You are on page 1of 55

PEMBERIAN

OBAT-OBATAN
A. PENTINGNYA PEMBERIAN OBAT
DALAM KEPERAWATAN

Obat merupakan sebuah subastansi yang


diberikan kepada manusia atau binatang sebagai
perawatan atau pengobatan, bahkan pencegahan
terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam
tubuhnya. Seorang perawat yang akan bekerja secara
langsung dalam pemenuhan asuhan keperawatan
sangat membutuhkan keterampilan dalam tindakan
medis berupa pengobatan.
B. STANDAR OBAT

Sebaiknya obat yang akan digunakan memenuhi


berbagai standar persyaratan obat, di antaranya:
kemurnian, yaitu bahwa obat mengandung unsur
keaslian, tidak ada percampuran; standar potensi yang
baik; memiliki bioavailability, yaitu keseimbangan
obat; adanya keamanan; dan efektivitas. Kelima
standar tersebut harus dimiliki agar menghasilkan efek
yang baik terhadap kepatenan obat sendiri.
C. REAKSI OBAT

Sebagai bahan atau


benda asing yang masuk
ke dalam tubuh, obat
akan bekerja sesuai
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
REAKSI OBAT

Beberapa hal yang


dapat mempengaruhi
reaksi dari pengobatan di
antaranya: absorpsi obat,
1. Absorpsi obat

Absorpsi obat merupakan proses pergerakan obat dari


sumber ke dalam tubuh melalui aliran darah, kecuali
jenis topical yang dipengaruhi oleh cara dan jalur
pemberian obat, jenis obat, keadaan tempat, makanan,
dan keadaan pasien.

2. Distribusi obat ke dalam tubuh

Setelah absorpsi, obat didistribusikan ke dalam tubuh


melalui darah dan sistem limfatis menuju sel dan masuk
ke dalam jaringan tertentu. Proses ini dapat dipengaruhi

oleh keseimbangan cairan, elektrolit, dan keadaan

patologis.
3. Metabolisme obat

Setelah melalui sirkulasi, obat akan mengalami proses


metabolism. Obat akan ikut sirkulasi ke dalam jaringan
kemudian berinteraksi dengan sel dan mengalami
perubahan zat kimia untuk kemudian diekskresikan.

4. Ekskresi sisa melalui obat

Setelah obat mengalami metabolism atau pemecahan,


akan terdapat sisa zat yang tidak dapat dipakai dan tidak
bereaksi. Sisa zat ini kemudian keluar melalui ginjal dalam
bentuk urine, intestinal dalam bentuk feses, dan paru
dalam bentuk udara.
E. MASALAH DALAM
PEMBERIAN OBAT DAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Menolak pemberian obat

2. Integritas kulit terganggu

3. Disorientasi dan bingung

4. Menelan obat bukal atau sublingual


E. CARA PEMBERIAN OBAT
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui
beberapa cara, di antaranya: oral, parental, rectal, vaginal,
kulit, mata, telinga, dan hidung, dengan menggunakan prinsip
lima tepat, yaitu tepat nama pasien, tepat nama obat, tepat
dosis obat, tepat cara pemberian, dan tepat waktu pemberian.
Ø Pemberian Obat Melalui Oral

Pemberian obat melalui oral merupakan


pemberian obat melalui mulut dengan tujuan
mencegah, mengobati, dan mengurangi rasa
sakit sesuai dengan jenis obat.

Alat dan Bahan:

1. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian


obat.

2. Obat dan tempatnya.

3. Air minum dalam tempatnya.


Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Baca aturan pakai yang tertera pada bungkus
obat.
4. Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
Apabila memberikan obat tablet atau kapsul
dari botol, maka tuangkan jumlah yang
dibutuhkan ke dalam tutup botol dan
pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh
obat dengan tangan. Untuk obat berupa
kapsul, jangan dilepaskan pembungkusnya.
Kaji kesulitan menelan. Bila ada, jadikan
tablet dalam bentuk bubuk dan campur
dengan minuman.
Ø Pemberian Obat Intrakutan
Pemberian obat intrakutan merupakan cara
memberikan atau memasukkan obat ke dalam
jaringan kulit, tujuannya adalah untuk
melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat
yang akan digunakan. Pemberian intrakutan
pada dasarnya di bawah dermis atau
epidermis, secara umum pada daerah lengan
bagian ventral.
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian
obat.
2. Obat dalam tempatnya.
Prosedur Kerja:

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Bebaskan daerah yang akan dilakukan


suntikan. Bila menggunakan baju lengan
panjang, buka dan gulung ke atas.

4. Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang


akan disuntik.

5. Ambil obat yang akan diberikan, tes alergi,


7. Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan
disuntik.

8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas


dengan sudut 15-20 derajat pada permukaan kulit.

9. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.

10. Tarik spuit dan jangan lakukan masase.

11. Catat reaksi pemberian.

12. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat, tanggal

dan waktu, serta jenis obat.


Ø Pemberian Obat Subkutan
Pemberian obat subkutan adalah pemberian
obat melalui suntikan ke bawah kulit yang
dapat dilakukan pada daerah lengan atas
sebelah luar 1/3 bagian dari bahu, paha
sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar
umbilikus (abdomen). Pemberian obat melalui
subkutan ini pada umumnya dilakukan dalam
program pemberian insulin yang digunakan
untuk mengontrol kadar gula darah. Dalam
pemberian insulin terdapat dua tipe larutan,
yaitu larutan yang jernih dan larutan yang
keruh. Larutan jernih adalah insulin tipe reaksi
cepat (insulin reguler) dan larutan keruh adalah
tipe lambat karena adanya penambahan
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian
obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit insulin.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak injeksi.
7. Bengkok.
8. Perlak dan alasnya.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang akan dilakukan
suntikan atau bebaskan suntikan dari pakaian.
Apabila menggunakan baju maka buka atau
lipat ke atas.
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan
dosis yang akan diberikan, setelah itu
tempatkan pada bak injeksi.
5. Desinfeksi dengan kapas alkohol.
6. Tegangkan dengan tangan kiri (daerah yang
akan dilakukan suntikan subkutan).
7. Lakukan penusukan dengan lubang
menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat
pada permukaan kulit.
8. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah
semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis.
9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol.
Masukkan spuit yang telah terpakai ke dalam
bengkok.
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu
pemberian, dan jenis/dosis obat.
11. Cuci tangan.
Ø Pemberian Obat Intravena Langsung

Pemberian obat intravena langsung adalah


pemberian obat yang dilakukan melalui vena,
di antaranya vena mediana cubiti/cephalika
(lengan), vena saphenous (tungkai), vena
jugularis (leher), dan vena frontalis/temporalis
(kepala), serta bertujuan memberikan obat
dengan reaksi cepat dan langsung masuk pada
pembuluh darah.
Alat dan Bahan:

1. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian


obat.

2. Obat dalam tempatnya.

3. Spuit sesuai dengan jenis ukuran.

4. Kapas alkohol dalam tempatnya.

5. Cairan pelarut.

6. Bak injeksi.

7. Bengkok.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik dari
pakaian. Apabila tertutup pakaian, buka atau
lipat pakaian ke atas.
4. Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit
sesuai dengan dosis yang akan diberikan.
Apabila obat berbentuk bubuk maka larutkan
dengan pelarut (aquades steril).
5. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena
yang akan dilakukan penyuntikan.
6. Tempatkan obat yang telah diambil pada bak
injeksi.
9. Ambil spuit yang telah ada obatnya.
10. Lakukan penusukan dengan lubang
menghadap ke atas dengan memasukkan ke
pembuluh darah.
11. Lakukan aspirasi. Bila sudah ada darah,
lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan obat hingga habis.
12. Setelah selesai, ambil spuit dengan menarik
dan melakukan penekanan pada daerah
penusukan dengan kapas alkohol. Letakkan
spuit yang telah digunakan ke dalam bengkok.
13. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan
dosis obat.
14. Cuci tangan.
Ø Pemberian Obat Melalui Wadah Cairan
Intravena

Pemberian obat Pemberian obat melalui


wadah cairan intravena merupakan cara
memberikan obat dengan menambahkan atau
memasukkan obat ke dalam wadah cairan
intravena yang bertujuan untuk meminimalkan
efek samping dan mempertahankan kadar
terapeutik dalam darah.

Alat dan Bahan:


Prosedur Kerja:

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Periksa identitas pasien dan ambil obat


kemudian masukkan ke dalam spuit.

4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah


kantong.

5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol


dan stop aliran.
Ø Pemberian Obat Melalui Selang Intravena

Alat dan Bahan:

1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran.

2. Obat dalam tempatnya.

3. Selang intravena.

4. Kapas alkohol.
Prosedur Kerja:

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Periksa identitas pasien dan ambil obat


kemudian masukkan ke dalam spuit.

4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah


selang intravena.

5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol


dan stop aliran.
Ø Pemberian Obat Melalui Intramuskular

Pemberian obat intramuskular dilakukan


dengan cara memasukkan obat ke dalam
jaringan otot. Lokasi penyuntikan adalah pada
daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal
(dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisis
tengkurap), atau lengan atas (deltoid). Tujuan
pemberian obat dengan cara ini adalah agar
absorpsi obat lebih cepat.
Alat dan Bahan:

1. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian


obat.

2. Obat dalam tempatnya.

3. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran:


dewasa 2,5-3,75 cm dan anak - anak 1,25-
2,5 cm.

4. Kapas alkohol dalam tempatnya.

5. Cairan pelarut.

6. Bak injeksi.
Prosedur Kerja:

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Ambil obat kemudian masukkan ke dalam


spuit sesuai dengan dosis, setelah itu
letakkan pada bak injeksi.

4. Periksa tempat yang akan dilakukan


penyuntikan (lihat lokasi penyuntikan).

5. Desinfeksi dengan kapas alkohol tempat


yang akan dilakukan penyuntikan.
6. Lakukan penyuntikan:

Pada daerah paha (vestus lateralis),


anjurkan pasien untuk berbaring
terlentang dengan lutut sedikit fleksi.

Pada ventrogluteal, anjurkan pasien untuk


miring, tengkurap, atau terlentang
dengan lutut dan pinggul pada sisi yang
akan dilakukan penyuntikan dalam
keadaan fleksi.

Pada daerah dorso gluteal, anjurkan pasien


untuk tengkurap dengan lutut diputar ke
7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum
tegak lurus.
8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi
spuit. Bila tidak ada darah, semprotkan obat
secara perlahan hingga habis.
9. Setelah selesai, ambil spuit dengan menarik
spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan
kapas alkohol, kemudian letakkan spuit
yang telah digunakan pada bengkok.
10. Catat reaksi, jumlah dosis, dan waktu
pemberian.
11. Cuci tangan.

 
Ø Pemberian Obat Melalui Anus / Rektum

Pemberian obat melalui anus/rektum


dilakukan dengan cara memasukkan obat
melalui anus atau rektum, bertujuan
memberikan efek lokal dan sistematik.
Tindakan pengobatan ini disebut pemberian
obat suppositoria yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat, menjadikan
lunak pada daerah feses, dan merangsang
buang air besar.
Prosedur Kerja:

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Gunakan sarung tangan.

4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan


kain kasa.

5. Oleskan pelican pada ujung obat


supositoria.

6. Regangkan glutea dengan tangan kiri,


kemudian masukkan supositoria dengan
7. Setelah selesai, tarik jari tangan dan
bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring
telentang atau miring selama kurang lebih 5
menit.
9. Lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumlah/dosis, dan cara
pemberian.

 
 
 
Ø Pemberian Obat Melalui Vagina
Pemberian obat yang dilakukan dengan memasukkan
obat melalui vagina bertujuan untuk mendapatkan efek
terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks.
Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan supositoria
yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Kapas sublimat dalam tempatnya.
6. Pengalas.
7. Korentang dalam tempatnya.
Prosedur Kerja:

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Gunakan sarung tangan.

4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan


kain kasa.

5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan


kapas sublimat.

6. Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal


recumbert.
10. Anjurkan pasien untuk tetap pada posisinya
selama kurang 10 menit agar obat bereaksi.
11. Cuci tangan.
12. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara
pemberian.
Apabila menggunakan obat jenis krim, isi
aplikator krim atau ikuti petunjuk krim yang
tertera pada kemasan, regangkan lipatan
labia dan masukkan aplikator kurang lebih
7,5 cm dan dorong penarik aplikator untuk
mengeluarkan obat dan lanjutkan nomor
8,9,10,11.
Ø Pemberian Obat Topical
v Pada Kulit
Pemberian obat yang dilakukan pada kulit bertujuan untuk
mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit,
mengurangi iritasi kulit atau mengatasii infeksi. Obat kulit
terdiri atas bermacam-macam, yaitu krim, losion, aerosol, dan
sprei.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosol, sprei).
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskaan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang
akan dilkukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan diberi obat
dengan air hangat (apabila terdapat kulit
mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan
cara pemakaian seperti mengoleskan
atau mengompres.
7. Jika diperlukan, tutup dengan kain kasa
atau balutan pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.
v Pada Mata

Pemberian obat pada mata dilakukan


dengan cara meneteskan obat mata atau
mengoleskan salep mata. Persiapan
pemeriksaan struktur internal mata dilakukan
dengan cara mendilatasi pupil, untuk
mengukur refraksi lensa dengan cara
mendilatasi pupil, untuk mengukur refraksi
lensa dengan cara melemahkan otot lensa,
kemudian dapat juga digunakan untuk
menghilangkan iritasi mata.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya dengan penetes
steril atau berupa salep.
2. Pipet.
3. Pinset anatomi dalam tempatnya.
4. Korentang dalam tempatnya.
5. Plester.
6. Kain kasa.
7. Kertas tisu.
8. Balutan.
9. Sarung tangan.
10. Air hangat/kapas pelembab.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah,
dengan posisi perawat di samping kanan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan
kapas lembab dari sudut mata ke arah hidung.
Apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.
6. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian
bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di atas tulang
orbita.
7. Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva.
Setelah tetesan selesai sesuai dengan dosis,
anjurkan pasien untuk menutup mata secara
perlahan.
8. Apabila obat mata jenis salep, pegang aplikator salep
di atas pinggir kelopak mata kemudian pijat tube
sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak
mata bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk
melihat ke bawah, secara bergantian dan berikan
obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan
pasien untuk memejamkan mata dan menggerakkan
kelopak mata.
9. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian. 

Gambar Pemberian Obat Melalui Mata


v Pada Telinga
Pemberian obat pada telinga dilakukan dengan cara
memberikan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga
ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi
telinga, khususnya pada telinga tengah (otitis
eksterna), dan dapat berupa obat antibiotik.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya.
2. Penetes.
3. Spekulum telinga.
4. Pinset anatomi dalam tempatnya.
5. Korentang dalam tempatnya.
6. Plester.
7. Kain kasa.
8. Kertas tisu.
9. Balutan.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring
ke kanan atau ke kiri sesuai dengan
daerah yang akan diobati, usahakan agar
lubang telinga pasien di atas.
4. Luruskan lubang telinga dengan menarik
daun telinga ke atas/ke belakang (pada
orang dewasa), ke bawah pada anak.
5. Apabila obat berupa tetes, maka teteskan
obat pada dinding saluran untuk
mencegah terhalang oleh gelembung
udara, dengan jumlah tetesan sesuai
dosis.
6. Apabila obat berupa salep, maka ambil kapas
lidi dan oleskan salep kemudian masukkan atau
oleskan pada liang telinga.

7. Pertahankan posisi kepala kurang lebih


selama 2-3 menit.

8. Tutup telinga dengan pembalut dan plester


jika diperlukan.

9. Cuci tangan.

10. Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian.


v Pada Hidung
Pemberian obat pada hidung dilakukan dengan
cara memberikan tetes hidung yang dapat dilakukan
pada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis)
atau nasofaring.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya.
2. Pipet.
3. Spekulum hidung.
4. Pinset anatomi dalam tempatnya.
5. Korentang dalam tempatnya.
6. Plester.
7. Kain kasa.
8. Kertas tisu.
9. Balutan.
Prosedur Kerja:

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Atur posisi pasien dengan cara:

Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke


belakang.

Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi


tempat tidur.

Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan


kepala tengadah ke belakang.

4. Berikan tetesan obat pada tiap lubang hidung


(sesuai dengan dosis).
5. Pertahankan posisi kepala tetap
tengadah ke belakang selama 5 menit.
6. Cuci tangan.
7. Catat, cara, tanggal, dan dosis pemberian
obat.

 
 

Gambar Pemberian Obat Melalui Hidung


B. JENIS – JENIS OBAT

 Obat paten : obat dengan nama dagang dan


menggunakan nama yang merupakan milik
produsen obat yang bersangkutan atau yang
memproduksinya.

 Obat generic : obat yang mempunyai zat


berkhasiat sesuai yang tercantum dalm buku
farmakope Indonesia atau buku resmi lainnya
seperti INN (International Non Proprietary
Names)
ü Obat anestesi umum

•Inhalai cairan • Trikloretilen • Natrium Tiamilal


Eter (Trilene)
• Vinyl Eter • Kloroform • Droperidol
(CHC12)
• Halotan • Nitrous Oksida • Etomidat
(Fluothan) (gas gelak)
• Metoksifluran • Siklopropan • Ketamin
(ketalar)
• Enfluran • Kloretil • Propofol
(Ethrane) (Chlorethyl)
• Isofluran • Natrium • Siklopropan
Tiopental
(pentothal,
kemithal,
heksobarbital)
ü Anastesi Lokal

• Cocain • Bupivakain •Prokain


(Novocain)
• Sintetis Amida • Etidokain • Klorprokain
• Lidokain • Dibukain • Tetrakain
• Benzokain • Mepivakain
H. PENGGOLONGAN OBAT

Obat bebas : obat yang dapat dibeli bebas tanpa resep dokter.
Obat bebas terbatas : obat yang dapat dibeli bebas tanpa resep dokter
dengan ketentuan atau batas dosis yang yang telah ditentukan.
Obat keras : obat yang didaftarkan sebagai obat berbahaya yang dapat
dibeli hanya dengan menggunakan resep dokter di Apotik.
Obat narkotika : obat yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Obat psikotropik : obat keras tetapi bukan narkotika yang bekhasiat
pengaruh selektif pada SSP yang menyebabkan perubahan pada
aktivitas mental dan perilaku.
Obat trdisional : obat/bahan yang diambil dari bahan alami di olah
secara sederhana dan digunakan berdasarkan pengalaman.
Obat inhalasi cairan eter :cairan berbau khas,mudah terbakar, efek
kadiovaskuler dan hati lebih ringan, waktu induksi lambat. Khasiat
anastetik tak kuat, relaksan otot baik. Dosis 6-7 % tercampur udarah
dengan system terbuka atau tertutup.
TERIMA KASIH
BY
RISNAWATI
RISKA
NUR ALFIANI
NUR SUKMAWATY

You might also like