You are on page 1of 12

1.

Buatlah dua jenis komunikasi formal dan komunikasi non formal


2. Apakah yang membedakan antara komunikasi verbal dan non verbal?
3. Strategi pemerolehan bahasa anak terdiri atas 4 macam. Yaitu strategi
imitasi, produktivitas, umpan balik, dan prinsip operasi. Berikan contoh
pemerolehan bahasa anak berdasarkan prinsip imitasi dan prinsip umpan balik.
4. Mengapa pembelajaran bahasa indonesia berdasarkan ktsp harus menggunakan
pendekatan tematik?
5. Apa yang dimaksud pendekatan pembelajaran bahasa?
6. Apa persamaan dan perbedaan pendekatan terpadu dengan whole language?
7. Buatlah sebuah model pembelajaran bahasa berdasarkan pendekatan tematik, dan
uraikan tahap-tahap yang ada dalam proses pembelajaran tersebut.
8. Jelaskan keuggulan dan kelemahan teknik mengajar dengan menggunakan teknik
tanya jawab, ceramah, diskusi kelompok, teknik bermain peran dan pemberian tugas.
9. Proses pembelajaran mmp dengan metode sas?
10. Apa yang dimaksud penilaian proses dan penilaian hasil? Jelaskan komponen2
penilaian tersebut secara lengkap dalam pembelajaran mmp?
11. Buatlah rpp mmp dan uraikan langkah2 pembelajarannya secara jelas agar mudah
dilaksanakan dalam pembelajarannya.
12. Buatlah format silabus kelas rendah (lihat modulhal 192) terhadap materi
pembelajaran yang ada di kelas rendah.

jawaban:
1. Buatlah dua jenis komunikasi formal dan komunikasi non formal

Komunikasi formal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam situasi yang resmi.
Perilaku komunikasi pada situasi seperti ini, misalnya dalam rapat, seminar,
kongres dan persuratan, dinas,menuntut keresmian baik dalam sikap ataupun cara
berkomunikasi. Komunikasi formal akan sangat relevan pada pembentukan struktur
atau tatanan masyarakat atau lembaga atau organisasi dimana subyek dan obyek
formalnya mempunyai deskripsi hubungan penunjukkan yang jelas. Ketua adalah subyek
penentu sifat-sifat dari obyek anggotanya, dosen adalah subyek penentu sifat-sifat
dari obyek mahasiswanya, pimpinan adalah subyek penentu dari sifat obyek
bawahanya. Untuk memperjelas tata hubungan antara subyek dan obyek formal maka
diperlukan obyek-obyek material dengan potensi vitalitas korelational
penunjukkannya yang tinggi. Maka pada komunikasi formal inilah vitalitas
korelasionalnya akan tampak paling jelas dan operasional dibanding komunikasi yang
lainnya. Seorang pimpinan perlu membuat SK agar hubungan tata kerja organisasinya
dapat menentukan sifat-sifat subyek dan obyeknya. DPR perlu membuat undang-undang
agar tata hubungan masyarakat dapat dikarakterisasikan dengan sifat penunjukkan
yang kuat.
2. Apakah yang membedakan antara komunikasi verbal dan non verbal?

Komunikasi verbal adalah kegiatan komunikasai yang dilalakukan dengan menggunakan


bahasa.. Bahasa yang dimaksud di sini adalah bahasa manusia yang biasa kita pakai,
baik dalam bentuk bercakap-cakap maupun menlis. Bahasa adalah suatu sistem lambang
yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama., berinteraksi dan
mengidentifikasi diri . Bertolak dari definisi tersebut, bahasa memiliki
karakteristik berikut:
- Bahasa bersifat sistematik yang terdiri atasseperangkat aturan.
- Bahasa bersifat simbolik yang terdiri atas lambang-lambang yang memiliki
konsep atau arti tertentu.
- Bahasa bersifat arbitrer atau mana suka
- Bahsa bersifat konvensional
- Bahasa merupakan sarana ekspresif diri dan interaksi sosial
- Bahasa merupakan identitas suatu kelompok masyarakat.

Komunikasi Nonverbal
Unsur-unsur yang termasuk ke dalam komunikasi non verbal adalah sebagai berikut:
a. Paralinguistik, yaitu suara, bunyi, atau jeda (diam sejenak) yang menyertai
tuturan seseorang untuk menandakan emosi atau perasaan serta sikap pelaku
komunikasi. Termasuk kedalamnya adalah kecepatan berbicara, nada (tinggi rendahnya
suara), volume (lembut kerasnya suara), tegun (suara atau keadaan diam untuk
mengisi atau menutupi ketergangguan tuturan ketika mencari ide atau kata-kata yang
tepat, seperti binyi e..., em..., atau diam sejenak), aksentuasi (penggunaan bunyi
atau suara yang dimaksudkan untuk memberikan penekanan atau penguatan pada bagian
aturan yang dianggap penting), serta perubahan suara.
b. Kinesik, yaitu gerak atau perubahan unsur-unsur tubuh yang menyertai suatu
tuturan. Termasuk kedalamnya adalah gerak tubuh yang memiliki terjemahan langsung
kedalam bahasa;pemberian aksentuasi, penekanan, atau penguatan bagian penting
suatu tuturan yang diberikan anggota tubuh seperti gerakan tangan, gerakan tubuh
yang mengatur dan menandai awal atau akhir suatu interaksi; gerak tubuh atau raut
muka yang menunjukkanatau cepak (potongan rambut) brawok atau tanpa brewok.
c. Keatraktifan, seperti lincah, gesit, lamban
d. Pakaian, seperti rapi atau tidak rapi bersih atau kumal, warna dan potongan
tertentu.
e. Sentuhan, seperti bergandengan tangan (menandakan keakraban), dan tepukan
pada pundak.
f. Ruang dan Jarak, seperti sempit atau luas, sekolah, rumah sakit, rumah,
bioskop, pasar, dekat, jauh, biasa, dan lain-lain.
g. Waktu, seperti pagi, siang, malam, petang, atau dini hari, dan santai atau
resmi (situasi).

Fungsi komunikasi nonverbal dalam berkomunikasi:


a. Memperjelas dan melengkapi atau menambah makna/pesan yang dikomunikasikan
secara verbal.
b. Mengatur komunikasi verbal
c. Pesan yang disampaikan secara nonverbal dapat menggantikan pesan verbal.
d. pesan nonverbal memberikan penguatan atau penekanan terhadap sesuatu yang
disampaikan secara verbal.
e. Mengekspresikan sikap dan perasaan, dan perasaan seperti sentuhan, pakaian,
kinesik, dan paralinguistik.

Prinsip yang mendasari berfungsinya peristiwa komunikasi nonverbal:


a. Komunikasi nonverbal memperlihatkan perasaan dan sikap seseorang, seperti
rasa suka, rasa benci, dan hormat atau tidak hormat.
b. Komunikasi tersebut ditentukansecara kultural atau budaya. Artinya setiap
kelompok masyarakat memiliki cara komunikasi nonverbal yang tidak selalu sama
c. Pesan nonverbal pada umumnya tidak didasari pelakunya, dan terjadi secara
spontas karena kebiasaan.
d. Pesan yang disampikan secara verbal dapat berlawanan dengan pesan verbal
sehingga memunculkan pesan yang membingungkan.
Yang membedakan antara komunikasi Verbal dan Nonverbal yaitu:
Komunikasi Verbal Komunikasi Nonverbal
Komunikasi verbal terdiri atas komunikasi lisan dan tertulis. Yang termasuk
komunikasi lisan adalah (menyimak dan berbicara) sedangkan yang termasuk
komunikasi tertulis adalah (membaca dan menulis) Komunikasi nonverbal suatu
komunikasi yang menggunakan lambang komunikasi selain bahasa. Termasuk di dalamnya
adalah unsur pralinguistik, kinesik, atau gerak unsur tubuh, tipe tubuh,
keatraktifan, pakaian, sentuhan, ruang dan jarak, serta waktu.

3. Strategi pemerolehan bahasa anak terdiri atas 4 macam. Yaitu strategi


imitasi, produktivitas, umpan balik, dan prinsip operasi. Berikan contoh
pemerolehan bahasa anak berdasarkan prinsip imitasi dan prinsip umpan balik.
Anak-anak dalam proses pemerolehan bahas pasa umumnya menggunakan 4 srategi.
Diantaranya:
a. Strategi yang pertama adalah meniru/ imitasi. Berbagai penelitian menemukan
berbagai jenis peniruan atau imitasi, seperti:
- imitasi spontan
- imitasi perolehan
- imitasi segera
- imitasi lambat
- imitasi perluasan.

b. Strategi kedua adalah strategi produktivitas. Produktivitas berarti


keefektifan dan keefisienan dalam pemeroleha bahasa melalui sarana komunikasi
linguistik dan nonlinguistik (mimik, gerak, isyarat, suara dsb).

c. Strategi ketiga adalah strategi umpan balik. Yaitu umpan balik antara
strategi produksi ujaran dengan responsi

d, Strategi keempat adalah apa yang disebut prinsip operasi. Dalam strategi ini
anak dikenalkan dengan pedoman. “gunakan beberapa prinsip operasi umum untuk
memikirkan serta menggunakan Bahasa” (hindarkan kekecualian, prinsip
khusus:seperti kata: berajar menjadi belajar.

-Contoh pemerolehan bahasa anak berdasarkan prinsip imitasi yaitu:

- Contoh pemerolehan bahasa anak berdasarkan prinsip umpan balik yaitu:

4. Mengapa pembelajaran bahasa indonesia berdasarkan ktsp harus menggunakan


pendekatan tematik?
Karena bahasa indonesia merupakan
Untuk pembelajaran kelas awal SD (kelas I, II dan III), diharapkan menerapkan
pembelajaran terintegrasi melalui pendekatan tematik. Salah satu pertimbangannya
didasarkan pada perkembangan taraf berpikir anak usia 5-7 tahun yang masih berada
dalam taraf operasi "konkret" dan "holistik" (teori Piaget). Arti holistik, anak
belum mampu memilah secara tegas pengetahuan matematika, bahasa, sosial, dan lain-
lain. Semua pengetahuan tersebut masih dipahami secara utuh atau global. Sehingga,
ketika mata pelajaran itu disajikan secara terpisah-pisah, anak mengalami
kesulitan. Artinya, anak belum mampu berpikir tentang sesuatu konsep tanpa melihat
benda konkret. Misalnya, anak akan kesulitan memahami konsep tentang "kuda" tanpa
ada benda "kuda" atau "gambar kuda". Karena itu, kontekstualisasi antara taraf
berpikir anak dengan kehidupan anak sehari-hari menjadi sangat penting.

Pengertian Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan
tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata
pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika,
biologi, kimia, dan matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari
bidang studi lain, seperti IPS, bahasa, dan seni. Pembelajaran tematik
menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan
kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam
pendidikan. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran
yang memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang
dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara
alamiah tentang dunia di sekitar mereka.
Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pelajaran tidak
dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup
berbagai mata pelajaran.
2. Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan
alami.
3. Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu, tidak
terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas. Guru
dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar ke berbgai aspek kehidupan.
4. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai
sudut pandang.
5. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi bisa
dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.

Keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain adalah sebagai


berikut:
1. Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar.
2. Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan
pendekatan proses belajar yang integratif.
3. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa – yang dikaitkan dengan minat,
kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan
bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.
4. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas.
5. Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga maningkatkan
apresiasi dan pemahaman.

5. Apa yang dimaksud pendekatan pembelajaran bahasa?


Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan
sifat bahasa serta pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar teoritis untuk
suatu metode. Asumsi tentang bahasa bermacam-macam. Antara lain asumsi yang
menganggap bahwa bahasa sebagai kebiasaan; ada pula yang mengatakan sebagai suatu
sistem komunikasi yang pada dasarnya dilisankan. Dan ada lagi yang menganggap
bahasa sebagai seperangkat kaidah.
Asumsi-asumsi tersebut di atas menimbulkan adanya pendekatan-pendekatan yang
berbeda, yakni:
- Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar bahsa, berarti berusaha
membiasakan diri menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Tekanannya pada
pembiasaan.
- Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar bahasa berarti berusaha
untuk memperoleh kemampuan berkomunikasi secara lisan. Tekanan pembelajaran pada
pemerolehan kemampuan berbicara.
Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa dalam pembelajaran bahasa yang harus
dilakukan ialah pemahaman akan kaidah-kaidah yang mendasari ujaran tekanan
pembelajaran pada aspek kognitif bahasa, bukan pada kemampuan menggunakan bahasa.
Berikut ini merupakan beberapa pendekatan yang harus menjadi perhatian guru dalam
pembelajaran bahasa di sekolah dasar.
a. Pendekatan behaviorisme
Proses penguasaan berbahasa anak sebenarnya dikendalikan dari luar sebagai akibat
berbagai rangsangan yang diterapkan lingkungan kepada Si Anak. Bahasa sebagai
wujud prilaku manusia merupakan kebiasaan yang harus dipelajari. Jadi kemampuan
berkomunikasi anak pada dasarnya sangat ditentukan oleh stimulus-respon dan
peniruan-peniruan.
b. Pendekatan nativisme
Anak sudah dibekali secara alamiah dengan apa yang disebut LAD (Language
Acquisition Devise). LAD sudah diprogramkan untuk mengolah butir-butir tatabahasa
yang dianggap sebagai suatu bagian dari otak. LAD membekali anak dengan kemempuan
alamiah untuk dapat berbahasa. Dengan demikian belajar berbahasa pada hakikatnya
hanyalah mengisi detail dalam struktur yang sudah ada secara alamiah.
c. Pendekatan kognitif
Kemampuan berbahasa anak berasal dan diperoleh sebagai akibat dari kematangan
kognitif anak. Bahasa dalam pandangan kognitif distruturlisasi dan dikendalikan
oleh nalar. Dengan demikian perkembangan kognitif sangat penting bagi perkembangan
bahasa.
d. Pendekatan interaksi sosial
Pendekatan ini merupakan perpaduan dari teori-teori sebelumnya. Kesimpulan teori-
teori bahasa anak mempunyai potensi dasar (kognitif) dari bawaanya yang tidak
terlepas dari pengaruh lingkungan melalui proses interaksi.
e. Pendekatan Tujuan
Penerapan pendekatan tujuan ini sering dikaitkan dengan “cara belajar tuntas”
dengan cara belajar tuntas, berarti suatu kegiatan belajar mengajar dianggap
berhasil, apabila sedikit-sedikitnya 85% dari jumlah siswa yang , mengikuti
pelajaran itu mengusai 75% dari bahan yang diberikan oleh guru. Penentuan
keberhasilan itu didasarkan hasil tes sumatif; jika sekurang-kurangnya 85% dari
jumlah siswa dapat mengerjakan benar 75% dari soal yang diberikan oleh guru maka
pembelajaran dianggap berhasil.
f. Pendekatan Struktural
Bahasa adalah data yang didengar/ditulis untuk dianalisis sesuai dengan
tatabahasa. Jadi belajar bahasa adalah belajar struktur-struktur.
g. Pendekatan Komunatif
Bahasa adalah sarana berkomunikasi. Karena itu tujuan utama pengajaran bahasa
adalah meningkatkan ketrampilan barbahasa siswa, bukan pengetahuan tentang bahasa,
pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjang pencapaian ketrampilan bahasa.
h. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan mengutamakan ketrampilan berbahasa dengan memperhatikan dengan faktor-
faktor penentu berbahasa, seperti: pemeran serta, tujuan, situasi, konteks, juga
aspek pengembangan: emosi, moral, sosial, dan intelektual.
i. Pendekatan “Whole Languagu”
Suatu pendekatan untuk mengajarkan bahasa yang dilaksanakan secara menyeluruh,
meliputi: mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Ketrampilan tersebut memiliki
hubungan yang interaktif yang tidak terpisah-pisah dengan aspek kebahasaan, fonem,
kata, ejaan, kalimat, wacana, dan sastra. Selain itu pendekatan ini juga
mengutamakan multi media, lingkungan, dan pengalaman balajar anak.
j. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning atau CTL)
Merupakan suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan denga pengalaman nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Dengan konsep itu hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk siswa belajar sambil
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran
lebih diutamakan daripada hasil.
k. Pendekatan Terpadu
Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan “Whole Language” yang pada dasarnya
pembelajaran bahwa senantiasa harus terpadu, tidak terpisahkan antara ketrampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, menulis, dan membacar) dengan komponen kebahasaan
(tatabunyi, tatamakna, tatabentuk, tatakalimat) juga aspek sastra. Di samping itu,
untuk pembelaran di kelas rendah pendekatan terpadu ini menggunakan jenis
pendekatan lintas bidang studi.
l. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Pendekatan ini merupakan system pembelajaran yang menekankan keterlibatan secara
fisik, mental, intelektual, dan emosional untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kadar pembelajaran CBSA dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa tinggi,
aktivitas guru sebagai fasilitator, desain pembelajaran berfokus pada keterlibatan
siswa, dan suasana belajar yang kondusif.
m. Pendekatan Ketrampilan Proses
Ketrampilan proses adalah kemempuan yang dibangun oleh sejumlah ketrampilan dalam
proses pembelajaran yang meliputi:
a. Ketrampilan intelektual
b. Ketrampilan social
c. Ketrampilan fisik
Ketrampilan proses berfungsi sebagai alat untuk menemukan dan mengembangkan
konsep. Sehingga konsep itu akan menunjang pula ketrampilan proses.
Ketrampilan proses dalam pelajaran Bahasa Indonesia meliputi kegiatan: mengamati,
menggolongkan, menfsirkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan.

6. Apa persamaan dan perbedaan pendekatan terpadu dengan whole language?

Pendekatan whole language adalah suatu pendekatan untuk mengembangkan mengajarkan


bahasa indonesia dilaksanakan secara menyeluruh, meliputi: mendengar, berbicara,
membaca, dan menulis. Keterampilan tersebut memiliki hubungan yang interaktif yang
tidak terpisah-pisahkan dengan aspek kebahasaan: fonem, kata, ejaan, kalimat,
wacana, dan sastra. Disamping itu, pendekatan ini juga mementingkan multimedia
lingkungan, dan pengalaman belajar anak. Pendekatan terpadu dalam bidang bahasa
hampir sama dengan pendekatan “whole language” yang pada dasarnya pembelajaran
bahasa yang senantiasa harus terpadu, tidak terpisahkan antara keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dengan komponen kebahasaan
(tata bunyi, tatameakna, tatakalimat) juga aspek sastra. Disamping itu untuk
kelas-kelas rendah pendekatan terpadu ini menggunakan jenis pendekatan lintas
bidang studi, yang artinya pembelajaran bahasa Indonesia dapat disatukan dengan
mata pelajaran lain seperti: pendidikan agama, matematika, sains, pengetahuan
social, kesenian dan pendidikan jasmani.

Persamaan antara pendekatan terpadu dengan pendekatan whole language:


pembelajaran Bahasa Indonesia senantiasa harus meliputi: (menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis)

7. Buatlah sebuah model pembelajaran bahasa berdasarkan pendekatan tematik, dan


uraikan tahap-tahap yang ada dalam proses pembelajaran tersebut.
8. Jelaskan keuggulan dan kelemahan teknik mengajar dengan menggunakan teknik
tanya jawab, ceramah, diskusi kelompok, teknik bermain peran dan pemberian tugas.

a. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan
pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut. Metoda
Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik,
menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan
bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan
jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.
Adapun bentuk Tanya jawab dibagi kedalam empat jenis :
1. Pertanyaan yang bersifat mencari informasi (Information question),
2. Pertanyaan tertutup (Close-ended question), yaitu pertanyaan yang tidak
perludipertimbangkan apakah harus dijawab dengan jawaban yang panjang lebar atau
yang singkat. Hanya perlu dijawab betul atau salah,
3.Pertanyaan yang menuntut pemikiran (Three dimensional question),yaitu pertanyaan
yang bukan hanya menuntut fakta, melainkan selangkah lebih maju untuk menunjuk
sebab, arti, dan perasaan,
4.Pertanyaan terbuka (Open-ended question), dimana murid sendiri mengalami hal
tersebut, dan menjawab pertanyaan sesuai dengan kebenaran yang diterima mereka
secara pribadi.

b. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara
pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya
metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam
mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli
dan paham siswa.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah yaitu :
1. Sasaran dari pokok pelajaran harus jelas ,
2. Kumpulkan bahan-bahan yang cukup ,
3. Berusahalah untuk menggunakan istilah-istilah yang sederhana ,
4. Jangan monoton,memperhatikan kecepatan tinggi rendannya nada suara ,
5. Isi ceramah harus teratur dan sistematis supaya pendengar mudah mengerti dan
mengingatnya,
6. Jangan menggunakan pembagian yang terlalu banyak.

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :


a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak
didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

c. Metode Diskusi
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar
yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode
ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi
bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah
bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :


a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan
berbagai jalan
b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.

c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain


sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap
toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :


a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful
Bahri Djamarah, 2000).

d. Metode Bermain Peran/Simulasi


Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk menghadirkan peran-peran yang
ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas, yang
kemidian dijadikan srbagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian
terhadap hal tersebut.Misalnya, menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing
peran tersebut, dan kemudian memberikan saran / pendapat bagi pengembangan peran-
peran tersebut. Metode ini lebih menekankan pada masalah yang diangkat dalam
pertunjukan dan bukan pada kemempuan pemain dalam melakukan permainan peran.
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan
ketrampilan peaerta belajar (ketrampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini
memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena
adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya.
Misalnya, sebelum melakukan praktek penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan
melakukan simulasi penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar) terbang,
Situasi yng dihadapi dalam simulasidibuat seperti benar-benar merupakan keadaan
yang sebenarnya.

e. Metode Penugasan
Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan berarti guru memberi tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas yang diberikan guru dapat
berupa masalah yang harus dipecahkan dan prosedurnya tidak diberitahukan. Metode
penugasan ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, merangsang untuk belajar
lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan
mencari dan mengolah sendiri informasi. Kekurangan metode ini terletak pada
sulitnya mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.

Kelebihan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi:


a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan
dapat diingat lebih lama; dan
b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.

Kekurangan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi:


a. Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya
meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah
mengerjakan sendiri;
b. Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan; dan
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

9. Metode SAS merupakan singkatan dari Struktural Analitik Sintetik. SAS


merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran
membaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula. Pembelajaran membaca dan menulis
permulaan (MMP) dengan metode ini mengawali pelajarannya dengan menampilkan dan
mengenalkan sebuah kalimat utuh.

Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur
kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep kebermaknaan pada diri
anak. Akan lebih baik jika struktur kalimat yang disajikan sebagai bahan
pembelajaran MMP dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari
pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum KBM MMP yang
sesungguhnya dimulai, guru dapat melakukan pra-KBM melalui berbagai cara. Sebagai
contoh, guru dapat memanfaatkan rangsang gambar, benda nyata, tanya-jawab informal
untuk menggali bahasa siswa.
Setelah ditemukan suatu struktur kalimat yang dianggap cocok untuk materi MMP,
barulah KBM MMP yang sesungguhnya dimulai. MMP dimulai dengan pengenalan struktur
kalimat. Kemudian, melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep
kata. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca
permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang
disebut kata.
Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut hingga sampai pada wujud
satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf. Dengan
demikan, proses penguraian/ penganalisisan dalam pembelajaran MMP dengan metode
SAS, meliputi: 1. kalimat menjadi kata-kata; 2. kata menjadi suku-kata; dan 3. SAS
menjadi huruf-huruf. Pada tahap selanjutnya, anak-anak didorong untuk melakukan
kerja sintesis (menyimpulkan). Satuan-satuan bahasa yang telah terurai tadi
dikembalikan lagi kepada satuannya semula, yakni dari huruf-huruf menjadi SAS,
suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat.
Dengan demikan, melalui proses sintesis ini, anak-anak akan menemukan kembali
wujud struktur semula, yakni sebuah kalimat utuh. Melihat prosesnya, tampaknya
metode ini merupakan campuran dari metode-metode membaca permulaan seperti yang
telah kita bicarakan di atas. Oleh karena itu, penggunaan metode SAS dalam
pengajaran MMP pada sekolah-sekolah kita di tingkat SD pernah dianjurkan, bahkan
diwajibkan sebagai kelebihan dari metode ini, di antaranya sebagai berikut: 1.
metode ini sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang satuan
bahasa terkecil yang bermakna untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk
oleh satuan-satuan bahasa di bawahnya, yakni kata, SAS, dan akhirnya fonem (huruf-
huruf); 2. metode ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa anak. Oleh karena itu,
pengajaran akan lebih bermakna bagi anak, karena bertolak dari sesuatu yang
dikenal dan diketahui anak. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap daya
ingat dan pemahaman anak; 3. metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri (menemukan
sendiri). Anak mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri.
Dengan begitu, anak akan merasa lebih percaya diri atas kemampuannya sendiri.
Sikap seperti ini akan membantu anak dalam mencapai keberhasilan belajar.
http://iyosrosmana.wordpress.com/2009/09/30/41/

10. oipolj

11. Buatlah rpp mmp dan uraikan langkah2 pembelajarannya secara jelas agar mudah
dilaksanakan dalam pembelajarannya.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sekolah : SD dan MI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/1
Tema : Kesehatan

Standar Kompetensi : Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif,


dan membaca
dongeng.

Kompetensi Dasar : Menjelaskan isi teks (100 - 150 kata) melalui membaca
intensif.
.
Indikator: Menyimpulkan isi teks.
1. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa mampu menyimpulkan isi teks/bacaan.
b. Siswa mampu menanggapi isi teks/bacaan.
c. Siswa mampu bermain peran berdasarkan isi teks/bacaan.

2. Materi Pembelajaran
c. Simpulan isi cerita.
d. Tanggapan isi teks/bacaan.
e. Bermain peran.

3. Metode Pembelajaran
a. Tanya jawab
b. Diskusi
c. Inkuiri
d. Unjuk kerja
e. Penugasan

4. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
Tanya jawab tentang pelajaran yang lalu berkenaan dengan paragraf.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa membaca dengan intensif bacaan/teks (100150 kata).
2) Siswa dan guru mengadakan tanya jawab tentang isi bacaan.
3) Dalam kelompoknya siswa membuat simpulan isi bacaan dan memberikan
tanggapan.
4) Melalui salah satu wakilnya setiap kelompok maju ke depan untuk
menjelaskan isi bacaan.
5) Diskusi kelas membahas laporan tiap-tiap kelompok dan menarik
simpulan.
2) Dalam kelompoknya siswa bersama-sama memahami isi bacaan.
3) Dalam kelompoknya siswa bermain peran/melakukan aktifitas sesuai
dengan isi bacaan.
c. Kegiatan Akhir
1) Mengumpulkan hasil pekerjaan kepada guru untuk dikoreksi.
2) Siswa dan guru melakukan refleksi.
5. Sumber Belajar dan Alat
a. Buku Bahasa Indonesia Kelas 3 SD/MI, Nunung Yuli Eti dkk., 2006, hlm.
1524.
b. Teks bacaan dan puisi.
c. Gambar-gambar.
d. Kemasan-kemasan obat, obat nyamuk bakar dan elektrik.
e. Kamus Bahasa Indonesia.

6. Penilaian
a. Teknik:Unjuk kerja, penugasan.
b. Bentuk Instrumen:Tugas, tertulis, dan lisan.
c. Soal:
1.Buatlah cerita pendek kira-kira 50 kata saja!
2.Berikan tanggapanmu terhadap cerita yang dibuat temanmu tadi!
3.Bacalah dengan intesif bacaan berikut ini!

. . . . . , . . . . . . . . . .
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
NIP NIP

13. Buatlah format silabus kelas rendah (lihat modulhal 192) terhadap materi
pembelajaran yang ada di kelas rendah.

Silabus
Sekolah : SD dan MI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/1
Tema : Kesehatan

Standar Kompetensi : Membaca


• Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca dongeng
kompetensi
Dasar MateriPokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk Instrum-en Contoh Instrum-en
Menjelas-
kan isi teks (100150 kata)melalui membaca intensif Simpulan isi bacaan •
Menyimpulkan isi teks/bacaan
• Menanggapi isi teks/bacaan
• Bermain peran berdasarkan isi teks/bacaan Menyimul-kan isi teks 1.Tertulis
2.Unjuk-
kerja Uraian Simpulkan isi bacaan . . . . (4 × 35 menit) • Buku
Bahasa Indonesia 3 SD/MI Nunung Yuli Eti dkk., 2006,hlm. 26
• Teks cerita

Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran bahasa adalah pendekatan yang
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan
kreatif dalam proses pemerolehan bahasa. Pendekatan ini dipandang sebagai
pendekatan dalam proses belajar-mengajar yang sesuai dalam era perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pendekatan ini memberikan pengetahuan, pengalaman,
serta keterampilan yang cocok untuk memperoleh serta mengembangkan kompetensi
bahasa yang kita pelajari, dalam hal ini bahasa Indonesia.
Fokus pembelajarannya tidak hanya pada pencapaian tujuan pembelajaran saja,
melainkan juga pada pemberian pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan untuk
mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Pengelolaan kelas dalam pembelajaran dengan
pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan pengaturan kelas, baik secara
fisik maupun nonfisik. Pengaturan dilakukan sedemikian rupa agar siswa mempunyai
keleluasaan gerak, merasa aman, bergembira, bersemangat, dan bergairah untuk
belajar. Dengan kondisi yang demikian, materi yang diberikan kepada siswa akan
mencapai hasil yang maksimal.
Sementara itu, beberapa aspek yang dibahas dalam KB 2 ini mencakup tiga hal
penting, yakni Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses, Prinsip-prinsip Pendekatan
Keterampilan Proses, dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan
Keterampilan Proses. Ketiga hal tersebut dipaparkan berdasarkan gambaran dasar
yang terdapat dalam pendekatan keterampilan proses.
JAWABAN SOAL NO 8
http://arro.student.fkip.uns.ac.id/2009/10/28/sbm/ diaksespada tanggal 09 jan 2009

You might also like