Professional Documents
Culture Documents
jawaban:
1. Buatlah dua jenis komunikasi formal dan komunikasi non formal
Komunikasi formal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam situasi yang resmi.
Perilaku komunikasi pada situasi seperti ini, misalnya dalam rapat, seminar,
kongres dan persuratan, dinas,menuntut keresmian baik dalam sikap ataupun cara
berkomunikasi. Komunikasi formal akan sangat relevan pada pembentukan struktur
atau tatanan masyarakat atau lembaga atau organisasi dimana subyek dan obyek
formalnya mempunyai deskripsi hubungan penunjukkan yang jelas. Ketua adalah subyek
penentu sifat-sifat dari obyek anggotanya, dosen adalah subyek penentu sifat-sifat
dari obyek mahasiswanya, pimpinan adalah subyek penentu dari sifat obyek
bawahanya. Untuk memperjelas tata hubungan antara subyek dan obyek formal maka
diperlukan obyek-obyek material dengan potensi vitalitas korelational
penunjukkannya yang tinggi. Maka pada komunikasi formal inilah vitalitas
korelasionalnya akan tampak paling jelas dan operasional dibanding komunikasi yang
lainnya. Seorang pimpinan perlu membuat SK agar hubungan tata kerja organisasinya
dapat menentukan sifat-sifat subyek dan obyeknya. DPR perlu membuat undang-undang
agar tata hubungan masyarakat dapat dikarakterisasikan dengan sifat penunjukkan
yang kuat.
2. Apakah yang membedakan antara komunikasi verbal dan non verbal?
Komunikasi Nonverbal
Unsur-unsur yang termasuk ke dalam komunikasi non verbal adalah sebagai berikut:
a. Paralinguistik, yaitu suara, bunyi, atau jeda (diam sejenak) yang menyertai
tuturan seseorang untuk menandakan emosi atau perasaan serta sikap pelaku
komunikasi. Termasuk kedalamnya adalah kecepatan berbicara, nada (tinggi rendahnya
suara), volume (lembut kerasnya suara), tegun (suara atau keadaan diam untuk
mengisi atau menutupi ketergangguan tuturan ketika mencari ide atau kata-kata yang
tepat, seperti binyi e..., em..., atau diam sejenak), aksentuasi (penggunaan bunyi
atau suara yang dimaksudkan untuk memberikan penekanan atau penguatan pada bagian
aturan yang dianggap penting), serta perubahan suara.
b. Kinesik, yaitu gerak atau perubahan unsur-unsur tubuh yang menyertai suatu
tuturan. Termasuk kedalamnya adalah gerak tubuh yang memiliki terjemahan langsung
kedalam bahasa;pemberian aksentuasi, penekanan, atau penguatan bagian penting
suatu tuturan yang diberikan anggota tubuh seperti gerakan tangan, gerakan tubuh
yang mengatur dan menandai awal atau akhir suatu interaksi; gerak tubuh atau raut
muka yang menunjukkanatau cepak (potongan rambut) brawok atau tanpa brewok.
c. Keatraktifan, seperti lincah, gesit, lamban
d. Pakaian, seperti rapi atau tidak rapi bersih atau kumal, warna dan potongan
tertentu.
e. Sentuhan, seperti bergandengan tangan (menandakan keakraban), dan tepukan
pada pundak.
f. Ruang dan Jarak, seperti sempit atau luas, sekolah, rumah sakit, rumah,
bioskop, pasar, dekat, jauh, biasa, dan lain-lain.
g. Waktu, seperti pagi, siang, malam, petang, atau dini hari, dan santai atau
resmi (situasi).
c. Strategi ketiga adalah strategi umpan balik. Yaitu umpan balik antara
strategi produksi ujaran dengan responsi
d, Strategi keempat adalah apa yang disebut prinsip operasi. Dalam strategi ini
anak dikenalkan dengan pedoman. “gunakan beberapa prinsip operasi umum untuk
memikirkan serta menggunakan Bahasa” (hindarkan kekecualian, prinsip
khusus:seperti kata: berajar menjadi belajar.
b. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara
pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya
metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam
mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli
dan paham siswa.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah yaitu :
1. Sasaran dari pokok pelajaran harus jelas ,
2. Kumpulkan bahan-bahan yang cukup ,
3. Berusahalah untuk menggunakan istilah-istilah yang sederhana ,
4. Jangan monoton,memperhatikan kecepatan tinggi rendannya nada suara ,
5. Isi ceramah harus teratur dan sistematis supaya pendengar mudah mengerti dan
mengingatnya,
6. Jangan menggunakan pembagian yang terlalu banyak.
c. Metode Diskusi
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar
yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode
ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi
bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah
bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
e. Metode Penugasan
Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan berarti guru memberi tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas yang diberikan guru dapat
berupa masalah yang harus dipecahkan dan prosedurnya tidak diberitahukan. Metode
penugasan ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, merangsang untuk belajar
lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan
mencari dan mengolah sendiri informasi. Kekurangan metode ini terletak pada
sulitnya mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur
kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep kebermaknaan pada diri
anak. Akan lebih baik jika struktur kalimat yang disajikan sebagai bahan
pembelajaran MMP dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari
pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum KBM MMP yang
sesungguhnya dimulai, guru dapat melakukan pra-KBM melalui berbagai cara. Sebagai
contoh, guru dapat memanfaatkan rangsang gambar, benda nyata, tanya-jawab informal
untuk menggali bahasa siswa.
Setelah ditemukan suatu struktur kalimat yang dianggap cocok untuk materi MMP,
barulah KBM MMP yang sesungguhnya dimulai. MMP dimulai dengan pengenalan struktur
kalimat. Kemudian, melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep
kata. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca
permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang
disebut kata.
Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut hingga sampai pada wujud
satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf. Dengan
demikan, proses penguraian/ penganalisisan dalam pembelajaran MMP dengan metode
SAS, meliputi: 1. kalimat menjadi kata-kata; 2. kata menjadi suku-kata; dan 3. SAS
menjadi huruf-huruf. Pada tahap selanjutnya, anak-anak didorong untuk melakukan
kerja sintesis (menyimpulkan). Satuan-satuan bahasa yang telah terurai tadi
dikembalikan lagi kepada satuannya semula, yakni dari huruf-huruf menjadi SAS,
suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat.
Dengan demikan, melalui proses sintesis ini, anak-anak akan menemukan kembali
wujud struktur semula, yakni sebuah kalimat utuh. Melihat prosesnya, tampaknya
metode ini merupakan campuran dari metode-metode membaca permulaan seperti yang
telah kita bicarakan di atas. Oleh karena itu, penggunaan metode SAS dalam
pengajaran MMP pada sekolah-sekolah kita di tingkat SD pernah dianjurkan, bahkan
diwajibkan sebagai kelebihan dari metode ini, di antaranya sebagai berikut: 1.
metode ini sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang satuan
bahasa terkecil yang bermakna untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk
oleh satuan-satuan bahasa di bawahnya, yakni kata, SAS, dan akhirnya fonem (huruf-
huruf); 2. metode ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa anak. Oleh karena itu,
pengajaran akan lebih bermakna bagi anak, karena bertolak dari sesuatu yang
dikenal dan diketahui anak. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap daya
ingat dan pemahaman anak; 3. metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri (menemukan
sendiri). Anak mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri.
Dengan begitu, anak akan merasa lebih percaya diri atas kemampuannya sendiri.
Sikap seperti ini akan membantu anak dalam mencapai keberhasilan belajar.
http://iyosrosmana.wordpress.com/2009/09/30/41/
10. oipolj
11. Buatlah rpp mmp dan uraikan langkah2 pembelajarannya secara jelas agar mudah
dilaksanakan dalam pembelajarannya.
Sekolah : SD dan MI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/1
Tema : Kesehatan
Kompetensi Dasar : Menjelaskan isi teks (100 - 150 kata) melalui membaca
intensif.
.
Indikator: Menyimpulkan isi teks.
1. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa mampu menyimpulkan isi teks/bacaan.
b. Siswa mampu menanggapi isi teks/bacaan.
c. Siswa mampu bermain peran berdasarkan isi teks/bacaan.
2. Materi Pembelajaran
c. Simpulan isi cerita.
d. Tanggapan isi teks/bacaan.
e. Bermain peran.
3. Metode Pembelajaran
a. Tanya jawab
b. Diskusi
c. Inkuiri
d. Unjuk kerja
e. Penugasan
6. Penilaian
a. Teknik:Unjuk kerja, penugasan.
b. Bentuk Instrumen:Tugas, tertulis, dan lisan.
c. Soal:
1.Buatlah cerita pendek kira-kira 50 kata saja!
2.Berikan tanggapanmu terhadap cerita yang dibuat temanmu tadi!
3.Bacalah dengan intesif bacaan berikut ini!
. . . . . , . . . . . . . . . .
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
NIP NIP
13. Buatlah format silabus kelas rendah (lihat modulhal 192) terhadap materi
pembelajaran yang ada di kelas rendah.
Silabus
Sekolah : SD dan MI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/1
Tema : Kesehatan