You are on page 1of 14

TUGAS RISET OPERASIONAL

ANTRIAN ANGKUTAN SEBELUM LEBARAN


ANGKUTAN JALAN TERMINAL KARYA JAYA
PALEMBANG

Oleh
Muamar Barzan Madani
05033107029

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA
2009
I. PENDAHULUAN

Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di
teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan
check-in, di super market saat para pembeli antri untuk melakukan pembayaran, di
tempat cuci mobil : mobil antri untuk dicuci dan masih banyak contoh lainnya. Di
sektor jasa, bagi sebagian orang antri merupakan hal yang membosankan dan sebagai
akibatnya terlalu lama antri, akan menyebabkan pelanggan kabur. Hal ini merupakan
kerugian bagi organisasi tersebut.
Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi selalu berusaha untuk
memberikan pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang terbaik tersebut diantaranya
adalah memberikan pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan
menunggu (mengantri) terlalu lama. Namun demikian, dampak pemberian layanan
yang cepat ini akan menimbulkan biaya bagi organisasi, karena harus menambah
fasilitas layanan. Oleh karena itu, layanan yang cepat akan sangat membantu untuk
mempertahankan pelanggan, yang dalam jangka panjang tentu saja akan
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Siapapun yang pergi berbelanja atau ke bioskop
telah mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri untuk membeli atau
membayat tiket. Yang menghabiskan sebagian waktunya untuk mengantri
bukan hanya satu orang saja, tetapi juga produk yang menunggu giliran dalam
proses produksi, mesin yang menunggu giliran untuk diperbaiki, dan
sebagainya. Karena waktu merupakan sumber daya yang beharga,
pengurangan dalam waktu menunggu merupakan topic penting dalam analisis.
Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi selalu berusaha untuk
memberikan pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang terbaik tersebut diantaranya
adalah memberikan pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan
menunggu (mengantri) terlalu lama. Namun demikian, dampak pemberian layanan
yang cepat ini akan menimbulkan biaya bagi organisasi, karena harus menambah
fasilitas layanan. Oleh karena itu, layanan yang cepat akan sangat membantu untuk
mempertahankan pelanggan, yang dalam jangka panjang tentu saja akan
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Setelah mempelajari bagian ini diharapkan anda dapat:
1. Mendefinisikan 4 model antrian
2. Memahami adanya tiga komponen dalam sistem antrian
3. Menjelaskan bagaimana melakukan analisis ekonomi sebuah antrian dengan
model single channel queuing
Ada sejumlah model antrian yang berbeda yang dapat digunakan untuk
menganalisis system antrian yang berbeda. Jenis sistem yang paling umum
digunakan adalah sistem pelayanan tunggal (single- server system) dan system
(multiple-server system).
Sistem antrian pelayanan tunggal merupakan bentuk paling sederhana
dari sistem antrian. Oleh karena itu, sistem ini akan digunakan untuk
memperagakan dasar-dasar sistem antrian. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam melakukan analisis sistem antrian adalah disiplin
antrian, sifat populasi pelanggan, tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan.
Disiplin antrian adalah urutan dimana para pelanggan yang menunggu
dilayani. Pelanggan diyanani ada yang dengan : pertama datang, pertama
dilayani atau first-come, first served. Contoh sistem ini adalah kasir pada
swalayan-swalayan yang melayani pembeli untuk membayar belanjaan. Ada
juga dengan cara : terakhir masuk, pertama keluar atau last-in, first out.
Contohnya adalah operator mesin yang menyusun bagian-bagian yang sedang
diproses di samping mesin sedemikian rupa seingga bagian terakhir diletakkan
di bagian paling atas dan akan menjadi yang pertama dipilih. Tapi ada juga
dengan cara : perjanjian waktu dengan pusat pelayanan, seperti praktek dokter
umum. Contoh jenis disiplin antrian yang lain adalah ketika pelanggan
diproses berdasarkan abjad nama belakang (nama keluarga), seperti
pendaftaran sekolah atau wawancara pekerjaan.
Populasi pelanggan (calling population) adalah sumber atau alasan bagi
pelangan memiliki satu pasar, dimana dalam kasus ini diasumsikan tidak
terhingga (infinitive). Sejumlah besar pelanggan yang mungkin di sutu lokasi
pasar dimana jumlah pelangan potensial tersebut diasumsikan sebesar tidak
terhingga.
Tingkat kedatangan (arrival rate) adalah tingkat dimana pelanggan
datang ke suatu fasilitas jasa selama periode waktu tertentu. Tingkat ini dapat
diperkirakan berdasarkan data empiris yang diambil dari hasil mempelajari
sistem tersebut atau mempelajari suatu system yang sama, atau dapat dianggap
sebagai nilai rata-rata dari data empiris tersebut.
Tingkat pelayanan (service rate) adalah rata-rata jumlah pelanggan
yang dapat dilayani selama periode waktu tertentu. Suatu tingkat pelayanan
adalah serupa dengan tingkat kedatangan dimana ia merupakan variable acak.
Tingkat pelayanan dan waktu pelayanan diasumsikan dapat didefinisikan oleh
distribusi probabilitas.
Antrian pelayanan ganda berbeda sedikit dengan antrian pelayanan
tunggal, yaitu baris antrian tunggal yang dilayani oleh lebih dari satu pelayan
(yaitu pelayanan ganda). Seperti halnya pelayanan tunggal, dikembangkan
asumsi disiplin antrian datang pertama, dilayani pertama, kedatangan Poisson,
waktu pelayanan eksponensial, dan populasi pelanggan tidak terbatas.
Parameter-parameter yang digunakan adalah tingkat kedatangan (rata-rata
jumlah kedatangan per periode waktu), tingkat pelayanan (rata-rata jumlah
orang yang dilayani perperiode waktu per pelayan/saluran), jumlah pelayan
dan rata-rata tingkat pelayanan efektif sistem tersebut, dimana nilainya harus
melebihi tingkat kedatangan.
Beberapa sistem antrian, walaupun demikian, sangat kompleks
sehingga tidak mungkin untuk dibuat suatu model analitis. Ketika asumsi
seperti ini terjadi, bentuk analisis alternatifnya adalah simulasi, dimana system
antrian yang nyata dalam kehidupan sehari-hari disimulasikan melalui model
matematika terkomputerisasi. Karakteristik operasi ditentukan melalui
pengamatan sistem antrian yang disimulasikan tersebut. Walaupun tidak
melakukan simulasi, tapi system analisis antrian perlu dilakukan bagi manajer
untuk mengambil keputusan secara cepat dalam suatu operasi yang
mengandung masalah antrian.
A. KARAKTERISTIK SISTIM ANTRIAN
Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :

0 1. Kedatangan , populasi yang akan dilayani (calling population)

1 2. Antrian

2 3. Fasilitas pelayanan

Masing-masing komponen dalam sistim antrian tersebut mempunyai


karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik dari masing-masing komponen tersebut
adalah :

Karakteristik Antrian adalah bahwa terdapat kedatangan, antrian, dan pelayanan.

1. Kedatangan Populasi yang akan Dilayani (calling population)


Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat
dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan
dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa
juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk
registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan
jumlah nasabah bank yang antri untuk setor, menarik tabungan, maupun membuka
rekening baru, bisa tak terbatas (infinte).

Pola kedatangan bisa teratur, bisa juga acak (random). Kedatangan yang
teratur sering kita jumpai pada proses pembuatan/ pengemasan produk yang sudah
distandardisasi. Pada proses semacam ini, kedatangan produk untuk diproses pada
bagian selanjutnya biasanya sudah ditentukan waktunya, misalnya setiap 30 detik.
Sedangkan pola kedatangan yang sifatnya acak (random) banyak kita jumpai
misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang sifatnya acak dapat
digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu
kedatangan per satuan waktu dan distribusi waktu antar kedatangan.

2. Antrian
Batasan panjang antrian bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas
(unlimited). Sebagai contoh antrian di jalan tol masuk dalam kategori panjang antrian
yang tidak terbatas. Sementara antrian di rumah makan, masuk kategori panjang
antrian yang terbatas karena keterbatasan tempat. Dalam kasus batasan panjang
antrian yang tertentu (definite line-length) dapat menyebabkan penundaan
kedatangan antrian bila batasan telah tercapai. Contoh : sejumlah tertentu pesawat
pada landasan telah melebihi suatu kapasitas bandara, kedatangan pesawat yang baru
dialihkan ke bandara yang lain.

3. Fasilitas Pelayanan
Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak
(lay out) secara fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu pelayanan.

Tata letak

Tata letak fisik dari sistem antrian digambarkan dengan jumlah saluran, juga
disebut sebagai jumlah pelayan. Sistem antrian jalur tunggal (single channel, single
server) berarti bahwa dalam sistem antrian tersebut hanya terdapat satu pemberi
layanan serta satu jenis layanan yang diberikan. Sementara sistem antrian jalur
tunggal tahapan berganda (single channel multi server) berarti dalam sistem antrian
tersebut terdapat lebih dari satu jenis layanan yang diberikan, tetapi dalam setiap
jenis layanan hanya terdapat satu pemberi layanan.

Sistem antrian jalur berganda satu tahap (multi channel single server) adalah
terdapat satu jenis layanan dalam sistem antrian tersebut , namun terdapat lebih dari
satu pemberi layanan. Sedangkan sistem antrian jalur berganda dengan tahapan
berganda (multi channel, multi server) adalah sistem antrian dimana terdapat lebih
dari satu jenis layanan dan terdapat lebih dari satu pemberi layanan dalam setiap
jenis layanan.
II. ANTRIAN ANGKUTAN SEBELUM LEBARAN

A. Masalah Antrian

Terminal adalah sarana yang menunjang semua aktifitas yang


berhubungan dengan angkutan jalan. Terminal yang kondusif dan pengelolaan
yang bagus diharapkan tidak akan menimbulkan suatu permasalahan yang
berarti di waktu yang akan datang. Hal seperti ini mungkin akan tercipta jika
terminal tersebut merupakan terminal besar, namun akan berbeda jika yang
tersedia adalah terminal menengah atau kecil. Terminal Karya Jaya
Palembang merupakan satu-satunya terminal yang ada di kota Palembang
yang bisa menampung angkutan jalan AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) dan
AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi). Terminal ini digolongkan dalam
terminal kelompok menengah.
Permasalahan selalu timbul sepanjang tahun menjelang dan sesudah
hari raya Idul Fitri, yaitu antrian bus. Antrian ini terjadi karena volume
penumpang yang semakin meningkat dan juga jumlah armada yang semakin
bertambah banyak. Jalur atau trayek yang ada di terminal ini terbagi menjedi
dua, yaitu jalur keberangkatan dan kedatangan. Jalur atau trayek kedatangan
maupun keberangkatan dibagi lagi menjadi dua jalur, yaitu trayek angkutan
AKAP dan trayek angkutan AKDP (Dinhub Kota Palembang). Jadi tulisan ini
dibahas dua masalah antrian, yaitu kedatangan dan keberangkatan.
Terminal Karya Jaya beraktifitas atau berlangsung selama 12 jam
sehari. Total angkutan jalan yang berangkat adalah 2207 selama masa
menjelang hari raya (7 hari). Rata-rata waktu keberangkatan atau menunggu
diberangkatkan dari jalur terminal adalah 5 menit per bus dengan catatan
petugas pemberangkatan mengecek angkutan dan retribusi terminal dan juga
pemeriksaan lainnya pada jalur yang akan diberangkatkan. Pengelola armada
angkutan mengeluh karena panjangnya antrian utnuk bias keluar dari terminal
karena biasanya pengecekan pada loket jalur keberangkatan rata-rata selama 2
menit. Namun karena menjelang hari raya maka pemeriksaan bus diperketat
sehingga waktu keberangkatan agak lama.
Total angkutan jalan yang tiba adalah sejumlah total bus yang keluar
dari terminal selama sebelum lebaran, yaitu 2207. Kedatangan di terminal
Karya Jaya melewati jalur kedatangan yaitu selama 5 menit. Keberangkatan
dan kedatangan mempunyai waktu yang sama jadi perhitungan dijadikan satu.

B. Tujuan Analisa Antrian

Adapun tujuan dari analisa data antrian ini adalah sebagai berikut :
1. Probabilitas atau kemungkinan satu Satuan Pelayanan Pelanggan
(SPP) harus menunggu diberangkatkan atau kedatangan di Terminal.
2. Rara-rata banyaknya SPP di terminal Karya Jaya
3. Rata-rata panjang antrian bus yang berangkat maupun yang datang.
4. Rata-rata waktu tunggu dalam jalur angkutan.
5. Rata-rata waktu tunggu sebelum menerima giliran.
6. Pemecahan masalah yang bisa dilakukan.
7. Kesimpulan yang bias didapatkan dari pemecahan masalah antrian
tersebut.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Hasil Perhitungan Analisa Antrian


Antrian Berangkat Datang
Probabilitas tidak adanya bus dalam jalur 0,8944 0,8944

Rata-rata bus dalam sistem 0,463 0,463

Rata-rata bus menunggu dilayani 0,03 0,03

Rata-rata yang dihabiskan dalam antrian di 0,433jam 0,433jam


loket (26 menit) (26 menit)
Rata-rata waktu tunggu bus dalam barisan 0,0005 jam 0,0005 jam
(1,8 detik) (1,8 detik)
Probabilitas bus harus menunggu dilayani 0,0641 0,0641

B. Pembahasan

Tabel 1 menunjukkan perhitungan analisa antrian yang telah dilakukan

dengan beberapa tujuan analisa. Probabilitas tidak adanya bus dalam jalur

pemberangkatan maupun kedatangan adalah sebesar 0,8944. Probabilitas ini

hampir mendekati 1 dan hal ini berarti kemungkinan terbesar adanya bus atau

angkutan pada jalur angkutan tersebut sangat tinggi, baik bus yang datang

maupun yang pergi.

Rata-rata bus dalam sistem sebesar 0,463 bus. Hal ini menunjukkan

secara rata-rata terdapat 0,463. Sedangkan rata-rata bus menunggu untuk


dilayani adalah sebesar 0,03. Rata-rata waktu yang dihabiskan untuk antrian

diloket, yaitu 26 menit. Waktu yang begitu lama ini membuat awak bus akan

merasa frustasi dengan kemungkinan menunggu adalah 0,0641. Namun

kemungkinan menunggu ini bernilai tidak terlalu besar, yang berarti bahwa

kemungkinan akan menunggu terlalu lama tidak begitu besar. Waktu 26 menit

ini juga menunjukkan panjangnya antrian di loket bisa mencapai sepanjang 26

menit.

Rata-rata waktu tunggu bus dalam barisan sebesar 0,03 menit atau

sebesar 1,8 detik menunjukkan jarak antrian yang terlalu dekat antara

angkutan atau bus yang satu dengan bus yang lainnya yang ada di depan atau

di belakangnya. Jarak antrian yang terlalu dekat ini mengakibatkan kepadatan

pada jalur-jalur keberangkatan maupun jalur kedatangan semakin meningkat.

Apalagi ditambah panjang antrian yang bias mencapai 26 menit dalam loket

atau jalur yang berarti angkutan jalan yang beroperasi sangat banyak

jumlahnya namun tidak tertampung pelayanannya. Hal seperti ini

menunjukkan kondisi angkutan jalan yang ada diterminal Karya Jaya sangat

padat.

Pusat pelayanan (PP) yang ada dalam terminal karya jaya ini terdiri dari

dua jalur yaitu AKAP dan AKDP. Baik AKDP dan AKAP memungkinkan

adanya jalur yang suatu saat tidak mengantri. Jika saja adanya penambahan

jalur kedatangan dan jalur keberangkatan. Walaupun antrian dengan jarak

tidak terlalu lama (1,8 detik) dalam kedua jalur tersebut, namun karena
banyaknya armada yang mengisi jalur tersebut menjadkan kepadatan pada

kedua jalur tersebut.

Padatnya jalur angkutan jalan itu juga disebabkan oleh probabilitas

tidak adanya bus dalam system atau loket sangat tinggi. Yang berarti bus

lebih memungkinkan ada dalam jalur angkutan terminal atau tidak

memungkinkan jalur angkutan jalan pada terminal itu kosong.

Analisa antrian yang dilakukan menunjukkan kepadatan arus mudik

maupun arus balik hari raya Lebaran itu memungkinkan terjadinya antrian

pada jalur-jalur pelayanan. Namun, walaupun adanya antrian bus tidak akan

terlalu lama melewatinya karena berdasarkan analisa diatas rata-rata bus

menunggu dilayani sebesar 0,03 dan dengan probabilitas bus harus menunggu

dilayani sebesar 0,0641.

Tingkat usaha pelayanan yang dilakukan petugas di terminal Karya

Jaya dengan mengontrol waktu dan pelayanan sudah dilakukan maksimal

walapun masih ada kekurangan. Penambahan jumlah loket memungkinkan

kelancaran angkutan jalan lebih baik.


IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa diambil dari makalah atau tulisan ini adalah

sebagai berikut :

1. Probabilitas tidak adanya bus dalam jalur pemberangkatan maupun

kedatangan adalah sebesar 0,8944.

2. Kemungkinan menunggu bernilai tidak terlalu besar, yang berarti

bahwa kemungkinan akan menunggu terlalu lama tidak begitu besar.

Waktu 26 menit menunjukkan panjangnya antrian di loket bisa mencapai

sepanjang 26 menit.

3. Rata-rata waktu tunggu bus dalam barisan sebesar 0,03 menit atau

sebesar 1,8 detik menunjukkan jarak antrian yang terlalu dekat antara

angkutan atau bus yang satu dengan bus yang lainnya yang ada di depan

atau di belakangnya.

4. Antrian bus tidak akan terlalu lama dilewati karena berdasarkan analisa

rata-rata bus menunggu dilayani sebesar 0,03 dan dengan probabilitas bus

harus menunggu dilayani sebesar 0,0641.


DAFTAR PUSTAKA

Bernard, W. Taillor. 2001. Sains Manajemen Pendidikan Matematis Untuk


Bisnis. Salemba Empat. Jakarta.

Dinas Perhubungan Kota Palembang. 2001. Laporan Harian Angkutan


Sebelum Lebaran Terpadu Angkutan Jalan Terminal Karya Jaya.
Palembang.

You might also like