Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Secara etimologi, karst (bukit gamping) adalah nama suatu daerah di timur
laut kota Triesta, di Slovenia. Karena kekhasan bentang alamnya, Cvijic seorang
batuan karbonat (batu gamping dan dolomit) atau batuan lain yang mudah larut dan
mengalami proses karstifikasi atau kelarutan sampai tingkat tertentu. kekhasan bisa
Kawasan karst terdiri dari batuan karbonat yaitu kalsium karbonat dan
dolomit. Kalsium karbonat dibutuhkan antara lain untuk industri semen dan aneka
industri lainnya yang membutuhkan mineral kalsium, seperti industri kosmetika, cat
dibutuhkan bahan baku kalsium karbonat murni, juga dibutuhkan lempung, pasir besi,
pasir kuarsa, dan gipsum. Bahan-bahan ini harus terdapat tidak jauh dari lokasi
1
mencakup kewenangan yang luas, dalam pengolahan sumber daya alam. Di samping
itu otonomi daerah juga memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada daerah
Salah satu kawasan karst yang ada di Indonesia berada di dalam wilayah
melalui kerja sama antara komponen biotik dan komponen fisiknya sampai menjadi
kebutuhan akan batuan dan mineral semakin meningkat karena itu bahan galian ini
sangat menarik untuk diteliti dan dipelajari secara mendalam guna pemanfaatannya
secara efisien.
Dengan menyadari hal-hal yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk
Pangkep khususnya di daerah Balocci yang mana terlihat bahwa Balocci merupakan
daerah perindustrian yang jaraknya sekitar 50 km dari Ibu kota Propinsi Sulawesi
anekaragam bahan galian dan diantara bahan galian ini ada yang langsung bisa
dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan, jalan, gedung dan terdapat pula bahan
galian yang belum siap pakai dan harus diolah lebih lanjut menjadi bahan jadi.
2
Untuk eksplorasi kawasan ini dipergunakan metode geofisika untuk
Metode geolistrik lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal,
yaitu pada kedalaman dari 1000 feet atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang
digunakan untuk eksplorasi minyak tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang
air, juga digunakan dalam eksplorasi geothermal. Dalam hal ini meliputi pengukuran
potensial, pengukuran arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Dari beberapa macam konfigurasi
elektoda maka yang digunakan pada penelitian ini adalah konfigurasi Wenner –
peneliti pada saat pengambilan data di lapangan dan dapat memetakan batuan bawah
gambaran tentang struktur pelapisan batuan bawah permukaan daerah Balocci yang
serta untuk perencanaan pengembangan atau tata guna lahan di daerah Balocci.
Sesuai dengan judul skripsi dan latar belakang masalah, maka dirumuskan
masalah yang menjadi pokok persoalan dalam skripsi ini, yang dibatasi sebagai
berikut :
3
1. Bagaimana stuktur lapisan bawah permukaan berdasarkan data geolistrik ?
terukur?
Sesuai dengan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini maka tujuan
yang terukur.
Dengan mengacu pada latar belakang masalah dan tujuan penelitian, maka
1. Pemerintah
informasi awal tentang adanya sumber daya alam yang dimiliki daerah tersebut.
2. Masyarakat
Sebagai informasi dalam pelestarian manfaat sumber daya alam yang dapat
4
3. Universitas Negeri Makassar
Sebagai bahan masukan untuk memperkaya khasanah dan wawasan ilmiah yang
dapat menjadi bahan acuan untuk peneliti yang berhubungan dengan penelitian ini
4. Penulis
penulisan yang terdiri dari lima bab dengan komposisi sebagai berikut :
BAB II. Tinjauan pustaka, di dalamnya dipaparkan mengenai teori yang melandasi
masalah penelitian.
BAB III. Metodologi penelitian, dalam bab ini dikemukakan aspek-aspek penting
analisis data.
5
BAB IV. Hasil penelitian dan pembahasan, di dalamnya dikemukakan analisa data
penelitian.
BAB V. Kesimpulan dan saran, di dalamnya berisi kesimpulan dan saran-saran yang
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kulit bumi bagian terluar atau kerak bumi tersusun berbagai macam material,
baik cair, padat maupun lepas seperti pasir/kerikil dan debu. Secara umum batuan
1. Batuan Beku, adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika cair dan
pijar yang dikenal dengan nama magma. Batuan beku dapat dikelompokkan atas
plagioklas terdapat dalam jumlah sedang berwarna putih seperti porselein mika
berwarna hitam atau serpihan berwarna bronz, tersebar merata dalam batuan
7
minor, warna gabro hijau tua, abu-abu tua atau hitam. Gabro merupakan material
batuan yang telah ada sebelumnya karena proses metamorfosa, yaitu proses
rekristalisasi di dalam kerak bumi yang sebagian besar terjadi dalam keadaan
batuan yang dingin dalam kerak bumi akibat kenaikan suhu, maka rekristalisasi
terdiri dari mineral berbutir seragam dan halus yang saling mengunci.
meskipun hal ini jarang terjadi namun apabila terjadi sifatnya hanya setempat-
kerak benua dengan penyebaran yang sangat luas, sampai puluhan ribu km 2,
3. Batuan Sedimen, adalah batuan yang terbentuk dari proses sedimentasi karena
proses-proses fisika, kimia dan aktivitas organik. Batuan sedimen banyak sekali
8
jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan dari beberapa centimeter
a. fragmen dari batuan lain dan mineral-mineral seperti kerikil di sungai, pasir di
b. Hasil penguapan dan proses kimia, garam di danau payau dan kalsium
2000).
kelompok besar :
Batuan ini diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan
terbentuk di lingkungan darat atau air. batuan sedimen klastik terdiri dari
butiran-butiran besar yang disebut fragmen dan diikat oleh massa butiran-
Batuan yang termasuk ke dalam golongan ini adalah breksi, konglomerat, batu
9
b. Batuan Sedimen Evaporit.
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan
kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan
danau atau laut yang tertutup sehingga sangat memungkinkan selalu terjadi
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-
oleh suatu lapisan yang tebal di atasnya sehingga tidak memungkinkan untuk
terjadinya pelapukan.
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organik seperti
radiolaria atau di atom dan proses kimiawi. Batuan golongan ini tersebarnya
dahulu dan diendapkan di suatu tempat. Jenis batuan ini banyak sekali
koral.
10
Pada umumnya klasifikasi batuan dilakukan terhadap besar butiran.
Pemberian nama dapat diperluas dengan memperkirakan jumlah relatif kelas ukuran
Berdasarkan ukuran butirannya batuan dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu :
3. Tanah campuran.
Perbedaan antara pasir, kerikil dan lanau/lempung dapat diketahui dari sifat-
Sedangkan pasir, kerikil adalah tidak kohesif. Struktur dari batuan yang kohesif
ditentukan oleh konfigurasi dan ikatan diantara bagian-bagian kecil dari batuan. Pada
batuan campuran strukturnya terbentuk dari suatu matriks yang terdiri dari material
dengan butiran halus yang berfungsi sebagai pengikat bagi butiran yang lebih besar.
Balocci, Kabupaten Pangkep ini adalah salah satu dari 33 Kabupaten di Propinsi
Sulawesi Selatan yang terletak 50 km di sebelah Utara Kota Makassar (Ibu kota
11
40 34’ 00’’ – 40 58’ 17’’ Lintang Selatan
- Sebelah Barat dengan Pulau Kalimantan yang dibatasi oleh selat Makassar.
Daerah penelitian secara melokal merupakan daerah yang tersusun dari morfologi
yang dicirikan atas 3 satuan yaitu : satuan morfologi perbukitan, satuan morfologi
karst, dan satuan morfologi dataran rendah. Satuan morfologi perbukitan ini dialasi
oleh batuan sedimen laut berselingan dengan batuan gunung api formasi camba,
sebagian batuan terobosan basalt, trakit dan batu gamping, ketinggian antara 65
sampai 605 meter dari permukaan laut. Daerah ini merupakan daerah resapan air
batuan yang mengalasi tersusun oleh batu gamping pejal dan batu gamping berlapis,
berada pada ketinggian kurang dari 605 meter dari permukaan laut. Satuan morfologi
ini umumnya termasuk dalam kawasan hutan lindung dan cagar alam budaya. Dan
12
II.3. Sifat Kelistrikan Batuan
Sifat kelistrikan batuan adalah karakteristik dari batuan bila dialirkan arus
listrik ke dalamnya. Arus listrik dapat berasal dari alam itu sendiri disebabkan oleh
adanya atom-atom penyusun kerak bumi yang berinteraksi satu sama lainnya akibat
dalamnya. Beberapa sifat kelistrikan batuan yang berguna dalam eksplorasi secara
2. Potensial difusi, terjadi bila ada perbedaar mobilitas dari ion-ion dalam larutan
3. Potensial nerust, terjadi bila suatu elektroda logam dimasukkan ke dalam larutan
homogen.
elektroda homogen.
arus listrik. Arus listrik dapat mengalir dalam batuan dengan tiga cara yaitu :
13
1. Konduksi secara elektronik, hal ini terjadi jika batuan mengandung banyak
elektron bebas, seperti bada batuan yang banyak mengandung logam. Sehingga
2. Konduksi secara elektrolitik, ini banyak terjadi pada batuan yang bersifat porus
dan pada pori-pori tersebut terisi oleh larutan elektrolit. Sehingga arus listrik
3. Konduksi secara dielektrik, konduksi ini terjadi pada batuan yang bersifat
dielektrik, artinya batuan tersebut mempunyai elektron bebas sedikit dan bahkan
tidak ada. Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari luar maka elektron-
elektron dalam atom batuan dipaksa berpindah dan berpisah dengan intinya
dielektrik batuan.
14
menentukan potensial listrik pada permukaan bumi penurunan hubungan ini
dengan sebuah titik sumber arus. Selanjutnya, potensial untuk kasus yangn memiliki
dua elektroda arus dapat diperoleh dari penjumlahaan di jabar potensial dari elektroda
tunggal.
berikut :
dan terpisah satu dengan yang lainnya oleh bidang batas horisontal. Lapisan yang
paling dalam dianggap memiliki kedalaman yang tak berhingga dan lapisan yang
b. Sifat-sifat listrik pada setiap lapisan adalah homogen yang dikenal sebagai
isotropis elektris.
c. Medan potensial dibangkitkan oleh sebuah titik sumber arus yang ditempatkan
tersebut tidak banyak sesuai dengan kondisi sesungguhnya pada lapisan bawah
dengan pendekatan tersebut di atas, diharapkan suatu analisis struktur geologi yang
15
II.3.2. Potensial dalam Medium Homogen Isotropis
Metode geolistrik adalah suatu metode dimana arus listrik dialirkan ke dalam
lapisan bumi melalui dua elektroda arus, sedangkan potensialnya diukur melalui dua
Suatu arus dialirkan kontinyu pada medium homogen isotropis seperti pada
gambar 2.1,
dA J
q
V
amper/meter2, maka besarnya elemen arus yang melalui elemen permukaan tersebut
I
dalam notasi biasa J
A
16
Sedangkan rapat arus J dan medan listrik E yang ditimbulkannya dihubungkan
dengan :
E adalah medan listrik dalam volt/meter.
E V (2.3)
maka :
J V (2.4)
Jika diasumsikan muatannya tetap, berarti tidak ada arus yang keluar atau arus
yang masuk dalam suatu volume tertutup dengan luas permukaan A maka dapat
ditulis
J A 0
A
(2.5)
Menurut teorema Gauss, integral volume dari divergensi arus yang keluar dari
volume yang dilingkupi permukaan A adalah sama dengan jumlah total muatan yang
.J dV
0
0
(2.6)
17
dengan V sebagai suatu tak terbatas yang meliputi suatu titik tertentu, sehingga
diperoleh :
J ( V ) 0 (2.7)
Sehingga,
V 2V 0 (2.8)
2V 0 (2.9)
medan equipotensial dalam bumi berupa simetri bola, maka persamaan diferensial
laplace yang digunakan adalah persamaan untuk koordinat bola dituliskan sebagai
berikut :
1 2 V 1 V 1 2V
( r ) (sin ) 0 (2.10)
r 2 r r r 2 sin r 2 sin 2 2
Dengan anggapan bumi homogen isotropis dan simetri bola, maka arus mengalir
C1
V (r ) C2 (2.11)
r
Bila diterapkan syarat batas untuk potensial yaitu pada jarak r = , maka potensial di
tempat itu adalah nol, sevingga diperoleh C2 = 0 membuat persamaan (2.11) menjadi:
C1
V (2.12)
r
18
II.3.3. Potensial di Sekitar Titik Arus di Dalam Bumi
Arus keluar secara radial dari titik arus sehingga jumlah arus yang keluar melalui
I 4r 2 J
dV
4r 2
dr
4 C1
sehingga :
I
C1
4
maka
I
V r
4r
V
4r (2.13)
I
Permukaan yang dilalui arus I adalah permukaan setengah bola dengan luas
2 r, sehingga :
I
V r (2.14)
2r
V
2 r (2.15)
I
Arus
Titik arus
Permukaan bumi
Permukaan Equipotensial
19
Besaran koreksi letak kedua elektroda potensial terhadap kedua elektroda arus
diinjeksikan dua sumber arus yang berlawanan polaritasnya seperti pada gambar
I I
V p
2r1 2r2
I 1 1
(2.20)
2 r1 r2
dengan :
Jika ada dua titik yaitu P dan Q yang terletak didalam bumi tersebut, maka
V pq V p V q
20
I 1 1 I I I
2 2
r1 r2 r
3 r4
I 1 1 1 1
(2.21)
2 r1 r2 r3 r4
Pada metodehomogen
geolistrik, pengukuran potensial dilakukan dengan menggunakan
I 1 1 1 1
V
2 AM BM AN BN
(2.22)
sehingga :
21
2 V
1 1 1 1 I
AM BM AN BN
V
K (2.23)
I
dengan,
2
K
1 1 1 1
AM BM AN BN
atau
2
K
1 1 1 1
AM BM AN BN
A M N B
22
II.4. Konfigurasi Wenner – Schlumberger
yang digunakan pada survey sounding 1-D, modifikasi dari bentuk konfigurasi ini
dapat digunakan pada sistem yang menggunakan aturan spasi yang konstan yang
diberi nama konfigurasi Wenner – Schlumberger. Dengan catatan faktor “n” untuk
A M N B
na a na
Schlumberger adalah.
2
Kw
1 1 1 1
AM BM AN BN
23
2
Kw
1 1 1 1
na n 1 a n 1 a na
K w n n 1 a
Dengan n menyatakan faktor pembanding dari elektroda potensial dan elektroda arus
V
a n n 1 a (2.16)
I
Wenner
Wenner-Schlumberger
24
- Karena elektroda arus dan elektroda potensial selalu berubah-rubah maka
konfigurasi ini sensitif terhadap adanya ketidak homogenan lokal, seperti lensa-
- Karena jarak elektoda potensial cukup besar maka beda potensial yang terukur
diantaranya juga cukup besar sehingga pengukuran yang dilakukan cukup sensitif.
- Cocok untuk memetakan batuan bawah permukaan dengan cakupan yang dalam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
25
Dalam bab ini akan dibahas metodologi penelitian yang dilakukan dalam rangka
Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan selama 5 hari yaitu dari tanggal 5
Maret sampai dengan 9 Maret 2002. Secara administratif daerah penelitian berada
Selatan.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Resistivitymeter, gunanya untuk memberikan harga beda potensial (V) dan dan
ditimbulkan.
26
- Palu, digunakan untuk menancapkan elektroda potensial di tanah dan elektroda
arus
- Alat tulis menulis, digunakan untuk menulis data dari hasil pengukuran.
tersusun oleh batuan fulkanik dan batu gamping berlapis berupa batu pasir
lempungan, batu pasir tupaan, batu lanau, batu pasir konglomerat. Dan penentuan
b. Penelitian Lapangan
27
Memperlihatkan beberapa faktor seperti faktor geologi, faktor tofografi
titik 5 meter.
lurus.
dengan jarak yang tetap sampai 115 meter. Sehingga diperoleh nilai arus
(I) dan tegangan (V) dengan nilai-nilai yang berbeda. Kemudian data yang
28
Pengambilan data geologi dilakukan berdasarkan pengamatan kenampakan
tahun 1996 Tugas Akhir Jurusan Fisika Unhas Makassar yang merupakan data
Dalam hal ini pemrosesan sepenuhnya dilakukan dengan menggunakan soft ware.
Adapun langkah-langkah pemrosesan data dapat dilihat pada diagram alir berikut
ini :
V Vsp
R
I Membuka data yang telah
K n( n 1)a
tersimpan ke notepad
s K R Klik icon inversion
29
Pada tahap ini akan dilihat bagaimana distribusi resistivitas bawah permukaan
daerah survey yang tergambar dari perbedaan warna pada penampang hasil
bawah permukaan dari daerah survey serta kedalaman setiap lapisan penyusun.
Nilai resistivitas yang didapat bervariasi dari rentang 10 ohm meter – 24 ohm
meter, 24ohm meter – 30 ohm meter, 30 ohm meter – 50 ohm meter, 60 ohm
meter – 100 ohm meter dan 100 ohm meter – 200 ohm meter. Kemudian
pengamatan fisik dan satuan batuan penyusun daerah penelitian yang merupakan
BAB IV
30
IV.1 Hasil Penelitian
Akuisisi data dilakukan di daerah survey dengan panjang lintasan 115 meter dengan
spasi elektroda terkecil adalah 5 meter dan jumlah data sebanyak 121
data. Data yang terukur di lapangan adalah nilai beda potensial (V)
dan kuat arus (I) yang diperoleh dari hasil injeksi arus yang dilakukan.
menggunakan persamaan :
V
K
I
Dari hasil pengukuran resistivitas, parameter yang terukur adalah nilai-nilai resistansi
31
Dari penampang-penampang tersebut dapat dilakukan penafsiran jenis lapisan batuan
resistivitasnya, sehingga struktur pelapisan batuan untuk setiap titik pengukuran dapat
13 – 20 11 10 – 24 Lempung
32
40 – 60 19 30 – 50 Pasir kasar – Kerikil
60 – 80 12 10 – 24 Lempung
80 – 94 6 10 – 24 Lempung
Statigrafi daerah penelitian dapat dilihat seperti gambar IV.2 berikut ini.
: Batu Pasir
: Pasir Halus – sedang
: Pasir Kasar – Kerikil
: Lempung
: Konglomerat 33
beda.
1. Untuk Lapisan I
merupakan lapisan Batu pasir yang terletak antara 21m – 38m dan 79m – 97,5m
2. Untuk Lapisan II
pada kedalaman 4 m.
34
Nilai Resistivitasnya sekitar antara 25 – 30 ohm meter diperkirakan merupakan
lapisan pasir halus – sedang yang terletak pada jarak 7,5 m – 20 m pada
pada kedalaman 6,4 m, jarak 60 m – 72,5 m pada kedalaman 4 m dan pada jarak
4. Untuk Lapisan IV
5. Untuk Lapisan V
Nilai resistivitasnya sama pada lapisan III yang terletak pada jarak 32 m – 40 m
6. Untuk Lapisan VI
Nilai resistivitasnya sama pada lapisan II yang terletak pada jarak 32,5 m – 40 m
87,5 m pada kedalaman 17 m dan pada jarak 87,5 m – 100 m pada kedalaman
14m.
35
Nilai resistivitasnya sama dengan lapisan I yang terletak pada jarak 40 m – 60 m
80 m – 85 m pada kedalaman 18 m.
Nilai resistivitasnya sekitar antara 100- 200 ohm meter iperkirakan merupakan
kedalaman 25 m.
IV.2. Pembahasan
Sclumberger, diperoleh hasil bahwa setiap titik duga penelitian didapatkan 6 lapisan
elektroda arus (A-B) sebesar 110 meter dan panjang lintasan 115
36
untuk memahami struktur geologi bawah permukaan di lokasi
pengukuran.
stratigrafi maka dapat diprediksi bahwa dilokasi penelitian mengandung batu pasir,
pasir halus – sedang, lempung pasiran, pasir kasar – kerikil dan konglomerat.
bahan galiannya, mengingat merupakan daerah perindustrian semen dan hasil yang
1. Batu pasir
a. Lokasi
Sebaran batu pasir yang diketahui terdapat pada lapisan pertama dan lapisan
ketuju dari jarak yang berbeda.Pada lapisan pertama terdapat pada jarak 21m – 38m
dan 79m – 97,5m dengan kedalaman 1,5 meter dan pada lapisan ketuju terdapat pada
jarak 40m – 60m dengan kedalaman 21 meter, jarak 60m – 80m pada kedalaman
Batu pasir merupakan endapan atau sedimen klastik yang terbentuk secara
fragmen (karatan) batuan. Batu pasir umumnya berupa massa padat atau
37
dikelompokkan menjadi batu pasir halus, sedang dan kasar. Jenis-jenis batu
pasir yang banyak mengandung feldspar dan kwarsa. Tetapi kedua jenis batu
a. Lokasi
Sebaran pasir kasar – kerikil yang diketahui terdapat pada lapisan II dan VI.
Pasir kasar – kerikil merupakan batuan sedimen klastik yang terbentuk secara
keperluan, antara lain sebagai bahan konstruksi jalan, jembatan, gedung, rumah
38
3. Pasir Halus – Sedang
a. Lokasi
Sebaran pasir halus – sedang yang diketahui terdapat pada lapisan III dan V.
Pada lapisan III terdapat pada jarak 7,5 m – 20 m dengan kedalaman 7 m, jarak 20 m
10m.
Pasir halus – sedang merupakan batuan sedimen klastik yang terbentuk secara
batuan. Batuan ini umumnya berupa massa padat atau berbutir yang ukuran
butirannya antara 0,2 m – 0,02 mm. Batuan ini dapat digunakan sebagai bahan
4. Lempung Pasiran
a. Lokasi
Sebaran lempung pasiran yang diketahui terdapat pada lapisan IV pada jarak
39
m, jarak 47,5 m – 60 m, 60 m – 80 m dengan kedalaman 12 m dan pada jarak 80 m –
94 m dengan kedalaman 6 m.
secara mekanik. Batu lempung umumnya berukuran butir sangat halus karena
batu itu dapat dimanfaatkan berbagai macam industri seperti industri keramik,
5. Konglomerat
a. Lokasi
Sebaran konglomerat yang diketahui terdapat pada lapisan VIII pada jarak
fragmen batuan lain. Butiran-butiran yang besar disebut fragmen dan diikat
oleh massa butiran-butiran yang lebih halus disebut matriks serta batuan ini
permukaan halus sampai kasar. Batuan ini banyak digunakan untuk bahan
40
BAB V
V.1. Kesimpulan
Dari hasil pengukuran dan interpretasi data maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
diperoleh hasil bahwa setiap titik duga penelitian didapatkan 8 lapisan dengan
41
2. Berdasarkan gambar penampang diperoleh nilai resistivitas
Lapisan I (60 – 100) m, dengan kedalaman 1,5 m pada jarak 21 m – 38 m dan 79 m
– 97,5 m.
Lapisan II (30 – 50) m, dengan kedalaman 2,5 m pada jarak 12,5 m – 40 m dan 60
m – 107,5 m.
Lapisan III (25 – 30) m, dengan kedalaman 7 m, 6 m, 6,4 m, 4 m, menyebar pada
jarak 13 m – 94 m.
jarak 32 m – 92,5 m.
jarak 40 m – 85 m.
Lapisan VIII (100 – 200) m, dengan kedalaman 25 m menyebar pada jarak 42 m –
80 m.
3. Potensi batuan yang dikandung yaitu batu pasir, pasir kasar – kerikil, pasir halus –
Dan lempung pasiran dapat dimanfaatkan dalam bidang industri seperti industri
42
V.2. Saran
1. Hendaknya peneliti lain mengambil daerah daerah penelitian yang lebih luas.
2. Untuk memperoleh data yang lebih akurat, sebaiknya digunakan metode lain
dalam eksplorasi geofisika, misalnya alat bor dan seismik kemudian hasilnya
43