You are on page 1of 3

NAMA : FIKRIANDI

NIM : 206014000125
KELAS : VI B

Filsafat Pra Socrates


Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha menggunakan akal
untuk berpikir. Kegemaran bangsa Yunani merantau secara tidak langsung menjadi sebab
meluasnya tradisi berpikir bebas yang dimiliki bangsa Yunani.
Menurut Barthelemy, kebebasan berpikir bangsa Yunani disebabkan di Yunani sebelumnya
tidak pernah ada agama yang didasarkan pada kitab suci. Keadaan tersebut jelas berbeda
dengan Mesir, Persia, dan India. Sedangkan Livingstone berpendapat bahwa adanya
kebebasan berpikir bangsa Yunani dikarenakan kebebasan mereka dari agama dan politik
secara bersamaan.

Pada masa Yunani kuno, filsafat secara umum sangat dominan, meski harus diakui
bahwa agama masih kelihatan memainkan peran. Hal ini terjadi pada tahap permulaan,
yaitu pada masa Thales (640-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala sesuatu
adalah air, belum murni bersifat rasional. Argumen Thales masih dipengaruhi kepercayaan
pada mitos Yunani. Demikian juga Phitagoras (572-500 SM) belum murni rasional.
Ordonya yang mengharamkan makan biji kacang menunjukkan bahwa ia masih
dipengaruhi mitos. Jadi, dapat dikatakan bahwa agama alam bangsa Yunani masih
dipengaruhi misteri yang membujuk pengikutnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa mitos
bangsa Yunani bukanlah agama yang berkualitas tinggi.

Secara umum dapat dikatakan, para filosof pra-Socrates berusaha membebaskan diri dari
belenggu mitos dan agama asalnya. Mereka mampu melebur nilai-nilai agama dan moral
tradisional tanpa menggantikannya dengan sesuatu yang substansial.
A. Aliran Miletos/Madzhab Milesian

Aliran ini disebut Aliran Miletos karena tokoh-tokohnya merupakan warga asli Miletos,
di Asia Kecil, yang merupakan sebuah kota niaga yang maju. Berikut beberapa tokoh yang
termasuk kedalam Aliran Miletos atau dikenal pula dengan istilah Madzhab Milesian:
1. Thales

Thales hidup sekitar 624-546 SM. Ia adalah seorang ahli ilmu termasuk ahli ilmu
Astronomi. Ia berpendapat bahwa hakikat ala mini adalah air. Segala-galanya berasal dari
air. Bumi sendiri merupakan bahan yang sekaligus keluar dari air dan kemudian terapung-
apung diatasnya.

Pandangan yang demikian itu membawa kepada penyesuaian-penyesuain lain yang lebih
mendasar yaitu bahwa sesungguhnya segalanya ini pada hakikatnya adalah satu. Bagi
Thales, air adalah sebab utama dari segala yang ada dan menjadi ahir dari segala-galanya.
Ajaran Thales yang lain adalah bahwa tiap benda memiliki jiwa. Itulah sebabnya tiap
benda dapat berubah, dapat bergerak atau dapat hilang kodratnya masing-masing. Ajaran
Thales tentang jiwa bukan hanya meliputi benda-benda hidup tetapi meliputi benda-benda
mati pula.

2. Anaximander

Anaximander adalah murid Thales yang setia. Ia hidup sekitar 610-546 SM. Ia
berpendapat bahwa hakikat dari segala seuatu yang satu itu bukan air, tapi yang satu itu
adalah yang tidak terbatas dan tidak terhingga, tak berubah dan meliputi segala-galanya
yang disebut “Aperion”. Aperion bukanlah materi seperti yang dikemukakan oleh Thales.
Anaximander juga berpendapat bahwa dunia ini hanyalah salah satu bagian dari banyak
dunia lainnya.

3. Anaximenes

Anaximenes hidup sekitar 560-520 SM. Ia berpendapat bahwa hakikat segala sesuatu
yang satu itu adalah udara. Jiwa adalah udara; api adalah udara yang encer; jika dipadatkan
pertama-tama udara akan menjadi air, dan jika dipadatkan lagi akan menjadi tanah, dan
ahirnya menjadi batu. Ia berpendapat bahwa bumi berbentuk seperti meja bundar.
B. Aliran Pythagoras

Pythagoras lahir di Samos sekitar 580-500 SM. Ia berpendapat bahwa semesta ini tak
lain adalah bilangan. Unsur bilangan merupakan prinsip unsur dari segala-galanya. Dengan
kata lain, bilangan genap dan ganjil sama dengan terbatasa dan tak terbatas.
1. Xenophanes

Xenophanes merupakan pengikut Aliran Pythagoras yang lahir di Kolophon, Asia Kecil,
sekitar tahun 545 SM. Dalam filsafatnya ia menegaskan bahwa Tuhan bersifat kekal, tidak
mempunyai permulaan dan Tuhan itu Esa bagi seluruhnya. Ke-Esaan Tuhan bagi semua
merupakan sesuatu hal yang logis. Hal itu karena kenyataan menunjukkan apabila semua
orang memberikan konsep ketuhanan sesuai dengan masing-masing orang, maka hasilnya
akan bertentangan dan kabur. Bahkan “kuda menggambarkan Tuhan menurut konsep kuda,
sapi demikian juga” kata Xenophanes. Jelas kiranya ide tentang Tuhan menurut
Xenophanes adalah Esa dan bersifat universal.

2. Heraklitus (Herakleitos)

Heraklitos hidup antara tahun 560-470 SM di Italia Selatan sekawan dengan Pythagoras
dan Xenophanes. Ia berpendapat bahwa asal segalanya adalah api dan api adalah lambing
dari perubahan. Api yang selalu bergerak dan berubah menunjukkan bahwa tidak ada yang
tetap dan tidak ada yang tenang.
C. Aliran Elea

1. Parmenides

Lahir sekitar tahun 540-475 di Italia Selatan. Ajarannya adalah kenyataan bukanlah
gerak dan perubahan melainkan keseluruhan yang bersatu. Dalam pandangan Pamenides
ada dua jenis pengetahuan yang disuguhkan yaitu pengetahuan inderawi dan pengetahuan
rasional. Apabila dua jenis pengetahuan ini bertentangan satu sama lain maka ia memilih
rasio. Dari pemikirannya itu membuka cabang ilmu baru dalam dunia filsafat yaitu
penemuannya tentang metafisika sebagai cabang filsafat yang membahasa tentang yang
ada.
2. Zeno

Lahir di Elea sekitar 490 SM. Ajarannya yang penting adalah pemikirannya tentang
dialektika. Dialektika adalah satu cabang filsafat yang mempelajari argumentasi.
3. Melissos

Lahir di Samos tanpa diketahui secara tepat tanggal kelahirannya. Ia berpendapat bahwa
“yang ada” itu tidak berhingga, maka menurut waktu maupun ruang.
D. Aliran Pluralis
1. Empedokles

Lahir di Akragas Sisislia awal abad ke-5 SM. ia menulis buah pikirannya dalam bentuk
puisi. Ia mengajarkan bahwa realitas tersusun dari empat anasir yaitu api, udara, tanah, dan
air.
2. Anaxagoras

Lahir di Ionia di Italia Selatan. Ia berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukan satu
tetapi banyak. Yang banyak itu tidak dijadikan, tidak berubah, dan tidak berada dalam satu
ruang yang kosong. Anaxagoras menyebut yang banyak itu dengan spermata (benih).
E. Aliran Atomis

Pelopor atomisme ada dua yaitu Leukippos dan Demokritos. Ajaran aliran filsafat ini
ikut berusaha memecahkan masalah yang pernah diajukan oleh aliran Elea. Aliran ini
mengajukan konsep mereka dengan menyatakan bahwa realitas seluruhnya bukan satu
melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini berbeda dengan aliran pluralisme maka
aliran atomisme berpendapat bahwa yang banyak itu adalah “atom” (a = tidak, tomos =
terbagi).
F. Aliran Sofis

Sofisme berasal dari kata Yunani “sophos” yang berarti cerdik atau pandai. Tokoh-tokoh
kaum sofis adalah Protagoras, Grogias, Hippias, Prodikos, dan Kritias.

You might also like