Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Kelompok 12
Puji syukur kami panjatkan kepada Illahi Rabbi, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya laporan akhir praktikum Teknik Budidaya Tanaman. Laporan ini
dibuat untuk memenuhi tugas akhir praktikum Teknik Budidaya Tanaman.
Laporan ini dibuat berdasarkan data lapangan hasil praktikum setiap minggu
selama satu semester, yakni semester empat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak baik para dosen
maupun asisten praktikum yang telah membantu dalam pembuatan laporan akhir
ini, sehingga dapat selesai tapat pada waktunya. Harapan kami agar laporan akhir
ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umunya bagi para pembaca.
Tidak ada yang sempurna, kalimat tersebut juga berlaku bagi kami dalam
pembuatan laporan ini. Saran dan kritik sangat kami harapkan sebagai bahan
pembelajaran bagi kami sebagai bahan evaluasi di masa datang. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih dan semoga loparan percobaan ini dapat bermanfaat
sesuai spesifikasinya yakni mengenai Teknik Budidaya Tanaman.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1..2 Tujuan
Pembuatan laporan ini bertujuan untuk :
1. Memberikan informasi mengenai persentase daya tumbuh LCC
(Legume Cover Crops) sebagai tanaman penutup tanah
2. Memberikan informasi tentang hasil pembuatan teras sebagai
konservasi pembukaan lahan terhadap tanah dan air
3. Membandingkan hasil yang diperoleh antara pembukaan lahan
secara manual dengan pembukaan lahan secara mekanis menggunakan
slasher
4. Membandingkan hasil yang diperoleh antara pengolahan tanah
secara manual dan mekanis menggunakan diskplow
5. Memberikan informasi mengenai hasil pembibitan kakao (Pre dan
Main Nursery)
6. Memberikan informasi mengenai kebutuhan pengajiran saat akan
membuat lubang tanam
7. Menyajikan hasil data pembuatan lubang tanam secara mekanis
dengan menggunakan holedigger
8. Menyajikan data penanaman padi sawah
9. Menampilkan data pemangkasan kakao
10. Memberi informasi mengenai
pemeliharaan tanaman tahunan yang telah dilakukan
11. Menyajikan data pengendalian gulma padi sawah
II. BAHAN DAN METODE
2.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan adalah benih Calopogonum mucunoides (Cm),
Centrocema pubescens (Cp), dan Pueraria javanica (Pj), pupuk SP-36, bibit padi,
buah kakao (Theobroma cacao), Upper Amazone Hybrid (UAH), abu gosok, top
soil, pupuk kandang, polybag hitam ukuran 40 cm x 30 cm, pupuk TSP, pupuk
Urea, KCl, pupuk NPK, herbisida, insektisida, fungisida, air, bahan bakar minyak.
2.2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah Simple Water Level (SWL), theodolit,
abney level, klinometer, kompas, target rod, diskplow, slasher, holedigger, stop
watch, tambang plastik, kantong plastik, timbangan, garpu, parang, cangkul,
kored, tali rafia, tugal, meteran, ember, ajir bambu contoh, label percobaan, golok,
gergaji pangkas, gunting pangkas, alat ukur lubang tanam, caplak, landak, dan
knapsack sprayer.
5. Pengajiran
Mempersiapkan ajir – mempersiapkan tali yang telah diberi simpul ukuran
3m, 4m, dan 5m, melakuakan pengajiran berbantuk segiempat dengan
panjang sisi 6 cm – catat waktu yang diperlukan – membuat pengajiran
berbentuk segitika sama sisi dengan panjang sisi 6 m – catat waktu yang
digunakan
9. Pemangkasan Kakao
Memepersiapkan alat yang kan digunkaan (gunting pangkas dan gergaji) –
memangkas tunas air, cabang yang ternaungi, cabang vertical, cabang
yang sakit dan cabang adventif – mencatat waktu yang ddigunakan
Tabel 4. Data Penanaman Legume Cover Crops (LCC) dengan Berbagai Perlakuan
Persen Penutupan Tanah
Persen
Luas Mtd.
Klmpk Perlakuan HK/Ha Pertumbuhan Mtd. Grade
(M²) Kuadran
(%) (%)
(%)
I J1T0 7 682.27 70 72.67 58.6
II J1T1 6 396.82 22 78.63 52.52
III J2T0 4.68 334.233 80 87 85
IV 3.5 489.16 95.67 78 73
V J3T0 5.32 268.2 89 89 92.33
VI J3T1 7.4 532.12 86.4 84.5 88.6
VII T0J1+J2 6.765 351.95 75 94.67 86.69
VIII J1T4 9.4 304.32 55.24 99.23 99.47
IX J5T0 7.92 601.46 45 75 85
X T1j1+j3 7.36 243 60 70,6 72,5
XI J6T0 13.05 228.15 85.09 89.01 82.57
XII T1J2+J3 15.68 569.42 64.7 52.6 64
J1+J2+J3
XIII 17.16 434.8 85 89 86
T0
Pueraria javanica (PJ) biasa digunakan oleh perkebunan karet dan kelapa
sawit sebagai tumbuhan pioneer yang dapat meningkatkan kesuburan tanah, PJ
adalah sejenis kacangan yang cepat menjalar sebab memiliki keunggulan dalam
mengikat unsur N (nitrogen) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman utama (karet
atau kelapa sawit) yang belum dewasa, juga kacangan ini menurunkan suhu tanah
pada saat kemarau. Pueraria javanica atau PJ adalah tanaman Seleksi LCC : perlu
dilakukan sebelum dilakukan penanaman, seleksi dilakukan melalui pengujian
daya kecambah. Tujuan seleksi LCC: mengetahui kemurnian dan persentase
pertumbuhan dari LCC sehingga akan didapatkan pertumbuhan di lahan yang
baik.
Kegunaan LCC :
- Menahan pukulan hujan
- Menahan laju air limpasan
- Menambah N
- Menambah BO (memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah)
- Melindungi permukaan tanah dari erosi
- Mengurangi pencucian unsur hara
- Mempercepat pelapukan barang sisa LC/replanting
- Menekan pertumbuhan gulma
Supaya pertumbuhan dan perkembangan LCC berlangsung dengan baik,
sebelum benih di tanam perlu diinokulasi menggunakan Rhizobium. Penampakan
fisik dari berbagai jenis LCC berbeda-beda. Perlakuan dialur dan ditugal untuk
membedakan perlakuan mana yang lebih efektif. Pada perhitungan persen
penutupan tanah dilakuakn dengan metode grade dan metode kuadran. Dalam
penghitungan persen penutupan tanah, terjadi beberapa kendala diantaranya,
alatnya terbatas dan LCC banyak sekali ditumbuhi gulma sehingga
pengukurannya tidak terlalu valid. Menurut kelompok kami, metode yang paling
valid untuk menghitung persen penutupan tanah oleh LCC ini adalah dengan
menggunkan metode kuadran.
3.5 Pembibitan Kakao (Pre dan Main Nursery)
Penyediaan bahan tanam yang baik dan bermutu sangat penting dilkukan
untuk suatu budidaya tanaman agar memperoleh pertumbuhan yang baik dan
produksi yang maksimal. Praktek pembibitan kakao dimulai dari pre nursery dan
main nursery.
Tabel 5 memberikan data tentang daya berkecambah kakao pada saat
pembibitan.
Pada data table 6 di atas, diantara semua kelompok yang berjumlah 13 didapat
data bahwa Jumlah Ajir Terpasang diantara semua kelompok rata-ratanya adalah
33,6 dengan nilai terbesar diperoleh kelompok 7 yaitu 42 dan nilai terendah
diperoleh kelompok 9 yaitu 21. Pada ketepatan ukuran diantara semua kelompok
didapat rata-rata 8,73 nilai tertinggi diperoleh kelompok 1 yaitu 0,67 dan nilai
terendah diperoelh kelompok 11 yaitu 17,67. Waktu pelaksanaan rata-ratanya
adalah 86,5 dengan waktu tercepat didapat oleh kelompok 5 yaitu 60 dan waktu
terlama didapat oleh kelompok 11 yaitu 120 menit.
Letak tanaman yang teratur memudahkan dalam pemeliharaan, pemungutan
hasil dan pengawasan. Pengajiran dapat dilaksanakan setelah pembukaan lahan
atau setelah pengolahan tanah yang biasanya diikuti dengan pembuatan lubang
tanam.
Pada lahan bergelombang biasanya digunakan sistem tanaman kontur dengan
jarak tanam dalam barisan sama, sedangkan antar barisan berdasarkan letak tinggi
(kemiringan lereng). Pada lahan datar sampai landai (kemiringan 8-10 %) dapat
digunakan tata tanam empat persegi panjang dengan modifikasi dan segitiga sama
sisi.
Cara pengajiran pada lahan miring dengan sistem kontur adalah sebagai berikut
:
1. Garis pengajiran dimulai dari atas lereng turun ke bawah.
2. Tentukan titik tertinggi dan tancapkan ajir. Dari titik itu dibuat deretan
ajir induk dengan jarak tanaman antar barisan 120 cm, dari atas ke
bawah.
3. Pada sisi lain, di sebalah ajir induk tadi dengan jarak kira-kira 20 m
dibuat deretan ajir induk kedua, dengan titik tertinggi sama dengan
salah satu titik ajir dari deretan ajir induk pertama. Deretan ajir induk
kedua juga ditancapkan dari atas turun ke bawah, dengan jarak 120 cm.
4. Sesudah deretan ajir induk kedua ditentukan, maka diantara kedua
induk ajir tadi dibuat deretan ajir induk ketiga atau keempat atau lebih
disesuaikan dengan keadaaan tipologi tanah tepat pada garis kontur.
5. Ajir induk ditentukan dengan menggunakan alat water pass yang
terbuat dari selang plastik dengan garis tengah 0,5 cm.
6. Selanjutnya dengan berpedoman pada ke tiga atau lebih deretan ajir
induk tadi dapat dilakukan pengajiran dengan sistem kontur dengan
jarak tanam 60 cm. Jarak tanaman antar barisan (120 cm). Pada lahan
miring bukan jarak proyeksi tapi jarak sebenarnya (Santosa, 2001).
Pada data praktikum ini, dengan judul Pembuatan Lubang Tanam Secara
Mekanis Menggunakan Holedigger didapat data sebagai berikut. Dengan diameter
yang sama kedalaman rata-ratanya adalah 55 dengan nilai terendah adalah 50
sedangkan nilai tertinggi didapat 65. Sedangkan waktu pelaksanaan rata-ratanya
adalah 25,33 dengan nilai terendah adalah 24 sedangkan nilai tertinggi adalah 30.
Untuk JKT/Ha nilai rata-ratanya adalah 299,67 untuk nilai terendah didapat
260,88 sedangkan nilai tertinggi didapat dengan nilai 325,33.
Dalam penimbunan harus memperhatikan umur, bentuk serta jenis
tanaman. Bibit yang berbentuk stump lubang ditimbun sampai penuh, sedangkan
bibit dalam polybag lubang ditimbun sebagian dan kedalam lubang yang belum
ditimbun tingginya dari permukaan tanah harus sama dengan tinggi polybag.
Ukuran lubang tanam berkisar antara 40 cm3 – 100 cm3 bergantung pada
sifat tanah dan jenis bibit. Sebagai contoh, bibit karet, kelapa, kelapa sawit, kopi,
kakao, cengkih memerlukan lubang tanam yang lebih besar daripada bibit the dan
lada. Tanah yang gembur (ringan) ukuran lubang lebih kecil daripada tanah yang
banyak mengendung liat (berat).
Dari data dapat dilihat bahwa dengan Luas Lahan rata-rata 58m2 didapat
waktu rata-rata pengerjaan adalah 0,72 jam dengan waktu tercepat diperoleh
kelompok 2 yaitu 0,33 jam dan waktu paling lama diperoleh kelompok 9 yaitu 1,7
jam. Dari tabell juga dapat dilihat bahwa prestasi kerja rata-rata adalah 109,05
m2/HK dan keperluan HK/Ha rata-ratanya adalah 146,26.
Bibit ditanaman dalam larikan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 25 x 25
cm, 22 x 22 cm atau 30 x 30 cm tergantung pada varietas padi, kesuburan tanah
dan musim. Padi dengan umlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanaman
yang lebih lebar. Pada tanah subur jarak tanaman lebih lebar. Jarak tanaman di
daerah pegunungan lebih rapat karena bibit tumbuh lebih lambat. 2-3 batang bibit
ditanaman pada kedlaman 3-4 cm (Anonim, 2000).
Dalam bercocok tanam padi sawah, untuk memperoleh produksi yang
tinggi terdapat sepuluh pekerjaan yang perlu dilakukan, yaitu : membuat
persemaian yang baik, mengolah tanah yang sempurna, menggunakan varietas
berproduksi tinggi, menanam dengan jarak tanamn yang beraturan, pemeliharaan
(pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, pengairan yang
cukup) pemanenan, dan pengolahan hasil panen.
Jarak tanaman tanaman padi bergantung varietas, jumlah dan kecepatan
anakan, jumlah bibit yang ditanamn. Varietas unggul baru umumnya ditanaman
dengan jarak tanaman 20 cm x 20 cm, sedangkan dengan metode system rice
intensification (SRI) jarak tanaman lebih lebar (30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm,
dan 50 cm x 50 cm) dengan jumlah bibit yang ditanam 1-2 batang dengan umur
bibit muda 5-7 hari setelah semai.
Teknis penanaman padi sawah adalah sebagai berikut :
1. Lahan sawah yang akan dimanfaatkan untuk usaha tani padi tanpa olah
tanah dikeringakan dengan membuka saluran air keluar dan menutup
saluran air kedalam lahan sawah.
2. Membuat persemaian dengan ukuran 4 x 4 dan selanjutnya benih
disemaikan.
3. Seminggu setelah penyemaian benih, lahan sawah disemprotkan herbisida.
4. Lima hari setelah penyemprotan, masukan air ke sawah dan jaga
ketinggian air sekitar 2-5 cm dan biarkan air itu selama 5 – 10 hari.
5. Lakukan persiapan tanah dengan membabat atau merebahkan selanjutnya
membenamkan sisa singgang dan gulma ke dalam lumpur.
6. Umur 21 hari bibit padi ditanaman denganjarak tanaman 15 x 20 cm
diikkuti dengan pemupukan Urea 250 kg/Ha, TSP 100 kg/Ha dan KCL
100 kg/HA. (Anonim, 1995)
Tabel 9. Waktu Pelaksanaan dan Jumlah Tanaman yang Dipangkas serta Jumlah
HK/Ha Berdasarkan Data 13 Kelompok.
Waktu
Jumlah Tanaman yang
Kelompok Pelaksanaan Jumlah HK/Ha
Dipangkas
(Menit)
I 6 15 296.98
II 7 20 306.12
III 8 30 437.63
IV 12 30 356.67
V 10 75 529.08
VI 13 40 340.25
VII 13 40 359.52
VIII 15 40 174.13
IX 12 93 81.19
X 17 52 39.5
XI 13 45 412.30
XII 10 40 476.19
XIII 6 37 437.67
Berdasarkan data tersebut jumlah tanaman kakao yang dipangkas pada tiap
kelompok berbeda-beda. Hal ini berdampak pada waktu pelaksanaan yang
berbeda, tergantung dari jumlah tanaman kakao yang dipangkas pada tiap
kelompok. Perbedaan jumlah tanaman kakao yang dipangkas dikarenakan
terbatasnya jumlah tanaman pada lahan yang diberikan pada tiap kelompok.
Kriteria pemangkasan dilakukan pada cabang yang sekiranya menghalangi
penyinaran matahari bagi cabang lainnya, cabang yang menghadap searah dengan
arah gravitasi bumi, cabang air, serta cabang yang bertabrakan dengan cabang
lainnya. Rata-rata jumlah cabang yang dipotong dari tiga hitungan yang te belas
kelompok yang melakukan percobaan ini adalah 10.923, sedangkan waktu rata-
rata yang dibutuhkan oleh tiap kelompok untuk melakukan pemangkasan tanaman
kakao adalah 42.846 menit. Hari kerja (HK) per hektar pemangkasan kakao
berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan adalah 326.71.
Data pemangkasan kakao kelompok kami menunjukkan bahwa, jumlah
tanaman kakao yang dipangkas sebanyak sepuluh tanaman dalam waktu empat
puluh menit. HK (Hari kerja) merupakan jumlah pohon yang dipangkas dibagi
dengan prestasi kerja. Sedangkan prestasi kerja adalah hasil bagi dari banyaknya
pohon yang dipangkas dengan HOK (Hari Orang Kerja). HOK adalah hasil kali
waktu dengan tenaga kerja dibagi tujuh (tujuh nerupakan waktu rata-rata orang
kerja). Berdasarkan perhitungan HK/Ha, nilai HK/Ha kelompok kami
menunjukkan nilai sebesar 476,19.
Dalam pelaksanaan pemangkasan kakao yang telah dilaksanakan, kami
penggunakan alat pangkas berupa gergaji dan gunting ranting. Terdapat beberapa
hambatan dalam melakukan pemangkasan tanaman diantaranya adalah, peralatan
yang digunakan terbatas dan kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai
kriteria ranting atau cabang yang harus dipangkas ketika melakukan
pemangkasan.
Tabel 10. Data Persentase Kematian Gulma pada Tanaman Kopi dengan Jenis
Herbisida dan Metode yang Berbeda Berdasarkan Data 13 Kelompok.
Persen Kematian
Kelompok Jenis Herbisida Dosis/Konsentrasi (gr/L)
(%)
I Glikofosat 3L/Ha 80
II Glikofosat 3L/Ha 95
III Paraquat 2L/Ha 80
IV Paraquat 2L/Ha 99.9
V 2.4 DLiquid 2L/Ha 50
VI 2.4 DLiquid 2L/Ha 75
VII 2.4 DLiquid 1.5L/Ha 80
VIII 2.4 DLiquid 1.5L/Ha 75
IX Metilsufuron 1L/Ha 90
X Metilsufuron 1L/Ha 72.5
XI Glufosinat 1.5L/Ha 78
XII Glufosinat 1.5L/Ha 95
XIII Manual - 95
4.1. Kesimpulan
Praktikum teknik budidaya tanaman ini meliputi teknik-teknik penyiapan
lahan hingga siap tanam untuk pertanaman baru. Dalam pelaksanaannya
membutuhkan suatu keterampilan untuk mendapatkan tanaman dengan
produktivitas yang tinggi seperti pemangkasan, pengendalian gulma, penanaman
LCC dan sebagainya. Selain itu diberikan juga pengetahuan tentang ciri-ciri
tanaman yang akan dibudidayakan dengan kesesuaian lahan yang akan ditanam
sehingga mahasiswa menjadi terampil dalam hal teknik budidaya tanaman.
Pembukaan lahan secara mekanis terbukti lebih efektif dan efisien.
Namun, dalam pelaksanaannya biaya yang dibutuhkan relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan pembukaan lahan secara manual. Hal ini dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan kapasitas penggunanya.
Legume Cover Crop sebagai tanaman penutup tanah lebih tepat
pengaplikasiaannya dialur daripada di tugal. Menurut kelompok kami, hal ini
dapat terjadi karena dengan metode alur tidak dibutuhkan jarak tanam. Dalam
kegiatan pembibitan kakao, daya kecambah kelompok tidak seluruhnya mencapai
100%, hal ini dapat terjadi karena kualitas benih yang digunakan kurang bagus,
perawatan yang kurang intensif ataupun karena kondisi internal benih yang
dorman.
4.2 Saran
Terdapat berbagai hambatan dalam pelaksanaan praktikum ini, diantaranya
fasilitas yang kurang memadai, jumlah alat praktikum yang tidak sebanding
dengan jumlah mahasiswa, serta waktu pelaksanaan praktikum yang terkadang
tidak sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Namun secara keseluruhan,
praktikum ini dapat berjalan sesuai tujuannya. Semoga di tahun-tahun berikuynya
praktikum ini dapat berjalan lebih baik.
Daftar Pustaka
Anonim. 1995. Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN). BIP Irian Jaya. Balai
Informasi Pertanian Irian Jaya. No. 143/95.
Anonim. 2000. Padi. Kantor Ristek dan Teknologi.
Aldrich, R. J. 1984. Weed-Crop Ecology. Principles In Weed Management.
Bretoon Publisher. California. 456P.
Djojosumarto, Panut. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisus,
Yogyakarta.
Djojosumanto, Panut. 2008. Pestisida & Aplikasinya. PT Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Ekha, Isvasta. Dilema Pestisida. Tragedi Revolusi Hijau. Kanisus, Yogyakarta.
Irawan, G, Danang, J. dan SH. 2003. Kopi Tetap Jadi Andalan Ekspor.
www.google.com/sinarharapan. (26 September 2006)
Koswara, Engkos. Pengaruh Penambahan Pupuk Nitrogen Terhadap
Efektifitas Dan Effisiensi Herbisida Glifosat Untuk Mengendalikan Gulma Alang-
Alang (Imperata cylinrica (L.) Beauv).Skripsi. Program Sarjana. Program Studi
Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Moenandir, Jody, Dr. Ir. Dipl. Agr. Sc. Pengantar Ilmu dan Pengendalian
Gulma. PT Raja Grafindo Pesada, Jakarta.
Prawoto, A.A. 1998. Kuantifikasi Kriteria Pemangkasan Tanaman Kakao
Melalui Pendekatan Indeks Luas Daun. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.
14(2): 173-181
Rismiwati, Rina, Tri. 2005. Pengelolaan Pemanenan Kakao (Theobroma
cacao L.) di Kebun Batulawang PT Perkebunan Nusantara VIII Ciamis, Jawa
Barat.Skripsi. Program Sarjana. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor
Roshid, Ibnu. 2006. Kajian Aplikasi Campuran Herbisida Glifosfat Dengan
Metilsulfuron Metil Dalam Pengandalian Beberapa Gulma Pertanian. Skripsi.
Program Sarjana. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor
Ruhiat. 2006. Pengelolaan Panen dan Pasca Panen Tanaman Kakao
(Theobroma cacao L.) di Kebun PT Topasari, Kabupaten Labak, Banten. Skripsi.
Program Sarjana. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor
Siskumbang, Z., A. Pasaribu dan Mayang S. M. 2004. Prospek Pembangunan
Industri dan Ekspor Hasil Olahan Kakao Indonesia. Simposium Kakao 2004,
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Hal 1.
Santosa, Undang. 2001. Memilih Loaksi Budidaya Tanaman. Departemen
pendidikan nasioanal, Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan
SMK. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta.
Sukman, Yernelis, Hj., Yakup.Gulma & Teknik Pengendaliannya. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
http://ditjenbun.deptan.go.id/web/images/stories/fruit/komoditi%20kakao
(21 Maret 2007)
http://ditjenbun.deptan.go.id/web/images/stories/fruit/komoditi%20karet
(21 Maret 2007)
http://ditjenbun.deptan.go.id/web/images/stories/fruit/komoditi%20kopi
(21 Maret 2007)