You are on page 1of 9

Diksi Dalam Wacana Iklan Berbahasa Indonesia.

Suatu Kajian Sosiopragmatik

DIKSI
DALAM WACANA IKLAN BERBAHASA INDONESIA
Satu Kajian Sosiopragmatik

Tri Sulistyaningtyas*

trining_ism@yahoo.co.id

ABSTRACT

The language used in the advertisements of both printed and electronic mass
media is often unsuitable with the grammatical rules of Bahasa Indonesia. Due to the
ineffective use of Bahasa Indonesia, the intended message conveyed is not
accomplished. The facts show that the advertisements are expressed in simple,
contextual, and familiar language to the targeted audience. This condition concerns
many people. One of the reasons for the advertisements expressed in such a way is
because applying the SPOK rule and effective sentences will result in long and
unattractive wording.
In every advertisement, a catcher – such as sound, picture, and verbal language
— has to be used so that the potential consumers will be directly connected to the
product being advertised by listening to, looking at, and reading the catcher. The
study shows that those catchers are categorized as locution, illocution, and
perlocution. Further, it was found that they belong to the direct and indirect illocution
having an assertive function.
The wording in the advertisement should represent the intended meaning
because some words could be interpreted differently by a certain cultural group of
people. Therefore, the choice of words should go well with their language norm.

Key words: Advertisement, Language rules, catcher, people’s language norm

1. Pendahuluan hidup dan berada kapan saja dan di


mana saja dalam kehidupan kita.
Setiap hari mulai dari bangun tidur Keberadaan iklan dimulai di
hingga kembali untuk tidur, kita Inggris tahun 1472, melalui kemun-
senantiasa melihat, mendengar, dan culan iklan cetak berupa buku baru doa
membaca iklan. Ketika membaca koran, gereja yang ditempelkan di gerbang.
mendengarkan radio, menonton televisi, Surat kabar pertama yang terbit di
berjalan-jalan di pusat perbe-lanjaan, di London tahun 1650 mulai menggu-
pasar, selalu ada iklan. Iklan selalu nakan iklan terselubung karena iklan
belum ditata secara profesional. Di
* Mahasiswa program doktor Pascasarjana
Universitas Padjadjaran. Amerika, surat kabar pertama yang
* Dosen KK Ilmu Kemanusiaan FSRD ITB. memasang iklan pada terbitannya adalah
Jurnal Sosioteknologi Edisi 15 Tahun 7, Desember 2008 495
Diksi Dalam Wacana Iklan Berbahasa Indonesia. Suatu Kajian Sosiopragmatik

Boston Newsletter 1704. Iklan dirancang memerlukan tampilan yang dikemas


sebagai headline yang memenuhi dengan bahasa membumi, kontekstual,
halaman depan surat kabar yang terbit dan ‘gaul’. Kondisi ini yang menye-
secara berkala. Benyamin Franklin babkan ada keprihatinan pada banyak
adalah orang pertama yang memperkaya kalangan. Ada yang berpendapat bahwa
informasi iklan dengan menambah bahasa iklan tidak mesti sesuai dengan
ilustrasi sehingga efek iklan semakin kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
kuat (Darmawan, 2005: 103-114). Di benar, tetapi belum ada kriteria
Indonesia, pada masa perkembangannya, bagaimana sebaiknya bahasa iklan
bentuk iklan ber-sandar pada bahasa tersebut. Bila membuat iklan dengan
verbal yang tertulis dan tercetak. memperhatikan kaidah bahasa
Dalam tulisan yang tercetak, setiap menggunakan pola SPOK, mengguna-
kalimat adalah suatu pernyataan yang kan kalimat efektif, kata-kata yang
bisa diuji ulang, dicari relevansinya digunakan akan sangat panjang dan
dengan kenyataan yang diacu dan diusut kurang menarik.
arah logikanya secara berulang-ulang Berdasarkan paparan di atas,
guna menguji koheren-sinya. Akan timbul pertanyaan, bagaimana bentuk
tetapi, bahasa yang dipergunakan dalam pilihan kata dalam wacana iklan
iklan di media massa dan elektronik berbahasa Indonesia? Makna acuan apa
seringkali tidak sesuai dengan kaidah saja yang terdapat dalam pilihan kata
bahasa yang baik dan benar, contohnya wacana iklan berbahasa Indonesia?
iklan operator telepon seluler “pake esia Secara ringkas, tulisan ini akan mema-
gak butuh semua ini, tinggalin tariff parkan pilihan kata yang digunakan
GSM yang gak jelas, ribet, bikin pusing. dalam bahasa iklan. Diharapkan melalui
Cobain perdana esia baru”, “SMS murah penelaahan lebih lanjut dapat ditentukan
bangeeetss!!!”, “Gua banget dech”. pola pilihan kata dalam wacana iklan
HEPI, CDMA MURAH, PULSA berbahasa Indonesia seperti apa yang
RUMAHAN!! Tak tertandingi untuk dapat menarik perhatian konsumen yang
nelpon ke semua operator tanpa kecuali. diungkapkan dalam bentuk yang singkat,
Tarif Rp 1000 per hari untuk nelpon diketahui makna acuan apa saja yang
berkali-kali ke sesame hepi tetap bisa terkandung dalam wacana iklan
dinikmati. Untuk berlang-ganan, ketik: berbahasa Indonesi. Tulisan ini adalan
REG<spasi>BES SMS ke 2772 Pulsa kajian singkat terhadap iklan berbahasa
akan dipotong Rp 5000 untuk dipakai Indonesia.
selama 5 hari. Untuk nelpon hemat Penulis mengambil data dari
interlokal hepi, ketik: 01068 Kode Area media cetak dan audiovisual. Data
Nomor Tujuan Contoh 01068 021 media tulis, penulis ambil dari surat
50100000 Tariff di atas sudah termasuk kabar, spanduk, baliho, papan reklame,
PPn Buruan pake hepi. Hepi sedangkan data dari media elektronik
khaaan…pulsa rumahan! Hepi Pasti penulis ambil dari iklan televisi (melalui
lebih untung. Penggunaan bahasa yang perekaman audio maupun visual). Data
tidak efektif menyebabkan pesan yang dipilih secara acak sesuai dengan trend
ingin disampaikan pada konsumen tidak masyarakat. Data dan analisisnya masih
tepat sasaran. Akan tetapi, iklan sangat sederhana sehingga temuannya
Jurnal Sosioteknologi Edisi 15 Tahun 7, Desember 2008 496
Diksi Dalam Wacana Iklan Berbahasa Indonesia. Suatu Kajian Sosiopragmatik

pun boleh jadi baru bersifat hipotetis. A-Mild dalam seri “Tanya kenapa”.
Kajian lebih lanjut dengan data yang Iklan tersebut dipasang di sepanjang
lebih memadai, dengan kedalaman jalan tol. Iklan tersebut bertuliskan
analisis yang lebih baik tentu akan dapat “terhambat di jalan bebas hambatan”
menjelaskan temuan dalam tulisan ini. dengan visual yang dilatari oleh
Pengembangan laras bahasa iklan kemacetan mobil. Oleh karena itu, iklan
menjadi daya tarik untuk tujuan tersebut dipasang di sepanjang jalan tol
ekonomi dalam ranah advertising. Selain di Jakarta. Dapat dipastikan target
itu, diharapkan melalui pene-laahan audience adalah pengguna jalan tol
yang mendalam eksistensi bahasa iklan tersebut. Namun, apa kaitan kata-kata itu
memberikan informasi yang positif yang dengan rokok A-Mild?
dapat mengubah pola pikir, sikap, dan Seperti kita ketahui bahwa iklan-
perilaku yang dapat menyadarkan iklan seri tersebut selalu berisi kritik
masyarakat untuk dapat memilah mana sosial. Dalam konteks ini, iklan rokok
yang diperlukan sehing-ga tidak A-Mild mengusung brand rokok yang
berperilaku konsumtif. Dengan kata lain, cerdas dan kritis terhadap kondisi
melalui pilihan kata yang tepat masyarakat. Iklan A-mild ini unik
diharapkan iklan dapat memberi sekaligus menghibur. Kerapkali kita
pembelajaran yang positif pada berbagai menemukan pesan, misalnya saat bulan
kalangan masyarakat Indonesia untuk Ramadan “ngobrol jangan cuma
malu melakukan sesuatu perbuatan, setahun”. Menjelang Idul Fitri “karena
pekerjaan, kebi-asaan, dan tingkah laku maaf jadi gampang, jadi gampang bikin
yang kurang baik. Melalui sindiran, salah ( ) gampang maafin ( )
ejekan yang bersifat sarkasme dan gampang bikin salah” Sebagian orang
sinisme mampu mengungkapkan kondisi akan mengernyitkan dahi pada waktu
sosial, budaya, politik, dan lain-lain. membaca atau mendengar iklan tersebut.
Perlu pemikiran yang cukup cermat dan
agak lama. Untuk sebagian orang lagi,
2. Bahasa Iklan iklan ini memberikan makna yang
sangat dalam bahwa masyarakat harus
Bahasa dalam iklan dituntut peka terhadap hal-hal yang tidak lugas.
mampu menggugah, menarik, meng- Contoh lain iklan A-mild yang
identifikasi, menggalang kebersamaan, mengandung pesan implisit “Jalan pintas
dan mengombinasinasikan pesan dengan dianggap pantas”, “Gali lubang Tutup
komparatif kepada khalayak (Stan Rapp Lupa”, “Kalo banyak celah kenapa harus
& Tom Collins, 1995:152). Struktur kata nyerah”, “Terus terang, Terang Ga bisa
dalam iklan menggugah: mencermati Terus-terusan”, “Mau pintar, ko mahal”,
kebutuhan konsumen, memberikan “Susah ngeliat orang seneng, seneng
solusi, dan memberikan perhatian; ngeliat orang susah”, semua kalimat
informatif : kata-katanya harus jelas, tersebut selalu diakhiri kalimat “Tanya
bersahabat, komunikatif; persuasif: kenapa?”.
rangkaian kalimatnya mem-buat Bahasa yang dipakai dalam iklan
konsumen nyaman, senang, dan harus mengarahkan target audience
menghibur. Contohnya pada iklan rokok untuk membeli, meng-gunakan, atau
Jurnal Sosioteknologi Edisi 15 Tahun 7, Desember 2008 497
Diksi Dalam Wacana Iklan Berbahasa Indonesia. Suatu Kajian Sosiopragmatik

beralih pada produk jasa yang Mori (bintang iklan minuman, You C
diiklankan. Gaya bahasa yang dipakai 1000, yang seorang Miss Universe2007
harus disesuaikan dengan siapa ia dari Jepang yang bernama Rio Mori), 1
berbicara, bagaimana kebiasaan gigitan 4 kelezatan (coklat beng beng),
perilaku, di mana mereka berada. minuman biar nggak jajan (minuman
Akan tetapi ada yang berpen- Okky Jelly), minuman darah bangsawan
dapat bahwa bahasa dalam iklan bersoda (pepsi blue), coklat pelit, snack
terkadang dipandang menarik, jika mendesah, snack nggak sengaja (biscuit
bersifat main-main, atau menurut Hakim oopss).
(2006) bersifat “lanturan”. Menurutnya
“lanturan” berbeda dengan kata yang
melantur atau ngawur, tidak nyambung 3. Perang Iklan Melalui Bahasa
dengan topik yang dibahas. Sementara Verbal
lanturan adalah sengaja melantur atau
melantur dengan tujuan. Namun, Permainan bahasa dan pemakaian
lanturan yang dibuat harus selalu dijaga makna konotatif umum dipakai dan
relevansinya. Hal yang paling dekat diterapkan pada bahasa iklan.
dengan lanturan adalah plesetan. Orang Contohnya sebuah lembaga pendidikan
muda saat ini tidak merasa gaul jika beriklan menggunakan kata-kata yang
tidak banyak berplese-tan dalam secara sepintas bermakna konotatif
bercanda. Orang tertawa ketika Akademi X tempat kuliah orang berdasi.
mendengar plesetan karena Makna orang berdasi yaitu pekerja
relevansinya. Relevansi dalam konteks kantoran, eksekutif, orang yang
ini adalah kata asli yang diplesetkan- berkelas. Pemakaian makna konotatif
nya. memberi-kan imej lembaga yang
Sugiyono (2007) mengatakan diiklankan adalah tempat kuliah orang-
bahwa dalam setiap iklan memunculkan orang berdasi. Pada kenyataannya,
unsur pengingat catcher baik yang seragam yang digunakan lembaga
berupa suara, gambar, atau bahasa pendidikan tersebut memang
verbal menjadi amat penting sehingga menggunakan seragam baju lengan
suatu saat hanya dengan mendengar, panjang, celana berwarna gelap, dan
melihat, atau membaca pengingat itu, berdasi. Ternyata orang berdasi yang
konsumen langsung terhubung dengan dimaksud dalam iklan adalah makna
produk yang diiklankan. Contoh ini denotatif atau makna sesuangguhnya.
dapat ditemukan pada masa ospek di Pembalikan logika dalam iklan bisa jadi
tingkat pendidikan menengah. Siswa untuk mengelabui belaka.
baru harus membawa barang-barang Perang iklan melalui bahasa
yang harus mereka terjemahkan dari verbal, contoh lainnya adalah Gery
kata-kata (catcher) yang ada pada iklan Toya Toya yang melabrak iklan coklat
barang tersebut, seperti membawa wafer momogi. Dalam iklan tersebut
minuman selamet (minuman Fruity yang divisualkan seorang anak yang gemuk
diiklankan dengan mengangkat kata berkaus merah. Isi percakapannya
selamet; selamet penjaga sekolah, • Kirain coklat ga taunya broklat -
selamet kan badak jawa), minuman Riyo Mau lagi?
Jurnal Sosioteknologi Edisi 15 Tahun 7, Desember 2008 498
Diksi Dalam Wacana Iklan Berbahasa Indonesia. Suatu Kajian Sosiopragmatik

• Gak! Gak mow-mow lagi! konteksnya; (c) bidang yang melebihi


kajian tentang makna yang diujarkan,
Iklan tersebut menyindir coklat mengkaji makna yang dikomunikasikan
wafer Momogi, karena pada kemasan atau terkomunikasi-kan oleh pembicara;
coklat tersebut tertulis “Satu kelezatan (d) bidang yang mengkaji bentuk
terbaru dari MOMOGI, Wafer Vanila ekspresi menurut jarak sosial yang
Chocolate! Bentuknya yang panjang membatasi partisipan yang terlibat
memberikan kepuasan yang lebih lama, dalam percakapan tertentu. Thomas
dengan rasa vanilla coklatnya yang beda (1995:2) memandang pragmatik dari dua
dari wafer lain, khusus untuk kalian sudut pandang, (1) sudut pandang sosial,
yang suka wafer dua rasa. Sekali coba menghubungkan pragmatik dengan
MOMOGI . . . pasti mow mow lagi”. makna pembicara speaker meaning; (2)
Dengan melihat dua hal itu, sudut pandang kognitif, menghubungkan
sejumlah produsen cenderung meng- pragmatik dengan interpretasi ujaran
gunakan permainan bahasa melalui utterance interpretation. Selanjutnya
slogan dan simbol dari produk saingan- Thomas (1995:22) mengandaikan bahwa
nya untuk menunjukkan keunggulan pemaknaan merupakan proses dinamis
produk mereka (http//peni- yang melibatkan negosiasi antara
usd.vox.com/library). pembicara dan pendengar serta antara
konteks ujaran (fisik, sosial, dan
linguistik) dan makna potensial yang
4. Bahasa Iklan dan Maksud mungkin dari sebuah ujaran,
Penggunanya mendefinisikan pragmatik sebagai
bidang yang mengkaji makna dalam
Iklan adalah produk tontonan yang interaksi meaning in interaction.
dikemas dalam sebuah rangkaian yang J.L. Austin (dalam Thomas
berisi berbagai tanda, ilusi, manipulasi, 1995:31) melalui analisis perfor-
citra, dan makna (Arixs, 2006).
matifnya, yang menjadi landasan teori
Informasi melalui iklan dinilai
tindak-tutur (speech act), berpendapat
berpengaruh langsung maupun
bahwa dengan berbahasa kita tidak
taklangsung terhadap persepsi, pema-
hanya mengatakan sesuatu (to make
haman, dan tingkah laku masyarakat
statements), melainkan melakukan
(Darmawan, 2006).
sesuatu (perform actions). Ujaran yang
Studi bahasa sangat dikuasai oleh
bertujuan mendeskripsi-kan sesuatu
kecenderungan untuk menjelaskan
disebut konstatif dan ujaran yang
bahasa berdasarkan sistem formalnya
bertujuan melakukan sesuatu disebut
dan mengabaikan unsur pengguna
performatif. Yang pertama tunduk pada
bahasa. Pragmatik merupakan tataran
persyaratan kebenaran, benar-salah
yang ikut memperhitungkan manusia
(truth condi-tion) dan yang kedua
sebagai pengguna bahasa.
tunduk pada persyaratan kesahihan
Yule (1996:3) menyebutkan empat
(felicity condition) (Gunarwan, 2004:8).
definisi pragmatik, yaitu (a) bidang yang
mengkaji makna pembicara; (b) bidang
Contoh
yang mengkaji makna menurut

Jurnal Sosioteknologi Edisi 15 Tahun 7, Desember 2008 499


Diksi Dalam Wacana Iklan Berbahasa Indonesia. Suatu Kajian Sosiopragmatik

(1) Dengan ini, saya nikahkan Ketika seseorang menyatakan ujaran ini
(performatif) kepada temannya, ia tidak hanya
menyatakan ujaran tersebut, tetapi juga
(2) Rumah Luna terbakar (konstatif)
melakukan tindakan, yaitu meminta
maaf. Dengan demikian, ia melakukan
Dalam contoh (2) struktur dalam
tindak ilokusi (Wijana, 1996:18).
ujaran dapat saja berbunyi Saya
Leech (1993:162) membagi tindak
katakana bahwa rumah luna terbakar.
ilokusi dalam empat kategori, yaitu a.
Austin, kemudian mengklasifikasikan
kompetitif, tujuan ilokusi bersaing
tindak tutur dalam tiga aktivitas
dengan tujuan sosial, missal-nya
pembicara, yaitu lokusi (locutionary
memerintah, meminta, menuntut, dan
act), ilokusi (illocutionary act), dan
mengemis; b. menyenangkan, tujuan
perlokusi (perlocutionary act) (Yule,
ilokusi sejalan dengan tujuan sosial,
1996:48). Tindak lokusi diartikan
misalnya menawarkan, mengajak /
sebagai pengujaran kata atau kalimat
mengundang, menyapa, mengucapkan
dengan arti yang tetap dengan maksud
tertentu atau berkaitan dengan produksi terima kasih, dan mengucapkan selamat;
c. bekerja sama, tujuan ilokusi tidak
ujaran yang bermakna, tindak ilokusi
menghiraukan tujuan sosial, misalnya
adalah pembuatan pernyataan, perintah,
janji, dalam sebuah ujaran menurut menyatakan, melapor, mengumumkan,
kese-pakatan yang berhubungan dengan dan menga-jarkan; d. bertentangan,
ujaran atau dengan ekspresi performatif. tujuan ilokusi bertentangan dengan
Dengan kata lain berkaitan dengan tujuan sosial, misalnya mengancam,
intensi atau maksud pembicara, dan menuduh, menyumpahi, dan memarahi
Searle (dalam Leech, 1993:164)
tindak perlokusi merupakan penga-ruh
menyebut lima jenis fungsi tindak-tutur,
atau akibat yang ditimbulkan oleh kata-
kata atau kalimat ujaran terhadap yaitu asertif atau representatif
pendengar dan situasi ujaran. Jadi, merupakan tindak-tutur yang
perlokusi berkaitan dengan efek pema- menyatakan tentang sesuatu yang
haman pendengar terhadap maksud dipercayai pembicarnya benar, missal-
pembicara yang terwujud dalam nya menyatakan, mengusulkan,
tindakan (Thomas, 1995:49). Tindak membual, mengeluh, mengemukakan
tutur yang dikembangkan oleh Searle pendapat, melaporkan; direktif meru-
(Gunarwan, 2004:9) berupa tindak tutur pakan tindak-tutur yang menghendaki
langsung (direct speech-act) dan tindak pendengarnya melakukan sesuatu,
tutur tidak langsung (indirect speech- misalnya memesan, memerintah,
act). Contoh dari tiga tindak tutur memohon, member nasihat; komisif
tersebut merupakan tindak-tutur yang diguna-kan
pembicarnya untuk menyatakan sesuatu
(1) “Tembak!” yang akan dilakukannya, misalnya
menjanjikan, menawarkan, berkaul;
Ketika seorang komandan menyatakan
ekspresif merupakan tindak-tutur yang
ujaran tersebut, ia melakukan tindakan
menyatakan perasaan pembicaranya,
lokusi (Wahab, 1995:47).
misalnya mengucapkan terima kasih,
(2) “Saya tidak bias pergi”.
selamat, maaf, mengecam, memuji; dan
Jurnal Sosioteknologi Edisi 15 Tahun 7, Desember 2008 500
Diksi Dalam Wacana Iklan Berbahasa Indonesia. Suatu Kajian Sosiopragmatik

deklarasi merupakan tindak tutur yang penutur mengatakan bahwa untung ia


mengu-bah status sesuatu, misalnya memakai Esia (lokusi), penutur
mengundurkan diri, memecat, member melakukan tindak menyatakan bahwa
nama, menjatuhkan hukuman (Littlejohn untung ia pakai Esia (ilokusi), penonton
2002:80 dan Yule, 1996:53-54). memakai Esia karena Esia sangat murah
biayanya (perlokusi).
A. Tindak Tutur
B. Jenis Ilokusi
“Minum makanan bergizi”, dalam
ungkapan itu penutur mengatakan “Minum makanan bergizi”, penutur
bahwa jika pendengar minum Energen mengatakan bahwa kalau pendengar
berarti ia meminum makanan bergizi minum Energen
(lokusi), penutur melakukan tindak berarti pendengar minum makanan
menyatakan bahwa minum energen bergizi (ilokusi langsung), penutur
berarti minum makanan bergizi meminta pendengar untuk minum
(ilokusi), penonton membeli produk Energen karena mengandung makanan
Energen dan merasakan manfaat gizi bergizi (ilokusi taklangsung); “Ngga ada
yang terkandung di dalamnya. “Buktikan kamu, ngga ‘rame’”penutur menyatakan
nikmatnya, dapatkan hadiahnya”, bahwa kalau tidak ada pendengar
penutur mengatakan pendengar harus suasananya tidak ramai (ilokusi
membuktikan kenikmatan Torabika dan langsung), penutur mengajak pendengar
pendengar akan mendapatkan hadiahnya mengonsumsi Sampoerna Hijau yang
(lokusi), penutur melakukan tindak dapat membuat suasana ramai.
menyatakan bahwa pendengar harus Fungsi ilokusi dari contoh-contoh
membuktikan kenikmatan Torabika dan iklan di atas adalah asertif penutur
pendengar akan mendapatkan hadiahnya melakukan tindak menyatakan bahwa
(ilokusi), penonton membeli produk minum Energen berarti minum makanan
Torabika dan membuktikan bergizi, penutur melakukan tindak
kenikmatannya dan mendapatkan menyatakan bahwa kalau tidak ada
hadiahnya. “Ngga ada kamu, ngga pendengar tidak ramai, penutur
‘rame’”penutur mengata-kan bahwa melakukan tindak menyatakan bahwa
kalau tidak ada pendengar tidak ramai untung ia memakai Esia.
(lokusi), penutur melakukan tindak
menyatakan bahwa kalau tidak ada
pendengar tidak ramai (ilokusi), 5. Simpulan
penonton membeli produk Sampoerna
Hijau dapat membuat suasana menjadi Bahasa yang dipergunakan dalam
ramai. “Kamu adalah kamu” penutur iklan di media massa dan elektronik
mengatakan bahwa kamu adalah kamu seringkali tidak sesuai dengan kaidah
(lokusi), penutur melakukan tindak bahasa yang baik dan benar, contohnya
menyatakan bahwa kamu adalah kamu iklan operator telepon seluler. Dengan
(ilokusi), penonton membeli produk U demikian, penggunaan bahasa yang
Mild yang dapat membuat ia menjadi tidak efektif menyebabkan pesan yang
dirinya sendiri. “Untung pakai Esia”, ingin disam-paikan pada konsumen
Jurnal Sosioteknologi Edisi 15 Tahun 7, Desember 2008 501
Diksi Dalam Wacana Iklan Berbahasa Indonesia. Suatu Kajian Sosiopragmatik

tidak tepat sasaran. Akan tetapi, iklan dengan norma kebahasaan suatu
memerlukan tampilan yang dikemas kalangan.
dengan bahasa membumi, kontekstual,
dan ‘gaul’. Kondisi ini yang
menyebabkan ada keprihatinan pada 6. Pustaka
banyak kalangan. Ada yang berpendapat
bahwa bahasa iklan tidak mesti sesuai Austin, John L. 1962. How to Do Things
dengan kaidah bahasa Indonesia yang with Word (edisi kedua). Oxford:
baik dan benar, tetapi belum ada kriteria Oxfod University Press.
bagaimana sebaiknya bahasa iklan
tersebut. Bila membuat iklan dengan Brown, Penelope., dan Stephen C.
memperhatikan kaidah bahasa meng- Levinson. 1978. Politeness: Some
gunakan pola SPOK, menggunakan Universal in Language Usage.
kalimat efektif, kata-kata yang diguna- Cambridge: Cambridge University
kan akan sangat panjang dan kurang Press.
menarik. Bahasa dalam iklan terkadang Brown, Gillian., George Yule. 1996.
dipandang menarik, jika bersifat main- Analisis Wacana. Jakarta :
main, atau bersifat “lanturan”. Hal yang Gramedia Pustaka Utama.
paling dekat dengan lanturan adalah Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi
plesetan. Orang muda saat ini tidak Komunikasi Teori, Paradigma,
merasa gaul jika tidak banyak dan Diskursus Teknologi
berplesetan dalam bercanda. Orang Komunikasi di Masyarakat.
tertawa ketika mendengar plesetan Jakarta : Kencana
karena relevan-sinya. Relevansi dalam
Darmawan, Ferry. “Posmodernisme
konteks ini adalah kata asli yang
Kode Visual dalam Iklan
diplesetkannya. Kata-kata dalam iklan
Komersial”. Jurnal Komunikasi
merupakan tindak tutur lokusi, ilokusi,
Mediator. 2006.
dan perlokusi; kata-kata tersebut
merupa-kan jenis ilokusi langsung dan Fiske, John. 2004. Cultural and
taklangsung, dan memiliki fungsi asertif. Communication Studies.
Dalam setiap iklan harus di- Yogyakarta : Jalasutra.
munculkan unsur pengingat catcher baik Gunarwan, Asim. 2004. Dari Pragmatik
yang berupa suara, gambar, atau bahasa ke Pengajaran Bahasa (Makalah
verbal menjadi amat penting sehingga Seminar Bahasa dan Sastra
suatu saat hanya dengan mendengar, Indonesia dan Daerah). IKIP
melihat, atau membaca pengingat itu, Singaraja.
konsumen langsung terhubung dengan Kaswanti, Bambang (ed). 2000. Kajian
produk yang diiklankan. Kata yang Serba Linguistik untuk Anton
dipilih harus dapat memberi ketepatan Moeliono Pereksa Bahasa.
makna karena pada masyarakat tertentu Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
sebuah kata sering mempunyai makna
yang baik, dan pada masyarakat lain Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip
memberikan makna yang kurang baik. Pragmatik. Jakarta : UI Press.
Penggunaan kata harus disesuaikan
Jurnal Sosioteknologi Edisi 15 Tahun 7, Desember 2008 502
Diksi Dalam Wacana Iklan Berbahasa Indonesia. Suatu Kajian Sosiopragmatik

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu


Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nurhayati, Eva. upt@pustakaupi.or.id
URN etd-1221105-100307. Kajian
Wacana Iklan Berbahasa
Indonesia di Radio Ditinjau dari
Sudut Pragmatik. Bandung:UPI.
Sumarsono. 2007. Sosiolinguistik.
Yogyakarta : Sabda.
Thomas, Linda., & Shan Wareing. 2007.
Bahasa Masyarakat dan
Kekuasaan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Yule, George. 1996. Pragmatics.
Oxford. Oxford University Press.
http://www.Kompas.com/Kompas-
cetak/0611/18/humaniora/3101490
http://peni-
usd.vox.com/Library/post/Kegiata
n belajar-2-bahasa-iklan-html.

Jurnal Sosioteknologi Edisi 15 Tahun 7, Desember 2008 503

You might also like