Professional Documents
Culture Documents
Terdapat beberapa perbedaan penting pada pengobatan TB-HIV yang perlu diperhatikan
seperti:
• Pastikan pengobatan TB tidak merubah efektivitas pengobatan HIV. Dapat
digunakan obat selain rifampin karena dapat menurunkan efektivitas beberapa obat
untuk HIV.
• Pemberian tiasetazon pada pasien HIV/AIDS sangat berbahaya karena akan
menyebabkan efek toksis berat pada kulit
• Lanjutkan pengobatan lebih dari 6 bulan, bisa sampai 9 bulan untuk pasien TB-
HIV terutama anak-anak
• Hindari program pengobatan seminggu dua kali saat menggunakan INH-
Rifampisin atau rifabutin untuk pasien dengan jumlah limfosit CD4 kurang dari
100/µl. Pengobatan harus setiap hari atau 3 minggu sekali.
Dianjurkan pengobatan selama 9 bulan setiap hari dengan INH untuk infeksi TB laten
pada pasien dengan infeksi HIV. Pengobatan ini membantu mencegah infeksi TB menjadi
aktif kembali dan menyebar ke orang lain.
Pasien yang terinfeksi HIV dengan TB aktif harus mendapat kombinasi 4 obat setiap
hari pada fase awal yang dilanjutkan fase lanjutan selama 4 bulan. Pengobatan
setidaknya harus berjalan selama 6 bulan. Pengobatan dapat memanjang bila hasil tes
BTA dari sputum atau bagian tubuh lain masih positif.
Pada pemberian obat pada TB-HIV harus memperhatikan jumlah CD4 dan sesuai
dengan rekomendasi jumlah yang ada yaitu:
Jenis ART
Golongan Obat Dosis
Nukleosida RTI (NsRTI)
• Abakacvir (ABC) 300 mg 2x/hari atau 400 mg 1x/hari
• Didanosin (ddl) 250 mg 1x/hari (BB<60 Kg)
• Lamivudin (3tc) 150 mg 2x/hari atau 300 mg 1x/hari
• Stavudin (d4T) 40 mg 2x/hari (30 mg 2x/hari bila <60 Kg)
300 mg 2x/hari
• Zidovudin (ZDV)
Nukleotida RTI
• TDF 300 mg 1x/hari
Non nukleosid RTI (NNRTI)
• Efavivenz (EFV) 600 mg 1x/hari
• Nevirapine (NVP) 200 mg 1x/hari untuk 14 hari kemudian
200 mg 2x/hari
Protease inhibitor (PI)
• Indinavir/ritonavir (IDV/r) 800 mg/100 mg 2x/hari
• Lopinavir/ritonavir (LDV/r) 400 mg/100 mg 2x/hari
• Nelfinavir (NFV) 1250 mg 2x/hari
• Saquinavir/ritonavir (SQV/r) 1000 mg/100 mg 2x/hari atau 1600 mg/200
mg 1x/hari
Kapsul 100 mg. Larutan oral 400 mg/5 ml
• Ritonavir (RTV/r)
REFERENSI
• Yunus F, editor. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta:
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2006
• Website :
o http://www.scribd.com/doc/19604189/Referat-Penatalaksanaan-Tb-Paru-Scribd
o http://leman.or.id/medicaltribune/TBpadaHIV.pdf