Professional Documents
Culture Documents
PEMUPUKAN
PENDAHULUAN
PENYAJIAN
VI. 1. Pemupukan
Ada tiga hal yang harus dipahami dalam pemupukan tanaman budidaya
yaitu: (1) Tanah; (2) Tanaman; dan (3) Pupuk. Ketiganya saling berkaitan dan
menunjang untuk menghasilkan tanaman yang benar-benar subur dan produktif.
VI.1.1 Tanah
VI - 1
> Sebagai tempat bertumpunya tanaman.
Tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah yang subur. Tanah yang
subur adalah tanah yang mampu untuk menyediakan unsur hara yang cocok,
dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat dan lingkungan
yang sesuai untuk pertumbuhan suatu spesies tanaman.
Tanah yang subur memiliki sifat fisik kimia dan biologi yang baik untuk
pertumbuhan tanaman. Sifat tersebut antara lain:
VI - 2
Lalu, mengapa tanaman yang ditanam bukan di tanah pasir dan tanah liat
masih saja tumbuh kerempeng seperti kurang makan? Kasus serupa ini memang
paling banyak terjadi dan sering dikeluhkan petani. Ini ada hubungannya dengan
kesuburan tanah yang meliputi: kandungan hara, derajat keasaman (pH),
pengolahan tanah, dan segi perawatan lain.
> pH Tanah.
VI - 3
dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Sebelum pengapuran, pH tanah
harus diketahui terlebih dahulu. Nilai pH yang didapat akan menentukan jumlah
kapur yang harus ditebarkan.
A. Penggolongan Pupuk
VI - 4
Greenzit, Atonik, Seprint, Bayfolan, Plant Catalist dan Grow More. Pupuk akar
diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. contoh pupuk akar
adalah urea, SP-36, dan KCl.
Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua,
yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release
ditebarkan ke tanah, dalam waktu singkat, unsur hara yang dikandungnya dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis,
bukan hanya diserap oleh tanaman tetapi juga menguap dan tercuci oleh air. Yang
termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA, dan KCl.
Pupuk slow release atau sering disebut dengan pupuk lepas terkendali
(controlled release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi
sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang
dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama dibandingkan dengan pupuk fast
release. Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk
slow release dilindungi secara kimiawi dan mekanis. Perlindungan secara
mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau selaput
yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polymer coated urea
dan sulfur coated urea. Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan cara
mencampur bahan pupuk menggunakan zat kimia, sehingga bahan pupuk tersebut
lepas secara terkendali. Contohnya, Methylin Urea, Urea Formaldehide, dan
Isobutylidenr Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal sehingga hanya
digunakan untuk tanaman-tanaman yang bernilai ekonomi tinggi.
B. Jenis-jenis Pupuk
VI - 5
pupuk berbentuk ammonium (NH4+), karena pada tanah yang tergenang, nitrogen
mudah berubah menjadi gas N2. Umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi
dapat membakar daun tanaman sehingga pemakaiannya perlu lebih hati-
hati.Beberapa contoh pupuk yang mengandung N disajikan pada Tabel VI-1.
% NH4+
% N total % NO3-
Jenis pupuk (Ammonium % Unsur lain
(Nitrogen) (Nitrat)
)
Ammonium Nitrat 33,5 16,7 16,7 -
Ammonium sulfat 21 21 0 S = 24%
Kalsium Nitrat 15,5 0 15,5 Ca = 19%
Urea 45 45 0 -
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan
daerah panas. Pupuk ini dapat membakar tanaman jika diberikan terlalu dekat
dengan akar atau langsung kontak dengan daun. Ketersediaan bagi tanaman
sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering. Ammonium
nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.
Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen
(N) dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis. Reaksi
kerjanya agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Bereaksi masam,
sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat
baik untuk sumber sulfur. Lebih disarankan dipakai di daerah panas.
Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut di dalam
air, dan sebagai sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. sifat
lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.
VI - 6
B.2. Pupuk Sumber Phosphor
SP-36
Mengandung 36% phosphor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari
phosphat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya
agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan
sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan
tidak bersifat membakar.
Ammonium Phosphat
Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak masam, dan bersifat
higroskopis. Namun demikian, Khlor bisa berpengaruh negatif pada tanaman yang
tidak membutuhkannya, misalnya kentang, wortel, dan tembakau.
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%.
Bentuknya berupa tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya agak
mengasamkan tanah. dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam.
Tanaman yang peka terhadap keraculan Cl, seperti tembakau, disarankan untuk
menggunakan pupuk ini.
VI - 7
Kalium Nitrat (KNO3)
Kapur Dolomit
Kapur Kalsit
Kapur Gipsum
Berbentuk bubuk dan berwarna putih. Mengandung 39% Ca, 53% S, dan
sedikit Mg. Ditebarkan dalam satu kali aplikasi.
Jika terkena air, gypsum yang ditebarkan akan menggumpal dan mengeras
seperti tanah liat (cake). Gypsum digunakan untuk menetralisir tanah yang
terganggu karena kadar garam yang tinggi, misalnya pada tanah di daerah pantai.
Aplikasi gypsum tidak dapat mengubah pH tanah yang terlalu besar.
VI - 8
Bubuk Belerang (Element Sulfur)
Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merek,
kualitas, dan analisis telah tersedia di pasaran. Kendati harganya relatif lebih
mahal, pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya lebih lengkap.
VI - 9
Efisiensi pemakaian tenaga kerja pada aplikasi pupuk majemuk juga lebih tinggi
daripada aplikasi pada pupuk tunggal yang harus diberikan dengan cara dicampur.
Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besar butiran yang seragam
dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat
menggumpal. Hampir semua pupuk majemuk bereaksi masam, kecuali yang telah
mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.
Variasi analisis pupuk majemuk sangat banyak. meskipun demikain
perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK 15.15.15 dan
NPK 16.16.16. Berikut ini gambaran fungsi beberapa jenis analisis pupuk
majemuk.
Variasi analisis pupuk, seperti 15.15.15, 16.16.16, dan 20.20.20
menunjukkan ketersediaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk
dengan variasi analisis seperti ini antara lain untuk mempercepat perkembangan
bibit; sebagai pupuk pada awal penanaman; dan sebagai pupuk susulan saat
tanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga dan berbuah.
Dalam memilih pupuk majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor,
antara lain kandungan unsur hara yang tinggi, kandungan unsur hara mikro,
kualitas pupuk, dan harga per kilogramnya.
Daun memiliki mulut yang dikenal dengan nama stomata. Sebagian besar
stomata terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur
penguapan air dari tanaman sehingga aliran air dari akar dapat sampai ke daun.
Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan tertutup sehingga tanaman tidak akan
mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan
membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk ke dalam
jaringan daun. Dengan sendirinya, unsur hara yang disemprotkan ke permukaan
daun juga masuk ke dalam jaringan daun.
Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan
kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih
lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur hara mikro. Pemilihan analisis
yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sama
VI - 10
dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia
tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya adalah
manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan
tanaman dan peningkatan hasil panen.
Pupuk daun berbentuk serbuk dan cair. Kualitasnya dianggap baik jika
mudah larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena mudah larut di
dalam air, sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis. Akibatnya, tidak dapat
disimpan terlalu lama jika kemasannya telah dibuka.
Keuntungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap
tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu,
tidak menimbulkan kerusakan sedikit pun pada tanaman, dengan catatan
aplikasinya dilakukan secara benar. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah
konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk
daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus dilarutkan ke dalam satuan
volume air. Contohnya, pada kemasan pupuk daun tertera angka 2 gram per liter
air, artinya pupuk sebanyak 2 gram harus dilarutkan ke dalam 1 liter air. Supaya
lebih praktis, saat di lapangan, ukuran bobot pupuk daun dapat diubah ke dalam
satuan yang lebih gampang digunakan, misalnya sendok makan. Penentuan
besarnya volume air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot.
Angka konsentrasi ini selalu dicantumkan pada kemasan pupuk. Jika konsentrasi
pupuk daun yang digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun akan
terbakar.
Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore
hari karena bertepatan dengan saat membukanya stomata. Prioritaskan
penyemprotan pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata.
Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam
setelah penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi
efektivitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprot pupuk daun pada
saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke
daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Beberapa contoh pupuk
daun yang banyak beredar di pasaran sebagai berikut.
- Bayfolan 11.8.6 dilengkapi dengan Fe, Mg, B, Cu, Zn, dan Mo.
VI - 11
- Complesal 12.4.6 dilengkapi dengan Fe, S, Mn, Mg, B, Cu, Zn.
- Gandasil Daun 14.12.14 dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu, Zn.
- Gandasil Bunga 6.20.30 dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu, Zn.
- Grow More.
- Hypnex 10.40.15.
VI - 12
- Pada tanah masam, penambahan pupuk organik dapat membantu
meningkatkan pH tanah.
- Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air.
Adapun Jenis-jenis pupuk organik yang banyak dikenal adalah sebagai berikut :
1. Kompos
Kompos adalah hasil pembusukan sisa-saia tanaman yang disebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos sangat ditentukan oleh
besarnya perbandingan antara nisbah karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/N
rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna.
Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama
dibandingkan dengan bahan ber-C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap
baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.
Bahan kompos, seperti sekam, jerami padi, batang jagung, dan serbuk
gergaji, memiliki C/N rasio antara 50-100. Daun segar memiliki C/N rasio sekitar
10-20. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga menjadi
12-15. Tahapan proses pembuatan kompos sebagai berikut :
- Karbohidrat, protein, dan lilin (bahan C/N rasio tinggi) diurai menjadi
senyawa sederhana, seperti NH3, CO2, H2, dan H2O. Pada tahap ini,
mikroorganisme pengurai menyerap unsur hara dari lingkungan sekitarnya
untuk pertumbuhannya.
- Setelah perombakan selesai, mikroorganisme pengurai akan mati.
Konsekuensinya, unsur hara penyusun tubuh mikroorganisme akan
dilepaskan. Pada tahap ini C/N rasio menjadi lebih rendah karena banyak
karbon yang berubah menjadi CO2 dan menguap ke udara. Namun, bertolak
belakang dengan karbon, kandungan nitrogennya justru melimpah.
- Jika C/N rasio telah mencapai angka 12-20 berarti unsur hara yang terikat
pada humus telah dilepaskan melalui proses mineralisasi sehingga dapat
digunakan oleh tanaman.
Penjelasan proses di atas dapat menjawab pertanyaan mengapa tanaman
justru tampak seperti kekurangan unsur hara setelah diberi kompos yang belum
terurai sempurna. Sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan
bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena
VI - 13
itu, disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum
terurai sempurna terpaksa digunakan. Contohnya seperti yang dilakukan oleh
petani strawberi, petani semangka, dan petani sayuran yang menggunakan jerami
padi atau serbuk gergaji yang belum terurai sempurna menjadi mulsa.
Kandungan unsur hara di dalam kompos sagat bervariasi. Tergantung dari
jenis bahan asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos. Kandungan unsur
hara kompos mempunyai kisaran sebagai berikut :
- Nitrogen 0,1-0,6%
- Phosphor 0,1-0,4%
- Kalium 0,8-1,5%
- Kalsium 0,8-1,5%.
Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak
lembab, gembur, dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Produsen
kompos yang baik akan mencantumkan besarnya kandungan unsur hara pada
kemasan. Meskipun demikian, dosis pemakaian pupuk organik tidak seketat pada
pupuk buatan karena kelebihan dosis pupuk organik tidak akan merusak tanaman.
Penggunaan dosis tertentu pada pupuk kompos lebh berorientasi untuk
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara.
2. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak.
Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan
ternak, dan cara penampungan pupuk kandang. Tabel VI.2. di bawah ini
menunjukkan pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki kandungan unsur
hara yang lebih besar daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran
padat pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan
unsur hara pada urine selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.
VI - 14
Tabel VI.2. Kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk kandang
VI - 15
- Tanaman dapat memanfaatkan semaksimal mungkin unsur hara dari pupuk
melalui minimalisasi terjadinya pencucian dan penguapan.
- Cara aplikasi yang dipilih harus aman bagi tanaman dan biji yang ditanam.
- Cara aplikasi yang tepat menjadikan jumlah yang ditebar sesuai dengan dosis
yang diinginkan (akurat).
- Pilih cara aplikasi yang paling efisien dalam memanfaatkan sumberdaya
tenaga kerja, waktu, alat, dan bahan.
VI - 16
4. Jarak tanam dan karakter tajuk. Tanaman dalam barisan yang rapat,
seperti jagung dan kacang tanah, dapat dipupuk dengan cara larikan pada
satu sisi atau kedua sisi dari baris tanam. Tanaman yang ditanam
berjauhan seperti pada perkebunan mangga atau kelapa sawit dapat
dipupuk dengan cara membuat lingkaran di sekeliling pohon. Pada
tanaman penutup tanah (ground cover), seperti rumput dan tanaman hias
yang bertajuk lebar, berikan pupuk daun atau pupuk yang bersifat slow
release. Meskipun demikian, pupuk fast release juga bisa digunakan
asalkan segera diikuti dengan penyiraman, agar pupuk tidak membakar
daun.
VI - 17
• Dosis Pupuk
Tidak disarankan menempatkan pupuk dengan dosis sangat tinggi ti dalam
larikan atau di dalam tugalan karena dapat merusak tanaman. Pupuk tersebut
sebaiknya ditebar agar terjadi penumpukan di satu tempat. Untuk tanaman di
dalam pot, meskipun dosis yang diberikan relatif kecil (hanya 1-2 sendok),
penebaran adalah cara yang paling aman mengingat jumlah medianya sangat
terbatas.
• Larikan
Caranya, buat parit kecil di samping barisan tanaman sedalam 6-10 cm.
Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini
dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan,
larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-
jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat langsung ditempatkan di atas
tanah. Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari
membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena menyebabkan
perkembangan akar tidak seimbang, misalnya akar tumbuh lebih pesat pada sisi
yang diberi pupuk. Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi
yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya, cara ini dilakukan untuk
memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan perakaran
yang terbatas, disarankan untuk menggunakan cara larikan.
VI - 18
sehingga perkembangan akar pun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk
menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap.
• Pop Up
• Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam
10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian, setelah pupuk
dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari penguapan.
Cara ini dapat dilakukan di samping kiri dan samping kanan baris tanaman atau di
sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah
pupuk slow release dan pupuk tablet.
• Fertigasi
Pupuk dilarutkan ke dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air
irigasi. Lazimnya, cara ini dalakukan untuk tanaman yang pengairannya
menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan
tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery tanaman
yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh
akar dapat lebih tinggi.
Pada pertanian intensif, pemupukan sering dilakukan berkali-kali sehingga
beberapa cara di atas dapat dilakukan bersama-sama dalam satu musim tanam.
VI - 19
1. Hasil analisis tanah merekomendasikan untuk melakukan pemupukan
dengan 200 gram N, 100 gram P2O5, dan 200 gram K2O per tanaman. Pupuk
yang tersedia adalah urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% K2O).
Berdasarkan rekomendasi pemupukan, bobot setiap pupuk yang diperlukan
untuk memenuhi rekomendasi di atas adalah :
Urea yang diperlukan : 100/45 x 200 g = 444 g.
SP-36 yang diperlukan : 100/36 x 100 g = 278 g.
Kcl yang diperlukan : 100/60 x 200 g = 333 g.
2. Di dalam buku Pedoman Bercocok Tanam dianjurkan untuk menggunakan
urea (45% N) sebanyak 100 gram. Adapun pupuk N yang tersedia adalah ZA
(26% N). Berdasarkan data-data tersebut, pupuk yang digunakan adalah
45/100 x 100 g urea = 45 gram N sehingga pupuk ZA yang diperlukan untuk
memasok 45 gram N adalah 100/26 x 45 = 173 gram.
3. Penyuluh pertanian menyarankan untuk menggunakan 1 kg pupuk NPK
15.15.15 per pohon, tetapi harga pupuk NPK sangat mahal. Pupuk yang
tersedia urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% K2O). Menurut
data-data di atas, dosis Urea, SP-36, dan KCl yang diperlukan untuk
menggantikan 1 kg pupuk NPK 15.15.15 adalah :
15/100 x 1.000 g = 150 g N
15/100 x 1.000 g = 150 g P2O5
15/100 x 1.000 g = 150 g K2O
Jadi urea diperlukan sebanyak 100/45 x 150 = 333 gram; SP-36 sebanyak
100/36 x 150 = 471 gram; dan KCl sebanyak 100/60 x 150 = 250 gram.
LATIHAN
PERTANYAAN.
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemupukan !
VI - 20
2. Sebutkan dan jelaskan pembagian pupuk berdasarkan asalnya !
3. Jelaskan pengertian tentang kompos, dan sebutkan kriteria kompos yang baik !
VI - 21
RINGKASAN
Ada tiga hal yang harus dipahami dalam pemupukan tanaman budidaya
yaitu: (1) Tanah; (2) Tanaman; dan (3) Pupuk. Ketiganya saling berkaitan dan
menunjang untuk menghasilkan tanaman yang benar-benar subur dan produktif.
Jenis tanah yang berbeda juga akan menghendaki kebutuhan pupuk yang
berbeda juga. Sifat fisik, kimia dan biologi tanah harus dianalisis terlebih dahulu
untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan pemupukan.
Selain faktor tanah, efektivitas pemupukan juga tergantung dari jenis
pupuk yang digunakan dan cara aplikasinya. Jenis pupuk yang meliputi jumlah
kandungan unsur hara makro tiap pupuk, asal pupuk dan bentuk pupuk sering
menjadi pertimbangan dalam penentuan pemupukan. Demikian juga cara
aplikasinya baik dengan larikan, ditebar maupun ditugal harus memperhatikan
asas empat tepat (tepat jenis, tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu).
PENUTUP
TES FORMATIF
VI - 22
VI - 23