Professional Documents
Culture Documents
Abstract – Makalah ini membahas tentang penerapan Dalam perspektif Barat, dikenal adanya tiga aliran
konsep logika sebagai metode berpikir analitik pada yaitu empirisme, rasionalisme, dan positivisme.
epistemologi burhani. Penerapan konsep logika disini Sedangkan dalam perspektif Islam, ada tiga model
melibatkan silogisme sabagai salah satu elemen yang sering digunakan, yaitu bayani, irfani, dan
penting untuk mendapatkan suatu pengetahuan. burhani.
Epistemologi merupakan suatu cabang filsafat yang Secara singkat, epistemologi bayani didasarkan atas
membahas tentang asal-usul pengetahuan, metodologi teks, baik secara langsung maupun tidak langsung.
untuk memperoleh pengetahuan tersebut, dan Epistemologi irfani didasarkan pada ilham atau intuisi.
validitasnya. Selain di dunia Barat, ternyata di dalam Sedangkan epistemologi burhani didasarkan pada
Islam juga memiliki aliran epistemologi. Tiga di rasio dan akal. Epistemologi burhani yang dipengaruhi
antaranya adalah epistemologi bayani, irfani, dan dasar logika Aristoteles ini sering disebut-sebut
burhani. sebagai metode berpikir yang memberikan peluang
untuk perkembangan sains.
Epistemologi burhani menggunakan prinsip logika,
termasuk silogisme, sebagai metode berpikir. Hal ini 2. INFERENSI
sering dianggap sebagai sesuatu yang lebih pada
epistemologi burhani karena dapat dijadikan sebagai Kaidah metode-metode inferensi pada dasarnya adalah
model yang representatif untuk pengembangan ilmu sebuah tautologi. Kaidah inferensi bermacam, macam,
pengetahuan di tengah lemahnya pengembangan ilmu antara lain modus ponen, modus tollen, silogisme,
pengetahuan oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim. simplifikasi, penjumlahan, dan konjungsi. Agar lebih
jelas, berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa
Kata Kunci: logika, silogisme, epistemologi, metode inferensi, yaitu modus ponen, modus tollen,
epistemologi Islam, epistemologi burhani dan silogisme. [1]
∴q
Salah satu poin penting dalam logika adalah metode
penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi Modus ponen menyatakan bahwa jika hipotesis p dan
(inferensi). Terdapat beberapa kaidah inferensi, di implikasi p → q benar, maka konklusi q benar.
antaranya modus ponen, modus tollen, dan silogisme.
Silogisme dapat digunakan sebagai salah satu aturan Contoh :
dalam memperoleh suatu pengetahuan. Misalnya 2
Jika a bilangan genap, maka a genap
dalam epistemologi burhani.
a bilangan genap
Epistemologi adalah suatu cabang dari filsafat yang
membahas tentang asal-usul pengetahuan, metodologi ∴ a 2 genap
untuk memperoleh pengetahuan tersebut, dan
validitasnya. Suatu pengetahuan baru bisa dikatakan yang dapat dibaca “Jika a bilangan genap, maka a2
sebagai ilmu jika landasan epistemologinya jelas. [2] genap. a bilangan genap. Karena itu, a2 genap.”
Epistemologi sering juga disebut sebagai filsafat ilmu.
2.2. Modus Tollen 3. EPISTEMOLOGI
Dasar modus tollen adalah tautologi
(~ q ∧ ( p → q )) → ~ p . Hipotesisnya adalah Secara etimologi, kata epistemologi berasal dari kata
pernyataan ~ q dan p → q , sedangkan ~ p adalah Yunani, episteme dan logos. Episteme berarti
pengetahuan, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi,
konklusinya. Modus tollen dapat ditulis sebagai
epistemologi adalah teori tentang pengetahuan. [2]
berikut :
p→q Istilah epistemologi terkait dengan : [3]
~q a. Filsafat, yaitu sebagai ilmu berusaha mencari
hakekat dan kebenaran pengetahuan.
∴~ p b. Metode, yaitu sebagai metode bertujuan
mengantarkan manusia untuk memperoleh
Contoh : pengetahuan.
2 c. Sistem, yaitu sebagai suatu sistem bertujuan
Jika a bilangan genap, maka a genap memperoleh realitas kebenaran pengetahuan.
2
a ganjil
Dalam perspektif Barat dikenal adanya tiga aliran
∴ a bilangan ganjil epistemologi, yaitu empirisme, rasionalisme, dan
positivisme. Aliran empirisme berdasarkan pada alam,
yang dapat dibaca “Jika a bilangan genap, maka a2 sesuai dengan penyelidikan ilmiah secara empiris.
genap. a2 ganjil. Karena itu, a bilangan ganjil.” Aliran rasionalisme menganggap empirisme memiliki
kelemahan karena alat indera mempunyai kemampuan
yang terbatas, sehingga alat indera diposisikan sebagai
2.3. Silogisme
alat yang menyebabkan akal bekerja.
Ada dua jenis silogisme, yaitu :
Sedangkan metode positivisme yang dikemukakan
a. Silogisme Hipotetis
August Comte menyatakan bahwa hasil penginderaan
Dasar silogisme hipotetis adalah tautologi
menurut rasionalisme adalah sesuatu yang tidak jelas
(( p → q ) ∧ ( q → r )) → ( p → r ) . Silogisme
dan tidak sistematis. Aliran positivisme menganggap
hipotetis ini dapat ditulis sebagai berikut : bahwa penginderaan itu harus dipertimbangkan oleh
p→q akal, kemudian disistemisasi sehingga terbentuk
pengetahuan.
q→r
DAFTAR REFERENSI