Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Dari 6800 ton sampah per harinya, dapat diperhitungkan per
tahunnya sekitar 2.482.000 ton. Baik sampah organik maupun
anorganik dapat diolah menjadi semen. Sampah yang dimanfaatkan
menjadi semen sekitar 1.836.680 ton/tahun. Kemudian sampah
tersebut dibakar dan menghasilkan abu insenerasi sekitar 330.602
ton/tahun.
Secara prinsip proses pembuatan ekosemen hamper sama
dengan pembuatan semen biasa. Namun perbedaannya terletak
pada proses pembakaran dan pengolahan sampah.
2
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui proses pembuatan ekosemen dengan
menggunakan abu insenerasi.
2. Untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan selain abu
insenerasi.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
2.3 Deskripsi Teoritis
2.3.1 Suhu
Suhu menunjukan derajat panas benda. Dengan kata lain,
semakin tinggi suhu suatu benda semakin panas benda
tersebut. Dalam hal ini, pembakaran ekosemen berbeda dengan
suhu pembakaran semen biasa. Pada semen biasa suhu
pembakaran yang dibutuhkan sekitar 900 0 C. Sedangkan pada
ekosemen suhu yang pembakaran yang dibuthkan sekitar 1400
0
C.
2.3.2 Kalor
Kalor merupakan salah satu energi yang dapat berpindah.
Adapun pengertian kalor adalah bentuk energi yang berpindah
dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya lebih
rendah. Jika kedua benda bersentuhan, kalor dapat juga
didefinisikan sebagai bentuk energi yang menaikkan suhu
benda jika bentuk energi itu diberikan ke benda tersebut.
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
6
3.6 Alat dan Bahan
3.6.1 Alat
alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
No Nama Alat Jumlah
1. Sendok 2 buah
2. Timbangan 1 buah
3. Wadah 5 buah
4. Plastik ½ Kg 2 buah
5. Saringan 2 buah
6. Magnet 2 buah
7. Piring 1 buah
8. Toples Kaleng 1 buah
9. Gelas Aqua 2 buah
10. Kendi 1 buah
11. Kompor Minyak 1 buah
3.6.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
No Nama Bahan Jumlah
1. Abu Pembakaran 48,75 gram
2. Batu Kapur 65 gram
3. Endapan Air Kotor 10 gram
4. Gypsum 1,25 gram
7
3. Apabila abu tersebut mengandung logam, maka pisahan
logam tersebut dengan menggunakan magnet.
3.7.2 Penyediaan Bahan
1. Siapkan:
No Nama Bahan Jumlah
1. Abu Pembakaran 48,75 gram
2. Batu Kapur 65 gram
3. Endapan Air Kotor 10 gram
4. Gypsum 1,25 gram
SAMPAH
ORGANIK ANORGANIK
Dibakar
Dibakar
SEMEN 8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
Abu Batu Endapan kekuatan
Gypsum
pembakaran Kapur Air Kotor ekosemen
1. 12,25 gram 18 gram 3 gram 0,2 gram Rapuh
2. 12,50 gram 17 gram 3 gram 0,25 gram Rapuh
3. 10 gram 15 gram 2 gram 0,45 gram Kuat
Agak
4. 14 gram 15 gram 2 gram 0,35 gram
Rapuh
Komposisi Waktu
No. Keterangan
Perbandingan Pembakaran
1. Komposisi 1 60 Menit Rapuh
2. Komposisi 2 60 Menit Rapuh
3. Komposisi 3 60 Menit Kuat
4. Komposisi 4 60 Menit Agak Rapuh
Keterangan:
Perbandingan komposisi ekosemen yang diperlihatkan oleh tabel di
atas dilakukan untuk menentukan komposisi perbandingan terbaik dari
bahan-bahan pembuat ekosemen. Sehingga nantinya dapat digunakan
sebagai rujukan dalam pembuatan ekosemen berskala besar. Kandungan
atau komposisi terbaik yang didapat dari hasil penelitian tersebut adalah
komposisi pada perbandingan ke-tiga yaitu 10 gram abu pembakaran, 15
gram batu kapur, 2 gram endapan air kotor dan 0,45 gram Gypsum yang
menghasilkan ekosemen kuat dan tahan lama. Waktu pembakaran dalam
tabel di atas sama sekali tidak mempengaruhi kekuatan ekosemen
10
dikarenakan faktor yang sangat berpengaruh adalah suhu pembakaran
dalam pembuatan ekosemen yaitu 1400oC.
Waktu
No. Bahan Baku Hasil Keterangan
Pembakaran
1. Abu Kayu 30 Menit Berhasil Rapuh
2. Abu Pembakaran 60 Menit Berhasil Rapuh
Sampah Organik
3. Abu Pembakaran 60 Menit Berhasil Agak rapuh
Sampah Organik
11
2. Peneliti melakukan sebuah eksperimen tentang proses pembuatan
semen dengan menggunakan abu hasil pembakaran. Namun,
penelitian ini telah dilakukan di Jepang dengan menggunakan alat-
alat modern. Sedangkan dalam penelitian kali ini, peneliti hanya
menggunakan alat-alat sederhana namun menghasilkan hasil yang
efisien, walaupun dengan keterbatasan alat.
3. Semen yang peneliti buat dapat dimodifikasi dengan semen-semen
biasa, sehingga penggunaan semen biasa dapat digunakan
dengan konsentrasi yang lebih rendah.
1. Temperatur
2. Abu Pembakaran
3. Bahan pembuat semen
12
Temperatur suhu pembakaran yang baik digunakan dalam
pembuatan ekosemen sekitar ± 1400oC sedangkan temperatur
suhu pembakaran yang digunakan peneliti hanya sekitar ± 500oC,
karena keterbatasan instrumen penelitian. Jika ingin mendapatkan
hasil yang maksimal diharapkan menggunakan alat modern yang
dapat menghasilkan temperatur suhu pembakaran ± 1400oC .
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Proses pembuatan ekosemen dapat dilakukan dengan
menggunakan instrumen sederhana. Walaupun hasil yang
didapat tidak sesempurna dengan menggunakan instrumen
modern.
14
2. Bahan yang digunakan dalam pembuatan ekosemen tidak
jauh berbeda dengan pembuatan semen biasa hanya saja tanah
liat yang merupakan bahan utama pembuatan semen diganti
dengan menggunakan abu hasil pembakaran sampah organik.
3. Hipotesis penelitian dapat diterima, karena sesuai dengan
hasil penelitian.
5.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan bagi para pembaca ialah
bahwasanya untuk pembuatan ekosemen yang lebih sempurna
diharapkan menggunakan alat pembakaran modern yang dapat
menghasilkan suhu pembakaran sekitar ± 1400oC.
DAFTAR PUSTAKA
15
Rukhyat, Adang,dkk. 2003. Panduan Penelitian Remaja. Jakarta. PT
Dinas Olah Raga
www.bpkpenabur.com
www.google.com
www.republika.co.id
-----------------. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: --------------
16