You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah dan Permasalahan.

Seperti kita ketahui bahwa manusia itu selain sebagai makhluk Tuhan, juga

sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan terlepas dari

ikatan kelompok masyarakat pada umumnya. Maka dari itu didalam kehidupan

sehari-hari manusia selalu mengadakan komunikasi dengan manusia lainya untuk

mempertahankan kehidupanya.

Kehidupan manusia sehari-hari selalu terlibat dengan menerima dan memberi

informasi. Dengan melaksanakan komunikasi terjadilah integrasi kedalam tata

pergaulan bermasyarakat. Oleh sebab itu, komunikasi dalam wujud pertukaran

informasi dalam masyarakat sangat penting sekali.

Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan

menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi - organisasi

media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan

mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka

hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media

menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Dalam

komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi,

memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulisan makalah ini penulis tertarik untuk

membahas mengenai masalah media cetak dengan judul : “PERKEMBANGAN

TEKNOLOGI KOMUNIKASI MASSA MELALUI MEDIA CETAK”.

1
1.2. Tujuan Penulisan.

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

a. Untuk mengetahui perkembangan teknologi komunikasi massa melalui

media cetak dalam pertukaran informasi yang dapat menambah wawasan

yang berguna untuk masyrakat semua kalangan.

b. Mengetahui sisi negatif dan positif dari komunikasi massa.

c. Sebagai salah satu tugas dan syarat mendapatkan nilai akhir sebelum ujian

akhir bagi penulis dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.

1.3. Metode Pengumpulan Data.

Dalam upaya pengumpulan data-data makalah ini, penulis menggunakan

metode dokumentasi yaitu, penulis menggunakan metode ini untuk mendapatkan

data yaitu dengan melihat, membaca, dan mempelajari buku-buku refrensi juga

mencari dari internet.

1.4. Hipotesis.

Dalam makalah ini penulis mempunyai kesimpulan sementara bahwa media

cetak sangat berperan dalam pertukaran informasi yang sangat diperlukan oleh

masyarakat sebagai salah satu contoh komunikasi massa non verbal dan

mempunyai sisi positif dan negative.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Komunikasi.

Perkataan komunikasi berasal dari “communicare” (bahasa latin) yang artinya

membertahukan. Beberapa pendapat para ahli yang mendalami masalah

komunikasi yaitu:

1. Menurut pendapat Cholin Cherry, didalam bukunya “On Human

Communication” komunikasi adalah suatu proses dimana pihak-pihak

peserta saling menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai

pengrtian bersama yang lebih baik mengenai masalah yang penting bagi

semua pihak yang bersangkutan.1

2. Menurut Claude Shannon dan Warren Weaver , dalam bukunya “The

Mathematical Theory of Communication, 1941” komunikasi digunakan

dalam arti yang sangat luas. Didalamnya tercangkup semua jalan, dengan

mana suatu pemikiran dapat mempengaruhi yang lain. Tentu saja ini tidak

cuma terbatas pada bahasa tertulius dan lisan saja, tetapi juga mencakup

musik, seni lukis, eater, sendratari. Pokoknya mencangkup semua

kelakuan manusia.2

3. Wilbur Schrarmm (Ashadi, 1987) menyatakan komunikasi sebagai suatu

proses berbagi (sharing process), Schramm menguraikannya demikian:

“komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti

umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya

1
Ating Tedjasutisna. Etika Komunikasi. Armico: Bandung.1994:hal.12.
2
Ibid hal.13

3
kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness)

dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap.3

2.2. Pengertian Komunikasi Massa.

Beberapa pengertian komunikasi massa menurut para ahli yaitu :

1. Joseph R. Dominick, komunikasi massa adalah suatu proses

dimana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih

mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar,

heterogen, dan tersebar.4

2. Jalaluddin Rakhmat merangkum, komunikasi massa adalah jenis

komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,

heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan

yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.5

2.3. Ciri-ciri Komunikasi Massa.

1. Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang

jelas.

2. Komunikator memiliki keahlian tertentu.

3. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana.

4. Khalayak yang dituju heterogen dan anonym.

5. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan.

6. Ada pengaruh yang dikehendaki.

7. Dalam konteks sosial terjadi saling mempengaruhi antara media dan

kondisi masyarakat serta sebaliknya.

3
Ibid hal.13
4
Senjaya, Sasa Djuarsa, dkk. Teori Komunikasi. Jakarta: UT. Hal 5.4.
5
Ibid hal 5.5

4
8. Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan

(pemirsanya) tidak bersifat pribadi.

2.4. Efek Komunikasi Massa Terhadap Individu.

Menurut Steven A. Chafee, komunikasi masa memiliki efek-efek berikut

terhadap individu:6

1. Efek ekonomis: menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi

(contoh: dengan adanya industri media massa membuka lowongan

pekerjaan).

2. Efek sosial: menunjukkan status (contoh: seseorang terkadang

dinilai dari media massa yang ia baca, seperti surat kabar pos kota

memiliki pembaca berbeda dibandingkan dengan pembaca surat kabar

Kompas.

3. Efek penjadwalan kegiatan

4. Efek penyaluran atau penghilang perasaan

5. Efek perasaan terhadap jenis media

Menurut Kappler (1960) komunikasi masa juga memiliki efek:

1. Conversi, yaitu menyebabkan perubahan yang diinginkan dan

perubahan yang tidak diinginkan.

2. Memperlancar atau malah mencegah perubahan.

3. Memperkuat keadaan (nilai, norma, dan ideologi) yang ada.

2.5. Efek Komunikasi Massa Terhadap Masyarakat dan Budaya.

Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks, dampak bisa

dilihat dari:7
6
Ibid hal 5.15
7
Ibid hal 5.25

5
1. skala kecil (individu) dan luas (masyarakat)

2. kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat

(puluhan tahun/ abad) dampak itu terjadi.

Pengaruh media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi massa, Harold Laswell

pada artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model sederhana yang sering

dikutip untuk model komunikasi hingga sekarang, yaitu :

1. Siapa (who)

2. Pesannya apa (says what)

3. Saluran yang digunakan (in what channel)

4. Kepada siapa (to whom)

5. Apa dampaknya (with what effect)

Model ini adalah garis besar dari elemen-elemen dasar komunikasi. Dari model

tersebut, Laswell mengidentifikasi tiga dari keempat fungsi media. Fungsi-fungsi

media massa pada budaya:

1. Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang

lingkungan.

2. Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian

pilihan solusi untuk suatu masalah.

3. Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan

pendidikan.

4. Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles

Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan

model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright

menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi

positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Perkembangan Teknologi Media Cetak.

Perkembangan media diawali dengan munculnya media cetak. Inovasi

teknologi media memunculkan persaingan yang mengakibatkan perkembangan

teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini turut membawa perubahan sosial

masyarakat.

Perkembangan teknologi media juga turut mempengaruhi format atau bentuk-

bentuk yang muncul di media. Misalkan, dalam bidang periklanan. Dulu, ketika

teknologi media cetak belum berkembang, suatu iklan produk dibuat dengan

menggunakan teknologi mesin tik, sedangkan gambar-gambar iklan produk

tersebut dibuat secara manual dengan menggunakan pena. Perkembangan

teknologi sekarang memudahkan orang untuk membuat iklan dengan lebih

atraktif. Menggunakan teknologi komputer, iklan suatu produk dapat didesain

dengan menggunakan grafis dan dicetak menggunakan printer. Akan tetapi,

perkembangan teknologi tidak mempengaruhi isi dari apa yang muncul di media.

Misalkan, bagaimana isi berita atau iklan tidak ada yang berubah, kecuali bentuk

atau formatnya.

Perkembangan teknologi media cetak berkaitan dengan perkembangan media

cetak itu sendiri seperti surat-surat kabar, koran, majalah, dan lain-lain.

Munculnya majalah-majalah bertemakan politik mewarnai peristiwa-peristiwa

penting yang mempengaruhi sejarah kehidupan masyarakat. Isi dari media cetak

memang sejak dulu hingga kini banyak dipengaruhi oleh berbagai isu penting

7
mengenai peristiwa yang terjadi. Hal inilah yang memunculkan jurnalisme media

cetak. Pada akhirnya, perkembangan media cetak seperti majalah tidak melulu

berisikan dunia perpolitikan, namun juga tentang kesenian, kebudayaan, cerita

pendek, kesusasteraan, atau artikel-artikel opini. Sebagian dari majalah yang terbit

sejak zaman dulu, masih ada yang bertahan hingga kini karena kepercayaan

masyarakat atas kualitas isi media.

Surat kabar atau biasa disebut koran merupakan salah satu media jurnalisme

cetak berisikan artikel-artikel yang memuat tulisan tentang peristiwa atau berita

penting terhangat seputar kehidupan manusia. Kadang-kadang terdapat artikel

tertentu pada koran yang isinya mengkritik pemerintahan, entah itu kinerja

pemerintah atau baik-buruknya sistem pemerintahan dijalankan. Pada zaman

dahulu ketika belum ada freedom of the press dan freedom of the speech,

pemerintah begitu mengawasi isi media. Kritik-kritik terhadap pemerintah yang

dimuat di artikel akan ditanggapi dengan seksama oleh surat kabar yang memuat

tulisan atau penangkapan sang jurnalis. Karena mengkritik pemerintah dianggap

merupakan suatu tindakan kriminal. Namun justru artikel-artikel yang memuat

kritikan itulah yang dapat membuka mata masyarakat sehingga memungkinkan

terjadinya revolusi. Tidak hanya kritikan surat kabar yang bisa mendapat

ancaman dari pemerintah, tapi juga tulisan-tulisan yang memuat dokumen-

dokumen penting yang bisa jadi merupakan bukti bagaimana kinerja pemerintah,

berbagai skandal dan korupsi pemerintah, atau strategi yang dijalankan

pemerintah untuk tujuan tertentu, kesemuanya dipaparkan sesuai dengan dokumen

yang dimiliki oleh surat kabar. Berbagai peristiwa penting dunia juga turut

mempengaruhi ideologi jurnalisme suatu surat kabar.

8
Perkembangan teknologi media cetak memang memudahkan masyarakat

untuk mendapat informasi, namun di satu sisi juga memunculkan suatu masalah

baru. Ideologi liberalisme yang berkembang melahirkan adanya freedom of the

press, freedom of the speech, dan freedom of expression. Dengan begitu isi dari

media yang muncul tidak dapat dikontrol. Padahal media sering memuat

peristiwa-peristiwa yang terkait isu-isu penting yang sensitif, seperti agama, suku,

dan ras. Selain itu, hal-hal yang dianggap tabu oleh masyarakat, seperti yang

berbau seksual misalkan, lebih mudah diakses oleh anak-anak di bawah umur.

Jurnalisme media cetak mencapai puncak kejayaannya ketika berbagai

majalah dan surat kabar mulai menyertakan fotografi di halamannya untuk

menguatkan isi berita yang dimuat. Dengan begitu audience yang menjadi sasaran

mereka pun meluas.

Sebuah perusahaan surat kabar biasanya akan mendapat untung besar jika

terdapat tulisan yang memungkinkan menjadi sesuatu yang sensational, atau

berpeluang menjadi ‘ramai’ dibicarakan. Peristiwa-peristiwa kriminal, berbagai

skandal pemerintah, bencana yang dialami manusia, informasi selebriti,

merupakan berita-berita yang sangat sering meramaikan kolom-kolom surat

kabar, bahkan hingga di era modern seperti saat ini. Surat kabar juga meliputi

berita-berita lokal, nasional, maupun internasional, serta mencakup editorial,

opini, kritikan, atau komentar-komentar dari pembaca. Masalahnya adalah jumlah

audience dari surat kabar justru menurun di level usia yang lebih rendah.

Biasanya anak-anak, remaja, atau anak-anak muda pada umumnya lebih

menyukai membaca majalah atau menonton televisi daripada membaca surat

kabar.

9
Sebagai salah satu media massa yang modern, majalah sekarang lebih fokus

pada audience yang telah tersegmentasi menurut kepentingan atau interest

masing-masing, misalkan majalah olahraga, majalah remaja, majalah khusus

wanita, majalah otomotif, majalah bisnis-ekonomi, dan sebagainya.

Setiap penemuan teknologi media tentunya memberikan kemudahan bagi

masyarakat untuk mendapatkan informasi. Kelebihan dari perkembangan

teknologi media cetak, surat kabar khususnya, yaitu dapat meningkatkan

pendidikan masyarakat, menurunkan jumlah buta huruf, pendapatan dan kualitas

hidup pun meningkat. Selain itu, kemudahan akan mendapat informasi ini

menjadikan tingkat pengeluaran lebih rendah.

Teknologi percetakan juga memudahkan siapa saja untuk mengkopi tulisan.

Tulisan yang memiliki nilai jual tinggi tentunya menjadi incaran bagi siapapun.

Untuk itu dibutuhkan suatu hak cipta yang melindungi pembuatan setiap tulisan

bagi si penulis, sehingga ia tidak perlu khawatir tulisannya dikopi atau dicuri

orang lain. Kemajuan teknologi menjadikan media cetak tidak harus berupa

kumpulan kertas yang berisikan tulisan. Jurnalisme media cetak, seperti surat

kabar, mencapai puncak masa kejayaannya pada tahun antara 1890-1920.

Munculnya teknologi internet menjadikan media cetak seperti surat-surat

kabar, koran, atau majalah dapat diakses melalui World Wide Web. Justru dengan

online internet, berita-berita media cetak menjadi lebih up-to-date dan lebih cepat

diterima oleh masyarakat. Selaikan itu, perusahaan-perusahaan surat kabar dapat

menjangkau audience lebih luas. Selain itu, internet juga lebih membuka peluang

kerja sama antara perusahaan media cetak dengan perusahaan penerbit.8

8
http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=719&Itemid=9

10
3.2. Peranan Jurnalistik.

Istilah jurnalistik berasal dari bahasa Belanda journalistiek dan merupakan

terjemahan dari bahasa Latin diurna yang berarti “harian” atau “setiap hari”.

Berdasarkan berbagai referensi, Onong Uchjana Effendi membuat pengertian

bahwa jurnalistik adalah suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat

khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat. Laporan

harian tersebut bisa berupa peristiwa faktual atau pendapat seseorang yang dinilai

akan menjadi bahan berita (1993: 151).

Dalam perkembangan masyarakat selanjutnya, surat kabar sebagai sarana

jurnalistik digunakan oleh kaum idealis untuk melakukan kontrol sosial sehingga

fungsinya tidak saja untuk menyebarkan informasi, tetapi juga untuk

mempengaruhi masyarakat. Kegiatan jurnalistik sebagai suatu proses harus dilihat

sebagai proses komunikasi.

3.3. Ciri-ciri surat kabar.

Dalam perkembangan masyarakat selanjutnya, surat kabar sebagai sarana

jurnalistik digunakan oleh kaum idealis untuk melakukan kontrol sosial sehingga

fungsinya tidak saja untuk menyebarkan informasi, tetapi juga untuk

mempengaruhi masyarakat Dalam hubungan ini paradigma Lasswell yang

terkenal, Dalam hubungan ini paradigma Lasswell yang terkenal, yakni “Who

Says What In Which Channel to Whom With What Effect”, dapat diterapkan.

Media jurnalistik seringkali identik dengan surat kabar, oleh karena itu perlu

kiranya mengenali ciri-ciri serta sifat dari surat kabar tersebut. Onong (1993:

154). Mengemukakan ciri-ciri dari surat kabar adalah sebagai berikut:

1. Publisitas.

11
Artinya bahwa surat kabar diperuntukkan bagi umum. Karena itu semua

beritanya harus menyangkut kepentingan umum. Dengan demikian jika

ada sekumpulan informasi yang disebarkan melalui lembaran-lembaran

seperti koran tetapi hanya khusus diperuntukkan kalangan tertentu, maka

penerbitan tersebut tidak berpredikat sebagai surat kabar.

2. Universalitas.

Menunjukkan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai

kejadian-kejadian di seluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan

manusia. Untuk memenuhi ciri ini maka perusahaan penerbitan surat kabar

idealnya melengkapi diri dengan wartawan-waratawan khusus mengenai

bidang tertentu (ekonomi, politik, sosial budaya, dan lainnya) serta

menempatkan koresponden di kota-kota penting, baik di dalam negeri

ataupun di luar negeri.

3. Aktualitas.

Aktualitas berkaitan erat dengan kecepatan penyampaian informasi.

Menurut Ardianto dan Erdinaya (2004:106), laporan tercepat menunjuk

pada “kekinian” atau terbaru dan masih hangat. Fakta dan peristiwa

penting atau menarik setiap hari berganti serta perlu untuk dilaporkan

kepada khalayak.

4. Periodesitas.

Periodesitas menunjuk pada keteraturan terbitnya. Bisa harian, mingguan

atau dwi mingguan. Sifat periodesitas sangat penting dimiliki surat kabar.

Bagi penerbit surat kabar, selama ada dana dan tenaga yang terampil,

tidaklah sulit untuk menerbitkan surat kabar secara periodik.

12
3.4. Sifat-sifat Surat kabar.

Surat kabar sebagai jenis media massa cetak jelas memiliki perbedaan sifat

dengan televisi dan radio. (Effendi, 1993: 140) mengemukakan sifat-sifatnya

sebagai berikut:

1. Terdokumentasikan.

Ini berarti bahwa berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun

dalam alinea, kalimat serta kata-kata yang dicetak pada kertas. Dengan

demikian, setiap peristiwa atau hal yang diberitakan terekam sedemikian

rupa sehingga dapat dibaca setiap saat dan dapat dikajiulang. Tentu saja

juga dapat didokumentasikan serta dapat dipakai sebagai bukti untuk

keperluan tertentu.

2. Menimbulkan perangkat mental secara aktif.

Karena berita surat kabar yang dikomunikasikan kepada khalayak

menggunakan bahasa dengan huruf yang tercetak “mati” di atas kertas,

maka untuk dapat mengerti maknanya pembaca harus menggunakan

perangkat mentalnya secara aktif. Oleh karena itu wartawan yang

menyusunnya harus menggunakan bahasa yang umum dan lazim supaya

para pembaca mudah mencernanya. Ini berkaitan erat dengan sifat

khalayak surat kabar yang heterogen.

3. Pesan menyangkut kebutuhan komunikan.

Dalam proses komunikasi, pesan yang akan disampaikan kepada

komunikan menyangkut teknik transmisinya agar mengenai sasaran dan

mencapai tujuannya. Wilbur Schramm (Effendi, 1993: 156)

mengemukakan hal-hal penting berkaitan dengan pesan, diantaranya:

a. Pesan hendaknya dirancang dan disampaikan sedemikian rupa

13
sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dituju.

b. Pesan hendaknya menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada

pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran sehingga sama-

sama dapat dipahami.

c. Pesan hendaknya membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran

dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhannya itu.

d. Pesan hendaknya menyarankan suatu jalan untuk memperoleh

kebutuhan tersebut, yang layak bagi situasi kelompok tempat sasaran

berada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang

dikehendaki.

4. Efek sesuai dengan tujuan.

Efek yang diharapkan dari pembaca surat kabar bergantung pada tujuan si

wartawan sebagai komunikator, dan tujuan wartawan ini akan

mempengaruhi bagaimana bentuk pesan yang sajikan.

a. Jika tujuannya hanya sekadar membuat pembaca tahu, maka ini

sifatnya informatif. Maka pesan harus disajikan dalam bentuk berita,

atau biasa disebut dengan berita langsung (straight news).

b. Jika tujuannya agar pembaca berubah sikap dan perilakunya, maka

pesan dapat dituangkan dalam bentuk (1) tajuk rencana (editorial),

adalah pendapat atau ulasan dari wartawan terhadap peristiwa tertentu;

(2) reportase dengan gaya pelaporan interpretatif atau dalam bentuk

pojok yakni kutipan pernyataan singkat narasumber atau peristiwa

tertentu yang dianggap menarik atau kontroversial, untuk kemudian

dikomentari oleh pihak redaksi dengan kata atau kalimat yang

mengusik, menggelitik dan adakalanya reflektif.

14
c. Jika tujuannya untuk meningkatkan intelektualitas pembaca, maka

penyajian pesan idealnya dalam bentuk artikel atau tulisan ilmiah

populer lainnya.

3.5. Karekteristik media cetak.

1. Tergolong praktis, cepat, dengan harga terjangkau.

2. Daya jangkau dan edar surat kabar dapat sampai pelosok. Perkembangan

zaman telah menciptakan segmentasi, dan mengidentifikasi surat kabar

dan majalah menurut karakteristik sosial pendidikan pembacannya.

3. Peranan jenis huruf, ukuran, aspek lay out turut menentukan keberhasilan

iklan.

4. Dapat bertahan, tidak satu kali lalu habis.

3.6. Contoh-contoh perkembangan media cetak di Indonesia.

1. Koran.

Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant) atau

surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang,

biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran,

yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa

berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat

kabar juga biasa berisi kartun, Teka-teki silang dan hiburan lainnya. Ada

juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu,

misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu,

penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu.

15
Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada

hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu,

juga terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang

prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya biasanya

lebih bersifat hiburan. Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu

surat kabar nasional yang terbit di seluruh bagian negara. Di Indonesia

contohnya adalah KOMPAS.9

2. Surat kabar daring.

Surat kabar daring dikenal juga sebagai surat kabar jaringan adalah

sebentuk surat kabar yang berbasis di internet. Ekspansi ke dunia dalam

jaringan (daring) atau yang lebih dikenal dengan isitilah online,

membukakan banyak peluang bagi surat kabar untuk bersaing dengan

jurnalisme siar dalam menyediakan layanan berita yang fleksibel terhadap

waktu. Hal ini dimungkinkan dengan kemudahan yang diberikan dunia

online terutama dalam hal pengolahan dan distribusi berita. Detik.com

misalnya, untuk mengunggah sebuah berita hanya membutuhkan waktu

tidak lebih dari sepuluh menit. Waktu tersebut mencakup saat pelaporan

berita dari reporter, penulisan berita, pengecekan, dan pengunggahan.

Tingkat kepercayaan pembaca terhadap kualitas dan merek dari suatu

surat kabar ternama, berikut kemampuannya menjaring pengiklan, dapat

pula disaksikan dari kemampuan surat kabar ini bertahan. Pengalihan

bentuk dari cetak ke daring maupun penambahan bentuk dari cetak saja

menjadi cetak dan daring, akan mampu meningkatkan efisiensi biaya

produksi. Seperti halnya versi cetak, surat kabar daring dituntut untuk

9
http://id.wikipedia.org/wiki/koran kompas #cite_note-0

16
tunduk pada etika jurnalisme, dan perangkat aturan lain terkait hak cipta,

privasi, dan sejenisnya.

Kemajuan teknologi komputer memberikan dampak signifikan dalam

dunia jurnalistik. Diawali dengan pengalihan metode manual ke jurnalistik

yang berbasis komputerisasi. Dilanjutkan dengan premis bahwa

keanggunan inovasi dan modifikasi di dunia komputer cenderung

membawa angin segar bagi kemajuan dunia jurnalistik. Pengelolaan,

pengiriman dan penyimpanan data, pemanggilan kembali diikuti rentetan

proses jurnalistik lain berlipat kali lebih mudah.

Jenis surat kabar daring

Surat kabar daring dibedakan menjadi dua jenis utama. Yakni,

hanya surat kabar daring dan surat kabar hibrid. Versi pertama

merujuk pada eksistensi surat kabar online yang terpisah dengan surat

kabar cetak. Terpisah artinya konten maupun keberadaan surat kabar

daring ini tidak menyertai versi cetaknya, seperti detik.com,

okezone.com, dan vivanews.com. Sedangkan yang dimaksud surat

kabar hibrid adalah di samping berbasis jaringan, surat kabar daring ini

menyediakan versi cetak pula. Contohnya kompas.com yang berhibrid

dengan Kompas cetak dan tempointeraktif.com dengan versi cetaknya

pada Koran Tempo dan Majalah Tempo.

Surat kabar daring di Indonesia

Empat fungsi utama media massa, yakni pengawasan lingkungan,

korelasi sosial, sosialisasi, dan hiburan menuntut keluasan ruang

kebebasan berekspresi. Sebelum reformasi bergulir kebebasan ini

terpasung sedemikian rupa hingga fungsi pengawasan lingkungan yang

17
juga mencakup pengawasan terhadap pemerintah tidak berjalan

sebagaimana mestinya. Media yang dianggap membahayakan

pemerintah dapat saja dibredel. Hal ini tidak sejalan dengan Indonesia

yang menganut asasdemokrasi, di mana media seharusnya menjadi

tonggak keempat setelah eksekutif, legislatif, yudikatif, dan yang

menopang keseimbangan jalan sebuah Negara.

Format daring mulai dilirik selepas pembredelan yang menimpa

beberapa surat kabar nasional di era orde baru. Pertama kali di tahun

1996 surat kabar daring berdiri. Satu persatu surat kabar daring

tumbuh setelahnya, dan ikut mengawal bergulirnya reformasi.

Masyarakat yang semakin akrab dengan teknologi internet menjadi

salah satu alasan cepatnya perkembangan surat kabar daring di

Indonesia. Kemampuan media ini menyajikan berita secara singkat,

cepat, mudah diakses, dan murah menjadi dasar preferensi konsumen

surat kabar daring, terutama di masa kritis seperti bencana alam,

kerusuhan, dan kondisi serupa yang memungkinkan situasi berubah

dalam hitungan detik.10

3. Majalah.

Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel

dalam subyek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan mingguan,

dwimingguan atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai

topik populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan

gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Publikasi

akademis yang menulis artikel padat ilmu disebut jurnal.

10
Harian Kompas, Minggu, 9 Agustus 2009, hal 20.

18
4. Tabloid.

Tabloid sebenarnya adalah istilah suatu format surat kabar yang lebih kecil

(597 mm × 375 mm) dari ukuran standar koran harian. Istilah ini biasanya

dikaitkan dengan penerbitan surat kabar reguler non harian (bisa

mingguan, dwimingguan, dll), yang terfokus pada hal-hal yang lebih

"tidak serius", terutama masalah selebritas, olah raga, kriminal, dll.

Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa surat kabar

harian seperti Republika dan Koran Tempo telah pula mulai menggunakan

format tabloid.

5. Buletin.

Buletin adalah publikasi organisasi yang mengangkat perkembangan

suatu topik atau aspek tertentu dan diterbitkan/ dipublikasikan secara

teratur (berkala) dalam waktu yang relatif singkat (harian hingga bulanan).

Buletin ditujukan kepada khalayak yang lebih sempit, yang berkaitan

dengan bidang tertentu saja. Tulisan dalam buletin umumnya singkat dan

padat (mirip berita) dimana digunakan bahasa yang formal dan banyak

istilah teknis berkaitan dengan bidang tersebut.

Disain, serta foto-foto atau ilustrasi dalam buletin umumnya formal.

Pilihan ukuran penerbitan buletin biasanya adalah A4 (210 x 297 mm)

atau eksekutif (7¼ x 10½ inci).

Untuk buletin yang terbit secara berkala dalam jangka waktu sedang

(1-2 bulan), biasanya diterbitkan dengan jumlah halaman agak tebal (36-

120 halaman).11

11
http://id.wikipedia.org/wiki/media cetak #cite_note-0

19
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan.

Surat kabar atau biasa disebut koran merupakan salah satu media

jurnalisme cetak berisikan artikel-artikel yang memuat tulisan tentang peristiwa

atau berita penting terhangat seputar kehidupan manusia. Kadang-kadang terdapat

artikel tertentu pada koran yang isinya mengkritik pemerintahan, entah itu kinerja

pemerintah atau baik-buruknya sistem pemerintahan dijalankan. Perkembangan

media diawali dengan munculnya media cetak. Inovasi teknologi media

memunculkan persaingan yang mengakibatkan perkembangan teknologi

komunikasi dan informasi. Hal ini turut membawa perubahan masyarakat.

Perkembangan teknologi media juga turut mempengaruhi format atau

bentuk-bentuk yang muncul di media. Misalkan, dalam bidang periklanan. Dulu,

ketika teknologi media cetak belum berkembang, suatu iklan produk dibuat

dengan menggunakan teknologi mesin tik, sedangkan gambar-gambar iklan

produk tersebut dibuat secara manual dengan menggunakan pena. Perkembangan

teknologi sekarang memudahkan orang untuk membuat iklan dengan lebih

atraktif. Menggunakan teknologi komputer, iklan suatu produk dapat didesain

dengan menggunakan grafis dan dicetak menggunakan printer. Akan tetapi,

perkembangan teknologi tidak mempengaruhi isi dari apa yang muncul di media.

20
Misalkan, bagaimana isi berita atau iklan tidak ada yang berubah, kecuali bentuk

atau formatnya.

1. Dampak positif.

Perkembangan teknologi media cetak memang memudahkan masyarakat

untuk mendapat informasi, setiap penemuan teknologi media tentunya

memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi.

Kelebihan dari perkembangan teknologi media cetak, surat kabar khususnya,

yaitu dapat meningkatkan pendidikan masyarakat, menurunkan jumlah buta

huruf, pendapatan dan kualitas hidup pun meningkat. Selain itu, kemudahan

akan mendapat informasi ini menjadikan tingkat pengeluaran lebih rendah.

Teknologi percetakan juga memudahkan siapa saja untuk mengkopi tulisan.

Tulisan yang memiliki nilai jual tinggi tentunya menjadi incaran bagi

siapapun. Untuk itu dibutuhkan suatu hak cipta yang melindungi pembuiatan

setiap tulisan bagi si penulis, sehingga ia tidak perlu khawatir tulisannya

dikopi atau dicuri orang lain.

2. Dampak negative.

Ideologi liberalisme yang berkembang melahirkan adanya freedom of the

press, freedom of the speech, dan freedom of expression. Dengan begitu isi

dari media yang muncul tidak dapat dikontrol. Padahal media sering memuat

peristiwa-peristiwa yang terkait isu-isu penting yang sensitif, seperti agama,

suku, dan ras. Selain itu, hal-hal yang dianggap tabu oleh masyarakat, seperti

yang berbau seksual misalkan, lebih mudah diakses oleh anak-anak di bawah

21
umur. Semakin meluasnya penggunaan media baru ini, otomatis memicu para

peneliti untuk menemukan dampaknya terhadap perilaku penggunanya.

3. Perilaku Antisosial.

Merupakan bentuk perilaku yang berlawanan dengan norma sosial yang

berlaku di masyarakat, yang meliputi pelanggaran hukum maupun perilaku

menyimpang. Berdasarkan penelitian, penggunaan komputer terutama game

yang mengandung kekerasan akan memberikan efek yang sama dengan

terpaan kekerasan yang ditampilkan di televisi. Hal ini akan membuat anak

tidak dapat membedakan antara dunia nyata dan maya sehingga kekerasan

dapat dipraktikkan dan menjadi hal yang biasa dalam kehidupannya sehari-

hari.

Terpaan pornografi pada internet juga menjadi permasalahan utama karena

menimbulkan efek yang menghawatirkan pada remaja bahkan anak-anak.

Banyak situs-situs porno yang memanfaatkan nama situs terkenal yang akrab

dan biasa dikonsumsi anak-anak. Misalnya saja situs Dinsey.com. Apabila

anak-anak salah mengetik URL dari Disney.com maka mereka akan terbawa

ke situs ini yang berisi pornografi. Konsumsi hal yang berbau seksual baik di

internet maupun media lainnya akan mengakibatkan meningkatnya

pemerkosaan dan pelecehan seksual.

Sementara itu pada pria dewasa, konsumsi pornografi akan menyebabkan

mereka mempunyai keinginan untuk mengekspresikan perilaku negatif kepada

lawan jenisnya dan mengakibatkan meningkatnya kekerasan seksual. Dalam

hal ini terpaan pornografi di internet akan menyebarluaskan praktek seksual

yang menyimpang karena pornografi di internet seringkali menampilkan

kondisi dimana pria dapat dengan sesuka hati melakukan kekerasan seksual

22
pada lawan jenis, sementara itu lawan jenis ditampilkan tampak menikmati

perlakuan kasar teman priannya.12

4.2. Saran.

Saran untuk mengurangi dampak negatife yang terjadi:

1. Mengontrol isi dari media cetak, apakah berisi hal-hal yang negatif

yang memungkinkan akan membawa dampak buruk bagi pembaca.

2. Media harus mempunyai isi yang berbobot, jangan menyinggun

masalah-masalah yang sensitive hingga terjadi kontroversi yang berakibat

buruk bagi kalangan masyarakat.

3. Media harus mempunyai etika agar tidak membawa dampak buruk

bagi anak di bawah umur.

4. Media harus menepatkan posisinya masing-masing, menurut

kebutuhan masyarakat.

5. Orang tua tetaplah menjaga perilaku dan tingkah laku anak, agar tidak

melakukan kegiatan yang membawa dampak negatife kepada anak untuk masa

sekarang maupun untuk masa depan.

6. Sebagai seorang mahasiswa fisip khususnya dalam bidang jurnalistik

dan bidang lainnya pada umumnya agar dapat memahami pengaruh negative

maupun positif dari media cetak di Indonesia.

7. Berkomunikasilah yang baik akan menghasilkan buah pikiran yang

positif untuk memecahkan masalah dalam pergaulan antar manusai.

12
http://ranzndah.multiply.com/journal/item/11

23
Demikianlah tugas makalah bahasa Indonesia penulis buat sebagai salah satu

nilai tugas pada semester pertama kelas E jurusan ilmu komunikasi Universitas

Nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Senjaya, Sasa Djuarsa, dkk. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ating Tedjasutisna. Etika Komunikasi. Bandung: Armico.1994.

Perkembangan teknologi media cetak :

http://www.waena.org/index.php?

option=com_content&task=view&id=719&Itemid=9 diakses pada hari sabtu: 26

Desember 2009

http://ranzndah.multiply.com/journal/item/11 diakses pad hari kamis: 31

Desember 2009

Wikepedia Koran: http://id.wikipedia.org/wiki/media cetak #cite_note-0 diakses

pada hari sabtu: 26 Desember 2009.

Harian Kompas, Minggu, 9 Agustus 2009, hal 20.

24

You might also like