Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL SKRIPSI
DISUSUN OLEH:
RISA HARLINA
105016200552
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 3
C. Pembatasan Masalah .......................................................... 3
D. Perumusan Masalah ........................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 3
F. Manfaat Penelitian ............................................................. 4
1
Model-model pembelajaran yang efektif, KTSP Diknas.
http://ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_sma/14.ppt, Hal.16,
2
http://biologi-fkip.unri.ac.id/karya_tulis/rosmaini.pdf. tggl 14 Jan 2009, 15.48
3
http://lpmpjogja.diknas.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=219. Tggl 15 Jan
2009, 17.25
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasi masalah yang ada.
1. Belum ada guru kimia yang menggunakan model kooperatif learning tipe
think pair share di SMA Al-Hasra Sawangan.
2. Belum diketahui adanya pengaruh penggunaan model kooperatif learning
tipe think pair share di SMA Al-Hasra Sawangan.
3. Belum diketahui besarnya pengaruh penggunaan model kooperatif learning
tipe think pair share di SMA Al-Hasra Sawangan.
C. Pembatasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti agar tidak melebar kepada masalah lain
dan mengingat keterbatasan waktu penelitian.
Penerapan model kooperatif learning tipe think pair share (TPS)
terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan
elektrolit dan non-elektrolit.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah ada dampak
yang positif dari model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil
belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-
elektrolit?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak model
kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada
pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit. Serta
memberikan informasi tambahan kepada guru lain, pihak sekolah dan pihak
lain.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.
1. Bagi Siswa
Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri
dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah kimia sehingga dapat
meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berfikir kritis, inovatif dan
sistematis. Selain itu, merangsang otak siswa menyusun kata-kata yang
ilmiah dalam memberikan pendapatnya dan melatih siswa untuk dapat
menerima perbedaan-perbedaan pendapat dalam menyelesaikan masalah
dengan orang lain.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk tidak
egois dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Agar guru lebih memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses
pembelajaran, karena siswa juga dapat dijadikan sebagai sumber ilmu.
3. Bagi Sekolah
Dapat membantu menciptakan panduan model pembelajaran dalam
proses belajar mengajar pada pelajaran lain, dan sebagai bahan
pertimbangan dalam memilih model pembelajaran demi kemajuan proses
pembelajaran di masa yang akan dating.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi penulis, yakni penulis
dapat mengetahui apakah pengaruh model kooperatif learnig tipe think pair
share efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan
sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit kelas X semester II di SMA
Al-Hasra Sawangan.
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGUJIAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN
A. Kajian Teoretik
1. Kooperatif Learning
Sistem pembelajaran gotong royong atau kooperatif learning
merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang
terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran yang
berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok,
karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang
bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara
terbuka dan hubungan yang bersifat interdepensi efektif diantara anggota
kelompok (Sugandi, 2002).4
4
http://www.sd-binatalenta.com/artikel_ina.pdf, 25 Januari 2009, 20.29
5
http://marselinaportofolio.blogspot.com/2008/12/model-model-pembelajaran-inovatif.htm,15
Januari 2009, 17.27
2) Berpasangan (pairing)
Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
jawaban selama beberapa menit untuk menyatukan gagasan mereka
masing-masing
3) Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan untuk
berbagi dengan seluruh siswa tentang apa yang telah mereka bicarakan.
3. Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga.6
Belajar atau learning, adalah perubahan yang secara relatif
berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-
pengalaman. Belajar merupakan salahsatu bentuk perilaku yang amat
penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia
menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan.7
Menurut gagne (1984), belajar didefinisikan sebagai proses dimana
suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman.8
Menurut James O.Wittaker, “learning may be defined as the
process by which behavior organites or is altered through training or
experience”. Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkahlaku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.9
Menurut Howard L. Kingsley, “learning is the process by which
behavior (in the broader sense) is organited or changed through practice or
6
Muhibbin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan. hal.89
7
Zikri Neni Iska. Psikologi. hal.76
8
http://whandi.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=41, 25 Januari 2009, 20.45
9
Drs. Wasty Soemanto, M.Pd. Psikologi Pendidikan, hal.104
training”. Belajar adalah proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau
diubah melalui praktek atau latihan.10
4. Hasil Belajar
Setiap individu yang belajar tentu dengan usaha atau kerja keras
agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang siswa
dalam pembelajaran dikatakan tuntas atau berhasil ketika dapat mencapai
kriteria ketuntasan minimal. Berikut ini akan dipaparkan tentang pengertian
hasil belajar, alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu
pembelajaran, indicator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar.
1) Pengertian Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, hasil belajar atau prestasi belajar
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan
secara individu atau kelompok. Dari ungkapan tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak akan ada hasil apabila tidak ada kegiatan.11
2) Alat Evaluasi Hasil Belajar
Langkah pertama yang perlu ditempuh oleh guru atau calon
pendidik dalam menilai hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi.
Alat evaluasi hasil belajar ada dua macam, yaitu bentuk objektif
dan bentuk subjektif. Bentuk objektif dapat berupa tes benar-salah,
bentuk pilihan ganda, bentuk tes mencocokan, dan tes isian. Sedangkan
bentuk subjektif dapat berupa tes esai.12
3) Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar adalah sebuah acuan pencapaian
keberhasilan suatu pembelajaran. Indikator pencapaian haruslah
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.13
10
Ibid.
11
http://www.geocities.com/guruvalah/hasil_belajar_bab2.pdf, 27 Januari 2009, 21.15
12
Muhibbin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan. hal.146-149
13
Ibid. hal.150
4) Batas Minimum Hasil Belajar
Setelah mengetahui indikator yang hendak dicapai, maka guru
perlu menentukan batas minimum keberhasilan dari indikator tersebut.
Batas minimum itu digunakan untuk mempertimbangkan batas terendah
hasil belajar siswa.14
C. Kerangka Pikir
Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk refleksi dari
metode penelitian lainnya. Peneliti menggunakan metode PTK pada penelitian
14
Ibid. hal.152
15
http://www.dikmentidki.go.id/belajar/kimia/elektrolit.swf, 26 Januari 2009, 17.02
16
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007, 26 Januari 2009, 17.20
ini agar dapat lebih menyatu dengan keadaan dan situasi pembelajaran yang
ada di SMA Al-Hasra Sawangan.
Yang akan diteliti pada PTK adalah penerapan model kooperatif
learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan
sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit. Model ini digunakan untuk
merubah doktrinasi bahwa siswa datang ke kelas ibarat sebuah gelas kosong.
Maksudnya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat
memberikan pendapat dan argumentasi tentang sifat-sifat larutan elektrolit dan
non-elektrolit.
Pada model ini secara praktis siswa dituntut untuk berpikir kritis,
analitis, inovatif, dan dapat bertanggung jawab atas jawaban atau permasalah
yang ada. Siswa juga dituntut untuk lebih kreatif dalam mengemukakan
pendapat dan argumen tentang sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit.
Setelah siswa mendapatkan jawaban atas permasalahan yang ada pada
materi sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit, maka siswa pun dapat
mengidentifikasi sebab terjadinya sifat-sifat tersebut.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang ingin diajukan pada penelitian ini adalah
apakah ada dampak yang positif dari penerapan model kooperatif learning tipe
think pair share terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan sifat-
sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Hasil Penelitian
17
Prof. Dr. Rochiati Wiriaatmadja. Metode Penelitian Tindakan Kelas, hal.12
18
Prof. Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas. hal.16
C. Subyek atau Partisipan Yang Terlibat Dalam Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMA Al-Hasra
kelas X semester II tahun ajaran 2008/2009.
19
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhan Milama. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi. hal.15
I. Teknik Pengumpulan Data
Cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah
dengan menggunakan test subjektif bentuk essay dan lenbar observasi untuk
mengetahui nilai kerjasama siswa pada proses pembelajaran. Test subjektif ini
digunakan setelah siswa mendapatkan materi pelajaran. Selain itu untuk
mengetahui tanggapan siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe TPS dengan lembar kuesioner.
Mp − Mt p
rpbis =
St q
Keterangan:
rpbis = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Mean skor dari subjek yang menjawab benar
Mt = Skor total seluruh peserta tes
St = Standar deviasi skor total
p = Proporsi subjek menjawab betul
q = 1-p
20
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. hal.283
2. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
kestabilan atau konsistensi hasil suatu pengukuran.21 Untuk mengetahui
reliabilitas tes instrument hasil belajar siswa digunakan rumus Flanagan,
dengan terlebih dahulu melakukan analisis butir soal menggunakan teknik
belah dua genap-ganjil. Rumusnya sebagai berikut:22
V1 − V2
r11 = 2 (1 - )
Vt
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrument
V1 = Varians skor butir ganjil
V2 = Varians skor butir genap
Vt = Varians skor total
( X) 2
∑ X − ∑N
2
V=
N
21
Op. cit. hal.105
22
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. hal.184
2. Perhitungan Nilai Kemampuan Psikomotor
Untuk menghitung nilai kemampuan psikomotor suatu tes performance
dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi. Rumusnya
sebagai berikut:
INTERNET
Model-model pembelajaran yang efektif, KTSP Diknas.
http://ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_sma/14.ppt, Hal.16,
http://lpmpjogja.diknas.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&i
d=219. Tggl 15 Jan 2009, 17.25
http://marselinaportofolio.blogspot.com/2008/12/model-model-
pembelajaran-inovatif.htm,15 Januari 2009, 17.27
http://whandi.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=41, 25
Januari 2009, 20.45
http://www.geocities.com/guruvalah/hasil_belajar_bab2.pdf, 27 Januari
2009, 21.15