You are on page 1of 8

MAKALAH

AKHLAK BERMASYARAKAT
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Akhlak. Dosen pembimbing : H. Syafrudin E. Wibowo, Lc, M.Ag

Oleh :
Siti Musri’ah
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-ISHLAH
BONDOWOSO
DESEMBER 2009
AKHLAK BERMASYARAKAT

A. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan bertetangga, bermasyarakat, berbangsa maupun
bernegara kita sebagai umat yang senantiasa bersosialisasi, berinteraksi dengan
yang lainnya, khususnya umat muslim, sudah sepantasnya kita menmpilkan
akhlak mulia yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dan para sahabat beliau
yang diridloi oleh Allah swt. Berperilaku/berakhlak mulia di dalam bertetangga
sangat perlu untuk direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai sesama
umat yang seakidah kita perlu menjaga keharmonisan persaudaraan yang
didasarkan atas kesamaan di dalam berkeyakinan. Islam mengajarkan agar kita
selalu menampilkan kemuliaan akhlak dalam tetangga. Di samping itu kita juga
harus menampilkan akhlak yang mulia di dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

B. PEMBAHASAN
1. Bertamu dan Menerima Tamu
Islam memberikan tuntunan bagaimana sebaiknya kegiatan bertamu dan
bagaimana menerima tamu.
• Bertamu
Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah yang bertamu terlebih
dahulu meminta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah.
Sebagaiman dijelaskan allah dalam firmanya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu (selalu) ingat”
(QS. Surat an-nur: 27)
Adab meminta izin :
a. Memberi salam kemudian meminta izin
b. Memberi tahu nama, sifat, dan kedudukan
c. Meminta izin tiga kali
d. Jangan mengetuk pintu dengan keras
e. Menjauh dari pintu ketika meminta izin
f. Jika tuan rumah memerintahkan pulang, maka pulanglah
• Menerima Tamu
Jika tamu datang dari tempat jauh dan ingin menginap, tuan rumah wajib
menerima dan menjamunya maksimal tiga hari tiga malam menurut rasul saw
menjamu tamu lebih dari tiga hari nilanya sedekah.
2. Hubungan Baik dengan Tetangga
Rasulullah saw mengatakan, bahwa tetangga yang baik adalah salah satu
dari tiga hal yang mebahagiakan hidup.
“ Diantara yang membuat bahagia seorang muslim adalah tetangga yang
baik, rumah yang lapang dan kendaraan yang nyaman” (HR. Hakim)
• Pentingnya hubungan baik dengan tetangga
Berkali-kali malaikat jibril memesankan kepada nabi muhammad saw
untuk berbuat baik kepada tetangga. Sampai-sampai beliau mengira tetangga
akan mendapatkan warisan. Beliau bersabda yang artinya :
“ Selalu jibril memesankan kepada ku (untuk berbuat baik) dengan
tetangga, sampai aku menduga bahwa tetangga akan menerima warisan” (HR.
Mutafaq Alih)
• Bentuk-bentuk hubungan baik dengan tetangga
Minimal hubungan baik dengan tetangga diwujudkan dalam bentuk tidak
mengganggu atau menyusahkan mereka. Rasulullah pernah berpesan kepada abu
Dzar:
“ Jika engkau memasak gulai, perbanyaklah kuahnya, kemudian
perhatikanlah tetangga-tetanggamu, dan berilah mereka sepantasnya” (HR.
Musli)
3. Hubungan Baik dengan Masyarakat
Adab Bergaul Dalam Masyarakat :
1. Adab bergaul dengan yang lebih tua
Isalm mengajarkan bahwa setelah kita menghormati atau menggauli
kedua orang tua dengan penuh kesayangan dan mendo’akannya. Kitapun
dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang tua lainnya dengan penuh hormat
dan sopan santun. Karena bagaimanapun mereka adalah merupakan generasi
pendahulu kita, yang mewariskan kebudayaan kepada kita sehingga kita dapat
menikmati hasil perjuangan mereka. Dalam hal ini Nabi saw bersabda :
"Sebagian tanda memuliakan Allah adalah menghormati orang islam yang telah
putih rambutny (tua). (HR. Abu Daud)".
2. Adab bergaul dengan orang yang sebaya
Pergaulan dengan orang yang sebaya adalah amat penting, karena dalam
mengarungi kehidupan di dunia ini kita tidak luput dari kesulitan. Dan dalam
mengatasi kesulitan itu akan lebih cepat tersatasi apabila kita banyak
mendapatkan pertolongan orang-orang yang sebaya dengan kita, karena sama
sama merasakan nasip yang seimbang berdasarkan keseimbangan pengalaman,
pengetahuan, usia dan lain sebagainya. Manusia itu tidak akan dapat dengan
sempurna tanpa ada pertolongan orang lain. Firman Allah SWT :

"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikaan


bersifat lemah". (QS. An Nisa’ : 28).
3. Adab bergaul dengan yang lebih muda
Kita senantiasa dianjurkan untuk bersikap merendah, yakni bersifat
sopan santun terhadap sesama orang mukmin, termasuk terhadap orang-orang
yang lebih muda dari pada kita.
Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman :.

"Dan merendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. (QS Al


Hijr: 88)".
4. Adab bergaul dengan orang yang berbeda agama
Terhadap orang yang berbeda agama pun kita dianjurkan untuk bergaul
dengan baik karena pada dasarnya mereka pun sama-sama manusia yang tidak
berbeda dengan kita, asal kejadian mereka sama dengan kita. Yang membedakan
antara kita dengan orang-orang yang berlainan agama adalah ketaqwaannya .

Firman Allah SWT :

"Hai manusia sesunguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesunguhnya orang yang paling mulia
diantara kau disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu,
sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal".
5. Adab berpakaian
Pakaian itu dikategorikan kedalam dua fungsi yaitu :
1. Pakaian berfungsi sebagai penutup aurat.
2. Sebagai perhiasan memperindah jasmani manusia.
Firman Allah SWt :

"Hai anak adam sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian


untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian taqwa
yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat". (QS. Al A’raf : 26)

Dalam hal adab berpakaian bagi wanita telah dijelaskan dalam Al-
Qur’an sebagai berikut:

Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu anak-anak perempuanmu dan


istri-istri orang mu’min : “Hendaklah mereka menggunakan jilbabnya keseluruh
tubuh yang demilian itu supaya mereka mudah untuk dikenali, dan dengan itu
merka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun dan Maha
Penyayang.
6. Adap Memandang
Dalam masalah adab memandang dalam Alquran di jelaskan sebagai
berikut: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah
kebaikan bagi mereka. Dan Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat.
7. Adab Berbicara
Sebagai seorang mukmin hendaknya senantiasa membicarakan hal-hal
dan masalah-masalah yang membawa kemaslahatan hidup. Cara kita berbicara
juga dengan cara yang benar artinya menggunakan sopan santun berbicara serta
tidak boleh berbicara dihadapan lawan dengan cara ngotot.
8. Adab Makan dan Minum
Adab dalam makan antara lain :
1. Bila hendak makan membaca Basmalah
2. Tidak boleh makan dengan tangn kiri
3. Tidak boleh makan minum sambil berdiri.
4. Tidak boleh mencela makanan.
5. Tidak boleh menghembus minuman.
Dalam surat al-hujurat ayat 13 dinyatakan bahwa manusia diciptakan
dari laki-laki dan perempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka
saling mengenal.
• Kewajiban sosial sesama muslim
Adapun kewajiban-kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya :
1. Menjawab salam
2. Mengunjungi orang sakit
3. Mengiringi jenazahnya
4. Memenuhi undangannya
5. Menjawab ketika orang bersin
6. Memberi pertolongan ketika dimintai pertolongan
• Toleransi Agama
Islam mengajarkan kkepada kita untuk bertoleransi, yaitu menghormati
keyakinan umat lain tanpa memaksa (QS. Al-Baqarah : 256), kalau berdialog
dengan mereka hendaklah dengan cara yang baik (QS. Al-Ankabut : 46) tidak
boleh menghina agama dan keyakinan mereka.
4. Pergaulan Muda-mudi
• Mengucapkan dan menjawab salam
9. Islam mengajarkan kepada sesama muslim untuk saling bertukar salam
apabila bertemu (QS. An-Nisa’ : 86 / bertamu (QS. An-Nur : 27))
10. Salam yang diucapkan minimal adalah “assalamu’alaikum”
11. Mengucapkan salam hukumnya sunnah, tetapi menjawabnya wajib
12. Bila bertamu, yang mengucapkan salam terlebih dahulu adalah yang bertamu
(QS. An-Nur : 27)
13. Salam tidak diucapakan hanya saat saling bertemu, tapi tatkala mau berpisah
juga
14. Jika dalam rombongan, baik yang mengucapkan dan maupun yang menjawab
salam boleh hanya salah seorang dari anggota rombongan tersebut
15. Rasulullah saw melarang mengucapkan atau menjawab salam ahlul kitab.
16. Pria boleh mengucapkan salam kepada wanita dan begitu pula sebaliknya
• berjabatan tangan
rasulullah bersabda :
“ sungguh, jika kepala seorang di antara kamu ditusuk dengan jarum
besi, itu lebih baik dari pada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya :
(HR. Tabrani dan baihaqi)
Dari hadits tersebut seorang pria tidak boleh berjabat tangna dengan
seorang wanita yang bukan istri dan bukan mahramnya, begitu pula sebaliknya.
Salah satu hikamah larangan tersebut adalah sebagai tindakan preventif dari
perbuatan yang lebih besar dosanya, yaitu perzinahan.
• Khalwah
Khalwah adalah berdua-duaan antara pria dan wanita yang tidak ada
hubungan suami istri dan tidak pula mahram tanpa ada orang ketiga dan larangan
berkhalwah adalah tindakan pencegahan supaya tidak terjatuh ke lembah dosa
yang lebih dalam lagi.
5. Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah islamiyah adalah sebuah istilah yang menunjukkan
persaudaraan antara sesama muslim di seluruh dunia tanpa adanya perbedaan.
Pesaudaraan seiman ini ditegaskan dalam surah Al-Hujurat ayat 10 :
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah bersaudara, oleh karena
itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertakwalah kepada allah agar
kamu mendapat rahmat “
• Menegakkan dan Membina Ukhuwah Islamiyah
Empat tiang penyangga ukhuwah islamiyah yaiyu:
1. Ta’aruf
2. Tafahum
3. Ta’awun
4. Takaful
• Memelihara Ukhuwah Islamiyah
Ada enam sikap dan perbuatan yang dilarang leh allah untuk memelihara
ukhuwah islamiyah :
1. Memperolok-olokkan orang lain
2. Mencaci orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan
3. Memanggil orang lain dengan gelar-gelar yang tidak disukai
4. Berburukl sangka
5. Mencari-cari kesalahan orang lain
6. Bergunjing

C. PENUTUP
Dari uraian yang telah dipaparkan pada halaman sebelumnya dapat
diambil beberapa kesimpulan, di antaranya adalah, senantiasa memperhatikan
tatacara dan sopan santun kita di dalam bertamu ke rumah tetangga, baik yang
jauh maupun yang dekat, begitu juga ketika ada tetangga yang bertamu ke tempat
kita, kita harus menyambutnya dengan suka cita, terlebih tamu itu dating dari
tempat yang jauh, kemudian kita harus menjaga hubungan baik dengan mereka.
Selain menjagfa hubungan baik dengan tetangga kita juga harus menjaga
hubungan baik kita di dalam bermasyarakat dengan memperhatikan etika/tatacara
kita bergaul di lingkungan masyarakat, seperti adab bergaul dengan yang lebih
tua, adab bergaul dengan yang sebaya, adab bergaul dengan yang lebih muda,
adab bergaul dengan yang beda agama dan sebagainya. Memperhatikan
kewajiban kita terhadap muslim lainnya, dan selalu menjaga ukhuwa islamiyah
dengan selalu memacu dan memupuk tali silaturrahim antar sesama muslim.
DAFTAR PUSTAKA

Ulwan, Abdullah Nashih.1981. Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam.

Semarang: Asy-Syifa’

Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin. 2004. Pengantar Studi Akhlak.

Jakrta : PT. Raja Grafindo

http://uswah.org/index.php?

option=com_content&task=view&id=69&Itemid=28

You might also like