Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
RIDDLES on Darmayaja
07129211
Laporan keuangan secara umum disusun berdasarkan prinsip nilai histories (historical
cost). Dimana prinsip ini menggangap bahwa harga – harga yang terjadi akan tetap
stabil dan tidak mengadakan penyesuaian bila terjadi perubahan harga (inflasi).
Kelemahan dari prinsip nilai historis ini adalah tidak mencerminkan perubahan daya
beli pada masa inflasi. Sehingga laporan keuangan tersebut memberikan informasi
yang akurat dan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya pada keadaan inflasi.
Dengan tingginya tingkat inflasi laporan keuangan yang disusun berdasarkan nilai
histories tentunya akan menghasilkan informasi yang kurang sesuai dengan keadaan
atau situasi yang ada. Inflasi dapat digunakan sebagai tambahan informasi pada
laporan keuangan dengan cara menyusun laporan keuangan tersebut berdasarkan
tingkat harga umum yang menunjukan nilai sesungguhnya dari barang atau jasa yang
dihasilkan yang dilihat secara keseluruhan.
Sampai sekarang masih ada ketidakpastian mengenai perlu atau tidaknya penggunaan
akuntansi tingkat harga umum. Hal ini terlihat dari beberapa aturan antara lain:
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, tulisan ini disajikan dalam rangka untuk
memberikan masukan atas penggunaan tingkat harga umum dalam laporan keuangan
sehingga laporan keuangan dan disajikan secara relevan dan mencerminkan keadaan
yang sebenernya, selain itu tulisan ini mengemukakan kedudukan Informasi tingkat
harga umum dalam laporan keuangan.
2. Pembahasan
Harga barang atau jasa selalu berubah – ubah dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan
oleh hukum permintaan dan hukum penawaran yang bekerja dilingkungan pasar yang
tidak terkendali, inflasi, perkembangan teknologi yang berhubungan dengan barang
dan jasa yang dihasilkan. (Kery soejipto: 2000;25).
Ada tiga jenis perubahan harga, yaitu :
a. Perubahan Harga Umum
Penambahan harga umum timbul karena adanya perubahan nilai unit moneter
selama masa inflasi atau deflasi. Pada keadaan ini semua harga akan bergerak
serempak dengan tingkat persentase yang sama, apabila tidak ada perubahan harga
– harga struktural atau relatif. Apabila harga bergerak pada tingkat yang berbeda
maka ukuran perubahan harga umum diperoleh dengan menghitung rata – rata
atau indeks harga untuk menyatakan tingkat harga umum yang membandingkan
dengan suatu priode dasar. Perubahan indeks harga relatif yang lebih tinggi bearti
harga naik, sebaliknya daya beli rupiah akan turun.
Jadi penyusunan berdasarkan nilai historis akan menghasilkan laporan yang kurang
sesuai dengan keadaan sekarang akibat adanya perubahan tingkat harga tersebut.
(Kery soejipto: 2000;22-23)
Ada 2 pendekatan untuk melihat pengaruh perubahan harga pada laporan keuangan:
a. Akuntansi Tingkat Harga Umum (General Price Accounting)
Akuntasi Tingkat Harga Umum menyatakan bahwa nilai sesungguhnya dari
rupiah ditentukan oleh barang atau jasa yang diperoleh, yang biasa disebut dengan
daya beli. Dalam masa inflasi (dimana tingkat harga secara umum naik) ataupun
deflasi (Tingkat harga secara umum turun), jumlah barang atau jasa yang dapat
diperoleh berubah dengan nilai uang nominal yang konstan, yang bearti bahwa
daya beli rupiah berubah. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan
penyajian kembali komponen – komponen laporan keuangan ke dalam rupiah
pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip –
prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai histories.
Penyesuaian atas besaran keuangan untuk inflasi guna mencerminkan nilai harga
umum atau tingkat harga umum dan pengunaan nilai yang telah disesuaikan
tersebut dalam akuntansi. Perubahan tingkat harga umum dapat dihitung atau
diukur dengan indeks harga konsumen, yaitu suatu indeks yang menyajikan
perubahan priodik dalam biaya kelompok barang – barang terpilih yang dibeli
konsumen digunakan sebagai ukuran inflasi.
Penyusunan dari nilai histories diubah menjadi tingkat harga umum dapat
dilakukan dengan mengkonversikan niali histories dengan factor konversi menjadi
tingkat harga umum. Dalam penyusunan berdasarkan tingkat harga umum ini
perlu memperhatikan unit moneter dan unit non moneter. Unit moneter adalah
unsur – unsur moneter yang tidak dipengaruhi perubahan harga yang terjadi.
2.2 Analisis
2.2.1 Pengaruh Pengunaan akuntansi tingkat harga umum terhadap relevansi
laporan keuangan.
Masalah inflasi sebenamya bukan terletak pada masalah apakah laporan tersebut lebih
baik dan harus menggantikan kedudukan laporan keuangan konvensional sebagai
laporan keuangan dasar.Masalah yang sebenarnya adalah apakah laporan keuangan
tersebut masuk dalam cakupan pelaporan keuangan. Hal ini disebabkan tujuan dari
pelaporan keuangan adalah:
1. Laporan keuangan dan penjelasannya (laporan keuangan dasar)
2. Informasi tambahan. seperti laporan keuangan perubahan harga, analisis
laporan, dan lain-lain.
3. Media pelaporan lain, seperti hasil diskusi dan analisis manajemen, laporan
tahunan kepada pemegang saham. dan lain-lain.
4. Informasi lain, seperti statistik ekonomi, laporan analis, dan lain - lain.
Suatu intormasi (pos) dapat dimasukkan ke dalam laporan keuangan dasar apabila
memenuhi kriteria tertentu. Menurut FASB, ada empat kriteria yang dapat
dipergunakan untuk mengakui suatu intormasi agar dapat masuk dalam laporan
keuangan dasar, yaitu:
1. Definisi
Artinya pos-pos yang ada harus memenuhi definisi elemen laporan keuangan.
2. Dapat diukur (measurability)
Suatu informasi (pos) harus memiliki ukuran yang relevan dengan reliabilitas
yang tinggi.
3. Relevansi
Informasi yang terdapat pada suatu pos, memiliki kemampuan untuk membuat
suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil pemakai laporan.
4. Reliabilitas
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang gambarkan, dapat
diuji kebenamnya dan netral.
Atas dasar ke empat kriteria tersebut di atas, jelas bahwa pada masa inflasi, laporan
keuangan konvensional masih relevan dan tetap berkedudukan sebagai laporan
keuangan dasar, meskipun laporan tersebut memiliki Salah satu usaha untuk
meningkatkan manfaat dan kualltas laporan tersebut adalah dengan menyajikan
laporan keuangan tingkat harga umum. Laporan Ini dimaksudkan untuk menuniukkan
pengaruh perubahan daya beli (inflasi) terhadap pos-pos yang disajikan dalam laporan
keuangan. Usaha tersebut bukan berarti menggantikan kedudukan laporan keuangan
konvensional sebagai laporan keuangan dasar.
Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan konvensional dapat diatasi pada tahap
penyajian laporan keuangan, clan bukan pada tahap pemprosesan data. laporan
keuangan yang dihasilkan akuntansi tingkat harga umum masih didasarkan pada data
harga pokok historis. Dengan demikian kelemahan-kelernahan yang terdapat pada
laporan keuangan konvensional tidak seluruhnya dapat dihilangkon. Salah satu contoh
adalah angka yang dihasilkan akuntansi tingkat harga umum tidak menggarnbatkan
nilai pos moneter yang sebenarnya pada tanggal neraca.
Atas dasar kenyataan ini, jelas bahwa menggantikan kedudukan laporan keuangan
konvensional dengan laporan keuangan tingkat harga umum merupakan tindakan
yang tidak monguntungkan. Hal ini bearti laporan keuangan tingkat harga umum tidak
dapat menggantikan kedudukan laporan keuangan konvensional. Laporan keuangan
tingkat harga umum hanya melengkapi laporan keuangan konvensional pada saat
laporan tersebut disajikan poda pihak-pihak yang berkepentingan.
... informasl tingkat harga umum dapat disajikan sebagai tambahan pada laporan
keuangan harga pokok historis. Laporan keuangan tingkat harga umum tidak harus
disajikan sebagai laporan keuangan dasar. (Bill Rees,2002)
Dengan demikian, jelaslah bahwa informasi yang berhubungan dengan perubahan
harga dilaporkan bersamaan dengan laporan keuangan konvensional dalam bentuk
laporan keuangan pelengkap/tambahan. Informasi pelengkap tersebut akan menambah
Keuangan relevansi informasi akuntansi, sementara kualitas objektif dan daya uji
masih tetap terjaga dalam laporan keuangan dasar.
Kesimpulan
Pada masa inflasi laporan keuangan tetap relevan untuk disajikan meskipun manfaat
dan kualitas berkurang. Penurunan manfaat dan kualitas laporan keuangan dapat
diatasi dengan menyajikan informasi tambahan berupa laporan keuangan tingkat
harga umum. Adanya informasi tambahan tersebut akan membuat laporan keuangan
menjadi lebih bermakna dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan pihak-pihak
yang berkepentingan.
Upaya untuk menyajikan informasi tambahan bukan berarti menggantikan kedudukan
laporan keuangan konvensional. Laporan keuangan tingkat harga umum hanya
disajikan sebagai pelengkap laporan keuangan konvensional, bukan menggantikan
laporan keuangan tersebut sebagai laporan keuangan utama.
DAFTAR PUSTAKA