Professional Documents
Culture Documents
Dalam kesempatan kali ini saya ingin menceritakan proses pembuatan herbarium yag
baru saya pelajari sore tadi (29/11). Acara ini merupakan rangkaian dari EXACT
(Experiment in Action) 2007 yang diadakan oleh KIR SMA Negeri 1 Bogor.
Acaranya seru banget dan bermanfaat, karena diisi langsung oleh ahli dan ilmuwan
dari Kebun Raya Bogor, dan banyak hal yang tidak kami ketahui sebelumnya.
Ditambah lagi dengan alat yang canggih dan laboratorium istimewa, membuat mata
selalu berbinar dan penasaran apa fungsinya. Langsung aja deh ke proses pembuatan
herbariumnya.
Pertama, tentunya kita perlu alat dan bahan. Semua ini terdiri dari:
1. Gunting stek
2. Etiket gantung
3. Kertas Koran
4. Sasak kayu
5. Kantong plastik
6. Alkohol 70%
Proses pertama kali pembuatan herbarium adalah pengambilan. Syarat-syarat dalam pengambilan
tanaman adalah tanaman harus lengkap. Lengkap disini adalah terdiri atas daun, bunga, dan
buah. Perlu diketahui bahwa bunga lebih penting daripada buah, karena dari bunga kita dapat
mengidentifikasi lebih baik didukung dengan data seperti jumlah mahkota, adanya
putik/benangsari, dll.
Dalam pengambilan terdapat pula yang disebut antisipasi. Antisipasi dilakukan ketika tanaman
yang ingin kita identifikasi tidak terdapat bunga atau buah. Maka yang kita lakukan adalah
mengambil batang tanaman tersebut (ingat! Pemotongan batang berbentuk miring untuk
menghindari penimbunan air hujan dan embun). dari pucuk daun kita dapat mengetahui rumpun
atau suku dari tanaman tersebut.
Setelah bahan diambil, kita memasang etiket gantung (kertas bertali) untuk memberi data pada
tanaman yang terdiri atas: nama (insial), tanggal pengambilan, dan nomor. Kita mengisi nomor
pada data tersebut berurutan apabila dilakukan di hari, tanggal dan bulan yang sama. Apabila kita
melakukan pengambilan keesokan harinya, makan no. mulai diurut dari awal kembali.
Proses kedua yaitu pengovenan. Sebelum kita meng-oven daun/data yang kita miliki, kita harus
mempersiapkan alat-alat proses pengovenan yaitu sasak kayu yang teridi atas kayu, lembaran
logam, kardus dan kertas koran. Perlu diketahui bahwa alur-alur yang terdapat dalam kertas
kardus harus sama dengan alur pada lembaran logam. Kemudian bahan-bahan tersebut disusun
sedemikian rupa dan kita taruh daun yang kita miliki di dalam kertas koran. Setelah ditumpuk
kembali, sasak kayu kemudian diikat dengan tali tahan panas. Dalam satu sasak bisa memuat
lebih dari satu spesimen atau data.
Suhu dalam pengovenan mencapai 70 derajat Celcius dan dilakukan selama 2 hari. Apabila daun
yang diidentifikasi besar dan tebal, maka bisa mencapai 3 hari.
Ingat! Ketinggian alas permukaan koran ketika sudah ditumpuk harus sama antara daun dan
batang untuk menghindari ketidaksamaan waktu pengeringan.
Setelah itu, kita masuk pada proses pengeplakan. Setelah daun kering, maka seluruh daun
tersebut ditaruh di atas kertas dan ujung-ujung daun ditempel dengan selotip. Pada batang
digunakan benang untuk mengikat agar tidak jatuh. Setelah proses pengeplakan selesai maka
disimpan di lemari yang didesain khusus anti-serangga. Suhu seharusnya adalah 20 derajat
Celcius, dengan tidak menutup kemungkinan bahwa suhu diluar itu tidak apa-apa. Untuk
spesimen dalam freezer, biasanya digunakan suhu 20 derajat Celcius.
Dalam lemari herbarium ini, banyak ditemukan tanaman-tanamn yang diawetkan sejak tahun
1800 hingga 1900-an. Pada masa itu pengawetan dilakukan dengan menggunakan cairan kimia
sublimat. Namun sekarang telah dilarang penggunaanya karena dianggap berbahaya.
Sekian ulasan saya tentang herbarium, semoga dapat menambah wawasan kita semua tentang
botani yang harus kita lindungi hingga akhir zaman.
MEMBUAT INSEKTARIUM
insectarium adalah sampel jenis serangga hidup yang ada di kebun binatang, atau
museum atau pameran tinggal serangga. Insectariums sering menampilkan
berbagai jenis serangga dan arthropoda yang mirip, seperti laba-laba, kumbang,
kecoa, semut, lebah, kaki seribu, kelabang, jangkrik, belalang, serangga tongkat,
kalajengking dan Belalang sembah
alat2 dan bahan2nya mungkin belum tercantum, tetapi mungkin ini sangat
membantu.
3. Serangga yang sudah mati dimasukkan ke dalam kantong atau stoples tersendiri.
Kupu2 dan capung dimasukkan ke dalam amplop dengan hati2 agar sayapnya tidak
patah.
7. Untuk belalang, rentangkan salah satu sayap ke arah luar. Untuk kupu-kupu,
sayapnya direntangkan pada papan perentang atau kertas tebal sehingga tampak
indah. Begitu juga capung.
9. Beri label (di sisi luar kotak) yang memuat catatan khusus lainnya.