Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Dispepsia adalah keluhan atau kumpulan gejala ( sindrom) yang terdiri dari
nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang,
rasa perut penuh, sendawa, regurgitasi dan rasa panas yang menjalar di dada. ( sumber
: Ilmu Penyakit Dalam UI). Keluhan dispepsia merupakan keadaan klinis yang sering
dijumpai dalam praktek sehari – hari. Diperkirakan hampir 30 % kasus praktek umum
dan 60 % pada praktek gastroenterologis merupakan kasus dispepsia.
Selain dispepsia, makalah ini juga membahas tentang anatomi saluran cerna,
histologi saluran cerna dan fisiologi saluran cerna, nyeri abdomen, kelainan jaringan
lambung dan juga dibahas mengenai infeksi Helicobacter pylori.
1
BAB II
PEMICU
Seorang wanita, ibu G, pekerjaan ibu rumah tangga, umur 47 tahun, datang
ke Puskesmas dengan keluhan nyeri pada perut hilang timbul selama 1 minggu
terakhir. Rasanya seperti mengisap, perih, dan kadang kadang seperti diiris – iris.
Perasaan ini lebih dirasakannya sewaktu lapar, dan berkurang saat perut kenyang. Dia
juga mengeluh rasa kembung, mual – mual dan muntah.
2
BAB III
MORE INFO
Gejala penyakit ini telah dialami ibu G lebih urang 1 tahun. Gejala ini hilang
timbul setelah makan obat yang diberikan oleh dokter. Obat – obatan yang diberikan
oleh dokter terdiri dari antasida dalam bentuk sirup dan bentuk tablet/ kapsul.
Pemeriksaan fisik dijumpai pada abdomen : palpasi supel, tidak ada organomegali,
peristaltik baik.
3
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Anatomi saluran cerna
Saluran pencernaan ( traktus digestivus) pada dasarnya adalah suatu saluran
dengan panjang sekitar 30 kaki ( 9 m) yang berjalan melalui bagian tengah turun dari
mulut ke anus.Saluran pencernaan mencakup organ - organ berikut : mulut; faring
( tenggorokan), esofagus; lambung; usus halus ( terdiri dari duodenum, jejenum, dan
ileum); usus besar ( terdiri dari sekum, apendiks, kolon, dan rektum) dan anus. (lihat
gambar 1)
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Sekum
membentuk kantung buntu dibawah taut antara usus halus dan usus besar di katup
ileosekum. Tonjolan kecil mirip jari di dasar sekum adalah apendiks. Kolon, yang
membentuk sebagian usus besar, tidak bergelung tetapi terdiri dari tiga bagian yaitu
kolon asendens, kolon transversus dan kolon desendens. Bagian akhir kolon yang
berbentuk S disebut kolon sigmoid kemudian diikuti oleh bentuk lurus yang disebut
rektum.
4
Vaskularisasi dari organ abdomen merupakan cabang dari aorta abdominalis.
Ada tiga cabang dari aorta abdominalis yaitu arteri coeliaca, arteri mesenterika
superior dan arteri mesenterika inferior. Arteri coeliaca bercabang tiga yaitu arteri
gastrika sinistra, arteri hepatika, dan arteri lienalis. Arteri mesenterika superior dapat
bercabang tiga yaitu arteri intestinal, arteri ileocolica, dan arteri colica dekstra dan
media. Arteri mesenterika inferior dapat bercabang tiga yaitu arteri colica sinistra,
arteri sigmoidea, arteri hemorroidalis superior.
Inervasi saraf pada otot – otot abdomen ada 3 bagian yaitu pertama,
muskulus obliquus abdomen eksterna di persarafi oleh nervus interkostalis 5 – 12,
nervus iliohipogastrikus, dan nervus ilioinguinalis. Kedua, muskulus obliquus
abdomen internus di persarafi oleh nervus interkostalis 5 – 12, nervus
iliohipogastrikus, dan nervus ilioinguinalis. Ketiga, muskulus tranversus abdominis di
persarafi oleh nervus interkostalis 10 – 12, nervus iliohipogastrikus, dan nervus
ilioinguinalis.
Gigi, terdiri dari 3 bagian yaitu mahkota, serviks dan akar. Mahkota ditutupi
oleh email yang sangat keras dan akar gigi ditutupi oleh jaringan bermineral yaitu
sementum. Kedua lapisan ini bertemu di bagian serviks gigi. Bagian terbesar gigi
terdiri dari materi berkapur adalah dentin yang mengelilingi ruang berisi jaringan ikat
lunak yaitu rongga pulpa, bilik pulpa, dan bagian akar yang meluas ke apeks dari
radiks ( akar) tempat lubang ( foramen apikal). Foramen apikal adalah tempat
lewatnya pembuluh darah, limfe dan saraf. Dentin adalah jaringan berkapur yang
lebih keras daripada tulang karena kadar kalsiumnya yang tinggi. Matrik organik
dentin disekresikan oleh odontoblas. Odontoblas adalah sel terpolarisasi gepeng yang
menghasilkan matriks organik hanya pada permukaan dentin. Untuk
5
memepertahankan struktur gigi terdapat periodonsium. Periodonsium terdiri dari
sementum, ligamentum periodental, tulang alveolar, dan ginggiva.
Usus halus, pada membran mukosa dapat dijumpai sel goblet, sel absortif,
sel parietal, dan sel M ( mikrofold). Pada membran ini juga dijumpai vili – vili
intestinal. Pada lamina propria terdiri dari jaringan ikat longgar, pembuluh darah,
limfe, serabut saraf dan sel – sel otot polos. Pada submukosa terdapat kelenjar
Brunner.
Usus besar, terdiri atas membran mukosa tanpa adanya lipatan kecuali pada
bagian distal ( rektum). Mukosa terdiri atas epitel selapis silindris, kelenjar intestinal,
lamina propria dan muskularis mukosa. Tidak dijumpai villi usus dan terdapat banyak
sel goblet. Kelejar pada usus berukuran besar.
Apendiks, terdiri dari epitel pelapis dengan banyak sel goblet. Kelenjar
intestinalnya tidak berkembang dan banyak dijumpai limfoid nodul. Submukosanya
banyak terdapat pembuluh darah dan lapisan luar apendiks adalah serosa.
Rektum, epitel permukaan lumennya dilapisi oleh sel – sel silindris dengan
mikrovili dan sel goblet. Kelenjar – krlenjarnya lebih panjang dan rapat.
Liang anus, terdapat perubahan mukosa rektum menjadi mukosa anal yang
terjadi pada apeks valvula ani. Submukosa rektum menyatu dengan jaringan ikat
lamina propria liang ani. Pleksus vena hemoroidal interna terletak dalam mukosa
liang ini
6
dasar motilitas pencernaan yaitu gerakan mendorong dan gerakan mencampur.
Sekresi, sejumlah getah pencernaan disekkresikan ke dalam lumen saluran pencernaan
oleh kelenjar – kelenjar eksokrin. Pencernaan, proses penguraian makanan dari yang
strukturnya kompleks diubah menjadi satuan lebih kecil melalui proses hidrolisis
enzimatik sehingga dapat diserap oleh enzim – enzim yang diproduksi di dalam
saluran pencernaan.Penyerapan (absorpsi), sebagian besar penyerapan terjadi di usus
halus.Melalui proses ini molekul kecil dapat diserap bersama air, vitamin dan
elektrolit, lalu dipindahkan dari lumen pencernaan ke dalam darah atau limfe.
Sistem pencernaan pada rongga mulut dimulai dari mengunyah, lalu proses
salivasi dan akhirnya adalah menelan. Adanya bolus makanan akan menghambat
refleks gerakan mengunyah pada otot dan rahang akan turun ke bawah, oleh karena
itu terjadi refleks regang pada otot – otot rahang bawah yang akan merangsang
terjadinya kontraksi rebound, lalu rahang bawah akan terangkat ( pengatupan gigi ).
Hal ini terus menerus terjadi dan proses inilah yang kita sebut dengan mengunyah.
Selain itu, makanan yang ada di rongga mulut akan merangsang reseptor tekan di
mulut lalu akan merangsang pusat salivasi di medulla oblongata. Dari medulla
oblongata akan ke kelenjar liur sehingga sekresi air liur akan meningkat. Selain itu,
adanya pemikiran, melihat , dan mendengar makanan dapat mengaktifkan korteks
serebri lalu ke medulla oblongata yang selanjutnya ke kelenjar air liur. Setelah proses
mengunyah, bolus makanan akan ditekan ke arah posterior dan bolus tersebut akan
merangsang reseptor menelan, dan terjadilah serangkaian kontraksi otot faring,
palatum molle tertarik keatas menutup nares posterior, lipatan palatofaringeal pada
kedua sisi faring tertarik ke arah medial untuk saling mendekat, pita suara laring
bertautan secara erat dan laring ditarik ke atas dan anterior oleh otot – otot leher,
sfingter faringoesofageal relaksasi, dan seluruh otot dinding faring kontraksi, maka
bolus akan masuk ke dalam esofagus.
7
Usus halus, dengan adanya proses segmentasi akan mendorong kimus dan
mencampur kimus tersebut dengan getah dari usus halus. Proses segmentasi
merupakan respon dari peregangan lokal yang ditimbulkan oleh kimus. Tonjolan vilus
(brush border) pada usus akan menghasilkan enterokinase, disakaridase, dan
aminopeptidase. ( lihat tabel pada lampiran).
4.4 Nyeri
Pembagian nyeri menurut penyebabnya dapat dibagi dua yaitu visceral pain
dan somatic pain. Visceral pain, adanya iskemia, stimulus kimia, spasme hollow
viscus, overdistention viscus dan insensitif visceral akan meransang C fiber dan
menimbulkan nyeri tumpul, cramping, tidak terlokalisir dan nyerinya sesuai dengan
dermatom. Nyeri pada usus depan akan menyebabkan nyeri epigastrium, pada usus
tengah akan menyebabkan nyeri umbilikus , pada usus belakang akan menyebabkan
nyeri hipogastrikum. Somatic pain,adanya rabaan, tekanan, rangsangan kimia, dan
reaksi radang akan merangsang bagian yang dipersarafi saraf tepi dan menyebabkan
neri. Bila terjadi gerakan akan menyebabkan nyeri meningkat, bila terjadi gesekan
akan menyebabkan perubahan intensitas nyeri. Nyeri terasa seperti ditusuk dan
terlokalisir. Selain itu terdapat nyeri alih, cabang dari visceral pain fibers membentuk
sinaps pada spinal cord dengan second order neuron yang sama pada neuron yang
menerima sinyal dari skin pain fiber sehingga seseorang dapat merasakan nyeri yang
berasal dari kulit sedangkan asal nyeri tersebut sebenanrnya adalah organ visceral.
8
4.5 Dispepsia
Dispepsia organik
PENYEBAB DISPEPSIA ORGANIK
NSAID, antibiotik (spt: makrolides,
Obat-Obatan metronidazole), digitalis, etanol (alkohol), kortikosteroid,
teofilin,dll.
Idiosinkrasi/ - Alergi: susu sapi, putih telur, kacang, makanan laut.
Intoleransi Makanan - Non-alergi: laktosa, MSG, gluten, kafein, as. benzoat.
- Penyakit oesophagus (obstruksi esophagus, refluks
gastroesofageal)
- Penyakit gaster (gastritis, ulkus gaster, Ca gaster)
Kelainan - Penyakit saluran empedu (kholelitiasis,
Struktural kholesistitis)
- Penyakit pankreas (pankreatitis, Ca pankreas)
- Penyakit usus (malabsorbsi, obstruksi intestinal, Ca
kolon)
- dll.
Penyakit Tuberculosis, gagal ginjal, hepatitis, sirosis
Metabolik atauhepatis, tumor hepar, DM, penyakit tiroid, penyakit jantung
Sistemik koroner, dll.
Dispepsia tipe seperti ulkus (Ulcer Like Dyspepsia), pada dispepsia tipe ini
yang dominan adalah nyeri epigastrium (terlokalisir dan episodik)dan terjadi sebelum
makan dan tengah malam. Dispepsia tipe ini akanmereda bila makan atau minum
antasid.Dispepsia tipe seperti dismotilitas (Dismotility Like Dyspepsia) yang dominan
adalah nyeri epigastrium, bertambah sakit setelah makan dengan keluhan yaitu
kembung, mual-muntah, rasa penuh, banyak flatus,cepat kenyang, dan tidak nyaman
saat makan.Dispepsia tipe refluksvdengan keluhan rasa terbakar pada epigastrium,
dada atau regurgitasi dan perasaan asam di mulut yang diobati sebagai penyakit
refluks gastroesophageal.Dispepsia Tipe Non Spesifik dengan tidak ada keluhan
dominan/khas.
9
Penyebab multifaktoral (masih diperdebatkan), salah satunya adalah stress.
Korteks serebri akan merangsang hipotalamus anterior lalu nukleus vagus dan
akhirnya lambung.Rangsang pada lambung akan menyebabkan peningkatan asam
lambung. Asam lambung akan merusak sawar mukosa lambung hingga timbul erosi
lalu ulkus. Ulkus akan menyebabkan rasa nyeri pada lambung. Selain itu, juga akan
menyebabkan pengeluaran histamin yang semakin meningkatkan asam lambung.
Rangsang pada lambung juga akan menyebabkan masukan aferen vagus dan simpatis
di lapisan viseral saluran cerna akan meningkat sehingga merangsang vomiting center
lalu menyebabkan mual dan muntah. Jika intake makanan menurun akan
menyebabkan kerusakan mukosa dan hal ini akan menyebabkan nyeri saat lapar.
Asam lambung yang meningkat akan meningkatkan jumlah gas sehingga terjadi
kembung. Penurunan hormonmotilin juga akan menyebabkan dispepsia karena
menyebabkan dismotilitas. Disfungsi vagus juga akan menyebabkan dispepsia karena
kegagalan relaksasi bgn proksimal lambung (waktu terima makanan) sehingga
menimbulkan rasa cepat kenyang. Infeksi H.pylori juga akan menyebabkan dispepsia
yang akan dijelaskan pada topik selanjutnya. GERD juga dapat menyebabkan
dispepsiadengan rasa terbakar karena asam lambung yang naik ke esofagus akan
merusak epitel dan menyebabkan inflamasi.
10
menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung, menghindari faktor
resiko (seperti: alkohol, rokok, makanan pedas, obat-obatan dan stress) dan mengatur
pola makan.
Pencegahan dengan cara pola makan normal dan teratur, memilih makanan
yang seimbang dgn kebutuhan dan jadwal makan yg teratur.tidak mengkomsumsi
makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok.Bila harus
makan obat karena sesuatu penyakit (misal: sakit kepala), gunakan secara wajar dan
tidak mengganggu fungsi lambung. Prognosis, dispepsia yang ditegakkan dengan
pemeriksaan klinis dan penunjang yang akurat akan menghasilkan prognosis yang
baik.
11
Morfologi gastritis kronik, peradangan mukosa yang akhirnya menyebabkan
atrofi mukosa dan metaplasia epitel.Peradangan terdiri atas infiltrat limfosit dan sel
plasma di lamina propria. Peradangan mungkin disertai oleh pengurangan kelenjar
dengan derajat bervariasi dan atrofi mukosa.
Rute umum infeksi adalah oral – oral dan fecal – oral. Patogenesis, ada
empat proses yaitu dimulai dari H.pylori masuk ke dalam lapisan mukosa dari gaster
host dan melekat dengan menggunakan adhesin ke mukosa gaster lalu memproduksi
amonia dari urea sehingga menetralkan asam lambung dan bakteri terlindungi.
Urea hydrolysis: urea is broken down to ammonia and carbon dioxide.
Setelah itu, H. pylori akan berpoliferasi, migrasi, dan akhirnya membentuk fokus
infeksi. Ulkus gaster akan dihasilkan dengan adanya destruksi oleh mukosa,
inflamasi dan kematian sel mukosa. Selain itu inflamasi akan menurunkan
somatostatin lalu somatostatin akan meningkatkan gastrin dan gastrin akan
meningkatkan sekresi asam, asam akan merusak dari epitel lambung.
12
Pemeriksaan laboratorium, yaitu H.pylori fecal antigen test, tes ini cepat,
berdasarkan monoclonal antibody immunography of stool samples, dengan tingkat
spesifik 98 % dan sensitif 94 %. Positif pada awal infeksi dan bisa digunakan untuk
follow up. Carbon 13 urea breath test (UBT), berdasarkan deteksi urea yang
dihasilkan oleh organisme.Caranya adalah pasien diberi minuman urea dengan
carbon isotop (C13 atau C14), dan setelah durasi yang tepat, konsentrasi karbon
berlabel diukur dari pernafasan. H.pylori serologi,sensitifitas dan spesitifitas >90
%,berdasarkan jumlah IgG dari ELISA dan tidak baik untuk folllow up karena hasil
bisa positif padahal bakteri. Metode pemeriksaan yang terbaru adalah Modified Triple
Stain (Carbol Fuchsin/Alcian Blue/Hematoxylin-Eosin) for the Identification of
Helicobacter pylori.
13
BAB V
ULASAN
Ada beberapa hal masih belum jelas dalam hal, kenapa perut kembung?
Setelah mendapat penjelasan dari pakar diketahui bahwa perut kembung disebabkan
oleh kadar HCl atau asam lambung yang meningkat sehingga akan membentuk gas.
Gas yang dihasilkan akan menyebabkan perut kembung.
Kapan pasien dengan dispepsia kita rujuk ke rumah sakit? Pasien kita rujuk
apabila terdapat alarm signal yaitu :
Gastrointestinal bleeding
Iron deficiency anaemia
Progressive unintentional weight loss
Progressive dysphagia
Odynophagia
Persistent vomiting
Epigastric mass on palpation
Pada saat pleno pakar dijumpai adanya pertanyaan apakah maag adalah
dispepsia atau gastritis? Berdasarkan Ilmu Penyakit Dalam UI, dituliskan bahwa maag
adalah dispepsia bukan gastritis.
14
.
15
BAB VI
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
16
Bucher, Graham P. Dispepsia.Laurence Hunter. Gastroenterology.China : Elsevier
Science Limited.2003. 31- 32
17
LAMPIRAN
Gambar 1
Tabel 1
Table 13–3. Secretory Products of the GI Tract.1
18
Products Physiologic Actions Site of Release Stimulus for Disease Association
Release
GIP Stimulates insulin release; Duodenum and Glucose, amino
(inhibits gastric acid secretion) jejunum acids, fatty acids
Candidate
hormones
Motilin Stimulates gastric and duodenal Duodenum and Unknown Irritable bowel
motility jejunum syndrome; diabetic
gastroparesis
Pancreatic Inhibits pancreatic bicarbonate Pancreatic islets Protein (fat and
polypeptide and enzyme secretion of Langerhans glucose)
Enteroglucagon Elevates blood glucose? Ileum Glucose and fat
Paracrines
Somatostatin Inhibits release of most other GI tract mucosa, Acid stimulates, Gallstones
peptide hormones pancreatic islets vagus inhibits
of Langerhans release
Prostaglandins Promote blood flow, increase Multiple Various NSAID-induced
mucus and bicarbonate secretion gastritis and ulcer
from gastric mucosa disease
Histamine Stimulates gastric acid secretion Oxyntic gland Unknown
mucosa
Neurocrines
VIP Relaxes sphincters and gut Mucosa and Enteric nervous Secretory diarrhea
circular muscle; stimulates smooth muscle system
intestinal and pancreatic of GI tract
secretion
Bombesin Stimulates gastrin release Gastric mucosa Enteric nervous
system
Enkephalins Stimulate smooth muscle Mucosa and Enteric nervous
contraction; inhibit intestinal smooth muscle system
secretion of GI tract
Other products
Intrinsic factor Binds vitamin B12 to facilitate its Parietal cells of Constitutive Autoimmune
absorption the stomach secretion destruction resulting
in pernicious anemia
Mucin Lubrication and protection Goblet cells GI tract irritation Viscid mucus in
along entire GI cystic fibrosis.
tract mucosa Attenuation in some
cases of peptic ulcer.
Acid Prevents infection; initiates Parietal cells of Gastrin, histamine, Acid-peptic disease
digestion the stomach acetylcholine,
NSAIDs
(indirectly)
1
Parentheses indicate minor components and effects.
19