You are on page 1of 57

Hari : Senin

Tanggal : 08 September
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Judul : Pengantar Hukum Indonesia
Kuliah ke : 1 (satu)
Dosen : H. KARDJA SUKARDI, S.H.

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

Hukum pada umumnya


PIH
PHI hubungan dengan
Dasar-dasar PIH
Ilmu Hukum
Hukum Positif
PIH Hukum yang telah lalu
Hukum yang dicita-
citakan

- PIH ( Pengantar Ilmu Hukum ) mempelajari hukum secara


umum
bahwa PIH dasar bagi PHI
- PHI ( Pengantar Hukum Indonesia) mempelajari seluk beluk
hukum yang ada di Indonesia
- PIH menjadi dasar bagi PHI

PHI terbagi 3 (tiga) yaitu:

1. Hukum Positif (Ius Constitutum)

 Hukum yang sekarang berlaku di Indonesia


Dalam bahasa Inggris disebut Positive Law
Dalam bahasa Belanda disebut Positiefe Recht

 Contoh Hukum Positif :


1. Hukum Pidana
2. Hukum Dagang
3. Hukum Perdata
4. Hukum Pajak

2. Hukum yang telah lalu

1
Hukum yang telah lewat tetapi masih dipergunakan karena
masih sesuai dengan kepribadian kita.

 Contoh :
NP = (Naam Loze Ve Not Schap) yang sekarang menjadi PT
(Perseroan Terbatas).

3. Hukum yang dicita-citakan ( Ius Contituendum )


Hukum yang belum ada saat ini dan masih dicita-citakan.
 Contoh :
sebelum ada Undang-undang tentang narkotika, banyak
pengguna/pengedar narkotika tidak dapat di hukum, karena
belum ada Undang-Undangnya. Jadi kita masih mencita-
citakan hukum apa tentang Undang-Undang Narkotika.

A. Pengertian PHI

• PHI merupakan mata kuliah dasar / pondasi bagi semua


hukum yang berlaku di Indonesia.
• Pengertian PHI secara Ilmiah :
Menurut Satjipto Rahardjo, dalam buku “Pengantar Hukum
Indonesia “.
- PHI adalah suatu disiplin Ilmu yang merupakan mata
kuliah dasar dari Fakultas Hukum yang memberikan
uraian secara analisis dan deskriptis tentang hukum
yang berlaku di Indonesia.
- Secara Analisis artinya tersusun dan terurai.
- Secara Deskriptif artinya suatu usaha yang menjelaskan
selengkap mungkin seluk beluk hukum.

Untuk menangkap ilmu-ilmu perkuliahan diantaranya PHI,


seorang mahasiswa harus mempunyai disiplin yang tinggi, serta
menguasai teknik-teknik menulis perkuliahan dari seorang
dosen. Misalnya metode Science.

Metode Science maksudnya :

Apabila kita melihat sesuatu selalu didasari oleh :


1. Apa
2. Mengapa
3. Bagaimana
4. Kesimpulan
B. Visi dan Misi PHI

2
Visi  dalam bahasa kita sehari-hari diartikan sebagai
Maksud
Misi  diartikan sebagai Tujuan

Contoh :
a. Pergi ke Bandung (Visi)
b. Setelah ke Bandung mau apa (Misi)

C. Ciri-ciri Visi dan Misi

Visi : Agar para mahasiswa dari fakultas hukum memiliki,


mengerti dan memahami dasar-dasar hukum.
Khususnya yang berlaku di Indonesia agar dapat
memecahkan berbagai masalah di masyarakat.
Misi : Misi merupakan suatu disiplin ilmu yang membekali
para mahasiswa Fakultas hukum dalam mempelajari
disiplin ilmunya agar dapat menjelaskan di kemudian
hari.

D. Kegunaan PHI

Gunanya adalah untuk mengetahui perbuatan mana yang


menurut hukum, perbuatan mana yang tidak melawan
menurut hukum, bagaimana kedudukan seseorang dalam
masyarakat termasuk hak dan kewajibannya menurut hukum
yang berlaku di Indonesia.

3
Hari : Senin
Tanggal : 15 September 2008
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Judul : Tujuan Mempelajari PHI
Kuliah ke : 2 (dua)
Dosen : H. KARDJA SUKARDI, S.H.

I. TUJUAN MEMPELAJARI PHI

• Untuk mengetahui hukum yang berlaku di Indonesia


pada saat ini (Ius Contitutum).

• Tujuan PHI secara ilmiah dikemukakan oleh Prof.


Koesoemadi Pudjo Sewoyo, dalam bukunya berjudul
“Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia“ Mengatakan
Bahwa tujuan PHI adalah untuk mengetahui tindakan mana
menurut hukum, tindakan mana yang melawan hukum,
bagaimana kedudukan seseorang di dalam hukum yang
sekarang sedang berlaku di Indonesia.

II. SEJARAH PHI

Lahirnya PHI bersamaan dengan lahirnya Negara Republik


Indonesia yang secara de Vacto pada tanggal 17 Agustus 1945,
sedangkan secara de jure lahirnya Negara Indonesia adalah
tanggal 18 Agustus 1945.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI (Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia) mempersiapkan Undang-undang yang
disebut UUD 1945. Dalam UUD tersebut disebutkan dalam pasal
1(2) : “Bahwa Negara Indonesia adalah “Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik” Dengan demikian bentuk negaranya adalah
Kesatuan, bentuk pemerintahannya adalah Republik Hal ini
sekaligus membuktikan pada tanggal 18 Agustus 1945 telah ada
pemerintahan Indonesia yang berdaulat, sehingga unsur - unsur
berdirinya suatu Negara secara klasik telah terpenuhi yaitu :

1. Ada rakyatnya.
2. Ada wilayah yang jelas batas-batasnya .
3. Ada pemerintah yang berdaulat.

Persyaratan Klasik ini telah di tentukan alam konfrensi


Monte Video 1933 (di Amerika Latin).

4
UUD 1945 adalah UUD yang dibuat pada tahun 1945 yang
terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu:

1. Pembukaan UUD 1945 (Preambule)


2. Batang tubuh UUD 1945 (Pasal-pasal)
3. 4 (empat) pasal aturan peralihan dan 2 (dua) pasal
aturan tambahan.

• Diantara ketiga bagian tersebut yang terpenting


adalah bagian pembukaannya karena :

1. Terdapat pernyataan anti penjajahan dalam


alinea pertama
2. Tercantum tujuan Negara Indonesia yaitu
Negara Indonesia yang berdaulat adil dan makmur
dalam alinea kedua
3. Adanya pernyataan Kemerdekaan Indonesia
karena adanya Ridho Allah SWT, dalam alinea ketiga
4. Terdapat rumusan ke 5 (lima) mutiara
Pancasila dalam alinea ke empat
• Pada batang tubuh tidak hanya mengikat pada pasal-
pasal
• Pada 4 (empat) pasal aturan peralihan tujuannya
untuk menjaga Negara tidak vakum dalam hukum
• Pada 2 (dua) pasal aturan tambahan gunanya untuk
menjaga jangan sampai terjadi hal yang belum termasuk
dalam Undang –Undang tersebut.

Di Negara Indonesia telah menyangkut UUD dan telah


mengalami 5 (Lima) periodesasi yaitu:

1. Masa UUD 1945 ke 1 tanggal 18 Agustus 1945 - 27


Desember 1949
2. Masa Konstitusi RIS 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950
3. Masa UUDS (Undang-undang Dasar Sementara) 1950
yaitu tanggal 17 Agustus 1950- 5 Juli 1959
(Dekrit Presiden)
4. Masa UUD 1945 ke 2 tanggal 5 Juli 1959 sampai
terjadinya amandemen UUD 1945
5. Masa amandemen UUD 1945 sampai sekarang
amandemen ke 4 UUD 1945

III. PENGERTIAN MASYARAKAT

5
Masyarakat menurut Prof. DR. Harsoyo, S.H. (murid Prof.
Djoyodigono, S.H.) dalam bukunya “SOSIOLOGI HUKUM”
mengatakan “Masyarakat adalah sekelompok manusia yang
mendiami wilayah tertentu yang diliputi tatanan-tatanan
hidup.”
Hal ini sesuai dengan pendapat Prof. Dr. Djoyodiguno yang
menyatakan setiap masyarakat dapat memenuhi
kebutuhannya dengan aman dan tentram sesuai dengan
tatanan hidup (Ordenung)

Dengan demikian dalam masyarakat tersebut terdapat


aturan-aturan hidup.

Aturan-aturan hidup itu disebut Norma (Petunjuk hidup yang


bersifat mengatur).

N LOKASI/SIFA
NORMA SUMBER SANKSI
O T
Universal Di akherat
Norma Kitab Suci
1 (Dimana- nanti
Agama (Tuhan )
mana)
- Lokal Pengucilan
Norma - Masyarakat dari
2 Masyarakat
kesusilaan tertentu masyarakat

- Lokal
Norma
3 Masyarakat - Masyarakat Dicemooh
kesopanan
tertentu

-Masyarakat Hukuman
Norma tertentu yang
4 Masyarakat
Hukum -Mengatur dan menyakitkan
memaksa dan
menyedihkan

6
Hari : Senin
Tanggal : 22 September 2008
Mata kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Judul : Catatan Penting Mengenai PHI dan Hubungan
Hukum Dengan Masyarakat
Kuliah ke : 3 (tiga)
Dosen : H. KARDJA SUKARDI, S.H.

A. Catatan Penting Mengenai PHI Dan Hubungan Hukum


Dengan Masyarakat

1. Recht Boek  Suatu dokumen yang mengambarkan suatu


kelompok hukum yang harus dipakai oleh
hakim sebagai “Pedoman” dalam
melaksanakan keadilan.

2. Wet Boek  Kitab Undang-Undang sebagai dasar


dalam memutuskan suatu perkara.

3. Hukum Positif / Ius Constitutum  Hukum yang berlaku


sekarang ini di Indonesia.

4. Menurut Prof. Soedirman Hartohadiprodjo Hukum positif


disebut juga Tata hukum Indonesia.

5. Menurut Dr. WLG Lemaire dalam bukunya “HETHEIR EN NU


GELDEND RECHT”, Menyatakan hukum positif ialah hukum yang
berlaku di daerah / Negara tertentu pada suatu waktu tertentu.

6. Kapan kita memerlukan hukum?


Untuk menjawab pertanyaan seperti ini kita harus
mengetahui dahulu apa unsur-unsur essenselia hukum
jawabannya adalah “Kepentingan” Bila kepentingan kita
diusik / diganggu oleh orang lain.
Untuk menjawab pertanyaan ini selama kita mengetahui
perilaku-perilaku orang dalam hukum yaitu

1. Diganggu

7
2. Dirusak
3. Ditelantarkan
4. Diserobot

7. Mengapa kita harus mentaati hukum?


Menurut teori perjanjian masyarakat, orang mentaati hukum
karena ada perjanjian untuk mentaatinya, tokohnya
ROUSSEAW dalam bukunya “LE CONTRAT SOCIAL”.

8. Perbuatan hukum
Adalah suatu perbuatan yang dapat dihukum dan
akibatnya dikehendaki oleh si pembuat.
Contoh: Karena dia benci kepada si A, dia cegat ditengah
jalan kemudian memukulnya dengan tongkat,
jadi perbuatan ini dikehendaki oleh si pelaku.

9. Adakah perbuatan yang tidak dapat dihukum?


Perbuatan yang tidak dapat dihukum ialah perbuatan yang
tidak melawan / melanggar hukum.
Contoh:
 Pergi kuliah
 Membayar SPP

10. Bukan Perbuatan Hukum


- Kelahiran
- Kematian
- Kadaluarsa

11. Apa kepentingan hukum manusia?

1. Terhadap Jiwa  Pembunuhan


2. Terhadap Tubuh  Menganiaya
3. Terhadap Kemerdekaan  Penculikan
4. Terhadap Kehormatan  Pelecehan / Penghinaan
5. Terhadap Hak milik  Pencurian

12. Kapan kita tidak memerlukan hukum?


Berdasarkan sejarah cerita Robinson Crusue seorang
yang hidup didaerah kosong tidak memerlukan hukum

8
13. Perbuatan melawan hukum
Suatu perbuatan yang menyimpang dan merugikan hak
orang lain “ON RECHT MATIGEDAAD” (perbuatan melawan
hukum).
B. Hubungan Hukum Dengan Masyarakat

Hubungan hukum dengan masyarakat sangat penting


bahkan antara hukum dengan masyarakat tidak dapat
dipisahkan.
Contoh:
Hubungan hukum dengan masyarakat yang paling klasik
dikemukakan oleh CICERO semboyannya: “UBI
SOCIETAS IBI IUS” artinya dimana ada masyarakat disitu
ada hukum. Maksudnya masyarakat terdiri dari individu-
individu yang masing-masing memiliki kepentingan, kalau
diantara kepentingan-kepentingan tersebut diganggu maka
akan terjadi tabrakan kepentingan, untuk
menyelesaikannya maka munculah hukum.

1). Menurut Mr Tresna dimana ada masyarakat disitu ada


hukum, dimana ada hukum disitu ada hakim yang
menyelesaikan hukum.
2). Menurut Prof. Dr. Sunaryati Hartono, S.H. dalam
bukunya “Mencari Bentuk Sistem Hukum Perjanjian
Nasional Kita“ mengatakan kita memerlukan hukum
karena “Manusia hidup bermasyarakat karena adanya
INTERDEPENDENSI antara berbagai kepentingan”.
Interdepedensi (tumpang tindih antara kepentingan).

Catatan

Unsur-unsur hukum

- Adanya peraturan mengenai tingkah laku dalam


masyarakat
- Peraturan itu harus dibuat oleh badan yang berwenang
(DPR + PRESIDEN)
- Sifatnya memaksa
- Sanksinya tegas (ancaman)

1). Prof. Dr. Moechtar Kusumaatmadja, S.H. L.L.M.

Mengatakan hubungan hukum dengan masyarakat


adalah pembahasan timbal balik antara hukum dengan
masyarakat, sangat penting dan perlu dilakukan untuk

9
mendapat kejelasan mengenai pemikiran hukum
dengan masyarakat dewasa ini.

2). Hubungan Hukum menurut Aritoteles

Manusia ditakdirkan sebagai mahluk social “ZOON


POLITICON”.
Dalam bahasa Inggris “Man ia a social and political
being” artinya Manusia adalah makhluk yang selalu
hidup dalam suatu pergaulan hidup.

3). Hubungan Hukum menurut Von Savigny

Dalam bukunya “GEWOHEN HEITS RECHT DAS RECHT


WIRD NICTHT GEMAHT ABER ER ITS UND WIRD MIT
PEMUDLKE” Artinya hukum itu tidak dapat dibuat
terkecuali terjadi bersama-sama dengan masyarakat
(seperti kata CICERO).

Catatan

a. VOLK GEIST (Jiwa Rakyat)


Jiwa rakyat berbeda-beda akibatnya sifat hokum itu
berubah-ubah karena itu hukum disebut gejala sosial.

b. GREGORIOUSNESS
Setiap manusia punya naluri untuk bergaul dengan manusia
lainnya.

c. Hukum sebagai gejala social menurut


Prof, Dr. Sunaryati Hartono, S.H.  Hukum baru dinyatakan
berlaku sah apabila “Tata Hukum yang bersangkutan di
hayati dan dipahami dan dimengerti karena hukum adalah
gejala sosial.

Oleh karena itu hukum harus memenuhi:

- Tata hukum harus ditaati karena tidak bersifat abadi


tapi sangat erat dengan kehidupan masyarakat.
- Karena peraturan-peraturannya tidak bersifat abadi
maka yang pada hari ini disebut hukum, besok belum
tentu disebut hukum karena hukum itu hidup dan
berkembang bersama-sama dengan masyarakat.

10
Hari : Senin
Tanggal : 6 Oktober 2008
Mata kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Judul : Peristiwa Hukum
Kulia ke : 4 (empat)
Dosen : H. KARDJA SUKARDI, S.H.

A. Peristiwa Hukum

Peristiwa hukum adalah suatu peristiwa yang akibatnya dapat


di hukum dan akibatnya ini tidak dapat dikehendaki oleh si
pelaku.
Contoh:
Si A akan melempar burung lemparannya tidak kena burung
melainkan meluncur kebawah, dan mengenai kaca mobil yang
sedang lewat sehinnga kacanya pecah, jadi pecahan kaca itu
tidak dikehendaki oleh si A (si pelaku).

Berbeda dengan perbuatan hukum


Contoh:
Misalnya si A punya niat ingin melempar si B dengan batu dan
batu itu benar-benar mengenai si B, sehingga si B menjadi
memar akibat lemparan batu tersebut, jadi kenanya batu dari
si A ke si B itu dikehendaki oleh si A.

Kesimpulan

1). Dalam perbuatan hukum yang di hukum itu adalah


perbuatannya karena perbuatannya memang dikehendaki.
2). Dalam peristiwa hukum yang dihukum itu adalah
akibatnya.

Ada peristiwa hukum yang berkaitan dengan “kelalaian “


Contoh:
Seseorang tukang pembuat rumah, rumahnya sedang
dipasangi genting, genting itu disimpan pada bagian
kerangka yang akan dipasangi genting, suatu saat dibawah
ada orang lewat dan genting tersebut jatuh dn mengenai
orang yang sedang lewat, sehingga luka dan berdarah.

11
Ini termasuk peristiwa hukum yang diakibatkan karena
kelalaian, masalah si pelaku bisa di hukum atau tidk
tergantung pada situasi dan kondisi saat itu.

• Perbuatan Melawan Hukum


Adalah suatu perbuatan yang menyimpang dari perbuatan
hukum dan merugikan orang lain.
Dalam peristiwa ini harus ada pihak lain yang dirugikan.
Contoh kasus:
A pinjam motor pada B dengan perjanjian hanya satu hari,
setelah lebih dari satu hari ternyata motor itu belum
dikembalikan, ini meupakan perbuatan hukum, karena
dalam perjanjian harus dikembalikan dalam satu hari
(pasal 1365 KUHP ON RECHT)

B. Pengertian-Pengertian Hukum

Para sarjana hukum memberikan Definisii hukum yang


berbeda-beda, hal ini terjadi karena maslah hukum itu sangat
kompleks / beraneka ragam, Ada sarjana yang mengatakan
kita tidak mungkin membuat definisi, itu hanya sekedar
memudahkan bagi seseorang yang sedang mempelajari
hukum, sarjana yang bependapat seperti itu adalah VAN
APELDOREN.

Bahkan ada sarjana yang radikal yaitu yang bernama


IMANUEL KANT Ia mengatakan “NOH SCHEN YURISTEN EINE
DEFINITION ZOE ICHREM BEGRITTE VON”. Diartikn sebagai
berikut: Dari dulu sampai sekarang para ahli hukum terus
menerus mencari dan membuat definisi hukum tersebut.

Sekedar untuk mengetahui banyak sarjana-sarjana kuno yang


memberikan definisi hukum yang berbeda-beda.

1. Thomas Hobbes
Hukum adalah kebebasan berbuat sesuatu

2. Prodhoun
Hukum adalah jaminan penghormatan terhadap nilai-nilai
seseorang manusia (adanya hak azasi manusia).

3. Suylins
Hukum adalah seperangkat norma-norma yang ditetapkan
oleh Negara dan diakui, sifatnya mengikat, siapapun yang

12
bersalah harus dihukum sesuai berat ringan perbuatan
yang dilakukannya.

4. Land
Hukum adalah seperangkat aturan yang harus dipatuhi
atau sering ditaati oleh manusia dalam masyarakat.
5. Prof. Wiryono Prodjodikoro, S.H.
Hukum adalah serangkaian peraturan mengenai tingkah
laku seseorang sebagai anggota masyarakat.

6. Prof. Dr. Moechtar Kusumaatmadja, S.H.L.L.M.

Hukum adalah keseluruhan kaidah-kaidah serta asas-asas


yang mengatur pola hidup manusia dalam masyarakat
yang bertujuan untuk memelihara ketertiban dan keadilan
melalui lembaga-lembaga dan proses-proses yang
mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah tersebut sebagai
kenyataan dalam masyarakat.

Catatan

a. Tertib belum tentu adil, tetapi adil pasti tertib


Contoh tidak adil  - Pedagang di trotoar
- Soal penggusuran pedagang kaki
lima

Contoh adil  Antri minyak tanah

b. Definisi Prof .Dr. Moechtar Kusumaatmadja, S.H.L.L.M.


adalah definisi yang paling lengkap sebab dapat ditinjau
dari Yuridis, Normatif dan Sosiologi.

 Yuridis  Mencakup macam-macam


kaidah

 Normatif  Hukum mencakup keseluruhan kaidah


serta asas-asas yang mengatur
pergaulan hidup manusia dalam
masyarakat

 Sosiologis  Hukum mencakup memelihara


ketertiban dan keadilan baik meliputi
lembaga-lembaga, proses-proses
kaidah-kaidah sebagai kenyataan dalam
masyarakat.

13
Hari : Senin
Tanggal : 13 Oktober 2008
Mata kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Judul : Tambahan Hubungan dengan Masyarakat
Kuliah ke : 5 (Lima)
Dosen : H. KARDJA SUKARDI, S.H.

Tambahan Masyarakat Hubungan Hukum


Dengan Masyarakat dan Sistem Hukum

Norma  Petunjuk hidup yang bersifat


mengatur
Sanksi  Ancaman /Petunjuk
Norma digunakan sebagai  Petunjuk hidup agar manusia
tidak menyimpang
Hubungan Norma dengan sanksi  Sanksi itu
membentengi/ penguat
Norma
Hubungan Norma dengan  Menjaga manusia dari
Manusia perilaku menyimpang

A. Tambahan Hubungan Dengan Masyarakat

1). Prof. Dr. Moechtar Kusumaatmadja, S.H. L.L.M.

Menurut Profesor ini hubungan hukum dengan


masyarakat sangat penting dilakukan karena hukum bisa
memperbaiki prilaku / kebiasaan seseorang dalam
masyarakat “Las As a Tool Of Social Engenering“ artinya
hukum dapat memperbaharui perilaku / kehidupan
manusia.
Contoh:
Pada saat Irian Barat jatuh ke tangan Indonesia banyak
orang Irian yang bertelanjang bulat / pake koteka,
setelah Pangdam Cendrawasih mengeluarkan aturan,

14
diantaranya menyatakan manusia harus berpakaian.
Dengan adanya peraturan tersebut orang-orang Irian
sekarang sudah makin sedikit yang bertelanjang bulat.

2). Prof.Dr. Sudikno Martokusumo, S.H.


Dalam bukunya “Sejarah Peradilan Dan Perundang-
Undangan Di Indonesia” mengatakan dimana ada hukum
berarti disana ada kehidupan bersama, dimana ada
kehidupan bersama disitu akan selalu ada:
- Pergeseran
- Pertentangan
- Perselisihan

Dimana penyelesaian ini memerlukan, membutuhkan


hakim yang akan memutuskan perkara tersebut, kalau
demikian manusia tidak dapat dipandang sebagai
mahluk yang hidup sendiri melainkan hidup yang
bernasyarakat, oleh karena itu hidup harus
bermasyarakat.

Kesimpulannya:
- Pengertian sosial disini jangan dicampur adukan
dengan pengertian sosial dalam kehidupan sehari-hari.
- Antara manusia dengan manusia lainnya masing-
masing memiliki “kepentingan“ ini merupakan unsur essenselia
dalam hukum.
- Hukum berbeda menurut tempat dan waktunya.
- Hukum itu tidak dapat dibuat terkecuali terjadi
bersama-sama dengan masyarakat, ini menurut Von Savigny.

Hukum dinyatakan baru berlaku secara sah apabila


kata hukum yang bersangkutan dihayati, sebab hukum
merupakan ”gejala social” menurut Prof. Dr. Sunaryati
Hartono, S.H. artinya ada 2 macam yaitu :

1). Tata hukum harus ditaati karena meskipun peraturan-


peraturannya tidak bersifat abadi tetapi sangat erat di
kehidupan masyarakat.
2). Karena peraturan-peraturannya tidak bersifat abadi,
maka apa yang hari ini disebut hukum maka besok
belum tentu disebut hukum karena hukum selalu
hidup dan berkembang bersama masyarakat.

Menurut Von Savigny, Hukum hidup dan berkembang


bersama masyarakat disebut Volkgeist kata Volkgeist

15
didalam praktek sering digunakan sebagai “pendapat
rakyat” itu berbeda-beda akibatnya, sikap hukumnyapun
berbeda pula.

Catatan

Setiap manusia mempunyai naluri untuk bergaul dengan


manusia lainnya ini disebut dengan istilah
GREGORIOUSNESS menurut Von Savigny
B. Sistem Hukum Indonesia

Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat memiliki


suatu sistem hukum yang dinamakan Tata hukum atau
disebut PHI.

Ciri-ciri Sistem hukum sebagai berikut :

1. Barang siapa mempelajari Tata Hukum Indonesia


berarti ingin mengetahui perbuatan mana menurut
hukum atau tindakan apa menurut hukum,
bagaimanakah kedudukan seseorang dalam
masyarakat, apakah kewajiban dan wewenangnya,
semua inilah yang disebut sistem Indonesia).
2. Jadi secara singkat sistem hukum itu tujuannya ingin
mengetahui hukum mana yang sekarang berlaku di
Indonesia.
3. Tata Hukum itu berlaku bagi suatu masyarakat
tertentu jika dibuat oleh penguasa-penguasa adat
atau disebut Authority (yang mempunyai kewenangan
untuk membuat aturan).
4. Salah satu sumbangan hukum yang terpenting untuk
masyarakat Indonesia asri yaitu hukum adat.
5. Hukum adat adalah hukum yang sebagian besar tidak
tertulis tetapi selalu ditaati dalam kehidupan sehari-
hari karena sesuai dengan Volkgeist rakyat.
6. Apa arti hukum itu hidup dan berkembang di
masyarakat.
Artinya menurut Prof. Dr. Sunaryati Hartono, S.H.
hukum itu tidak bersifat abadi, apa yang sekarang
disebut hukum besok belum tentu disebut hukum.
7. Apa hubungannya antara PHI dengan PIH?
Karena PHI dasar bagi PIH artinya untuk mempelajari
PHI harus belajar dulu PIH
8. Mengapa kita harus menggunakan hukum yang
berlaku?

16
Pengertian hukum yang berlaku ada 2 (dua) macam
yaitu :
a. Hukum itu harus dibuat dan dikeluarkan
serta diresmikan dan dipertahankan oleh Negara.
b. Hukum itu masih dipakai/dipergunakan
karena sesuai dengan kepribadian kita.
9. Mengapa Negara yang memberlakukan hukum ?
Karena Negara yang membuat hukum, sebab Negara
mempunyai kedaulatan tertinggi.
10. Disamping hukum yang berlaku pada waktu sekarang
di wilayah Negara tertentu kita mengenal pula istilah
LIVING artinya hukum yang hidup tidak dikeluarkan
oleh Negara tetapi dipergunakan dalam pergaulan
hidup manusia/masyarakat.
11. Apa yang dimaksud hukum yang telah lalu ?
Artinya hukum yang pernah berlaku namun tidak
dipergunakan lagi karena sudah tidak terpakai lagi.
12. Disiplin hukum sebagai pengganti dari istilah Legal
Theory yang artinya suatu sistem ajaran tentang
kenyataan atau sistem realita hukum.

Catatan

Legal Theory ini berasal dari sarjana Amerika yang bernama


Fiedman menurut dia disiplin hukum itu mencakup 3 (tiga) hal
yaitu:

1. Mencakup politik hukum


2. Mencakup Filsafat hukum
3. Masyarakat Ilmu Hukum

17
Hari : Senin
Tanggal : 20 Oktober 2008
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Judul : Politik Hukum Nasional
Kuliah ke : 6 (enam)
Dosen : H.KARDJA SUKARDI,S.H.

POLITIK HUKUM NASIONAL

I. Penggunaan Kata Politik

Penggunaan kata politik sering menggunakan pengertian yang


berbeda-beda misalnya dalam kata ilmu pilitik disini diartikan
sebagai pengetahuan sebagai ilmu ke tata negaraan.sedang
bagi para pedagang politik diartikan sebagai tipu muslihat yang
diartikan oleh pedagang untuk meraih keuntungan, kaitannya
dengan politik hukum Nasional dikemukakan oleh Teuku
Muhamad Radhie, S.H. yang menyatakan sebagai berikut :

Politik hukum diartikan sebagai pernyataan kehendak suatu


Negara mengenai hikum berlaku diwilayahnya dan kearah
mana hukumitu akan dikembangkan di Indonesia setelah
adanya Dekrit presiden 5 juli 1955 menyatakan UUD 1945
berlaku kembali dan UUDS dinyatakan tidak belaku,dengan
demikian kita mencari politik hukum kita berpegang pada UUD
1945 yaitu pada pasal 2 aturan peralihan Negara UUD 1945
dengan tidak dipakainya ketetapan-ketetapan MPR sekarang
ini kita menghadapi kesulitan karena dewasa ini pemerintah
tidak menggunakan ktetapan MPR mengenai Garis Besar
Haluan Negara ( GBHN) sebaliknya GBHN inilah dimana kita
mencari politik hukum Nasional sebab GBHN itu
merupakan”Pola Dasar Pembangunan Nasioanal” yang

18
merupakan kebijakan nasional yang terarah dan
berkesinambungan

Walaupun demikian kita tetap berpegang teguh pada


peraturan peralihan pasal 2 UUD peralihan 1945 yang
menyatakan “ selama belum terbentuk peraturan yang baru
menurut Negara ini maka kita menggunakan aturan-aturan
yang baru sehinnga dalam pelaksanaannya,Pernyataan politik
MPR waktu yamg lalu mengenai tahapan pembagian
pembangunan hukum itu tebagi 2 yaitu :

1. Pembangunan hukum jangka panjang tujuannya mengganti


Tata hukum yang lama dengan tata hukum yang baru
disesuaikan dengan Tta hukum Indonesia yang sedang
membangun disegal bidang.

2. Pembangunan hukum jangka pendek pembangunan di


Indonesia maksudnya pembangunan yang menyangkut
cabang-cabang hukum tertentu.

Misalnya: mengganti kitab Undang-Undang hukum pidana


lama KUHP lama dengan KUHP yang baru

II. Pembinaan dibidang hukum

Hukum sebagai prasarana yang harus ditujukan kearah


peninjauan suatu bangsa sekaligus berfungsi sebagai sarana
penujang perkembangan moderenisasi dan pembangunan
yang menyeluruh penbinaan ini meliputi:

1. Peningkatan dan penyempurnaan pembinaan hukum


melalui kodifikasi.
• Kodifikasi  penyusunan aturan-aturan hukum sejenis
secara teratur dan sistematis dalam sebuah
kitab Unadang-Undang atau Wet Boek
kodifikasi ini tujuannya untuk
mempermudah seseorang yang
mempelajari hukum.
• Unifikasi  asas kesatuan hukum artinya dalam satu
wilayah Negara hanya berlaku/hukum
nasional.
Contohnya: KUHP bagi bangsa Indonesia

2. Menertibkan fungsi lembaga-lembaga hukum

19
3. Meningkatkan kemampuan dan kewibawaan penegak
hukum
Siapa penegak hukum?

 Polisi
 Jaksa
 Hakim

Sedangkan yang harus menegakkan hukum adalah seluruh


masyarakat

III. Memupuk Kesadaran hukum Dalam Masyarakat Dan


Membina Sikap Para Penguasa

1. Kesadaran hukum artinya mentaati peraturan-peraturan


yang ada tanpa dipaksa dan disuruh oleh orang lain
2. Yang dimaksud sikap para penguasa artinya dia
melaksanakan aturan-aturan hukum dengan tidak
menyimpang artinya melaksanakan hukum secara benar

Istilah Pengantar Ilmu Hukum Dan Pengantar Hukum


Indonesia

Kira-kira 20 abad yang lalu seorang sarjana Romawi yang


bernama CICERO mengatakan “UBI SOCIETAS IBI IUS” artinya
dimana ada masyarakat disitu ada hukum” yang artinya
setiap bangsa mempunyai sistem pokok yang mengatur
pergaulan terhadap mereka sehari-hari

 Mengapa kepentingan ini merupakan unsur essenselia?


Artinya kepentingan itu merupakan sesuatu hal yang pasti
dimiliki setiap manusia.
Contoh: Makan
Kepentingan ini kalau tidak diatur oleh hukum bisa terjadi
tabrakan kepentingan.Menurut CICERO dimana ada
masyarakat disitu ada hukum.

 Mayarakat ialah himpunan dari beberapa orang manusia


yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda pula
dimana ada masyarakat disitu akan memenuhi berbagai
kepentingan supaya kepentingan itu tidak tabrakan harus
dipimpin oleh hukum

20
Kesimpulan
• Dengan adanya hukum dalam
masyarakat tidak akan ada tabrakan hukum
• Kepentingan merupakan essenselia
hukum

Istilah hukum positif

• Hukum Positif dalam istilah Yunani  Ius Constitutu


Bahasa Belanda  Positife Recht
Bahasa Inggris  Positive Law

HUKUM DINYATAKAN BERLAKU ARTINYA


- Hukum masih dipakai atau digunakan.
- Hukum tersebut disesuaikan, dikeluarkan dan
dipertahankan.

 Mengapa Negara yang membuat hukum?


Karena Negara yang membuat hukum adalah Negara yang
berkedaulatan tinggi
 Disamping hukum yang berlaku pada waktu sekarang
diwilayah Negara kita mengenal pula dengan istilah
LIVING LAW yaitu hukum yang hidup yang tidak
dikeluarkan oleh Negara tetapi dipakai dalam pergaulan
hidup masyarakat
 Catatan :
Hukum adat dan hukum kebiasaan
Hukum adat  dibuat oleh penguasa adat
dan harus ditaati oleh penduduk adat tersebut
Hukum kebiasaan  berasal dari hukum
asing
Contohnya:
- Makan ala orang jawa Barat / sunda memakai tamgan,
setelah hukum asing muncul maka kebiasaan makan
dengan tangan menjadi memakai sendok dan garpu
- Menurut isla
 Hukum asing ini dalam prakteknya ditaati
 Hukum adapt dasarnya keadilan dan
kepatuhan
 Hukum yang telah lalu artinya hukum yamg pernah
berlaku namun tidak pernah dipergunakan lagi karena
tidak sesuai dengan kondisi dan situasi.
Disiplin hukum sebagai pegangan hidup kita sehari-hari

21
ISTILAH PHI DENGAN PIH

Persamaannya:
PHI maupun PIH dua-duanya sama-sama mempelajari hukum
secara umum sedangkan PHI mempelajari hukum secara
khusus, artinya menyangkut Ius Constitutum.
Istilah Pengantar dalam PHI dan PIH berbeda
 Termasuk dalam pengarang buku wajib, menurut Samijo,
S.H.
Istilah:
- Pengantar dalam PIH artinya menunjukan kearah
cabang ilmu hukum yang sebenarnya
- Istilah pengantar dalam PHI menunjukan fungsinya dari
mata kuliah ini yaitu sebagai petunjuk jalan yang
sifatnya
1. Ringkas
2. Meliputi seluruh acaranya
Objek PIH dan PHI

PHI objeknya adalah teori-teori hukum, misalnya:

1. Timbulnya hukum
2. Berkembangnya hukum
3. Berlakunya hukum
4. Tujuan Hukum

Objek PHI

Hukum yang berlaku sekarang ini yang berlaku di Indonesia,


meliputi:
1. Sejarah
2. Belakunya
3. Sesuai tidaknya dengan teori-teori hukum

Tujuan Hukum secara umum dan dihubungkan dengan


FILSAFAT HUKUM

Daftar Buku Wajib

1. Pengantar Tata Hukum Indonesia, Mr. Sudirman


Kartohardrijo
2. Pengantar Hukum Indonesia, Samijo, S.H

22
3. Pengantar Tata Hukum Indonesia, Hartono Hadi Saputro,
S.H
4. Pengantar Hukum Indonesia untuk perguruan tinggi Drs.
CTC, Kansil, S.H

Hari : Senin
Tanggal : 10 Nopember 2008
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Judul : Imu Pengetahuan Umum Tentang Hukum
Kuliah ke : 7 (tujuh)
Dosen : H. KARDJA SUKARDI, S.H.

Visi Dan Misi

A. Dasar-dasar Hukum

PHI PIH

HP HP HL Hkm Umum Hukum Lain

A. Ilmu Pengetahuan Umum Tentang Hukum

1). Visi Dan Misi

23
 Visi dalam bahasa kita sehari-hari artinya sama
dengan maksud

 Misi Sama dengan tujuan


jadi, Visi dari PHI agar setiap mahasiswa
mengerti dan memahami bagaimana Proses
terjadinya hkum positif yang berlaku di
Indonesia, karena Visi Indonesia agar setiap
Mahasiswa dapat menjelaskan menerangkan
terjadinya masa-masa hukum positif di
Indonesia.

2). Yang dimaksud Tata Hukum

Ialah suatu Cara/suatu sistem yang membentuk


bagaimana keberlakuan suatu hukum disuatu wilayah
tertentu

 Pada waktu tertentu pula ada istilah yang dipakai


sebagai sinonim Tata hukum, istilah lain yang dipakai
Tata hukum disebut juga sistem hukum atau Tel-
Tel Hukum
 Apa yang dimaksud dengan pengantar Tata Hukum
Indonesia ?
Jawab:
Ialah suatu ilmu yang mengajarkan Tata Hukum
Indonesia termasuk segala seluk beluk yang ada
didalamnya
3). OBJEK
Pengantar Tata Hukum untuk jelasnya pengertian Tata
Hukum Indonesia dijelaskan oleh Prof, Sudirman
Hadiproto, S.H. dalam bukunya “Pengantar Tata Hukum“
Menyataka bahwa yang dimaksud Tata Hukum Indonesia
ialah hukum (PHH) peraturan yang sedang berlaku di
Indonesia.

 Istilah lain yang sering dipakai sebagai sinonim


pengertian hukum saat ini berlaku di Indonesia ialah
hukum positif di Indonesia (Ius Konstitutum).

Kesimpulan

Fungsi dasar dari Tata hukum Indonesia sebagai Ilmu


yang menganjurkan dan menanamkan dasar-dasar

24
pengetahuan dan pengertian Tata hukum di
Indonesia bagi calon sarjana hukum yang menuntut
ilmu di Indonesia atau dengan kata lain untuk
memahami pengetahuan dan pengertian tentang
hukum di Indonesia.
Yang dipelajari oleh Tata Hukum Indonesia hanya 11
macam sekaligus sebagai dasar hukum yaitu:
1. Ilmu Pengetahuan Umum tentang Hukum
2. Asas Hukum Tata Negara
3. Asas Hukum Administrasi Negara
4. Asas HukumPidana
5. Asas Hukum Perdata
6. Asas Hukum Dagang
7. Asas Hukum Agraria
8. Asas Hukum Perburuhan
9. Asas Hukum Acara
10. Asas Hukum antar Tata Hukum
11. Asas Hukum Publik Internasional

Ke 11 macam ini sangat penting untuk diketahui dan


dimengerti oleh mahasiswa tingkat persiapan.
 Sebagai gambaran pengertian tentang hokum.
Hukum merupakan peraturan-peraturan baik yang
ditulis/ tidak ditulis pada dasarnya diakui sebagai
peraturan yang harus ditaati dalam hidup
bermasyarakat.

 Yang dimaksud dengan masyarakat menurut Hukum


ialah sekelompok orang-orang tertentu yang
mendiami suatu daerah atau wilayah tertentu dan
tunduk pada peraturan-peraturan tertentu.

 Letak hubungan antara hukum dengan masyarakat


sangat erat dan tak mungkin dapat dipisahkan satu
sama lain mengingat bahwa dasar hubungan
tersebut kenyataannya adalah:
a. Hukum adalah pengatur
kehidupan masyarakat tidak mungkin bisa
teratur kalau tidak ada hukum. Kalau menurut
Cicero “Ubi Societas Ibi Ius”.
b. Masyarakat merupakan
wadah tempat berlakunya suatu hukum tidak
mungkin hukum dapat berlaku kalau tidak ada
masyarakat atau dengan kata lain sebagai

25
bukti “ Dimana Ada Masyarakat, Disitu Ada
Hukum” ( Pendapat Mr.Tresna).

 Hakekat Hukum itu dapat dibagi dua bagian antara


lain:
1. Memberikan perlindungan atas hak-hak setiap
orang secara wajar disamping diatas tugas dan
kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhinya.
2. Memberikan juga Restriksi (pembatasan) atas
hak-hak seseorang, tujuannya supaya tidak
merugikan pihak lain disamping menetapkan
batas-batas maksimal kewajiban yang harus
dipenuhi.
Kesimpulan:
Jelaslah bahwa hukum itu menjamin
keamanan, ketertiban, kebebasan dan keadilan
bagi setiap orang dalam memenuhi keperluan
secara wajar dan layak.

 Apakah yang dimaksud dengan “Subjek


Hukum”?
Jawab:
Ialah suatu pihak (orang) yang didasarkan hukum
telah mempunyai hak dan kewajiban terentu atas
sesuatu kalau demikian Subjek Hukum dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
a). Orang
b). Badan Hukum seperti yayasan, koperasi

Kalau demikian semua orang dengan sendiri


biasanya menjadi subjek Hukum sejak ia dilahirkan.

 Badan Hukum

Ialah suatu badan usaha yang berdasarkan hukum


yang berlaku dan kenyataan. Syarat-syarat telah
diprnuhi dan diakui sebagai subjek hukum
Contoh :

- PT atau Perseroan Terbatas


- PN atau Perusahaan Negara /Pemerintah
- Perjan atau Perusahaan Jawatan

26
 Apa yang dimaksud dengan “Objek Hukum”?
Jawab:
Objek hukum adalah segala sesuatu yang menjadi
sasaran aturan hukum dimana segala hak dan
kewajibannya serta kekuasaan subjek hukum
berkaitan didalamnya.
Contoh:
“Benda-benda Ekonomi”
 Benda-benda Ekonomi artinya benda-benda
yang dapat diperoleh manusia yang
memerlukan pengorbanan dulu sebelumnya.

 Apakah Benda-benda Non-Ekonomi termasuk sebagai


Objek Hukum?
Tidak, karena untuk memperoleh benda-benda Non-
Ekonomi itu tidak diperlukan pengorbanan

Contoh:
- Sinar matahari
- Air hujan
- Hembusan angin
- Air mengalir dari pegunungan
Catatan:
“Benda ekonomi bendanya dari pengorbanan
sedangkan Benda Non-Ekonomi tidak ada unsur
pengorbanan”.
 Apa itu Akibat Hukum?
akibat yang terjadi dari perbuatan hukum yang
dilakukan oleh “ subjek hukum” terhadap “Objek
Hukum”.
Misalnya: jual beli.

B. Sumber - sumber Hukum


Sumber hukum ialah segala sesuatu yang
menimbulkan atau melahirkan hukum.

Sumber hukum dibagi 2,antara lain :


a. Sumber Hukum Formal
b. Sumber Hukum Material

Keterangan

 Sumber hukum formal ialah sumber-sumber hukum yang


memiliki bentuk-bentuk tersendiri yang secara hukum
telah diketahui orang.

27
Contoh:
a.Undang-Undang
b.Kebiasaan/adapt istiadat/tradisi
c. Traktat
d.Yurisprudensi
e.Doktrine/Doktrin

 Sumber hukum material ialah sumber-sumber hukum


yang melahirkan isi atau meteri dari hukumitu sendiri baik
secara langsung maupun tidak langsung, biasanya
sumber hukum material berisi aneka gejala yang ada
dalam masyarakat.
Contoh:
a. Adanya peristiwa korupsi sehingga keluar Undang-
Undang anti korupsi
b. Adanya peristiwa Subpensi (perorang terhadap
kewibawaan pemerintah yang sah) sehingga
melahirkan Undang-Undang anti Subpensi
c. Peristiwa orang tua yamg tidk menyekolahkan
anak keluar dari Undang-Undang belajar

C. Semboyan-Semboyan penting dalam praktek


penerapan hukum

a. Lex Specialis Derogat Generaly


Artinya Undang-Undang yang khusus dapat
menyampingkan berlakunya Undang-Undang umum.
Contoh:
- Hukum Perdata (Umum)
- Hukum Dagang (Khusus)

b. Lex Posteriori Derogat Lex Priori

Artinya Undang-Undang yang ada kemudian


menyampingkan berlakunya Undang-Undang yang
sudah ada sebelumnya

c. Lex Superior Derogat Lex Imperior

Artinya Undang-Undang yang lebih tinggi di


dahulukan derajatnya dari yang lebih rendah
Contoh:
 jabatan

d. Lex Dura Secta Mente Scripta

28
Artinya Undang-undang itu keras tetapi sudah
ditentukan demikian.
Contoh:
 kasus pemboman yang harus dihukum
mati

e. Lex Niminem Cogit AD Imposibillia

Artinya Undang-Undang tidak memaksa seseorang


untuk memerlukan sesuatu yang tidak mungkin
dilakukan atau tidak masuk akal.

Hari : Senin
Tanggal : 17 November 2008
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Judul : Kapita Selecta Hukum Publik
Kuliah Ke : 8 (delapan)
Dosen : H.KARDJA SUKARDI,S.H.

Kapita Selecta Hukum Publik Hukum Privat


(Bab-bab terpilah hukum publik hukum privat)

A. 1. Yang dimaksud hukum pidana pormal ialah hukum acara


pidana
Artinya  Peraturan-peraturan hukum pidana yang
mengatur bagaimana cara pelaksanaan dan penerapan
dari semua ketentuan hukum pidana meteril atau
dengan kata lain hukum pidana pormal memelihara
hukum pidana material

29
2. Hukum Pidana Materil
Ialah hukum pidana yang merupakan bagian hukum
publik yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan
pidana.

Catatan

Mengenai perbuatan pidana atau kejahatan tiap-tiap sarjana


hukum termashur menggunakan istilah sendiri-sendiri

 Prof. Moelyanto, S.H. ia menggunakan perbuatan


kejahatan dengan istilah “ Perbuatan Pidana “
 Prof. Satichid, S.H. ia menggunakan perbuatan
kejahatan dengan istilah “ Perbuatan Pidana “
 Prof. Poernadi, S.H. ia menggunakan istilah kejahatan
dengan “Peristiwa Pidana”

3. Tujuan Utama dari Hukum


Adalah keadilan yang harus dicapai dalam keadaan
bagaimanapun.

 Adil  Memberikan kepada pihak lain apa yang


menjadi haknya
 Keadilan  Untuk mewujudkan adil dalam
masyarakat

4. Hukum Trahta
Adalah hukumyang mengatur segala kegiatan dalam
bidang kenegaraan.
Contoh :
a. Hukum Tata Negara
b. Hukum Administrasi Negara

5. Hukum Tata Negara Material


Adalah segenap peraturan yang mengatur susunan
kedudukan lembaga-lembaga Negara.

 Fungsi dan wewenangnya termasuk bagaimana cara


mereka bertindak
Contoh :
Lembaga Konstitusi

6. Hukum Tata Negara Formal

30
Ialah segenap peraturan hukum yang mengatur bagai
mana cara mempertahankan dan melaksanakan hukum
tata Negara material

7. Hukum Tata Negara Administrasi Material


Adalah segenap peraturan hukum yang isinya mengatur
segala cara dan pelaksanaan wewenang dalam praktek
secara adminitratif

8. Yang menjadi sinonim dalam hukum administrasi Negara


adalah
 Hukum Tata Usaha Negara
 Hukum Tata Pemerintahan

9. Hukum Perdata Pormal


Artinya  dalam sehari-hari disebut hukum acara
perdata.
Ialah Peraturan-peraturan hukum perdata yang
mengatur bagaimana cara pelaksanaan dan penerapan
semua ketentuan hukum perdata material didalam
praktek

• Hukum Dagang
Ialah peraturan-peraturan hukum privat yang
mengatur tentang :

 Hubungan antara subjek hukum dalam kegiatan-


kegiatan perdagangan
 Hak dan kewajiban timbal-balik antara masing-
masing subjek hukum yang timbul akibat adanya
hubungan hukum tersebut
 Apa snaksi hukum yang dpat dikenakan terhadap
para pelanggar hukum
 Dikecualikan bagi subjek hukum karena menderita
gila.

Yang dimaksud Hukum Pribadi


Ialah salah satu bagian hukum perdata material yang
mengatur tentang segala urusan-urusan perorangan.
Misalanya
 Domisili (tempat tinggal)
 Tentang kewarganegaraan
 Identitas (nama, usia, tempat tgl lahir dll)

Hukum Benda

31
Ialah bagian dari hukum perdata material yang mengatur
tentang hal-hal kebendaan.

Hak Imaterial
Ialah bagian dari hukum perdata material yang hukus
mengatur hak-hak orang seseorang.
Contoh :
 Hak Cipta
 Hak tantang Merk
 Hak karya tulis

Hukum Penyelewengan Perdata


Ialah bagian dari hukumperdata material yang khusus
menegaskan tentang sikap serta tindakan mana saja
yang dapat menimbulkan kerugian bagi pihak lain dan
siapa saja yang harus bertanggung jawab.

14. Antara hukum Publik dan HUkum Privat ada Persamaan


dan Perbedaan
a. Persamaannya baik hukum publik maupun hukum

1. Kedua-duanya merupakan norma-norma hukum


yang mengatur kehidupan manusia
2. Kedua-duanya mempunyai sanksi hukum yang
dikenakan kepada pelanggarnya
3. Kedua-duanya tetap tunduk kepada
pengecualian yang sering diberlakukan.

b. Perbedaan terletak dalam hal

NO Publik Privat

1. Mengutamakan Mengutamakan peraturan


peraturan perorangan
umum/mengatur
kepentingan umum
2. Mengatur Mengatur kepentingan/hal
kepentingan/hal ihwal ihwal yamg bersifat
yang bersifat umum khusus
3. Sanksi hukum yang Sanksi hukuman biasa
dapat dikenakan : dikenakan terhadap
 Hukum badan hukuman privat ialah
 Hukum mati sanksi perdata misal
 Huklum penjara Ganti rugi bagi si
pelanggar

32
Catatan

 Pelanggaran terhadap ketentuan hukum publik dapat


dijatuhkan hukuman sanksi perdata pula

B. Contoh-contoh beberapa semboyan hukum yang penting

a. Asas Lex Specialis Derograt Generalis


Contohnya:
Berlakunya KUHD (kitab Undang-undang Hukum
Dagang) sebagai Lex Specialis dan kemudian KUHD itu
dapat menyampingkan KUHP Lex Generalis

b. Lex Posteriori Derograt Lex Priori


Undang-Undang no 1 tahun 1974 Undang-Undang
perkawinan yang baru Lex Posteriori khusus
mengahapus Undang-undang perkawinan yang lainnya
yang telah lalu.

c. Lex Superio Desograt Contoh :


Hakim menjatuhkan hukuman berat dengan hukuman
mati seperti Amrozi Cs

d. Lex Minihem Cogit Ad Imposibillia


Contohnya:
Pasal 44 KUHP yang membebaskan orang gila atau
dewasa untuk bertanggung jawab atas perbuatannya

• Hukum Kebiasaan
Ialah hukum yang berasal dari kebudayaan asing
yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
Contoh:
 Acara pemakaman di bali disebut Ngaben
 Acara perairan di Bali disebut Subak
 Orang Batak tidak boleh menukar pengantin
antara dua marga dalam sistem perkawinan
mereka
 Orang suku Dayak mengharuskan perkawinan
Endogami artinya perkawinan sesame suku

15. Hukum Traktat


Ialah suatu perjanjian Internasional antara 2 (dua)
Negara atau lebih
Misalnya tentang:

33
 Diplomatik
 Perekonomian
 Batas wilayah

• Hukum Traktat dibagi 2 (dua) yaitu :


1. Traktat Bilateral  Perjanjian 2 (dua)
Negara
2. Traktat Multilateral  Suatu perjanjian
yang diadakan lebih dari 2 (dua) Negara.
Contoh: ASEAN, APEC

16. Yurisprudensi
Ialah suatu keputusan hakim atas suatu perkara yang
belum ada aturannya yang selanjutnya yang menjadi
pedoman bagi hakim-hakimnya yang mewakili.

Contoh:
Sebelum ada Undang-Undang Narkotika kalau misalnya
ada pengakuan tentang narkotika hakim harus
menggalinya.

17. Doktrin
Ialah pendapat para ahli hukum yang terkenal dan
kemudian diterima sebagai dasar openting dalam
penerapan hukum

Contoh :
 Doktrin Trias Politica
 Mostique (berasal dari Prancis) mengatakan
kekuasaan dalam suatu Negara harus dibagi
3(tiga) yaitu :

1. Kekuasaan Legislatif  Bertugas membuat


Undang- undang
2. Kekuasaan Eksekutif  Lembaga
pembuat pelaksana
Undang-Undang/
Pemerintah
3. Lembaga Yudikatif  Sebagai pengawas
pelaksana Undang-
Undang

 Doktrin Mazhab Sejarah

34
Pelopornya Carepon Savigne (orang Jerman)
mengatakan bahwa “Hukum itu bukan dibuat oleh
manusia melainkan hukumitu tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat”.

 Doktrin Liga Bangsa-Bangsa


Yang disponsori oleh Woodrow Wilson isinya
mempermudahkan terciptanya perdamaian dunia
dipelukan adanya kerjasama dan perserikatan antar
bangsa-bangsa yang sekarang menjadi PBB

 Hukum Doktrin
Ialah hukum yang bersumber atau lahir karena
adanya suatu doktrin

 Apakah yang dimaksud hukum yang mengatur


dan apa istilahnya?
Jawab:
Hukum yang mengatur ialah sekelompok
peraturan hukum yang hanya merupakan
petunjuk bagi seseorang yang bukan
merupakan paksaan bagi orang yang
mengikutinya.

Contoh:
Suatu perjanjian baru ditaati apabila perjanjian
itu telah disepakati,yelah ditandatangani oleh
pihak-pihak yang besangkutan.

 Apakah yang dimaksud dengan Hukum yang


mengatur dan apa istilahnya?
Hukum yang mengatur ialah sekelompok
peraturan hukum yang hanya sebagai petunjuk
bagi sesorang dan tidak berupa paksaan bagi
orang lain

Contoh:
Suatu perjanjian baru ditaati apabila telah
ditanda tangani oleh pihak yang bersangkutan
Istilah asingnya hukum memaksa ialah
“Dwingen Recht“ sedangkan hukum yang
mengatur disebut dalam bahasa Belanda “
AANULEN RECHT “

35
Hari : Senin
Tanggal : 24 September 2008
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Judul : Sedikit sejarah
Kuliah Ke : 9 (sembilan)
Dosen : H. KARDJA SUKARDI,S.H.

A. Sedikit Sejarah

Hukum pidana kita yang berlaku sekarang ini belum


merupakan hukum yang asli lahir dan dibuat oleh bangsa kita
sendiri melainkan boleh dikatakan warisan peninggalan
bangsa Belanda dahulu atau dengan kata lain KUHP kita
sekarang ini masih merupakan terjemahan daripada KUHP
Belanda yang disebut “Weet Boek Van Straf Recht”.

36
Riwayat pertumbuhannya sebagai berikut :
 Tahap ke 1
Sebelum Belanda masuk ke Nusantara,kita di kepulauan
nusantara waktu itu baru ada hukum pidana,adapt yang
paling terbesar tidak tertulis yang bersifat lokal
Seperti sejarah hanya saja misalnya : Papakeum
Cirebon di Jawa Barat atau Subak di Bali

 Tahap ke 2
Setelah Beklanda bercokol/menjajah maka terjadi
adualisme hukum pidana yaitu :
a. Hukum pidana yang berlaku bagi orang Belanda dan
orang-oranfg Eropa lainnya dan yang dipersamakan dengan
mereka dan kitab Undang-Undang adalah : Wet Boek Van Sraft
Rech Voor De Eropeanen

b. Hukum pidana yang berlaku bagi orang-orang


pribumi(bumu penguasa) dan golongan Timur asing
(Arab,Cina,India,Pakistan) kedua hukum pidana diatas diadakan
oleh pemerintah Belanda yang sumbernya berasal dari
hukumpidana Prancis yang disebut Kode Fenal,yang lahir pada
masa Napoleon Bonaparte.

 Tahap ke-3
Pada tahun1915 diumumkan adanya KUHPbaru dan
KUHP tersebut berlaku mulai tanggal 1 januari 1918
berlaku bagi semua Indonesia.

 Tahap ke-4
Tanggal 8 Maret 1942 Jepang masuk ke Indonesia pada
waktu itu hukum pidana Belanda masih tetap berlaku
untuk kepentingan pemerintahnya dan pemerintah
Jepangpun mengeluarkan maklumat-maklumat yang
dikenal dengan sebutan Osamu Serel.

 Tahap ke-5
Peralihan Unadang-Undang 1945 yang mulai berlaku 19
Agustus 1945 ditetapkan”Segala lembaga Negara dan
peraturan hukum yang berlaku pada waktu itu masih
tetap berlaku sepanjang belum diganti dengan yang baru
menurut UUD 1945 itu sendiri.

B. Beberapa Asas Penting Dalam Hukum Pidana

37
Asas penting dalam hukum pidana kita pada dasarnya adalah
terdiri dari :
Asas Nullum Delectum
Asas Legisme
asas Wilayah
asas Kebangsaan
asasUniversal
Asas Sifat tidak berlaku surut

Jika dipandang dari sudut isisnya asas-asas hukum pidana kita


garis besarnya kita bagi 2 bagian :

1). Asas-asas yang mencerminkan sifat/cirri utama hukum


pidana secara filosofis yaitu dibagi 2 :
 Asas Nullum Delectum
 Asas Legisme
2). Asas yang merupakan pedoman bagi penerapan hukum
pidana meliputi ruang lingkupnya yaitu :
 Asas Wilayah
 Asas Kebangsaan
 Asas Universal

Asas Nullum Delectum


Lengkapnya Nullum Delectum Nulla Poena Sine Praevia
Lege Poenali
Ialah suatu asas yang menyatakan bahwa” Suatu
perbuatan pidana hanya dapat duhukum apabila sebelum
perbuatan dilakukan telah Undang-Undangnya/peraturan
lainnya yang dilarang dilakukannya perbuatan
tersebut/sejenisnya dan mengancamnya dengan pidana
atau hukuman tehadapa para pelakunya.

Contoh  Undang-Undang anti penyelundupan di


Indonesia baru ada berlaku pada tahun 1955 dengan
keluarnya Undang-Undang no 7 DRT/1955.Sebelum
adanya Undang-Undang ini maka terhadap penyelundup
belum dapat di jatuhi hukuman.
b. Asas Legisme
Yang dimaksud asas Legisme dalam hukuman pidana
ialah asas yang menekankan bahwa hukuman pidana
sebagai Undang-undang harus tertulis.

Penjelasan  Sebenarnta inti ajaran Legisme ialah “


hanya Undang-undang lah yang tertulis
yang merupakan sumber hukum”

38
Dengan bersendikan ajaran ini asas Legisme hukum
pidana berwujud sebagai suatu pengakuan bahwa
Undang-undang/peraturan-peraturan hukum yang tertulis
yang dapat menjadikan dasar penerapan/pelaksanaanya

 Apa tujuannya ?
Tujuannya ada 2 yaitu :

 Agar tercapai adanya kepastian hukum yang


dapat dimengerti oleh semua pihak
 Untuk menjamin kepentingan pribadi pelaku
tindak pidana dari kekuasaan sewenang-wenang
hakim

 Buktikan bahwa asas Nullum Delectum dan asas


Legisme dipakai dalam KUHP kita ?
Jawab:
Asas Nullum Delectum dan Asas Legisme terkandung
secara implisif(terbatas/tidak lengkap) dalam pasal
1(1) KUHP yang berbunyi “Tiada satu perbutan boleh
dihukum melainkan atas kekuatan hukum pidana
dalan Undang-Undang yang ada terdahulu daripada
peraturan itu”.

c. Asas Wilayah
Yang dimaksud asas Wilayah dlam hukum pidana ialah
asas berlaku mutlak diwilayah Negara bersangkutan
terhadap semua orang.

Artinya terhadap warga Negara sendiri maupun warga


Negara asing yang melakukan tindak pidana diwilayah
Negara tersebut.

 Bagaimana berlakunya asas wilayah dalamhukum


pidana kita ?
Jawab:
a. Dalam pasal2 KUHP menegaskan bahwa
hukum pidana Indonesia berlaku terhadap setiap
orang yang melakukan pidana diwilayah darat,laut
dan udara Negara kita.
b. Pasa l3
KUHP memperluas pengertian wilayah dalam
pasal 2 diatas yaitu dengan kapal laut atau
perahu Indonesia dan juga pesawat udara

39
Indonesia (dalam arti berbendera Indonesia dan
terdaftar di Indonesia).

 Hukum pidana kita berlaku terhadap siapa saja yang


melakukan tindak pidana diwilayah Indonesia. Masih
adkah pengecualian lain dalam penerapannya,
jelaskan ?
Jawab:
Pengecualian dalampenerapannya sehubungan
dengan asas wilayah ini tetap ada misalnya terhadap
orang asing yang melakukan tindak pidana di
Indonesia bila mereka itu misalnya datang ke
Indonesia sebagai tamu,Duta atau konsuler,yang
kehadirannya di Indonesia diketahui dan di ijinkan
oleh pemerintah kita terhadap mereka tidak bisa
dikenakanhukum pidana kita sekalipun mereka
melakukan tindak pidna di wilayah kita

d. Asas Kebangsaan
Apa yang dimaksud asas kebangsaan atau Nationaliteit
Priencipe
Ialah suatu asas yang menrgaskan bahwa hukum pidana
dari suatu Negara dismping berlaku dalam wilayah Negara
dapat pula berlaku diluar wilayah Negara.baik terhadap
warga Negara maupun orang asing lainnya yang
melakukan tindak pidana.

Asas active

a. Asas Nasionalited aktif


Yaitu asas yang mengatakan bahwa hukum pidana
suatu Negara dapat dikenakan atas warga Negara
yang bersangkutan meskipun orang tersebut
melakukan tindak pidana diluar negeri.

b. Asas Nasionalitied Pasif


Yaitu asas yang menegaskan bahwa hukum pidana
suatu Negara berlaku terhadap siapa saja baik
pelakunya warga Negara tersebut maupun warga
Negara asing lainnya jadi mengganggu kepentingan
hukum dari warga Negara yang bersangkutan.

Asas Universal

Apakah KUHP kita menganut asas Universal ?

40
Jawab:
Hal ini dapat dibuktikan dari pengetahuan KUHP mengenai
asas yang mengatur Hal-hal yang berhubungan dengan
hubungan antar Negara.

Hari : Senin
Tanggal : 1 Desember 2008
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Judul : Sifat tidak berlaku surut dan hukum pidana
kita
Kuliah ke : 10 (sepuluh)
Dosen : H. KARDJA SUKARDI,S.H.

Sifat Tidak Berlaku Surut Dan Hukum Pidana Kita

A. 1. Hukum Pidana kita tidak berlaku surut


artinya bahwa ketentuan hukum pidana kita baru bisa
diterapkan setelah berlakunya dan tidak dapat diterapkan
terhadap hal-hal atau kejadian yang telah ada sebelum
saat itu

2. Sebagai bukti bahwa pada dasarnya bahwa hukum pidana


kita tidak berlaku surut kita lihat pasal 1 (1) KUHP kita.
Yang berbunyi “ tiada satu perbuatan boleh dihukum
melainkan atas kekuatan ketentua pidana dalam Undang-
undang yang ada terdahulu daripada(sebelum perkataan
itu) Ketentuan keterangan pasal 1(1) KUHP ini lebih dikenal
sebagai asas NULLUM DELECTUM asas ini intinya
menjelaskan bahwa tidak bisalah suatu ketentuan hukum
pidana itu dipakai untuk tindak pidana itu yang telah
terjadi sebelum ketentuan pidana tersebut berlaku artinya
ada.

41
3. Apakah sifat tidak berlaku surut hukum pidana kita berlaku
mutlak tanpa restiusi/pengecualian/pembatasan sifat tidak
berlaku surut hukum pidana kita sebagaimana tercermin
dalam pasal1(1) KUHP tidak berlaku mutlak,dikatakan
demikian karena dlam praktek hukum pidana kita masih
terdapat estiusi/pengecualian terhadap prinsip tidak
berlaku surut tersebut sebagai bukti bahw tidak mutlak
lihat pasal i(2) KUHP kita yang berbunyi” Jika Undang-
undang diubah setelah perbuatan pidana dilakukan maka
terhadap- tersangka diberlakukan ketentuan yang
menguntungkan baginya” penjelasannya nyatalah bahwa
suatu ketentuan hukum pidana berlaku surut boleh saja
tetapi menguntungkan terhadap terdakwa.

Asas Prae Sumtion Of Innocexi

Asas Praduga tak bersalah artinya  Seseorang tidak boleh


dituduh jahat sebelum dibuktika bersalah dipengadilan pasal 1(2)
KUHP

B. Pengertian Delik

2. Secara terminologis delik terbagi


3(tiga) bagian
a. Delik adalah tindak pidana istilah ini dikemukakan oleh
prof. Satohid Kartanegara, S.H
b. Perbuatan pidana ada istilah dicetuskan oleh prof.
Suyatno, S.H
c. Peristiwa pidana istilah yang dicetuskan oleh Purnadi
Purwacaraka, S.H

Penjelasannya :
adapun sebab Bapak Purnadi Purwacaraka, S.H
“Peristiwa Pidana” karena menurut beliau suatu delik
disamping berwujud sebagai suatu perbnuatan dapat juga
berwujud sebagai suatu perbuatan dapat juga berwujud
sebagai kejadian atau peristiwa yang kamu
dipertanggungjawabkan.
Contoh:
Di perkarangan rumah A tumbuh sebatang pohon yang besar
dan tinggi pada suatu hari pohon itu tumbang dan menimpa B
hingga tewas, meskipun ini bukan perbuatan A tetapi A
dituntut atas kematian B. Jadi kejadian yang menimpa B ini

42
bukan tertmasuk perbuatan pidana melainkan peristiwa
pidana, dimana A harus bertanggung jawab.

DELIK
Delik adalah suatu perbuatan yang terlarang dan diancam
dengan hukum pidana

 Delik itu dapat dibagi menurut jenis-jenisnya delik


dapat ditinjau dari sudut pandang delik dapat dibagi dari
sudut pandang :

Delik kejahatan (pasal 104-488)


1.Menurut KUHP
Delik pelanggaran (pasal 489-569)

Dolus kesengajaan

Sebagai kejahatan culpa (ketidak gajaan


(schuld)
Delik Commissie
2.Menurut Doktrin Wujud
Delik Ommissie
Delik formal
Unsur yang dilarang
Oleh undang-undang Delik material

Delik umum
Sudut pandang
3. Menurut segi Delik khusus
Pandangan Lain
eketika/sekali

Lamanya delik itu

43
dilakukan Berulang-ulang

Terus menerus

Syarat untuk dapat Delik aduan


Dituntut
Delik biasa

Sasaran kepentingan Delik umum / social


Yang diganggu Delik politik

Delik Ekonomi

I. Menurut KHUP delik itu dapat dibagi

1. Delik Kejahatan yaitu tindak pidana dan merugikan orang


atau pihak lain bahkan sekarang ini cenderung petindak
pidana dijatuhi hukuman terberat atau sangat berat
misalnya :
Pembunuhan melalui perencanaan atau kejaatan melalui
kejahatan Mutilasi
2. Delik Pelanggaran yaitu tindak pidana yang tergolong
ringan yaitu ringan belum tentu merugikan orang lain
3. Tindak Pidana menurut doktrin

Jadi menurut doktrin


a. Dolus yaitu delik yang dilakuka dengan sengaja oleh si
pelaku dalam arti akibat yang ditimbulkan oleh pelaku
tersebut memang dikehendaki oleh pelaku tersebut.
Contoh :
 Perampokan
 maker

b. Culpa yaitu delik yang dilakukan secara


tidak sengaja oleh pelakunya
Contoh :
Tabrakan, (sopir lambat menginjak rem)

II. Menurut wujud delic dibagi


a. Delic Commissie yaitu delik yang
berwujud suatu perbuatan yang merugikan pihak lain
Contoh :

44
 pencurian
 penganiayaan
 pembunuhan
b. Delik OMMISSIE delik karena
kelalaian sehingga menimbulkan kelalaian pihak lain
Contoh:
Penjaga palang pintu kereta api

III . Delik menurut unsur yang dilarang oleh Undang-Undang


a.Delik Formal
Yaitu Delik yang perbuatannya dilarang
Contoh: Mencuri
b. Delik Material
Yaitu Delik yangakibatnya dilarang
Contoh: terhadap barang-barang yang berharga

c. Delik dipandang dari sudut


pandang pelakunya:
 Delik Umum
Yaitu Delik yang dilakukan oleh siapa saja
 Delik Khusus
Yaitu berupa tindak pidana yang pelakunya orang-
orang tertentu
Contoh: Miller melakukan kejahatan

IV. Perbedaan Delik kejahatan dengan Delik pelanggaran dalam


suatu bagan :

No Pelanggaran Pelanggaran
1 Dalam KUHP diatur dalam Dalam KUHP diatur dalam buku
buku dari pasal 104-488 ke 3 dari pasal 489-569
2 Dari jenis ancaman
hukumannya,hukuman Jenis ancaman hukumannya
mati,penjara, terbatas antara hukuman
denda,perampasan denda dan kurungan
barang,pencabutan hak
dsb
3 Sistem pembuktiannya
rumit,pembuktiannya
daluarsa
- 1 tahun untuk Sistem pembuktiannya bersifat
kejahatan percetakan sederhana
- 6 tahun bagi kejahatan
yang terancam
hukuman

45
denda/penjara
kurungan dalam 3
tahun
4 Macam-macam fonis :
- tertuduh
dipidana/dihukum
kalau semua unsur Daluarsanya : Untuk segala
delic secara sempurna perbuatan pelanggaran hanya
terpenuhi 1 tahun pasal 78 ayat 1 KUHP
- tertuduh
dibebaskan dari
tuntutan hukuman jika
secar tidak lengkap
memenuhi unsur delic

Macam-macam Vonis dan Hukuman


1. a. Teruduh dipidana / dihukum kalau semua unsur Delik
secara sempurna terpenuhi
b. Tertuduh dibebaskan dari tuntutan hukuman jika
tidak secara lengkap memenuhi unsur-unusur Delik
c. Tertuduh dilepaskan dari tuntutan hukuman atas delik
yang secara lengkap memenuhi unsur-unsur delic
bagi sipelakunya

2. Ada berapa macam hukuman yang dikenal dinegara


kita berdasarkan pasal 10 KUHP.

Hukuman terbagi 3 bagian


 Hukuman pokok dan hukuman tambahan
Hukuman pokok  - Mati
- Penjara / kurungan
- Denda

Hukuman Tanbahan  Pencabutan atas hak-hak


tertentu
Misalnya : - PNS diberhentikan
- Perampasan barang-barang tertentu
- Pengumuman keputusan hakim

Hari : Senin
Tanggal : 15 Desember 2008

46
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Inndonesia
Judul : Asas-asas Hukum Tata Negara
Kuliah Ke : 11 (sebelas)
Dosen : H. KARDJA SUKARDI, S.H.

A. Pengertian Tentang Negara


Negara ialah suatu tempat yang tertentu pasti batas-batas
wilayahnya yang dialami suatu bangsa tertentu dengan
pimpinan pemerintahanya yang tertentu pula dalam suatu
Negara secara klasik ditentukan unsur-unsurnya sebagai
berikut:
d. Ada wilayahnya yang
jelas batas-batasnya
e. Ada rakyatnya atau
bangsa
f. Ada pemerintahannya
yang berdaulat baik kedalam maupun keluar secara
modern

Syarat-syarat untuk berdirinya Negara


Ditentukan dalam konvensi Montevideo tahun 1933,dimana
syarat-syarat ditentukan.
a. ada wilayah yang jelas batas-batasnya,
b. ada letaknya,
c. ada pemerintahnya yang berdaulat,
d. ada pengakuan dari Negara lain, wujud adanya pengakuan
dari negara lain yaitu diakuinya ada duta yang bergerak
dalam politik dan ada konsul yang bergerak dalam bidang
ekonomi antara duta dan konsul ada perbedaannya :
Dipersona non grata
CD = Corek diplomatik
C = consul
Duta
Consul

 Apa arti pemerintah berdaulat kedalam ?


Artinya pemerintahannya ditaati dan dipatuhi oleh rakyatnya
 Apa arti pemerintah berdaulat ke luar ?
Artinya pemerintahan di Negara tersebut diakui oleh Negara-
negara lain
 Kita harus bedakan bentuk negaradan bentuk
pemerintahan !
Bentuk Negara terbagi dua bagian yaitu:

47
 Negara kesatuan
 Negara Serikat

Bentuk Negara terbagi 2 (dua) bagian :

 Negara Kesatuan artinya  beberapa


kepulauan/wilayah dijadikan satu wilayah Negara, dipimpin
oleh satu pemerintahan yang berdaulat.
contoh : Indonesia

 Negara serikat adalah 


beberapa Negara yang bergabung di situ dipimpin oleh
pemerintahan pusat tetapi negara-negara bagian tidak bisa
mengadakan kedaulatan sendiri terhadap neagara luar.
Contoh : Amerika

Bentuk pemerintahan ada 3 bagian yaitu:

a. Republik
b. Monarchi/kerajaan
c. Negara Kekaisaran

 Pengertian Negara
Republik  Artinya suatu Negara yang dipimpin oleh seorang
Presiden
 Pengertian
Monarchi  Negara yang dipimpin oleh raja
 Pengertian Negara
Kekaisaran Negara yang dipimpin oleh seorang
kaisar/embahnya raja

Bentuk pemerintahan ada 3 :

1. Absolut
2. Parlementer
3. Konstitusional

 Pengertian dari :
1. Absolu
t
2. Parlem
enter adalah pemerintahan dimana yang berdaulat adalah
rakyat jadi apabila Presidennya tidak menjalankan tugas
dengan baik maka dapat diberhentikan oleh rakyat

48
3. Konstit
usional adalah pemerintahan dalam tindak dan
perbuatannya selalu berdasarkan undang-undang

Kedaulatan di bagi 2 :

1. Negara kekuasaan (Diktator)  Suatu Negara yang


menempatkan kekuasaan
sebagai dasar penetu
keputusan
2. Negara hukum  Yaitu suatu Negara yang
tindak dan kelakuannya
berdasarkan hukum yang
berlaku

 Marchi Absolut
 Ialah Kerajaan yang berkuasa mutlak
Contoh : Absolut yang terkenal di dunia yaitu Prancis
dibawah pemerintahan Louis XIV

 Negara kekuasaan
 Ialah suatu Negara yang menempatkan kekuasaan
sebagai dasar penentu keputusan

A. Negara Hukum

Dalam Negara hukum menempatkan hukum sebagai dasar


penentu bagi segala pihak dan segala bidang, disini baik
rakyat atau penguasa/Pejabat kalau bersalah harus dihukum
sesuai dengan berat ringan kesalahan yang dilakukan

Contoh Negara yang menganut paham ini:


3. Indonesia
4. FiliPHIna
5. Amerika
6. Singapura

B. Lembaga-lembaga Negara

a. MPR ( Majelis Permusyawaratan Rakyat )


b. Lembaga-lembaga tinggi Negara terdiri dari:
1. DPR disebut lembaga Lesgislatif
2. Pemerintah/ Presiden ( Lembaga
Eksklusif )
3. Mahkamah Agung ( Lembaga Yudikatif )

49
4. DPA/Dewan Pertimbangan Agung
( Lembaga Konsultatif/ Penasehat Presiden)
5. BPK / Badan Pemeriksa Keuangan
( Lembaga Eksaminatif )

Tugas-tugas MPR ( Majelis Permusyawaratan Rakyat ) :

 Tugas MPR setelah adanya amandemen secara garis besar


hanya berwenang yaitu menetapkan Undang-Undang Dasar
(UUD) Garis Besar Haluan Negara ( GBHN ).
 Tugas tambahannya adalah:
Menyumpah/ melantik Presiden dan wakil Presiden
sedangkan pemilihan Presiden sekarang langsung dipilih
oleh rakyat

Tugas-tugas DPR ( Dewan Perwakilan Rakyat )

c. Bersama-sama Presiden/
Pemerintah membentuk Undang-undang Pasal 5 (1) UUD 1945
d. Mengawasi pelaksanaan
Undang-undang yang dibuat oleh Pemerintah
Contoh : Undang-undang Pornografi dan Pornoaksi

Wewenang DPR

e. Menyetujui atau menolak


usukl pemerintah, menyatakan perang, membuat perdamaian
dengan Negara lain dan membuat perjanjian dengan Negara
lain
f. Menyetujui atau menolak
RUU ( Rancangan Undang-undang ) yang diajukan Pemerintah
karena menurut DPR kurang pas
g. Menyetujui atau menolak
PERPU (Peraturan Pemerintah) pengganti Undang-undang
Pasal 22 (1)
h. Menyetujui atau menolak
APBN yang diusulkan oleh Pemerintah
i. Mengetahui hasil-hasil pemeriksaan keuangan

Hak-hak DPR

j. Hak bertanya ialah hak


untuk mengajukan pertanyaan kepada Pemerintah mengenai
segala hal yang dianggap agrement (Persetujuan)

50
k. Hak inisiatif yaitu hak
untuk mengajukan usul tentang Rancangan Undang-undang
(RUU) Pasal 21 (1) UUD 1945
l. Hak Intervelasi

Meminta keterangan lebih jauh dari Pemerintah mengenai satu


hal

Hak Angket
Hak anggota DPR untuk menyelidiki secara langsung
menyangkut hal-hal tertentu karena jawaban dari Pemerintah
tidak jelas

n. Hak Budget
Hak anggota DPR untuk mengetahui Pendapatan Dan Belanja
Negara serta keuangan Negara Pasal 23 (5) UUD 1945

o. Hak Amandemen
Yaitu hak anggota DPR untuk usul mengadakan perubahan
terhadap UUD

p. Hak Imuniteid
Hak kekebalan hukum/ hak untuk tidak dapat dituntut dalam
kebebasan mengungkapkan pendapat pada saat persidangan
dengan DPR.
Hari : Senin
Tanggal : 22 Desember 2008
Mata kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Judul : Kedudukan Orang Sebagai Subjek Hukum
Kuliah ke : 12 (dua belas)
Dosen : H. KARDJA SUKARDI, S.H.

A. Kedudukan Orang Sebagai Subjek Hukum

Pengertian
Subjek Hukum ialah setiap pihak yang mempunyai hak dan
kewajiban dalam lalu lintas hukum. Yang termasuk pengertian
subjek hukum pada dasarnya adalah sebagai berikut:
q. Manusia (NATURLIJKE
PERSOON)
r. Badan Hukum (RECHT
PERSOON)
Contoh :
- PT (Perseroan Terbatas)
- PN (Perusahaan Negara)
- Koperasi

51
- Yayasan
- Dan Badan-badan Pemerintahan lainnya

 Manusia bisa menjadi subjek hukum pada saat ia


dilahirkan, kedudukan seseorang sebagai subjek hukum
akan berlangsung sampai ia meninggal dunia.

 OBJEK HUKUM

 Objek hukum merupakan sarana bagi subjek


hukum yang dimanfaatkan apabbila menggunakan
haknya atau kewajibannya terhadap subjek hukum yang
lain.
 Seoarang bayi yang masih berada dalam
kandungan ibunya dapat dianggap sebagai subjek
hukum bila kepentingan si bayi itu menghendakinya,
misalnya untuk pembagian waris dengan kata lain si
bayi dalamkandungan dalam hal waris ia dianggap
sebagai telah ada.
 Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar bayi yang
bellum lahir dapat memiliki hak-hak tertentu maka
syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah:
a. Pada waktu penentuan
hak tersebut dilaksanakan si bayi yang
bersangkutan itu telah dibenihkan (telah jadi dalam
kandungan)
b. Ada kepentingan tertentu
bagi si bayi dikemudian hari kalau ia telah lahir
misalnya pembagian warisan
c. Si bayi tersebut harus
dilahirkan dalam keadan hidup

 Hal-hal yang diatur dalam buku 1 BW


( Burgerlijke Wet Boek ) “Tentang Orang” terbagi 2 bagian
yaitu :
a. Hukum Perorangan
( PERSONEN RECHT )
b. Hukum Keluarga ( PAMILIE
RECHT )

 Siapa sajakah orang-orang yang digolongkan


oleh BW atau Undang-undang sebagai mereka yang tidak
cakap untuk bertindak sendiri dalam lalu lintas hukum
mereka yang tergolong ke dalam bagian ini adalah sebagai
berikut :

52
a. Mereka yang masih berada dibawah umur ( Belum
mencapai 21 tahun/ Belum nikah )
b. Orang yang telah dewasa tetapi berada dibawah
pengawasan/ pengapuan “CURATEL” artinya orang
yang dibawah naungan Curatel sebagai berikut:
1. Kurang sehat ingatannya
2. Pemboros
3. Kurang cerdas pemikirannya

Catatan
Bagaimana jika seorang wanita yang telah menikah untuk
melakukan tindakan hukum ?
Jawab:
Harus disertai atau diwakili oleh suaminya

B. Pokok-Pokok Hukum Perkawinan

Dengan berlakunya Undang-undang no. 1 tahun 1974 tentang


Perkawinan dan masih adanya BW dapat menyebabkan
terjadinya “DUALISME” hukum dalam pengaturan perkawinan
bagi bangsa Indonesia asli.

Dengan berlakunya Undang-undang no. 1 tahun 1974 dan


masih adanya BW tidak menyebabkan terjadinya DUALISME
hukum karena Undang-undang no. 1 tahun 1974 telah
mengatur dimana ketentuan-ketentuan tentang Perkawinan
yang termuat dalam BW dinyatakan tidak berlaku lagi kecuali
orang-orang yang bukan WNI ( Warga Negara Indonesia ).

 Pengertian Tentang Asas Monogami


Asas Monogami ialah suatu asas yang pada dasarnya
menghendaki bahwa seseorang menghendaki bahwa suatu
saat yang sama seorang Pria hanya diperbolehkan
mempunyai seorang istri, dan pula seorang Wanita hanya
diperbolehkan seorang Pria sebagai suaminya, asas ini
dianut oleh Undang-undang no. 1 tahun 1974.
Dianutnya asas Monogami ini dalam BW dapat dibuktikan
dari isi pasal 27 BW yang berbunyi “ Dalam waktu yang
sama seorang laki-laki hanya diperbolehkan satu orang
perempuan sebagai istri, seorang perempuan hanya
diperbolehkan satu orang laki-laki sebagai seorang
suaminya”.

Catatan

53
Untuk orang Indonesia asli yang beragama islam sekarang
dalam perkawinan menggunakan “Komplikasi” hukum islam
yang menyatakan seorang laki-laki boleh menikah lebih dari
seorang perempuan dengan catatan

s. Tidak boleh lebih dari 4


orang perempuan
t. Boleh lebih dari seorang
perempuan dengan catatan seorang suami harus
bertindak amat sangat adil.

 Sebutkan semua persyaratan yang harus


dipenuhi untuk sahnya suatu perkawinan baik menurut BW
maupun Undang-undang no. 1 tahun 1974 syarat-
syaratnya :

a. Material terbagi 2 bagian:


Umum
2. Khusus
 Material Umum dibagi 4 yaitu:
a. Asas Monogami
b. Persetujuan
c. Umur
d. Tenggang Waktu

 Material Khusus dibagi 2 yaitu:


a. Larangan Perkawinan
b. Ijin

b. Formal

 Motivasi Perkawinan menurut konsepsi yang dianut


Undang-undang no. 1 tahun 1974 ialah untuk
membentuk rumah tangga yang sejahtera, bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Adanya motivasi perkawinan menurut konsepsi
Undang-undang no.1 tahun 1974 tidak menutup
kemungkinan untuk terjadinya perceraian, sebab
perceraian masih dibenarkan sepanjang didasarkan
atas aturan-aturan yang diatur dalam Undang-
undang misalnya diatur dalam peraturan
Pemerintah ( PP no.9/ tahun 1974 pasal 19 )

54
 Dapatkah seorang Indonesia pribumi yang tunduk
pada BW tetapi telah beragama Islam beristri lebih
dari satu orang?
Jawab:
Tidak bisa walaupun ia orang Indonesia asli dan
telah beragama Islam karena BW menganut Asas
Monogami Mutlak.

C. Sekitar Perceraian Dan Akibatnya Terhadap Harta


Perkawinan

Menurut Pasal 37 Undang-undang no.1 tahun 1974 bila


terjadi perceraian maka pembagian harta bersama itu akan
diatur menurut hukum agama, hukum adat, atau hukum
lainnya yang dianut oleh suami istri masing-masing.
Menurut Asas pembagian yang lama pada dasarnya harta
bersama dibagi dua tanpa memperhatikan siapa yang lebih
dulu mengusahakan atau mendapatkan barang sedangkan
terhadap harta bersama, harta itu akan kembali kepada
pihak yang membawanya.

 Hal-hal yang dapat mengakhiri Perkawinan,


perkawinan akan berakhir karena:
7. Perceraian baik cerai mati ataupun
cerai karena persoalan, misalnya sudah tidak da titik
temu
8. Salah satu pihak telah meniggalkan
rumah dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh
Undang-undang Perkawinan misalnya seorang laki-laki
pergi tanpa kabar tidak hadirnya dan tidak
memberikan nafkah lahir dan batin.

 Bagaimana tanggung jawab suami istri terhadap


utang-utang yang mereka tinggalkan setelah bubarnya
Perkawinan atau Cerai?
Jawab:
1. Baik suami maupun istri secara bersama-sama maupun
sendiri-sendiri tetap bertanggung jawab atas utang-
utang yang telah dibuatnya
2. Suami masih dapat dituntut atas utang-utang istrinya
3. Istripun dapat dituntut atas utang-utang suaminya
tetapi hanya separuhnya saja
4. Perihal anakl dari segala seluk beluknya

55
 Ada beberapa faktor yang berkaitan dalam
masalah anak yang perlu diketahui :
1. Faktor macamnya anak dan kedudukan
hukumnya masing-masing
2. Faktor kekuasaan Orangtua
3. Faktor Perwalian
4. Faktor Pendewasaan

 Faktor macamnya anak dan hukumnya masing-


masing terbagi atas:
1. Anak Alamiah yaitu anak yang
dilahirkan di luar perkawinan, anak alamiah
mencakup:
a. Anak Alam
b. Anak Sumbang artinya anak yang lahir dari
hubungan dengan saudara/sepupu
c. Anak Zinah artrinya anak yang dilahirkan di luar
perkawinan

2. Anak yang diakui ada 3 macam, yaitu:


1. Anak yang diakui oleh ibunya
2. Anak yang diakui oleh ayahnya
3. Anak yang diakui oleh kedua-duanya

3. Anak yang disahkan yaitu anak yang


setelah diakui sebagai anak oleh ayah dan ibunya
disahkan menurut hukum sebagai anak mereka
dengan syarat bahwa ayah dan ibu mereka itu harus
melangsungkan perkawinan dahulu.

4. Anak sah yaitu anak yang lahir di


dalam suatu perkawinan menurut hukum, tetapi jika
perkawinan dibaawah tangan tidak boleh atau tidak
sah.
Pedoman dalam menentukan kedudukan anak yang
dilahirakan sebagai pedoman sah tidaknya harus
dibuktikan dengan waktu kurang lebih 180 hari atau 6
bulan sampai denagan 300 hari (10 bulan )

 Kekuasaan Orangtua Terhadap Anak


Kekuasaan orangtua terhadap anak ialah suatu kekuasan
yang dijalankan oleh ayah dan ibu terhadap anak atau
anak-anak mereka yang sah sejak lahir samapi dia dewasa
atau telah menikah.

56
Catatan
Sekalipun kekuasaan Ayah dan ibu terhadap anak tetap ada
perlu diingat kekuasaan ayah dan ibu terhadap anak
menyangkut rezeki / milik / pendapatan tidak bisa dihalangi
oleh istirinya sebab yang mendidik dia sampai dia menjadi
hebat seperti itu adalah hasil jerih payah ibu dan ayah.

Catatan Penting Untuk Diingat

 Undang-undang Perdata Tentang


Perekawinan
• 18 tahun usia laki-laki
• 16 tahun usia perempuan

 131 IS  Tentang Pembagian Hukum


 Untuk orang Belanda Hukum Belanda
 Untuk orang Indonesia Hukum Adat
 Untuk orang China Hukum Timur Asing

 163 IS  Tentang Pembagian Penduduk


 Belanda, Asing

57

You might also like