You are on page 1of 12

Pewarisan Sifat dan Teknologi

Reproduksi
a) Kromosom dan Gen
KROMOSOM
Bagian utama dari sebuah sel terdiri atas nukleus dan
sitoplasma.Di dalam nukleus terdapt benang-benang halus
yang disebut kromatin.

Bila sel siap membelah, benang-benang halus tersebut itu


dipintal dan membentuk kromosom.Kromosom adalah suatu
struktur padat yang terdiri dari dua komponen molekul, yaitu
protein dan DNA.Struktur padat kromosom hanya dapat terlihat
dengan jelas pada tahap metafase saat pembelahan sel.

Nukleosom ( unit Dasar Kromosom )

Cara penyusunan molekul DNA dan protein dalam kromosom


sebenarnya cukup rumit.Pengemasan DNA dalam kromosom
terjadi pada tahap profaseSecara ringkas pengemasan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :

Untai DNA dipintal pada suatu set protein, yaitu histon menjadi
suatu bentukan yang disebut unit nukleosom.Unit-unit
nukleosom tersusun padat membentuk benang yang lebih
padat dan terpintal menjadi lipatan-lipatan solenoid.Lipatan
solenoid tersusun padat menjadi benang kromatin.Benang-
benang kromatin tersusun memadat menjadi lengan
kromatid.Lengan kromatid kembar disebut kromosom.

Bagian-bagian dan bentuk Kromosom

Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian, yaitu kromatid,


kromomer, sentromer atau kinetokor, satelit, dan telomer.

Kromatid

Ananda Ganesha Kelas 9J/05 Page 1


Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil reolikasi
(perbanyakan) kromosom.Kromatid melekat satu sama lain di
bagaian sentromer.Istilah lain untuk kromatid adalah
kromonema (jamak; kromonemata) yang merupakan filamen
yang sangat tipis yang terlihat selama tahap profase (dan
kadang-kadang pada tahap interfase).

Kromomer

Kromomer merupakan struktur berbentuk manik-manik yang


merupakan akumulasi dari materi kromatin yang terkadang
terlihat saat interfase.Kromomer sangat jelas terlihat pada
kromosom politen (kromosom dengan
DNA yang telah direplikasi berulang kali
tanpa adanya pemisahan dan terletak
berdampingan sehingga bentuk
kromosom seperti kawat).

Sentromer

Sentromer adalah daerah konstriksi


(pelekukan) di sekitar pertengahan
kromosom.pada sentromer terdapat
kinetokor.Kinetokor adalah bagian
kromosom yang merupakan tempat
pelekatan benang-benang spindel
selama pembelahan inti dan merupakan tempat melekatnya
lengan kromosom.

Satelit

Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan


terletak di ujung lengan kromatid.Satelit terbentuk karena
adanya konstriksi sekunder di daerah tersebut.

Telomer

Telomer merupakan istilah yang menunjukkan daerah terujung


pada kromosom.Telomer berfungsi untuk menjaga stabilitas
bagian ujung kromosom agar DNA di daerah tersebut tidak
terurai.
Ananda Ganesha Kelas 9J/05 Page 2
Menurut letak sentromer pada lengan kromatid, kromosom
dibagi menjadi empat macam bentuk, yaitu kromosom
metasentrik, kromosom submetasentrik, kromosom
akrosentrik, dan kromosom telosentrik.

Kromosom metasentrik adalah kromosom yang letak


sentromernya di tengah-tengah lengan kromatid, sehingga
secara relatif sentromer membagi kromatid menjadi dua
bagian.Kromosom submetasentrik adalah kromosom yang letak
sentromernya tidak berada di tengah-tengah lengan kromatid
sehingga kromatid tidak terbagi sama panjangnya.Kromosom
Akrosentrik adalah kromosom yang letak sentromernya berda
pada posisi antara ujung dengan
bagian tengah
kromatid.Kromosom telosentrik
adalah kromosom yang letak
sentromernya di ujung suatu
kromatid.

Tipe dan jumlah Kromosom

Tipe dan jumlah kromosom


setiap makhluk hidup berbeda-
beda.Dengan mikroskop cahaya,
seluruh kromosom dapat dibedakan satu dengan yang lain dari
penampilannya.Hal ini dikarenakan ukuran kromosom dan
posisi sentromernya berbeda.Masing-masing kromosom juga
memiliki suatu pola pita atau garis tertentu ketika diberi zat
warna tertentu.Tampilan visual kromosom setiap individu
dinamakan kariotipe.

Pada manuisa, setiap sel somatik (semua sel selain sperma dan
ovum) berjumlah 46 kromosom.Kromosom-kromosom tersebut
dapat disusun berpasang-pasangan dimulai dengan kromosom
yang terpanjang.Kromosom yang membentuk pasangan
memiliki panjang, posisi sentromer, dan pola pewarnaan yang
sama dinamakan kromosom homolog.Kedua kromosom dari
setiap pasangan membawa gen (unit instruksi yang
mempengaruhi sifat herediter tertentu) yang mengendalikan

Ananda Ganesha Kelas 9J/05 Page 3


karakter warisan yang sama.Terjadinya pasangan kromosom
homolog dalam kariotipe adalah konsekuensi dari asal-usul
seksual.Setiap individu mewarisi sebuah kromosom dari setiap
pasangan kromosom dari masing-masing induknya.Dengan
demikian, pada manusia ke-46 kromosom dalam sel somatik
sebenarnya adalah dua set maternal (dari ibu) dan satu set
paternal (dari ayah).

Ada satu pengecualian penting terhadap aturan kromosom


homolog ini untuk sel somatik, yaitu adanya dua kromosom
unik, disebut sebagai X dan Y.Betina memilki sepasang
kromosom homolog X (XX), jantan memiliki sebuah kromosom
X dan sebuah kromosom Y (XY).Karena keduanya menentukan
jenis kelamin suatu individu, kromosom X dan Y dinamakan
gonosom atau kromosom seks.

Kromosom lainnya selain gonosom dinamakan autosom atau


kromosom tubuh.Untuk itu perhitungan jumlah kromosom pada
manusia adalah 22 pasang autosom dan sepasang
gonosom.Meskipun mammalia betina, termasuk manusia
mewarisi du kromosom X, salah satu kromosom X pada setiap
sel hampir tidak aktif sama sekali pada waktu perkembangan
embriotik.Kromosom X yang tidakaktif pada setiap sel
mammalia betina mengalami pemadatan menjadi benda padat,
disebut Barr body.barr body letaknya memanjang, terlihat
berada di dalam sel somatik betina pada tahap
interfase.Sebagian besar gen pada kromosom X yang
membentuk Barr Body tidak diekspresikan, meskipun beberapa
gen tetap aktif.Sperma dan ovum berbeda dari sel somatik
dalam jumlah kromosomnya.Masing-masing sel kelamin atau
gamet ini memiliki suatu set tunggal 22 autosom (22A)
ditambah satu set kromosom seks yaitu X dan Y.Sebuah sel
dengan satu set kromosom tunggal dinamakan sel
haploid.Untuk manusia, jumlah haploid adalah 23 ( n =
23).Berikut daftar jumlah kromosom dari beberapa jenis hewan
dan manusia.

Peran Kromosom dalam Membawa Sifat Individu

Ananda Ganesha Kelas 9J/05 Page 4


DNA merupakan molekul panjang yang menyimpan informasi
genetik.Total informasi genetis yang di dalam DNA suatu sel
disebut genom.Genom DNA tersusun atas gen-gen.Tiap gen
mengandung satu unit informasi mengenai suatu karakter yang
dapat diamati.

Gen terdapat di dalam kromosom, dengan kata lain gen adalah


fragmen DNA di dalam kromosom.

GEN
GEN ADALAH BAHAN GENETIK YANG TERKAIT DENGAN SIFAT TERTENTU. SEBAGAI BAHAN
GENETIK TENTU SAJA GEN DIWARISKAN DARI SATU INDIVIDU KE INDIVIDU LAINNYA. GEN

MEMILIKI BENTUK-BENTUK ALTERNATIF YANG DINAMAKAN

ALEL. EKSPRESI DARI ALEL DAPAT SERUPA, TETAPI

ORANG LEBIH SERING MENGGUNAKAN ISTILAH ALEL UNTUK

EKSPRESI GEN YANG SECARA FENOTIPIK BERBEDA.

Sejarah Gen

Gregor Mendel telah berspekulasi


tentang adanya suatu bahan yang
terkait dengan suatu sifat atau
karakter di dalam tubuh suatu individu yang dapat
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ia
menyebutnya 'faktor'. Oleh Hugo de Vries, konsep yang
serupa ia namakan pangen (baca: "pan-gen") pada buku
karangannya Intracellular Pangenesis (terbit 1889). Belum
membaca tulisan Mendel, de Vries mendefinisikan pangen
sebagai "partikel terkecil yang mewakili satu penciri
terwariskan".

Ananda Ganesha Kelas 9J/05 Page 5


Wilhelm Johannsen lalu menyingkatnya sebagai gen dua
puluh tahun kemudian. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan
menunjukkan bahwa gen terletak di kromosom. Selanjutnya,
terjadi 'perlombaan' seru untuk menemukan substansi yang
merupakan gen. Banyak penghargaan Nobel yang kemudian
jatuh pada peneliti yang terlibat dalam subjek ini.

Pada saat itu DNA sudah ditemukan dan diketahui hanya


berada pada kromosom (1869), tetapi orang belum
menyadari bahwa DNA terkait dengan gen. Melalui penelitian
Oswald Avery terhadap bakteri Pneumococcus (1943), serta
Alfred Hershey dan Martha Chase (publikasi 1953) dengan
virus bakteriofag T2, barulah orang mengetahui bahwa DNA
adalah bahan genetik.

Pada tahun 1940an, George Beadle dan Edward Tatum


mengadakan percobaan dengan Neurospora crassa. Dari
percobaan tersebut, Beadle dan Tatum dapat menarik
hipotesis bahwa gen mengkode enzim, dan mereka
menyimpulkan bahwa satu gen menyintesis satu enzim (one
gene-one enzyme theory). Beberapa puluh tahun kemudian,
ditemukan bahwa gen mengkode protein yang tidak hanya
berfungsi sebagai enzim saja, dan beberapa protein tersusun
dari dua atau lebih polipeptida. Dengan adanya penemuan-
penemuan tersebut, pendapat Beadle dan Tatum, one gene-
one enzyme theory, telah dimodifikasi menjadi teori satu
gen-satu polipeptida (one gene-one polypetide theory).

b) Penjelasan Hukum Mendel

Hukum Mendel telah menjelaskan bagaimana suatu keturunan


memiliki perbandingan perbandingan tertentu. Dalam
perkawinan monohibrid, dihibrid maupun polihibrid dapat
dijelaskan perbandingan yang terjadi pada F1 dan F2 yang ada.

Ananda Ganesha Kelas 9J/05 Page 6


Perbandingan itu terkadang tidak sesui dengan yang kita
lakukan. Untuk itulah perlu sebuah evaluasi untuk mengetahui
kebenaran hukum mendel yang berlaku pada perkawinan yang
kita lakukan. Uji yang bisa kita lakuakan adalah tes X2 atau
disebut tes Chi Square (dari bahasa inggris Chi-Square test).
(Suryo.1984)

Mendel menyatakan adanya pemisahan gen yang sealel


(Hukum Mendel I atau The Law of Segregation)bahwa gen-gen
dari sepasang alel memisah secara bebas ketika berlangsung
pembelahan reduksi (meiosis) pada waktu pembentukan gamet
(Hukum Mendel II atau The Law of Assortment of Genes) yang
menyebabkan rasio fenotip 9:3:3:1. Namun dalam
kenyataannya perkawinan heterozigot tidak memiliki rasio
tersebut. Salah satu penyimpangan itu adalah interaksi gen,
yaitu pengaruh satu alel terhadap alel yang lain pada lokus
yang sama dan juga pengaruh satu gen terhadap gen pada
lokus lain. Hal ini menyebabkan timbulnya keragaman nisbah
genetika Mendel. (Crowder 1990)

Penyimpangan lain dari Hukum Mendel yaitu epistasis yang


terdiri antara lain :

a. Epistasis dominan (perbandingan 12 : 3 : 1)

b. Epistasis resesip (modifying gen) (perbandingan 9 : 3 : 4)

c. Epistasis dominan resesip (Inhibiting gen) (perbandingan 13 :


3)

d. Epistasis dominan duplikat (polimeri) (perbandingan 15 : 1)

e. Epistasis resesip duplikat (Complementary factor)


(perbandingan 9 : 7)

f. Gen duplikat dengan efek kumulatip (perbandingan 9 : 6 :1)

(Suryo.1984)

Dalam tes Chi Square akan dibandingkan antara kemungkinan


yang kita inginkan dengan hasil observasi yang kita lakukan.
Menrut BR Friden.2001 “We wnt to know whethe rthe observed
Ananda Ganesha Kelas 9J/05 Page 7
are consist with the presumed. If they are not, we call
experiment ‘interisting’ or ‘significant’ ”. Untuk itulah dengan
tes Chi Square kita dapat memastikan kebenaran Hukum
Mendel dengan perkawinan yang telah kita lakukan, selama
hasil yang kita peroleh masih signifikan.

Penyelidikan oleh para ahli statistik menyatakan apabila yang


didapat dari perhitungan terletak di bawah kolom nilai 0,05
atau kurang dari itu berarti faktor kebetulan yang berpengaruh
terhadap percobaan hanyalah 5% atau kurang. Apabila nilai Chi
Square yang didapat dibawah nilai tersebut dapat dikatakan
bahwa nilai yang didapat adalah signifikan atau berarti.
(Suryo.1984)

Rumus uji Chi Square diperoleh K. Person, yang diperlukan


untuk mengetahui fenotip praktis yang dapat dipertanggung
jawabkan dan sesuai dengan rasio fenotip teoritis (Yatim,
1983). Biasanya tes Chi Square digunakan untuk menduga
besarnya heritabilitas yang terjadi secara kualitatif. Sesuai
Amris Makmur.1988 karakter kualitatif memiliki ciri :

1. Cara membedakan fenotipnya tidak diukur secara gradual


(diberi skala)

2. Pegaruh lingkungan sedikit atau tidak ada

3. Sebarannya diskrit dapat diuji dengan tes Chi Square

4. Seleksi dengan observasi bukan dengan statistik

5. Jumlah gen yang mengendalikan sedikit

c) Persilangan antara ciri individu dengan sifat


beda dan dua sifat beda
1. Persilangan dengan Satu Sifat Beda (Monohibrid)
Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis berbunga merah
galur murni (MM) dengan kacang ercis berbunga putih galur
murni (mm), dihasilkan keturunan pertama (Filial) F1 yang
semua berwarna merah dengan genotipe Mm. Bila sesama F1
ini disilangkan akan menghasilkan keturunan II atau F2.

Ananda Ganesha Kelas 9J/05 Page 8


Bagaimana sifat keturunan kedua tersebut? Untuk itu
perhatikan diagram berikut.

2. Persilangan Monohibrid Intermediet


Pada kesempatan lain, Mendel juga menyilangkan tanaman
Antirrinum majus berbunga merah galur murni (MM) dengan
bunga putih galur murni (mm). Ternyata seluruh keturunan
pertama berbunga merah muda (Mm). Warna merah muda ini
terjadi karena pengaruh gen dominan yang tidak sempurna
(kodominan). Untuk memperoleh F2 maka Mendel
menyilangkan sesama F1.

Ananda Ganesha Kelas 9J/05 Page 9


3. Persilangan dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid)
Untuk mempelajari persilangan dua sifat beda
Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan memperhatikan
dua sifat yang berbeda. Misalnya, ercis berbiji bulat berwarna
kuning (BBKK) disilangkan dengan ercis berbiji keriput
berwarna hijau (bbkk). Karena sifat bulat dan kuning dominan
terhadap sifat keriput dan hijau, maka turunan pertama
semuanya berbiji bulat kuning heterozigot (BbKk). Jika sesama
F1 ini disilangkan, akan diperoleh 16 kombinasi genotipe dan 4

Ananda Ganesha Kelas 9J/05 Page 10


macam fenotipe. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram
berikut ini.

Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa ada 4 macam


fenotipe pada F2 yaitu:

Dengan demikian perbandingan fenotipe F2 pada persilangan


dihibrid adalah bulat kuning : bulat hijau: keriput kuning :
keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1. Jika dari persilangan tersebut

Ananda Ganesha Kelas 9J/05 Page 11


dihasilkan 1600 keturunan, maka kemungkinan diperoleh ercis
berbiji bulat warna kuning ialah:
9/16 × 1600 = 90 pohon.

Ananda Ganesha Kelas 9J/05 Page 12

You might also like