Professional Documents
Culture Documents
"Ilmu yang membahas keadaan hukum Islam pada masa kerasulan (Rasulullah SAW
masih hidup) dan sesudahnya dengan periodisasi munculnya hukum serta hal-hal
yang berkaitan dengannya, (membahas) keadaan fuqaha dan mujtahid dalam
merumuskan hukum-hukum tersebut”.[1]
B. Pengertian Syari’ah
Syariat secara bahasa berarti al-utbah ( lekuk liku lembah ), maurid al- ma'i (tempat
minum/mencari air) dan jalan yang lurus, sebagaiman firman Allah SWT dalam surat
al-Jatsiah ayat 18.
Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-
Nya kepada Nuh
………
Dan firman Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 48
….untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang
terang….
Syari'ah adalah "law statute" artinya hukum yang telah ditetapkan dalam agama
Islam.[3]
Syariat menurut fuqaha berarti hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui rasul
untuk hamba-Nya agar mereka mentaati hukum ini atas dasar iman, baik yang
berkaitan dengan aqidah, amaliah atau disebut ibadah dan muamalah atau yang
berkaitan dengan akhlak.[4]
C. Pengertian Fiqh
Untuk dapat membedakan perbedaan antara syariat dengan fiqh maka berikut ini
akan dikemukakan pendapat para ulama tentang masalah tersebut diatas.
Fiqh pada masa awal Islam mencakup pemahaman seluruh ajaran Islam secara
umum. Dalam hal ini fiqh identik dengan syari'ah dalam arti umum, karena
mencakup semua hukum-hukum agama baik yang berhubungan dengan aqidah,
ibadah dan akhlak. Semuanya disebut fiqh tanpa ada perbedaan. Hal ini nampak
jelas dari firman Allah SWT :
Sebagian ulama ada yang membedakan secara dikotomi antara syariah dan fiqh.
Syariah hanya terbatas pada hal-hal yang bersumber dari al-Qur'an dan Sunah saja.
Sedangkan fiqh merupakan hasil ijtihad / produk pemikiran para fuqaha yang
menetapkan hukum berdasarkan dalilnya. Mereka menghilangkan sifat sakral ( dari
hasil ijtihad fuqaha ). Perbedaan ini akan berakibat pada penghapusan fiqh secara
menyeluruh dan melepaskan kendali hawa nafsu untuk menetapkan hukum.
Syariat dan fiqh tidak dapat dibedakan secara dikotomi karena keduanya identik.
Syariah dalam arti umum identik dengan agama dan artinya yang khusus identik
dengan fiqh. Syariah bagaikan klise sedangkan fiqh bagaikan pas photonya karena
hukum sebagian diambil dari fiqh dan sebagian besar secara global diambil dari al-
Qur'an dan diperjelas sebagian oleh hadis Nabi SAW secara lansung, dan sebagian
adalah hasil pemahaman produk pemikiran fuqaha melalui ijtihad dengan
menggunakan dalil dzanny.
Syariah dalam arti umum identik dengan agama (al-din), yakni semua peraturan
Allah untuk memperoleh kemaslahatan hamba-Nya baik sebagai ajaran pokok
(aqidah) atau disebut i'tiqadiah ataupun sebagai khuluqiyah dan muamalah yaitu
mencakup semua aspek kehidupan, untuk mewujudkan kebahagian hamba-Nya di
dunia dan akhirat nanti. Syariat dalam arti sempit identik dengan fiqh yang
berkaitan dengan hukum-hukum Allah.
T.M Hasbi Ash Shiddieqy menyarankan agar istilah syariat dan fiqh dikembalikan
kepada pengertiannya yang semula, yaitu keduanya mencakupaqidah, akhlak dan
ahkam. Ia menyarankan pula untuk mencari istilah yang khas untuk hukum yang
bersifat amaliyah.
Ada beberpa prinsip-prinsip hukum Islam yang perlu diketahui dan dilaksanakan
diantaranya sebagai berikut :
1. Tauhid
2. Berkomunikasi langsung
9. Toleransi
F. Macam-macam Tasyri'
Secara umum tasyri' dapat dibedakan menjadi dua yaitu dilihat dari sudut
sumbernya dan dari sudut kekuatannya.[6]
Tasyri' dilihat dari sudut sumbernya dibentuk pada periode Rasulullah SAW yaitu al-
Qur'an dan Sunah. Sedangkan tasyri' kedua yang dilihat dari kekuatan dan
kandungannya mencakup ijtihad sahabat, tabi'in dan ulama sesudahnya. Tasyri'
tipe kedua ini dalam pandangan Umar Sulaiman al-Asyqar dapat dibedakan menjadi
dua bidang. Pertama bidang ibadah dan kedua bidang muamalat.
a. Thaharah
b. Shalat
c .Zakat
d. Puasa
e. I'tikaf
f. Jenazah
g. Haji, umrah, sumpah, nadzar, jihad, makanan, minuman, kurban dan sembelihan.
Bidang muamalat dibagi menjadi beberapa topik yaitu perkawinan dan perceraian,
uqubat (hudud, qishash, dan ta'zir), jual beli, bagi hasil (qiradl), gadai, musaqah,
muzara'ah, upah, sewa, memindahkan utang (hiwalah), syuf'ah, wakalah, pinjam
meminjam ('ariyah), barang titipan, ghashb, luqthah (barang temuan), jaminan
(kafalah), seyembara (fi'alah), perseroan (syirkah), peradilan, waqaf, hibah,
penahanan dan pemeliharaan (al-hajr), washiat dan faraid (pembagian harta
warisan).
Akan tetapi ulama Hanafiah seperti Ibnu Abidin berbeda pendapat dalam
pembagian fiqh. Dia membagi fiqh menjadi tiga bagian yaitu ibadah, muamalat dan
uqubat.
Cakupan fiqh ibadah dalam pandangan mereka shalat, zakat, puasa, haji dan jihad.
Cakupan fiqh muamalat adalah pertukaran harta seperti jual beli, titipan, pinjam
meminjam, perkawinan, mukhasamah (gugatan), saksi, hakim dan
peradilan.Sedangkan cakupan fiqh uqubat dalam pandangan ulama Hanafiah
adalah qishash, sanksi pencurian, sanksi zina, sanksi menuduh zina dan sanksi
murtad.
Ulama syafi'iyah berbeda pendapat dengan mereka. Fiqh dibedakan menjadi empat
yaitu fiqh yang berhubungan dengan kegiatan yang bersifat ukhrawi (ibadah), fiqh
yang berhubungan dengan kegiatan yang bersifat duniawi (muamalat), fiqh yang
berhubungan dengan masalah keluarga (munakahat) dan fiqh yang berhubungan
penyelenggaraan ketertiban negara (uqubat).
Sejarah merupakan salah satu cara untuk mengetahui peristiwa yang telah lalu
dengan mempelajari secara kronologis. Untuk mengetahui sejarah hukum Islam
Khususnya masalah periodisasi sejarah hukum Islam. Para ahli sejarah (muarrikhin)
berbeda pendapat.
Di antara para ahli sejarah hukum Islam ada yang menyebutkan enam periodisasi
misalnya pendapat Khudhari Byk, yaitu :
Menurut Subhi Mahmashshani, dosen sistem Hukum arab pada universitas Amerika
Beirut, menetapkan periodisasi hukum Islam sebagai berikut :
Misalnya fiqh adalah hasil produk pemikiran ulama baik secara individu maupun
kolektif. Oleh karena itu mempelajari perkembangan fiqh berarti mempelajari
pemikiran ulama yang telah melakukan ijtihad dengan segala kemampuan yang
memilikinya.
[3] Ibid
[4] Muhammad Salam Madkur, Al Madhal Li al fiqh al Islam.( Cairo : Dar an Nadhah
Islamiyah)
[6] Umar Sulaiman al-Asygar, Tarikh al-Fiqh al- Islamy, (Amman:Dar al-Nafais,1991),
h.21
http://yogiikhwan.blogspot.com/2008/03/tarikh-al-
tasyri-al-islam.html