Professional Documents
Culture Documents
DM
OLEH : ERMAWATI
NIM : P0713110712
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul Laporan Kasus Diet (Sirosis Hepatis)
untuk melengkapi nilai mata kuliah Dietetika Lanjut pada Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Mataram.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu sran
dan kritik yang sifatnya membangun sangat penuyusun harapkan demi kesempurnaan laporan
ini, akhirnya semogalaporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
j
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................
Daftar isi...............................................................................................................
BAB I. Pendahuluan............................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................
1.2 Tujuan ............................................................................................................
BAB II. Tinjauan Pustaka....................................................................................
a. Definisi.....................................................................................................
b. Etiologi.....................................................................................................
c. gejala dan tanda........................................................................................
d. diagnosis..................................................................................................
e. klasifikasi.................................................................................................
f. terapi obat.................................................................................................
g. penatalaksanaan diet................................................................................
a) tujuan diet.................................................................................................
b) prinsip diet...............................................................................................
c) syarat diet.................................................................................................
BAB III Hasil Kunjungan....................................................................................
3.1 Data Dasar Pasien..........................................................................................
1. Identitas Pasien............................................................................................
2. Data subjektif...............................................................................................
– berkaitan dengan riwayat penyakit..........................................................
– berkaitan dengan riwayat gizi..................................................................
1. Data Objektif................................................................................................
Assesment......................................................................................................
Diagnosis Gizi................................................................................................
Terapi Gizi.....................................................................................................
BAB IV Kesimpulan dan Saran...........................................................................
BAB V Daftar Pustaka.........................................................................................
Lampiran-lampiran..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) (dari kata Yunani, diabaínein, "tembus" atau "pancuran air", dan
kata Latin mellitus, "rasa manis") yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit
yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan
bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,
dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan
mikroskop electron.
Penyakit kencing manis atau disebut diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit
menahun yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi nilai normal (hiperglikemia).
Kondisi ini timbul terutama disebabkan adanya gangguan pada metabolisme karbohidrat
(gula) di dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut antara lain disebabkan oleh adanya
gangguan fungsi hormon insulin di dalam tubuh. Pada penderita DM, gangguan fungsi
hormon insulin, akan menyebabkan pula gangguan pada metabolisme lemak, yang ditandai
dengan meningkatnya kadar beberapa zat turunan lemak seperti trigliserida dan kolesterol.
Peningkatan trigliserida dan kolesterol merupakan akibat penurunan pemecahan lemak yang
terjadi karena penurunan aktivitas enzim-enzim pemecah lemak, yang kerjanya dipengaruhi
oleh insulin.
Oleh karena itu, kondisi hiperglikemia yang terjadi dalam jangka waktu lama akan
menyebabkan perubahan fungsi dan metabolisme tubuh, termasuk metabolisme lemak.
Perubahan-perubahan tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan, dan kerusakan
jaringan inilah yang akan menimbulkan komplikasi-komplikasi. Sementara itu komplikasi
kronik DM merupakan faktor resiko utama timbulnya penyakit jantung koroner,
penyumbatan pembuluh darah, serebro-vaskuler (stroke), gagal ginjal, gangguan penglihatan,
dan lain-lain. Oleh karena itu jika dibiarkan tidak terkendali, DM dapat menimbulkan
penyakit atau komplikasi-komplikasi lain yang dapat berakibat fatal. Berbagai hasil
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan trigliserida merupakan faktor resiko independen
yang kuat untuk penyakit jantung koroner, dan pada wanita peningkatan trigliserida
berkorelasi dengan peningkatan resiko penyakit jantung koroner mencapai 30 persen.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2000 hampir 180 juta orang
menderita diabetes. Di negara maju diabetes menjadi penyebab kematian nomor empat atau
lima. Di Indonesia angkanya mencapai 5,6 juta penderita. Sebanyak 1,2-2,3 persen terjadi
pada usia di atas 15 tahun. Diperkirakan, pada 2020 penderita DM mencapai 8,2 juta orang.
Diabetes menimbulkan komplikasi arteri koroner dan penyakit jantung periferal, stroke,
diabetes neuropati, amputasi, gagal ginjal, dan kebutaan. Juga menyebabkan meningkatnya
ketidakmampuan, menurunkan harapan hidup, dan menimbulkan biaya kesehatan sangat
besar.
1.2 Tujuan
a.Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui Penatalaksanaan Diet Pasien seseuai panyakitnya (Diabetes
Mellitus) yang dirawat inap di rumah sakit.
b.Tujuan Khusus
Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi pasien dengan kasus Diabetes Mellitus
2. Mempelajari Data Rekam Medis Pasien penyakit Diabetes Mellitus
3. Melakukan anamnesa pada pasien rawat inap
4. Mengamati keadaan umum pasien rawat inap
5. Mengamati diet yang diberikan dari rumah sakit
6. Mengevaluasi konsumsi makanan berdasarkan diet yang diberikan dari rumah sakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Diabetes merupakan satu sindrom atau penyakit akibat dari kekurangan atau hilangnya
keberkesanan hormon insulin. Insulin membolehkan glukosa memasuki sel-sel dalam badan.
Sel-sel ini kemudiannya menggunakan glukosa sebagai sumber tenaga. Tanpa insulin, paras
glukosa darah akan meningkat. Dalam masyarakat Melayu hanya dikenali (secara tidak tepat)
sebagai kencing manis atau Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.
kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar
gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Semua jenis diabetes
mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut.
Pada dasarnya, Diabetes Mellitus di sebabkan oleh hormon insulin penderita yang tidak
mencukupi atau tidak efektif sehingga tidak dapat bekerja secara normal, padahal insulin
mempunyai peran utama mengatur kadar glukosa didalam darah.
nsulin yang di hasilkan oleh kelenjar pankreas yang terletak di lekukan usus 12 jari
sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orang normal
(non Diabetes ) 60-120 mg/dl waku puasa, ( 140 mg/dl waktu 2 jam seudah makan, bila
terjadi gangguan pada insulin, baik secara kuantitas maupu kualitas, keseimbangan tersebut
akan tergantung sehingga kadar glukosa darah cendrung naik.
B. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a.Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
b.Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel
pulau Langerhans dan insulin endogen.
c.Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
selbeta.
1. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam
proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
b.Obesitas
c.Riwayat keluarga
Gejala dan tanda-tanda penyakit diabetes mellitus dapat digolongkan menjadi 2 yaitu gejala
akut dan gejala kronik.
1. Gejala Akut
Gejala penyakit DM pada setiap orang tidak akan selalu sama, akan tetapi gejala yang
sering muncul atau pada umumnya sering timbul dengan tidak menutup kemungkinan
akan timbul gejala lain:
a. Pada permulaan gejala yang timbul meliputi antara lain sebagai berikut :
– Banyak Makan ( Polifagia )
Perasaan lapar pada pasien penyakit gula disebabkan oleh ketidakmampuan sel
untuk mengambil gula dari dalam darah dan memakainya guna untuk
menghasilkan Energi. Sel- sel yang kelaparan dengan gula yang banyak yang
terdapat didalam darah akan terus- menerus memberikan sinyal atau akan
memerintahkan kepusat rasa lapar didalam otak ingin makan sehingga pasien
terus merasa lapar sekalipun makanan yang masuk kedalam usussnya melimpah
atau banyak.
– Banyak Minum ( Polidipsia )
Pada pasien diabetes kadar gula darah dapat naik hingga mencapai nilai yang
cukup tinggi. Kadar yang lebih tinggi dari 200 mg % yang akan menyebabkan
darah menjadi “ kental “
Salah satu akibat adalah rasa haus yang diderita pasien sehingga membuatnya
untuk minum banyak guna mengencerkan darah yang kental itu. Disamping itu
juga, frekuensi kencing yang sering dan banyak yang akan memperbesar
kehilangan cairan melalui ginjal sehingga menambah rasa haus yang besar yang
diderita oleh orang yang menderita diabetes mellitus.
– Banyak Kencing ( Poliuria )
– Adapun ketiga dari gejala diatas dapat dilihat melalui bagan sebagai berikut :
KGD
Konsentrasi
Polifagia
Menurunnya
Dibuang
Sinyal
Polidipsia
meningkat
Sudah
(banyak
lapor
melalui
gula
(banyak
osmolaritas
tidak
ke makan)
otak
ginjal
dengan
>meningkat
menggunakan
200
berupa
mg%
minum)
meningkatnya
/urine
gula
keinginan
sehingga
kentaluntuk
energiminum
tidak
ada
a. Bila keadan tersebut tidak dapat terobati lama kelamaan timbul gejala yang
disebabkan oleh kurangnya insulin dan bukan polifagia, polidipsi dan poliuria ( 3P )
melainkan hanya polidipsia dan poliuria ( 2P ) dengan beberapa keluhan sebagai
berikut ;
– Nafsu makan mulai berkurang ( tidak polifagia lagi ) bahkan kadang- kadang
disusul dengan mual jika kadar glukosa darah melebihi 500 mg/dl
– Banyak minim
– Banyak kencing
– Berat badan menurun dengan cepat ( dapat turun 4-10 kg dalam waktu 2-4
minggu )
– Mudah lelah
– Bila tidak lekas diobati akan timbul rasa mualbahkan penderita akan jatuh koma
( tidak sadarkan diri ) dan disebut koma diabetic. Koma diabetic adalah koma
pada diabetisi akibat kadar glikosa darah terlalu tinggi, biasanya melebihi ( 600
mg/dl ).
1. Gejala Kronik
Kadang- kadang diabetisi tidak menunjukan gejala akut tetapi penderita tersebut
baru menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit
DM. gejala ini disebut gejala kronik atau menahun. Gejala kronik ini yang paling sering
membawa diabetis berobat pertama kali.
Gejala kronik yang sering timbul adalah sebagai berikut :
– kesemutan
– gangguan penglihatan mata kabur biasanya sering ganti kasa mata
– kilit terasa panas atau seperti tertusuk –tusuk jarum
– gatal disekitar kemaluan terutama wanita
– ereksi atau keputihan
– terasa tebal dikulit, sehingga kalau berjalan seperti berjalan diatas bantal dan
kasur.
– Kram, leleh dan mudah mengantuk
– Gigi mudah goyah dan mudah lepas
– Kemampuan seksual menurun bahkan impotent
– Para ibu hamil sring mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan
atau berat badan bayi lebih dari 4 kg.
a. Diagnosis
1) Kadar glukosa darah sewaktu 200 mg/dL atau lebih ditambah gejala khas diabetes.
2) Glukosa darah puasa 126 mg/dL atau lebih pada dua kali pemeriksaan pada saat berbeda.
Bila ada keraguan, perlu dilakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) atau yang populer
disebut OGTT (Oral Glukose Tolerance Test) dengan mengukur kadar glukosa puasa dan
2 jam setelah minum 75 g glukosa (Suyono, 2002).
b. Klasifikasi
Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah
dalam kisaran yang normal. Namun, kadar gula darah yang benar-benar normal sulit untuk
dipertahankan.
Meskipun demikian, semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan
terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang menjadi semakin berkurang. Untuk
itu diperlukan pemantauan kadar gula darah secara teratur baik dilakukan secara mandiri
dengan alat tes kadar gula darah sendiri di rumah atau dilakukan di laboratorium terdekat.
Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang
yang obesitas dan menderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan pengobatan jika mereka
menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur.
Namun, sebagian besar penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan
melakukan olah raga yang teratur. Karena itu biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat
hipoglikemik (penurun kadar gula darah) per-oral.
Diabetes tipe 1 hanya bisa diobati dengan insulin tetapi tipe 2 dapat diobati dengan obat
oral. Jika pengendalian berat badan dan berolahraga tidak berhasil maka dokter kemudian
memberikan obat yang dapat diminum (oral = mulut) atau menggunakan insulin.
Berikut ini pembagian terapi farmakologi untuk diabetes, yaitu:
• Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
• Terapi Sulih Insulin
Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja
yang berbeda:
Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar.
Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai
puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam.
Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali
suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan.
Kontrol yang lebih ketat bisa diperoleh dengan menggabungkan 2 jenis insulin, yaitu insulin
kerja cepat dan insulin kerja sedang. Suntikan kedua diberikan pada saat makan malam atau
ketika hendak tidur malam.
Kontrol yang paling ketat diperoleh dengan menyuntikkan insulin kerja cepat dan insulin
kerja sedang pada pagi dan malam hari disertai suntikan insulin kerja cepat tambahan pada siang
hari.
Beberapa penderita usia lanjut memerlukan sejumlah insulin yang sama setiap harinya;
penderita lainnya perlu menyesuaikan dosis insulinnya tergantung kepada makanan, olah raga
dan pola kadar gula darahnya. Kebutuhan akan insulin bervariasi sesuai dengan perubahan dalam
makanan dan olah raga.
Beberapa penderita mengalami resistensi terhadap insulin. Insulin tidak sepenuhnya sama
dengan insulin yang dihasilkan oleh tubuh, karena itu tubuh bisa membentuk antibodi terhadap
insulin pengganti. Antibodi ini mempengaruhi aktivitas insulin sehingga penderita dengan
resistansi terhadap insulin harus meningkatkan dosisnya.
Penyuntikan insulin dapat mempengaruhi kulit dan jaringan dibawahnya pada tempat
suntikan. Kadang terjadi reaksi alergi yang menyebabkan nyeri dan rasa terbakar, diikuti
kemerahan, gatal dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan selama beberapa jam.
Semua penderita hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olah raga untuk
mengontrol penyakitnya. Mereka harus memahami bagaimana cara menghindari terjadinya
komplikasi.
Penderita juga harus memberikan perhatian khusus terhadap infeksi kaki sehingga kukunya
harus dipotong secara teratur. Penting untuk memeriksakan matanya supaya bisa diketahui
perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.
a. Penatalaksanaan Diet
1. Tujuan Diet
Menurut Pranadji (2000), tujuan diet DM adalah membantu diabetesi atau penderita
diabetes memperbaiki kebiasaan gizi dan olah raga untuk mendapatkan kontrol
metabolik yang lebih baik, serta beberapa tujuan khusus yaitu:
2) Memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan ideal
atau normal.
3) Memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara tingkat kesehatan
yang optimal dan aktivitas normal.
2. Syarat diet
1) Jumlah energi ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi
badan, aktivitas, suhu tubuh dan kelainan metabolik. Untuk kepentingan klinik
praktis, kebutuhan energi dihitung berdasarkan status gizi penderita, dengan
rumus Broca, yaitu :
Jumlah energi yang dibutuhkan = Laki-laki: BBI x (30 kkal/kg BB) + Aktivitas
(10-30%) + koreksi status gizi.
Perempuan: BBI x (25 kkal/kg BB) + Aktivitas (10-30%) +koreksi status gizi
Koreksi status : - gemuk dikurangi , - kurus ditambah (Perkeni, 1998)
BAB III
HASIL KUNJUNGAN
– Riwayat Gizi
Data Sosio Ekonomi Penghasilan/bln: penghasilan rata-rata
perhari mencapai Rp. 15.000 sehingga
penghasilan perbulannya diasumsikan
mencapai Rp. 450.000
Jumlah anggota keluarga: 5 orang
Suku: Sasak
Aktifitas fisik Jenis pekerjaan: sedang
Pantangan Makanan Makanan : tidak ada pantangan makanan
sebelum mengalami DM
Jenis diet yang dijalani sebelum sakit -
Diet pada saat sakit Diet DM
Masalah gastrointestinal Nyeri ulu hati (ya), mual (ya), muntah (ya),
diare (tidak), konstipasi (tidak), perubahan
pengecapan/penciuman (tidak)
Kesehatan mulut/menelan Sulit menelan (tidak), stomatitis (tidak),
gigi lengkap (ya)
Perubahan BB Bertambah/berkurang : berkurang rata-rata
5 kg/ bulan
1. Data Objektif
– Antropometri
BB = 50 kg
TB = 151 cm
– Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil
Glukosa Puasa 239 mg/ 100 ml
Glukosa 2 jam PP 167 mg/100 ml
SGOT 15 u/L
SGPT 12 u/L
Ureum 34 mg/ 100 ml
Urin Acid 2,3 mg/ 100 ml
Protein total 4,5 mg/ 100 mlj
Albumin 2,4 mg/ 100 ml
Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan pada Pus menunjukkan adanya bakteri basil (+)
– Terapi Obat
• Cendantron Amp
• Straxon
• Priperan Amp
• Tricodazol
– Dietary
• Kebiasaan makan pasien adalah 3x sehari dengan makanan pokoknya adalah nasi jagung
• Pasien hampr setiap hari mengkonsumsi lauk hewani seperti daging sapi dan ayam
sementara untuk ikan kadang 1-2x/ minggu. Konsumsi telur sangat jarang bahkan dalam
seminggu tidak pernah mengkonsumsi telur @ 1 btr), lauk nabati seperti temped dan tahu
sering 2-3x/minggu (@ 1 ptg sdg), pasien mengkonsumsi sayuran kangkung, bayam,
terong 3-4x/minggu @1 gelas) , konsumsi buah jarang yaitu 1-2x/minggu misalnya jeruk,
jambu air (@ 1 buah sdg)
• Pada saat pasien dirawat di rumah sakit, pasien selalu menghabiskan makanan yang
disajikan oleh pihak rumah sakit dan mau menjalani diet yang diberikan oleh pihak
rumah sakit. Pasien juga tidak makan makanan dari luar rumah sakit, pasien mempunyai
keinginan yang kuat untuk sembuh, hal inipun didukung oleh support anak dari Ny Luh
yang senantiasa memberikan semangat dan mengontrol pola makannya dan tidak pernah
membawakan makanan dari luar untuk dikonsumsi oleh Ny. Luh
Form Kuesioner
Bahan Frekuensi KETR Bahan Frekuensi KETR (Jumlah)
T J S T J S
Makanan (Jumlah) Makanan /hari atau /mg
P P
/hari atau /mg
Nasi Telur X 1butir/5x/mggu
Nasijagu X >3x/mggu Sayuran x 2sdk sayur
ng daun
Kentang Sayuran x 2sdk sayur
Mie buah
Sagu Pisang x 1x/mggu@2bji
Tempe Pepaya x 1x/mggu@2ptg
Tahu Santan x
Daging X >3x/mggu Minyak x 250gr/hari
sapi kelapa
Ayam X 2x/mggu Teh/ Kopi x 2 cangkir
Ikan X 1x/mggu
• Hasil Recall
.
Jenis bahan Makanan Porsi
Malam Pagi Siang
Nasi/ nasi tim/ bubur/ penukar Nasi ( 150 gr) Nasi ( 150 gr ) Nasi ( 150 gr )
Daging/ikan/ telur/penukar Ayam ( 50 gr) Telur (50 gr) Ikan ( 50 gr)
Tempe/tahu/penukar Tempe ( 50 gr)
Sayur/penukar Labu siam( 50 Labu air (25 gr), Oyong (15 gr),
gr), daun bayam (25 gr) jagung ( 10 gr) kc
melinjo ( 30 gr) panjang ( 15 gr),
ketimun (15 gr)
Buah/penukar Pisang Kepok Jeruk manis (100 gr)
Snack/ penukar ( 100 gr)
Lain-lain
– Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi
Glukosa Puasa 239 mg/100 ml 70-100 mg/100 ml Tinggi
Glukosa Puasa 2 jam PP 167 mg/100 ml 70-120 mg/100 ml Tinggi
Glukosa sewaktu 367 mg/100 ml <160 mg/100 ml Tinggi
SGOT 15 u/L <40 u/L Normal
SGPT 12 u/L <41 u/L Normal
Kreatinin 1,07 mg/100 ml 0,6-1,1 mg/100 ml Normal
Ureum 34 mg/100ml 10-50 mg/100 ml Normal
Uric Acid 2,3 mg/100 ml 2,4-5,7 mg/100 ml Rendah
Protein Total 4,9 mg/100 ml 6-8 mg/100 ml Rendah
Albumin 2,44 mg/100 ml 3,3-5,0 mg/100 ml Rendah
– Pemeriksaan Fisik dan Klinis
• KU : cukup, kesadaran Composmentis
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi
TD 140/90 mmHg 120/80 mmHg Hipertensi
Nadi 80x/menit 80 – 100x/menit Normal
Suhu 37˚C 36 - 37˚C Normal
– Dietary
➢ Kebiasaan makan pasien 3x sehari dengan makanan pokok berupa nasi jagung
➢ Pasien sangat suka mengkonsumsi ubi kayu atau ubi jalar terutama jika direbus, bisa
mencapai 3-4x/ minggu bahkan dalam sehari bisa langsung 2x makan singkong rebus
➢ Pasien tidak terlalu suka makanan yang manis-manis seperti es, jajanan dan pasien
juga tidak suka buah-buahan
➢ Pasien sangat gemar minum kopi hamper setiap pagi minum kopi, sementara the
jarang dan biasanya hanya pada sore hari
➢ Pasien hamper setiap hari menkonsumsi lauk hewani seperti daging sapid an ayam
sementara ikak jarang
➢ Selama di Rumah Sakit pasien selalu menghabiskan makanan yang disajikan oleh
pihak Rumah sakit dan pasien amat jarang bahkan bisa dibilang tidak pernah
mengkonsumsi makanan dari luar Rumah Sakit, selain karena anjuran dokter juga
Karena larangan dari anak-anaknya.
➢ Table tingkat konsumsi beberapa zat Gizi Ny. Luh
Zat Gizi Asupan Kebutuhan Tingkat Konsumsi
% Tk konsumsi Interpretasi
Energi 1188,8 1319.6 90,2 Normal
Protein 54,5 49.4 110,1 Tinggi
Lemak 23,9 36.65 65,2 Defisist berat
karbohidrat 197,2 198 99,8 Normal
➢ Kesimpulan
Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bahan makanan dasarnya merupakan
bahan makanan yang memilki indeks glikemik tinggi
– Personal History
➢ Pasien adalah seorang pedagang sayuran yang berjualan dengan cara berkeliling
dengan menggunakan motor dengan penghasilan rata-rata perbulan Rp. 450.000,
pasien memiliki 2 orang anak yang telah bekerja semua, bahkan salah satu anaknya
telah bekerja diluar negeri.
➢ Pasien jarang sekali bahkan tidak pernah berolahraga.
➢ Pasien mempunyai motivasi kuat untuk sembuh, hal ini didukung penuh oleh anggota
keluarga yang lain.
➢ Pasien selalu menghabiskan makanan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit
➢ Pasien setiap pagi selalu minim ramuan khusus yang terbuat dari Daun lemoh-lemoh
yang diberikan oleh suami untuk mengurangi rasa mual yang selau dirasakannya pada
pagi hari
➢ Selama menjalani rawat inap di Rumah Sakit Pasien telah 3x mengikuti konsultasi
tentang penyakitnya oleh dokter
➢ Pasien telah menjalani operasi sedang sebelumnya yakni seminggu setelah dirawat di
Rumah sakit terkait dengan kondisi gangten yang telah meluas hingga kebagian atas
betis
➢ Kesimpulan
Kurangnya aktivitas fisik ( olahraga)
2) Kebutuhan protein
P = 15% x TEE
= 0.15 x 1319.6 kkal
= 197.94/4
= 49.4 gr
3) Kebutuhan Lemak
L = 25% x TEE
= 0.25 x 1319.6 kkal
= 329.9/9
= 36.65
4) Kebutuhan Karbohidrat
KH = TEE – (P x 4) + (L x 9)/4
= 1319.6 – (49.4 x 4) + (36.65 x 9)/4
= 1319.6 - 197.6 + 329.85/4
= 1319.6 – 527.45/4
= 198 gr
• Syarat Diet
1. Energi
Energi diberikan sebesar 1480 kal/hr Karena pasien ini meniliki berat badan aktual
melebihi berat badan yang seharusnya maka energi harus diberikan sesuai kebutuhan dan
apabila diberikan energi yang berlebih maka energi itu akan menyimpan dalam bentuk
lemak oleh tubuh. Oleh karena itu energi harus diberikan cukup sesuai kebutuhan agar
terhindar dari kenaikan berat badan yang berlebih, dan energi yang tidak dapat digunakan
oleh tubuh akan mengakibatkan kadar gula darah naik.
Sumber ;
2. Protein
Protein diberikan sebesar 44,4 gr karena protein dibentuk dari asam amino yang
jenisnya berlainan dan terikat menjadi satu lewat ikatan peptida, protein dapat
membentuk hormon-hormon salah satunya hormone insulin. Protein dibatasi karena
protein akan dipecah menjadi glukosa ( sebagai penghasil energi ). Dan apabila hormone
insulin diproduksi banyak akan tetapi tidak efektif, atau insulin yang diproduksi sedikit
maka glukosa yang dihasilkan oleh protein tidak akan berubah menjadi energi melainkan
akan mengendap dan menumpuk didalam darah dalam bentuk glukosa sehingga dapat
menaikkan kadar gula didalam darah.selain itu juga bagi penderita DM dengan
komplikasi Ginjal akan memperberat kerja ginjal yang sebagai penyaring atau filtrasi
protein.
Sumber ;
3. Lemak
Lemak diberikan sebesar 32,9 gram karena dengan tujuan agar dapat membantu
menurunkan jumlah masukan energi karena lemak merupakan salah satu penyuplai energi
terbesar ke dua dari karbohidrat, agar dapat menurunkan berat badan bagi pasien secara
bertahap dan dapat mencegah dengan komplikasi-komplikasi lain seperti kolesterol,
penyakit hati dll.
Sumber :
4. Karbohidrat
Karbohidrat diberikan sebesar 251,6 gr. Dianjurkan memberikan jenis karbohidrat
kompleks karena karbohidrat kompleks memiliki rantai molekul glukosa yang panjang,
khususnya rantai yang terbungkus di dalam serat, seperti lignin, selulosa, hemiselulosa
yang sulit dicerna atau dipecah, karena bagi pasien DM kadar gula glukosa didalam darah
sesudah makan tidak boleh naik terlalu tinggi.alasan lain juga KH kompleks diberikan
cukup adalah untuk mengurangi konsumsi lemak yang berlebihan, bahwa KH merupakan
sumber energi yang paling banyak dan yang paling bersih bagi tubuh kita kare hasil dari
metabolisme KH ini adalah berupa asam laktat yang dapat didaur ulang di dalam hati
untuk menghasilkan energi kembali, sebaliknya kalau hasil dari protein dan lemak yang
dikonsumsi berlebih berupa benda- benda keton sedangkan protein berupa amoniak dan
ureum yang dapat menjadi bahan beracun bagi tubuh terutama oleh hati dan ginjal.
Karbohidrat kompleks dapat memberikan rasa kenyang yang tahan lama pada pasien
sehingga dapat menghentikan keinginan pasien untuk makan yang berlebihan yang dapat
mengakibatkan kegemukan bagi pasien dan karbohidrat kompleks juga dapat
menurunkan kadar gula darah yang berlebihan di dalam tubuh karena KH.
Sumber :
5. Serat diberikan 25 gr/hr karena serat dalam makanan akan menyebabkan kadar gula darah
yang ada di dalam tubuh tidak mengalami kenaikan secepat . karena jenis serat khususnya
serat larut dalam air akan memperlambat penyerapan gula dengan cara serat ini
membentuk gel yang menghalangi penyerapan gula.
Serat ini dapat mempercepat penurunan berat badan karena kandungan lemaknya
rendah dan tidak menyuplai kalori, pasien DM dianjurkan banyak mengkonsumsi serat
karena tidak dapat merangsang pasien untuk makan yang berlebihan dan pasien
memerlukan waktu yang lama untuk berkeinginan makan lagi.
Serat juga dibagi menjadi dua yaitu serat yang larut dalam air dan yang tidak larut
dalam air, serat yang dapat larut dalam air yang dapat menurunkan kadar gula darah
seperti gum, pectin.dan yang tidak larut air seperti selulosa, lignin yang hanya berfungsi
untuk mencegah konstipasi.
Sumber : buah- buahan ( apel, pisang, papaya dll ) dan sayuran hijau ( bayam, tauge, kc
panjang dll )
6. Vitamin A diberikan sebanyak 500 RE yang didalam tubuh berperan didalam proses
pertahanan tubuh atau antibodi agar keadaan tubuh yang sudah lemah akibat kondisi
pasca operasi dan terdapat luka bedah tidak bertambah parah akibat adanya peradangan,
vitamin A dapat diperoleh dari wortel, kangkung, telur, pepaya
7. Vitamin C diberikan sebanyak 60 mg, Vitamin esensial larut air ini memainkan peranan
kunci dalam proses pembentukan kolagen yang merupakan komponen dasar
pembentukan jaringan penghubung dalam tubuh. Pembentukan kolagen optimal sangat
diperlukan untuk pembentukan ligamen, tendon, dentin, kulit, pembuluh darah, dan
tulang. Juga membantu proses penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
Vitamin C juga berperan dalam proses penyerapan zat besi non-organik (zat besi dari
makanan non hewani), sehingga dapat mencegah dan membantu penyembuhan anemia.
Sekarang vitamin C juga menyedot perhatian lantaran kemampuannya sebagai
antioksidan, yang dapat membantu mencegah kerusakan sel akibat aktivitas molekul
radikal bebas. Dalam tubuh molekul radikal bebas mengoksidasi protein, asam lemak,
dan DNA. Kerusakan akibat radikal bebas berimplikasi pada timbulnya sejumlah
penyakit, termasuk kanker, kardiovaskuler, dan katarak.
8. Besi (Fe) diberikan sebanyak 14 mg yang digunakan didalam proses pembentukan sel
darah merah sehingga dapat mengurangi resiko untuk mengalami anemia, Fe dapat
diperoleh dari sumber kangkung, pepaya
10. Cairan diberikan untuk mencegah terjadinya dehidarsi akibat adanya keadaan mual dan
muntah, serta berfungsi di dlam mengatur dan menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh terutama karena mual dan muntah
Jenis diet
Bentuk makanan Makanan biasa
Nasi/tim/bubur : Nasi
Buah : jeruk
Jumlah porsi Nasi/tim/bubur : @150 gr
L. hewani : @ 75 gr
L. nabati : @ 50 gr
Sayur : 50 gr
Buah : 100 gr
Nasi/tim/bubur : lunak
L. hewani : empuk
Sayur : cair
Buah : padat
KESIMPULAN
A. Kesimpulan.
✔ Pasien yang diamati masuk pada tanggal 20 Oktober 2009 dengan keluhan adanya
gangrene pada kaki sebelah kiri hingga bagian betis dan badan lemas
✔ Berdasarkan data rekam medis pasien, didapatkan bahwa hasil pemeriksaan
laboratorium nilai kadar glukosa puasa, glukosa sewaktu dan glukosa puasa 2 jam PP
melebihi kadar normalnya
✔ Berdasarkan hasil anamnesa pasien bahwa tingkat konsumsi energy dan karbohidrat
tinggi sementara konsumsi lemak mengalami deficit dan konsumsi protein tinggi
✔ Secara umum keadaan umum pasien pasca operasi cukup baik dan kesadaran penuh,
luka gangrene bekas operasi sudah berangsur membaik, kadar glukosa darah
berangsur menurun dan keluhan mual muntah sudah berkurang
✔ Diit yang diberikan kepada pasien pasca operasi oleh pihak Rumah Sakit Umum telah
sesuai dengan teori, yaitu dengan diberikan Diet
A. Saran.
Dalam penyajian makanan di RS harus menarik. Sehingga pasien tertarik untuk
mengkonsumsinya dan harus sesuai dengan diet yang diberikan berdasarkan penyakit
yang diderita oleh pasien. Sehingga proses penyembuhan pasien dan terwujudnya
masyarakat NTB yang sehat dapat diwujudkan
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2007. Penuntun Diet. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/DM/
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=1264
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Menu makan di Rumah sakit Islam ”Siti Hajar ” Ny. Luh Sumarni dengan diagnosa penyakit
Diabetes mellitus
Makan Malam
Nasi
Sayur bening labu siam
Ayam goreng
Tempe kukus
Makan Pagi
Nasi
Bening bayam
Telur rebus
Pisang Kepok
Makan siang
Nasi
Tahu kukus bumbu kuning
Ikan bumbu kuning
Bening Oyong+jagung+kc panjang