Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Saiful Bakhri
107070002521
Oleh karena itu, karyawan yang sudah menjadi suami atau isteri dalam
berkehidupan rumah tangga akan mengadakan bermacam-macam
aktivitas, salah satunya dalam gerakan-gerakan yang dinamakan kerja.
Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa (2006) mengatakan bahwa
kerja adalah aktivitas dasar yang dijadikan bagian esensial dari kehidupan
manusia. Kerja memberikan status, dan mengikat seseorang pada
individu lain serta masyrakat, baik wanita maupun pria menyukai
pekerjaan. Manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang pada saatnya
membentuk tujuan-tujuan yang mendorongnya melakukan aktivitas kerja.
Rasa aman, cinta dan kasih sayang merupakan faktor dari motivasi, yaitu
sesuai dengan teori yang dipopulerkan oleh Psikolog yang bernama
Abraham Maslow. Dimana Abraham Maslow menempatkan rasa aman
ataupun tenteram pada teori tata tingkat kebutuhannya pada tingkat
kedua setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi. Dan menempatkan
kebutuhan rasa cinta dan kasih sayang sebagai kebutuhan sosial yang
berada pada tingkat ketiga dari teori tata jenjang kebutuhan.
Bimo Walgito (2004) mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam
diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Jadi
dapat diartikan bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan
semangat atau dorongan kerja.
Oleh karena itu, dalam dunia kerja hampir dapat dipastikan antara
manusia yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan motivasi.
Dalam lingkungan keluarga, pernikahan yang dialami oleh suami ataupun
istreri bisa jadi merupakan salah satu motivasi seseorang untuk
melakukan tindakan pekerjaan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang
ingin dicapainya. Terutama agar mendorong mereka dalam memenuhi
kebutuhan prestasi kerjanya di suatu perusahaan. Karena kebutuhan akan
pencapaian kesuksesan dimaksudkan dengan keinginannya untuk lebih
berhasil dalam situasi persaingan.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
berharga pada pihak perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja
karyawan dengan cara memberikan pengertian tentang betapa
pentingnya pernikahan dalam kehidupan rumah tangga bagi karyawan
yang sudah menikah maupun karyawan yang belum menikah agar
mereka merasa termotivasi untuk berkerja dan berprestasi dengan baik
dalam pekerjaan yang digelutinya ataupun juga agar mampu bersaing
dalam situasi persaingan yang biasa terjadi dalam dunia kerja. Dan bagi
karyawan sebagai masukan untuk memanfaatkan kesempatan yang
ada dalam usahanya mengembangkan karir.
BAB II: Pada bab ini, berisi tentang pengertian pengertian motivasi kerja,
hal-hal yang mempengaruhi motivasi kerja, macam-macam teori
motivasi kerja, karyawan yang sudah menikah dan karyawan
yang belum menikah pengertian karyawan, pengertian menikah,
alasan dan tujuan pernikahan, perbedaan motivasi kerja pada
karyawan yang sudah menikah dan karyawan yang belum
menikah, kerangka berfikir dan hipotesis.
BAB III: Pada bab ini, berisi tentang identifikasi variabel penelitian, definisi
operasional, definisi konseptual, populasi dan metode pengambilan sampel,
metode pengumpulan data, metode analisis instrumen serta metode analisis
data.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a. Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Alderfer ini dikenal sebagai
teori ERG (Existence, Relatedness, Growth Needs). Dan teori ini
merupakan satu modifikasi dan reformulasi dari teori tata tingkat
kebutuhan dari Maslow. Alderfer mengelompokkan kebutuhan ke dalam
tiga kelompok:
a) Kebutuhan eksistensi (existence needs).
Merupakan kebutuhan akan substansi material seperti keinginan
untuk memperoleh makanan, air, perumahan, uang, mebel, dan
mobil. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan fisiologikal dan
kebutuhan rasa aman dari Maslow.
Apabila ditinjau dari segi hukum, pernikahan adalah suatu akad suci dan
luhur antara pria dan wanita yang menjadi sebab sahnya status sebagai
suami-isteri dan dihalalkan hubungan seksual dengan tujuan mencapai
keluarga sakinah, penuh kasih sayang, kebajikan dan saling menyantuni.
(Sudarsono, 1991)
Tujuan pernikahan juga terdapat dalam Al-Quran surat Ar-Ruum ayat 21:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isterimu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”
Jadi bisa diartikan bahwa karyawan yang sudah menikah adalah karyawan
yang sudah mempunyai status pernikahan dimana dia bertanggung jawab
besar dan harus saling memberi dukungan emosional dan rasa aman
terhadap pasangannya dan terhadap kehidupan berkeluarga yang
dijalaninya. Dan karyawan yang belum menikah adalah karyawan yang
belum mempunyai status pernikahan yang belum mempunyai
tanggungan apa pun terhadap orang lain, dalam hal ini adalah terhadap
pasangannya.
Rasa aman, cinta dan kasih sayang merupakan faktor dari motivasi, yaitu
sesuai dengan teori yang dipopulerkan oleh Psikolog yang bernama
Abraham Maslow. Dimana Abraham Malsow menempatkan rasa aman
ataupun tenteram pada teori tata tingkat kebutuhannya pada tingkat
kedua setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi. Dan menempatkan
kebutuhan rasa cita dan kasih sayang sebagai kebutuhan sosial yang
berada pada tingkat ketiga dari teori tata jenjang kebutuhan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Aswarni dalam Arikunto (2002) metode komparatif akan dapat menemukan
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan terhadap orang, kelompok dan juga dapat
membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan group atau kelompok.
Indikator variabel ini berdasarkan teori motivasi Abraham Maslow yakni teori hirarki
kebutuhan Maslow yang terdiri dari: (a) kebutuhan fisiologis dasar dengan indikator seperti
makan, minum, perumahan, gaji, pakaian. (b) kebutuhan akan rasa aman dan tenteram
dengan indikator seperti: aman dar ancaman kecelakaan, status kerja yang jelas, keamanan
jabatan/posisi, kemanan alat kerja. (c) kebutuhan sosial dengan indikator seperti: kebutuhan
akan teman, afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai, interaksi dengan rekan kerja, kebebasan
melakukan aktivitas sosial, kesempatan yang diberikan untuk menjalin hubungan yang akrab
dengan orang lain serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat di
lingkungannya. (d) kebutuhan untuk dihargai dengan indikator seperti: kebutuhan akan
penghargaan diri dan pengakuan, serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat
lingkungannya. (e) kebutuhan aktualisasi diri dengan indikator seperti: kebutuhan akan
aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensial optimal untuk
mencapai prestasi keja yang sangat memuaskan/luar biasa, kesempatan dan kebebasan untuk
merealisasikan cita-cita atau harapan individu, kebebasan untuk mengembangkan bakat atau
talenta yang dimilki.
2. Karyawan yang bekerja di PT. Tamalindo baik itu laki-laki maupun perempuan yaitu:
➢ Karyawan yang sudah menikah.
➢ Karyawan yang belum menikah.
Populasi dalam penelitian adalah karyawan yang bekerja pada PT. Mebel Tamalindo yang
berstatus sudah menikah dan karyawan yang berstatus belum menikah. Dengan jumlah
keseluruhan sebanyak 175 orang, terdiri 68 karyawan yang sudah menikah dan 107 karyawan
yang belum menikah.
b. Sampel
Menurut Coolican (1996:36) sampel adalah sekelompok orang yang dipilih dari populasi
yang akan dijadikan objek penelitian yang dinilai representatif untuk mewakili populasi.
Arikunto (1998:120-121) menyatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih tergantung
setidak-tidaknya dari:
➢ Kemampuan peneliti dari waktu, tenaga dan dana.
➢ Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut
banyak sedikitnya data.
➢ Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya
besar hasilnya akan lebih baik.
Sebagaimana menurut Kerlinger (2000:54) bahwa untuk memperkecil suatu galat atau error,
sebaiknya digunakan sampel besar. Maka sampel yang digunakan pada penelitian adalah
berjumlah 60 orang, terdiri dari 30 orang karyawan yang sudah menikah dan 30 orang
karyawan yang belum menikah. Jumlah sampel tersebut sudah dianggap mewakili populasi
karena menurut Guilford dan Frunchter (1981:125) jumlah sampel minimal penelitian adalah
30 orang.
Skala motivasi kerja disusun oleh penulis berdasarkan pada definisi operasional. Skala
motivasi kerja disusun dengan berpegang pada teori yang dikemukakan oleh Abraham
Maslow. Adapun tabel distribusi motivasi kerja adalah:
Tabel 3.1
Blue Print Skala Motivasi Kerja
Butir Soal
Jumla
No. Apek Unfavora
Favorable h
ble
1, 2, 6, 17, 3, 5, 13,
Kebutuhan fisiologis
19, 28,
1 15
33, 43,
dasar 32, 44, 49
23
16, 18,
Kebutuhan rasa aman 4, 7, 11, 27,
2 24, 12
dan tenteram 34, 42, 45 26, 46
Kebutuhan sosial 8, 9, 12, 10, 14,
3 9
41, 48 22, 30
Kebutuhan untuk 21, 35,
4 15, 31, 47 7
dihargai 38, 50
Kebutuhan untuk 20, 25, 37, 29, 36,
5 7
aktualisasi diri 39 40
Jumlah 29 21 50
Tabel 3.2
Skor pada setiap skala
Unfavorabl
Pilihan Jawaban Favorable e
SS (Sangat Sesuai) 4 1
S (Sesuai) 3 2
TS (Tidak Sesuai) 2 3
STS (Sangat Tidak
Sesuai) 1 4
No Pernyataan SS S TS STS
Menurut saya pekerjaan saya sekarang mampu memenuhi
1
kebutuhan makan dan minum keluarga saya.
Saya bekerja disini karena penghasilan yang saya terima
2
setiap bulan dapat membiayai cicilian kredit rumah.
Gaji yang saya terima saat ini tidak mencukupi untuk
3
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pemberian perlindungan terhadap keamanan dan
4
keselamatan kerja selalu diutamakan oleh perusahaan saya.
Perusahaan tempat saya bekerja tidak memiliki kepedulian
5
terhadap kesulitan dan kebutuhan hidup para karyawan.
Gaji yang saya terima saat ini cukup untuk memenuhi
6
kebutuhan hidup saya dan keluarga.
Perusahaan tempat saya bekerja memberikan jaminan dan
7
keselamatan kerja.
Saya akan lebih semangat bekerja jika ada orang yang saya
8
sukai dalam lingkungan kerja saya.
Saya senang bekerja di sini karena bisa berinteraksi dan
9
menambah pergaulan serta wawasan saya.
Dalam bekerja tidak perlu berinteraksi dengan orang lain
10
karena teman-teman saya sudah banyak sebelumnya.
11 Saya senang bekerja di sini karena lingkungan kerjanya
aman bagi saya.
DAFTAR PUSTAKA