324 – 86.525 x 100%
86.525
= 0,92%
Maret 2007
= Nasabah debitur Maret 2007 – Nasabah debitur Februari 2007 x 100%
Nasabah debitur Februari 2007
= 88.526 – 87.324 x 100%
87.324
= 1,38%
April 2007
= Nasabah debitur April 2007 – Nasabah debitur Maret 2007 x 100%
Nasabah debitur Maret 2007
= 90.397 – 87.324 x 100%
87.324
= 2,11%
Mei 2007
= Nasabah debitur Mei 2007 – Nasabah debitur April 2007 x 100%
Nasabah debitur April 2007
= 91.894 – 91.894 x 100%
91.894
= 1,66%
Pada bulan Agustus 2006, jumlah nasabah debitur adalah 84.563. Pada bulan September
2006 jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 419 atau mengalami peningkatan 0,50%
dari bulan Agustus 2006. Pada bulan Oktober 2006, jumlah nasabah debitur meningkat
sebesar 492 atau mengalami peningkatan 0,58% dari bulan September 2006. Pada bulan
November 2006 jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 444 atau mengalami
peningkatan 0,52% dari bulan Oktober 2006. Pada bulan Desember 2006, jumlah nasabah
debitur meningkat sebesar 504 atau mengalami peningkatan 0,58% dari bulan November
2006. Pada bulan Januari 2007, jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 103 atau
mengalami peningkatan 0,12% dari bulan Desember 2006. Pada bulan Februari 2007,
jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 799 atau mengalami peningkatan 0,92% dari
bulan Januari. Pada bulan Maret 2007, jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 1202
atau mengalami peningkatan 1,38% dari bulan Februari 2006. Pada bulan April 2007,
jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 1871 atau mengalami peningkatan 2,11% dari
bulan Maret 2007. Pada bulan Mei 2007, jumlah nasabah debitur meningkat sebesar 1497
atau mengalami peningkatan 1,66% dari bulan April 2007.
3. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Permintaan Kredit Multi Guna Pada
PT Bank SUMUT Pusat
TABEL 3
PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI
TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH NASABAH DEBITUR
PERIODE AGUSTUS (2006) – MEI (2007)
JUMLAH
SUKU
DEBITUR
BUNGA
PER
TAHUN BULAN PER XY X² Y²
BULAN
BULAN
(ORANG)
(%)
Y
Agustus 13% 84,5 1.166,1 190,44 1.140,25
September 13% 84,9 1.171,62 190,44 7.208,01
2006 Oktober 13% 85,4 1.178,52 190,44 7.293,16
November 13% 85,9 1.185,42 190,44 7.378,81
Desember 13% 86,4 1.192,32 190,44 7.464,96
Januari 12,5% 86,5 1.038 144 7.482,25
Februari 12,5% 87,3 1.047,6 144 7.621,29
2007 Maret 12,5% 88,5 1.062 144 7.832,25
April 12,5% 90,3 1.083,6. 144 8.154,09
Mei 12,5% 91,8 1.101,6 144 8.427,24
JUMLAH 129 871,5 11.226,78 1672 76.002,31
Sumber: PT Bank SUMUT Pusat
n∑xy − ∑x ∑ y
r=
n (∑x ) − ( ∑x )
2 2
n (∑y ) − (∑y )
2 2
−155 ,7
r=
200 ,89
r = −0,77
Dari hasil di atas dapat kita lihat bahwa hasil korelasi bernilai negatif yaitu sebesar – 0,77
yang menunjukkan bahwa tingkat bunga dan permintaan kredit yang ditinjau dari jumlah
nasabah debitur memiliki hubungan yang bersifat negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin rendah tingkat suku bunga maka semakin banyak jumlah nasabah yang
mengajukan kredit pada Bank SUMUT yang mengakibatkan semakin banyak jumlah dana
yang dikeluarkan untuk kredit dan sebaliknya semakin tinggi tingkat suku bunga maka
semakin sedikit jumlah nasabah yang mengajukan kredit pada Bank SUMUT yang
mengakibatkan semakin sedikit jumlah dana yang dikeluarkan untuk kredit.
Artinya bahwa 59,29% dari jumlah nasabah yang mengajukan Kredit Multi Guna pada
Bank SUMUT dipengaruhi oleh tingkat bunga, dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain
misalnya : tingkat pelayanan, agunan yang diminta sebagai jaminan kredit,dan lain-lain.
4. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Permintaan Kredit Multi Guna Pada
PT Bank SUMUT Pusat
TABEL 4
PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI
TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH REALISASI DANA
PERIODE BULAN AGUSTUS (2006)- MEI (2007)
JUMLAH
SUKU
REALISASI
BUNGA
DANA PER
TAHUN BULAN PER XY X² Y²
BULAN
BULAN
(Rp. 000.000)
(%)
Y
Agustus 13% 1.852 25.557,6 190,44 3.429.904
September 13% 1.903 26.261,4 190,44 3.621.409
2006 Oktober 13% 1.934 26.689,2 190,44 3.740.356
November 13% 1.961 27.061,8 190,44 3.845.521
Desember 13% 1.987 27.420,6 190,44 3.948.169
Januari 12,5% 1.989 23.868 144 3.956.121
Februari 12,5% 2.048 24.576 144 4.194.304
2007 Maret 12,5% 2.163 25.956 144 4.678.569
April 12,5% 2.295 27.540 144 5.267.025
Mei 12,5% 2.411 28.932 144 5.812.921
JUMLAH 129 20.534 263.862,6 1672 42.494.299
Sumber: PT Bank SUMUT Pusat
n∑xy − ∑x ∑ y
r=
n (∑x ) − ( ∑x )
2 2
n (∑y ) − (∑y )
2 2
−11 .421
r=
79 2.928 .141
−11 .421
r =
15 .209 ,31
r = −0,75
Dari hasil di atas dapat kita lihat bahwa hasil korelasi bernilai negatif yaitu sebesar -0.75
yang menunjukkan bahwa tingkat bunga dan permintaan kredit yang ditinjau dari jumlah
realisasi danas memiliki hubungan yang bersifat negatif. artinya bahwa antara tingkat
bunga dan jumlah realisasi dana memiliki hubungan yang bersifat negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat suku bunga maka semakin banyak jumlah
nasabah yang mengajukan kredit pada Bank SUMUT yang mengakibatkan semakin
banyak jumlah dana yang dikeluarkan untuk kredit dan sebaliknya semakin tinggi tingkat
suku bunga maka semakin sedikit jumlah nasabah yang mengajukan kredit pada Bank
SUMUT yang mengakibatkan semakin sedikit jumlah dana yang dikeluarkan untuk kredit.
Artinya bahwa 56,25% dari jumlah realisasi dana yang dikeluarkan oleh Bank SUMUT
dipengaruhi oleh tingkat bunga, dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain misalnya :
tingkat pelayanan, agunan yang diminta sebagai jaminan kredit,dan lain-lain.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Pada tahun 2006 hingga tahun 2007 tingkat suku bunga KMG pada PT Bank
SUMUT Pusat mengalami perubahan dimana pada tahun 2006 tingkat suku bunga
sebesar 13% dan tahun 2007 tingkat suku bunga 12,5%.
2. Permintaan KMG pada PT Bank SUMUT Pusat mengalami peningkatan dari bulan
Agustus 2006 sampai Mei 2007, dimana permintaan KMG pada bulan Agustus 2006
sebesar Rp.1.852.061.485,- kemudian mengalami peningkatan pada bulan September
2006 sebesar Rp.51.219.305,- pada bulan Oktober 2006 sebesar Rp.30.903.128,-
pada bulan November 2006 sebesar Rp.27.279.531 ,- pada bulan Desember 2006
sebesar Rp.26.245.510,- pada bulan Januari 2007 sebesar Rp.1.813.922,- pada bulan
Februari 2007 sebesar Rp.59.444.971,- pada bulan Maret 2007 sebesar
Rp.114.602.233,- pada bulan April 2007 sebesar Rp.131.799.354,- pada bulan Mei
2007 sebesar Rp. 116.052.547 ,-
3. Dari analisis yang dilakukan antara tingkat bunga dan jumlah nasabah debitur dengan
metode koefisien korelasi sederhana (Tabel 3), diperoleh hasil yang negatif yaitu
sebesar – 0,77. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat bunga dan
jumlah nasabah debitur bersifat negatif yang artinya semakin rendah tingkat bunga
maka semakin banyak jumlah nasabah yang mengajukan Kredit Multi Guna pada PT
Bank SUMUT Pusat dan sebaliknya semakin tinggi tingkat bunga maka semakin
sedikit jumlah nasabah yang mengajukan kredit pada PT Bank SUMUT.
4. Nilai Koefisien Determinasi dari tabel 3 diperoleh sebesar 59,29%. Artinya dari
jumlah nasabah yang mengajukan kredit pada PT Bank SUMUT Pusat dipengaruhi
oleh faktor lain, misalnya tingkat pelayanan, agunan yang diminta sebagai jaminan,
dan lain-lain .
5. Dari analisis yang dilakukan antara tingkat bunga dan jumlah realisasi dana dengan
metode koefisien korelasi sederhana (Tabel 4), diperoleh hasil yang negatif yaitu
sebesar -0,75. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat bunga dengan
jumlah realisasi dana bersifat negatif yang artinya semakin rendah tingkat bunga
maka semakin tinggi jumlah realisasi dana yang dikeluarkan oleh PT Bank SUMUT
Pusat untuk kredit dan sebaliknya semakin tinggi tingkat bunga maka semakin rendah
dana yang dikeluarkan oleh PT Bank SUMUT Pusat untuk kredit.
6. Nilai koefisien Determinasi dari tabel 4 diperoleh sebesar 56,25%. Artinya dari
jumlah realisasi dana atau jumlah dana yang dikeluarkan oleh PT Bank SUMUT
Pusat untuk kredit dipengaruhi oleh tingkat bunga dan sebaliknya dipengaruhhi oleh
faktor lain misalnya : mutu pelayanan, agunan yang diminta sebagai jaminan dan
lain-lain.
B. Saran
1. Sebaiknya dalam menetapkan tingkat bunga kredit, pimpinan PT Bank SUMUT
Pusat memperhatikan kebijaksanaan yang telah ditetapkan sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan dimana semakin rendah kredit akan meningkatkan
permintaan kredit.
2. Agar PT Bank SUMUT terus meningkatkan pelayanannya kepada nasabah maupun
mayarakat agar dapat berkembang pesat sesuai dengan tujuannya.
3. PT Bank SUMUT Pusat harus dapat mengambil tindakan tegas kepada nasabah yang
beritikad kurang baik, untuk menekan sekecil mugkin kerugian yang dialami bank
akibat kredit macet.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, S.E. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada.
Kasmir, S.E. 2002. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Muljono, Pudjo, Teguh. 2001. Manajemen Perkreditan bagi Bank Komersil. Yogyakarta:
BPFE-Yogya.
Sinungan, Muchdarsyah, Drs. 1995. Dasar-dasar dan Teknik Manajemen Kredit. Jakarta:
PT Bina Aksara.
Teguh, Muhammad. 1999. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.