You are on page 1of 23

TEKANAN DARAH ARTERI PADA MANUSIA

NAMA : TRI AMINAH S.


NIM : J111 09 264
KELOMPOK :6
ASISTEN : MUTMAINNAH
TGL PRAKTIKUM : 28 DESEMBER 2009

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2009
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana
akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu
pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat seseorang yang memeriksa
tekanan darah dengan menggunakan alat yang sering disebut tensimeter. Dari
pengukuran tekanan darah ini kemudian didapatkan hasil, misalnya 120/80
mmHg yaitu tekanan darah sitole per diastole. Naik turunnya gelembung tekanan
darah seirama dengan pemompaan jantung untuk mengalirkan darah di
pembuluh arteri. Tekanan darah memuncak pada saat jantung memompa, ini
dinamakan “systole:, dan menurun sampai pada tekanan terendah yaitu saat
jantung tidak memompa (relaxes) ini disebut “Diastole” Kemudian timbul
pertanyaan dalam benak kita bagaimana cara menentukan angka-angka tersebut,
atau adakah hal yang memepengaruhi sehingga tekanan darah setiap orang
berbeda-beda dan bagaimana pengaruhnya terhadap keadaan fisiologis
seseorang.
Masalah-masalah tersebut akan dipraktikkan dan dipelajari dalam praktikum ini.

B. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari cara-cara pengukuran tekanan darah arteri.
2. Mempelajari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secara
fisiologis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada
dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital utama. Pada
setiap detak jantung, tekanan darah bervariasi antara tekanan maksimum (sistolik)
dan minimum (diastolik). Tekanan darah dikarenakan oleh pemompaan jantung dan
resistensi pembuluh darah, berkurang sebagai sirkulasi darah menjauh dari jantung
melalui arteri. Tekanan darah memiliki penurunan terbesar dalam arteri kecil dan
arteriol, dan terus menurun ketika bergerak melalui darah kapiler dan kembali ke
jantung melalui pembuluh darah. Gravitasi, katup dalam pembuluh darah, dan
memompa dari rangka kontraksi otot, adalah beberapa pengaruh lain pada tekanan
darah di berbagai tempat di dalam tubuh. 1
Tekanan darah dinilai dalam dua hal, sebuah tekanan tinggi sistolik yang
menandakan kontraksi maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau tekanan
istirahat. 2
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti
berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh
arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80)
menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut
tekanan diastole. 3
Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali
pada lengan tersebut terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik
disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan
tensimeter air raksa. 2
Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda
istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.3
Tidak ada nilai tekanan darah 'normal' yang tepat, namun dihitung
berdasarkan rentang nilai berdasarkan kondisi pasien. Tekanan darah amat
dipengaruhi oleh kondisi saat itu, misalnya seorang pelari yang baru saja melakukan
lari maraton, memiliki tekanan yang tinggi, namun ia dalam nilai sehat. Dalam
kondisi pasien tidak bekerja berat, tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg.
Tekanan darah rendah disebut hipotensi. 2
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih
tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan
darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling
rendah pada saat tidur malam hari. 3
Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan,
orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti
sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90
mmHg saat istirahat. 3
Tekanan yang diciptakan oleh kontraksi ventrikel adalah kekuatan pendorong
untuk aliran darah melalui pembuluh dari sistem. Ketika darah meninggalkan
ventrikel kiri, aorta dan arteri diperluas untuk mengakomodasi hal itu. Ketika
ventrikel relaks dan menutup katup semilunar, dinding elastis arteri mundur,
mendorong darah maju ke arteri yang lebih kecil dan arteriol. 7
Dengan mempertahankan tekanan aliran darah selama ventrikel berelaksasi,
arteri terus-menerus menghasilkan aliran darah melalui pembuluh darah. Sirkulasi
arus di sisi arteri berdenyut, mencerminkan perubahan dalam tekanan arteri
sepanjang siklus jantung. Ketika melewati arteriol, gelombang menghilang.7
Dalam sirkulasi sistemik, tekanan darah tertinggi terletak pada arteri dan
terendah di pembuluh darah kecil. Tekanan darah tertinggi di arteri dan jatuh terus
seperti darah mengalir melalui sistem sirkulasi. Penurunan tekanan terjadi karena
energi yang hilang akibat hambatan dari pembuluh darah. Resistensi terhadap aliran
darah juga berasal dari gesekan antara sel-sel darah. 7
Dalam sirkulasi sistemik, tekanan tertinggi terjadi di dalam aorta dan
mencerminkan tekanan diciptakan oleh ventrikel kiri. Tekanan aorta mencapai tinggi
rata-rata 120 mm Hg selama sistol ventrikel, kemudian terus menurun dari 80 mm
Hg selama diastol ventrikel. Perhatikan bahwa meskipun tekanan dalam ventrikel
turun menjadi hampir 0 mm Hg sebagai ventrikel relaks, tekanan diastolik dalam
arteri besar masih relatif tinggi. Tekanan diastolik yang tinggi dalam arteri
mencerminkan kemampuan wadahnya untuk menangkap dan menyimpan energi
dalam dinding elastis. 7
Peningkatan tekanan yang cepat terjadi saat ventrikel kiri mendorong darah
ke aorta dapat ditinggalkan sebagai denyut nadi, atau tekanan gelombang, diteruskan
melalui arteri berisi cairan dari sistem kardiovaskular. Gelombang tekanan sekitar 10
kali lebih cepat dari darah itu sendiri. 7

Pengaruh Tekanan Darah Arteri Rata-Rata


Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang mendorong darah ke
jaringan. Tekanan ini harus diatur secara ketat karena dua alas an. Pertama, tekanan
tersebut harus tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup; tanpa tekanan ini,
otak dan jaringan lain tidak akan menerima aliran yang adekuat seberapapun
penyesuaian lokal mengenai resistensi arteriol ke organ-organ tersebut yang
dilakukan. Kedua, tekanan tidak boleh terlalu tinggi, sehingga menimbulkan beban
kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh serta
kemungkinan rupturnya pembuluh-pembuluh halus. 4
Mekanisme-mekanisme yang melibatkan integrasi berbagai komponen sistem
sirkulasi dan sistem tubuh lain penting untuk mengatur tekanan darah arteri rata-rata
ini. Dua penentu utama tekanan darah arteri rata-rata adalah curah jantung dan
resistensi perifer total:
Tekanan darah arteri rata-rata = curah jantung x resistensi perifer total
Pada gilirannya, sejumlah faktor menentukan curah jantung dan resistensi perifer
total. Dengan demikian, kita dapat memahami kompleksitas pengaturan tekanan
darah. Perubahan setiap faktor tersebut akan mengubah tekanan darah kecuali apabila
terjadi perubahan kompensatorik pada variable lain sehingga tekanan darah konstan.
Aliran darah ke suatu jaringan bergantung pada gaya dorong berupa tekanan darah
arteri rata-rata dan derajat vasokonstriksi arteriol-arteriol jaringan tersebut. Dengan
demikian, variable kardiovaskular harus terus-menerus diubah untuk
mempertahankan tekanan darah yang konstan walaupun kebutuhan jaringan akan
darah berubah-ubah. 4
Tekanan arteri rata-rata secara konstan dipantau oleh baroreseptor (sensor
tekanan) di dalam sistem sirkulasi. Apabila reseptor mendeteksi adanya
penyimpangan dari normal, akan dimulai serangkaian respons refleks untuk
memulihkan tekanan arteri ke nilai normalnya. Penyesuaian jangka pendek (dalam
beberapa detik) dilakukan dengan mengubah curah jantung dan resistensi perifer
total, yang diperantarai oleh pengaruh sistem saraf otonom pada jantung, vena, dan
arteriol. Penyesuaian jangka panjang (memerlukan waktu beberapa menit sampai
hari) melibatkan penyesuaian volume darah total dengan memulihkan keseimbangan
garam dan air melalui mekanisme yang mengatur pengeluaran urine dan rasa haus.
Besarnya volume darah total, pada gilirannya, menimbulkan efek nyata pada curah
jantung dan tekanan arteri rata-rata. 4

Metode Pengukuran Tekanan Darah

Bila kanula dimasukkan ke arteri,


tekanan arteri dapat diukur secara langsung
dengan manometer air raksa atau ukuran dasar
ketegangan yang sesuai dan suatu osiloskop
diatur untuk menulis secara langsung pada
potongan kertas yang bergerak. Bila arteri
diikat diatas titik tempat memasukkan kanula,
suatu tekanan terekam. Aliran dalam arteri
terganggu, dan semua energy kinetic dari aliran dikonversi menjadienergi tekanan.
Bila, pilihan lain, suatu tabung T dimasukkan kedalam pembuluh darah dan tekanan
diukur pada sisi lengan tabung, rekaman tekanan sisi pada tekanan turun karena
tahanan diabaikan ialah lebih rendah dibandingkan tekanan ujung oleh energy kinetic
dari aliran.5
Metode Auskultasi

Tekanan darah arteri pada


manusia secara rutin diukuk dengan
metode auskultasi. Suatu manset yang
dapat dipompa dihubungkan pada
manometer air raksa kemudian
dililitkan disekitar lengan dan
stetoskop diletakkan diatas arteri
brakialis pada siku. Manset secara
tepat dipompa sampai tekanan
didalamnya diatas tekanan sistolik
yang diharapkan dalam arteri brakialis. Arteri dioklusi oleh manset dan tidak ada
suara terdengar oleh stetoskop. Kemudian tekanan dalam manset diturunkan secara
perlahan-lahan. Pada titik tekana sistolik dalam arteri dapat melampaui tekanan
manset, semburan darah melewatinya pada tiap denyut jantung dan secara sinkron
dengan tiap denyut, bunyi detakan didengar dibawah manset. 5

Metode Palpasi

Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset lengan dan


kemudian mebiarkan tekanan turun dan tentukan tekanan pada saat denyut radialis
pertama kali teraba. Oleh karena kesukaran dalam menetukan secara pasti kapan
denyut pertama teraba, tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5
mm Hg lebih rendah dibandingkan dengan yang diukur menggunakan metode
auskultasi.5

Adalah bijaksana melakukan kebiasaan meraba denyut nadi radialis ketika


memompa manset selama pengukuran tekanan darah dengan metode auskultasi. Bila
tekanan manset diturunkan, bunyi Korotkoff kadang-kadang menghilang pada
tekanan diatas tekanan diastolic, kemudian muncul lagi pada tekanan yang lebih
rendah. Bila manset dimulai untuk dipompa sampai denyut radialismenghilang,
pemeriksa dapat yakin bahwa tekanan manset diatas tekanan sistolik dan nilai
tekanan rendah palsu dapat dihindari.5

Metode Oscillometric

Metode Oscillometric pertama kali ditunjukkan pada tahun 1876 dan


melibatkan pengamatan osilasi dalam tekanan manset sphygmomanometer yang
disebabkan oleh aliran darah osilasi, yaitu pulsa. Versi elektronik dari metode ini
kadang-kadang digunakan dalam lama jangka pengukuran dan praktik umum.
Metode ini menggunakan manset sphygmomanometer seperti metode auscultatory,
tapi dengan sensor tekanan elektronik (transducer) untuk mengamati osilasi tekanan
manset, elektronik untuk menafsirkannya secara otomatis, dan otomatis inflasi dan
deflasi manset. Sensor tekanan harus dikalibrasi secara berkala untuk menjaga
akurasi. 1
Pengukuran oscillometric memerlukan keterampilan teknik lebih sedikit
daripada auscultatory, dan mungkin cocok untuk digunakan oleh staf terlatih dan
untuk pemantauan di rumah pasien secara otomatis. 1
Pada awalnya tekanan manset ini mengembang melebihi tekanan arteri
sistolik, dan kemudian mengurangi tekanan diastolik selama sekitar 30 detik. Ketika
aliran darah adalah nol (tekanan manset melebihi tekanan sistolik) atau tanpa
hambatan (tekanan manset di bawah tekanan diastolik), tekanan manset akan
konstan. Kebenaran ukuran manset sangat penting karena ukuran manset yang
kecil/sempit dapat menghasilkan tekanan yang terlalu tinggi, sedangkan ukuran
manset yang besar/longgar dapat menghasilkan tekanan yang terlalu rendah. Ketika
aliran darah hadir, tetapi dibatasi, tekanan manset, yang dipantau oleh sensor
tekanan, akan bervariasi secara berkala selaras dengan siklus ekspansi dan kontraksi
arteri brakialis, yaitu, akan terombang-ambing. Kemudian nilai-nilai sistolik dan
tekanan diastolik dihitung, sebenarnya tidak diukur dari data mentah, tetapi
menggunakan algoritma, lalu hasil yang telah dihitung akan ditampilkan. 1
Oscillometric monitor bisa menghasilkan pembacaan yang tidak akurat pada
pasien dengan masalah jantung dan sirkulasi, yang meliputi arteri sklerosis, aritmia,
pre-eklampsia, pulsus alternans, dan pulsus paradoxus. 1
Dalam praktiknya, metode yang berbeda tidak memberikan hasil identik;
algoritma dan koefisien yang diperoleh secara eksperimental digunakan untuk
menyesuaikan hasil oscillometric untuk memberikan bacaan yang sesuai dengan
hasil auscultatory sebaik-baiknya. Beberapa peralatan komputer menggunakan
analisis dibantu sesaat gelombang tekanan arteri untuk menentukan sistolik, berarti,
dan diastolik poin. Karena banyak perangkat oscillometric belum divalidasi, kehati-
hatian harus diberikan karena kebanyakan tidak cocok dalam klinis dan pengaturan
perawatan akut. 1

Tekanan darah meningkat karena:


• Jenis kelamin pasien
• Latihan fisik
• Makan
• Stimulan (zat-zat yang mempercepat fungsi tubuh)
• Stress emosional seperti marah, takut, dan aktivitas seksual
• Kondisi penyakit seperti arteriosklorosis (penebalan arteri)
• Faktor hereditas
• Nyeri
• Obesitas
• Usia
• Kondisi pembuluh darah 6

Tekanan darah menurun karena:


• Puasa (tidak makan)
• Istirahat
• Depresan (obat-obatan yang menghambat fungsi tubuh)
• Kehilangan berat badan
• Emosi (seperti berduka)
• Kondisi abnormal seperti hemoragi (kehilangan darah) atau syok 6
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembacaan tekanan darah, yaitu:
• Usia
• Tidur
• Berat badan
• Emosi
• Hereditas
• Jenis kelamin
• Viskositas darah
• Kondisi pembuluh darah 6

Peralatan yang digunakan dalam mengukur tekanan darah adalah


sfigmomanometer dan stetoskop. 6
Sfigmomanometer (alat pengukur tekanan darah) terdiri atas:
1. Manset (tersedia dalam ukuran berbeda) yang sesuai dengan lengan pasien. Di
dalam manset ini terdapat kantong karet. Tombol pengendali tekanan dikaitkan
dengan manset. Merupakan hal yang penting untuk menggunakan manset dengan
ukuran yang tepat pada saat mengukur tekanan darah. Manset yang terlalu lebar
atau terlalu sempit akan memberikan pembacaan yang tidak akurat. Lebar manset
harus diukur mendekati dua pertiga diameter lengan pasien.
2. Dua selang. Satu selang dihubungkan dengan pengendali tekanan dan dengan
kantong yang berada di bagian dalam manset. Selang yang lain dihubungkan
dengan pengukur tekanan.
3. Pengukur tekanan, bias berupa cakram angka bulat pengukur aneroid atau kolom
air raksa. Keduanya ditandai dengan angka-angka. 6
Stetoskop, memperjelas bunyi, terdiri atas:
1. Bel atau diafragma
2. Selang yang membawa suara ke pendengar
3. Alat pendengar, yang mengarahkan suara ke telinga pendengar. Alat pendengar
dan diafragma ini harus dibersihkan dengan antiseptik sebelumdan setelah
digunakan untuk mencegah penularan penyakit. 6

Mengukur Tekanan Darah


Tekanan darah biasanya diukur di lengan atas, pada arteri brakialis.
Pembacaan tekanan darah yang diambil dari tempat lain harus dijelaskan.
1. Manset diletakkan dengan lembut di atas arteri brakialis (2 cm di atas area
antekubital).
2. Bel stetoskop diletakkan diatas arteri brakialis.
3. Tekanan kemudian dinaikkan dengan memompa kantong karet dalam manset
untuk menghentikan aliran darah melewati arteri.
a. Tekanan kemudian dilepaskan dengan perlahan-lahan dan bunyi menutupnya
katup jantung dapat didengar. Bunyi tersebut berhubungan dengan
perubahahn tekanan dalam darah.
1. Tekanan darah diukur:
a. Pada titik tertingginya sebagai tekanan sistolik. Berupa bunyi teratur pertama
yang anda dengar.
b. Pada titik terendahnya sebagai tekanan diastolik. Berupa perubahan bunyi
atau bunyi terakhir yang anda dengar.
c. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi. Tekanan
nadi memberikan informasi penting mengenai kesehatan arteri. Tekanan nadi
rata-rata pada orang dewasa yang sehat adalah sekitar 40 mmHg. Tetapi, ada
faktor-faktor kesehatan dan penyakit yang dapat menimbulkan gangguan
pada tekanan nadi. Peningkatan volume darah atau frekuensi jantung atau
penurunan kemampuan arteri untuk mengembang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan nadi.
1. Pembacaan tekanan darah dicatat seperti pecahan; contoh: sistolik/diatolik atau
130/92.
2. Nilai tekanan darah:
a. Tekanan arteri brakialis orang dewasa pada saat istirahat rata-rata adalah
antara 90-140 mmHg sistolik dan antara 60-90 mmHg diastolik.
b. Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah jika nilai sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
c. Hipotensi (tekanan darah rendah) adalah jika nilai sistolik kurang dari 100
mmHg dan diastolik 60 mmHg. 6
BAB III
METODOLOGI

A. ALAT YANG DIBUTUHKAN


• Manometer air raksa atau aneroid
• Stetoskop

A. CARA KERJA

Dalam mencatat tekana darah secara fisiologis, orang coba harus berada dalam
keadaan yang menyenangkan dan lepas dari pengaruh-pengaruh yang dapat
mempengaruhi hasil pencatatan. Pencatatan tekanan darah ini adalah dengan metode
tak langsung.

I. Cara Palpasi (metode Riva Rocci)


Segala bentuk pakaian harus dilepaskan dari lengan atas dan manset
dipasang dengan ketat dan sempurna pada lengan. Bila manset tidak
terpasang dengan ketat maka dapat diperoleh pembacaan yang abnormal
tinggi. Saluran karet dari manset kemudian dihubungkan dengan
manometer. Sekarang rabalah arteri radialis pada pergelangan tangan orang
coba dan tekanan dalam manset kemudian diturunkan dengan memutar
tombol pada pompa perlahan-lahan yaitu dengan kecepatan kira-kira 3
mm/detik. Saat dimana denyut arteri radialis teraba kembali menunjukkan
tekanan darah sistolis. Dengan metode ini tidak dapat ditentukan tekanan
darah diastole. Metode palpasi harus dilakukan sebelum melakukan
auskultasi untuk menentukan tinggi tekanan sistolis yang diharapkan.

II. Cara Auskultasi


Metode ini pertama-tama diperkenalkan oleh seorang dokter Rusia yaitu
Korotkoff pada tahun 1905. Kedua tekanan sistol dan diastole dapat diukur
dengan metode ini., dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul
pada arteri brachialis yang disebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini terjadi akibat
timbulnya aliran turbulen dalam arteri yang disebabkan oleh penekanan
manset pada arteri tersebut. Dalam cara auskultasi ini harus diperhatikan
bahwa terdapat suatu jarak paling sedikit 5 cm, antara manset dan tempat
meletakkan stetoskop. Kemudian pompalah manset sehingga tekanannya
melebihi tekanan sistolis (yang diketahui dari palpasi). Turunkanlah
tekanan manset perlahan-lahan sambil meletakkan stetoskop di atas arteri
brachialis pada siku. Mulamula tidak terdengar suatu bunyi kemudian akan
terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika darah mulai melewati arteri yang
tertekan oleh manset sehingga terjadilah turbulensi. Bunyi yang terdengar
disebut bunyi Korotkoff dan dapat dibagi dalam lima fase yang berbeda,
yaitu:

Fase I; Timbulnya dengan tiba-tiba suatu bunyi mengetuk yang jelas dan
makin lama makin keras sewaktu tekanan neburun 10-14 mmHg
berikutnya. Ini disebut pula nada letupan.
Fase II; Bunyi berubah kualitasnya menjadi bising selama penurunan
tekanan 15-20 mmHg berikutnya.
Fase III; Bunyi sedikit berubah dalam kualira tetapi menjadi lebih jelas
dank eras selama penurunan tekanan 5-7 mmHg berikutnya.
Fase IV; Bunyi meredam (melemah) selama penurunan 5-6 mmHg
berikutnya. Setelah itu bunyi menghilang.

Permulaan dari Fase I yaitu dimana bunyi mula-mula terdengar merupakan


tekanan systole. Permualaan Fase IV atau Fase V merupakan tekanan
diastole,dengan perbadaan sebagai berikut: Fase IV terjadi pada tekanan 7-
10 mmHg lebih tinggi daripada tekanan diastole intra arterial yang diukur
secara langsung. Fase V terjadi pada tekanan yang sangat mendekati
tekanan diastole intra arterial pada keadaan istirahat. Pada keadaan latihan
otot atau keadaan yang meningkatkan aliran darah, maka Fase V lebih tepat
digunakan sebagai Index tekanan diastolis.
III. Cara Osilasi
Yaitu dengan melihat osilasi air raksa pada manometer. Manset dipompa
sampai tekanannya 10-20 mmHg melebihi tekanan sistolis yang ditentukan
dengan metode Riva Rocci. Tekanan manset diturunkan perlahan-lahan
sambil memperhatikan air raksa manometer. Saat timbulnya osilasi pada
manometer menunjukkan tekanan sistole. Tekanan manset terus diturunkan
sampai osilasi menghilang yang menunnjukkan tekanan diastole.

Di dalam praktek, ketiga cara ini harus dikombinasikan untuk memperoleh hasil
yang memuaskan dan dapat dipercaya.

URUTAN PENGUKURAN:

Mula-mula tentukan tekanan sistol dengan cara palpasi. Kosongkan manset sebentar
agar orang coba tidak merasa nyeri akibat tekanan manset yang terlalu lama.
Kemudian pompalah manset sampai tekanan sistolis sebesar 10-20 mmHg. Letakkan
stetoskop dengan hati-hati pada siku di arteri brachalis. Jangan terlalu keras menekan
stetoskop oleh karena dapat menimbulkan turbulensi yang tidak diinginkan.
Turunkan tekanan manset sembari mendengarkan bunyi yang timbul dan
memperhatikan osilasi yang terjadi pada manometer. Dengan cara-cara ini saudara
pasti akan memperoleh hasil yang memuaskan. Setiap kali selesai melakukan
pengukuran, kosongkan manset agar orang coba tidak terganggu. Hindari kontraksi
otot-otot lengan orang coba oleh karena dapat mempengaruhi hasil pencatatan.

PROTOKOL

1) Tekanan Darah Istirahat


Ukurlah tekana darah orang coba setelah berbaring 5 menit, setelah duduk 5
menit dan seteh berdiri 5 menit. Orang coba harus benar-benar dalam keadaan
santai. Bandingkan hasil ketiga pencatatan ini. Dalam mencatat tekanan darah,
gunakanlah kombinasi ketiga cara tadi.
2) Pengaruh Perubahan Sikap
Orang coba berbaring selama 5 menit. Ukurlah tekana darah, kemudian orang
coba diminta segera berdiri dan ukurlah segera tekanan darah dengan lengan
lurus ke bawah. Tekanan darah diukur 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 menit sesudah berdiri.

3) Pengaruh Kerja Otot


Catatlah tekanan darah kontrol (sebelum kegiatan).Orang coba diminta untuk
melakukan kegiatan misalnya berlari di tempat selama kurang lebih 3-5 menit
kemudian catat tekanan darahnya.

4) Pengaruh Berpikir
Catatlah tekanan darah kontrol. Kemudian orang coba diminta untuk berpikir
dengan kuat yaitu memecahkan soal matematika yang susah. Catatlah tekanan
darahnya secepat mungkin, kalau perlu selagi orang coba berpikir.
Bandingkanlah dengan tekanan kontrol.

5) Percobaan Valsava (Valsava’s Maneuver)


Buatlah pencatatan control. Orang coba diminta untuk melakukan ekspirasi
kuat dengan glottis tertutup (mengedan). Catatlah tekanan darah pada saat ini
dan bandingkan dengan tekanan control.

6) Percobaan Muller
Orang coba diminta untuk inspirasi kuat deng glottis tertutup. Ukurlah tekanan
darah dan bandingkan dengan tekanan control.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

Adapun hasil yang didapatkan dalam percobaan ini adalah :


1. Cara Palpasi
Dengan melakukan cara palpasi didapatkan tekanan sistolik yaitu:
- Nama orang coba : Dwi Fadhilah
Nama pemeriksa : Tri Aminah Saptiana
TD : 100 mmHg
- Nama orang coba : Tri Aminah Saptiana
Nama pemeriksa : Dwi Fadhilah
TD : 100 mmHg

2. Cara Auskultasi
Nama orang coba : Dwi Fadhilah
Nama pemeriksa : Tri Aminah Saptiana
TD : 100/70 mmHg

PROTOKOL

1. Tekanan Darah Istirahat


Nama orang coba : Dwi Fadhilah
Nama pemeriksa : Tri Aminah Saptiana
Baring : 101/62 mmHg
Duduk : 100/70 mmHg
Berdiri : 100/60 mmHg

2. Pengaruh Perubahan Sikap


Nama orang coba : Dwi Fadhilah
Nama pemeriksa : Tri Aminah Saptiana
TD Normal : 100/70 mmHg
Menit ke:
0 : 100/60 mmHg
1 : 100/60 mmHg
2 : 98/60 mmHg
3 : 92/59 mmHg
4 : 102/60 mmHg
5 : 102/70 mmHg

3. Pengaruh kerja otot


Nama orang coba : Tri Aminah Saptiana
Nama pemeriksa : Dwi Fadhilah
TD Normal : 110/70 mmHg
Setelah melakukan aktivitas : 114/70 mmHg

4. Pengaruh berpikir
Nama orang coba : Dwi Fadhilah
Nama pemeriksa : Tri Aminah Saptiana
TD Normal : 100/70 mmHg
Setelah berpikir : 106/70 mmHg

5. Percobaan Valsava (Valsava’s Maneuver)


Nama orang coba : Dwi Fadhilah
Nama pemeriksa : Tri Aminah Saptiana
TD Normal : 100/70 mmHg
Valsava : 100/60 mmHg

6. Percobaan Muller
Nama orang coba : Dwi Fadhilah
Nama pemeriksa : Tri Aminah Saptiana
TD Normal : 100/70 mmHg
Muler : 108/68 mmHg
A. PEMBAHASAN

1. Cara Palpasi
Cara palpasi hanya dapat menentukan tekanan diastole dimana pada
percobaan ini tekanan diastole didapatkan dari dua orang coba adalah 100
mmHg. Palpasi dilakukan sebelum melakukan auskultasi karena dari
pengukuran palpasi kita akan mendapatkan nilai standar patokan untuk
mengukur tekanan darah dengan cara auskultasi.

2. Cara Auskultasi
Cara auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi pada stetoskop,
dalam hal ini untuk menentukan tekanan darah orang coba dan didapatkan
tekanan sistole yang sama dengan cara palpasi yaitu 100/70 mmHg.
Timbulnya bunyi pada pemeriksaan terutama disebabkan oleh semburan
darah yang melewati pembuluh yang mengalami hambatan parsial. Semburan
darah ini menimbulkan aliran turbulen di dalam pembuluh yang terletak di
luar area manset, dan keadaan ini akan menimbulkan getaran yang terdengar
melalui stetoskop yang dikenal dengan bunyi Korotkoff.

PROTOKOL

1. Tekanan Darah Istirahat


Pada protokol ini didapatkan tekanan darah orang coba ketika baring
101/62 mmHg, ketika duduk menjadi 100/70 mmHg, dan ketika berdiri
menjadi 100/60 mmHg. Perubahan ini menunjukkan bahwa posisi tubuh
berpengaruh terhadap tekanan darah meskipun perubahan yang terjadi tidak
sesuai dengan teori yang ada. Secara teori menunjukkan bahwa tekanan darah
pada posisi berdiri lebih tinggi dari posisi duduk dan berdiri; dan tekanan
darah pada posisi duduk lebih tinggi dari posisi berdiri. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, misalnya penggunaan ukuran manset yang salah,
pemasang kesalahan pengukuran manset yang tidak tepat, pengukur tidak
sejajar dengan mata, penurunan tekanan manset yang terlalu lambat, atau pun
karena kesalahan gap auskulatorius (bunyi yang menghilang pada 10-15
mmHg dan kemudian muncul kembali) sebagai tekanan diastolik.
2. Pengaruh Perubahan Sikap
Perubahan sikap dapat mempengaruhi tekanan darah dimana tekanan
darah mengalami perubahan. Dalam percobaan ini diperoleh tekanan darah
yang tidak stabil. Pada saat berbaring tekanan darahnya 101/62 mmHg, pada
menit 0 : 100/60 mmHg, pada menit 1 : 100/60 mmHg, pada menit 2 : 98/60
mmHg, pada menit 3 : 92/59 mmHg, pada menit 4 : 102/60 mmHg, dan pada
menit 5 : 102/70 mmHg. Hal ini mungkin disebabkan karena penggunaan
ukuran manset yang salah, pemasang kesalahan pengukuran manset yang
tidak tepat, pengukur tidak sejajar dengan mata, penurunan tekanan manset
yang terlalu lambat, atau pun karena kesalahan gap auskulatorius (bunyi yang
menghilang pada 10-15 mmHg dan kemudian muncul kembali) sebagai
tekanan diastolik.
3. Percobaan Valsava (Valsava’s Maneuver)
Dalam percobaan ini diperoleh penurunan tekanan darah dari 100/70
mmHg menjadi 100/60 mmHg.
Seseorang melakukan ekspirasi kuat dengan glottis tertutup dimana
tekanan intratorakal sehingga aliran balik vena menurun yang mengakibatkan
curah jantung menurun dan selanjutnya menyebabkan penurunan tekanan
darah.
4. Percobaan Muller
Dalam percobaan ini diperoleh peningkatan tekanan darah dari 100/70
mmHg menjadi 108/68 mmHg. Seharusnya tekanan darah orang coba akan
menurun tetapi karena kesalahan dalam melakukan inspirasi kuat dengan
glottis terbuka serta ketidakakuratan alat menyebabkan penyimpangan hasil.
Seseorang melakukan inspirasi kuat dengan glottis tertutup maka CO2
banyak keluar. Sehingga menurunkan volume darah yang akan mengangkut
Oksigen dan menurunkan curah jantung sehingga tekanan darah akan
menurun.
Selain itu, hal yang dapat kita kaji dalam percobaan ini adalah penyakit
Arterioskelerosis atau pengerasan arteri. Istilah Arterioskelerosis atau pengerasan
arteri sebetulnya meliputi setiap keadaan pembuluh arteri yang mengakibatkan
penebalan atau pengerasan dindingnya. Arterioskelerosis merupakan penyakit yang
melibatkan aorta ,cabang-cabangnya yang besar dan arteri yang berukuran sedang
seperti arteri yang menyuplai darah ke bagian-bagian ekstermitas ,otak, jantungdan
organ dalam utama.
Arterioskelerosis tidak menyerang arteriol dan juga tidak melibatkan sirkulasi
vena. Penyakit ini multifokal dan lesi unit,atau ateorema, terdiri dari massa bahan
lemak dengan jaringan ikat fibrosa. Sering disertai endapan skunder garam kalsium
dan poduk-produk darah.
Tekanan darah merupakan faktor penting bagi, insiden dan beratnya
arteriosklerosis. Pada umumnya penderita hipertensi akan megalami arteriosklerosis
lebih awal dan lebih berat dan beratnya penyakit berhubungan dengan tekanan darah,
walaupun dalam batas normal. Arteriosklerosis tidak terlihat pada arteria pulmonalis
kecuali jika tekanannya meningkat secara abnormal, kedaan ini dinamakan hipertensi
pulmonal. Faktor risiko lain dalam perkembangan arteriosklerosis adalah merokok.
Merokok merupakan faktor lingkungan utama yang menyebabkan arteriosklerosis
menjadi semakin buruk.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Tekanan darah ialah sifat-sifat yang kompleks yang ditentukan oleh
interaksi berbagai faktor genetik yang lingkungan yang meregulasi
hubungan antar curah jantung dan dan tahanan arterioral total.
2. Cara-cara pengukuran tekanan darah arteri adalah dengan cara palpasi,
auskultasi dan osilasi.
3. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis
adalah karena istirahat, perubahan sikap, kerja otot, pengaruh berpikir,
inspirasi dan ekspirasi yang kuat.
4. Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
cara diantaranya yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan
lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan
kelenturannya dan menjadi kaku, dan bertambahnya cairan dalam sirkulasi.

A. SARAN
Alat yang disediakan harus mencukupi agar dalam melaksanakan praktikum
dapat efisien.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://en.wikipedia.org/wiki/Blood_pressure, last modified on 29 December


2009.
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemeriksaan_fisik, last modified on 16 November
2009.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah, last modified on 1 December 2009.
4. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem . Edisi 2.
Jakarta : EGC.
5. Ganong, William F., MD., 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20.
Jakarta: EGC.
6. Hegner, Barbara R., MSN, RN and Esther Caldwell, MA, PhD. Asisten
Keperawatan. Jakarta: EGC.
7. Silverthorn. 2001. Human Physiology An Integrated Approach. Second Edition.
United States of America: Benjamin Cummings.

You might also like