Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
1
2
A. Persiapan Lahan
Agregasi tanah merupakan faktor penting dalam pertumbuhan
tanaman, karena pergerakan udara, air dan perpindahan energi saling
berkaitan dengan porositas tanah. Temperatur tanah merupakan faktor yang
sangat beragam namun pengaruhnya tehadap pertumbuhan tanaman
bergantung pada intensitas cahaya panjang hari, variasi musiman, curah hujan
dan warna serta tekstur tanah. Pergerakan tanah merupakan ciri fisik tanah
yang penting yang mempengaruhi munculnya kecambah (Rao, 1994).
Pengolahan pertama adalah pembukaan lahan kering yang bertujuan
membersihkan hama dan gulma serta menyingkirkan kerikil di sekitar media
tanam. Lahan tersebut memiliki struktur remah (setelah diolah) yang
merupakan struktur yang ideal bagi tanaman (Munir, 1996).
Agar memperoleh hasil seperti yang diinginkan maka tanah erlu dan
disiram dan digemburkan. Akan tetapi, tanah yang setiap hari disiram tentu
saja akan semakin padat dan udara di dalamnya semakin sedikit. Akibatnya
akar tanaman tidak dapat leluasa menyerap unsur hara. Untuk
menghindarinya, tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan dengan hati –
hati agar akar tidak putus (Tohir, 2005).
Tanaman dalam pertumbuhanya memerlukan nutrisi yang berupa
unsure hara. Sedangkan asupan unsure tersebut diperoleh tanaman dari media
tanam yaitu tanah. Tanah mampu menyediakanya bagi. Dalam tanah
menyediakan beberapa unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Dalam penggunaanya sebagai media tanam sebaiknya tanah tersebut bebas
penyebab penyakit. Pemakaian tanah yang bebas penyebab penyakit harus
diartikan tanah yang relatif atau sama sekali bebas patogen yang dapat
merugikan tanaman (Lal, 1994).
Lingkungan tanah merupakan sumber nutrisi dan air bagi tanaman.
Sedangkan lingkungan iklim yang penting antara lain: radiasi surya, suhu dan
kelembaban. Interaksi antara tanaman dengan faktor lingkungan akan
3
4
ginofor, berat 100 biji dan berat hasil polong basah per hektar (Wijonarko,
2002).
Sclerotium rolfsii, penyebab penyakit busuk batang, merupakan
patogen tular tanah (soil borne) yang dapat menyebabkan kerusakan berarti
pada kacang tanah. Penyakit ini ditemukan hampir di setiap pertanaman
kacang tanah di seluruh dunia, terutama di daerah yang terletak pada garis
lintang yang rendah (Feakin, 1973).
Pemanenan kacang tanah sebaiknya dilakukan saat cuaca baik dan
tanah tidak terlalu kering sehingga memperkecil jumlah polong tertinggal dan
memudahkan perontokan dan pengeringan polong. Penundaan panen lebih
dari 5 hari dapat menyebabkan biji berkecambah di lapang (Somaatmadja,
1993).
3. Kacang Tunggak
Kacang tunggak (Vigna unguiculata) merupakan jenis tanaman
kacang-kacangan yang sudah dikenal di Indonesia. Keunggulan kacang
tunggak antara lain mudah dibudidayakan serta toleran terhadap kekeringan,
hama dan penyakit (Purwani dan Santosa, 1995).
Biji kacang tunggak yang memiliki densitas besar, lebih tahan dalam
proses pengupasan (dehulling) kulit sehingga rendemen yang dihasilkan lebih
tinggi dibandingkan biji kacang tunggak yang memiliki densitas rendah
(Purwani dan Santosa, 1994).
Pengupasan kulit dapat dilakukan dengan cara menumbuk kasar
(secara tradisional dengan alu) kemudian menampinya. Pada skala yang lebih
besar (industri rumah tangga) dapat digunakan mesin pengupas kulit
(Ngarmsak, 1991).
Tanaman kacang tunggak tahan terhadap kekeringan, sehingga
cocok dikembangkan di lahan kering (tegalan) dan lahan sawah tadah hujan,
dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan lainnya. Tanaman kacang
tunggak memiliki kelebihan, yaitu dapat tumbuh diberbagi jenis tanah,
termasuk tanah yang asam dan kering. namun, kondisi tanah yang paling
ideal bagi pertumbuhan kacang tunggak adalah tanah yang porus, banyak
8
9
10
12. Timbangan
13. Gembor
14. Spayer
15. Oven
16. Tugal
17. Pisau atau Gunting
Bahan:
1. Benih yang diuji dan yang ditanam
2. Pupuk Kandang 4,8 kg/petak untuk jagung, 0,6kg/ petak
untuk kacang tanah, 0,6kg/petak kacang tunggak
3. Pupuk Urea 105gr/petak untuk jagung, 15gr/petak untuk
kacang tanah, 15gr/petak untuk kacang tunggak
4. Pupuk SP36 24gr/petak untuk jagung, 30gr/petak untuk
kacang tanah, 30 gr/petak kacang tunggak
5. Pupuk KCl 24gr/petak untuk jagung, 30gr/petak untuk
kacang tanah, 30gr/petak untuk kacang tunggak
6. Pupuk daun
C. Cara Kerja
1. Persiapan Lahan
a. Mengolah tanah dengan cangkul atau traktor agar tanah menjadi
gembur sehingga mudah ditanami.
b. Membuat batas petakan sesuai dengan tanaman yang ditanam
kemudian memberi tanda dengan menggunakan papan nama sesuai
dengan perlakuan tanaman.
c. Menaburkan pupuk di atas petakan tanah lalu mencampurnya dengan
tanah. Dosis pupuk yang ditaburkan sesuai dengan kebutuhan
tanaman.
Untuk jagung : pupuk kandang 4,8 kg/petak dan urea 105 gr/petak.
Aplikasi pemupukan urea ½ dosis dan SP36 serta KCl
pada saat tanam. Kemudian ½ dosis urea pada 5 musim
setelah tanam.
11
A. Persiapan Lahan
Persiapan lahan bertujuan untuk mengkondisikan lahan tempat
budidaya tanaman agar sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan tanaman
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik pada lahan tersebut. Persiapan
lahan ini dilakukan sebelum melakukan penanaman meliputi pengolahan
tanah, penyiangan gulma yang tumbuh, serta pemberian pupuk dasar.
Pengolahan tanah merupakan cara untuk memperbaiki kondisi fisik,
kimia maupun biologi tanah. Mengolah lahan merupakan pekerjaan
memodifikasi atau memanipulasi tanah di daerah perakaran tanaman secara
langsung. Hal tersebut bertujuan untuk memperbaiki daerah tersebut bagi
pertumbuhan akar, ketersediaan hara dan produksi. Pengolahan tanah dapat
memperbaiki kondisi tanah karena mengubah struktur dan tekstur tanah
menjadi lebih baik sehingga aerasi dan drainase tanah juga menjadi lebih
baik. Aerasi yang baik mengakibatkan jasad renik dapat berkembang dengan
baik, sehingga menambah kesuburan tanah, air mudah merasap sehingga
tanah tidak tergenang dan kelembaban tanah terjaga, serta bibit penyakit,
hama dan gulma akan mati karena terkena sinar matahari. Tanah yang telah
diolah akan memiliki struktur yang remah dan teksturnya menjadi halus.
Sehingga, penyerapan air menjadi lebih baik. Selain itu, pengolahan lahan
akan memberikan rongga-rongga di dalam tanah agar akar tanaman dapat
“bernafas”.
15
level bahan organik dan humus. Bila tidak dapat dilakukan maka rumput
tahunan merupakan tanaman yang mampu melakukan regenerasi dan
meningkatkan kadar humus tanah (Nations, 1999). Pupuk kandang
merupakan pupuk yang penting di indonesia. Selain jumlah ternak di
indonesia cukup banyak dan volume kotoran ternak cukup besar, pupuk
kandang secara kualitatif relatif lebih kaya hara dan mikrobia dibandingkan
limbah pertanian. Yang dimaksud pupuk kandang adalah kotoran
hewan/ternak dan urine (Rosmarkam & Nasih Widya Yuwono, 2002).
Pupuk urea yang biasa disebut sebagai pupuk nitrogen (N), dimana
unsur N bermanfaat dalam : (1) mempertinggi pertumbuhan vegetatif
terutama daun, (2) mempertinggi kandungan protein, (3) menambah tinggi
tanaman, (4) mempertinggi kemampuan tanaman untuk menyerap unsur hara
lain seperti K, P, dll, (5) merangsang pertunasan, (6) mengaktifkan mikrobia
tanah sehingga proses dekomposisi BO berjalan lancar. Pupuk urea ini mudah
larut dalam air dan mudah menyerap air sehingga tidak dapat disimpan dalam
kurun waktu yang lama. Untuk pupuk SP36 berfungsi sebagai sumber hara
phosphor (P), dimana unsur P ini memiliki peranan penting bagi tanaman
antara lain : (1) mempercepat pembentukan sel-sel, lemak, dan albumin, (2)
memperbaiki pembungaan, pembuahan, dan pembentukan benih, (3)
mengurangi kerontokan buah, (4) mempercepat pemasakan buah, (5)
memperbaiki perkembangan perakaran, khususnya akar-akar lateral dan
sekunder. Unsur P dalam SP36 hampir seluruhnya larut dalam air, tetapi tidak
mudah menyerap air sehingga dapat disimpan dalam waktu lama. Sedangkan
pupuk KCl merupakan sumber hara kalium (K), bermanfaat untuk : (1)
memperkuat perakaran, (2) lebih tahan terhadap penyakit, (3) penting dalam
pembentukan umbi dan klorofil.
Pada lahan ini banyak terdapat gulma yang mengganggu
pertumbuhan tanaman. Gulma yang dijumpai pada lahan tersebut adalah
rumput – rumputan , putrid malu (Mimosa pudica) dan tanaman rosella.
Dalam pertumbuhannya, tanaman sering diganggu oleh pertumbuhan gulma.
Gulma sangat mengganggu karena dalam hidupnya akan berkompetisi dengan
17
tanaman pokok dalam mendapatkan air, unsur hara, dan cahaya matahari.
Keberadaan gulma di antara tanaman pertanian dapat menurunkan hasil yang
cukup tinggi. Oleh karena itu harus diadakan pengendalian dengan
penyiangan. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara mekanis
(misalnya pencabutan dan pemotongan), dengan cara khemis (menggunakan
obat-obatan/herbisida), dan dengan cara biologis (menggunakan serangga
atau musuh alami). Pengendalian gulma perlu dilakukan untuk memperkecil
kompetisi tanaman sehingga tanaman cukup unsur hara. Penyiangan
(pengendalian gulma) dilakukan bersamaan dengan pendangiran yaitu
pengolahan tanah secara ringan. Pendangiran bertujuan untuk
menggemburkan tanah di sekitar tanaman yang mulai memadat.
9
Jagung = x100%=90%
10
2
Kacang Tanah = x100%=20%
10
0
Kacang Tunggak = x100%=0%
10
Jagung
luas petak
=daya kecambah x
jarak tan am
200 x 300 cm
=1 x
40 x 50 cm
60000
=1 x
2000
= 30
Kacang Tanah
luas petak
=daya kecambah x
jarak tan am
200 x300 cm
=1x
25 x15 cm
60000
=1x
375
=160
Kacang Tunggak
19
luas petak
=daya kecambah x
jarak tan am
200 x300 cm
= 3x
25 x30cm
60000
= 3x
750
=240
Analisis Perhitungan Sd
Jagung
−
∑y −y
n
SD = i i
n −1
(23 ,8 − 24 ,28 ) 2 + (23,9 − 24 ,28 ) 2 + ..... + (25 ,1 − 24 ,28 ) 2
=
6 −1
= 1 ,2
9
8
= 1,14
−
SDmax = y+S d
= 24,28 + 1,14
= 25,42
−
SDmin = y−S d
= 24,28 – 1,2
= 23,14
Kacang Tanah
−
∑y −y
n
SD = i i
n −1
(39 ,7 − 40 ,75 ) 2 + (41,6 − 40 ,75 ) 2 + ..... + (39 ,1 − 40 ,75 ) 2
=
6 −1
= 4 ,6
28
= 2,15
−
SDmax = y+S d
= 40,75 + 2,15
= 42,90
20
−
SDmin = y−S d
= 40,75 – 2,15
= 38,60
Kacang Tunggak
−
∑y −y
n
SD = i i
n −1
(13 ,8 −14 ,48 ) 2 + (15 ,4 −14 ,48 ) 2 + ..... + (14 ,9 −14 ,48 ) 2
=
6 −1
= 1 ,64
6
= 1,28
−
SDmax = y+S d
= 14,48 + 1,28
= 15,76
−
SDmin = y−S d
= 14,48 – 1,28
= 13,20
membagi jumlah benih yang dikecambahkan dikali 100%. Dari praktikum ini
didapat daya kecambah jagung sebesar 100%, kacang tanah sebesar 90% dan
kacang tunggak sebesar 60%. Untuk daya kecambah jagung dan kacang tanah
termasuk daya kecambah yang tinggi. Sedangkan untuk kacang tunggak
termasuk rendah.
Dari hasil perhitungan daya kecambah dan kecepatan kecambah
dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan benih per petak dan kebutuhan
benih per lubang. Kebutuhan benih per petak untuk jagung sebanyak 30
benih, kacang tanah 160 benih dan kacang tunggak 240 benih. Kebutuhan
benih per lubang untuk jagung dan kacang tanah satu sedangkan kacang
tunggak tiga. Tetapi dalam praktiknya kebutuhan benih per lubang adalah
tiga, hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi jika benih-benih tertanam
terlalu dalam sehingga tidak dapat tumbuh dengan baik. Penanaman jagung
dengan jarak tanam 40 x 50 cm pada lahan seluas 200 x 300 cm, sehingga
terdapat lubang tanam sebanyak 30 lubang. Untuk kacang tanah dengan luas
yang sama tetapi menggunakan jarak tanam 25 x 15 dapat dibuat 160 lubang
dan untuk kacang tunggak dengan jarak tanam 25 x 30 dapat dibuat 80
lubang.
Selama penyimpanan kelembaban dalam petridish harus
diperhatikan agar tidak terlalu lembab atau terlalu kering. Jika terlalu lembab,
benih bisa membusuk, dan jika terlalu kering benih akan kekurangan air yang
menyebabkan benih tidak dapat berkecambah.
Dari hasil penimbangan 100 benih dapat diketahui bahwa berat rata-
rata jagung, kacang tanah, kacang tunggak berturut – turut yaitu 24,28; 40,75;
14,48. Perhitungan standar deviasi di peroleh hasil 1,14; 2,15; 1,28. SD max
yaitu 25,42; 42,90; 15,76 sedangkan SD min yaitu 23,14; 38,60; 13,20.
Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi perkecambahan
benih antara lain : tingkat kematangan benih, ukuran benih, berat benih,
kondisi persediaan makanan dalam benih, ketidaksempurnaan embrio, daya
tembus air dan oksigen terhadap kulit biji (Curtis dan Clark, 1968). Di
samping faktor internal, faktor eksternal seperti suhu, air, oksigen dan cahaya
23
teki (Cyperus rotundus), rosella, putri malu (Mimosa pudica). Pada tanaman
kacang tanah dan kacang tunggak juga terdapat gulma yang sama dengan
tanaman jagung. Organisme pengganggu tanaman pada tanaman yang
dibudidayakan juga terdapat hama yang mengganggu. Hama pada tanaman
jagung adalah kepik, larva, belalang, ulat, pupa, walang sangit, kumbang, dan
pengerek tongkol. Pada tanaman kacang tanah adalah belalang, kepik dan
kumbang. Pada tanaman kacang tunggak adalah ulat daun, kutu daun,
belalang, kepik, dan kumbang.
1. Jagung
Tabel 4.3 Hasil pengamatan tinggi rata-rata/minggu tanaman Jagung
Minggu ke- Tinggi Tanaman (cm)
1 8,550
2 21,516
3 34,683
4 52,166
5 76,283
6 77,500
7 98,916
8 108,566
9 176,166
10 211,500
11 215,167
Sumber : Laporan Sementara
menjadi kerdil, karena terjadi persaingan untuk mendapatkan unsur hara pada
lahan tersebut. Selain itu hama yang terdapat pada tanaman jagung dapat
membuat tanaman jagung menjadi rusak. Hal itu terlihat sangat jelas pada
tanaman kontrol yang tidak diberi pupuk daun, daunnya menjadi berlubang
dan tidak sebagus tanaman yang diberi perlakuan pupuk daun.
pupuk daun yang terlalu pekat dimana akan berakibat buruk pada organ
tanaman salah satunya yaitu menghambat proses metabolisme dalam tubuh
tanaman. Sehingga, diperoleh hasil (output) yang kurang maksimal.
2. Kacang Tanah
Tabel 4.9 Hasil pengamatan tinggi rata-rata/minggu tanaman Kacang Tanah
Minggu ke- Tinggi rata-rata (cm)
1 0,816
2 2,016
3 3,350
4 4,766
5 6,4
6 6,416
7 7,350
31
8 10,750
9 13,083
10 18,033
11 19,833
Sumber: Laporan Sementara
Gambar
4.3 Grafik Tinggi rata-rata tanaman Kacang Tanah
Untuk praktikum kali ini, diberikan perlakuan jarak tanam kacang
tanah sebesar 25 x 15 cm, dimana akan dihasilkan 160 tanaman. Jarak tanam
untuk tanaman sangatlah diperlukan agar setiap individu tanaman dapat
memanfaatkan semua faktor lingkungan tumbuhnya dengan optimal,
sehingga didapatkan tanaman tumbuh dengan subur dan seragam yang
akhirnya produksi dapat dicapai optimal pula. Dari hasil pengamatan tabel
dan grafik diatas, terlihat bahwa tinggi tanaman rata-rata/minggu tanaman
kacang tanah selalu bertambah. Pada minggu ke-1 sampai ke-7 penambahan
tinggi tanamannya masih tergolong konstan. Sedangkan pada minggu ke-8
sampai minggu ke-10 pertambahan tinggi sangat cepat. Pertumbuhan
tanaman pada kacang tanah dipengaruhi oleh ketersediaan air, unsur hara,
penyinaran matahari. Apabila ketersediaan air memadai akan memudahkan
benih untuk mengalami perkecambahan. Selain itu air tersebut dapat
melarutkan unsur hara yang terdapat pada tanah untuk diangkut pada
tanaman. Ketersediaan unsur hara juga mempengaruhi pada pertunasan dan
32
J3 22
J4 22
Sumber : Data Rekapitulasi
Kesimpulan
A. Persiapan Lahan
• Pengolahan tanah dapat memperbaiki sifat biologi, kimia, dan fisika
tanah.
• Pengolahan tanah menyebabkan struktur dan tekstur tanahnya lebih baik.
• Pengolahan tanah bertujuan agar dapat menyediakan lahan yang siap
tanam dengan meningkatkan kondisi fisik tanah dengan merubahnya.
• Pupuk yang digunakan adalah N, P, K, di mana pupuk N diberikan
setengah dari dosis.
B. Pemilihan dan Kebutuhan Benih
• Daya kecambah benih jagung, kacang tanah dan kacang tunggak masing-
masing adalah 100%, 90%, dan 60%
• Kecepatan berkecambah pada tanaman jagung, kacang tanah dan kacang
tunggak adalah 90%, 20%, dan 0%.
• Kebutuhan benih per petak untuk tanaman jagung dengan luas lahan 2 x
3 m2 dan jarak tanam 40 x 50 cm adalah 30 benih, sedangkan kebutuhan
benih per petak untuk tanaman kacang tanah pada luas lahan yang sama
tetapi jarak tanam 25 x 15 cm adalah 160 benih. Dan pada tanaman
kacang tunggak yang ditanam pada luas lahan yang sama dengan jarak
tanam 25 x 30 cm, membutuhkan 80 benih per petak.
• Kenampakan fisik benih yang baik ditunjukkan dengan keadaan biji
mengkilat, tidak keriput, tidak cacat dengan warna normal.
• Keberadaan hama dan penyakit dapat mengganggu pertubuhan tanaman.
C. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman
1. Jagung
41
DAFTAR PUSTAKA
Subekti N.A., Syafruddin, Roy Efendi dan Sri Sunarti. 2008. Morfologi Tanaman
dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia,
Maros hal. 23-24.
Suminarti, N, Edy. 2000. Pengaruh Jarak Tanam dan Defoliasi Daun Terhadap
Hasil Tanaman Jagung Varietas Bisma. J. Ilmiah Habitat. Vol:
11(10). Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
45
LAMPIRAN
45