You are on page 1of 11

MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH

Kebijakan dan Pola Kerja


ewan Da’wah Islamiyah Indonesia berupaya
selalu mensosialisasikan visi, misi,

D kebijaksanaan dan pola kerja dengan


pedoman yang terang.
Sebagai lembaga dakwah yang berbentuk
Yayasan dari awal berdiri sangat memelihara sikap
yang independen.
Garis amaliah Dewan Da’wah selalu berada di
jalur istiqamah membina umat, untuk senantiasa
beramal sesuai tuntutan syari'at Islam dengan
mengikut Sunnah Rasulullah SAW secara shahih.
Tujuannya sangat jelas, mencari redha Allah.
Konsekwensi visi ini melahirkan misi yang tegas
pula. Kebijakan-kebijakan dakwah dilaksanakan
dengan pola kerja yang tidak bisa bergeser dari
landasan taqwa semata. Pola kerja amar makruf nahi
munkar, selalu menjadi jati diri dari Dewan Da’wah
Islamiyah Indonesia.
Sesungguhnya tidak perlu mengherankan bagi
berbagai pihak, bila pada suatu kali Dewan Da’wah
terlihat bertentangan dengan kebijakan seseorang,
baik dalam kedudukannya di pemerintahan, maupun
di organisasi kemasyarakatan lainnya.
Secara politik dan sosial kemasyarakatan, satu
ketika bisa terlihat Dewan Da’wah sebagai penentang
keras dan berseberangan secara nyata. Tetapi, di lain
pihak Dewan Da’wah bisa pula berbaik dengan
pribadi yang sama.
Hal ini semata disebabkan oleh, kebijakan yang
dilaksanakan seseorang, apakah itu di pemerintahan
atau dalam tatanan bermasyarakat yang sudah
bertentangan dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul,
maka Dewan Da’wah dengan tegas
mengingatkannya, kalau perlu menentangnya.
Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 207
KEBIJAKAN DAN POLA KERJA

Jadi, ukurannya bukanlah like or dislike terhadap


pribadi seseorang. Namun, yang selalu dijadikan
ukuran, apakah kebijakan-kebijakan yang diambil
atau dilaksanakan, baik dalam pemerintahan atau di
luar pemerintahan, menyangkut kehidupan orang
banyak, sejalan atau bertentangan dengan ajaran
Islam.
Peran Dewan Da’wah lebih banyak kepada
memberikan dorongan dan arahan-arahan yang jelas.
Memberikan pemahaman dan mendorong umat,
tentang kewajiban seorang muslim, terutama tentang
kewajiban dakwah.
Kewajiban dakwah, dalam arti yang cukup luas,
amar makruf nahi munkar, atau social support dan
social control itu merupakan kewajiban pribadi secara
individual, dengan landasan taqwa kepada Allah.
Keberadaan Dewan Da’wah berperan sebagai
wadah tempat memadu kekuatan dan kerjasama
dalam mengangkat dakwah agar lebih efisien. Inilah
yang sering disebut dengan mobilisasi dakwah.
Sekecil apapun peran seorang mukmin dalam
melaksanakan dakwah adalah bagian dari jihad fi
sabililah. Allah, pasti membalasinya dengan pahala
yang berlipat ganda, asal dilakukan dengan ikhlas
karenaNya.
Seorang dai harus meyakini, bahwa jika dia
berjuang untuk Allah, kemenangan akan diberikan
Allah lambat, ataupun cepat.
Kalaupun dia tidak sempat memetik buah hasil
usahanya, dia musti memiliki keyakinan mendalam
bahwa anak, cucu atau generasi mendatangnya akan
menikmatinya.
Karena itu, sebagai seorang dai berkewajiban
selalu menanamkan kebaikan dalam bentuk amar
208 Dakwah Komprehensif
MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH
makruf nahi munkar ini, sesuai pesan Rasulullah
SAW:

”walau kiamat datang menjelang, tapi di tangan


masih ada tampang benih, tanamkan juga.”
Menanamkannya, sudah mendapatkan pahala dari
Allah.
Kedudukan para pendukung dakwah adalah sama.
Dalam dakwah tidak ada istilah instruksi atasan,
akan tetapi harus berdasarkan kemauan sendiri dan
kesadaran akan kewajiban.
Para pendukung dakwah, senantiasa berupaya
menghidupkan dan menggairahkan kelesuan dakwah
di berbagai bidang kegiatan dakwah.
Maka, bidang lapangan pengajian atau ta'mir
mesjid, pendidikan formal atau non formal untuk
pengajaran tulis baca Al Qur'an dengan sistem cepat,
mengadakan pelatihan dan pengkaderan di berbagai
jenjang, melakukan seminar, diskusi-diskusi agama,
untuk mendorong umat berada dalam pengamalan
syari'at Islam secara utuh, menjadi misi penting dari
Dewan Da’wah.
Menciptakan cara-cara yang menarik dalam
pelaksanaan dakwah, agar kegiatan dakwah menjadi
menarik dan merebut simpati serta antusias
masyarakat untuk ikut bergabung dan
mendukungnya.
Meningkatkan pengelolaan dan kepedulian dalam
menggiatkan solidaritas sesama muslim.
Misi ini ikut menciptakan suasana, di mana Dewan
Da’wah menjadi harapan orang banyak dan
masyarakat, dalam menyelesaikan masalah yang
sedang mereka hadapi.
Menampilkan ide-ide kreatif dan baru sebagai
sumbangan pemikiran kepada pelaksana-pelaksana
Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 209
KEBIJAKAN DAN POLA KERJA
dakwah lainnya dan membuat kerjasama yang saling
menguntungkan dalam dakwah.

MENINGKATKAN KINERJA PENDUKUNG


DAKWAH

eningkatkan kinerja dan profesionalitas


para pendukung dakwah, dengan

M penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan dan


skill tertentu. Untuk itu, Dewan Da’wah
berupaya mendorong berdirinya lembaga-
lembaga penunjang dakwah, dengan menghimpun
dan merekrut tenaga-tenaga profesional dan
potensial di kalangan cendikiawan.
Termasuk memperbanyak terlaksananya
kegiatan-kegiatan dakwah, seperti seminar, diskusi,
bedah buku, loka karya, dan lain-lain.
Membuat penerbitan-penerbitan sebagai sumber
informasi dan kajian ilmiah.
Meningkatkan mutu dakwah, tidak dapat dilepas
dari kegiatan sustainable dalam mengadakan
pelatihan-pelatihan untuk menciptakan kader yang
berkualitas, tangguh, berilmu di berbagai tingkatan.
Pelatihan dan up-grading course di antara para
pendukung dakwah akan berdampak terhindari
perbenturan, perpecahan, pertikaian antar sesama
pendukung dakwah dan masyarakat.
Membentuk tim "gazwul fikri" sebagai tim studi
kasus dan ideologis, yang melakukan kajian secara
ilmiah tanpa emosional, tentang permasalahan yang
terjadi di tengah masyarakat.

210 Dakwah Komprehensif


MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH
The last but not least, tentu saja diikuti dengan
mengolah sumber dana, dengan usaha-usaha
ataupun donatur secara halal dan tidak mengikat.

Monitoring
Mengamati perkembangan dakwah secara
menyeluruh dalam berbagai bidang dan aspeknya,
maka kegiatan Dewan Da’wah memerlukan usaha-
usaha intensif berupa ;
1. Mengadakan penelitian langsung ke
lapangan.
2. Memantau melalui berbagai media massa.
3. Mengadakan wawancara dari sumber
informasi.
4. Membuat "Peta Dakwah", menurut potensi,
kondisi, situasi dan sarana dakwah yang
ada.
5. Kajian-kajian internal dan eksternal umat.
Internal umat mencakup Potensi SDM,
sarana, organisasi, lokasi, bidang garapan,
personil pendukung yang dimiliki. Eksternal
umat dan kalangan luar Islam yang menjadi
tantangan dakwah, meliputi Potensi SDM di
tengah masyarakat binaan, latar belakang
kehidupan dan kekuatan, dengan
ketersediaan potensi sarana, atau personil
pendukung yang dimiliki.

Usaha Antisipatif
Mengingatkan masyarakat terhadap bahaya
yang mengganggu gerak dakwah dan

Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 211


KEBIJAKAN DAN POLA KERJA
membahayakan bagi kerukunan di tengah umat
Islam.
• Mempersiapkan diri menghadapi
permasalahan di tengah masyarakat, diminta
ataupun tidak.
• Menjawab tantangan atau pemberitaan
yang memojokkan umat di berbagai mass
media dan lainnya. Untuk ini diperlukan
dukungan analisis SWOT (). Memperkirakan
kekuatan dan potensi SDM dan material
pendukung dakwah.

• Mengukur kemampuan sebelum


melaksanakan satu program. Keberhasilan
sangat ditentukan dukungan kemampuan dan
material yang dimiliki. Kemampuan dan
ketajaman melihat kesempatan peluang akan
membuat kegiatan lebih bervariasi.
• Memperhitungkan kemungkinan yang
akan menjadi penghalang, dan ancaman
internal dari kalangan sendiri, atau eksternal
dari pihak luar.

Analisis Dampak Dakwah


Ukuran satu keberhasilan menjadi dampak
dakwah yang diterima dan mempengaruhi tingkah
laku si mad'u.
Perilaku masyarakat sebagai hasil dakwah, akan
membantu analisis untuk menetapkan rancangan
program, agar tidak terjadi pemborosan tenaga dan
biaya. Selanjutnya, gerak dakwah berjalan secara
efisien.
Sasaran dakwah yang tidak tepat, akan
menyebabkan pengulangan yang mubazir.

212 Dakwah Komprehensif


MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH
Diperlukan pemilihan metoda yang tepat
terarah.
Realita Kehidupan di Tengah Masyarakat
1. Kerusakan Aqidah
Kerusakan aqidah di kalangan masyarakat
mulai tampak dalam kegiatan keagamaan atau
pesta adat, yang dianggap telah menyimpang.
Penyimpangan itu kentara dalam kebiasaan
seperti tahayul, bid'ah, khurafat, kepercayaan
kepada para-normal, keinginan menguasai
kekuatan jin, mempelajari mistik, yang sangat
banyak ditemui dalam masyarakat. Masalah
ini, perlu mendapat perhatian dalam dakwah,
sehingga yang Islami bisa dipertahankan,
sedangkan yang bid'ah diusahakan untuk
merubah ke arah yang sahih.

2. Dekadensi Moral
Mengamati kehidupan masyarakat umum,
remaja, generasi muda dan anak-anak, di
tengah pergantian zaman pra-globalisasi yang
berkembang pesat, dakwah Islam berhadapan
dengan tantangan berat. Tumbuhnya tempat
hiburan, bioskop, pasar, café, diskotik, telah
menjadi sumber hidupnya maksiat.
Tempat-tempat tersebut senyatanya telah
menjadi basis perubahan moral yang
menonjol.
Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian
khusus.
3. Praktek Ibadah
Praktek-praktek ibadah yang berkembang dan
di tengah masyarakat, menyangkut ritual,
seperti ziaratul qubur, penyelenggaraan
mayat, sistem shalawat dan sebagainya,

Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 213


KEBIJAKAN DAN POLA KERJA
ternyata pelaksanaannya mulai menyimpang
sangat jauh dari bimbingan Sunnah Rasulullah
SAW.
Dewan Da’wah, tentu tidak bisa membiarkan
kondisi seperti ini berlarut-larut. Demikian pula
halnya mengenai Adat Istiadat. Kebiasaan
yang tidak bertentangan dengan ajaran agama
Islam, tentu saja dapat ditolerir. Yang menjadi
perhatian adalah adat istiadat yang
bertentangan dengan syariat Islam.
Mengantisipasi keadaan ini perlu analisis
mendalam, meneliti kasus per kasus, untuk
mendapatkan jalan yang tepat.
4. Ideologi atau Sistem Nilai
Para du'at harus memperluas wawasan dengan
mengetahui sistem nilai atau ideologi agama
dan paham-paham yang dikembangkan oleh
kelompok-kelompok yang bertebaran hidup di
lingkungannya.

Paham-paham yang pesat perkembangannya


di antaranya adalah paham-paham nasionalis,
sekularisme, zionis, kristianis, harakah-
haddamah dan komunisme.
Para du'at di medan dakwah, seperti dokter
yang bertugas mengobati pasien. Pasien
dakwah adalah masyarakat yang didakwahi.
Dalam mendiagnosa penyakit masyarakat,
perlu penelitian secara jeli, apakah terapi yang
paling tepat, untuk menentukan resep
penyembuhan.
Kehidupan global memasuki millenium ketiga,
ditandai oleh pergulatan paham ideologi,
politik ekonomi, sosial budaya, yang sifatnya

214 Dakwah Komprehensif


MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH
mulai terasa pada tingkat pemaksaan
kehendak.
Ujungnya bermuara pada stabilitas pertahanan
dan keamanan.
Kepentingan kelompok-kelompok tampak
banyak berperan menentukan nilai-nilai yang
diberlakukan di tengah masyarakat.
Umumnya, masyarakat Muslim di Indonesia
yang jumlahnya banyak, selalu dijadikan
segmen rebutan.
Dalam kondisi ini, Dewan Da’wah dituntut
menjadi badan yang bisa menjawab tantangan
umat dan mampu untuk memberikan
penafsiran ideologis sebagai fiqh-sosial untuk
seluruh masyarakat yang sesuai dengan
bimbingan Islam.
5. Pencerahan Jiwa
Kata-kata ridha merupakan maqam (tingkatan)
terakhir dalam maqam rohani kehidupan
tasawuf (pembersihan diri). Maqam ini hanya
bisa dicapai setelah melalui maqam-maqam di
bawahnya, seperti taubat, wara, zuhud, shabr,
fakir, zikir dan tawakkal.

Ketujuh maqam tersebut hanya bisa dilalui


oleh mereka yang telah mengalami
pencerahan (enlightenment), baik dalam
bidang pemikiran, maupun spritual rohani.
Pencerahan tersebut dilakukan oleh mereka
yang telah menjelajahi berbagai pemikiran
yang ada dan melakukan penyaringan (filter)
terhadap segala bentuk pemikiran tersebut,
agar melahirkan pemikiran bersih, jernih dan
bisa diterima oleh semua pihak, baik mereka
yang setuju maupun mereka yang
berseberangan dengan dirinya. Proses ini telah

Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 215


KEBIJAKAN DAN POLA KERJA
dialami oleh Bapak DR. Mohamad Natsir
melalui kawah candradimuka intelektual, yang
Beliau lalui dalam proses belajar yang panjang
dengan guru-guru Beliau.
Mulai dari yang memiliki pandangan hidup dan
pemikiran yang keras seperti A. Hasan
Bandung dari Persis (Persatuan Islam). Sampai
kepada tokoh-tokoh yang moderat bahkan
dianggap sangat menerapkan sosialisme Islam
dalam Syarikat Islam, seperti HOS
Cokroaminoto atau Haji Agus Salim.
Di samping itu, proses pencerahan dan sikap
politik, dibentuk juga oleh latar belakang
pendidikan dan pengalaman hidup. Kita dapat
memahami jalan pikiran dan gerak perjuangan
Bapak DR. Mohamad Natsir, sebagai politisi
aktif yang hidup dalam masyarakat, tetapi juga
sebagai the political thinkers atau the political
idea philosopher.
Karenanya, setiap program kerja yang
disampaikan kerapkali memakai pendekatan
filosofis yang mencakup banyak makna,
berwawasan luas dan menjangkau masa yang
panjang.

Akhirnya kita dapat melihat dan merasakan


bahwa besarnya Dewan Da’wah Islamiyah
Indonesia selama lebih dari tiga dasawarsa
perjalanannya (1967-2000) hanyalah karena
kesinambungan amal yang terus menerus di
dalam rakitan mengharap redha Allah.
Kekuatan lain yang tidak kalah menentukan
ialah, selalu berusaha berurat di hati umat.
Inilah sebuah amanah yang menjadikan
pikulan generasi dakwah turun temurun "Patah
Tumbuh Hilang Berganti",
216 Dakwah Komprehensif
MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH
Insya Allah.

Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 217

You might also like