Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
HASTUTY
150510100195
Judul
Nama Mahasiswa
: Hastuty
NPM
: 150510100195
Program Studi
: Agroteknologi
Jatinangor,
Desember 2013
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
Lembar Identitas Dan Pengesahan Laporan Kuliah Kerja Profesi / Magang ....... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
Daftar Tabel .......................................................................................................... iv
Daftar Gambar ....................................................................................................... v
Daftar Lampiran .................................................................................................... vii
I.Pendahuluan ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 3
II. Metode Pelaksanaan ........................................................................................ 4
2.1 Waktu dan Tempat Magang......................................................................... 4
2.2 Metode Pelaksanaan Magang ...................................................................... 4
III. Keadaan Umum Tempat Magang ................................................................... 5
3.1 Sejarah Singkat ............................................................................................ 5
3.2 Visi dan Misi ............................................................................................... 5
3.3 Lokasi Geografis .......................................................................................... 6
3.4 Organisasi .................................................................................................... 6
3.5 Ketenagakerjaan .......................................................................................... 8
3.6 Sarana dan Prasarana ................................................................................... 9
IV. Kegiatan Magang ............................................................................................ 14
4.1 Pembenihan.................................................................................................. 14
4.2 Pembibitan ................................................................................................... 17
4.3 Pengolahan Tanah ........................................................................................ 18
4.4 Pemupukan .................................................................................................. 20
4.5 Penanaman ................................................................................................... 22
4.6 Pemeliharaan................................................................................................ 24
4.7 Panen............................................................................................................ 27
4.8 Lepas Panen ................................................................................................. 28
4.9 Pemasaran .................................................................................................... 30
V. Fokus Pengamatan ........................................................................................... 34
iv
5.1 Hasil............................................................................................................ 35
5.2 Pembahasan ................................................................................................ 36
VI.Penutup ............................................................................................................ 40
6.1 Kesimpulan ................................................................................................. 40
6.2 Saran ........................................................................................................... 40
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 42
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
subsektor,
seperti
tanaman
pangan,
hortikultura,
perkebunan,
Tujuan Khusus
Mampu mengidentifikasi, memecahkan masalah dalam perusahaan,
trampil dalam menggunakan alat dalam suasana kerja sebenarnya serta dapat
mengelola suatu usaha.
1.2.2
Tujuan Khusus
1. Lebih memahami dan dapat melakukan praktek-praktek budidaya
(persiapan media tumbuh, persemaian, pembibitan, pemeliharaan,
penanganan panen dan pascapanen, dll) dan manajemen usaha
pertanian atau agribisnis (Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling) khususnya pada tanaman spinach.
2. Memperoleh masukan-masukan baru yang tidak diperoleh di bangku
kuliah, sebagai bahan untuk membuat laporan, diskusi dan seminar
yang akan dilakukan oleh mahasiswa.
3. Merancang bangun dan merekayasa teknologi yang efisien (cost
reducing technologie).
II.
METODE PELAKSANAAN
III.
Misi :
1) Menyediakan segala macam alat dan cara agar manusia makin
mengetahui dan berkehendak melayani semua sehingga tercipta dunia dan
kehidupan lebih baik.
2) Menyebarkan ide, gagasan organis kepada siapa saja yang berminat dan
berkehendak sama.
3) Memajukan Pertanian Organis sebagai sarana mencapai keharmonisan
hidup.
4) Membangun gerakan hidup organis, khususnya terhadap masyarakat
petani dan konsumen.
3.4 Organisasi
Yayasan
Bina
Sarana
Bakti
merupakan
suatu
lembaga
pusat
pengembangan organis. BSB dikelola oleh pengurus yang ada di dalam yayasan.
Sejak 2012 pengurus yayasan adalah :
Pembina
Ketua
: Susi Wyden
Pengawas
: J. Indro Surono
Romy Cahyadi
Pengurus
Ketua
: YP. Sudaryanto
Sekretaris
: C. Citra Nariswari
Bendahara
: Mareita Lucia KS
: YP. Sudaryanto
Manajer Keuangan
: Mareita Lucia KS
: C. Citra Nariswari
bidang Litbang dan PU yang tidak berada di bawah divisi melainkan langsung ada
pada level bidang.
Badan pelaksana memiliki 3 pegawai yaitu pegawai harian lepas BSB,
pegawai harian tetap dan pegawai bulanan BSB. Pegawai harian lepas BSB terdiri
dari bidang produksi yaitu pegawai yang bekerja sementara dan biasanya bekerja
dikebun. Sedangkan pegawai harian tetap yaitu pegawai yang telah bekerja
minimal 1 tahun dan telah mendapatkan peningkatan gaji, pegawai tetap ada pada
semua bidang. Untuk pegawai bulanan BSB terdiri dari direktur, divisi SDM,
divisi keuangan, divisi PO, bidang litbang, bidang PU, divisi diklat dan konsultan.
Struktur organisasi Yayasan Bina Sarana Bakti dapat dilihat secara lengkap pada
lampiran halaman 46.
3.5 Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan yang ada di BSB hingga tanggal 01-Juli-2013 seluruhnya
sebanyak 79 orang. Bagian produksi memiliki pegawai harian lepas sebanyak 21
orang, bidang benih 2 orang, bidang pasar 5 orang, bidang litbang 7 orang dan
bidang PU 6 orang. Sedangkan untuk pegawai harian tetap bidang produksi
sebanyak 5 orang dan trainees 3 orang. Untuk pegawai bulanan BSB terdiri dari
direktur yang dipimpin oleh 1 orang, divisi SDM 1 orang, divisi keuangan 1
orang, divisi PO 14 orang, bidang litbang 3 orang, bidang PU 4 orang, divisi
diklat 6 orang dan konsultan 4 orang. Jumlah tenaga kerja berdasarkan status di
BSB dibagi menjadi 4 yaitu bujang sebanyak 11 orang, tenaga kerja lajang
sebanyak 4 orang, ibu-ibu berjumlah 33 orang, dan jumlah tenaga kerja bapakbapak sebanyak 31 orang.
Jam kerja yang berlaku di BSB yaitu pukul 07.00-16.00 untuk hari SeninJumat dan pukul 07.00-12.00 untuk hari Sabtu. Waktu istirahat yang digunakan
yaitu sebanyak 2 kali, pukul 09.45 sebagai istirahat snack dan pukul 12.00 sebagai
istirahat makan siang. Semua pekerja BSB diwajibkan bekerja pada hari SeninSabtu, namun untuk hari Minggu diperkenankan bagi pekerja yang bersedia untuk
tetap masuk kerja dan dihitung sebagai masa kerja lembur.
Khusus untuk pekerja wanita hanya bekerja setengah hari yaitu mulai
07.00-12.00, namun seringkali dilanjutkan sampai pukul 16.00 seperti halnya
pekerja laki-laki yang bekerja full dari pukul 07.00-16.00. bagi pekerja wanita
yang menambah jam kerjanya tersebut tetap masuk ke dalam perhitungan jam
untuk pengupahan. Upah tenaga kerja laki-laki dan wanita berbeda untuk pekerja
harian lepas sedangkan untuk pekerja harian bulanan upah yang diberikan antara
laki-laki dan wanita tetap sama.
Toko Sayur Organis yang terletak di bagian paling depan area RB.
Toko sayur organis ini digunakan sebagai tempat untuk menjual
10
sayuran organik yang dikirim dair bagian pasar jika ada stock sayur
yang berlebih.
Tempat pencucian sayur seperti wortel, lobak, beat, kacang dan bayam
terdapat daerah wilayah satu. Tempat pencucian ini
11
3) Area Merak
Luas lahan area Merak yakni 0,8ha yang di dalamnya terdapat villa dan
lahan pertanian (dapat dilihat pada lampiran halaman 49). Villa tersebut
sengaja dibuat untuk disewakan atau dijadikan penginapan untuk umum. Lahan
di Merak sendiri merupakan lahan yang dikelola oleh Litbang dan juga terdapat
bedengan-bedengan sebagai lahan produksi. Selain itu di area Merak juga
terdapat lahan yang digunakan sebagai produksi jamur.
Selain sarana dan prasarana di atas, BSB juga memiliki sarana dan
prasarana pendukung yang digunakan untuk menunjang kegiatan produksi.
Sarana dan prasarana tersebut meliputi :
1) Garpu untuk mengemburkan tanah, tebasan untuk menebas rumput, asahan
sebagai alat pengasah tebasan, kontainer untuk mengangkut hasil panen,
troly (roda) sebagai alat untuk membawa kompos maupun bibit, cangkul
untuk mengolah tanah dan pengambilan tanah, skop sebagai alat untuk
mengambil kompos, ajir yang digunakan untuk menopang tanaman
kacang-kacangan dan tomat, tali rafia sebagai penali ajir, pisau untuk
panen, gembor dan selang untuk menyiram tanaman dan karung digunakan
untuk menyimpan hasil panen dan keperluan lainnya. Semua alat tersebut
terdapat dan digunakan di lahan produksi untuk menunjang semua
kegiatan budidaya.
12
Gambar 8. Wrapping
3) Fasilitas yang terdapat di kantor yakni komputer, mesin ketik, mesin foto
copy, mesin faximile, telepon dan proyektor serta ATK (Alat Tulis
Kantor).
4) Perpustakaan memiliki koleksi buku-buku yang terdiri dari, artikel, jurnal,
buku terbitan luar negeri dan dalam negeri mengenai pertanian,
keagamaan, filsafat, kesehatan, novel dan lain sebagainya, laporan magang
13
mahasiswa PKL, hasil penelitian skripsi dan thesis serta media cetak
seperti majalah dan koran.
5) Alat transportasi yang terdiri dari dua mobil boks yang digunakan untuk
mengirim sayuran ke agen. Dua mobil pribadi yang digunakan untuk
kepentingan kantor dan yayasan serta mengangkut hasil produksi dalam
skala kecil.
14
IV.
KEGIATAN MAGANG
15
Tanaman Repelen
Crotalaria
Kaliandra putih
Adas
Flemingea
Basil
juncea
Kacang merah merambat
Buncis
Kemangi
Kacang tanah
Kapri
Seledri
Selada
Kailan
Jagung manis
Jagung lokal
Okra
Cabai rawit hijau
Cabai rawit putih
Tomat
Terung
Wortel
Kubis merah
Brokoli
Bit
Kembang kol
Jagung manis
Terung ungu
Selada head
Pupuk Hijau
Pakcoy
Untuk benih spinach sendiri termasuk ke dalam benih hibrida yang dibeli
dari luar. Namun, benih spinach ini tidak dapat diperbanyak kembali hal itu telah
diuji ketika menanam spinach hingga berbunga dan menghasilkan biji. Setelah
mengalami proses pembenihan, benih spinach yang ditanam untuk dibudidayakan
16
80 g
Litbang
50 g
Konusmen
20 g
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
80 g
80 g
60 g
30 g
Tabel 4. Pengeluaran Benih Spinach per Minggu pada Bulan Juli Tahun 2013
Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
50 g
40 g
Litbang
Konusmen
Bibit
17
Jumlah benih
total
Rp 500
Rp 175.000
Rp 500
50 g untuk konsumen
Rp 25.000
Dari
Luar
1431
500
1931
Keluar
Jumlah Dipakai
Stok
Bsb
350 g
Dijual Ke
Dijual Ke
Mendawai Konsumen
50 g
Apkir
Sisa
(Exp)
Stok
1531
kemasan kaleng
4.2 Pembibitan
Spinach termasuk ke dalam indirect seedling atau tanam tidak langsung
yaitu menanam tanaman dengan cara melakukan pembibitan terlebih dahulu.
Benih spinach awalnya dibibitkan dahulu dan tidak langsung ditanam di lapangan
melalui benih. Media yang digunakan untuk pembibitan yaitu campuran dari
tanah, kotoran dan rumput dengan perbandingan 1::1. Teknis pembibitan yang
digunakan menggunakan soilblock yaitu pencetak media tanam agar media
menjadi kotak sehingga perakaran dari benih yang dibibitkan menjadi luas dan
juga memudahkan dalam penanaman. Cara melakukan pembibitan yaitu dengan
18
membuat
media
tanam
kemudian
mencetaknya
dengan
soilblock
lalu
memasukkan benih spinach ke dalam lubang yang ada di bagian tengah soilblock.
Pembibitan dilakukan setiap satu minggu sekali. Pemeliharaan dalam pembibitan
yaitu menyiram bibit setiap pagi dan sore hari dan menyeleksi bibit yang memiliki
pertumbuhan baik dan tidak terserang penyakit. Umur bibit yang dibutuhkan agar
dapat ditanam di lapangan yaitu 3 minggu.
Dalam melakukan pembibitan kita harus menentukan kapan dan
bagaimana cara menciptakan bibit yang berkualitas, memelihara bibit dengan
intens agar tercipta calon tanaman yang akan tumbuh dan berkembang dengan
baik serta berkualitas.
19
Pengolahan tanah untuk tanaman yang ada di Bina Sarana Bakti dilakukan
dengan beberapa cara, cara-cara tersebut antara lain disebut dengan istilah Silata
(Siap Lahan Tanam), Tacarukub (Tanah Cangkul Rumput Kubur) dan Double
Digging (Pengolahan Ganda). Silata merupakan cara pengolahan tanah dengan
menggunakan
garpu
untuk
menggemburkannya.
Tacarukub
merupakan
20
nilai organis yaitu penggunaan garpu sifatnya tidak memotong dengan tujuan agar
makroorganisme yang ada di dalam tanah tidak terbunuh sehingga dapat
menyuburkan tanah terus menerus. Pengolahan tanah memiliki nilai organis yaitu
karena tanah sebagai media kehidupan yang harus terus kita jaga dan rawat agar
tanaman yang hidup di atas tanah menjalankan pertumbuhan dan perkembangan
yang baik. Dengan adanya penggarpuan, udara dan sinar matahari dapat masuk ke
dalam tanah dan memperbanyak poripori dalam tanah, tanah akan terbalik,
dengan demikian patogen penyebab penyakit yang ada di dalam tanah akan mati.
Tanah yang sudah digarpu sedikit terangkat sehingga memudahkan tahapan
selanjutnya yaitu pencabutan gulma dan serasah-serasah tanaman sisa panen.
Bedengan yang sudah digarpu dibersihkan dengan menggunakan tangan sambil
digemburkan dan diratakan. Gulma dan serasah tanaman hasil pencabutan
dikumpulkan untuk dijadikan kompos.
Gambar 18.
21
1 MST
1 :10
2 MST
1:7
3 MST
1:5
22
memperbaiki kualitas tanah maupun tanaman, tidak akan meracuni manusia yang
memanfaatkannya dan juga lingkungan sebagai tempat tinggalnya.
4.5 Penanaman
Pola tanam yang dimiliki BSB yaitu polikultur dan monokultur. Polikultur
merupakan pola pertanaman yang dilakukan dengan menanam beberapa jenis
tanaman dalam satu bedengan sedangkan monokultur merupakan pola pertanaman
yang hanya menanam satu jenis tanaman satu bedengan. Tanaman spinach di BSB
ditanam dengan pola tanam monokultur karena OPT yang menyerang tanaman
spinach minim dan perakaran yang pendek akan terganggu jika dibarengi tanaman
yang lain. Waktu penanaman spinach di BSB disesuaikan dengan kebutuhan pasar
sehingga program untuk penanamannya di targetkan setiap minggunya, selain itu
juga dalam penanaman sangat mempertimbangkan musim hujan dan kemarau
karena
setiap
jenis
kemampuannya sendiri.
tanaman
dapat
beradapatasi
dengan
alam
sesuai
23
24
daya
berkecambah
dan
juga
faktor-faktor
lingkungan
yang
25
MST dan 2 MST, pada umur 3 MST gulma mulai muncul namun tidak harus
disiangi karena jika dilakukan pencabutan maka akan merusak tanaman spinach
yang mempunyai akar pendek dan jika terjadi pencabutan disekitar tanamannya
maka tanah akan gembur dan retak sehingga akar spinach akan ikut terangkat dan
tanaman spinach pun akan rusak. Pada umur 4 MST atau tanaman siap panen
gulma dan rumput semakin tinggi namun tidak begitu terlihat karena tertutup oleh
spinach yang mulai rindang. Dengan adanya penyiangan maka kita akan terus
memberikan kesempatan hidup bagi tanaman utama yang nantinya akan
dimanfaatkan oleh manusia, memberikan kenyamanan bagi tanaman dalam
menjalankan pertumbuhannya yaitu tidak mengalami kompetensi.
4.6.3 Penyiraman
Salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan tanaman yaitu adanya
penyiraman. Tanaman sayur yang pada umumnya membutuhkan air yang cukup
banyak selama siklus hidupnya mengandung 90% air pada sayuran daun. Tujuan
dari penyiraman yaitu untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan pada
siang hari serta diutamakan untuk mengembalikan kekuatan tanaman dan
pertumbuhan tanaman yang kekurangan air serta mendukuang pertumbuhan pada
pembibitan. Spinach termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup
artinya tidak kekurangan dan kelebihan. Penyiraman spinach yang biasa
dilakukan yaitu dengan cara menyiram tanaman menggunakan gembor berukuran
10 liter sebanyak 5-6 gembor untuk satu bedengan. Penggunaan gembor
dimaksudkan untuk memudahkan penyiraman dan air yang keluar melalui lubanglubang kecil tidak akan merusak daun-daun tanaman. Waktu penyiraman yaitu
pada saat penanaman setelah bibit ditanam, kemudian selanjutnya dalam waktu
satu minggu dua kali, namun jika musim kemarau tanah akan cepat kering
sehingga penyiraman dapat dilakukan setiap hari ketika tanah benar-benar kering.
Setiap makhluk hidup selalu membutuhkan air untuk menjalankan
kehidupannya, salah satunya tanaman yang selama proses kehidupannya harus
dilakukan penyiraman terutama pada fase vegetatif. Untuk itu kita harus
mengetahui dan memahami kondisi tanaman dan tanah kapan harus dilakukan
penyiraman, pada umur berapa dan seberapa banyak air yang dibutuhkan,
kepekaan terhadap tanaman sangat dibutuhkan dalam hal ini.
26
27
4.7 Panen
Umur panen tanaman spinach yaitu 6 minggu ketika tinggi tanaman sudah
mencapai 25-30cm, tampilan fisiknya utuh dan tidak membentuk roset, warna
daun hijau. Panen dilakukan pagi hari untuk menghindari penurunan kualitas dan
bobot hasil karena pengaruh sinar matahari. Alat yang digunakan ketika panen
yaitu pisau dan keranjang. Cara panen dilakukan dengan memotong bagian akar
tanaman dengan ukuran maksimal 2cm, pemotongan pada akar dilakukan karena
jika pada pangkal batang tanaman akan hancur dan akan terpisah satu sama lain.
Tanaman yang pangkal batangnya busuk tidak dipanen tetapi ditinggalkan untuk
kemudian dibakar. Setelah tanaman dipanen selanjutnya melakukan perompesan
atau pembuangan daun-daun yang kuning dan tua serta daun yang berlubang
sangat banyak atau robek.
Tanaman yang sudah dipanen disusun di dalam keranjang dengan cara
memiringkan keranjang lalu menaruh spinach dengan posisi batang di dalam dan
daun mengarah keluar keranjang. Keranjang yang berisi hasil panen disimpan di
tempat teduh agar tidak terpapar sinar matahari yang akhirnya akan menyebebkan
28
penurunan hasil tanaman. Panen harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena
spinach sangat mudah patah. Dalam melakukan panen harus benar dan tepat serta
berhati-hati karena hasil panen akan dimanfaatkan untuk manusia juga sisanya
untuk pakan ternak sehingga dalam memperlakukannya harus penuh dengan
kesabaran dan ketelitian.
29
30
Gambar 33 Menimbang
untuk kemasan
4.9 Pemasaran
Tujuan dari adanya BSB awalnya yaitu hanya memfasilitasi keinginan
orang yang sudah memahami apa itu sayur organis bukan menjual sayur. Diawali
dengan membuat demplot lalu hasilnya dibagikan kepada konsumen yang
merespon. Kemudian penyebaran dilakukan dengan cara dari mulut ke mulut
bahwa ada sayuran organik, dari situlah timbul keinginan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang ingin mengkonsumsi sayuran organik. Kebutuhan
31
tersebut dijadikan dasar untuk membuat program tanam oleh BSB dan permintaan
pasar yang masuk ke BSB juga disinkronkan dengan program tanam yang telah
dibuat. Sistem yang ada di pasar merupakan sistem tertutup yaitu BSB mengirim
sayuran ke agen lalu agen memasarkannya ke konsumen. Harga yang ada di BSB
tidak dinamakan harga namun dinamakan sumbangan tetapi tetap ada ketentuan
dan ketetapannya karena adanya harga pokok produksi, margin dan lain-lain,
namun margin tersebut tidak digunakan untuk komersil karena BSB merupakan
yayasan jadi margin tersebut digunakan untuk kepentingan sosial. Segmentasi
pasar di BSB yaitu konsumen mengenal produk organik dan timbul keinginan
untuk membeli karena dia mempunyai uang lebih serta berkeinginan untuk
bergaya hidup sehat dan target pasarnya yaitu kalangan menengah ke atas..
Sayuran organik yang dihasilkan BSB mempunyai keunggulan yang diperkuat
dengan tidak adanya residu pestisida dan juga ramah lingkungan.
Dalam pemasaran sendiri terdapat 3 prinsip yaitu :
1) Prinsip keterbukaan
Prinsip ini dimaksudkan untuk memperlihatkan semua cara dan proses yang
ada di BSB dalam menghasilkan sebuah produk.
2) Prinsip kepercayaan
Terdapat rasa saling percaya diantara BSB dan agen dalam hal kualitas dan
juga pelabelan.
3) Prinsip kejujuran
BSB jujur mengenai keadaan produk yang tersedia di pasar.
Spinach merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh BSB. Produk
ini biasanya dipasarkan seperti produk lain yaitu ke agen, namun konsumen yang
berminat terhadap spinach biasanya masyarakat kalangan menengah ke atas yang
biasa makan di restoran Internasional karena spinach ini masih jarang dipasaran,
hanya terdapat di beberapa pasar modern saja terutama spinach organis.
Pemasaran spinach dilakukan setelah packing selesai dilakukan. Untuk spinach
yang dipacking dipasarkan ke agen maupun ke konsumen langsung sedangkan
untuk spinach curah dipasarkan ke toko BSB. Total kebutuhan pasar terhadap
spinach tiap minggunya sebesar 135 kg, total tersebut sudah termasuk spinach
grade A dan grade B atau spinach dalam kemasan dan curah. Harga spinach dari
32
petani atau harga produksi pada tahun 2013 yaitu Rp 8.000 harga tersebut tidak
mengalami perubahan dari tahun lalu, sedangkan sumbangan spinach konsumen
yaitu Rp 18.500 untuk curah dan Rp 27.500 untuk spinach dalam kemas.
Tabel 8. Kebututhan pasar untuk spinach (kg) per minggu tahun 2013
Curah
Kemas
Jumlah
Minggu
28
30
Senin
12
20
32
Rabu
15
28
43
Kamis
18
23
Jumat
33
untuk BSB naik sampai dengan 18% . daftar agen dapat dilihat pada lampiran
halaman 56. Agen terdiri dari :
- Agen rumahan
Agen rumahan biasanya komplek elite dan berkembang yang ada di
Jakarta dan Bogor, seperti Pantai Indah Kapuk, Bumi Serpong Damai,
Sunter, Tebet, Kelapa Gading, Bintaro, Menteng.
- Agen yang memiliki kios
Merupakan agen yang memiliki toko sendiri, menjajakan produknya
disebuah etalase dan konsumen datang untuk membelinya.
- Agen yang memiliki restoran organik
Agen ini membeli produk BSB untuk diolah di restorannya sendiri.
- Rumah sakit
Rumah sakit memesan sayuran organik ke BSB namun tidak dijual ke
konsumen tetapi hanya untuk diolah dan dikonsumen oleh pasien dalam
bentuk masakan. Rumah sakit yang menjadi agen BSB adalah Rumah
Sakit Carolus.
34
V.
FOKUS PENGAMATAN
35
plot I2 wilayah 2
No. Bedengan
2I2
2B4
Lahan bekas
Selada cos
Kailan
Pupuk dasar
Kompos
Kompos
Sebelum tanam
1 roda
1 roda
Waktu
pemupukan
Dosis
Pengolahan
tanah
Silata
kecil)
Penyiraman
Dilakukan sebelum
tanah
pengaplikasian kompos
Penggunaan
Menggunakan naungan
Menggunakan atap
Jenis naungan
Plastik UV
Sulataf
Waktu tanam
17-Juni-2013
26-Juni-2013
naungan
Cara tanam
Varietas
tanaman
Jumlah bibit
Penyiraman
tanaman
Setelah tanam
Setelah tanam
umur 3 minggu
setiap hari
Dosis 4 gembor
Dosis 5 gembor
Pengaplikasian
Satu kali
POC
Umur 2 MST
36
Umur panen
Dosis 5:5
5 MST
4 MST
OPT
albbolabris)
Cara panen
Penyimpanan
hasil panen
Hasil panen
23 kg
21,8 kg
5.2 Pembahasan
Pengamatan ini dilakukan dengan cara mewawancarai petani yang
menanam spinach di kedua tempat dan mengikuti proses pemanenan untuk
melihat hasil panen. Hasil dari pengamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 9.
bahwa penanaman spinach yang dibudidayakan di tempat yang berbeda
memberikan hasil panen yang berbeda pula. Hal tersebut dikarenakan ada
beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Hasil dari pengamatan tersebut menunjukan bahwa penanaman spinach
yang dibudidayakan di tempat yang berbeda memberikan hasil panen yang
berbeda
pula.
Hal
tersebut
dikarenakan
ada
beberapa
faktor
yang
37
38
39
sehingga tanah basah dan tanaman busuk. Untuk penanaman spinach di gedung
dapat ditekankan pada penggunaan kompos yang ditingkatkan kembali maupun
pengaplikasian POC, karena kandungan unsur hara yang ada di dalam kompos
dan POC dapat membuat tanaman menjadi lebih subur.
40
VI.
6.1 Kesimpulan
1. Yayasan Bina Sarana Bakti merupakan yayasan yang memproduksi
sayuran organik. Yayasan BSB memegang seluruh aspek penting yang
mendukung produksinya, mulai dari sumber daya manusia yang masingmasing sudah difokuskan terhadap tugasnya dan sumber daya alam yang
cukup tersedia di tempat ini.
2. Tanaman yang dibudidayakan di BSB sebanyak 95 jenis tanaman dengan
komiditas yang berbeda-beda dan didominasi oleh sayuran. Budidaya yang
dilakukan oleh BSB pada umumnya sama seperti budidaya yang ada di
tempat lain, tetapi BSB sendiri memiliki istilah dan teknik sendiri yang
sedikit berbeda.
3. Budidaya tanaman spinach yang dilakukan di BSB secara organik terdiri
dari pengolahan tanah, pemupukan, penanaman, pemeliharaan, panen,
lepas panen dan pemasaran. Semua kegiatan tersebut dilakukan secara
terjadwal dan sudah diprogramkan sebelum penanaman.
4. BSB memiliki banyak percontohan untuk melihat perlakuan mana yang
cocok untuk keberhasilan budidaya diantaranya tempat tumbuh. Tempat
tumbuh disini yaitu lahan dan gedung.
5. Budidaya tanaman spinach yang dilakukan di lahan akan memberikan
kuantitas yang baik namun dengan kualitas yang kurang. Sedangkan di
gedung kuantitas tidak tinggi tetapi kualitas baik dan tidak banyak yang
terbuang. Jika hasil yang didapatkan ingin maksimal antara kualitas dan
kuantitas maka antara lahan dan gedung harus saling melengkapi. Di lahan
lebih ditekankan pada kegiatan pemeliharaan sedangkan di gedung
ditekankan pada perlakuan persiapan lahan dan pemupukan.
5.2 Saran
1. Pengadaan pelatihan maupun magang bagi mahasiswa perlu ditingkatkan
kembali karena sangat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam
menjalankan studi. Hendaknya pembimbing dapat terus mengontrol dan
41
42
DAFTAR PUSTAKA
Adiyoga, W. 2002. Karakterisasi Usahatani Sayuran Organik Di Jawa Barat:
Status dan Prospek. Buletin Ristek Balitbangda Jawa Barat, vol 1, no 1
BSN. 2010. Sistem Pangan Organik. SNI 6729:2010. Badan Standarisasi
Nasional. Jakarta
Ekaningtias, D. 2011. Analisis Pendapatan Dan Efisiensi Teknis Usahatani Bayam
Jepang (Horenso) Kelompok Tani Agro Segar Kecamatan Pacet
Kabupaten Cianjur Jawa Barat. IPB. Bogor.
Y.P. Sudaryanto. 2006. Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman. Bogor.
Widiarta, A., Adiwibowo, S. dan Widodo. 2011. Analisis Keberlanjutan Praktik
Pertanian Organik di Kalangan Petani. IPB. ISSN : 1978-4333, Vol. 05,
No. 01
43
LAMPIRAN