Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Bali lebih dikenal oleh masyarakat dunia sebagai pulau yang memiliki
struktur masyarakat yang homogen, bila dilihat dari segi agama, budaya, dan
bahasa. Terlebih lagi bila memandang Bali sebagai pulau yang berada di
antara dua pulau yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, yaitu pulau
Jawa dan pulau Lombok. Sebagian besar orang yang tidak pernah datang, atau
tingkat pluralitas yang sangat tinggi dari sisi ekspresi budaya, antara budaya
ditempuh dengan beberapa jalan. Jalan hidup paling utama adalah sikap hidup
selaras dan seimbang, yang sesuai dengan ajaran prinsip Tri Hita Karana.
1
Ajaran Tri Hita Karana terdapat dalam semua segi kehidupan sosial
dilengkapi dengan keberadaan tiga pura utama (kahyangan tiga) sebagai unsur
yang telah “menjaga” kebudayaan dan pranata sosial masyarakat Bali hingga
kini.
terdapat dalam seluruh pelosok pulau Bali, hal ini juga yang mendasari
Sebuah banjar terdiri dari lima puluh hingga dua ratus rumah tangga
bersangkutan. Setiap orang yang telah berumah tangga, wajib untuk masuk ke
dalam banjar dan mengikuti segala ketentuan dalam banjar tersebut. Beberapa
kuren akan masuk ke dalam satuan yang lebih kecil bernama tempekan,
seperti pada umumnya. Satuan wilayah di Bali tidak mengenal rukun tetangga
2
Rumah tangga yang terdapat dalam sebuah banjar, terdiri dari soroh.
nama dari soroh biasanya diawali dari nama leluhurnya, yang dianggap
berikutnya. Unit dasar dari soroh adalah dadia yang dianggap sebagai
keturunan dari leluhur yang sama. Tiap anggota masyarakat Hindu asli Bali
upacara adat dan Hindu hingga ke aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh
leluhurnya.
terutama dalam sebuah gedung pertemuan milik banjar yang dinamakan bale
banjar. Aktivitas krama banjar dalam bale banjar dipimpin oleh seorang
kelian banjar adat atau kelian banjar pakraman yang dibantu beberapa
prajuru adat, dalam bale banjar inilah segala keputusan diambil berdasarkan
yang dikerjakan dalam sebuah banjar diatur dalam sebuah awig-awig banjar
3
Bentuk organisasi komunitas yang lebih besar daripada banjar adat
adalah desa adat atau desa pakraman. Desa adat seperti banjar memiliki batas-
batas wilayah (wewengkon desa) yang jelas, dan dicantumkan dalam awig-
hukum (desa dresta) tersendiri, dan berbeda-beda antara desa satu dengan
desa lainnya.
pada kraman merupakan tradisi sebelum Hindu masuk ke Bali, seperti irigasi,
musyawarah, bangunan rumah yang terdiri dari kayu dan bambu, kerajinan,
dikuasai oleh raja-raja setempat, hingga Belanda masuk dan membawa sistem
desa baru.
Sistem desa yang dibawa oleh Belanda tidak menghilangkan desa yang
dan otonom, berjalan bersama dengan desa (perbekelan) yang dibawa oleh
Belanda. Pengaruh kedua desa tersebut beragam hingga kini, salah satu lebih
4
Secara garis besar terdapat tiga model sistem pemerintahan di desa
hingga kini, yaitu desa pakraman pegunungan (Bali Age), desa pakraman
senioritas dan urutan perkawinan, karena orang yang lebih tua dianggap
oleh Patih Gajah Mada ketika Majapahit datang dan menduduki Bali sekitar
tahun 1350 M, sehingga konsep desa di Jawa yang lebih hierarkis kental sekali
terasa. Sedangkan desa pakraman Baru merupakan desa yang berumur jauh
masyarakatnya menjadi krama desa, krama tamiu, dan tamiu, ada pula desa
hak dan kewajiban dalam desa dan banjar, seperti ketika ada gotong royong
5
Kekuasaan tertinggi pada sebagian besar desa pakraman terletak pada
rapat anggota yang biasa disebut sangkep atau parum, sehingga bendesa tidak
Dalam desa pakraman konflik dapat bersifat kriminal, adat murni, dan
prajuru akan mengadakan sangkep atau parum agar didapatkan kata mufakat
berbeda satu dengan lainnya, karena itu wilayah dan jumlah anggota
masyarakat kedua jenis desa tersebut berbeda pula. Sehingga cakupan desa
dinas dan desa pakraman berbeda, terhadap hal tersebut dapat timbul beberapa
kemungkinan seperti:
6
1. Satu desa dinas memiliki wilayah yang sama dengan satu desa
pakraman.
mengatur dan mengurus masyarakat setempat, dan tidak terikat dengan sistem
secara perlahan.
7
berdasarkan asal-usul ada adat-istiadat yang diakui dalam sistem pemerintahan
setempat sesuai dengan hak asal-usul desa. Implikasinya adalah, desa berhak
Desa. Anggotanya tidak lagi ditentukan oleh Lurah, melainkan berasal dari
kondusif, tidak diiringi lagi oleh politik-politik praktis dalam ranah desa, dan
8
Undang-Undang (UU) No. 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah
(PP) No. 72 Tahun 2005 tentang Desa mengakomodasi dua bentuk otonomi
desa, yaitu otonomi asli yang terdapat dalam struktur masyarakat genealogis
atau desa adat dan otonomi yang terdapat pada desa-desa yang struktur
penyelenggaraan pemerintahan,
sudah ada berdasarkan hak asal-usul, dan adat istiadat desa asalkan tidak
undangan. Urusan yang bukan merupakan urusan asli desa, harus disertai
9
dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia, jika
B. Perumusan Masalah.
sehari-hari?
C. Kerangka Teori.
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
daerah. Sedangkan pasal 18B UUD 1945 menyatakan bahwa negara mengakui
masyarakat dan prinsip NKRI. Sedangkan dusun atau banjar merupakan suatu
memiliki otonomi asli dan menggunakan hukum adat. Maksud ini terkandung
10
sejak UUD 1945 tengah disusun, ketika dalam Penjelasan UUD 1945
masuk ke dalam bagian daerah yang mempunyai susunan asli menurut hukum
adat.
adat merupakan sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya
Masyarakat hukum adat berhak atas hak ulayat, terutama berupa tanah,
yang menurut hukum adat setempat dimiliki oleh masyarakat hukum adat
mengambil manfaat dari sumber daya alam, termasuk tanah dalam wilayah
secara lahiriah dan batiniah secara turun temurun dan tidak terputus antara
dan mengelola sebuah kawasan dengan luas tertentu yang tidak dapat ditarik
kembali oleh negara, berbeda apabila kawasan tersebut diberikan oleh negara
kepada suatu masyarakat hukum adat tertentu yang dapat ditarik sewaktu-
11
waktu. Dengan adanya pengakuan negara terhadap hak masyarakat hukum
adat ini, maka pihak-pihak lain di luar negara pun tidak dapat mengambil alih
Ide dasar mengenai demokrasi terkait dengan peran serta rakyat dalam
desa, sistem yang demokratis masih kuat dan menjadi bagian dari adat-istiadat
yang hakiki, dan struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia
pada dasarnya adalah demokrasi yang telah digunakan oleh semua pihak-
pihak bangsa Indonesia sejak dahulu kala dan masih dapat dijumpai dalam
kala. Sifat komunal juga terdapat pada pemilikan harta benda, terutama tanah,
dan jika ada hal-hal yang terkait dengan harta benda bersama akan
12
D. Keaslian Penelitian.
pemerintahan di Bali bukan merupakan suatu hal yang baru sama sekali.
Pemerintah Kolonial. Istilah adat pun pertama kali dipakai oleh Snouck
Kepulauan Timor, Bali dan Lombok, Bagian Tengah Jawa dan Timur
yang masuk melalui pariwisata. Tulisan lainnya adalah I Wayan Surpha pada
tahun 2002, isinya merupakan hasil penelitian Surpha pada desa adat yang ada
di Bali. Dua tulisan ini merupakan karya penulis selaku pengajar pada
Tabanan, sempat dibuat oleh Clifford Geertz yang dibukukan pada tahun 2000
13
antropologis, bukan kajian normatif. Penelitian yang dilakukan oleh pengajar
di Universitas Gadjah Mada dilakukan oleh Anak Agung Gede Ngurah Ari
Dwipayana pada tahun 2005, yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul
“Desa Mawa Cara”. Isi dari buku Ari Dwipayana berkisar pada tata cara dan
adat istiadat desa di Bali, dan menyentuh kepada dualisme pemerintahan adat.
Di samping itu ada beberapa tulisan lain yang terkait dengan dualisme
E. Manfaat Penelitian.
khususnya otonomi asli yang terdapat pada tingkat desa di Bali, dengan
14
F. Tujuan Penelitian.
samping itu ada 2 (dua) hal yang ingin dikaji secara mendalam, yaitu:
15