You are on page 1of 9

B.MENJELASKAN ALUR CERITA,PELAKU,DAN LATAR NOVEL REMAJA.

Novel berasal dari bahasa Italia novella. Novel berarti cerita pendek dalam bentuk prosa. Perbedaan
novel dan cerpen adalah jumlah halaman yang lebih panjang daripada cerpen dan cerita yang ada di dalam
novel lebih kompleks daripada cerpen. Hal ini disebabkan jumlah halaman novel yang lebih panjang
dibanding cerpen, dan memungkinkan untuk memuat lebih banyak cerita, tokoh juga permasalahan.
Meskipun berbeda dari segi panjang cerita, novel dan cerpen memiliki unsur-unsur pembangun yang sama.
Novel terjemahan berarti novel yang bukan berasal dari Indonesia dan novel yang aslinya tidak
berbahasa Indonesia. Terjemahan karena merupakan hasil terjemahan dari bahasa asing tersebut ke dalam
Bahasa Indonesia. Novel terjemahan bukan hal yang asing lagi di kalangan para pecinta buku. Karena
begitu banyak novel terjemahan yang membanjiri Indonesia, dan mempunyai pembaca tetap seperti novel
terjemahan Harry Potter.
Banyak yang bisa ditanggapi di dalam novel terjemahan. Salah satunya adalah tokoh. Namun
terlebih dahulu mari lebih dekat mengenal pengertian tokoh terlebih dahulu.
Tokoh dalam Novel
Tokoh adalah pelaku yang ada di dalam sebuah cerita. Tokoh murni ciptaan pengarang cerita, sama
halnya dengan manusia yang hidup di alam nyata. Dalam pembahasan tokoh cerita, ada beberapa istilah
yang perlu dikenal. Dari segi sifatnya, dikenal istilah tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis
adalah tokoh yang memiliki sifat baik, sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang memiliki sifat jahat.
Dilihat dari keterlibatannya dalam cerita, dikenal tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah
tokoh yang paling sering muncul dalam cerita dan paling banyak berhubungan dengan tokoh lain.
Kehadiran tokoh utama menjadi penentu bagi jalannya cerita, sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh
kebalikan dari tokoh utama, dan merupakan pendukung tokoh utama. Tokoh dalam cerita pun bersifat tiga
dimensi, yakni:
1. Dimensi fisiologis meliputi usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, apakah pincang, mempunyai luka,
dan sebagainya.
2. Dimensi sosiologis, meliputi status sosial, perkerjaan, jabatan, peranan tokoh tersebut di dalam
masyarakat, pendidikan, agama, dan masih banyak lainnya.
3. Dimensi psikologis meliputi perilaku ataupun kepintaran yang dimiliki oleh tokoh.
Tema dan Latar Novel
Selain tokoh, hal yang menonjol dari novel terjemahan maupun novel Indonesia adalah tema dan
juga latar novel. Tema adalah pokok pikiran pengarang, inti cerita karya sastra itu. Tema bisa disebut juga
dengan makna dari cerita.Tema dibedakan menjadi beberapa macam, yakni:
1. Tema jasmaniah
2. Tema moral

: tema yang berhubungan dengan keadaan jiwa seorang manusia.


: tema yang berhubungan dengan moral manusia.

3. Tema social
4. Tema ketuhanan

: tema yang berhubungan dengan kehidupan sosial manusia.


: tema yang berhubungan dengan Tuhan.

Sementara itu, latar cerita merupakan unsur fiksi yang mengacu pada tempat, waktu, dan kondisi
sosial cerita itu terjadi. Latar juga bisa disebut tempat terjadinya cerita atau latar belakang cerita. Latar
dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
1. Latar tempat: latar yang berkaitan dengan masalah geografis cerita tersebut. Latar tempat
menyangkut lokasi di mana terjadinya kejadian tersebut. Misalnya saja di kelas, di halaman rumah,
di kota, di pedesaan, dan lain sebagainya.
2. Latar waktu: latar yang berkaitan dengan masalah waktu, hari, jam, maupun kejadian-kejadian.
Misalnya pada pagi hari, sore hari, siang hari, dan lain sebagainya.
3. Latar sosial berkaitan dengan kehidupan masyarakat di mana cerita itu terjadi. Misalnya saja dalam
masyarakat yang kaya, miskin ataupun masyarakat yang agamis.
Terkait dengan penggambarannya, latar dapat disebutkan secara sederhana dan secara detail. Pada
latar yang sederhana biasanya hanya tertulis nama tempat atau nama waktu. Sedangkan pada latar detail,
biasanya digambarkan latar secara lengkap dan jelas.
Mendeskripsikan Alur Novel Terjemahan
Menanggapi cerpen terjemahan selain dari tema, tokoh, alur, juga dari alur cerpen. Pengertian dari
alur sendiri adalah sambung-sinambungnya suatu cerita dari suatu peristiwa lainnya sehingga
menimbulkan cerita yang utuh. Rangkaian peristiwa atau alur (plot) cerita tersebut terdiri atas lima bagian,
yakni eksposisi (pengarang mengenalkan latar, tokoh, dan masalah), konflik (terjadi perselisihan atau
konflik antartokoh), klimaks (konflik antartokoh mencapai puncak dan pengarang mengambil keputusan
penyelesaian konflik), resolusi (konflik antartokoh mulai mereda), dan solusi ( konflik antartokoh berakhir
dengan menyenangkan atau tragis).
Alur novel dibedakan menjadi tiga, yakni alur maju (linier), melingkar (sirkuer), dan sorot balik
(flash back). Disebut alur maju jika peristiwa dalam novel diceritakan secara beruntutan dari awal hingga
akhir cerita, dikatakan alur melingkar jika peristiwa tidak diceritakan secara berurutan (mungkin dari
tengah), dan disebut alur sorot balik jika peristiwa akhir dikisahkan lebih dulu, selanjutnya disusul
kejadian awal dan rangkaian peristiwa selanjutnya.
Alur dikembangkan dengan sejumlah peristiwa yang dialami para tokoh. Para tokoh memiliki watak
yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan konflik. Konflik antartokoh menjadi motivasi munculnya
perubahan peristiwa. Melalui peristiwa yang dialami para tokoh, pengarang menyampaikan pesan kepada
pembaca.
Menanggapi Novel Terjemahan

Banyak cara yang bisa digunakan untuk menanggapi novel terjemahan. Misalnya saja dengan
mendiskusikan novel terjemahan. Pertama-tama adalah membaca novel terjemahan, kemudian menanggapi
dari segi alur, tokoh, tema, dan latar. Menanggapi novel terjemahan juga dapat secara tidak keseluruhan,
namun menanggapi hal yang dianggap paling menarik. Menanggapi novel terjemahan juga bisa dengan
membuat sinopsis, untuk kemudian ditanggapi hal yang dianggap menarik.
Pernahkah kalian membaca novel yang terkenal Karya Andrea Hirata yang berjudul Laskar
Pelangi atau membaca novel karya Aswando Atmowiloto yang berjudul Canting. Tentunya kalian lebih
mengenal novel Laskar Pelangi daripada novel Canting. Karena novel Laskar Pelangi menjadi best seller
dan telah difilmkan beberapa waktu lalu. Namun, apakah selain ceritanya, kalian semua memperhatikan
alur cerita, pelaku, dan latar di dalam novel tersebut. Semua novel pastilah mempunyai ketiga unsur di
atas, di samping unsur-unsur yang lain. Karena tidak akan ada novel tanpa unsur-unsur novel yang
membangun. Unsur-unsur novel itu pulalah yang membuat sebuah cerpen, menarik ataupun tidak. Unsurunsur yang ada dalam novel ada di bawah ini.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tokoh
Alur
Latar
Judul
Sudut pandang
Gaya dan nada
Tema

Setelah mengetahui unsur apakah yang membangun sebuah cerpen, alangkah lebih baiknya kalian
memahami, kemudian menjelaskan kepada teman dengan bahasa sendiri. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan sebelum menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar dalam novel adalah sebagai berikut:
1. Memilih Novel
Sebaiknya berhati-hati dalam memilih novel yang akan diceritakan. Karena banyak sekali jenis
novel, harus pintar-pintar memlilih novel yang akan dibacakan. Untuk orang yang tidak terlalu suka
membaca novel, jangan pilih novel yang terlalu panjang. Karena nanti bila tak terlalu suka pada cerita,
akan berhenti di tengah jalan ketika membaca. Dan untuk orang yang suka dan gemar membaca, pilihan
novel yang hendak diceritakan menjadi lebih banyak. Banyaknya jenis novel juga bisa membuat orang
yang gemar dengar novel, fantasi atau novel horor bisa memilih novel jenis-jenis ini.
2. Membaca dengan Saksama
Untuk dapat menceritakan unsur-unsur novel kepada orang lain, terlebih dahulu harus memahami isi
novel secara keseluruhan. Maka untuk dapat memahami isi novel secara keseluruhan, harus membaca
novel dengan teliti dan seksama. Selain itu harus mengingat-ingat para pelaku yang ada dalam novel,

maupun alur cerita, dan latar cerita. Kalau perlu, bisa menyediakan catatan kecil untuk menulis hal-hal
yang penting di dalam novel.
4. Mendalami Alur Cerita, Pelaku, dan Latar yang Ada dalam Novel
Setelah membaca dengan saksama, maka alangkah baiknya jika mendalami lebih lanjut setiap
detail cerita yang ada pada novel.
4.

Menceritakan kepada Orang Lain, Alur Cerita, Pelaku, dan Latar yang Ada dalam Novel dengan
Bahasa Sendiri

Terakhir adalah menceritakan novel yang telah dibaca dan dipahami, dengan bahasa sendiri kepada
orang lain. Diharapkan, dengan diceritakan novel kepada orang lain, orang lain menjadi paham pelaku,
alur cerita, dan latar dalam novel yang telah dibaca.
Sebelum menjelaskan kepada orang lain tentang unsur-unsur novel tersebut, alangkah baiknya jika
mengetahui terlebih dahulu apa itu alur cerita, pelaku, dan latar dalam novel. Alur juga kerap disebut
sebagai rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan sebab akibat. Hubungan inilah yang
menyebabkan alur menjadi penentu jalannya cerita. Alur terbagi lagi menjadi beberapa bagian, bagian
tersebut adalah bagian awal berisi eksposisi yang mengandung instabilitas dan konflik. Bagian tengah
mengandung klimaks yang merupakan puncak dari konflik. Dan bagian akhir yang mengandung
penyelesaian dan pemecahan masalah.
Selain itu, plot juga mengandung hal-hal yang lain selain bagian dari alur atau plot. Kaidah-kaidah
tersebut adalah kemasukakalan, kejutan, ketidaktentuan harapan, dan keutuhan.Rangkaian peristiwa yang
sudah melewati hal-hal tersebut, maka akan mencapai sebuah keutuhan yang bisa dinikmati oleh
pembaca.Plot dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Sesuai dengan penyusunan peristiwa atau bagianbagiannya. Jenis-jenis plot tersebut adalah sebagai berikut.
1. Plot progresif
Awal-tengah-akhir
2. Plot regresif
Tengah-awal-akhir atau awal-akhir-tengah
Dilihat dari akhir cerita dikenal sebagai plot terbuka dan plot tertutup. Maka jika kita membaca
sebuah novel dan akhir cerita novel tersebut jelas, permalasahan dapat diselesaikan, akhir cerita berakhir
bahagia ataupun tidak, maka akhir cerita disebut plot tertutup. Sedangkan jika akhir cerita tidak jelas, dan
penonton masih menerka-nerka sendiri, akhir dari novel, maka disebut sebagai alur terbuka.

Selain alur, di dalam novel juga terdapat tokoh. Tokoh adalah pelaku yang merupakan motor
penggerak sebuah cerita. Tokoh adalah pelaku dalam novel. Di dalam novel, akan dijumpai lebih banyak
tokoh atau pelaku dibandingkan di dalam cerpen ataupun drama.Sama halnya seperti manusia, pelaku di
dalam novel juga mempunyai ciri seperti manusia yang hidup di alam nyata. Ciri tersebut meliputi:
1. Fisiologis
Ciri fisiologis meliputi usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, bentuk tubuh, dan sebagainya.
Sehingga ketika diberikan keterangan tentang bentuk fisiologis ini, pembaca sudah dapat
membayangkan seperti apakah gambaran tokoh di dalam novel.
Kutipan di bawah ini adalah kutipan dari novel Canting karya Aswendo Atmowiloto yang
menjelaskan ciri fisiologis tokoh.Sehabis sarapan, Pak Bei, lelaki yang berhidung sangat mancung, dengan
kulit kuning pucat dan cara mendongak yang memperlihatkan dagu keras, memeriksa tanaman bagian
samping. Melihat tanaman, bunga-bunnga. Menengoki tempayah yang jumlahnya puluhan, tempat ia
memelihara ikan maskoki. Bukan memelihara tepatnya, karena bukan dirinya yang memelihara, yang
mencarikan makanan jentik-jentik. Lebih tepatnya: tempat ia melihat ikan maskoki. Sambil mengepulkan
rokok kretek Pompa, kesukaan satu-satunya.
3. Psikologis
Ciri psikologis meliputi ciri mentalitas, sikap dan perilaku tokoh, juga kepandaiannya. Di bawah ini
ada contoh kutipan novel yang menjelaskan ciri psikologis tokoh.
Sikapnya sangat menghormat, juga biacaranya mencoba lebih hormat lagi dengan bahasa yang
diperhalus. Kalimat lelaki itu menunjukkan siap mengantar kemana saja. Langsung membawakan tas Ni,
berjalan mendahului tidak terlalu cepat. Tidak di depannya persis, mungkin karena merasa kurang enak.
Dan Ni mengikuti sambil berloncatan. Celana panjangnya bergerak lebih cepat. Rambutnya yang hanya
diikat dengan karet, disisir lurus ke belakang bergoyang-goyang di batas punggung dan leher. Agak jauh
juga karena becaknya berada di luar terminal. Dan semua penarik becak menawari. (Canting, Aswendo
Atmowiloto).
4. Sosiologis
Ciri sosiologis meliputi status, pekerjaan, jabatan, peranan di dalam masyarakat, dan masih banyak
yang lainnya. Di bawah ini ada contoh kutipan novel yang menjelaskan ciri sosiologis tokoh.
Ndalem Ngabean Sestrokusuman tampak sunyi, sewaktu matahari menumpaha sisa-sisa suryanya
yang kuning sore lewat daun-daun pohon sawo kecil. Ndalem Ngabean Sestrokusuman, sebutan untuk
rumah luas yang dibentengi tembok tebal kediaman Raden Ngabehi Sestrokusman, tidak biasanya sepi
seperti ini. Tak pernah halaman samping pendapa yang begitu luas sunyi dari anak-anak kecil bermain atau
bunyi sapu lidi membersihkan. Tak pernah bagian gandhok, di samping ruang utama yang membujur ke
belakang jauh sekali, begitu kosong dari tarikan nafas. Di Gandhok itu, biasanya ada 112 buruh batik,

sepuluh diantaranya tukang cap, yang bekerja sejak pagi sampai sore hari. Diselingi istirahat yang lama,
lalu dilanjutkan sekitar separonya yang bekerja lembur. (Canting, Aswendo Atmowiloto)
Tokoh di dalam novel, masih dibedakan menjadi beberapa jenis. Menurut keterlibatannya dalam
novel, dibedakan menjadi tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh peripheral, atau tokoh tambahan.
Untuk mengetahui tokoh dalam novel tersebut adalah tokoh sentral atau toko peripheral, ada hal khusus
untuk membedakannya. Tokoh utama adalah tokoh yang paling sering muncul di dalam cerita, kemudian
tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan yang terakhir adalah tokoh yang
mempunyai waktu penceritaan yang paling banyak.
Berdasarkan watak tokoh di dalam novel, juga dikenal sebagai tokoh sederhana dan tokoh kompleks.
Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya ditonjolkan dengan satu sisi karakternya saja, sedangkan tokoh
kompleks menggambarkan sifat manusia secara utuh dari segi positif maupun negatif.
Dalam novel, terdapat tiga macam latar atau juga kerap disebut setting. Tiga macam latar tersebut
adalah.
1. Latar tempat
Latar tempat adalah latar yang menjelaskan tempat terjadinya peristiwa di dalam novel. Untuk
lebih jelasnya, di bawah ini ada kutipan novel yang mengandung unsur tempat.
Apa yang bergetar di hati Wahyu lebih panjang dari ingatan yang ada pada Ni. Karena ketika itu Ni
sudah kuliah di Semarang. Ketika itu ia sudah menjadi dokter. Ketika itu ia mendengar Samiun sakit keras.
Ketika itu ia memutuskan untuk tak mau mendengar, dan tiba-tiba saja merencanakan pesiar ke Bali
bersama anak dan istrinya. Ketika itu ia juga mendengar bahwa Samiun mulai membantu bekerja di
pembatikan karena tak bisa melanjutkan sekolah. Ketika itu ia banyak menyimpan uang di bank. Ketika itu
Ni sudah di Semarang. (Canting, Aswendo Atmowiloto)
5. Latar waktu:
Latar waktu adalah latar yang menjelaskan terjadinya peristiwa berdasarkan kronologis waktu.
Kadang sampai larut malam. Meskipun pukul delapan malam sudah dikatakan larut. Ni pulang,
kadang ikut nonton televisi sebentar jika ada acara menarik, lalu masuk. Mulai memperhatikan apa-apa
yang perlu dipersiapkan keesokan harinya. Menanyakan keperluan pakde Wahono, Pakde Karsom, Pakde
Tangsiman, mendengarkan laporan Yu Nah dan Yu Mi. meminta Jimin membawa Wagimi ke kebon kalau
memang menginginkan. Dan diperbolehkan bertempat tinggal di situ. Bahkan Samiun juga di acara
mencatat keperluan untuk membeli kacang hijau. (Canting, Aswendo Atmowiloto)
6. Latar social
Latar yang terdapat dalam novel, bukan tanpa fungsi. Latar memiliki fungsi untuk memberi konteks
cerita.

Wening pula yang mengangkat nama Sestrokusuman di media cetak. Karena Wening lebih suka
memakai nama yang lama. Usaha kontraktor yang dirintis bersama suaminya, juga tetap memakai inisial
WDS. Dengan tangkas, penuh perhitungan dan kejelian. Wening memanfaatkan koneksi ayahnya untuk
berbagi kegiatan usahanya. Dengan perut menggembung, mengempis, menggembung lagi. Wening
mengendalikan usahanya. Sewaktu menyelesaikan proyek perhotelan di daerah candi, Semarang. Wening
tampil sendirian menghadapi pertanyaan dari wartawan.
Saya lahir dari keluarga bangsawan, tetapi juga keluarga pengusaha. Saya lahir dari keluarga
intelek, tetapi juga keluarga pejuang. (Canting, Aswendo Atmowiloto)
Pengertian alur, pelaku, dan latar dalam novel beserta contoh menggambarkannya di atas, dapat
menjadi contoh untuk dapat menentukan tokoh, alur, dan latar dalam novel. Setelah paham dengan cara
untuk menceritakan unsur-unsur novel, saatnya mencoba sesuai dengan langkah-langkah yang telah
dijelaskan di atas.
1. Pengertian Novel Terjemahan
Novel terjemahan artinya novel yang sudah dialihbahasakan ke dalam bahasa tertentu. Dalam novel
terjemahan terdapat beberapa perbedaan dengan novel asli Indonesia. Perbedaan tersebut tercermin dalam
unsur-unsur pembangunnya (intrinsik dan ekstrinsik).Selain perbedaan dari kedua unsur tersebut, novel
terjemahan juga memiliki perbedaan pada bahasa, adat istiadat, budaya, dan nilai/ajaran.
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Terjemahan
Seperti halnya jenis karya sastra bentuk prosa yang lain, novel terjemahan juga memiliki unsur
intrinsik dan ekstrinsik. Mari kita pahami bersama unsur intrinsik dan ekstrinsik pada novel terjemahan!
a. Unsur intrinsik,
yaitu unsur-unsur yang berasal dari dalam cerita dan pembangun sebuah cerita. Unsur intrinsik
meliputi.
1) Tema
Tema merupakan inti atau pokok yang menjadi dasar pengembangan cerita. Tema yang diangkat
dalam novel terjemahan antara lain pendidikan, percintaan, budaya, sosial, dan sebagainya.
2) Amanat
Amanat merupakan ajaran (pesan moral) yang ingin disampaikan pengarang melalui ceritanya.
Untuk menemukan sebuah amanat, kamu harus membaca novel secara keseluruhan.
3) Setting/Latar
Setting/latar, yaitu tempat, suasana, dan waktu terjadinya peristiwa. Setting pada novel terjemahan
biasanya berada di tempat-tempat atau suasana luar negeri dengan beragam kehidupan yang modern, atau
klasik.
4) Penokohan

Penokohan, yaitu nama-nama para pelaku beserta watak, perilaku, dan karakternya. Nama-nama
tokoh novel terjemahan berbeda dengan novel asli Indonesia. Nama tokoh biasanya disesuaikan dengan
budaya/negara asal pengarang novel terjemahan tersebut.
Contoh:

Novel Barat, nama-namanya antara lain: William, Carly Westin, Claire, Barbara, Scott, dan
sebagainya.
Novel Asia, nama-namanya antara lain: Chinsuo, Hsio, Yungchi, dan sebagainya.

5) Alur (plot)Alur,
yaitu rangkaian peristiwa yang membentuk cerita. Alur terdiri atas beberapa tahapan, yaitu
perkenalan, muncul masalah, masalah memuncak, masalah menurun, dan penyelesaian.
b. Unsur ekstrinsik
antara lain budaya, adat, bahasa, pendidikan, latar belakang pengarang, dan nilai. Dalam karya sastra
novel terjemahan nilainilai yang terkandung di dalamnya tentu berbeda dengan novel asli Indonesia.
Nilai tersebut ada yang bersifat negatif dan ada yang bersifat pula positif. Nilai mencakup seluruh bidang
kehidupan manusia. Misalnya: nilai yang berkaitan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
religius, humanistik, edukatif, psikologi, moral, estetika, dan sebagainya.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra terjemahan antara lain sebagai berikut.
1. Nilai ideologis berarti kita mendapatkan sesuatu yang berkaitan dengan pandangan hidup, falsafah
hidup.
2. Nilai politis, berkaitan dengan pengaturan kehidupan untuk tujuan tertentu.
3. Nilai ekonomi, berkaitan dengan kebutuhan hidup material manusia.
4. Nilai sosial, berkaitan dengan hubungan manusia yang satu dengan yang lain.
5. Nilai budaya, yakni nilai yang ada kaitannya dengan nilai perbuatan baik, tingkah laku, dan
kepribadian.
6. Nilai religius, berkaitan dengan kepercayaan.
7. Nilai humanistik, berkaitan dengan kemanusiaan
8. Nilai estetika, adalah nilai yang ada kaitannya dengan keindahan atau ketepatan pelukisan dan
kesesuaian antara bentuk dan isi.
9. Nilai edukatif, berkaitan dengan pendidikan.
10. Nilai psikologis, berkaitan dengan kejiwaan atau watak.
11. Nilai moral, berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk.

You might also like