You are on page 1of 10

JUMLAH UANG BEREDAR DAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


(TINJAUAN MONEY SUPPLY(M2) PERIODE TAHUN 1990-2002)

Iman Murtono Soenhadji


Imanms@staff.gunadarma.ac.id
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya 1000, Depok

ABSTRACT
This paper analyses the money supply in Indonesia for the period 1990 –
2002. Having analyzed yearly and quarterly data, we discovered
independence between government spending, foreign reserves, and the
money multiplier. This reflects the evolving nature of a transmission
mechanism between monetary and real variables on the one hand and the
accommodative character of monetary policy on the other. The result using log
model show that government spending is positively and significantly related to
the money supply (1990-1997). For the entire period, government spending is
still have a positive and significant effect on money supply while the money
multiplier has no significant effect (1990-2002).

Keywords: Money Supply, Monetary Policy, Government Spending, Foreign


Reserves, Money Multiplier.

PENDAHULUAN memacu pertumbuhan ekonomi, dengan


Pembangunan ekonomi di Indonesia cara merangsang pertumbuhan sektor riil.
tidak lepas dari keterlibatan sektor mone- Dengan demikian secara elastik dapat
ter dan perbankan. Sebagai salah satu digambarkan adanya pertumbuhan sektor
unsur penting, sektor moneter dan per- riil yang memacu peningkatan belanja
bankan sering dianggap mampu untuk (pengeluaran) pemerintah akan turut pula
memecahkan berbagai masalah ekonomi. memacu meningkatnya jumlah uang
Masyarakat secara positif masih memiliki beredar.
pemahaman bahwa kebijakan pemerintah
atas sektor moneter dan perbankan
memiliki kekuatan yang lebih dari apa
yang secara efektif dapat tercapai melalui
instrumen tersebut, akibatnya timbulah
anggapan sektor moneter dan sektor per-
bankan mempunyai fungsi yang mampu
memberikan pelayanan bagi berlang-
sungnya sektor riil; kegiatan investasi; ke-
giatan produksi; kegiatan distribusi; mau-
pun konsumsi.
Sangat beralasan, tentang upaya
yang dilakukan oleh pemerintah untuk

SOENHADJI, JUMLAH UANG BEREDAR……… 56


Pada umumnya pemerintah memiliki KERANGKA TEORI, HIPOTESA
dua kebijakan yang terkait yaitu, kebi- DAN VARIABEL
jakan fiskal dan kebijakan moneter. Sa- Penelitian ini mengambil data sekun-
lah satu unsur yang menjadi sangat pen- der dari situs Bank Indonesia. Data meru-
ting adalah bentuk campur tangan peme- pakan data runut waktu pada
rintah agar stabilitas perekonomian nasio- pengamatan tahun 1990 hingga tahun
nal tetap terjaga, antara lain dengan
mengendalikan belanja (pengeluaran). 2002. Penulis melihat penelitian awal
Upaya pengendalian tersebut secara yang dilakukan Nilawati (2000), dan Lily
langsung akan menunjukkan kenaikan Prayitno (2002) masih dapat dilanjutkan
atau penurunan pendapatan nasional. mengingat cakupan penelitian terbatas
Sebagai contoh jika pemerintah akan pada pengamatan tahun 1992 hingga
menaikkan belanja pegawai, maka tentu tahun 1998 (research gap). Penanganan
saja harus melihat dari kemampuan data yang hilang dilakukan menggunakan
“membayar” yang berkait dengan “pundi” pendekatan interpolasi linier. Adapun
pendapatan nasional (saat itu anggaran model log digunakan, untuk diterapkan
belanja pemerintah lebih banyak dibiayai dalam analisis regresi berganda. Pene-
dari hutang luar negeri). Sedangkan tapan variabel berdasarkan variabel ter-
cadangan devisa yang merupakan stok ikat dan variabel bebas. Penetapan varia-
mata uang asing justru lebih banyak bel bebas didasarkan dari sifat indepen-
digunakan untuk transaksi pembayaran densi, yaitu mampu mempengaruhi atau
internasional dan kewajiban-kewajiban menjadi penyebab bagi variabel lain.
pemerintah. Sedangkan penetapan variabel terikat
Melihat kenyataan tersebut di atas, didasarkan dari sifatnya yang dipengaruhi
maka posisi cadangan devisa menjadi atau disebabkan oleh variabel lain.
ukuran kredibilitas pemerintahan suatu Sebagai penetapannya penulis memilih
negara (critical) dalam hal pengelolaan pengeluaran pemerintah, dalam hal ini
ekonomi negara. Seandainya cadangan pengeluaran pemerintah total baik pusat
devisa menipis, maka dikhawatirkan pada dan daerah termasuk pengeluaran rutin
jangka pendek akan menurunkan ke- dan pembangunan (G), cadangan devisa,
mampuan pemerintah untuk melunasi ke- dalam hal ini mata uang asing yang
wajiban hutang luar negerinya, lebih jauh dimiliki (Rd), dan pengganda uang (mm)
dampak politik akan menimbulkan keti- untuk variabel bebas (independen);
dak-percayaan masyarakat dan pelaku sedangkan jumlah uang beredar (M2)
ekonomi/bisnis karena akan menimbul- ditetapkan sebagai variabel terikat
kan ketidakpastian nilai tukar mata uang (dependen). Untuk pemodelan dengan
rupiah terhadap hard currencies dan menggunakan analisis regresi log, penulis
memancing kebijakan tidak populer pe- melakukan model review sebagai
merintah yaitu menetapkan devaluasi . berikut,

Ln M2 = α0 + α1 Ln G + α2 Ln Rd+ α3 Ln mm (1)

M C + D + QM
mm = = ............................................. (2)
H C+ R

Dimana,

SOENHADJI, JUMLAH UANG BEREDAR……… 57


M2 = Jumlah uang beredar dalam arti luas (per tahun dalam milyar rupiah)
G = Pengeluaran pemerintah (per tahun dalam milyar rupiah)
Rd = Cadangan devisa/foreign reserve (per tahun dalam jutaan US dollar)
mm = Angka pengganda uang (per tahun)
Ln = logaritma natural
jumlah uang beredar (M2) di tahun
Untuk menghitung angka pengganda 1990-2002;
uang pengganda uang (mm) dapat H3b : Cadangan devisa (Rd) memiliki
menggunakan rumus sebagai berikut: pengaruh positif terhadap jumlah
uang beredar (M2) di tahun 1990-
dimana, 2002;
mm = money multiplier Variabel yang ditentukan adalah jumlah
M = Jumlah uang beredar (M2) uang beredar (M2); pengeluaran peme-
H = rasio simpanan deposito rintah (G); Cadangan devisa (Rd); dan
C = uang kartal pengganda uang (mm). Variabel terikat
D = uang giral yang digunakan adalah jumlah uang
R = cadangan bank beredar (M2). Pengeluaran pemerintah
QM = uang kuasi (G), cadangan devisa (Rd), dan peng-
ganda uang (mm) ditetapkan sebagai
Dalam penelitian ini dikemukakan variabel bebas.
hipotesis sebagai berikut:
H1a : Pengeluaran pemerintah (G) METODE PENELITIAN
memiliki pengaruh positif terhadap Beberapa pengujian awal dilakukan,
jumlah uang beredar (M2) di tahun diantaranya adalah pengujian autokore-
1990-1997; lasi dengan metode Durbin Watson, tu-
H1b : Cadangan devisa (Rd) memiliki juannya untuk melihat apakah kesalahan
pengaruh positif terhadap jumlah pengganggu dari suatu periode tertentu
uang beredar (M2) di tahun 1990- (µt) berkorelasi dengan kesalahan peng-
1997; ganggu periode sebelumnya (µt-1). De-
H1c : Pengganda uang (mm) memiliki ngan penetapan Durbin Watson ≤ 2.04
pengaruh positif terhadap jumlah maka diharapkan tidak ada autokorelasi
uang beredar (M2) di tahun 1990- antara kesalahan pengganggu dari suatu
1997; periode tertentu (µt) dengan kesalahan
H2a : Pengeluaran pemerintah (G)
pengganggu periode sebelumnya (µt-1)
memiliki pengaruh positif terhadap
sehingga pemodelan log dengan analisis
jumlah uang beredar (M2) di tahun
regresi dapat digunakan sebagai pre-
1997-2002;
diktor dan sekaligus memiliki keber-
H2b : Cadangan devisa (Rd) memiliki
maknaan.
pengaruh positif terhadap jumlah
uang beredar (M2) di tahun 1997-
2002;
PEMBAHASAN
Analisis dilakukan dengan menggu-
H2c : Pengganda uang (mm) memiliki
nakan model log, dan periode penga-
pengaruh positif terhadap jumlah
matan ditinjau secara berbeda, Nilawati
uang beredar (M2) di tahun 1997-
(2000) melakukan tinjauan untuk periode
2002;
tahun 1992 hingga 1998, demikian juga
H3a : Pengeluaran pemerintah (G)
Lily Prayitno (2002) melakukan tinjauan
memiliki pengaruh positif terhadap
untuk periode tahun 1990 hingga tahun

58 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 2, Jilid 8, Tahun 2003


1999. Dengan demikian maka penulis atas penge-luaran pemerintah (G),
mencoba untuk mengamati tahun periode cadangan devisa (Rd), dan angka
yang belum sempat diteliti ataupun pengganda uang (mm), demikian juga
meninjau ke dalam tiga periode, yaitu dengan nilai korelasi yang menunjukkan
periode I (1990-1997), periode II (1997- hubungan sangat erat dan positif sebesar
2002) dan keseluruhan periode (1990- 0.9. Namun demikian untuk log model
2002). Hasil dari uji model dan analisis tersebut terlihat bahwa angka D-W
diharapkan dapat menyimpulkan, apakah adalah 2.619, sehingga pernyataan
kedelapan alternatif hipotesis tersebut bahwa telah terjadi autoko-relasi
diterima atau ditolak. terjawab, dimana seharusnya nilai D-W
diharapkan ≤ 2.04. Hasil model yang
PERIODE I (1990 – 1997) ditunjukkan oleh F hitung ternyata
Hasil analisis untuk periode I (1990 signifikan (tingkat signifikan 0.000 ≤ 0.05)
-1997) dapat ditunjukkan Tabel 1, yaitu sebesar 591.651 > F tabel, sehingga
Dengan hasil angka R2 adalah sebesar dianggap sesuai sebagai prediktor. Na-
0.99 yang berarti bahwa 99% dari mun demikian jika dilihat dari persyaratan
perubahan yang terjadi terhadap jumlah tes kebaikan suai, maka untuk model log
uang beredar (M2) dapat dijelaskan oleh tersebut dianggap kurang layak untuk
perubahan variabel bebas yang terdiri dipergunakan sebagai model.

Tabel 1 Model untuk Periode I (1990-1997)


R = 0.999
R2 = 0.998
D-W = 2.619
F = 591.651
Ln M2 = -8.128+ 1.995Ln G + 6.90 Ln Rd – 1.368 Ln mm
Value G Rd mm
T 7.446 0.330 -4.128
P (sig.) 0.002 0.758 0.015

Hasil pengujian di atas memperjelas,


variabel pengeluaran pemerintah (G)
nilainya signifikan terhadap jumlah uang
beredar (M2), demikian juga dengan
pengganda uang signifikan terhadap
jumlah uang beredar (M2). Sebaliknya
pengaruh cadangan devisa tidak sig-
nifikan terhadap jumlah uang beredar
(M2). Yang menjadi perhatian adalah
arah dari hubungan tersebut, pengganda
uang bersifat negatif, sedangkan walau-
pun tidak signifikan variabel cadangan
devisa/foreign reserve arahnya bersifat
positif. Dengan demikian dari analisis
dapat disimpulkan; untuk periode I (1990-
1997) pemodelan log pengeluaran
pemerintah (G) berpengaruh secara

SOENHADJI, JUMLAH UANG BEREDAR……… 59


positif dan signifikan terhadap jumlah Untuk sedapat mungkin mendapat-
uang beredar(M2); cadangan devisa (Rd) kan tes kebaikan suai, dilakukan treat-
tidak berpengaruh secara signifikan ter- ment antara lain dengan metode step-
hadap jumlah uang beredar (M2); seba- wise (pengeluaran variabel). Dari Tabel 2
liknya angka pengganda uang hasil pengujian didapat,
pengganda uang (mm) justru
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap jumlah uang beredar (M2).

Tabel 2 Model fit untuk Periode I (1990-1997)


R = 0.994
R2 = 0.988
D-W = 1.982
F = 208.897
Ln M2 = -6.059+ 0.982Ln G + 0.748 Ln Rd
Value G Rd Mm
T 4.442 2.825 n.a
P (sig.) 0.007 0.037 n.a

Hasil pengujian di atas memperjelas


bahwa setelah variabel pengganda uang
menjadi pengeluaran variabel maka
variabel pengeluaran pemerintah (G)
nilainya tetap signifikan terhadap jumlah
uang beredar (M2), demikian juga dengan
pengaruh cadangan devisa (Rd) terlihat
signifikan terhadap jumlah uang beredar
(M2) dan arahnya positif. Dengan demi-
kian dapat disimpulkan bahwa untuk
periode I (1990-1997), setelah dilakukan
transformasi terhadap variabel (mm)
model tersebut dapat diharapkan sebagai
prediktor. Angka D-W adalah sebesar
1.982 atau ≤ 2.04 dengan demikian
model telah bebas dari autokorelasi.
Angka F hitung sebesar 208.897 > dari F
tabel dengan signifikansi 0.000 atau <
0.05 Kesimpulan untuk pemodelan log
periode I (1990-1997) adalah penge-
luaran pemerintah (G) berpengaruh se-
cara positif dan signifikan terhadap
jumlah uang beredar(M2); dan cadangan

60 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 2, Jilid 8, Tahun 2003


devisa (Rd) berpengaruh secara positif pemerintah dan devisa untuk
dan signifikan terhadap jumlah uang meningkatkan sektor riil, kucuran kredit,
beredar (M2). dan talangan dana masyarakat di sektor
Untuk model pada Tabel 2 pilihan perbankan.
menentukan variabel bebas sebagai
variabel (G) dan variabel (Rd), atas dasar PERIODE II (1997 – 2002)
pilihan model memiliki angka D-W yang Hasil analisis untuk periode II (1997
memenuhi syarat bebas autokorelasi (≤ -2002) dapat ditunjukkan Tabel 3.
2.04). Sedangkan model dengan variabel Dengan hasil angka R2 adalah sebesar
bebas (G) dan variabel bebas (mm) 0.94 yang berarti bahwa 94% dari
memiliki nilai D-W (2.689); demikian juga perubahan yang terjadi terhadap jumlah
dengan model variabel bebas (Rd) dan uang beredar (M2) dapat dijelaskan oleh
variabel bebas (mm) memiliki nilai D-W perubahan variabel bebas yang terdiri
(2.369) sehingga pilihan model fit adalah atas pengeluaran pemerintah (G),
dengan menggunakan variabel bebas (G) cadangan devisa (Rd), dan angka
dan (Rd) yang hanya memiliki angka D-W pengganda uang (mm). Demikian juga
(1.982) dengan kata lain tidak ada dengan nilai korelasi yang menunjukkan
autokorelasi. Demikian juga dengan nilai hubungan sangat erat dan positif sebesar
galat baku perkiraan, nilai galat terkecil 0.97. Namun demikian untuk log model
adalah (0.06570) yang dimiliki oleh model tersebut terlihat bahwa angka D-W
pasangan variabel bebas (G) dan variabel adalah 2.84, sehingga pernyataan bahwa
bebas (Rd), dengan demikian jika nilai telah terjadi auto-korelasi terjawab,
galat tersebut dibandingkan dengan nilai dimana seharusnya nilai D-W diharapkan
galat baku perkiraan untuk pasangan ≤ 2.04. Hasil model yang ditunjukkan oleh
variabel bebas (Rd) dan (mm) dengan F hitung memang signifikan (tingkat
nilai (0.11045), maka pilihan model untuk signifikan 0.000 ≤ 0.05 ) yaitu sebesar
penetapan variabel bebas yang dianggap 24.828 > F tabel, sehingga dianggap
sesuai untuk periode I (1990-1997) sesuai sebagai prediktor. Namun jika
adalah variabel pengeluaran pemerintah dilihat dari kaidah model yang layak,
(G) dan variabel cadangan devisa (Rd), maka untuk pemodelan log jika ingin
dimana kedua variabel bebas tersebut dianggap sesuai, harus dilakukan
secara signifikan mempengaruhi jumlah treatment yaitu dengan menambah data
uang beredar (M2). Hal ini dapat observasi atau melakukan transformasi
dibuktikan dengan besaran belanja data (pengeluaran variabel).

Tabel 3 Model untuk Periode II (1997-2002)


R = 0.971
R2 = 0.943
D-W = 2.846
F = 24.828
Ln M2 = 2.324+ 0.979Ln G – 0.107Ln Rd
Value G Rd mm
T 5.677 -0.592 n.a
P (sig.) 0.011 0.596 n.a

Hasil pengujian di atas memperjelas


variabel pengeluaran pemerintah (G)
nilainya tetap signifikan terhadap jumlah

SOENHADJI, JUMLAH UANG BEREDAR……… 61


uang beredar (M2), tidak demikian halnya semakin meningkatkan jumlah uang
nilai pengganda uang, ternyata tidak beredar M2. Sementara itu antara tahun
signifikan terhadap jumlah uang beredar 1997 hingga 2001 dicermati sebagai
(M2). Sementara pengaruh cadangan periode “rawan” jatuh tempo hutang luar
devisa (Rd) tidak terlalu signifikan terha- negeri pemerintah dan swasta sehingga
dap jumlah uang beredar (M2). Perhati- tentu berdampak pada pembelian se-
kan arah dari hubungan tersebut dimana jumlah mata uang asing, ini tentu tidak
reserve deposit justru negatif. Dengan dapat disebut sebagai “tekanan” mening-
demikian dapat disimpulkan dari analisis katnya uang beredar M2 (rupiah), karena
bahwa untuk periode II (1997-2002) banyak rupiah yang justru ditukar dengan
pemodelan log pengeluaran pemerintah beberapa mata uang asing (hard
(G) berpengaruh secara positif dan sig- currencies), oleh karena itulah justru de-
nifikan terhadap jumlah uang ber- posito simpanan pemerintah akan ber-
edar(M2); sedangkan cadangan devisa kurang, dan tidak signifikan dengan
(Rd) berpengaruh negatif secara signi- jumlah M2, demikian halnya dengan
fikan terhadap jumlah uang beredar (M2); pengganda uang (mm) yang lebih ako-
sebaliknya angka pengganda uang modatif terhadap valuta asing (kuasi).
pengganda uang (mm) justru menimbul-
kan autokorelasi antar variabel bebas. PERIODE (1990 – 2002)
Kondisi tahun resesi dan krisis justru Untuk mendapatkan suatu model
menimbulkan anggapan akan pergerakan periode tahun 1990-2002 maka dilaku-
M2 yang lebih banyak dipengaruhi secara kan pengujian korelasi dan log model
positif oleh belanja (pengeluaran) peme- dengan metode enter. Dari Tabel 4 hasil
rintah. Sehingga kecenderungannya, pengujian didapat:
semakin besar belanja pemerintah akan

Tabel 4 Model untuk Periode (1990-2002)


R = 0.988
R2 = 0.975
D-W = 1.147
F = 118.499
Ln M2 = -1.834+ 1.036Ln G + 0.166 Ln Rd + 0.323 Lnmm
Value G Rd Mm
T 6.251 0.768 0.640
P (sig.) 0.000 0.462 0.538

Hasil pengujian model menunjukkan


variabel bebas pengeluaran pemerintah
(G) nilainya tetap positif dan signifikan
terhadap jumlah uang beredar (M2),
demikian juga halnya cadangan devisa
(Rd) yang mulai menunjukkan kejelasan
walaupun nilainya cukup signifikan terha-
dap jumlah uang beredar (M2), dengan
kata lain mulai ada peran pemerintah da-
lam penggunaaan cadangan devisa

62 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 2, Jilid 8, Tahun 2003


ditahun 2002 untuk keperluan belanja mm masih belum diperkuat dengan
(pengeluaran) negara sehingga memper- tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan
besar jumlah uang beredar (M2). Lain sebagainya. Untuk melihat hasil
halnya dengan peran pengganda uang tolak/terima pengujian hipotesis dapat
masih belum terlihat (tidak signifikan). Hal dilihat pada Tabel 5.
tersebut diyakini karena pada variabel

Tabel 5 Hasil Pengujian Hipotesis


H Pernyataan Kesimpulan
H1a Pengeluaran pemerintah (G) memiliki pengaruh positif terhadap Diterima
jumlah uang beredar (M2) di tahun 1990-1997;
H1b Cadangan devisa (Rd) memiliki pengaruh positif terhadap jumlah Diterima
uang beredar (M2) di tahun 1990-1997;
H1c Pengganda uang (mm) memiliki pengaruh positif terhadap jumlah Tidak
uang beredar (M2) di tahun 1990-1997; Diterima
H2a Pengeluaran pemerintah (G) memiliki pengaruh positif terhadap Diterima
jumlah uang beredar (M2) di tahun 1997-2002;
H2b Cadangan devisa (Rd) memiliki pengaruh positif terhadap jumlah Tidak
uang beredar (M2) di tahun 1997-2002; Diterima
H2c Pengganda uang (mm) memiliki pengaruh positif terhadap jumlah Tidak
uang beredar (M2) di tahun 1997-2002; Diterima
H3a Pengeluaran pemerintah (G) memiliki pengaruh positif terhadap Diterima
jumlah uang beredar (M2) di tahun 1990-2002;
H3b Cadangan devisa (Rd) memiliki pengaruh positif terhadap jumlah Diterima
uang beredar (M2) di tahun 1990-2002;
PEMBAHASAN
Model penelitian di atas menghasil-
kan delapan pengujian hipotesis, dengan
hasil alternatif hipotesis yang dapat
diterima adalah, H1a, H1b, H2a, H3a, dan
H3b. Sedangkan alternatif hipotesis lain-
nya dinyatakan ditolak.
Berikut ini akan memperjelas model
yang akan diperbandingkan dengan mo-
del hasil uji menggunakan data tahun pe-
riode 1990-2002 dan dengan mengguna-
kan data triwulan periode 1990-1999.
Secara umum dapat dilihat sebagai
berikut,

Periode 1990 - 2002


Ln M2 = -1.834+ 1.036Ln G + 0.166 Ln Rd + 0.323 Lnmm
R2 = 0.975
D-W = 1.147
F = 118.499

SOENHADJI, JUMLAH UANG BEREDAR……… 63


Periode 1990 - 1999
Ln M2 = 5.36+ 1.21Ln G + 0.43 Ln Rd - 0.12 Lnmm
R2 = 0.987
D-W = 0.59
F = 890.38

Dengan membandingkan hasil tes


khi-kuadrat kedua model, didapat hasil uji PENUTUP
sama-sama berasal dari populasi yang Pemerintah masih dirasakan lamban
mengikuti distribusi, anggapan tersebut dalam menerapkan beberapa kebijakan
menimbulkan arti menerima Ho. Hasil yang berkaitan dengan pertumbuhan
probabilitas menunjukkan bahwa kolom sektor riil, dan memacu perekonomian
Asymp.Sig sebesar (1.000) untuk kedua nasional. Hal-hal yang sifatnya kontra-
log model pada masing-masing variabel; produktif seperti menaikkan tarif justru
periode 1990-2002 dan periode 1990- tidak menghasilkan nilai ekonomi. Ke-
1999, adalah sama. Dengan demikian adaan tersebut dapat saja timbul akibat
maka dianggap model dengan menggu- adanya tumpang tindihnya kebijakan
nakan data tahun ataupun data triwulan yang berkait dengan pengambilan kepu-
dapat memenuhi hipotesis, lebih jauh tusan, terutama disektor riil, dan
kedua model tersebut ternyata menerima perbankan.
alternatif hipotesis yang sama yaitu, H3a
dan H3b.
Hasil uji menunjukkan bahwa model
untuk periode 1990 – 1997 memiliki nilai
lebih besar untuk elastisitas yaitu sebesar
1.99 dibandingkan dengan model meng-
gunakan data triwulan sebesar 1.89 untuk
variabel pengeluaran pemerintah (g)
dengan demikian maka tercipta elastisitas
yang lebih baik untuk model tersebut,
atau dengan kata lain belanja pemerintah
memiliki sifat elastik kepada jumlah uang
beredar (M2). Sedangkan, untuk deposito
simpanan (Rd), dapat dilihat model untuk
periode 1997 –2002 nilai adalah sebesar
0.107 atau lebih besar dari model periode
1997-1999 dengan nilai sebesar 0.07,
melihat hal tersebut walaupun nilai untuk
model periode tahun 1997-2002 lebih
besar, tetapi tetap saja nilai deposito
simpanan (Rd) tidak elastik terhadap
jumlah uang beredar (M2).

64 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 2, Jilid 8, Tahun 2003


Melihat hasil uji secara umum dida- Hanousek, Jan., Izak, Vratislav.,
pat bahwa kebijakan pengeluaran peme- Klokocnik, Otakar. 1994. “Monetary
rintah yang dikaitkan dengan belanja Policy During Transformation”,
pemerintah secara jelas masih mampu working paper series, CERGE,
memberi pengaruh signifikan dan positif Economics Institute of the Academy
terhadap jumlah uang beredar (M2) untuk of Sciences of The Czech Republic.
periode tahun 1990-2002, hal ini terlihat Iqbal Hasan, M. 2002. Pokok-pokok
bertolak belakang dengan cadangan Materi Metodologi Penelitian,
devisa (Rd) yang hanya memberikan Ghalia Indonesia
pengaruh positif dan signifikan pada Nilawati. 2000.”Pengaruh Pengeluaran
periode tahun 1990-1997; sedangkan Pemerintah, Cadangan Devisa dan
pada periode tahun (krisis) 1997-2002 Angka Pengganda Uang terhadap
justru menunjukkan tidak adanya Perkembangan Junlah Uang Ber-
pengaruh yang signifikan, dimana ter- edar”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
cermin dari perbedaan antara periode Vol.2.Agustus. Hal.64 -72.
yaitu jika pada periode tahun 1990 –1997 Prayitno, Lily. Sandjaya, Heny. 2002.
terlihat cadangan devisa memberi “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
pengaruh signifikan positif karena benar Terhadap Jumlah Uang Beredar di
adanya berasal dari surplus ekspor nasio- Indonesia; sebuah Analisis Ekono-
nal, sedangkan mulai tahun 1997- metrika”, Jurnal Manajemen &
2001(?), cadangan devisa merupakan Kewirausahaan. Vol.4. No.1. Maret.
hutang atau pinjaman luar negeri peme- Hal 46-55.
rintah, dengan demikian tentu saja tidak Soenhadji, Iman Murtono.1998. “Busi-
akan mempengaruhi secara nyata ter- ness Climate in The Midst of
hadap jumlah uang beredar (M2). Untuk Crisis” unpublished paper.
penelitian selanjutnya variabel angka Sabirin, Syahril.2000. “Upaya Pemulihan
pengganda uang (mm) sebaiknya tidak Ekonomi Melalui Strategi Kebi-
digunakan sebagai alat pengendali jakan Moneter-Perbankan dan
jumlah uang beredar (M2) karena secara Independensi Bank Indonesia”.
empirik tidak menghasilkan nilai signifikan Seminar makalah Nasional.
terhadap M2. Satyahadiarta, Ivan.,Soenhadji, Iman
Murtono. 2002. Prospek Perbankan
DAFTAR PUSTAKA di Indonesia, studi kasus tahun
Bank Indonesia. 1990 – 2002. Laporan 1993-2000. working paper.
Tahunan Bank Indonesia Tambunan, T.H.2000. Perekonomian
Indonesia . Ghalia, Jakarta

SOENHADJI, JUMLAH UANG BEREDAR……… 65

You might also like